MATERI DASAR 2
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
DAN PROMOSI KESEHATAN
I. Deskripsi Singkat
Sehat merupakan kebutuhan dasar manusia dan menjadi salah satu faktor penentu
Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Sehat juga merupakan modal utama manusia
untuk dapat melakukan perannya di bidang pembangunan ekonomi dan pendidikan.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
serta Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa
setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang
optimal. Selanjutnya, dalam Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional, telah ditetapkan bahwa arah pembangunan
kesehatan adalah meningkatnya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dapat
terwujud. Visi pembangunan kesehatan jangka panjang adalah terwujudnya Indonesia
Sehat tahun 2025, dimana masyarakat hidup dalam lingkungan yang sehat, perilaku
masyarakat proaktif memelihara kesehatannya serta mampu mengakses pelayanan
kesehatan yang bermutu.
Untuk mencapai visi Indonesia Sehat Tahun 2025 tersebut, maka faktor perilaku
masyarakat mempunyai determinan utama dalam pembangunan kesehatan.
Perilaku tersebut meliputi upaya mewujudkan lingkungan yang sehat, proaktif dalam
memelihara kesehatannya serta akses dalam pelayanan kesehatan yang bermutu.
Sehubungan dengan itu, intervensi perilaku terhadap peningkatan kemampuan
masyarakat untuk hidup sehat melalui promosi kesehatan merupakan upaya yang
strategis dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan yang telah ditetapkan baik
dalam Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan maupun dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah. Ruang lingkup materi yang akan dibahas
pada sesi ini meliputi: kebijakan pembangunan kesehatan dan kebijakan promosi
kesehatan.
Langkah 2.
Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025
serta Rencana Pembangunan Jangka Menegah Nasional Tahun 2010-2014 (25
menit)
Langkah pembelajaran:
a. Fasilitator menjelaskan kebijakan pembangunan jangka panjang bidang kesehatan
tahun 2005-2025.
b. Fasilitator menjelaskan rencana strategi Kementerian Kesehatan tahun 2010-
2014
c. Fasilitator menjelaskan jangka panjang Fasilitator menjelaskan Visi dan Misi
Kementerian Kesehatan dalam Pembangunan Kesehatan Tahun 2010-2014
d. Fasilitator menjelaskan Strategi Kementerian Kesehatan dalam Pembangunan
Kesehatan Tahun 2010-2014
Langkah 3.
Kebijakan dan Peran promosi kesehatan dalam pembangunan kesehatan tahun
2010-2014 (25 menit)
Langkah pembelajaran :
a. Fasilitator melakukan curah pendapat tentang pengertian, tujuan dan sasaran
promosi kesehatan.
b. Fasilitator merangkum hasil curah pendapat tersebut selanjutnya menyampaikan
penegasan singkat melalui penayangan slide
c. Fasilitator menjelaskan visi dan misi promosi kesehatan
d. Fasilitator menjelaskan kebijakan umum promosi kesehatan
e. Fasilitator menjelaskan pentingnya peran promosi kesehatan dalam mencapai
tujuan pembangunan kesehatan
Langkah 4
Indikator kinerja utama kegiatan promosi kesehatan tahun 2010-2014 (20 menit)
Langkah pembelajaran :
a. Fasilitator menjelaskan indikator kinerja utama promosi kesehatan
b. Fasilitator menjelaskan strategi promosi kesehatan
c. Fasilitator menjelaskan kegiatan pokok promosi kesehatan
d. Fasilitator memberikan kesempatan pada peserta untuk menyampaikan materi
yang kurang dipahami.
e. Fasilitator menyampaikan tanggapan terhadap pertanyaan atau klarifikasi yang
disampaikan oleh peserta latih.
Langkah 5
Kesimpulan (10 menit)
a. Fasilitator mengajak peserta untuk mereview hal-hal penting yang ada dalam
pokok bahasan ini.
b. Pada akhir sesi, fasilitator mengucapkan kata-kata yang membangun semangat
serta harapan agar peserta dapat mengikuti pelatihan ini dari awal sampai akhir
dengan sebaik-baiknya dan dengan rasa senang.
V. Uraian Materi
Pokok Bahasan 1.
Kebijakan Kementerian Kesehatan dalam Pembangunan Kesehatan
A. Latar Belakang
Status kesehatan masyarakat di Indonesia telah mengalami peningkatan, hal ini
terlihat dari menurunnya angka kematian ibu, angka kematian bayi, status gizi
anak balita serta meningkatnya umur harapan hidup. Meskipun demikian upaya
meningkatkan status kesehatan masyarakat ini perlu terus dioptimalkan. Hal
4. Tujuan adalah :
Terselenggaranya pembangunan kesehatan yang berhasil dan berdaya guna
dalam mencapai derajad kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Pokok Bahasan 2.
Kebijakan dan peran promosi kesehatan dalam pembangunan kesehatan
tahun 2010-2014
Tujuan Khusus:
a. Meningkatkan komitmen pembangunan berwawasan kesehatan dari para
pengambil kebijakan dari berbagai pihak .
b. Meningkatkan kerjasama, antar masyarakat, antar kelompok, serta antar
lembaga dalam rangka pembangunan berwawasan kesehatan
c. Meningkatkan peran masyarakat termasuk swasta sebagai subjek atau
penyelenggara upaya pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan
d. Meningkatkan upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
yang efektif dengan mempertimbangan kearifan lokal.
e. Meningkatkan keterpaduan pelaksanaan upaya promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat dengan seluruh program dan sektor terkait,
di pusat, provinsi dan kabupaten/kota dengan mengacu kepada rencana
strategis kementerian kesehatan
Tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan PHBS serta berperan
aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
Indikator PHBS di Rumah Tangga adalah :
1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2) Memberi bayi ASI Eksklusif
3) Menimbang bayi dan balita setiap bulan
4) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
5) Menggunakan air bersih
6) Menggunakan jamban sehat
7) Memberantas jentik di rumah
8) Makan sayur dan buah setiap hari
9) Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10) Tidak merokok didalam rumah.
b. PHBS di Sekolah
PHBS di sekolah adalah upaya meningkatkan kemampuan peserta didik, guru
dan masyarakat lingkungan sekolah agar mandiri dalam mencegah penyakit,
memelihara kesehatan, menciptakan dan memelihara lingkungan sehat,
terciptanya kebijakan sekolah sehat serta berperan aktif dalam meningkatkan
kesehatan masyarakat sekitarnya.
Indikator PHBS di Sekolah adalah:
1) Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun
2) Mengkonsumsi jajanan di warung/ kantin sekolah
3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
4) Olahraga yang teratur dan terukur
5) Memberantas jentik nyamuk
6) Tidak merokok
7) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan
8) Membuang sampah pada tempatnya
2). Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Madya, yaitu desa/kelurahan yang:
• Sudah memiliki Forum Masyarakat Desa dan Kelurahan yang
berjalan, tetapi belum secara rutin setiap tri-wulan
• Sudah memiliki Kader Pemberdayaan Masyarakat/kader teknis Desa
dan Kelurahan Siaga Aktif antara tiga sampai lima Orang.
• Sudah ada kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari.
• Sudah memiliki Posyandu dan 2 (dua) UKBM lainnya yang aktif.
• Sudah mengakomodasi dana untuk pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif dalam anggaran pembangunan desa atau
kelurahan serta satu sumber dana lainnya baik dari masyarakat
ataupun dunia usaha.
• Sudah ada peran aktif masyarakat dan peran aktif dari satu ormas
dalam kegiatan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
• Sudah memiliki peraturan di tingkat desa atau kelurahan yang
melandasi dan mengatur pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga
Aktif, tetapi belum direalisasikan.
• Minimal 20 persen rumah tangga di Desa dan Kelurahan mendapat
pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
3). Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Purnama, yaitu desa dan kelurahan
yang:
• Sudah memiliki Forum Masyarakat Desa dan Kelurahan yang berjalan
secara rutin, setiap tri-wulan.
• Sudah memiliki Kader Pemberdayaan Masyarakat/kader teknis Desa
dan Kelurahan Siaga Aktif antara enam sampai delapan orang.
• Sudah ada kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari.
• Sudah memiliki Posyandu dan 3 (tiga) UKBM lainnya yang aktif.
• Sudah mengakomodasi dana untuk pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif dalam anggaran pembangunan desa atau
kelurahan serta mendapat dukungan dana dari masyarakat dan
dunia usaha.
• Sudah ada peran aktif masyarakat dan peran aktif dari dua ormas
dalam kegiatan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
• Sudah memiliki peraturan formal (tertulis) di tingkat desa atau
kelurahan yang melandasi dan mengatur pengembangan Desa/
Kelurahan Siaga Aktif.
• Minimal 40 persen rumah tangga di Desa dan Kelurahan mendapat
pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
4). Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Mandiri, yaitu desa/kelurahan yang:
• Sudah memiliki Forum Masyarakat Desa/Kelurahan yang berjalan
secara rutin setiap bulan.
• Sudah memiliki Kader Pemberdayaan Masyarakat/kader teknis
Desa/ Kelurahan Siaga Aktif lebih dari sembilan orang.
• Sudah ada kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari.
• Sudah memiliki Posyandu dan lebih dari 4 (empat) UKBM lainnya
yang aktif dan berjejaring.
• Sudah mengakomodasi dana untuk pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif dalam anggaran pembangunan desa atau
kelurahan serta mendapat dukungan dana dari masyarakat dan
dunia usaha.
• Sudah ada peran aktif masyarakat dan peran aktif lebih dari dua
ormas dalam kegiatan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
• Sudah memiliki peraturan formal (tertulis) di tingkat desa atau
kelurahan yang melandasi dan mengatur pengembangan Desa/
Kelurahan Siaga Aktif.
• Minimal 70 persen rumah tangga di Desa dan Kelurahan mendapat
pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
2. KPM/Kader Sudah ada Sudah ada 3-5 Sudah ada 6-8 Sudah ada 9
minimal 2 orang orang orang orang atau lebih
3. kemudahan Ya Ya Ya Ya
Akses
Pelayanan
Kesehatan
Dasar
4. Posyandu & Posyandu ya, Posyandu & Posyandu & Posyandu &
UKBM lainnya UKBM lainnya 2 UKBM lainnya 3 UKBM lainnya 4 UKBM lainnya
aktif tidak aktif aktif aktif aktif
5. Dukungan Sudah ada Sudah ada dana Sudah ada dana Sudah ada dana
dana untuk dana dari dari pemerintah dari pemerintah dari pemerintah
kegiatan pemerintah desa desa dan desa dan desa dan
kesehatan dan kelurahan kelurahan serta kelurahan serta kelurahan serta
di Desa dan serta belum ada satu sumber satu sumber satu sumber
kelurahan sumber dana dana lainnya dana lainnya dana lainnya
- Pemerintah lainnya
desa dan
kelurahan
- Masyarakat
- Dunia usaha
6. Peran serta Ada peran aktif Ada peran aktif Ada peran aktif Ada peran aktif
masyarakat masyarakat dan masyarakat dan masyarakat dan masyarakat dan
dan Organisasi tidak ada peran tidak ada peran tidak ada peran tidak ada peran
kemasyarakat- aktif ormas aktif ormas aktif ormas aktif ormas
an
L. Penutup
Peran promosi kesehatan dalam mendukung visi dan misi pembangunan
kesesehatan menuju “Masyarakat Hidup Sehat secara Mandiri” sangat penting.
Keberhasilan pencapaian tujuan pembangunan kesehatan, sangat ditentukan
oleh kegiatan promosi kesehatan. Ruang lingkup kegiatan promosi kesehatan
sangat luas meliputi komunikasi informasi dan edukasi (KIE), advokasi, bina
suasana, gerakan pemberdayaan masyarakat, membangun jejaring kemitraan,
pendukung tercapainya cakupan semua program pelayanan kesehatan, meliputi
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.