Anda di halaman 1dari 37

PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS RAMI

KOTA PEMATANGSIANTAR
TAHUN 2016

DINAS KESEHATAN
KOTA PEMATANGSIANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG

Masalah kesehatan merupakan suatu masalah yang tidak terlepas dari kehidupan
manusia, baik kesehatan jasmani maupun rohani dari individu, kelompok maupun masyarakat.
Sebagai perwujudan dari kewajiban dan tanggung jawab dalam pemeliharaan dan
perlindungan terhadap kesehatan setiap orang baik individu, kelompok maupun masyarakat,
puskesmas sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan mempunyai peran yang sangat vital
yaitu sebagai ujung tombak bagi penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk masyarakat.
Ditinjau dari definisi menurut Dapertemen Kesehatan RI (1991), Puskesmas adalah
suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan
kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan
pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam
bentuk kegiatan pokok. Hal ini menunjukkan bahwa puskesmas mempunyai wewenang dan
tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan dalam wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat seoptimal mungkin. Adapun fungsi pokok
puskesmas adalah :

1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya


2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat.
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.

Bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan oleh puskesmas bersifat menyeluruh yaitu
pelayanan kesehatan yang meliputi aspek promotive (peningkatan kesehatan), preventive
(pencegahan), curative (pengobatan) dan rehabilitize (pemulihan kesehatan) namun perioritas
pelayanan yang dikembangkan oleh puskesmas lebih diarahkan ke bentuk pelayanan
kesehatan dasar (basic health care services) yang lebih mengutamakan upaya promosi
kesehatan dan pencegahan.

Dalam perkembangannya puskesmas juga turut serta berperan mewujudkan pencapaian


MDGs (Miilenium Development Goals), lima diantaranya merupakan bidang kesehatan,
terdiri dari memberantas kemiskinan dan kelaparan, tujuan pertama menurunkan angka
kematian anak, tujuan keempat meningkatkan kesehatan ibu, tujuan kelima menerima
HIV/AIDS, Malaria dan penyakit lainnya, tujuan keenam melestarikan lingkungan hidup.
Dalam konteks otonomi daerah, puskesmas mempunyai peran sebagai institusi
pelaksana teknis yang mempunyai kemampuan manajerial dan wawasan jauh kedepan untuk
meningkatkan kwalitas pelayanan kesehatan, ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan
kebijakan daerah melalui system perencanaan yang matang, kerja sama lintas program
maupun lintas sector, tata laksana kegiatan yang tersusun rapi serta system evaluasi dan
pemantauan yang akurat. Di masa mendatang, puskesmas juga dituntut berperan dalam
pemanfaatan system tehnologi informasi dan manajemen kesehatan sebagai upaya
peningkatan pelayanan kesehatan secara terpadu.

1.2 . VISI DAN MISI PUSKESMAS RAMI


VISI
“Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu, Aman, Memuaskan,

Professional, Komunikatif untuk Mencapai Masyarakat Sehat Di Wilayaj

Puskesmas Rami”

MISI
1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Dasar Yang Bermutu Merata, Aman,
Memuaskan, Profesional, Komunikatif dan Terjangkau.
2. Mendorong Kemandirian Masyarakat Untuk Berperan Aktif Dalam Membudayakan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
3. Meningkatkan Kapasitas dan Kapabilitas Sumber Daya Manusia Puskesmas.
4. Meningkatkan Peran Serta Masyarakat Untuk Pencapaian Pembangunan Milenium
(MDG’S),

Mendorong Kemandirian Masyarakat Untuk Berperan Aktif Dalam Program BPJS


Kesehatan Dalam Rangka Universal Coverage Di Tahun 2020.

1.2. TUJUAN
A. TUJUAN UMUM
Tujuan umum dibuatnya Profil Puskesmas Rami ini adalah untuk memberikan gambaran
kesehatan yang menyeluruh di wilayaj kerja puskesmas dalam rangka meningkatkan
kemampuan manajemen kesehatan puskesmas.

B. TUJUAN KHUSUS
1. Terselenggaranya Pelayanan Kesehatan Dasar Yang Bermutu Merata, Aman,
Memuaskan, Profesional, Komukatif Dan Terjangkau.
2. Meningkatnya kualitas hidup (quality of life) dan lingkungan hidup yang sehat dan
produktif (Environmental Health and Productivity).
3. Tersedianya SDM Puskesmas sesuai Standar Pelayanan Minimal.
4. Tercapainya pembangunan Milenium di Wilayah Puskesmas Rami.
5. Tercapainya kepesertaan jaminan kesehatan nasional di wilayah puskesmas rami.

1.3. SISTEMATIKA PENYUSUNAN


A. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Sistematika penyajian Profil Kesehatan Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:
Bab 1 : Pendahuluan
Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan profil kesehatan serta sistematika
dari penyajian
Bab 2 : Gambaran Umum dan Perilaku Penduduk
Bab ini menyajikan tentang gambaran umum kabupaten/kota. Selain uraian tentang letak
geografis, administrative dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas factor-
faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan meliputi kependudukan, ekonomi,
pendidikan, social budaya, perilaku, dan lingkungan.
Bab 3 : Situasi Derajat Kesehatan
Bab ini berisi uraian tentang indicator mengenai angka kematian, angka kesakitan, dan
angka status gizi masyarakat.
Bab 4 ; Situasi Upaya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan
dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan
sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan,
pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan
dalam bab ini juga mengakomodir indikator konerja Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh
Kabupaten/Kota.
Bab 5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan
Bab ini menguraikan tetnang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan
dan sumber daya kesehatan lainnya.
Bab 6 : Kesimpulan
Dalam bab diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah
lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di tahun yang bersangkutan. Selain
keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang
dianggap masih kurang dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
Lampiran
Pada lampiran ini berisi tabel resume/angka pencapaian Kabupaten/Kota dan 80 tabel
data kesehatan dan yang terkait kesehatan yang responsive gender.
Profil Kesehatan dapat disajikan dalam bentuk tercetak (berupa buku) atau dalam bentuk
lain (softcopy, tampilan di situs internet, dan lain-lain).
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 DATA GEOGRAFI


2.1.1. Lokasi
Puskesmas rami didirikan pada tanggal 01 Juni 1990, terletak di Jalan Medan Km 4,5
Simpang Kerang, Kelurahan Sumber Jaya Kecamatan Siantar Martoba Pematangsiantar
dengan luas wilayah kerja ± 1359 ha dengan ketinggian + 400 diatas permukaan laut dan
beriklim sedang.

2.1.2. Batas-batas Wilayah Puskesmas Rami


Puskesmas Rami mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Simalungun
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Siantar Martoba
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Simalungun
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Siantar Timur.

2.1.3. Wilayah Kerja Puskesmas Rami dan Fasilitas Pelayanan


Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Pematangsiantar Nomor 8 Tahun 2007 tentang
Pemekaran Daerah, maka Puskesmas Rami mempunyai 3 Kelurahan di wilayah kerjanya,
yaitu :
- Kelurahan Sumber Jaya
- Kelurahan Naga Pita
- Kelurahan Naga Pitu (pemekaran dari Kelurahan Naga Pita)
Agar jangkauan pelayanan kesehatan lebih merata dan meluar, Puskesmas Rami
sebagai puskesmas Kecamatan ditunjang dengan 2 Puskesmas pembantu, yaitu :
1. Pustu Pondok Sayur dengan wilayah kerja Kelurahan Pondok Sayur dan Kelurahan
Tanjung Pinggir (pemekarand dari Kelurahan Pondok Sayur).
2. Pustu Tambun Nabolon dengan wilayah kerja Kelurahan Tambun Nabolon dan
Kelurahan Tanjung Tongah (pemekaran dari Kelurahan Tambun Nabolon)

Disamping itu peran serta masyarakat untuk mengelola posyandu balita di wilayah
kerja Puskesmas Rami dapat menunjang jangkauan pelayanan kesehatan khususnya balita
yang balita yang rutin diadakan tiap bulannya. Untuk pelayanan kesehatan ibu hamil dan
mengatasi masalah-masalah kesehatan lainnya, maka didirikan Poskeskel (Pos Kesehatan
Kelurahan) di masing-masing Kelurahan yaitu Kelurahan Naga Pita, Tanjung Pinggir, Tanjung
Tongah.

2.2 DATA DEMOGRAGI


Berdasarkan data BPS pada tahun 2016 jumlah Penduduk Kecamatan Siantar Martoba
adalah sebanyak 40.466 jiwa. Kelurahan yang paling banyak jumlah penduduknya adalah
Kelurahan Naga Pita (20.376 jiwa), sedangkan yang paling sedikit adalah Kelurahan Tanjung
Tongah (9.389 jiwa). Data selengkapnya terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1. Data Demografi Kecamatan Siantar Martoba Tahun 2016.


Luas
Jumlah
No Kelurahan Wilayah Laki-laki Perempuan
Penduduk
(Km2)
1 Sumber Jaya 2.226 5.757 3.245 2.643
2 Naga Pita 1.155 10.879 4.908 5.371
3 Naga Pitu 672.5 3.740 1.978 2.231
4 Pondok Sayur 2.939 5.179 2.728 2.987
5 Tanjung pinggir 3.830 5.522 2.535 2.276
6 Tambun nabolon 5.045 4.816 2.325 2.491
7 Tanjung Tongah 2.154 4.573 2.542 2.376
JUMLAH 24.074 40.466 20.261 20.205

2.3 DATA SOSIAL EKONOMI

Tabel 2. Data Sosial Ekonomi di wilayaj kerja Puskesmas Rami tahun 2016
Pekerjaan
No Kelurahan
PNS/TNI Petani Dagang Wiraswasta
1 Sumber Jaya 115 417 286 239
2 Naga Pita 1405 65 3662 725
3 Naga Pitu 65 57 2000 1967
4 Pondok Sayur 161 156 225 1427
5 Tambun Nabolon 675 357 420 513
6 Tanjung Pinggir 55 78 50 288
7 Tanjung Tongah 35 128 124 325

Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa data social ekonomi penduduk di Kecamatan Siantar
Martoba dapat dilihat dari segi pekerjaannya yang paling banyak adalah pedagang, dan
wiraswasta dan yang paling sedikit adalah petani dikarenakan di wilayaj Kecamatan Siantar
Martoba tidak memiliki lahan pertanian yang luas.
Penduduk di wilayah Kecamatan Siantar Martoba lebih cenderung memiliki pekerjaan
pedagang karena ditunjang dari letak Kecamatan Siantar Martoba dekat dengan tempat jual
beli yaitu Pasar Parluasan.

Tidak
N
Kelurahan tamat
tk sd sltp sma D1/d3 S1 S2/S3
o
L P L P L P L P L P L P L P L P
1 Sumber Jaya 0 0 58 56 498 501 649 609 118 97 56 48 34 21 5 2
2 Naga Pita 0 0 107 107 457 391 46 80 70 126 126 249 30 35 3 5
3 Naga Pitu 0 0 89 105 215 176 100 185 70 108 100 285 2 45 5 3
4 Pondok Sayur 0 0 80 100 80 100 20 45 108 72 23 25 21 18 2 0
5 Tambun Nabolon 0 0 32 27 65 32 28 10 125 38 105 138 32 45 0 0
6 Tanjung Pinggir 0 0 84 84 206 207 200 168 59 50 10 9 20 24 0 0
7 Tanjung Tongah 0 0 209 290 910 930 220 250 502 530 42 45 20 38 0 0

Dari tabel 3 terlihat bahwa pendidikan di wilayah Kecamatan Siantar Martoba yang
paling banyak tingkat SD dan SLTP dan yang paling sedikit adalah tingkat Sarjana, hal ini
dikarenakan oleh masih rendahnya tingkat pengetahuan dan ekonomi penduduk di wilayah
kerja Puskesmas Rami Kecamatan Siantar Martoba.
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan


guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap
penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal (UU Kesehatan No. 23
Tahun 1992).
Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan keadaan
kesehatan yang lebih baik dari sebelumnya. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal
adalah tingkat kondisi kesehatan yang tinggi dan mungkin dicapai pada suatu saat yang sesuai
dengan kondisi dan situasi serta kemampuan yang nyata dari setiap orang atau masyarakat dan
harus selalu diusahakan peningkatan yang terus menerus.
Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa indikator yang dapat
digunakan. Indikator-indikator tersebut pada umumnya tercermin dari kondisi morbiditas,
mortalitas dan status gizi.

3.1. MORTALITAS (ANGKA KEMATIAN)


Salah satu indikator penting untuk mengukur tingkat derajat kesehatan masyarakat
adalah angka kematian (mortalitas). Dimana indikator ini menunjukkan tingkat kesehatan,
mutu pelayanan kesehatan serta kondisi sosial ekonomi masyarakat.

3.1.1. Angka Kematian Bayi (AKB)


Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB tetapi tidak mudah untuk
menemukan faktor yang paling dominan. Tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksebilitas
dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil, serta kesediaan masyarakat untuk
merubah kehidupan tradisional ke norma kehidupan modern dalam bidang kesehatan
merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat AKB. Menurunnya AKB dalam
beberapa waktu terakhir memberi gambaran adanya peningkatan dalam kualitas hidup dan
pelayanan kesehatan masyarakat.

3.1.2. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)


Angka Kematian Ibu Maternal diperoleh berbagai survei yang dilakukan secara
khusus. Dengan dilaksanakannya Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) dan Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), maka cakupan wilayah penelitian AKI menjadi
lebih luas disbanding survei sebelumnya.
Berdasarkan data yang ada di Puskesmas Rami selama tahun 2016 tidak terdapat
kematian maternal.

3.2. MORBIDITAS (ANGKA KESAKITAN)


Angka kesakitan penduduk didapat dari data yang berasal dari masyarakat (community
bases data) yang dapat diperoleh dengan melalui studi morbiditas dan hasil pengumpulan data
dari Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP).

3.2.1. Penyakit Menular


Penyakit menular yang disajikan dalam profil kesehatan Puskesmas Rami antara lain
penyakit Malaria, TB Paru, HIV/AIDS, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).

a. Penyakit Malaria
Penyakit malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia,
perkembangan penyakit malaria dipantau melalui Annual Parasite Incidence (API). Di wilayah
Puskesmas Rami masih relatif aman terhadap penyakit malaria beberapa tahun ini belum
ditemukan penyakit Malaria di wilayah Puskesmas Rami.

b. Penyakit TP Paru
Menurut hasil Surkesnas 2001, TB Paru menempati urutan ke 3 penyebab umum,
selain menyerang paru, Tuberculosis dapat menyerang organ lain (extra pulmonary)

c. Penyakit HIV/AIDS
Perkembangan penyakit HIV/AIDS terus menunjukkan peningkatan, meskipun
berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan terus dilakukan. Semakin tingginya
mobilitas penduduk antar wilayah, menyebarnya sentra-sentra pembangunan ekonomi di
Indonesia, meningkatnya perilaku seksual yang tidak aman dan meningkatnya
penyalahgunaan NAPZA melalui suntikan secara simultan telah memperbesar tingkat resiko
penyebaran HIV/AIDS. Saat ini Indonesia telah digolongkan sebagai Negara dengan tingkat
epidemic yang terkonsentrasi, yaitu adanya prevalensi lebih dari 5% pada sub populasi
tertentu, misal pada kelompok pekerja seksual komersial dan penyalah guna NAPZA. Tingkat
epidemic ini menunjukkan tingkat perilaku berisiko yang cukup aktif menularkan ini dalam
suatu sub populasi tertentu.
Jumlah penderita HIV/AIDS dapat digambarkan sebagai fenomena gunung es, yaitu
jumlah penderita yang dilaporkan jauh lebih kecil dari jumlah yang sebenarnya. Hal ini berarti
bahwa jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia yang sebenarnya belum diketahui dengan
pasti.
d. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernafasan Akut merupakan penyakit rakyat yang kasusnya tinggi dan
menempati 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Rami.
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) masih merupakan penyakit utama penyakit
kematian bayi dan balita di Indonesia. ISPA sebagai penyebab utama kematian pada bayi dan
balita diduga karena pneumonia dan merupakan penyakit yang akut dan kualitas.

e. Penyakit Kusta
Meskipun Indonesia sudah mencapai eleminasi kusta pada pertemuan kusta tahun
2000, sampai saat ini penyakit kusta masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat.
Hal ini terbukti dari masih tingginya jumlah penderita kusta di Indonesia dan Indonesia
merupakan Negara dengan urutan ke-3 penderita terbanyak didunia. Penyakit kusta dapat
mengakibatkan kecacatan pada penderita. Masalah ini diperberat masih tingginya stigma
dikalangan masyarakat dan sebagian petugas. Akibat dari kondisi ini sebagian dari penderita
dan mantan penderita dikucilkan sehingga tidak mendapatkan akses pelayanan kesehatan serta
pekerjaan yang berakibat pada meningkatnya angka kemiskinan.

3.2.2. Penyakit Menular Yang Dapat Di cegah dengan Imunisasi (PD3I)


PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan
pelaksanaan program imunisasi, pada profil kesehatan ini akan dibahas penyakit Tetanus
Neunatorum, Campak, Difteri, Pertusis dan Hepatitis B.

a. Tetanus Neunatorum
Kasus Tetanus Neunatorum sangat erat kaitannya dengan proses terjadinya persalinan
bagi ibu, kebersihan pada waktu pertolongan sangatlah penting untuk dilakukan selain
imunisasi TT pada ibu hamil. Pada tahun 2016 dilaporkan tidak terjadi kasus Tetanus
Neunatorum di wilayah Puskesmas Rami.

b. Campak
Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan kejadian luar biasa.
Selama tahun 2016 ditemukan kasis campak di Puskesmas Rami.

c. Difteri
Difteri adalah penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi.

d. Pertusis
Seperti penyakit difteri pada tahun 2016 tidak ditemukan kasus pertusis yang
dilaporkan.

e. Hepatitis B
Kasus Hepatitis B yang dilaporkan selama tahun 2015 ditemukan kasus. Namun kasus
Hepatitis B digambarkan sebagai fenomena gunung es, dimana sulit sekali menemukan
kasusnya.

3.2.3. Penyakit Potensi KLB/Wabah


a. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menyebar luas keseluruh wilayah
provinsi. Penyakit ini sering muncul sebagai KLB dengan angka kesakitan dan kematian
relatif tinggi. Angka insiden DBD secara nasional bergerak fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada
awalnya pola epidemik terjadi setiap lima tahunan, namun dalam kurun waktu lima belas
tahun terakhir mengalami perubahan dengan periode antara 2-5 tahun.
Upaya pemberantasan DBD dititik beratkan pada penggerakan potensi masyarakat
untuk dapat berperan serta dalam pemberantasan sarang nyamuk (gerakan 3 M + 1T),
pemantauan angka bebas jentik (ABJ) serta pengenalan gejala DBD dan penanganannya di
rumah tangga..

b. Diare
Penyakit diare merupakan penyakit yang berpotensi terjadinya kejadian luar biasa atau
wabah.

c. Filariasis
Penyakit filariasis merupakan penyakit yang disebarkan oleh vektor yaitu nyamuk,
tidak terdapat kasus filariasis di wilayah Puskesmas Rami pada tahun 2016.

3.3. STATUS GIZI


Status gizi masyarakat dapat diukur melalui beberapa indikator, antara lain bayi
dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi wanita usia subur
Kurang Energi Kronis (KEK).

3.3.1. Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)


Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu faktor
utama yang berpengaruh terhadap kematian Perinatal dan Neonatal. BBLR dibedakan dalam 2
kategori yaitu BBLR karena Premature atau BBLR karena Intrauterine Growth Reterdation
(IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Di Negara
berkembang banyak BBLR dengan IUGR karena ibu berstatus Gizi Buruk, Anemia, Malaria
dan menderita penyakit Menular Seksual (PMS) sebelum konsepsi atau pada saat kehamilan.
Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di wilayah Puskesmas Rami dari
tahun ke tahun mengalami penurunan, pada tahun 2016 dilaporkan ada 7 kelahiran bayi
dengan BBLR.

3.3.2. Status Gizi Balita


Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat
kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian satatus gizi balita adalah pengukuran
secara anthropometri dengan menggunakan Indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U).
Jumlah balita gizi buruk di wilayaj Puskesmas Rami selama tahun 2016 dilaporan ada
1 balita gizi buruk, tapi seluruh balita gizi buruk tersebut sudah mendapatkan penanganan
sesuai tata laksana gizii buruk seperti pemberian PMT Pemulihan dan sebagainya.

3.3.3. WUS yang mendapat kapsul Yudium


Salah satu masalah gizi yang perlu mendapat gizi yang perlu mendapat perhatian
adalah gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY). GAKY dapat mengakibatkan gangguan
pertumbuhan fisik dan keterbelakangan mental. Gangguan pertumbuhan fisik meliputi
pembesaran kelenjar tiroid (gondok), bisu, tulis, kretin (kerdil), gangguan motorik, bisu, tuli
dan mata juling. Pemberian kapsul yodium dimaksudkan untuk mencegah lahirnya bayi kretin,
karena itu sasaran pemberian kapsul yodium adalah Wanita Usia Subur (WUS) termasuk ibu
hamil dan Ibu nifas.
3.3.4. Data Kematian
Tabel 4. Data Kematian di Puskesmas Rami tahun 2016

Jumlah Kematian menurut umut


No Sebab Kematian 1 bln- -14 5-14 15-24 25-34 35-50 51-64 >65
<1 thn thn thn thn thn thn thn thn
1 Penyakit tua - - - - - - 10 15
2 Hipertensi - - - - - - 12 18
3 Jantung - - - - - - 5 3
4 Pneumonia - - - - - - - -
5 Kecelakaan - - - - - - - -
6 DM - - - - - - - -
7 Tenggelam - - - - - - - -
8 DBD - - - - - - - -
Sumber : Puskesmas Rami tahun 2016

3.3.5. Data sepuluh penyakit terbesar


Tabel 5. Data sepuluh penyakit terbesardi Puskesmas Rami tahun 2016

No Nama Penyakit Jumlah


1 ISPA 3314
2 Penyakit lain pada saluran pernafasan 1663
3 Hipertensi 865
4 Gastritis 813
5 Rheumatik 661
6 Penyakit kulit alergi 578
7 Dispepsia 563
8 Chepalgia 530
9 Diabetes Melitus 308
10 Caries Gigi 260
JUMLAH 9555
Sumber : Puskesmas Rami tahun 2016
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN

4.1. PELAYANAN KESEHATAN DASAR


Dalam rangka mencapai tuuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat.
Berikut ini diuraikan gambaran situasi upaya kesehatan di Puskesmas Rami khususnya pada
tahun 2015.
Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam
memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan
dasar secara cepat dan tepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah
dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan
kesehatan adalah sebagai berikut:

4.1.1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi


Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan
perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu bisa berpengaruh pada
kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya.

a. Pelayanan Antenatal
Pelayanan Antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan
professional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat)
kepada ibu hamil selama masa kehamilannya, yang mengikuti program pedoman pelayanan
antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan
antenatal dapat dilihat dari cakupan K1 dan K4.
Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran
besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan
untuk mendapat pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil
sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada
trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ketiga.

b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi Kebidanan


Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada
masa persalinan, hal ini disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai kompetensi kebidanan (profesional).
Menurut data dari desa yang dikompilasidari Puskesmas Rami pada tahun 2016,
persentase persalinan oleh tenaga kesehatan sudah melebihi target dibandingkan dengan target
90% yang diharapkan (Indonesia Sehat 2018).

c. Kunjungan Neonatus
Bayi hingga usia kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang paling rentan
atau memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan
untuk mengurangi resiko tersebut antara lain dengan melakukan pertongan persalinan oleh
tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonates (0-28 hari). Dalam pelaksanaan
pelayanan neonatus, petugas kesehatan disamping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi
juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu.

4.1.2. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah, Usia Sekolah dan Remaja
Pelayanan kesehatan pada kelompok anak pra-sekolah, usia sekolah dan remaja
dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan pemantauan
kesehatan anak pra sekolah, pemeriksaan anak sekolah dasar/sederajat, serta pelayanan
kesehatan pada remaja, baik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun peran serta tenaga
terlatih lainnya seperti kader kesehatan, guru UKS dan dokter kecil.
Menurut data yang terkumpul pada tahun 2016, persentase yang paling signifikan
adalah cakupan pemeriksaan siswa SD yaitu sebesar 100. %, sedangkan pemeriksaan anak
balita sebesar 100% sedangkan siswa SMP dan SMA 100% karena dilakukan penjaringan
pada bulan Oktober tahun 2016.

4.1.3. Pelayanan Keluarga Berencana


Pada tahun 2016 persentase peserta KB aktif di wilayah Puskesmas Rami sebesar 98,6
dari 4.965 pasangan usia subur. Target Indonesia Sehat tahun 2017 sebesar 75%. Persentase
yang paling tinggi Kelurahan Naga Pitu.

4.1.4. Pelayanan Imunisasi


Pencapaian Universal Child Immunization pada dasarnya merupakan suatu gambaran
terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapat imunisasi secara lengkap. Bila cakupan
UCI dikaitkan dengan batasan wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut dapat
digambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat terhadap penularan PD3I.

4.1.5. Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut


Cakupan pelayanan kesehatan pra usila dan usia lanjut pada tahun 2016 di wilayah
Puskesmas Rami sebesar 11.876 dari jumlah usila (> 60 th). Hal ini didukung oleh adanya
posyandu lansia di 7 Kelurahan tersebut.
4.2. PEMANFAATAN OBAT GENERIK
Berdasarkan data dari pustu dan polindes wilayah Puskesmas Rami, dari seluruh obat
generik yang diadakan sebanyak 90% (<100 jenis obat generik) tersedia di Puskesmas Rami.

4.3. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN


Untuk memperkecil resiko terjadi penyakit atau gangguan kesehatan sebagai akibat
dari lingkungan yang kurang sehat, dilakukan berbagai upaya peningkatan kualitas
lingkungan, antara lain dengan pembinaan kesehatan lingkungan pada institusi yang dilakukan
secara berkala. Upaya yang dilakukan mencakup pemantauan dan pemberian rekomendasi
terhadap aspek penyediaan fasilitas sanitasi dasar.
Berdasarkan laporan dari programmer kesehatan lingkungan pada tahun 2016, sarana
yang dibina kesehatan lingkungannya oleh petugas kesehatan adalah sebagai berikut sarana
pendidikan, sarana ibadah dan sarana lainnya. Dari 9.316 rumah yang ada di wilayah
Puskesmas Rami ada 4.503 rumah yang memenuhi syarat Rumah sehat (49,2%).

4.4. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT


Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakekatnya dimaksudkan untuk menangani
permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Beberapa permasalahan gizi sering dijumpai
pada kelompok masyarakat adalah Kekurangan Kalori Protein, Kekurangan Vitamin A,
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium dan Anemia Gizi Besi.

4.4.1. Pemantauan Pertumbuhan Balita


Upaya pemantauan terhadap pertumbuhan balita dilakukan melalui penimbangan di
posyandu secara rutin setiap bulan. Di tujuh Kelurahan yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Rami terdapat beberapa Posyandu dan ditanggung oleh beberapa kader kesehatan.

4.4.2. Pemberian Kapsul Vitamin A


Berdasarkan data yang terkumpul pada tahun 2016, bahwa cakupan pemberian vitamin
A di Puskesmas Rami. Pemberian vitamin A di Puskesmas Rami dilakukan bulan Februari dan
Agustus kepada bayi dan balita.

4.4.3. Pemberian Tablet Besi


Tablet Fe adalah tablet tambah darah untuk menanggulangi anemia gizi besi yang
diberikan kepada ibu hamil. Cakupan pemberian tablet besi di wilayah Puskesmas Rami pada
tahun 2016 adalah sebesar 70,73%.
BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Gambaran mengenai sumber daya kesehatan dikelompokkan dalam sajian data dan
informasi mengenai sarana kesehatan dan tenaga kesehatan.

5.1. SARANA KESEHATAN


Pada bab ini akan diuraikan mengenai sarana pelayanan kesehatan diantaranya
puskesmas pembantu (pustu), poskeskel, posyandu dan sarana upaya kesehatan bersumber
daya masyarakat (UKBM) lainnya.

5.1.1. Puskesmas Pembantu


Jumlah puskesmas pembantu (pustu) di Puskesmas Rami 2 pustu. Secara konseptual,
puskesmas pembantu menganut konsep wilayah dan diharapkan dapat melayani sasaran
penduduk. Dengan jumlah pustu sebanyak 2 buah berarti 1 buah pustu mencakup 2-3 buah
desa.
Rasio puskesmas pembantu terhadap puskesmas rata-rata 2.55 : 1, artinya setiap
puskesmas didukung oleh 2 sampai 3 puskesmas pembantu dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.

5.1.2. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat


Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di
masyarakat. Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) diantaranya adalah
Poskeskel, Posyandu.
Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal oleh masyarakat.
Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu Kesehatan Ibu dan Anak,
Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi, Imunisasi dan Penanggulangan Diare. Untuk memantau
perkembangannya posyandu dikelompokkan menjadi 4 strata, yaitu Posyandu Pratama,
Posyandu Madya, Posyandu Purnawa, dan Posyandu Mandiri.
Berdasarkan data terkumpul pada tahun 2016 menunjukkan bahwa jumlah Posyandu
sebanyak 30 buah dengan rincian sebagai berikut Posyandu Purnama 25 buah dan Posyandu
Mandiri sebesar 5 buah.
Poskeskel merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam rangka
mendekatkan pelayanan kebidanan, melalui penyediaan tempat pertolongan persalinan dan
pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana. Pada tahun 2016 jumlah
poskeskel di wilayah Puskesmas Rami sebanyak 5 buah.

5.2. TENAGA KESEHATAN


Sebagaimana diketahui bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan tidak hanya
dilakukan pemerintah, tapi juga diselenggarakan oleh swasta. Oleh karena itu gambaran
situasi ketersediaan tenaga kesehatan baik yang bekerja disektor pemerintah maupun swasta
perlu diketahui.
Sesuai dengan fungsi Pelayanan Kesehatan di Puskesmas, maka tenaga medis dan
keperawatan baik itu perawat maupun bidan menempati proporsi lebih banyak. Di Puskesmas
Rami jumlah perawat sebanyak 10 orang dan bidan sebanyak 29 orang, tenaga medis (dokter
umum) sebanyak 4 orang, dokter gigi 1 orang, Apoteker 1 orang, tenaga Kesehatan
Masyarakat 2 orang, sanitarian 1 orang, gizi 3 orang, analisis 1 orang.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

Data dan informasi adalah bagian dari Sistem Informasi Kesehatan yang merupakan
sumber daya vital dan urgen yang harus dimiliki oleh penyelenggara pembangunan kesehatan,
maka penyediaan data dan informasi yang berkualitas sangat diperlukan sebagai masukan
dalam proses pengambilan keputusan.
Namun sangat disadari informasi kesehatan yang ada saat ini masih belum dapat
memenuhi kebutuhan data dan informasu kesehatan secara optimal, belum adanya sistem
informasi kesehatan yang terintegrasi menambah semakin sulitnya menyediakan data yang
akurat dan obyektif. Hal ini berimplikasi pada kualitas data dan informasi yang disajikan
dalam Profil Puskesmas Rami yang diterbitkan saat ini belum sesuai dengan harapan.
Walaupun demikian diharapkan Profil Kesehatan Puskesmas Rami tahun 2015 ini dapat
memberi gambaran secara garis besar dan menyeluruh tentang seberapa jauh keadaan
kesehatan masyarakat yang telah dicapai.
Walaupun Profil Kesehatan sering kali belum mendapatkan apresiasi yang memadai,
karena belum dapat menyajikan data dan informasi yang sesuai dengan harapan, namn hal ini
merupakan salah satu publikasi data dan informasi yang meliputi data capaian Standart
Pelayanan Minimal (SPM) dan Indikator Indonesia Sehat 2016. Oleh karena itu dalam rangka
meningkatkan kualitas Profil Kesehatan perlu dicari terobosan dalam mekanisme
pengumpulan data dan informasi secara tepat untuk mengisi kekosongan data agar dapat
tersedia data dan informasi.
TABEL 1

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA


DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KELURAHAN
PUSKESMAS RAMI
TAHUN 2016

LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN


JUMLAH
NO KELURAHAN WILAYAH DESA + RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
DESA KELURAHAN PENDUDUK
(km2) KELURAHAN TANGGA TANGGA Per Km2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Sumber Jaya 2.226 0 1 1 5.757 1.259 4.41 1.20
2. Naga Pita 1.155 0 1 1 10.879 2.316 4.16 1.20
3. Naga Pitu 672.5 0 1 1 3.740 1.337 4.36 1.20
4. Pondok Sayur 2.939 0 1 1 5.179 1.376 4.27 1.20
5. Tanjung Pinggir 5.045 0 1 1 5.522 1.028 4.25 1.20
6. Tambun Nabolon 3.830 0 1 1 4.812 1.749 4.14 1.20
7. Tanjung Tonga 2.154 0 1 1 4.573 976 4.22 1.20
Jumlah Kab/Kota 18.021.5 0 7 7 40.466 10.041 30 8
TABLE 2
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
PUSKESMAS RAMI
TAHUN 2016

JUMLAH PENDUDUK
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN) LAKI-LAKI +
PEREMPUAN LAKI LAKI RASIO JENIS KELAMIN
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6
1. 0-4 2.000 2.280 4.050 0.99
2. 5-9 2.010 2.212 4.013 1.03
3. 10-14 1.800 1.905 3.913 1.02
4. 15-19 .1.900 1.950 3956 1.06
5. 20-24 1.477 1.272 2.974 0.87
6. 25-29 1.612 1.676 3.288 0.97
7. 30-34 1.620 1.590 3.210 1.00
8. 35-39 1.520 1.570 3.090 0.96
9. 40-44 1.415 1.280 2.695 1.02
10. 45-49 1.832 1.164 2.996 1.72
11. 50-54 1.004 1.009 2.213 0.93
12. 55-59 702 721 1.423 0.99
13. 60-64 505 471 976 1.06
14. 65-69 307 350 657 0.81
15. 70+ 501 511 1.012 0.86
JUMLAH 20.205 20.261 40.466 15.29
ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO)
TABEL 3
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KEATAS YANG MELEK HURUF
DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN
PUSKESMAS RAMI
TAHUN 2016

JUMLAH PERSENTASE
NO VARIABEL LAKI-LAKI + LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KEATAS 10.108 15.540 31.648
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KEATAS YANG 0 0 0 0.00 0.00 0.00
2
MELEK HURUF
PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG
DITAMATKAN
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 824 834 1.658 0.00 0.00 0.00
b. SD.MI 2.073 1.897 3.970 0.00 0.00 0.00
c. SMP/MTs 835 832 1.667 0.00 0.00 0.00
3 d. SMA/MA 1.81 974 2.055 0.00 0.00 0.00
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 0 0 0,00 0,00 0,00 0,00
f. DIPLOMA I / DIPLOMA II 462 799 1.261 0,00 0,00 0,00
g. AKADEMI/DIPLOMA III 177 226 403 0,00 0,00 0,00
h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 177 414 591 0,00 0,00 0,00
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR)
TABEL 4
JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PUSKESMAS RAMI
TAHUN 2016

JUMLAH KELURAHAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
HIDUP MATI HIDUP+MATI HIDUP MATI HIDUP+MATI HIDUP MATI HIDUP+MATI
1 4 5 6 7 8 9 10 11 12
SIANTAR MARTOBA RAMI 221 3 224 205 2 207 426 5 431
PONDOK SAYUR 112 1 113 90 1 91 202 2 204
TANJUNG TONGAH 75 0 75 82 1 83 157 1 158
JUMLAH KAB/KOTA 408 4 412 377 4 381 785 8 793
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN)
Sumber ….
Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut diatas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
TABEL 5

JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PUSKESMAS RAMI
TAHUN 2016

JUMLAH KEMATIAN
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS
ANAK ANAK ANAK
NEONATAL BAYI BALITA NEONATAL BAYI BALITA NEONATAL BAYI BALITA
BALITA BALITA BALITA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
SIANTAR RAMI 1 5 0 4 1 1 0 0 0 0 0 0
MARTOBA
PONDOK SAYUR 0 2 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0
TANJUNG TONGAH 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
1 8 0 8 1 1 0 0 0 0 0 0

Sumber ….
Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut diatas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi

TABEL 6
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PUSKESMAS RAMI
TAHUN 2016

KEMATIAN IBU
JUMLAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS LAHIR JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
HIDUP <20 20-34 > 35 <20 20-34 > 35 <20 20-34 > 35 <20 20-34 > 35
JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH
tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
SIANTAR
MARTOBA RAMI 421 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PONDOK SAYUR 206 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

TANJUNG TONGAH 150 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 777 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sumber : ….
Keterangan :
- Jumlah Kematian Ibu = Jumlah Kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas
- Angka kematian ibu (dilaporkan) tersebut diatas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi.
TABEL 7

KASUS BARU TB BTA + SELURUH KASUS TB, KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS
TAHUN 2016

KASUS TB ANAK
JUMLAH KASUS BARU TB BTA+ JUMLAH SELURUH KASUS TB
JUMLAH PENDUDUK 0-14 TAHUN
NO KECAMATAN PUSKESMAS
L P L P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % L+P JUMLAH % JUMLAH % L+P JUMLAH %
SIANTAR 1024 2037
MARTOBA RAMI 10131 17 7 24 20 8 28 2
5 6
1070
PONDOK SAYUR 5263 5438 5 3 8 4 3 7 0
1

TANJUNG TONGAH 4867 4522 9389 5 2 7 4 2 6 0

CNR/KASUS BARU TB BTA+PER 100.000 PENDUDUK 27 12 39 28 13 41 2


CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK

Sumber : …
Keterangan :
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayaj kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4,RS, Lembaga Pemasyarakatan
Rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll.
Catatan: jumlah kolom 6= jumlah kolom 7 pada table 1 yaitu sebesar 40086
TABEL 8

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+MENURUT JENIS KELAMIN, DI PUSKESMAS
PUSKESMAS RAMI
TAHUN 2016

TP BARU
SUSPEK % BTA (+)
NO KECAMATAN PUSKESMAS BTA (+)
TERHADAP SUSPEK
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
SIANTAR MARTOBA RAMI 135 115 250 15 8 23 0 0 0
PONDOK SAYUR 71 84 155 8 2 10 0 0 0
TANJUNG TONGAH 53 49 102 4 2 6 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 259 248 507 27 12 39 0 0 0

Sumber : …
Keterangan :
Jumlah pasien adalah seluruh pasian yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4,RS, Lembaga Pemasyarakatan,
Rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll.

TABEL 13

KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS RAMI
TAHUN 2016

DIARE
JUMLAH PENDUDUK JUMLAH TARGET DIARE DITANGANI
NO PUSKESMAS KECAMATAN
PENEMUAN L P L+P
L P L+P L P L+P Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 RAMI SIANTAR MARTOBA 20.261 20.205 40.466 434 432 866 162 12 152 13 314 13

JUMLAH 20.261 20.205 40.466 434 432 866 162 12 152 13 314 13

Anda mungkin juga menyukai