Anda di halaman 1dari 26

PINANG (BETEL NUT)

Pembimbing: drg. Meiske Paoki, Sp.BM


Oleh: Yehuda Simbiak
(0120840287)
SMF ILMU GIGI DAN MULUT RSUD DOK II
JAYAPURA - PAPUA
EPIDEMIOLOGI
Kebiasaan mengunyah pinang dianggap berasal dari Asia
Tenggara, kemungkinan besar di Malaysia

Merupakan zat adiktif yang banyak dikonsumsi selain


nikotin, etanol dan kafein dan dikonsumsi oleh sekitar 10%
dari populasi dunia.

Pinang secara luas dikonsumsi oleh semua kelompok usia di


seluruh dunia, usia tertinggi 25-34 tahun (laki-laki 67.0%,
perempuan 28.0%)
- Penggunaan zat psikoaktif merupakan salah satu bagian
dalam kehidupan masyarakat. Zat psikoaktif didefinisikan
sebagai substansi yang dapat mengubah cara kita berpikir
atau perasaan.

- 10% - 20% populasi dunia atau sekitar 600 juta orang


mengkonsumsi pinang. Kebiasaan mengunyah sirih dan
pinang diperkirakan berasal dari Asia Tenggara.
- Umumnya pinang dikunyah dengan kombinasi daun sirih,
buah sirih dan bubuk kapur. Bahan rempah yang lain
seperti kapulaga, cengkeh atau tembakau juga sering
ditambahkan dengan maksud meningkatkan rasa ataupun
efek fisiologis.
EFEK FISIOLOGIS
UMUM
Efek fisiologis yang diperoleh dapat terjadi dalam
beberapa menit setelah menguyah sirih karena bahan-
bahan diserap langsung ke dalam aliran darah melalui
mukosa mulut.
Efek ini disebabkan oleh aktivasi dari jalur simpatik
dengan kandungan alkaloid dalam sirih dan pinang.
KANDUNGAN PINANG
Pinang mengandung :
- polyphenol (flavonol dan taninn),
- alkaloid (arecoline, arecaidine, arecain,
guvacin, arecolidine, guvacolin, isoguvacolin
dan colin).
- Arecolin yang toksik dalam biji pinang dapat
mempengaruhi sistem saraf dan menghasilkan
euphoria ringan yang akan memberikan sifat
ketagihan.
METABOLISME BETEL NUT
• Bubuk kapur berwarna putih berasal dari karang
laut atau cangkang dari kerang yang telah dibakar.
• Kapur dapat diperoleh dengan cara memperoleh
batu kapur (kalsium karbonat /CaCo3), selanjutnya
mengeluarkan gas CO2  kalsium oksida /CaO
• Sirih merupakan jenis tanaman dari famili
peperaceae
DAMPAK MENGKONSUMSI PINANG Menurut WHO
tahun 2012

Farmakologi:
konsumsi pinang dihubungkan dengan efek
fisiologis singkat dan jangka panjang. Efek singkat
terjadi dalam beberapa menit setelah mengunyah
pinang karena bahan-bahan yang diserap langsung
ke dalam aliran darah melalui mukosa mulut.
Efek ini disebabkan oleh aktivasi dari jalur simpatik
oleh alkaloid pinang dan memberikan gejala sbb:
• Pusing dan jantung berdebar
• Sensasi panas dan berkeringat
• Ketidaknyamanan epigastrium dan diare
• Peningkatan respirasi dan detak jantung
• Hilangnya rasa haus dan lapar
• Relaks dan perasaan bahagia
EFEK PINANG PADA ORAL HARD TISSUES
1. Perubahan warna gigi dan karies gigi
(tooth discoloration and dental caries)

Noda pinang tertanam pada gigi,


gingiva dan mukosa oral. Warna
merah sampai hitam tergantung waktu
dan frekuensi makan pinang.
EFEK PINANG PADA ORAL HARD TISSUES
2. Abrasi gigi yang berlebihan dan gigi yang retak
(Excessive tooth abrasion and fractured teeth)

Pinang menyebabkan gigi


retak dan abrasi okolusal
luas pada penikmat pinang,
gigi molar, premolar dan
caninus benar-benar
kehilangan bentuk cuspal
dan gigi incisivus akan
menjadi pendek
EFEK PINANG PADA ORAL HARD TISSUES
3. Temporomandibular joint pathology

Triveldy et al 2002 berpendapat


bahwa proses kebiasaan menguyah
sirih yang terlalu sering bisa
menimbulkan kerusakan pada sendi
temporomandibular. Namun masih
sulit dibuktikan karena banyak gejala
yang terkait dengan kerusakan sendi
temporomandibular, misalnya trismus.
EFEK PINANG PADA ORAL SOFT TISSUES

1. Periodontal Disease
• Merupakan penyakit yang secara
siginifikan menyebabkan kemungkinan
kehilangan gigi (gigi tanggal).
• Merupakan penyakit gusi progresif yang
mengakibatkan hilangnya struktur
pendukung gigi dan berkaitan langsung
dengan kebersihan mulut.
EFEK PINANG PADA ORAL SOFT TISSUES

2. Betel chewer’s mucosa


• Pertama kali dijelaskan oleh Mehta et al (1972).
• Hal ini ditandai dengan adanya  perubahan
warna coklat-merah pada mukosa oral pada
lokasi penempatan pinang
• Terkait dengan hiperplasia epitel (trivedy et al.,
2002).
• Meskipun BCM tidak dianggap sebagai lesi
premaligna  sering terjadi bersamaan dengan
lesi premaligna, mis. Leukoplakia.
EFEK PINANG PADA ORAL SOFT TISSUES

3. Betel-induced lichenoid lesions

 Daftary et al. (1980)


mengidentifikasi lesi pada
pengguna pinang.
 Terutama mukosa bukal dan
lidah  histologis menunjukkan
reaksi lichenoid.
 Lesi ini hilang dengan berhenti
menguyah pinang
EFEK PINANG PADA ORAL SOFT TISSUES
4. Submucous Fibrosis
• Penyakit kronis yang melemahkan rongga
mulut, ditandai dengan peradangan dan
progresif pada jaringan submukosa.
• Ditandai dengan kekakuan sehingga terjadi
kesulitan dalam membuka mulut. Kondisi dapat
diketahui dengan baik dan gangguan ini sangat
berkaitan dengan mengunyah pinang.
• Orang dengan submucous fibrosis biasanya
tetap sakit walaupun kebiasaan menguyah
pinang dihentikan.
EFEK PINANG PADA ORAL SOFT TISSUES
5. Leukoplakia

• Leukoplakia oral adalah plak atau bercak


putih yang merupakan gangguan dengan
tingkat berpotensi ganas, kemunculan bercak
ini misalnya mulut bagian bawah, gusi, sisi
pipi, bibir, langit-langit dan rongga bagian
dalam.
EFEK PINANG PADA ORAL SOFT TISSUES
5. Leukoplakia

• Leukoplakia oral adalah plak atau bercak


putih yang merupakan gangguan dengan
tingkat berpotensi ganas, kemunculan bercak
ini misalnya mulut bagian bawah, gusi, sisi
pipi, bibir, langit-langit dan rongga bagian
dalam.
EFEK PINANG PADA ORAL SOFT TISSUES
6. Erythroplakia

Erythroplakia adalah plak atau bercak


terang merah beludru terang pada
mukosa oral yang tidak dapat dicirikan
sebagai kondisi lain (Hashibe et Al.
2000).
EFEK PINANG PADA ORAL SOFT TISSUES
7. Oral Cancer
• Kanker rongga mulut memiliki penyebab
multifaktorial seperti mengkonsumsi alkohol,
menyirih, sinar matahari, faktor genetik dan
virus.
• 70% karsinoma sel skuamosa terjadi pada
20% mucosa oral, sisanya pada lidah dan
dasar mulut.
• Lesi akibat pinang  mukosa bukal posterior
dan batas lateral lidah (Thomas & MacLennan
1992)
EFEK SISTEMIK ARECA NUT
Lichenoid reaction on the right buccal
Staining of teeth due to areca chewing
mucosa
Homogenous Luekoplakia on the right buccal mucosa
Blanching of the palate in Oral sub mucose Squamous cell carcinoma on the
fibrosis (OSMF) ginggival
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai