0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
20 tayangan12 halaman
Merokok dapat menyebabkan berbagai gangguan dan penyakit di rongga mulut. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran mukosa mulut pada perokok aktif. Sampel penelitian adalah 20 perokok aktif di Bandung. Saliva sampel dikumpulkan dan diperiksa menggunakan pewarnaan Giemsa di bawah mikroskop untuk mengamati kondisi mukosa mulut.
Merokok dapat menyebabkan berbagai gangguan dan penyakit di rongga mulut. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran mukosa mulut pada perokok aktif. Sampel penelitian adalah 20 perokok aktif di Bandung. Saliva sampel dikumpulkan dan diperiksa menggunakan pewarnaan Giemsa di bawah mikroskop untuk mengamati kondisi mukosa mulut.
Merokok dapat menyebabkan berbagai gangguan dan penyakit di rongga mulut. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran mukosa mulut pada perokok aktif. Sampel penelitian adalah 20 perokok aktif di Bandung. Saliva sampel dikumpulkan dan diperiksa menggunakan pewarnaan Giemsa di bawah mikroskop untuk mengamati kondisi mukosa mulut.
NIM : 411117011 BAB 1 A. Pendahuluan • Merokok merupakan kebiasaan yang memiliki daya merusak cukup besar terhadap kesehatan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lingkungan asap rokok adalah penyebab berbagai penyakit, pada perokok aktif maupun pasif. • Perokok aktif adalah menghisap asap dari rokok langsung, dan juga melalui filter.Sedangkan perokok pasif merupakan seseorang yang menghirup asap rokok dari perokok aktif. • Merokok tidak hanya menimbulkan efek secara sistemik, tetapi juga dapat menyebabkan timbulnya kondisi patologis di rongga mulut. Gigi dan jaringan lunak rongga mulut, merupakan bagian yang dapat mengalami kerusakan akibat rokok. Penyakit periodontal, karies, kehilangan gigi, resesi gingiva, lesi prekanker, kanker mulut, serta kegagalan implan, adalah kasus-kasus yang dapat timbul akibat kebiasaan merokok. Lanjutan
• Kandungan rokok berupa tembakau, tar, nikotin, karbon
monoksida, ammonia, dan derivat-derivat lainnya dapat mengiritasi rongga mulut saat dikonsumsi karena adanya pembakaran. • Kebiasaan merokok merupakan salah satu pencetus timbulnya gangguan serta penyakit rongga mulut, antara lain dapat mengakibatkan gigi. • Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Merokok menjadi kebiasaan yang sangat umum dan meluas di masyarakat. Meskipun telah terbukti dapat menyebabkan munculnya berbagai kondisi patologis, secara sistemik maupun lokal dalam ronggamulut, tetapi kebiasaan merokok ini sangat sulit untuk dihilangkan. Lanjutan
• Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 prevalensi
perokok di Indonesia sebanyak 29,2% dan pada data Riskesdas 2012 prevalensi perokok di Indonesia telah menjadi 34,7%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan prevalensi perokok di Indonesia. • Saliva sebagai salah satu bentuk sistem pertahanan rongga mulut, merupakan hasil sekresi eksokrin dengan komposisi 99 % air termasuk cairan elektrolit, protein dalam bentuk enzim, immunoglobulin, glikoprotein mukosa, albumin, dan beberapa oligopeptida. Saliva diproduksi oleh tiga kelenjar saliva utama yakni kelenjar parotid, submandibula, dan sublingual serta beberapa kelenjar saliva minor lainnya. • Fungsi umum saliva antara lain sebagai indera perasa, proteksi, lubrikasi, dilution, cleaning, buffering system, menjaga integritas enamel gigi, digesti, perbaikan jaringan sekitar rongga mulut, dan juga komponen antibacterial Lanjutan B. Rumusan Masalah Berdasarkan fenomena dan latar belakang di atas, merumuskan masalah tentang: “Bagaimana gambaran mukosa mulut pada perokok aktif?” C. Tujuan peneltian Untuk mengetahui gambaran mukosa mulut pada perokok aktif BAB II TINJAUAN PUSTAKA • Rongga mulut merupakan jalan masuk utama untuk makanan, minuman, dan bahan-bahan lain, misalnya rokok. • Kebiasaan merokok merupakan salah satu pencetus timbulnya gangguan serta penyakit rongga mulut, antara lain dapat mengakibatkan gigi berubah warna, penebalan mukosa, gingivitis bahkan penyakit kanker mulut • Kesehatan mulut memiliki peranan penting pada kesehatan tubuh dan mempengaruhi kualitas kehidupan. Pemeliharaan kesehatan mulut merupakan salah satu upaya untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan mulut. • Rongga mulut yang sehat ditandai dengan adanya keseimbangan ekologi yang ditentukan oleh berbagai faktor diantaranya, komponen seluler, humoral serta flora normal. • Komponen sitologi termasuk epitel mukosa, jaringan ikat, dan leukosit. Berbagai keadaan dapat mempengaruhi keseimbangan dan komposisi flora rongga mulut. Lanjutan • Komponen sitologi termasuk epitel mukosa, jaringan ikat, dan leukosit. Berbagai keadaan dapat mempengaruhi keseimbangan dan komposisi flora rongga mulut. • Apabila sistem kekebalan tubuh seseorang menurun, bakteri yang normalnya ada di dalam rongga mulut dapat berubah menjadi bakteri patogen yang menyebabkan infeksi, dan infeksi rongga mulut dapat menyebar dan menimbulkan penyakit sitemik. • Rongga mulut dilapisi oleh mukosa yang terdiri atas epitel dan lamina propria, serta jaringan ikat pada submukosa. • Berbagai tipe leukosit terdapat di lapisan submukosa yang dapat bermigrasi ke mukosa dan dapat ditemui di dalam saliva. Lanjutan • Epitel rongga mulut terdiri dari epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk sebagai pelindung. • Epitel terdiri atas sel basal, parabasal, intermediet dan superfisial, sel epitel ini secara berkala mengalami proliferasi, maturasi dan eksfoliasi. • Dari kebiasaan merokok tersebut dapat mengakibatkan kanker rongga mulut • kanker rongga mulut dan lokasi yang paling sering terkena adalah lidah, orofaring, bibir, dasar mulut, gusi, palatum keras, dan mukosa bukal. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian di lakukan pada tanggal 05 Mei – 20 Mei 2019 , penelitian di lakukan di Laboratorium Sitohistoteknologi STIKES Jendral Achmad Yani Cimahi. B. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional. C. Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan adalah laki-laki perokok aktif di daerah Bandung.Sampel yang digunakan adalah laki laki perokok aktif dengan jumlah sampel 20 orang. lanjutan D. Alat dan Bahan Alat : 1. Wadah 2. Objekglass 3. Alat pewarnaan 4. Mikroskop Bahan : 1. Larutan Giemsa 2. Air 3. Saliva 4. Alkohol E. Cara Kerja 1. Tahap pertama, berkumur dengan menggunakan air bersih 2. Persiapkan obyek gllas dilap menggunakan tisu yang diberi alkohol secukupnya. 3. Kumur- kumur menggunakan air masukan hasil kumuran kedalam wadah 4. Kemudian di sentrifus 5. Pada obyek glass, teteskan satu tetes air kumuran tersebut dan biarkan kering 6. Lakukan pewarnaan menggunakan Giemsa selama 1 menit 7. Tutup dengan cover glass yang di berikan entelan 8. Lihat di bawah mikroskop Daftar Pustaka • Departemen Kesehatan RI (Depkes RI).. Riset kesehatan dasar (Riskesdas). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI. 2013. hlm. 110-4. • Santoso D, Titien I, Kusuma P. Pengaruh pemakaian breket terhadap maturasi sel epitel mukosa bukal pada pasien anak periode gigi bercampur. Jurnal Kedokteran Gigi. 2013; 4(4): 248-53. • Kusuma ARP. 2013 Pengaruh rokok terhadap terhadap kesehatan gigi dan rongga mulut. Majalah ilmiah sultan agung. • Neville BW. Oral and Maxillofacial Pathology. 3rd ed. Philadelphia: Elsevier Saunders;2009. TERIMAKASIH