Anda di halaman 1dari 15

Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama

Bagi Pejabat Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli

MATERI DASAR 2
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
DAN PROMOSI KESEHATAN

I. Deskripsi Singkat
Sehat merupakan kebutuhan dasar manusia dan menjadi salah satu faktor penentu
Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Sehat juga merupakan modal utama manusia
untuk dapat melakukan perannya di bidang pembangunan ekonomi dan pendidikan.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
serta Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa
setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang
optimal. Selanjutnya, dalam Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional, telah ditetapkan bahwa arah pembangunan
kesehatan adalah meningkatnya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dapat
terwujud. Visi pembangunan kesehatan jangka panjang adalah terwujudnya Indonesia
Sehat tahun 2025, dimana masyarakat hidup dalam lingkungan yang sehat, perilaku
masyarakat proaktif memelihara kesehatannya serta mampu mengakses pelayanan
kesehatan yang bermutu.

Untuk mencapai visi Indonesia Sehat Tahun 2025 tersebut, maka faktor perilaku
masyarakat mempunyai determinan utama dalam pembangunan kesehatan.
Perilaku tersebut meliputi upaya mewujudkan lingkungan yang sehat, proaktif dalam
memelihara kesehatannya serta akses dalam pelayanan kesehatan yang bermutu.
Sehubungan dengan itu, intervensi perilaku terhadap peningkatan kemampuan
masyarakat untuk hidup sehat melalui promosi kesehatan merupakan upaya yang
strategis dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan yang telah ditetapkan baik
dalam Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan maupun dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah. Ruang lingkup materi yang akan dibahas
pada sesi ini meliputi: kebijakan pembangunan kesehatan dan kebijakan promosi
kesehatan.

II. Tujuan Pembelajaran


A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi ini, peserta latih mampu memahami Kebijakan
Pembangunan Kesehatan, Kebijakan Kementerian Kesehatan dan Kebijakan
Promosi Kesehatan.

16 KEMENTERIAN KESEHATAN RI - PUSAT PROMOSI KESEHATAN - PUSDIKLAT APARATUR


Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama
Bagi Pejabat Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli

B. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan:
1. Tujuan pembangunan kesehatan
2. Visi, misi dan nilai-nilai Kementerian Kesehatan
3. Strategi Kementerian Kesehatan
4. Promosi Kesehatan

III. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan


Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan sebagai
berikut:
Pokok bahasan 1. Kebijakan Kementerian Kesehatan dalam Pembangunan Kesehatan
Pokok bahasan 2. Kebijakan Promosi Kesehatan

IV. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran


Langkah 1.
Pengantar dan penjelasan tujuan pembelajaran (15 menit)
Langkah pembelajaran:
a. Fasilitator memperkenalkan diri
b. Fasilitator menjelaskan kepada peserta tentang judul pokok bahasan dan tujuan
pembelajaran umum dan khusus yang ingin dicapai
c. Fasilitator menjelaskan permasalahan kesehatan di Indonesia

Langkah 2.
Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025
serta Rencana Pembangunan Jangka Menegah Nasional Tahun 2010-2014 (25
menit)
Langkah pembelajaran:
a. Fasilitator menjelaskan kebijakan pembangunan jangka panjang bidang kesehatan
tahun 2005-2025.
b. Fasilitator menjelaskan rencana strategi Kementerian Kesehatan tahun 2010-
2014
c. Fasilitator menjelaskan jangka panjang Fasilitator menjelaskan Visi dan Misi
Kementerian Kesehatan dalam Pembangunan Kesehatan Tahun 2010-2014
d. Fasilitator menjelaskan Strategi Kementerian Kesehatan dalam Pembangunan
Kesehatan Tahun 2010-2014

KEMENTERIAN KESEHATAN RI - PUSAT PROMOSI KESEHATAN - PUSDIKLAT APARATUR


17
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama
Bagi Pejabat Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli

Langkah 3.
Kebijakan dan Peran promosi kesehatan dalam pembangunan kesehatan tahun
2010-2014 (25 menit)
Langkah pembelajaran :
a. Fasilitator melakukan curah pendapat tentang pengertian, tujuan dan sasaran
promosi kesehatan.
b. Fasilitator merangkum hasil curah pendapat tersebut selanjutnya menyampaikan
penegasan singkat melalui penayangan slide
c. Fasilitator menjelaskan visi dan misi promosi kesehatan
d. Fasilitator menjelaskan kebijakan umum promosi kesehatan
e. Fasilitator menjelaskan pentingnya peran promosi kesehatan dalam mencapai
tujuan pembangunan kesehatan

Langkah 4
Indikator kinerja utama kegiatan promosi kesehatan tahun 2010-2014 (20 menit)
Langkah pembelajaran :
a. Fasilitator menjelaskan indikator kinerja utama promosi kesehatan
b. Fasilitator menjelaskan strategi promosi kesehatan
c. Fasilitator menjelaskan kegiatan pokok promosi kesehatan
d. Fasilitator memberikan kesempatan pada peserta untuk menyampaikan materi
yang kurang dipahami.
e. Fasilitator menyampaikan tanggapan terhadap pertanyaan atau klarifikasi yang
disampaikan oleh peserta latih.

Langkah 5
Kesimpulan (10 menit)
a. Fasilitator mengajak peserta untuk mereview hal-hal penting yang ada dalam
pokok bahasan ini.
b. Pada akhir sesi, fasilitator mengucapkan kata-kata yang membangun semangat
serta harapan agar peserta dapat mengikuti pelatihan ini dari awal sampai akhir
dengan sebaik-baiknya dan dengan rasa senang.

V. Uraian Materi
Pokok Bahasan 1.
Kebijakan Kementerian Kesehatan dalam Pembangunan Kesehatan

A. Latar Belakang
Status kesehatan masyarakat di Indonesia telah mengalami peningkatan, hal ini
terlihat dari menurunnya angka kematian ibu, angka kematian bayi, status gizi
anak balita serta meningkatnya umur harapan hidup. Meskipun demikian upaya
meningkatkan status kesehatan masyarakat ini perlu terus dioptimalkan. Hal

18 KEMENTERIAN KESEHATAN RI - PUSAT PROMOSI KESEHATAN - PUSDIKLAT APARATUR


Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama
Bagi Pejabat Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli

ini disebabkan masih banyaknya permasalahan kesehatan masyarakat lainnya


di Indonesia yang memerlukan perhatian khusus dan harus diwaspadai, yaitu
pengendalian penyakit tidak menular atau penyakit degeneratif seperti : penyakit
jantung, diabetes militus, kanker, dll, juga penyakit menular, sperti: diare, demam
berdarah, TB, malaria, HIV-AIDS, serta penyakit baru, seperti: flu burung, H1N1,
lupus, dll dan penyakit akibat bencana.

Salah satu penyebab utamanya adalah perilaku masyarakat yang belum


mampu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Sehubungan dengan itu
arah pembangunan kesehatan nasional jangka panjang adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
peningkatan derajad kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat
terwujud.

B. Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-


2025
Kebijakan pembangunan jangka panjang bidang kesehatan tahun 2005-2025,
diarahkan pada upaya terwujudnya ” Indonesia Sehat Tahun 2025”

Visi Indonesia Sehat Tahun 2025 adalah :


Tercapainya hak hidup sehat bagi seluruh lapisan masyarakat melalui sistem
kesehatan yang dapat menjamin hidup dalam lingkungan yang sehat, perilaku
masyarakat proaktif memelihara kesehatannya serta mampu akses dalam
pelayanan kesehatan yang bermutu.

Misi Indonesia Sehat Tahun 2025 adalah:


1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan
2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
3. Memelihara dan meningkatkan upaya kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau
4. Meningkatkan dan mendayagunakan sumberdaya kesehatan

Pentahapan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan tahun


2005-2025 adalah sebagai berikut:
1. RPJMN 1: 2005-2009 Fokus pada meningkatkan akses dan mutu pelayanan
kesehatan.
2. RPJMN 2: 2010-2014 Fokus pada pencapaian Millenium Development
Goals (MDGs) dan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas.
3. RPJMN 3: 2015-2019 Fokus pada peningkatan akses masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan berkualitas semakin mantap

KEMENTERIAN KESEHATAN RI - PUSAT PROMOSI KESEHATAN - PUSDIKLAT APARATUR


19
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama
Bagi Pejabat Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli

4. RPJMN 4: 2020-2025 Fokus pada akses masyarakat terhadap pelayanan


kesehatan berkualitas merata di seluruh Indonesia.

C. Rencana Strategi Pembangunan Jangka Menegah Nasional Tahun 2010-


2014
1. Arah pembangunan kesehatan nasional tahun 2010-2014, adalah
meningkatnya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
dapat terwujud. Dasar pembangunan kesehatan adalah perikemanusiaan,
pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, pengutamaan dan manfaat
dengan perhatian khusus pada penduduk rentan (ibu, bayi, anak, manula dan
keluarga miskin).

2. Visi pembangunan kesehatan nasional tahun 2010-2014 adalah: “Masyarakat


Sehat yang mandiri dan Berkeadilan”

3. Misi pembangunan kesehatan nasional adalah :


a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan
masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani.
b. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya
kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan.
c. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan.
d. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.

4. Tujuan adalah :
Terselenggaranya pembangunan kesehatan yang berhasil dan berdaya guna
dalam mencapai derajad kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Guna mewujudkan visi, misi serta tujuan tersebut diatas, Kementerian


Kesehatan menganut dan menjunjung tinggi nilai-nilai yaitu:
a. Pro-rakyat artinya dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan
selalu mendahulukan kepentingan rakyat dan harus mengasilkan yang
terbaik untuk rakyat, tanpa membeda-bedakan suku, golongan, agama
dan status sosial ekonomi.
b. Inklusif artinya semua program pembangunan kesehatan harus
melibatkan semua pihak dan seluruh komponen masyarakat yakni lintas
sektor, organisasi profesi, organisasi masyarakat, pengusaha/dunia
usaha maupun masyarakat madani semuanya harus berpartisipasi aktif.
c. Responsif artinya program kesehatan harulah sesuai dengan kebutuhan
dan keinginan rakyat serta tanggap dalam mengatasi permasalahan di
daerah sesuai dengan situasi setempat.

20 KEMENTERIAN KESEHATAN RI - PUSAT PROMOSI KESEHATAN - PUSDIKLAT APARATUR


Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama
Bagi Pejabat Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli

d. Efektif artinya program kesehatan harus mencapai hasil sesuai target


yang ditetapkan dan bersifat efisien.
e. Bersih artinya penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas
dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), transparan dan yang dapat di
pertanggung jawabkan.

Pembangunan kesehatan tahun 2010-2014 diharapkan dapat mendukung


tercapainya tujuan MDG’s yaitu:
a. Meningkatkan umur harapan hidup dari 70,6 tahun menjadi 72 tahun
b. Menurunkan angka kematian ibu melahirkan dari 228 menjadi 118 per
100.000 kelahiran hidup
c. Menurunkan angka kematian bayi dari 34 menjadi 24 per 1000 kelahiran
hidup
d. Menurunkan prevalensi kekurangan gizi (terdiri dari gizi kurang dan
gizi buruk) pada anak balita dari 18,4 persen menjadi dibawah 15,0
persen.
e. Memerangi HIV dan AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya

5. Strategi Kementerian Kesehatan dalam pembangunan kesehatan nasional


tahun 2010-2014 ada enam yaitu:
a. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat
madani dalam pembangunan kesehatan melalui kerjasama nasional
dan global
b. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu
dan berkeadilan, serta berbasis bukti, dengan pengutamaan pada
upaya promotif-preventif
c. Meningkatnya pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk
mewujudkan jaminan sosial kesehatan nasional
d. Meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan
yang merata dan bermutu
e. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat dan
alat kesehatan serta menjamin keamanan/khasiat, kemanfaatan, dan
mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan
f. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparant,
berdayaguna dan berhasilguna untuk memantapkan desentralisasi
kesehatan yang bertanggungjawab.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI - PUSAT PROMOSI KESEHATAN - PUSDIKLAT APARATUR


21
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama
Bagi Pejabat Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli

Pokok Bahasan 2.
Kebijakan dan peran promosi kesehatan dalam pembangunan kesehatan
tahun 2010-2014

A. Pengertian Promosi Kesehatan


Promosi Kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat
menolong dirinya sendiri serta mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya
masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik
yang berwawasan kesehatan (SK Menkes No. 1193/Menkes/SK/X/2004)

B. Pengertian perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah:


Sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri
sendiri di bidang kesehatan dan berperan-aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakatnya

C. Visi Promosi Kesehatan


Individu, keluarga dan masyarakat Indonesia telah melaksanakan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) dalam rangka: a) mencegah timbulnya penyakit dan
masalah kesehatan lain; b) menanggulangi penyakit dan masalah-masalah
kesehatan lain dalam rangka menigkatkan derajat kesehatan; c) memanfaatkan
pelayanan kesehatan; d) mengembangkan dan menyelenggarakan upaya
kesehatan bersumber masyarakat

D. Misi Promosi Kesehatan


a. Memberdayakan individu, keluarga, kelompok-kelompok dalam
masyarakat, baik melalui pendekatan individu dan keluarga maupun melalui
pengorganisasian dan penggerakan masyarakat.
b. Membina suasana dan lingkungan yang kondusif bagi terciptanya PHBS
masyarakat.
c. Mengadvokasi para pengambil keputusan, penentu kebijakan serta pihak-
pihak lain yang berkepentingan dalam rangka: mendorong diberlakukannya
kebijakan publik berwawasan kesehatan, mengintegrasikan promosi
kesehatan khusunya pemberdayaan masyarakat dalam program-program
kesehatan, meningkatkan kemitraan antara pemerintah pusat dengan daerah
dan masyarakat termasuk LSM dan dunia usaha, meningkatkan investasi
dalam promosi kesehatan dan bidang kesehatan.

22 KEMENTERIAN KESEHATAN RI - PUSAT PROMOSI KESEHATAN - PUSDIKLAT APARATUR


Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama
Bagi Pejabat Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli

E. Tujuan Promosi Kesehatan


Tujuan Umum :
Meningkatnya PHBS individu, keluarga dan masyarakat serta berperan aktif
dalam setiap gerakan kesehatan masyarakat melalui upaya promosi kesehatan
yang terintegrasi secara lintas program, lintas sektor, swasta dan masyarakat

Tujuan Khusus:
a. Meningkatkan komitmen pembangunan berwawasan kesehatan dari para
pengambil kebijakan dari berbagai pihak .
b. Meningkatkan kerjasama, antar masyarakat, antar kelompok, serta antar
lembaga dalam rangka pembangunan berwawasan kesehatan
c. Meningkatkan peran masyarakat termasuk swasta sebagai subjek atau
penyelenggara upaya pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan
d. Meningkatkan upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
yang efektif dengan mempertimbangan kearifan lokal.
e. Meningkatkan keterpaduan pelaksanaan upaya promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat dengan seluruh program dan sektor terkait,
di pusat, provinsi dan kabupaten/kota dengan mengacu kepada rencana
strategis kementerian kesehatan

F. Kebijakan Umum Promosi Kesehatan


a. Menempatkan upaya promosi kesehatan menjadi salah satu prioritas
pembangunan kesehatan
b. Melaksanakan peningkatan akses informasi dan edukasi tentang kesehatan
yang seimbang dan bertanggungjawab
c. Memantapkan peran serta masyarakat, kelompok-kelompok potensial,
termasuk swasta dan dunia usaha dalam pembangunan kesehatan
d. Melaksanakan upaya promosi kesehatan secara holistik dan terpadu
e. Melaksanakan peningkatan kualitas penyelenggaraan upaya promosi
kesehatan

G. Strategi Umum Promosi Kesehatan


a. Memperkuat sistem, kelembagaan dan penganggaran serta sarana promosi
kesehatan ditingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota
b. Mengupayakan terbitnya peraturan perundangan dibidang promosi kesehatan
dan pemberdayaan masyarakat
c. Meningkatkan advokasi, sosialisasi dan komitmen politis di semua tingkatan
d. Meningkatan akses informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang
dan bertanggungjawab
e. Meningkatkan kemitraan dengan lintas sektor terkait, swasta/dunia usaha,
dan Ormas/ LSM

KEMENTERIAN KESEHATAN RI - PUSAT PROMOSI KESEHATAN - PUSDIKLAT APARATUR


23
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama
Bagi Pejabat Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli

f. Menumbuhkan partisipasi dan peran serta individu, keluarga, dan masyarakat


dalam upaya kesehatan
g. Memadukan upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
dalam setiap upaya pencegahan penyakit, peningkatan KIA dan Gizi dan
peningkatan akses ke pelayanan kesehatan
h. Melakukan riset dan pengembangan upaya promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat
i. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi untuk kemajuan upaya promosi
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

H. Peran Promosi Kesehatan dalam pencapaian tujuan pembangunan


kesehatan nasional
Peran promosi kesehatan sangat penting dalam mewujudkan visi, misi dan
strategi pembangunan kesehatan nasional terutama di bidang pemberdayaan
masyarakat, membangun suasana yang kondusif untuk hidup sehat, serta
pengembangan kebijakan publik berwawasan kesehatan di berbagai jenjang
administrasi.

I. Kegiatan pokok promosi kesehatan


a. Mengembangkan, menjabarkan dan mengimplementasikan Kebijakan,
Pedoman dan Standar Promosi Kesehatan
b. Memperjuangkan anggaran promosi kesehatan
c. Mengembangkan sumber daya dan organisasi promosi kesehatan
d. Mengembangkan dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia promosi
kesehatan
e. Menyusun arah kebijakan dan strategi promosi kesehatan
f. Mengkaji metode dan teknik promosi kesehatan yang efektif untuk
pengembangan model promosi kesehatan.
g. Mengkoordinasikan dan mengelola pelaksanaan promosi kesehatan antara
pusat dan daerah
h. Menggalang kemitraan dengan berbagai mitra internasional/ regional/ nasional
dalam mengembangkan promosi kesehatan.
i. Melaksanakan kampanye kesehatan
j. Mendayagunakan data dan informasi dalam perencanaan, pencatatan dan
pelaporan serta sistem informasi
k. Melaksanakan bimbingan, supervisi, fasilitasi, monitoring dan evaluasi
pelaksanaan program Promosi Kesehatan

J. Program Promosi Kesehatan diprioritaskan pada :


a. PHBS di Rumah Tangga
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah

24 KEMENTERIAN KESEHATAN RI - PUSAT PROMOSI KESEHATAN - PUSDIKLAT APARATUR


Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama
Bagi Pejabat Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli

Tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan PHBS serta berperan
aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
Indikator PHBS di Rumah Tangga adalah :
1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2) Memberi bayi ASI Eksklusif
3) Menimbang bayi dan balita setiap bulan
4) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
5) Menggunakan air bersih
6) Menggunakan jamban sehat
7) Memberantas jentik di rumah
8) Makan sayur dan buah setiap hari
9) Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10) Tidak merokok didalam rumah.

b. PHBS di Sekolah
PHBS di sekolah adalah upaya meningkatkan kemampuan peserta didik, guru
dan masyarakat lingkungan sekolah agar mandiri dalam mencegah penyakit,
memelihara kesehatan, menciptakan dan memelihara lingkungan sehat,
terciptanya kebijakan sekolah sehat serta berperan aktif dalam meningkatkan
kesehatan masyarakat sekitarnya.
Indikator PHBS di Sekolah adalah:
1) Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun
2) Mengkonsumsi jajanan di warung/ kantin sekolah
3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
4) Olahraga yang teratur dan terukur
5) Memberantas jentik nyamuk
6) Tidak merokok
7) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan
8) Membuang sampah pada tempatnya

c. PHBS di Institusi Kesehatan


PHBS di institusi kesehatan merupakan upaya untuk memberdayakan
pasien, masyarakat pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu
untuk mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta berperan aktif
dalam mewujudkan Institusi Kesehatan yang sehat dan mencegah penularan
penyakit di institusi kesehatan.
Indikator PHBS di Institusi Kesehatan adalah:
1) Menggunakan air bersih
2) Menggunakan jamban
3) Membuang sampah pada tempatnya
4) Tidak merokok di Institusi Kesehatan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI - PUSAT PROMOSI KESEHATAN - PUSDIKLAT APARATUR


25
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama
Bagi Pejabat Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli

5) Tidak meludah sembarangan


6) Memberantas jentik nyamuk

d. PHBS di Tempat-tempat Umum


PHBS di Tempat-tempat Umum merupakan upaya untuk memberdayakan
masyarakat pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar tahu,
mau dan mampu untuk mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam
mewujudkan Tempat-tempat umum yang Sehat.
Indikator PHBS di Tempat-tempat Umum adalah:
1) Menggunakan air bersih
2) Menggunakan jamban
3) Membuang sampah pada tempatnya
4) Tidak merokok di tempat umum
5) Tidak meludah sembarangan
6) Memberantas jentik nyamuk

e. PHBS di di Tempat Kerja


PHBS di tempat kerja merupakan upaya untuk memberdayakan para pekerja
agar tau, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat
serta berperan aktif dalam mewujudkan Tempat Kerja Sehat.
Indikator PHBS di Tempat Kerja
1) Tidak merokok di Tempat Kerja
2) Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja
3) Melakukan oleh raga/ aktivitas fisik secara teratur
4) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan
sesudah buang air besar atau buang air kecil
5) Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja
6) Menggunakan air bersih
7) Menggunakan jamban saat buang air kecil dan buang air besar
8) Membuang sampah pada tempatnya
9) Menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai jenis pekerjaannya.

f. Promosi Kesehatan di Rumah Sakit (PKRS)


PKRS adalah upaya rumah sakit meningkatkan perilaku petugas rumah
sakit, klien, kelompok-kelompok masyarakat dan pasien beserta keluarganya
agar pasien dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhannya dan
rehabilitasinya, selanjutnya klien dan kelompok-kelompok masyarakat dapat
mandiri dalam meningkatkan kesehatannya, mencegah masalah kesehatan
dan mengembangkan upaya bersumberdaya masyarakat melalui pembelajaran
dari oleh dan bersama mereka sesuai sosial budata mereka dan didukung oleh
kebijakan publik berwawasan kesehatan

26 KEMENTERIAN KESEHATAN RI - PUSAT PROMOSI KESEHATAN - PUSDIKLAT APARATUR


Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama
Bagi Pejabat Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli

Kegiatan PKRS adalah melakukan penyebarluasan informasi kesehatan atau


komunikasi informasi dan edukasi kesehatan di dalam dan di luar gedung.

g. Desa dan Kelurahan Siaga Aktif


Desa dan Kelurahan Siaga Aktif adalah desa dan kelurahan yang:
1) Penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan
dasar melalui Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau sarana kesehatan
lain yang ada di wilayahnya dan yang memberikan pelayanan setiap
hari.
2) Memiliki upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang
melaksanakan upaya survailans berbasis masyarakat (pemantauan
penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan, dan perilaku),
penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan, serta
penyehatan lingkungan.

Berdasarkan pengertian tersebut di atas maka Desa dan kelurahan Siaga


Aktif memiliki komponen (1) Pelayanan kesehatan dasar, (2) UKBM yang
melaksanakan survailans berbasis masyarakat, penanggulangan kedaruratan
kesehatan dan bencana, penyehatan lingkungan, serta (3) Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS).

Kriteria dan pentahapan pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif


adalah sebagai berikut.
1). Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Pratama, yaitu desa/kelurahan yang:
• Sudah memiliki Forum Masyarakat Desa/Kelurahan, tetapi belum
berjalan.
• Sudah memiliki Kader Pemberdayaan Masyarakat/kader teknis
Desa/ Kelurahan Siaga Aktif minimal 2 orang.
• Sudah ada kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari.
• Sudah memiliki Posyandu, tetapi UKBM lainnya tidak aktif.
• Sudah ada dana untuk pengembangan Desa/Kelurahan Siaga Aktif
dalam anggaran pembangunan desa atau kelurahan tetapi belum
ada sumber dana lainnya.
• Ada peran aktif dari masyarakat namun belum ada peran aktif
organisasi kemasyarakatan dalam kegiatan Desa/Kelurahan Siaga
Aktif.
• Belum memiliki peraturan di tingkat desa atau kelurahan yang
melandasi dan mengatur pengembangan Desa/Kelurahan Siaga
Aktif.
• Pembinaan PHBS kurang dari 20 persen pada rumah tangga di
desa/kelurahan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI - PUSAT PROMOSI KESEHATAN - PUSDIKLAT APARATUR


27
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama
Bagi Pejabat Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli

2). Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Madya, yaitu desa/kelurahan yang:
• Sudah memiliki Forum Masyarakat Desa dan Kelurahan yang
berjalan, tetapi belum secara rutin setiap tri-wulan
• Sudah memiliki Kader Pemberdayaan Masyarakat/kader teknis Desa
dan Kelurahan Siaga Aktif antara tiga sampai lima Orang.
• Sudah ada kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari.
• Sudah memiliki Posyandu dan 2 (dua) UKBM lainnya yang aktif.
• Sudah mengakomodasi dana untuk pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif dalam anggaran pembangunan desa atau
kelurahan serta satu sumber dana lainnya baik dari masyarakat
ataupun dunia usaha.
• Sudah ada peran aktif masyarakat dan peran aktif dari satu ormas
dalam kegiatan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
• Sudah memiliki peraturan di tingkat desa atau kelurahan yang
melandasi dan mengatur pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga
Aktif, tetapi belum direalisasikan.
• Minimal 20 persen rumah tangga di Desa dan Kelurahan mendapat
pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

3). Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Purnama, yaitu desa dan kelurahan
yang:
• Sudah memiliki Forum Masyarakat Desa dan Kelurahan yang berjalan
secara rutin, setiap tri-wulan.
• Sudah memiliki Kader Pemberdayaan Masyarakat/kader teknis Desa
dan Kelurahan Siaga Aktif antara enam sampai delapan orang.
• Sudah ada kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari.
• Sudah memiliki Posyandu dan 3 (tiga) UKBM lainnya yang aktif.
• Sudah mengakomodasi dana untuk pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif dalam anggaran pembangunan desa atau
kelurahan serta mendapat dukungan dana dari masyarakat dan
dunia usaha.
• Sudah ada peran aktif masyarakat dan peran aktif dari dua ormas
dalam kegiatan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
• Sudah memiliki peraturan formal (tertulis) di tingkat desa atau
kelurahan yang melandasi dan mengatur pengembangan Desa/
Kelurahan Siaga Aktif.
• Minimal 40 persen rumah tangga di Desa dan Kelurahan mendapat
pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

28 KEMENTERIAN KESEHATAN RI - PUSAT PROMOSI KESEHATAN - PUSDIKLAT APARATUR


Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama
Bagi Pejabat Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli

4). Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Mandiri, yaitu desa/kelurahan yang:
• Sudah memiliki Forum Masyarakat Desa/Kelurahan yang berjalan
secara rutin setiap bulan.
• Sudah memiliki Kader Pemberdayaan Masyarakat/kader teknis
Desa/ Kelurahan Siaga Aktif lebih dari sembilan orang.
• Sudah ada kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari.
• Sudah memiliki Posyandu dan lebih dari 4 (empat) UKBM lainnya
yang aktif dan berjejaring.
• Sudah mengakomodasi dana untuk pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif dalam anggaran pembangunan desa atau
kelurahan serta mendapat dukungan dana dari masyarakat dan
dunia usaha.
• Sudah ada peran aktif masyarakat dan peran aktif lebih dari dua
ormas dalam kegiatan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
• Sudah memiliki peraturan formal (tertulis) di tingkat desa atau
kelurahan yang melandasi dan mengatur pengembangan Desa/
Kelurahan Siaga Aktif.
• Minimal 70 persen rumah tangga di Desa dan Kelurahan mendapat
pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Dalam bentuk matriks, pentahapan perkembangan Desa/Kelurahan


Siaga Aktif tersebut di atas dapat digambarkan sebagai berikut.

K. Indikator Kinerja Utama Promosi Kesehatan tahun 2010-2014


Indikator kinerja utama promosi kesehatan tahun 2010-2014 adalah:
1. Secara umum adalah meningkatnya pelaksanaan pemberdayaan dan promosi
kesehatan kepada masyarakat tahun 2014.
2. Secara khusus adalah :

KRITERIA PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI

1. Forum Desa / Ada, tetapi Berjalan, tetapi Berjalan Berjalan


Kelurahan belum berjalan belum rutin setiap setiap Tri-wulan setiap bulan
tri-wulan

2. KPM/Kader Sudah ada Sudah ada 3-5 Sudah ada 6-8 Sudah ada 9
minimal 2 orang orang orang orang atau lebih

3. kemudahan Ya Ya Ya Ya
Akses
Pelayanan
Kesehatan
Dasar

4. Posyandu & Posyandu ya, Posyandu & Posyandu & Posyandu &
UKBM lainnya UKBM lainnya 2 UKBM lainnya 3 UKBM lainnya 4 UKBM lainnya
aktif tidak aktif aktif aktif aktif

KEMENTERIAN KESEHATAN RI - PUSAT PROMOSI KESEHATAN - PUSDIKLAT APARATUR


29
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama
Bagi Pejabat Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli

KRITERIA PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI

5. Dukungan Sudah ada Sudah ada dana Sudah ada dana Sudah ada dana
dana untuk dana dari dari pemerintah dari pemerintah dari pemerintah
kegiatan pemerintah desa desa dan desa dan desa dan
kesehatan dan kelurahan kelurahan serta kelurahan serta kelurahan serta
di Desa dan serta belum ada satu sumber satu sumber satu sumber
kelurahan sumber dana dana lainnya dana lainnya dana lainnya
- Pemerintah lainnya
desa dan
kelurahan
- Masyarakat
- Dunia usaha

6. Peran serta Ada peran aktif Ada peran aktif Ada peran aktif Ada peran aktif
masyarakat masyarakat dan masyarakat dan masyarakat dan masyarakat dan
dan Organisasi tidak ada peran tidak ada peran tidak ada peran tidak ada peran
kemasyarakat- aktif ormas aktif ormas aktif ormas aktif ormas
an

7. Peraturan Belum ada Ada, belum Ada, belum Ada, belum


Kepala Desa direalisasikan direalisasikan direalisasikan
atau peraturan
Bupati/
Walikota

8. Pembinaan Pembinaan Pembinaan Pembinaan Pembinaan


PHBS Rumah PHBS kurang PHBS minimal PHBS minimal PHBS minimal
Tangga dari 20 % rumah 20 % rumah 40 % rumah 70 % rumah
tangga yang ada tangga yang ada tangga yang ada tangga yang ada

a. Persentase rumah tangga yang melaksanakan Perilaku Hidup Bersih


dan Sehat (PHBS) sebesar 70%;
b. Persentase desa dan kelurahan siaga aktif sebesar 70 %;
c. Jumlah poskesdes yang dikembangkan dan beroperasi adalah 58.500
buah poskesdes

L. Penutup
Peran promosi kesehatan dalam mendukung visi dan misi pembangunan
kesesehatan menuju “Masyarakat Hidup Sehat secara Mandiri” sangat penting.
Keberhasilan pencapaian tujuan pembangunan kesehatan, sangat ditentukan
oleh kegiatan promosi kesehatan. Ruang lingkup kegiatan promosi kesehatan
sangat luas meliputi komunikasi informasi dan edukasi (KIE), advokasi, bina
suasana, gerakan pemberdayaan masyarakat, membangun jejaring kemitraan,
pendukung tercapainya cakupan semua program pelayanan kesehatan, meliputi
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

30 KEMENTERIAN KESEHATAN RI - PUSAT PROMOSI KESEHATAN - PUSDIKLAT APARATUR

Anda mungkin juga menyukai