Anda di halaman 1dari 37

Journal Reading

PREVALENSI LESI MUKOSA ORAL


PADA PRIA PEROKOK DAN
NONPEROKOK
oleh:
M. Fakhri Altyan

04084821618221

Dwi Lestari

04084821618222

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN GIGI DAN MULUT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG

Pendahuluan

Subjek dan Metode Penelitian

OUTLINE
Hasil

Diskusi

PENDAHULUAN

Merokok
Faktor risiko
Radikal bebas

Tujuan
Penelitian

Kerusakan seluler
& DNA
>>jumlah inti
aneuploid di
epitel mukosa
mulut
menyebabkan
lesi oral
malignant dan
premalignant

Lesi mukosa
oral

untuk menentukan prevalensi dari


lesi mukosa oral pada perokok
dibandingan dengan yang tidak
merokok

SUBJEK DAN METODE


PENELITIAN
Subjek
Penelitia
n
516 laki-laki
(258 perokok,
258
nonperokok
usia 20-50
tahun)

Kriteria
Inklusi:
- kebiasaan
merokok
setidaknya 5
sigaret per hari,
sejak lebih dari 5
tahun yang lalu
- Nonperokok
sehat yang
datang ke
pemeriksaan rutin
Dept. Gigi
Hamadan
Exclusion:

Subjek
dengan
penyakit
sistemik,
konsumsi
alkohol, dan
menjalani
terapi
tertentu

Alat
Ukur
Kuesioner
Pemeriksaan
Fisik
Penunjang:
Biopsi

Analisis
Statistika
Chisquar
e
Regres
i
Logisti
k

HASIL

Usia rata-rata dari partisipan adalah 29.267.359 tahun


Lesi yang paling umum pada perokok adalah coated tongue[258 (100%)],
gingivitis [148(57.3%)], oral melanosis [120(46.5%)], dan periodontitis
[110(42.6%].
Pada kontrol (bukan perokok) adalah coated tongue [91(35.2%)], gingivitis
[83(32.1%)], oral melanosis [25(9.6%)], dan periodontitis [15(5.8%)]

HASIL
leukoplakia [2(0.7%)], dan SCC [0(0%)] angka
kejadiannya paling sedikit pada kelompok bukan perokok
Oral halitosis jarang terdapat pada grup kontrol.
Jumlah keseluruhan dan intensitas dari lesi mukosa oral
jauh lebih tinggi pada kelompok perokok daripada grup
control
Prevalensi Lesi Mukosa Oral secara statistik terlihat
perbedaan antara dua kelompok

HASIL

Proses penuaan tidak menunjukkan pengaruh yang


signifikan terhadap oral lession, walaupun pengaruh dari
merokok secara statistik menunjukkan hasil yang signifikan
untuk lesi selain leukoplakia.

DISKUSI
Penelitian ini tidak mengevaluasi adanya anomali perkembangan
mukosa mulut
Kejadian coated tongue adalah yang paling umum
Rentang usia pada kedua kelompok sama tidak dievaluasi
pengaruhnya terhadap lesi oral.
Usia memeiliki hubungan yang signifikan sebagai faktor risiko lesi
mukosa oral (pada penelitian lain).
perokok memiliki lesi yang lebih parah (Beberapa merupakan
lesi premalignan dan mempengaruhi kesehatan mulut, gigi,
gingiva)

DISKUSI
Variasi lesi oral yang lazim (menurut penelitian lain):
Fordyce granule, fissured tongue, leukoedema, varises,
friction hiperkeratosis, smokers palates, aftosa
stomatitis, oral submukosa fibrosis, oral malignant
leukoplakia, median rhomboid glossitis, kandidiasis oral,
lichen planus, traumatic ulcer, stomatitis, geographic
tongue, betel chewers mucosa, fibroma irritation,
angular cheilitis, dan herpreslabialis.
Dalam studi ini, peneliti hanya memeriksa lesi yang
muncul dalam mukosa mulut pada saat pemeriksaan.

DISKUSI
Prevalensi kanker dalam penelitian ini adalah 1,1%.
Penelitian lain prevalensi kanker adalah 0,03%, dan hasil
mereka menunjukkan korelasi antara kebiasaan dan lesi yang
mirip dengan hasil ini
Penelitian ini memilih hanya perokok dan tidak mengevaluasi
kebiasaan lainnya seperti alkohol dan mengunyah tembakau
Dalam studi lain, OML berbeda menurut beberapa kebiasaan,
tetapi yang paling umum adalah pada perokok perlu follow up
dan evaluasi secara sistematis pada perokok, juga edukasi ttg
bagaimana memperlakukan dan merawat perokok

DISKUSI
Dalam sebuah studi lain tentang leukoplakia, prevalensi
leukoplakia adalah 0,59%
Dalam penelitian ini, leukoplakia diamati pada 2,7% dari pasien.
Dalam studi lain juga, merokok memiliki korelasi besar dengan
frekuensi leukoplakia dalam rongga mulut
Namun, leukoplakia (14%) adalah kondisi mukosa yang paling
umum di studi lain
Jumlah rokok yang digunakan oleh perokok di dua studi yang
lain mungkin berbeda

DISKUSI
Perokok berat menunjukkan kondisi periodontal yang lebih
buruk selain karena faktor kebersihan mulut
Peneliti menyimpulkan bahwa lesi mukosa oral secara
signifikan lebih sering terjadi pada perokok
Menurut literatur, hasil ini adalah sama seperti penelitian
yang lain Dokter gigi harus menyadari efek dari merokok
pada perkembangan lesi patologis oral dan mendorong
perokok untuk berhenti merokok.
Merokok tembakau meningkatkan jumlah inti aneuploid di oral
epithelium dan menyebabkan lesi oral malignant dan
premalignant.

DISKUSI
Lesi mukosa oral paling umum adalah coated tongue dan
masalah pada gingiva
Lesi mukosa oral secara statistik lebih tinggi pada perokok
dibandingkan bukan perokok merokok merupakan faktor
predisposisi perkembangan masalah gingiva
Di penelitian ini, peneliti menemukan lesi malignant dan premalignant pada perokok perokok harus diperiksa secara hatihati
Kehati-hatian dalam penilaian berkala OML pada perokok
tampaknya menjadi hal yang penting karena efek samping
dan lesi yang disebabkan oleh merokok, juga untuk
meningkatkan pencegahan primer dan sekunder

TERIMA KASIH

PERTANYAAN
Renita
Bagaimana patofisiologi dari merokok menimbulkan lesi oral.

Muthia
Apakah lesi bisa timbul dari non perokok, bagaimana ?

Galih
Edukasi apa saja untuk pasien ini ?

MANIFESTAI PADA GINGIVA


Merokok dapat
meningkatkan akumulasi
plak, menyebabkan
resesi gingiva, dan
meningkatan kedalaman
pocket
Merokok merusak
kekebalan host immunity,
sehingga lebih mudah
terjadi infeksi

Gingivitis &
Periodontitis

MANIFESTAI PADA GINGIVA


Smokers Melanosis

Michael A.O.Lewis, Richard C.K.Jordan., A Colour Handbook of Oral


Medicine, Manson Publishing Ltd, 2004

Berbentuk makula, tidak ada keluhan sakit

Meningkatnya produksi melanin yang dihasilkan


melanocyte, berkumpul didaerah lapisan sel basal
dan lamina propria

Diagnosis banding
Smokers Melanosis
Racial melanosis

Melanosis akibat obat


Peutz Jeghers syndroe
Addisons diseases
Gejala awal dari
melanoma

Smokers melanosis adalah benign

Apabila diperlukan untuk menegakkan diagnosa,


dilakukan Biopsi
Warna akan berkurang beberapa bulan atau tahun,
apabila berhenti merokok

FRICTIONAL KERATOSIS
Lesi putih yang disebabkan karena adanya tekanan
dalam mulut dan menyebabkan pembentukan keratin
yang berlebih. Misalnya ; kebiasaan mengigit pipi dan
lidah. Friksional keratosis biasanya tidak menyebabkan
adanya gejala, lesi putih tersebut tidak ganas.
Penderitanya lebih banyak wanita dibandingkan laki-laki.

Etiologi dan Patologis


Kebiasaan menggigit pipi, thrusting lidah, atau menghisap mukosa
Prothesa dental lepasan yang tidak cekat atau patah, dan peralatan
orthodontik
Permukaan gigi yang fraktur atau tidak rata yang mempengaruhi
jaringan lunak sekitarnya
Penyikatan gigi yang tidak benar dan alat bantu kebersihan mulut
lainnya yang mempengaruhi jaringan attached gingiva.
Histopatologis
Hiperkeratosis dengan penonjolan lapisan sel granular
Epitel mengalami hiperplasia
Tidak dysplasia

Lesi putih berupa plak


yang tidak bisa dikerok
Variasi bentuk :
Lesi putih rata
Wart like
Menebal seperti kulit
Lesi bercampur merah
dan putih Speckled
Leukoplakia

Leukoplakia

Terbanyak pada lidah, bibir bawah, retromolar, dan


dasar mulut
Kebanyakan yang di dasar mulut berubah menjadi
malignant

Untuk menegakkan diagnosa diperlukan biopsi

Perawatan :
Menghilangkan faktor
disposisi
Kontrol tiap 6 bulan

Keratosis pada hard palate, karena


paparan panas
Pada mukosa palatal awalnya
terlihat kemerahan
Setelah berapa lama mukosa
tersebut berkerut dan berubah
warna menjadi putih keabu-abuan,
berbentuk micronodule dengan
lubang ditengah warna merah.
Terjadi keradangan dan pelebaran
pada saluran kelenjar saliva minor

Nicotinic Stomatitis /
Smokers Palate

Diagnosis Banding
Nicotine Stomatitis
Reserve smokers palate
Leukoplakia
Discoid Lupus
Erythematosus

CARCINOMA
Tembakau mengandung hydrocarbon yang bersifat
carcinogenik
Kanker rongga mulut yang terjadi akibat tembakau :
Squamous cell carcinoma
Lidah
Dasar mulut

Verrucous carcinoma
Lip carcinoma
Bibir atas > Bibir bawah

ORAL SQUAMOUS CELL


CARCINOMA
Oral Squamous Cell
Carcinoma merupakan
malignant neoplasm pada
lapisan squamous
epithelium
Faktor resiko : Tembakau
dan Alkohol
Penyebab infeksi :
Candidiasis, Siphilis &
Human Papiloma Virus,

Awal lesi tidak ada keluhan


sakit, muncul setelah 6 bulan
kemudian
Lesi berbentuk ulcer dengan
peninggian pada tepi ulser,
tidak sembuh lebih dari 3
minggu, berwarna putih
kemerahan
Numbness
Terdapat Cervical
lymphadenopathy

Diagnosis banding :

Kerantoacanthoma
Basal cell carcinoma

Menegakkan diagnosis : Biopsi dan Radiology

Surgery
Stop predisposisi

Perawatan :

LIP CARCINOMA
Lip Carcinoma merupakan
Squamous Cell
Carcinoma pada bibir
Terjadi pada vermilion
border, daerah
perbatasan antara merah
bibir dengan mukosa bibir
Awalnya adalah lesi ulcer
yang lama tidak sembuh

Dapat bermetastase ke kelenjar limfe submental dan


submandibular

Diagnosis banding : Lip Carcinoma akibat herpes


labialis

VERRUCOUS CARCINOMA
Merupakan variant dari Squamous
Cell Carcinoma
Terjadi pada pasien smokeless
tobacco dalam jangka waktu yang
lama
Bentuk lesi awal seperti
leukoplakia dan sangat sakit
Lesi invasiv samapi pada tulang
Bentuk Lesi berlipat lipat
dengan celah yang dalam
Perawatan : bedah

COATED TONGUE
oated tongue adalah lapisan berwarna putih, kuning, atau kecoklatan di atas
permukaan lidah, yang disebabkan oleh adanya akumulasi dari bakteri, debris
makanan, lekosit dari poket periodontal, dan deskuamasi sel epitel
Etiologi: Perubahan pola diet, ketidakmampuan fisik untuk menjaga oral hygiene
dengan baik, dan penurunan jumlah aliran saliva akan menyebabkan akumulasi
dari debris oral. Selain itu dikatakan pula bahwa ketebalan coated tongue akan
semakin bertambah pada pasien penderita penyakit periodontal. Leukosit
meningkat pada saliva pasien dengan penyakit periodontal, dan lekosit akan
terakumulasi pada permukaan lidah
Pada dasarnya, permukaan atas lidah adalah daearah yang rentan iritasi. Iritasi
ini sering disebabkan oleh minuman yang terlalu panas atau makanan yang
kasar. Hal tersebut menyebab bagian permukaan lidah membentuk perlindungan
berupa lapisan dari keratin yang telah mati. Dalam keadaan normal jumlah
keratin yang diproduksi sama dengan keratin yang mengelupas ( telah mati).
Pada keadaan tidak normal keseimbangan tersebut terganggu sehingga
menyebabkan coated tongue. Coated tongue juga dapat disebabkan oleh diet
makanan lunak yang menyebabkan keratin tidak terangsang untuk mengelupas

Anda mungkin juga menyukai