Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagaimana tertera dalam pendahuluan KepMenkes No.
128/Menkes/SKII/2004 bahwa pembangunan kesehatan merupakan bagian
integra dan terpenting dari pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya
pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan
kemauan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
Puskesmas adalah penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan
untuk tingkat pertama. Dalam menjalankan tugas pokoknya puskesmas harus
bekerja secara akuntabel, dimana seluruh kegiatan dibuat laporan hasil kerja.
Seluruh perangkat disiapkan untuk bisa mencatat, melaporkan, bahkan
menganalisa semua data atau informasi kesehatan yang sekarang lebih dikenal
dengan system informasi kesehatan (SIK), dimana hal tersebut dapat menjadi
acuan dalam memanifestasikan akuntabilitas kinerja instansi kesehatan
pemerintah
Oleh karena itu, derajat kesehatan harus dapat terukur dalam bentuk data
atau informasi, yang nantinya bisa dijadikan acuan dalam bahan evaluasi,
penilaian dan perencanaan pembangunan kesehatan tahap berikutnya.
Upaya promosi kesehatan adalah pemberdayaan masyarakat dengan
menggunakab straeg advokasi kesehatan, menggalang kemitraan dan membina
suasana yang kondusif bagi terwujudnya perilaku hidup sehat di masyarakat, serta
menggerakan masyarakat untuk sehat.
Dari persoalan diatas, penulis tertarik untuk membuat makalah yang
berjudul “Promosi Kesehatan di Puskesmas Sambongpari”

1
1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui waktu peraktek puskesmas
2. Untuk mengetahui ada berapa dokter dipuskesmas yang berkaitan
3. Untuk mengetahui tupoksi dari program promosi kesehatan
4. Untuk mengetahui sasaran dari program promosi kesehatan
5. Untuk mengetahui capaian dari program promosi kesehatan
6. Untuk mengetahui siapa saja yang terjun langsung dalam program promosi
kesehatan
7. Untuk mengetahui waktu diadakannya promosi kesehatan di puskesmas yang
bersangkutan
8. Untuk mengetahui dari mana biaya untuk program promosi kesehatan
9. Untuk mengetahui tanggapan masyarakat terhadap program promosi
kesehatan.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Promosi Kesehatan

Menurut Green (Notoatmodjo, 2007), promosi kesehatan adalah segala


bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan
ekonomi, politik, dan organisasi, yang direncanakan untuk memudahkan perilaku
dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. Green juga mengemukakan bahwa
perilaku ditentukan oleh tiga faktor utama yaitu :

1. Faktor predisposisi (predisposising factors), yang meliputi pengetahuan dan


sikap seseorang.
2. Faktor pemungkin (enabling factors), yang meliputi sarana, prasarana, dan
fasilitas yang mendukung terjadinya perubahan perilaku.
3. Faktor penguat (reinforcing factors) merupakan faktor penguat bagi seseorang
untuk mengubah perilaku seperti tokoh masyarakat, undang-undang,
peraturan-peraturan dan surat keputusan.

Menurut Lawrence Green (1984), promosi kesehatan adalah segala bentuk


kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi,
politik, dan organisasi yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku
dan lingkungan yang baik bagi kesehatan. Pada dasarnya tujuan utama promosi
kesehatan adalah untuk mencapai 3 hal, yaitu :

1. Peningkatan pengetahuan atau sikap masyarakat


2. Peningkatan perilaku masyarakat
3. Peningkatan status kesehatan masyarakat

3
Menurut Lawrence Green (1990) dalam buku Promosi Kesehatan
Notoatmodjo (2007) tujuan promosi kesehatan terdiri dari 3 tingkatan, yaitu :

1. Tujuan Program Merupakan pernyataan tentang apa yang akan dicapai dalam
periode waktu tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan.
2. Tujuan Pendidikan Merupakan deskripsi perilaku yang akan dicapai untuk
mengatasi masalah kesehatan yang ada 9.
3. Tujuan Perilaku Merupakan pendidikan atau pembelajaran yang harus
tercapai (perilaku yang diinginkan). Oleh sebab itu tujuan perilaku
berhubungan dengan pengetahuan dan sikap.

Strategi Promosi Kesehatan Berdasarkan rumusan WHO (1994), dalam


Notoatmodjo (2007), strategi promosi kesehatan secara global terdiri dari tiga hal,
yaitu :
1. Advokasi (advocacy)
Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain, agar orang lain
tersebut membantu atau mendukung terhadap tujuan yang akan dicapai.
Dalam konteks promosi kesehatan, advokasi adalah pendekatan kepada para
pembuat keputusan atau penentu kebijakan di berbagai sektor, dan di berbagai
tingkat, sehingga para pejabat tersebut dapat mendukung program kesehatan
yang kita inginkan.
2. Dukungan sosial (social supporrt)
Strategi dukungan sosial adalah suatu kegiatan untuk mencari dukungan sosial
melalui tokoh-tokoh formal maupun informal. Tujuan utama kegiatan ini
adalah agar tokoh masyarakat sebagai penghubung antara sektor kesehatan
sebagai pelaksana program kesehatan dengan masyarakat penerima program
kesehatan. Bentuk kegiatan dukungan sosial antara lain pelatihan-pelatihan
para tokoh masyarakat, seminar, lokakarya, bimbingan kepada tokoh
masyarakat dan sebagainya.

4
3. Pemberdayaan masyarakat (empowerment)
Pemberdayaan merupakan strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada
masyarakat langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan
untuk diri mereka sendiri. Bentuk kegiatan ini antara lain penyuluhan
kesehatan, keorganisasian dan pengembangan masyarakat dalam bentuk
koperasi, pelatihan-pelatihan untuk kemampuan peningkatan pendapatan
keluarga (Notoatmodjo, 2007).

Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Ruang lingkup promosi kesehatan


berdasarkan aspek pelayanan kesehatan menurut Notoatmodjo (2007), meliputi :
1. Promosi kesehatan pada tingkat promotif.
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat pelayanan promotif adalah pada
kelompok orang sehat, dengan tujuan agar mereka mampu meningkatkan
kesehatannya.
2. Promosi kesehatan pada tingkat preventif.
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat ini selain pada orang yang sehat juga
bagi kelompok yang beresiko. Misalnya, ibu hamil, para 11 perokok, para
pekerja seks, keturunan diabetes dan sebagainya. Tujuan utama dari promosi
kesehatan pada tingkat ini adalah untuk mencegah kelompok-kelompok
tersebut agar tidak jatuh sakit (primary prevention).
3. Promosi kesehatan pada tingkat kuratif.
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat ini adalah para penderita penyakit,
terutama yang menderita penyakit kronis seperti asma, diabetes mellitus,
tuberculosis, hipertensi dan sebagainya. Tujuan dari promosi kesehatan pada
tingkat ini agar kelompok ini mampu mencegah penyakit tersebut tidak
menjadi lebih parah (secondary prevention).

5
4. Promosi kesehatan pada tingkat rehabilitatif.
Sasaran pokok pada promosi kesehatan tingkat ini adalah pada kelompok
penderita atau pasien yang baru sembuh dari suatu penyakit. Tujuan utama
promosi kesehatan pada tingkat ini adalah mengurangi kecacatan seminimal
mungkin. Dengan kata lain, promosi kesehatan pada tahap ini adalah
pemulihan dan mencegah kecacatan akibat dari suatu penyakit (tertiary
prevention) (Notoatmodjo, 2007).

2.2 Teori tentang PUSKESMAS

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota


yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja (Depkes, 2004). Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) adalah unit
organisasi di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang melaksanakan
tugas teknis operasional (Depkes, 2001).

Puskesmas rawat inap adalah Puskemas yang diberi tambahan ruangan dan
fasilitas untuk menolong pasien-pasien gawat darurat, baik berupa tindakan
operatif terbatas maupun asuhan keperawatan sementara dengan kapasitas kurang
lebih 10 tempat tidur (Depkes, 1993). Puskesmas dengan ruang rawat inap
tersebut berfungsi sebagai pusat rujukan antara yang melayani pasein sebelum
dirujuk ke institusi rujukan yang lebih mampu atau dipulangkan kembali ke
rumahnya dan kemudian mendapat asuhan keperawatan tindak lanjut oleh petugas
Perawatan Kesehatan Masyarakat dari Puskesmas yang bersangkutan di rumah
pasien.

Wilayah kerja adalah batasan wilayah kerja Puskesmas dalam


melaksanakan tugas dan fungsi pembangunan kesehatan, yang ditetapkan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berdasarkan keadaan geografis, demografi,
sarana transportasi, masalah kesehatan setempat keadaan sumber daya, beban

6
kerja Puskesmas dan lain-lain, Selain itu juga harus memperhatikan upaya untuk
meningkatkan koordinasi, memperjelas tanggung jawab pembangunan dalam
wilayah kecamatan, meningkatkan sinergisme pembangunan dalam wilayah
kecamatan, meningkatkan sinergisme kegiatan dan meningkatkan kinerja. Apabila
dalam satu wilayah kecamatan terdapat lebih dari satu Puskesmas maka Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat menunjuk salah satu Puskesmas sebagai
koordinator pembangunan kesehatan di kecamatan (Depkes, 2003).

Fungsi dan Peran Puskesmas Sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional


Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama mempunyai 4
fungsi sebagai berikut :

1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan


Puskesmas harus mampu membantu menggerakkan (motivator, fasilitator)
dan turut serta memantau pembangunan yang diselenggarakan di tingkat
kecamatan agar dalam pelaksanaannya mengacu, berorientasi serta dilandasi
oleh kesehatan sebagai faktor pertimbangan utama.
2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga
Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitas yang bersifat non
instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar
mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan dan melakukan
pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang ada,
baik dari lintas sektoral, LSM dan tokoh masyarakat. Pemberdayaan keluarga
adalah segala upaya fasilitas yang bersifat non instruktif guna meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan keluarga agar mampu mengidentifikasi
masalah, merencanakan dan mengambil keputusan untuk melakukan
pemecahannya dengan benar, tanpa atau dengan bantuan pihak lain.
3. Pusat Pelayanan Tingkat Pertama
Upaya pelayanan kesehatan tingkat pertama yang diselenggarakan Puskesmas
bersifat holistic, komprehensif/ menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan,

7
Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan bersifat pokok (basic
helath service) yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta
mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
Pelayanan kesehatan tingkat pertama meliputi pelayanan medik dan pada
umumnya bersifat pelayanan rawat jalan (ambulatory/out patien service).
4. Sebagai Pusat Pelayanan Tingkat Pertama di Wilayah Kerjanya
Puskesmas merupakan sarana kesehatan pemerintah yang wajib
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara bermutu, terjangkau, adil dan
merata.

Upaya pelayanan yang diselenggarakan meliputi :


a. Pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif, dengan pendekatan kelompok masyarakat serta
sebagian besar dielenggarakan bersama masyarakat melalui upaya
pelayanan dalam dan luar gedung di wilayah kerja Puskesmas.
b. Pelayanan medik dasar yang lebih mengutamakan pelayanan kuratif dan
rehabilitative dengan pendekatan individu dan keluarga pada umumnya
melalui upaya rawat jalan dan rujukan. Dalam konteks otonomi daerah
saat ini, Puskesmas mempunyai peran yang sangat vital sebagai institusi
pelaksana teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan
jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran
tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan
daerah melalui system perencanaan yang matang dan tata laksana kegiatan
yang tersusun rapi, serta system evaluasi dan pemantauan yang akurat
(Werdah, 1993).

Susunan organisasi Puskesmas terdiri dari :

8
1. Unsur pimpinan yaitu Kepala Puskesmas yang mempunyai 5 tugas pokok
dan fungsi memimpin, mengawasi dan mengkoordinir kegiatan
Puskesmas.
2. Unsur pembantu pimpinan yaitu urusan tata usaha
3. Unsur pelaksana yang meliputi :
a. Unit I : melaksanakan kegiatan Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA),
KB dan perbaikan gizi.
b. Unit II : melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan
penyakit, khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan dan
laboratorium.
c. Unit III : melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan
tenaga kerja dan lansia (lanjut usia)
d. Unit IV : melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat,
jiwa, mata dan kesehatan khusus lainnya.
e. Unit V : melaksanakan kegiatan di bidang pembinaan dan
pengembangan upaya kesehatan masyarakat dan penyuluhan
kesehatan masyarakat,
f. Unit VI : melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat
inap (Puskesmas Perawatan)
g. Unit VII : melaksanakan pengelolaan farmasi (Depkes, 1991).

9
BAB III
HASIL

3.1 Gambaran Umum Puskesmas Sambongpari


Jadwal praktek dokter : Senin – Sabtu
Jam : 08.00-14.00
Hanya ada 2 dokter umum.

3.1.1 Motto, Visi, dan Misi Puskesmas Sambongpari


a. Motto puskesmas Sambongpari “PRIMA” yaitu Pelayanan yang
maksimal, Responsip, Inovatif, Mandiri, Akuntabel.
b. Visi Puskesmas Sambongpari yaitu menuju Kota Tasikmalaya Religius,
maju dan mandiri.
c. Misi Puskesmas Sambongpari terdiri dari :
1. Mewujudkan tata nilai kehidupan masyarakat yang religious dan
berkearifan local dengan hidup sehat.
2. Memantapkan infrastuktur dasar perkotaan guna mendorong
pertumbuhan dan pemerataan pembangunan yang berwawasan
lingkungan yang sehat.
3. Mengurangi tingkat kemiskinan dan meningkatkan daya beli
masyarakat dengan menerapkan pola hidup sehat.

3.1.2 Luas wilayah dan batas wilayah puskesmas sambongpari

10
Puskesmas sambongpari terletak di wilayah kecamatan Mangkubumi
yang meliputi tiga kelurahan yaitu kelurahan Sambongpari, Sambongjaya dan
Linggajaya.
Dengan batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah utara : berbatasan dengan kelurahan Tugujaya kecamatan
Cihideung
b. Sebelah timur : berbatasan dengan kelurahan Kahuripan kecamatan
Tawang
c. Sebelah selatan : berbatasan dengan kelurahan Kersamenak kelurahan
Kawalu.
d. Sebelah barat : berbatasan dengan kelurahan Mangkubumi kecamatan
Mangkubumi.

Wilayah kerja puskesmas Sambongpari mempunyai luas 855,25 ha,


mempunyai ketinggian rata-rata 330 tanah dataran, sawah dan beberapa
perbukitan yang sedikit demi sedikit digali potensi alamnya dijadikan lahan
perumahan penduduk.

Data luas wilayah puskesmas Sambongpari

NO NAMA KELURAHAN LUAS WILAYAH (ha)


1 Sambongpari 193,25
2 Sambonjaya 230
3 Linggajaya 432
JUMLAH 855,25

A. Kondisi daerah

Tata letak puskesmas Sambongpari sangat strategis karena berada


dipinggir jalan utama serta sarana transfortasi mudah, dapat dilalui oleh
kendaraan roda empat dan juga merupakan jalan angkutan kota sehingga
mempermudah masyarakat yang akan berobat ke puskesmas sambongpari ini.

11
Untuk sarana pelayanan kesehatan terdepan posyandu dan poswindu rata-rata
dapat juga dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat dan jalanan
beraspal. Didaerah perkotaan terdapat pertokoan dan fasilitas umum lainnya
seperti pasar, tempat rekreasi, terminal, kantor pemerintah, gedung sekolah,
pabrik-pabrik dan sarana-sarana umum yang lainnya. Puskesmas Sambongpari
mempunyai jarak tempuh kurang lebih 2 Km dari ibu kota kecamatan
Mangkubumi, sedangkan jarak tempuh dari setiap kelurahan yaitu sebagai
berikut :

JUMLA JARAK
H TERJAUH RATA-
KONDISI
N KELURAHA KATEGOR KE RATA
KETERJANGKAUA
O N I FASILITAS WAKTU
N
R KESEHATA TEMPUH
RT W N
1 Sambongpari Swakarsa 27 8 1 Km 5 Menit MUDAH
2 Sambongjaya Swakarsa 70 14 2 Km 10 Menit MUDAH
3 Linggajaya Swakarsa 70 15 2 Km 10 Menit MUDAH
16
JUMLAH 7 37      

B. SITUASI DEMOGRAFI
1. Komposisi Penduduk
Terhitung tanggan 01 Maret 2006 Puskesmas Sambongpari statusnya
berubah dari puskesmas pembantu menjadi UPTD Puskesmas Induk Non
DTP dengan wilayah kerja 3 kelurahan yang berada di Kecamatan
Mangkubumi. Jumlah penduduk diwilayah kerja Puskesmas Sambongpari
per bulan desember 2017 yaitu sebanyak 38,777 jiwa dan dengan persebaran
jumlah penduduk yang paling banyak yaitu di kelurahan Linggajaya
sebanyak 17,202 jiwa.

12
C. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi penduduk diwilayah kerja puskesmas Sambongpari
di nilai kurang, hal ini dapat di lihat dari mata pencaharian penduduk
setempat yang di dominasi oleh tenaga buruh kerja di industry-industri kecil
seperti industry sandal, bordiran, konveks, dan kerajinan lainnya.

3.1.3 Gambaran Kegiatan Promosi Kesehatan di Puskesmas Sambongpari


Kepala Puskesmas : Bapak H. Suroyo S.IP M.Kes
Pangkat/golongan : Pembina/Iva
Jabatan : Kepala UPTD Puskesmas Sambongpari
Pendidikan terakhir : S2 Kesehatan Masyarakat

Promotor Kesehatan
Nama : Iska Natalia Amd. Keb
Pendidikan terakhir : D3 Kebidanan
Jabatan : Promotor Kesehatan

Program promosi kesehatan dikelola oleh promotor kesehatan, tetapi


tenaga kesehatannya bukan asli lulusan promosi kesehatan karena pemerintah
kota Tasikmalaya belum mempersiapkan promosi kesehatan di puskesmas.
Jika seorang promotor bukan asli lulusan promosi kesehatan, maka akan
diadakan pelatihan terlebih dahulu sekitar 3 bulan. Pegawai promotor
kesehatan di rekrut selama satu tahun sekali karena semua puskesmas di kota
Tasikmalaya belum mempunyai pegawai tetap untuk promotor kesehatan.
Tenaga promosi kesehatan diangkat menjadi tenaga khusus, penggajiannya
dialokasikan menggunakan BOK (Bantuan Operational Puskesmas).

13
Jangka waktu untuk melaksanakan promosi kesehatan di puskesmas
ini adalah continue selama satu tahun. Kegiatannya dibagi menjadi 2, yaitu
diluar gedung dan didalam gedung. Untuk diluar gedung, contohnya adalah
edukasi, sosialisasi, penyuluhan, famflet, pemutaran film tentang kesehatan,
atau bisa juga dalam suatu acara contohnya dalam acara pengajian dan
dikelompok-kelompok rentan. Sedangkan di dalam gedung contohnya edukasi
penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Sehat dan Bersih) terhadap pengunjung
yang datang ke puskesmas, ke institusi, atau ke tempat-tempat umum. Dalam
melaksanakan promosi kesehatan, seorang promotor memerlukan sebuh
media. Alasan harus memakai media adalah :

1. Media dapat mempengaruhi penyampaian informasi


2. Media dapat menghindari kesalahan persepsi
3. Dapat memperjelas informasi
4. Dapat mepermudah pengertian, dll.

Penggolongan media promosi kesehatan :

a. Dari aspek bentuk umum penggunaannya


 Bahan bacaan : modul, buku rujukan, folder, majalah, dll
 Alat peraga : poster tunggal, poster seri, pemutaan film, dll.
b. Aspek cara produksi
 Media cetak : buku pedoman, modul, booklet, folder, dll
 Elektronika : audio, video, CD, DVD, slide, dll.
c. Aspek sifat perangkat
 Perangkat keras : projector , video player
 Perangkat lunak : slide film, transparan, dll
d. Pembagian secara garis besar :

14
1. Media cetak : media statis dan mengutaman pesan-pesan visual.
Fungsi utamanya adalah unuk memberikan informasi dan
menghibur.
Kelebihan : tahan lama, mencakup banyak orang, biaya tidak tinggi,
tidak perlu listrik
Kelemahan : mudah terlipat, media ini tidak dapat mensstimulir
efek suara dan efek gerak.
2. Media elektronika : suatu media bergerak dan dinamis dapat dilihat
dan dapat didengar dalam menyampaikan pesannya melalui alat
bantu elektronika
Kelebihan : sudah dikenal masyarakat, mengikut sertakan semua
panca indra, lebih mudah dipahami, lebh menarik karena ada suara
dan gambar bergerak.
Kelemahan : biaya lebih inggu, sedikit rumit, perlu listrik, perlu
persiapan matang, perlu terampil dalam pengoprasian.
3. Media luar ruang : media yang menyampaikan pesannya diluar
ruang secara umum melalui media cetak dan elektronika secara
gratis.
Kelebihan : sebagai informasi umum dan hiburan, lebih mudah
dipahami, bertatap muka, penyajian dapat dikendalikan, jangkauan
relative lebih besar
Kelemahan : biaya lebih tinggi, peralatan selalu berkembang dan
berubah, memerlukan alat canggih untuk produksinya.

Pola kerja : PERMENKES 75/2014 bahwa promosi kesehatan


merupakan program esensial (pokok) yang harus ada di puskesmas dan
dilaksanakan oleh orang fungsional promosi kesehatan.

15
Tugas pokok : menyiapkan dan melaksanakan kegiatan promosi
kesehatan, penyebarluasan informasi kesehatan, pengembangan sumberdaya
kesehatan dan upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.

Fungsi promosi kesehatan :


1. Menyusun konsep petunjuk teknis kegiatan penyebarluasan informasi
kesehatan, promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan.
2. Melaksanakan penyebarluasan informasi kesehatan dan promosi
kesehatan.
3. Melaksanakan pengembangan sumberdaya kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat dibidang kesehatan
4. Mengumpulkan, mengolah, menganilisis, dan mengevaluasi data
pendukung sebagai bahan penunjang perencanaan dan pelaksaan program
promosi kesehatan
5. Melaksanakan bimbingan dan pengadilan teknis promosi kesehatan yang
dilaksanakan oleh lintas program, lintas sektoral, masyarakat dan swasta.
6. Melaksanakan kegiatan dan pembinaan dalam rangka meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam menjamin pemeliharaan kesehatan/JPKM
7. Menyelenggarakan pembinaan dalam promosi kesehatan, pengembang
sumberdaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat ke puskesmas.
8. Menyelenggarakan pembinaan, monitoring dan evaluasi upaya kesehatan
institusi dan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat.
9. Melaksanakan program gerakan saying ibu (GSI) dan desa siaga.
10. Menyusun kebutuhan, pelatihan dan konsultasi teknis
11. Mengupayakan berbagai sumber anggaran sesuai dengan tupoksinya
12. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan petunjuk atasan,

16
Sasaran dari promosi kesehatan sendiri adalah seluruh lapisan
masyarakat. Capaian pada tahun 2017 adalah masyarakat sudah banyak
mengalami perubahan menjadi lebih baik, tetapi dalam Perilaku Hidup Sehat
dan Bersih (PHBS) masyarakat masih agak sulit untuk berubah. Ini
dikarenakan faktor dari intern contohnya adalah rokok dan dari tahun ketahun
peningkatan PHBS tidak lebih dari 5% peningkatannya. Penyakit terbanyak
yang ditangani oleh Puskesmas Sambongpari ini adalah penyakit ISFA.

Salah satu tugas promotor adalah untuk mengubah pola hidup


masyarakat agar lebih baik. Ketika ada salah satu pasien yang berkunjung ke
Puskesmas dan penyakit yang dideritanya didasarkan oleh lingkungan, maka
akan dikonsultasikan kepada promotor. Setelah itu, promotor akan terjun
langsung ke wilayah tersebut dan memberikan edukasi-edukasi tentang PHBS.

Tanggapan dari masyarakat sendiri saat diadakan promosi kesehatan


sangatlah antusias. Banyak warga yang aktif bertanya setelah pemaparan
materi.

Stategi promosi kesehatan agar bisa terlaksana yaitu dengan cara :

1. Melihat kondisi sebelumnya


2. Berkoordinasi lintas program dengan sektor
3. Memberdayakan peran serta masyarakat
4. Mempengaruhi orang lain agar melakukan PHBS
5. Menggunakan metode-metode canggih agar tidak bosan.

Target promosi kesehatan yang sudah tercapai adalah :

1. KIP/K : komunikasi interpersonal dan konseling 5% dari pengunjung


puskesmas
2. Penyuluhan dalam gedung 8 kali dalan waktu 1 bulan
3. Penyuluhan luar gedung 44 kali dalam waktu 1 bulan

17
4. Penyuluhan kunjungan rumah 50% dari KIP/K

Target promosi kesehatan yang belum tercapai adalah :

1. Cakupan instutisi kesehatan berPHBS 100% di puskesmas induk 1


2. PHBS ditatanan rumah tangga 70%
3. Pembinaan posyandu purnama dan mandiri 65%
4. Pembinaan RW siaga aktf 60%

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan
Puskesmas Sambongpari terletak di wilayah kecamatan Mangkubumi Kota
Tasikmalaya. Buka setiap hari senin-sabtu pukul 08.00-14.00 dengan jumlah 2
dokter umum. Kepala puskesmas bernama Bapak H. Suroyo S.IP M.Kes dan
promotornya bernama Ibu Iska Natalia A.Md Keb.
Tupoksi dari promosi kesehatan adalah meningkatkan strata untuk hidup
bersih dan sehat. Sasaran dari promosi kesehatan ini adalah seluruh lapisan
masyarakat. Target dari promosi kesehatan ini rata-rata sudah tercapai, namun
dalam PHBS peningkatan angkanya dari tahun ke tahun sangatlah sedikit, salah
satu faktornya adalah merokok. Yang terjun langsung dalam program promosi
kesehatan bukan hanya seorang promotor, tetapi petugas-petugas puskesmas yang
lainnya yang berhubungan ikut turun langsung. Diadakannya promosi kesehatan

18
ini adalah continue dalam waktu yang tidak ditentukan. Biayanya sendiri sudah
dianggarkan dari BOP atau Biaya Operasional Puskesmas. Melihat antusiasnya
warga ketika diadakan promosi kesehatan sangat menambah semangat para
promotor untuk tetap semangat untuk meningkatkan PHBS.

4.2 Saran

Untuk jangka waktu promosi kesehatan, sebaiknya memiliki rentang


waktu yang konstan agar bisa ditinjau lebih baik hasilnya. Dan ketika promosi
kesehatan berlangsung, lebih baik jika ada bukti fisik untuk mengevaluasi
promosi kesehatan yang selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. (2006). Promosi Kesehatan untuk Politeknik/D3


Kesehatsn. Jakarta : Departemen Kesehatan RI
Notoadmodjo, Soekidjo. (2005). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta :
PT. rineka Cipta

http://www.depkes.go.id/resources/download/promosi-kesehatan/panduan-promkes-

dbk.pdf

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/166/jtptunimus-gdl-cintyaanin-8279-3-bab2.pdf

19

Anda mungkin juga menyukai