Anda di halaman 1dari 53

PROPIL

PUSKESMAS BATU ANAM


TAHUN 2017

TIM PERENCANAAN
PUSKESMAS BATU ANAM
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa sehingga Profil Puskesmas Batu
Anam Tahun 2017 ini dapat diselesaikan.Profil ini disusun berdasarkan hasil kegiatan
pelayanan di dalam dan di luar gedung yang nantinya dapat sebagai acuan untuk menyusun
perencanaan program di tahun mendatang.

Dalam penyusunan laporan profil ini tentu masih banyak kekurangan ,sehingga kami
mengharapkan masukan dari semua pihak khususnya Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun.

Akhir kata, kami ucapkan terimakasih kepada seluruh Staf Puskesmas atas
kerjasamanya,semoga Profil Puskesmas Batu Anam tahun 2017 ini dapat bermanfaat.

Batu Anam, Januari 2017

Kepala Puskesmas Batu Anam

dr.Ruspal Simarmata
NIP : 196810141999031001

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pembangunan Kesehatan juga tidak terlepas dari komitmen Indonesia sebagai warga masyrakat
Dunia untuk ikut merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals ( MDGs ).Di
dalam undang undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
mengamanatkan bahwa pembangunan kesehatan harus ditujukan untuk meningkatkan
kesadaran,kemauan dan kemampuan hidup sehat masyarakat yang setinggi - tingginya,sebagai
investsi bagi pembangunan sumber daya manuasia yang produktif secara sosial dan
ekonomis.Setiap orang barhak atas kesehatan dan setiap orang mempunyai hak yang sama
dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan.

Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi untuk mencapai
keberhasilan pembangunan bangsa.Oleh karena itu,diselenggarakan pembanguan di bidang
kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan,dengan tujuan meningkatkan kesadaran
,kemauan,dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajad kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.Derajat kesehatan yang rendah juga berpengaruh terhadap
rendahnya produktifitas kerja yang pada akhirnya menjadi beban masyarakat dan Pemerintah.

Pembangunan Nasional di bidang kesehatan pada dasarnya ditujukan kepada semua lapisan
masyarakat.Namun pada operasionalnya ditujukan untuk golongan tertentu dan dilakukan
secara bertahap sesuai dengan skala prioritas.

VISI Puskesmas Batu Anam adalah “ Masyarakat sehat di Wilayah Kerja Puskesmas
Batu Anam “ untuk mencapai misi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat.
2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas .
3. Membuat keluhan sehat.

TUJUAN adalah untuk meningkatkan kesadaran,kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah Puskesmas Batu Anam.

Upaya – upaya kesehatan untuk mencapai Visi dan Misi diatas telah dilakukan,namun hasilnya
belum optimal.Pengelolaan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan
dilakukan melalui sistim manajemen kesehatan yang didukung oleh sistim informasi kesehatan
agar lebih berhasil guna dan berdaya guna.
Puskesmas Batu Anam merupakan instansi yang bertanggung jawab atas pembangunan
kesehatan di Kecamatan Siantar.Kami telah banyak melakukan upaya upaya kesehatan untuk
mengatasi permasalahan kesehatan.Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan
tersebut diperlukan indikator.Indikator yang dipakai adalah indikator Kinerja dari Standar
Pelayanan Minimal di bidang kesehatan.

Agar penyelenggaraan pembangunan kesehatan,khususnya dalam melakukan kegiatan


perencanaan,pelaksanaan,pengendalian,pengawasan dan penilaian dapat berjalan efektif dan
efisien sangat diperlukan informasi tentang hasil pembangunan kesehatan dan pendukungnya.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi,Puskesmas Batu Anam menyusun Profil


Kesehatan tahun 2017,yang berisi tentang situasi dan kondisi kesehatan tahun 2017 beserta
hasil dari upaya upaya kesehatan yang telah dilaksanakan selama tahun 2017 yang dianalis
secara sederhana dan ditampilkan dalam bentuk tabel,peta dan grafik.

Penyusunan profil ini bertujuan untuk memberikan data dan informasi dalam rangka proses
perencanaan, pemantauan,dan mengevaluasi pencapaian hasil pembangunan kesehatan di
Puskesmas Batu Anam.

1.2 TUJUAN

1.2.1.Tujuan Umum

Tersedianya data atau informasi yang akurat,tepat waktu dan sesuai kebutuhan dalam rangka
meningkatkan kemampuan manajemen secara berhasil guna dan berdaya guna.

1.2.2.Tujuan Khusus

a) Tesedianya acuan dan bahan rujukan dalam rangka pengumpulan


data,pengelolaan,analisis serta pengemasan informasi;
b) Tesedianya wadah integrasi berbagai data yang telah dikumpulkan oleh berbagai sistim
pencatatan dan pelaporan di unit-unit kesehatan;
c) Memberikan analis-analis yang mendukung penyediaan informasi dalam menyusun
alokasi dana/anggaran program kesehatan;
d) Tersedianya bahan untuk penyusunan profil kesehatan tingkat provinsi dan Nasional.

1.3 Isi Ringkasan Profil

Profil kesehatan Puskesmas Batu Anam berisi narasi dan gambaran analisis situasi umum dan
lingkungan yang mempengaruhi kesehatan,situasi sumber daya,situasi upaya kesehatan, situasi
derajat kesehatan dan pembiayaan kesehatan. Disamping narasi juga berisi tabel,grafik dan
diagram untuk sajian distribusi frekuensi menggambarkan perkembangan atau perbandingan
pencapaian program.

1.4 Sistematika Penyajian

Bab I.Pendahuluan

Bab ini secara ringkas menjelaskan maksud dan tujuan disusunnya profil Puskesmas Batu
Anam.Dalam bab ini juga diuraikan secara ringkas pula isi dari profil Puskesmas Batu Anam
dan sistematika penyajian.

Bab II.Gambaran Umum Puskesmas Batu Anam

Dalam bab ini diuraikan gambaran secara umum Puskesmas Batu Anam yang meliputi keadaan
geografi,cuaca,keadaan penduduk,tingkat pendiidkan penduduk,keadaan ekonomi,serta
perilaku penduduk yang terkait dengan kesehatan.

Bab III.Situasi Derajat Kesehatan

Bab ini berisi uraian tentang berbagai indikator derajat kesehatan yang mencakup tentang
angka kematian,angka harapan hidup,angka kesakitan dan status gizi masyarakat.

Bab IV.Situasi Upaya Kesehatan

Bab ini berisi uraian tentang upaya kesehatan yang tertuang pada tujuan program pembangunan
di bidang kesehatan.Gambaran upaya kesehatan yang telah diselenggarakan meliputi pelayanan
kesehatan dasar, pencapaian upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit dan upaya
perbaikan gizi masyarakat serta gambaran tentang keadaan sumber daya mencakup tentang
keadaan sarana atau fasilitas kesehatan,tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan.

Bab V.Kinerja Pembangunan Kesehatan

Bab ini menyajikan kegiatan multi sektor yang dilaksanakan dalam rangka mencapai
Puskesmas Batu Anam yang dituangkan dalam indikator standar pelayanan minimal ( SPM )
dibidang kesehatan.

BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1 GAMBARAN UMUM
2.1.1 Geografi
Puskesmas Batu Anam lokasinya berada di Desa/Nagori Lestari Indah Kecamatan Santar
Kabupaten Simalungun terdiri dari 8 Desa/Nagori dengan luas wilayah 11.561 Ha.Jarak dan
waktu tempuh ke Puskesmas terjauh yaitu 6 km dan waktu tempuh menuju puskesmas 10
menit.Jalan yang ditempuh dapat dilalui oleh kenderaan ( transportasi cukup lancar ) dan tidak
ada kendala untuk menjangkau Puskesmas tersebut .terdapat daerah kumuh perkotaan yauti
TPA sanggaran.Desa/Nagori Lestari Indah terletak di Kecamata Siantar.Batas batas wilayah
kerja yaitu :
1. Sebelah Utara : Kecamatan Gunung Maligas
2. Sebelah Selatan : Kecamatan Tanah Jawa
3. Sebelah Timur : Kecamatan Gunung Malela
4. Sebelah Barat : Kecamatan Siantar

Wilayah kerja Puskesms Batu Anamsebagian besar dimanfaatkan sebagai lahan kering dan
sebagian kecil sebagai lahan sawah irigasi.Sementara luas kawasan hutan rakyat yang ditanami
Tanaman Hutan Rakyat yang meliputi hutan.

2.1.2 Topografi dan Iklim.

Topografi wilayah Kerja Puskesmas Batu Anam sebagian besar merupakan dataran rendah
yang terbentang dari selatan ke Utara.Wilayah Desa/Nagori Lestari Indah secara umum
beriklim tropis yang dipengaruhi angin musim.Sebagai daerah tropis Desa/Nagori Lestari Indah
memiliki musim kemarau dan hujan yang yang diselingi dengan musim pancaroba,dengan
curah hujan berkisar antara 1- 437 mm.Curah hujan yang paling rendah terjadi pada bulan
September yaitu 1 mm,sedangkan curah hujan yang paling tinggi terjadi pada bulan Januari
sebesar 437 mm.Suhu maksimum berkisar antara 27 c – 30 c dan suhu minimum berkisar 22 c
– 25 c.Temperatur tertinggi terjadi di bulan Desember dan terendah terjadi pada Bulan
September dengan kelembaban udara antara 73 hingga 82 persen.

2.1.3 Pemerintahan.

Wilayah kerja Puskesms Batu Anam terdiri dari 08 Desa/Nagori Yaitu :

1. Dolok Marlawan
2. Pantoan Maju
3. Sejahtera
4. Laras Dua
5. Lestari Indah
6. Nusa Harapan
7. Sitalasri
8. Dolok Hataran

Ke delapan Desa/Nagori tersebut merupakan sebagian dari wilayah Kecamatan Siantar yang
terdiri dari 17 Desa/Nagori.5 Desa/Nagori merupakan wilayah Puskesmas Silau Malaha .4
Desa/Nagori merupakan wilayah kerja Puskesmas Rambung Merah.
2.1.4 Kependudukan.

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesms Batu Anam tahun 2017 adalah.....jiwa dengan
jumlah penduduk laki laki..........daan perempuan adalah.........Jumlah Kepala Keluarga di
wilayah Kerja Puskesms Batu Anam adalah......dengan jumlah Lansia adalah..........orang dan
jumlah KK miskin yang dimiliki adalah sebanyak..........KK.Sedangkan Umur Harapan Hidup
( UHH ) mencapai umur.......

Tabel 2.1 Peduduk wilayah kerja Puskesmas Batu Anam

UMUR LAKI- LAKI PEREMPUAN JUMLAH


0–4
5–9
10 – 14
15 – 19
20 – 24
25 – 29
30 – 34
35 – 39
40 – 44
45 – 49
50 – 54
55 – 59
60 – 64
65 – 69
70 Keatas
Total

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk dan Penduduk Sasaran

DESA/NAGORI : DOLOK MARLAWAN JUMLAH


JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK 3783
LAKI-LAKI 1856
PEREMPUAN 1925
KK 779

PENDUDUK MISKIN 827


BAYI 67
ANAK BALITA 176
BALITA 216
PUS 428
WUS
IBU HAMIL 70
IBU BERSALIN 67
IBU NIFAS 67
NEONATAL 139
BUMI RESTI 0
BAYI RESTI 0
ANAK USIA REMAJA 381
LANSIA 1873
SEKOLAH SD 78
SMP 314
SMA 1488
PETANI 766
USIA PETERNAK 30
PERAJIN 25
PRODUKTIF PEDAGANG 15
BURUH 5
PENGUSAHA KECIL DAN 1
MENENGAH
PNS 191
TNI 0
POLRI 0
PENSIUNAN 78
PNS/TNI/POLRI
PEG.SWASTA 17
PEG.KANTOR 0
PEMERINTAH
LAIN-LAIN 0

DESA/NAGORI : PANTOAN MAJU JUMLAH


JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK 2309
LAKI-LAKI 1151
PEREMPUAN 1158
KK 522

PENDUDUK MISKIN
BAYI 42
ANAK BALITA 176
BALITA 202
PUS 310
WUS 538
IBU HAMIL 44
IBU BERSALIN 41
IBU NIFAS 41
NEONATAL 102
BUMI RESTI 0
BAYI RESTI 0
ANAK USIA REMAJA 35
LANSIA 413
SEKOLAH SD 404
SMP 513
SMA 473
PETANI 786
USIA PETERNAK 0
PERAJIN 0
PRODUKTIF PEDAGANG 103
BURUH 0
PENGUSAHA KECIL DAN 2
MENENGAH
PNS 161
TNI 0
POLRI 0
PENSIUNAN 48
PNS/TNI/POLRI
PEG.SWASTA 23
PEG.KANTOR 0
PEMERINTAH
LAIN-LAIN 2

PNS 161
TNI 0
POLRI 0
PENSIUNAN 48
PNS/TNI/POLRI
PEG.SWASTA 23
PEG.KANTOR 0
PEMERINTAH
LAIN-LAIN 2

DESA/NAGORI : SEJAHTERA JUMLAH


JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK 2293
LAKI-LAKI 1069
PEREMPUAN 1224
KK 557

PENDUDUK MISKIN 414


BAYI 45
ANAK BALITA 190
BALITA 236
PUS 240
WUS 516
IBU HAMIL 48
IBU BERSALIN 46
IBU NIFAS 46
NEONATAL 64
BUMI RESTI 0
BAYI RESTI 0
ANAK USIA REMAJA 406
LANSIA
SEKOLAH SD 567
SMP 560
SMA 406
PETANI
USIA PETERNAK
PERAJIN
PRODUKTIF PEDAGANG
BURUH
PENGUSAHA KECIL DAN
MENENGAH
PNS
TNI
POLRI
PENSIUNAN
PNS/TNI/POLRI
PEG.SWASTA
PEG.KANTOR
PEMERINTAH
LAIN-LAIN

DESA/NAGORI : LARAS DUA JUMLAH


JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK 2800
LAKI-LAKI 1236
PEREMPUAN 1564
KK 753
PENDUDUK MISKIN 877
BAYI 82
ANAK BALITA 201
BALITA 219
PUS 498
WUS 713
IBU HAMIL 82
IBU BERSALIN 79
IBU NIFAS 79
NEONATAL 163
BUMI RESTI 0
BAYI RESTI 0
ANAK USIA REMAJA 157
LANSIA 355
SEKOLAH SD 119
SMP 156
SMA 156
PETANI 741
USIA PETERNAK 0
PERAJIN 0
PRODUKTIF PEDAGANG 142
BURUH 0
PENGUSAHA KECIL DAN 1
MENENGAH
PNS 54
TNI 0
POLRI 0
PENSIUNAN 13
PNS/TNI/POLRI
PEG.SWASTA 27
PEG.KANTOR
PEMERINTAH
LAIN-LAIN 786

DESA/NAGORI : LESTARI INDAH JUMLAH


JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK 3285
LAKI-LAKI 1634
PEREMPUAN 1651
KK 915
PENDUDUK MISKIN 456
BAYI 67
ANAK BALITA 271
BALITA 318
PUS 416
WUS 804
IBU HAMIL 71
IBU BERSALIN 67
IBU NIFAS 67
NEONATAL 130
BUMI RESTI 0
BAYI RESTI 0
ANAK USIA REMAJA 1261
LANSIA
SEKOLAH SD 428
SMP 346
SMA 550
PETANI
USIA PETERNAK
PERAJIN
PRODUKTIF PEDAGANG
BURUH
PENGUSAHA KECIL DAN
MENENGAH
PNS
TNI
POLRI
PENSIUNAN
PNS/TNI/POLRI
PEG.SWASTA
PEG.KANTOR
PEMERINTAH
LAIN-LAIN

DESA/NAGORI : NUSA HARAPAN JUMLAH


JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK 3430
LAKI-LAKI 1670
PEREMPUAN 1760
KK 880

PENDUDUK MISKIN
BAYI 84
ANAK BALITA 178
BALITA 196
PUS 498
WUS
IBU HAMIL 93
IBU BERSALIN 88
IBU NIFAS 88
NEONATAL 123
BUMI RESTI
BAYI RESTI
ANAK USIA REMAJA 397
LANSIA
SEKOLAH SD 257
SMP 258
SMA 1436
PETANI
USIA PETERNAK
PERAJIN
PRODUKTIF PEDAGANG
BURUH
PENGUSAHA KECIL DAN
MENENGAH
PNS
TNI
POLRI
PENSIUNAN
PNS/TNI/POLRI
PEG.SWASTA
PEG.KANTOR
PEMERINTAH
LAIN-LAIN

DESA/NAGORI : SITALASARI JUMLAH


JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK 4231
LAKI-LAKI 2054
PEREMPUAN 2177
KK 4136

PENDUDUK MISKIN
BAYI 91
ANAK BALITA 207
BALITA 228
PUS 625
WUS
IBU HAMIL 94
IBU BERSALIN 89
IBU NIFAS 89
NEONATAL 133
BUMI RESTI
BAYI RESTI
ANAK USIA REMAJA 663
LANSIA
SEKOLAH SD 321
SMP 323
SMA 405
PETANI
USIA PETERNAK
PERAJIN
PRODUKTIF PEDAGANG
BURUH
PENGUSAHA KECIL DAN
MENENGAH
PNS
TNI
POLRI
PENSIUNAN
PNS/TNI/POLRI
PEG.SWASTA
PEG.KANTOR
PEMERINTAH
LAIN-LAIN

DESA/NAGORI : DOLOK HATARAN JUMLAH


JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK 4257
LAKI-LAKI 2017
PEREMPUAN 2240
KK 1122

PENDUDUK MISKIN
BAYI 87
ANAK BALITA 275
BALITA 368
PUS 427
WUS
IBU HAMIL 90
IBU BERSALIN 86
IBU NIFAS 86
NEONATAL 169
BUMI RESTI
BAYI RESTI
ANAK USIA REMAJA 65
LANSIA
SEKOLAH SD 401
SMP 330
SMA 326
PETANI
USIA PETERNAK
PERAJIN
PRODUKTIF PEDAGANG
BURUH
PENGUSAHA KECIL DAN
MENENGAH
PNS
TNI
POLRI
PENSIUNAN
PNS/TNI/POLRI
PEG.SWASTA
PEG.KANTOR
PEMERINTAH
LAIN-LAIN

Pada grafik 2.1 terlihat bahwa jumlah balita adalah sebesar ....... dari seluruh total penduduk
dan jumlah lansia ..... dari seluruh total penduduk,sedangkan persentase balita dan anak-anak
adalah ...... dari seluruh total penduduk Puskesmas Batu Anam. Berdasarkan data ini dapat kita
lihat bahwa komposisi penduduk usia produktif (dewasa ) lebih besar dibandingkan usia non
produktif (anak-anak dan usia lanjut).

Indikator penting yang terkait dengan distribusi penduduk menurut umur yang sering
digunakan untuk mengetahui produktifitas penduudk adalah ratio beban ketergantungan atau
dependency ratio.Ratio beban ketergantungan adalah angka yang menyatakan perbandingan
anatara banyaknya orang yang tidak produktif ( umur dibawah 15 tahun dan diatas 65 tahun )
dengan banyaknya umur produktif ( umur 15-64 tahun ).Ratio beban ketergantungan di
Puskesmas Batu Anam sebesar......,angka ini menunjukkan setiap ..... orang yang masih
produktif akan menanggung ... orang yang belum atau sudah tidak produktif lagi.

Tabel 2.2 Penduduk Kecamatan Siantar jumlak KK dan jumlah penduduk tiap posyandu dalam
batas wilayah Puskesmas Batu Anam

No Desa Nama Posyandu Jumlah KK Jumlah pendududuk

1 D. Marlawan Bona Bona 136 694


2 D. Marlawan Simpang Marihat 226 1077
3 D. Marlawan Mulia Tani 292 1557
4 D. Marlawan Kampung Porsea 125 353
5 P. Maju Flamboyan 50 100
6 P.Maju Jambu air 125 720
7 P.Maju Rambutan 116 233
8 P.Maju Manggis 231 956
9 Sejahtera Nangka
10 Sejahtera Mangga
11 Sitalasari Sidorejo 301 1351
12 Sitalasari Jambu 310 1302
13 Sitalasari Jeruk 379 1578
14 Lestari Indah Melur 376 1367
15 Lestari Indah Melati 539 1918
16 Nusa Harapan Mawar 325 1285
17 Nusa Harapan Melati 363 1452
18 Nusa Harapan Anggrek 192 693
19 Laras Dua Madu 110 380
20 Laras Dua Melati 78 330
21 Laras Dua Cempaka 1 415 1600
22 Laras Dua Cempaka 2 150 490
23 Dolok hataran Cendrawasih 437 1699
24 Dolok hataran Melati 185 644
25 Dolok hataran Mawar 94 324
26 Dolok hataran Gelatik 406 1586

Penyebaran penduduk pada masing masing posyandu di wilayah kerja batu anam dapat
dilihat pada tabel diatas yg menunjukkan kepadatan penduduk terdapat desa lestari indah
posyandu melati dan jumlah penduduk paling sedikit terdapat pada desa Pantoan maju
posyandu Flamboyan

2.2 Perilaku Penduduk


2,2,1 Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

Untuk menanggulangi rumah tangga yg rawan terhadap penyakit infeksi dan non infeksi,

Maka setiap rumah tangga yang ada perlu diberdayakan untuk melaksanakan perilaku hidup
dan sehat. Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada rumah tangga di wilayah kerja
puskesmas Batu Anam lima tahun Terakhir seperti grafik di bawah ini

grafik 2,3 Tren persentase Rumah Tangga Ber PHBS di Puskesmas Batu Anam

tahun 2013-2017

100% 1
0.95 0.94
90% 0.92
0.9

80%

70%

60%
Series 3
50%
Series 2
40% Series 1

30%

20%

10%

0%
tahun2017 tahun 2016 tahun2015 tahun 2014 2013

Data pada Grafik 2.3 Menunjukkan bahwa selama lima tahun terakhir jumlah rumah tangga
yang ber PHBS sudah cenderung menglami peningkatan. Hal ini sudah cukup baik mengingat

Peran yang begitu penting dalam membantu menumbuhkan budaya hidup yang baik di bidang
kesehatan. Pada Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun di cantumkan target rumah
tangga ber PHBS untuk tahun 2017 sebesar 80%. Pencapaian Puskesmas batu Anam tahun
2017 sebesar 80% . Walaupun persentase rumah tangga yg ber PHBS sudah mencapai target,
perlu di galakkan upaya untuk meningkatkan cakupan rumah tangga ber PHBS dengan
meningkatkan pembinaan dirumah tangga dengan menggerakkan dan memberdayakan
keluarga atau anggota rumah tangga untuk hidup bersih dan sehat melalui penyuluhan baik
secara individu maupun berkelompok agar setiap orang,kelompok atau keluarga tahu, mau, dan
mampu menolong diri sendiri di bidang kesehatan.

Bila kita lihat data persentase rumah tangga ber PHBS tahun 2017 tertinggi (80%) dan
terendah 2013( 65%).

2.2.2 Aktivitas Posyandu.


Posyandu merupakan salah satu upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
( UKBM ).Keberadaan posyandu sampai saat ini masih memiliki peranan yang sangat penting
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya pada golongan
balita.Tingkat perkembangan posyandu di Desa/Nagori dalam lima tahun terakhir seperti pada
grafik di bawah ini :

Grafik 2.4 Kategori Posyandu di Puskesmas Batu Anam tahun 2017

50

45

40

35

30
Mandiri
25 Purnama
44 44 44 44 Madya
20 Pratama
15
26
10

0
2013 2014 2015 2016 2017

Sumber : Seksi Promosi Puskesmas Batu Anam.

Data pada grafik 2.4 di atas memperlihatkan bahwa posyandu Purnama dari tahun ke tahun
menunjukkan peningkatan dan ini sangat baik.Dari 44 Posyandu yang ada di Puskesmas Batu
Anam seluruhnya merupakan posyandu aktif.Untuk Posyandu Mandiri dan Pratama tidak ada
di Puskesmas Batu Anam.Lambatnya perkembangan posyandu ke arah posyandu Mandiri tidak
terlepas dari kurang berperan sertanya Masyarakat dalam menyelenggarakan kegiata posyandu
terutama dalam hal dukungan da untuk opeasional kegiatan posyandu sebagian besar dari
bantuan pemerintah

2.2.3 Penyluhan Kesehatan.

Penyuluhan Kesehatan merupakan upaya untuk merubah perilaku masyarakat melalui


penyebaran informasi tentang masalah kesehatan sehingga masyarakat paham dan dapat
mencari solusi pemecahan masalah kesehatan dengan berperilaku atau mengubah perilaku ke
arah yang dapat menunjang kesehatannya.Cakupan penyuluhan di Puskesmas Batu Anam
tahun 2017 meliputi penyuluhan kelompok,penyuluhan perorangan melalui Ruang
Lansia,Ruang Remaja,Ruang Laktasi,Ruang KB,Klinik Sanitasi,Klinik Gizi Medik,Ruang Ibu
Hamil,Senam Iu Hamil,Poli Gigi,Klinik VCT/IMS,Kelompok Prolanis.

2.3 Keadaan Lingkngan.

Kondisi lingkungan di Desa/Nagori sangat dipengaruhi oleh perilaku hidup manusia dalam
menata rumah dan alam sekitarnya.Pada tahun 2017 melakukan pemeriksaan terhadap rumah
(.......% ) dari........total rumah yang ada di Desa/Nagori.Jumlah rumah yang termasuk dalam
kategori sehat sebanyak.........rumah (...........) Kondisi ini menurun dibandingkan dengan data
tahun 2016.Cakupan rumah sehat menurun disebabkan karena petugas memegang program
rangkap,sehingga kurang optimal.Cakupan rumah sehat seperti pada grafik di bawah ini :

Grafik 2.5 Persentase Rumah Sehat yang memenuhi syarat di Desa/Nagori Tahun 2017

Rumah sehat
200
180 177
160 163 159
140
120 123 122
100 99
80 76 Rumah sehat
69
60
40
20
0

Sumber : Program Kesehatan lingkungan Puskesmas Batu Anam.

Data pada grafik 2.5 walaupun cakupan rumah sehat menurun tetapi sudah memenuhi target
Kabupaten Simalungun selama 5 tahun terakhir,artinya sudah diatas target Renstra Dinas
Kesehatan Kabupaten Simalungun tahun 2016 sebesar 85 %.Ada beberapa hal yang
mempengaruhi keadaan lingkungan di Kabupaten Simalungun,dan kegiatan yang telah
dilakukan antara lain :

2.3.1 Air Bersih.

Cakupan keluarga yang memiliki akses air bersih di Desa/Nagori pada tahun 2016 mencapai
100%.Dengan adanya seluruh masyarakat yang sudah bisa mengakses air bersih di
Desa/Nagori diharapkan penyakit penyakit menular melalui air ( water borne desease ) dapat
dicegah atau sedapat mungkin diturunkan kasusnya.

2.3.2 Jamban.

Kepemilikan jamban bagi keluarga merupakan sesuatu yang vital karena dengan adanya
jamban di masing masing rumah tangga berbagai penyakit yang penularannya melalui kotoran
manusia seperti kecaingan,diare dan sebagainya dapat dicegah sedini mungkin. Pada dasarnya
seluruh KK yang ada di Desa/Nagori sudah memiliki jamban,cakupan penduduk yang
menggunakan jamban sehat telah mencapai 100%.

2.3.3 Tempat Sampah dan Pengelolaan Air Limbah.


Tempat sampah dan pengelolaan air limbah di tingkat rumah tangga merupakan faktor yang
ikut berperan penting dalam menciptakan suatu lingkungan yang sehat di tingkatkan yang
paling bawah.Data yang ada menunjukan bahwa seluruh KK di Desa/Nagori sudah memiliki
tempat sampah dan pengelolaan air limbah yang termasuk dalam kategori sehat sebesar..........%
dari target yang sudah ditetapkan.

2.3.4 Tempat Pengelolaan Makanan.( TPM )

Pemeriksaan terhadap tempat tempat umum dan tempat pengelolaan makanan ( TPM ) secara
berkala meliputi Hotel,Retoran atau rumah makan,pasar serta TPM lainnya.Pemeriksaan
bertujuan untuk menjamin agar tetap terjaganya kesehatan lingkungan di tempat tempat yang
bersangkutan dan lingkungan sekitarnya.Data pada tahun 2016 menunjukkan bahwa Hotel di
Desa/Nagori Tidak ada, Pasar Tidak adab, restoran atau rumah makan sebanyak.........buah dan
TPM lainnya sebanyak......buah serta warung nasi.......buah.

Hasil pemeriksaan menunjukkan termasuk dalam kategori sehat.Sedangkan cakupan


pemeriksaan pada tempat pengelolaan makanan ( TPM ) yang meliputi restoran atau Rumah
Makan,Pasar dan tempat umum pengelolaan makanan lainnya mencapai .............buah
( .............% ) dari ...............TPM yang ada.Hasil pemeriksaan menunjukkan TPM yang
termasuk dalam kategori sehat sebanyak .......buah ( .........%) dari seluruh TPM yang
diperiksa.Disamping pemeriksaan terhadap TPM tersebut juga dilaksanakan pembinaan
terhadap institusi meliputi sarana kesehatan,sarana pendidikan,sarana ibadah dan
perkantoran.Pembinaan pada sarana pendidikan mencakup........sarana pendidikan ( 100% )
dari..........sarana pendidikan yang ada ( TK,SD,SMP,SMA ),pembinaan pada sarana ibadah
mencakup.......buah tempat ibadah ( 100% ) dari sarana ibadah yang ada.

Dalam rangka pencegahan terhadap DBD,di Kabupaten Simalungun telah dilakukan


pengamatan jentik secara berkala.Pemeriksaan dilakukan pada...........rumah/bangunan
dari............rumah/bangunan yang ada ( 100% ).Hasilnya menunjukkan bahwa yang termasuk
dalam kategori rumah/bangunan bebas jentik nyamuk sebanyak rumah/bangunan (..........
% ).Sedangkan sisanya...........% dalam kategori tidak bebas jentik yang dikawatirkan dapat
menimbulkan KLB Demam Berdarah Dengue di Desa/Nagori.Kondisi lingkungan yang tidak
memenuhi syarat kesehatan dan banyak barang yang tidak terpakai beserakan dapat
mengakibatkan genangan air terutama pada musim hujan.Genagan air ini dapat menjadi tempat
berkembangbiaknya nyamuk penyebar penyakit seperti DBD .Untuk itu perlu upaya yang
lebih keras lagi dari petugas maupun seluruh komponen masyarakat agar seluruh
rumah/banguan yang ada bebas dari jentik.Cakupan rumah/bangunan bebas jentik menurut
banjar di Desa/Nagori seperti pada grafik berikit :

Grafik 2.6 Persentase Rumah Bebas Jentik berdasarkan Banjar.


Di wilayah kerja Puskesmas Batu Anam

Rumah sehat
200
180 177
160 163 159
140
120 123 122
100 99
80 76 Rumah sehat
69
60
40
20
0

Sumber : Program DBD Puskesmas Batu Anam.

Data pada grafik di atas menunjukkan bahwa rumah/banguan bebas jentik tertinggi berada di
Desa/Nagori Laras Dua.Secara umum cakupan angka bebas jentik di Desa/Nagori laras Dua
sudah mencapai 17,91%.
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat indikator yang dapat digunakan, seperti kondisi
mordibitas, mortalitas dan status gizi. Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh multi faktor.
Faktor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan sangat
menentukan derajat kesehatan masyarakat. Faktor lain diluar kesehatan yang tak kalah penting berperan
dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat adalah keadaan sosial ekonomi, pendidikan,
lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya (Depkes, 2010). Pada bagian ini derajat kesehatan
masyarakat di Puskesmas Batu Anam perlu digambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka
Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Morbiditas beberapa penyakit yang
ada di Puskesmas Batu Anam.

3.1. Mortalitas
Angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu dikenal dengan
mortalitas (Depkes, 2010). Mortalitas selain dapat menggambarkan keadaan dan derajat
kesehatan masyarakat suatu wilayah dapat juga digunakan sebagai dasar perencanaan di
bidang kesehatan. Tingkat kematian secara umum sangat berhubungan erat dengan tingkat
kesakitan. Sebab-sebab kematian ada yang dapat diketahui secara langsung dan tidak langsung.
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat mortalitas dan morbiditas adalah sosial ekonomi,
pendapatan perkapita, pendidikan, perilaku hidup sehat, lingkungan, upaya kesehatan dan
fertilitas.

3.1.1.Angka Kematian Bayi


Jumlah kematian penduduk berusia dibawah satu tahun per 1000 kelahiran hidup pada
tahun tertentu disuatu daerah disebut Angka Kematian Bayi (AKB). AKB merupakan
indikator yang sangat berguna untuk mengetahui status kesehatan anak khususnya bayi
dan dapat mencerminkan tingkat kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan secara
umum, status kesehatan penduduk secara keseluruhan serta tingkat perkembangan sosial
ekonomi mayarakat.
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi AKB secara umum adalh tingkat kesakitan dan
status gizi, kesehatan ibu waktu hamil dan proses penanganan persalinan. Gangguan
perinatal merupakan salah satu dari sekian faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan
ibu selama hamil yang mempengaruhi perkembangan fungsi organ dan janin.

...........................
Data pada grafik diatas menunjukkan bahwa Angka Kematian Bayi (AKB) di Puskesmas
Batu Anam...................

...........................
Gambar diatas menunjukkan bahwa ada 2 kematian bayi di Puskesmas Batu Anam pada
tahun 2017. Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungn mencantumkan target
Kematian bayi 24 per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi di Kabupaten
Simalungun ................
3.1.2.Angka Kematian Balita (AKABA)
AKABA adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal sebelum
mencapai usia 5 tahun dan dinyatakan per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian balita
dihitung dengan menjumlahkan kematian bayi dengan balita. Berdasarkan pedoman
MDGs disebutkan bahwa nilai normatif>140 tinggi, 71-140 tinggi, 20-40 sedng dan <20
rendah. AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak-anak dan faktor-
faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit
infeksi dan kecelakaan. Angka kematian balita (AKABA) di Puskesmas Batu Anam
seperti pada grafik dibawah ini :
...................

Secara Nasional ditetapkan AKABA sebesar 40/1000 KH. Pada tahun 2017 tidak terdapat
kematian balita di Puskesmas Batu Anam, maka ini sudah lebih rendah dari target
Nasional. Rendahnya angka kematian balita (akaba) di Puskesmas Batu Anam disebabkan
karena baiknya gizi balita, rendahnya faktor risiko yang mengakibatkan kematian bagi
balita, perilaku orang tua dalam pemberian gizi anak cukup baik serta peran dari petugas
kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan.

3.1.3.Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)


Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal pada tahun tertentu
dengan penyebab kematian yang terkait gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak
termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan masa nifas
(42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000
kelahiran hidup. Indikator ini secara langsung digunakan untuk memonitor kematian
terkait kehamilan.

Angka Kematian Ibu Maternal berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku
hidup sehat, status gizi, kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan
kesehatan terutama untuk ibu hamil, waktu melahirkan dan masa nifas. Keberhasilan
pembangunan sektor kesehatan senantiasa menggunakan indikator AKB dan AKI sebagai
indikator utamanya. Angka Kematian Ibu Maternal di Puskesmas Batu Anam terakhir
sebagaimana terlihat pada grafik di bawah ini :

.............
Pada grafik diatas terlihat tidak terdapat kematian ibu di wilayah Puskesmas Batu Anam.
Angka Kematian Ibu Maternal di Puskesmas Batu Anam tahun 2017 sudah lebih rendah
dari target Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun tahun 2017. Bila terjadi
kematian ibu maka akan dilaksanakan perinatal (AMP) untuk mengetahui akar
permasalahan penyebab kematian ibu tersebut. Serta strategi kedepannya yang akan
diambil untuk mengatasi hal ini adalah selain melibatkan lintas sektor dan lintas program
agar ikut bersama-sama memantau ibu hamil, melahirkan dan masa setelah melahirkan
dengan gerakan sayang ibu di harapkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi di Puskesmas Batu Anam dapat ditekan.

Ditingkat desa yang ada di Puskesmas Batu Anam, Angka Kematian Ibu tidak ada, bila
dilihat dari distribusinya di 8 desa seperti terlihat pada grafik di bawah ini :
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3 Column3

0.2
0.1
0
i ra
ra
n
da
h an ar ua te aju an
ata Ii n r ap la as asD j ah M lr aw
kH
r Ha Sit La
r Se an a
lo esta sa ant k M
L u P
Do N lo
Do

Data pada grafik diatas menunjukkan bahwa kematian maternal berdasarkan desa di
Puskesmas Batu Anam tahun 2017 tidak ada ditemukan. Secara umum angka kematian
ibu di puskesmas batu anam pada tahun 2017 masih dibawah target Nasional
(125/100.000) KH maupun target tingkat provinsi Sumatera Utara (.................), dan bila
dibandingkan dengan target Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun
(......................), maka AKI per 100.000 Kelahiran Hidup di Puskesmas Batu Anam
berada di bawah target yang telah ditetapkan. Ini menunjukkan kwalitas pelayanan
kesehatan pada ibu hamil di Puskesmas Batu Anam cukup baik. Disamping itu pula akses
terhadap sarana pelayanan sangat mudah karena penyebarannya hampir merata di wilayah
seluruh Puskesmas Batu Anam.
3.1.4.Umur Harapan Hidup
Derajat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat juga dapat dilihat dari nilai Umur
Harapan Hidup (UHH). UHH juga merupakan indikator Indeks keberhasilan
Pembangunan Manusia. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan dapat dilihat dari
peningkatan UHH. Umur Harapan Hidup penduduk Kabupaten Simalungun tahun 2017
berdasarkan data BPS sebesar..........

3.2. Morbiditas
Angka kesehatan baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit disebut morbiditas.
Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu
dan berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat.
3.2.1.Penyakit Menular
a. TB Paru
Penyakit TB Paru merupakan penyakit re emerging masih terus ditemukan di Provinsi
Sumatera Utara. Secara nasional TB Paru merupakan penyakit tropis yang sangat erat
kaitannya dengan kemiskinan. TB Paru merupakan penyakit yang masih tinggi angka
kejadiannya bahkan merupakan yang tertinggi ketiga di dunia. MDGs menetapkan
penyakit TB Paru sebagai salah satu target penyakit yang harus diturunkan selain
HIV/AIDS dan Malaria. Hasil pengobatan penderita TB Paru dipakai indikator succes
rate, dimana indikator ini dapat dievaluasi setahun kemudian setelah penderita
ditemukan dan diobati. Succes rate akan meningkat bila pasien TB Paru dapat
menyelesaikan pengobatan dengan baik tanpa atau dengan pemeriksaan dahak. Pada
tahun 2017 angka succes rate terbesar 100%.
Gambaran penyakit TB Paru di Puskesmas Batu Anam seperti terlihat pada grafik
dibawah ini :

Grafik 3.7 Succes Rate TB di wilayah Puskesmas Batu Anam tahun 2013 s/d
2017

120

100

80

60
Series 3

40

20

0
2013 2014 2015 2016 2017

Sumber Pemegang Program TB Puskesmas Batu Anam.

Data pada grafik 3.7 diatas menunjukkan bahwa succes rate kasus TB Paru di Puskesmas Batu Anam
dalam kurun waktu 5 tahun terakhir telah 100%. Prevalensi TB Paru pada tahun 2017 sebesar 99 per
100.000 penduduk, dengan jumlah kematian akibat TB Paru tidak ada. Angka penemuan kasus TB Paru
tahun 2017 sebesar

Meskipun succes rate kasus TB Paru di Puskesmas Batu Anam dalam kurun waktu lima tahun terakhir
telah ..... namun upaya untuk menurunkan Case Rate dan meningkatkan Succes Rate terus harus
dilakukan dengan cara meningkatkan sosialisasi penanggulangan TB Paru sesuai manajemen DOTS
melalui jejaring internal maupun eksternal rumah sakit serta sektor terkait lainnya. Disamping
meningkatkan jangkauan pelayanan, upaya yang tidak kalah penting dan dilakukan dalam rangka
penanggulangan penyakit TB Paru adalah meningkatkan kesehatan lingkungan serta perilaku hidup
bersih dan sehat di masyarakat. Kasus TB Paru sangat dipengaruhi oleh kepadatan penduduk dan
kemiskinan, karena penularan TB Paru adalah melali kontak langsung dengan penderita. Status gizi
juga mempengaruhi kasus TB Paru terutama angka kesembuhannya, dengan status gizi yang baik
penderita akan cepat pulih.

b. Pneumonia
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang
menyerang pernapasan mulai dari hidung hingga alveoli. Penyakit ISPA yang
menjadi masalah dan masuk dalam program penanggulangan penyakit adalah
pneumonia karena merupakan salah satu penyebab kematian anak. Pneumonia adalah
infeksi akut yang menyerang jaringan paru (alveoli). Infeksi ini bisa disebabkan oleh
bakteri, jamur, virus atau kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia.
Populasi rentan yang terserang pneumonia adalah anak umur <2 tahun. Penemuan dn
tatalaksana kasus adalah salah satu kegiatan program penanggulangan.
Jumlah kasus pneumonia pada balita yang berobat di Puskesmas Batu Anam dalam
lima tahun terakhir seperti terlihat pada grafik di bawah ini :

Grafik 3.8 Prevalensi Kasus Pneumonia Pada Balita di Puskesmas Batu Anam
tahun 2013 s/d 2017

0.9

0.8

0.7

0.6

0.5 Series 3

0.4

0.3

0.2

0.1

0
2013 2014 2015 2016 2017

Sumber Pemegang Program Pneumonia Puskesmas Batu Anam

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, tidak ada ditemukan kasus pneumonia pada
balita di Puskesmas Batu Anam. Pneumonia pada balita lebih banyak disebabkan
karena faktor seperti kurang gizi, status imunisasi yang tidak lengkap, terlalu sering
membedung anak, kurang diberikan ASI, riwayat penyakit kronis pada orang tua bayi
atau balita, sanitasi lingkungan tempat tinggal yang kurang memenuhi syarat
kesehatan, orang tua perokok dan lain sebagainya. Upaya yang telah dilakukan untuk
menanggulangi kasus pneumonia pada bayi atau balita adalah menghilangkan faktor
penyebab itu sendiri melalui peningkatan status gizi bayi/balita, peningkatan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS), peningkatan sanitasi lingkungan tempat tinggal serta
peningkatan status imunisasi bayi atau balita.
c. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Aquired Immuno Deficiency Syndrome
(AIDS)
HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus Human
Immunodeficiency Virus yang menyerang system kekebalan tubuh penderitanya
sehinga penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah
terinfeksi berbagai macam penyakit yang lainnya. Sebelum memasuki fase AIDS,
pendrita terlebih dahulu dinyatakan sebagai HIV positif. HIV positif dapat diketahui
dengan 3 cara yaitu VCT, dan zero survei. Sejak tahun 2011 telah dibuka klinik VCT
di Puskesmas Batu Anam dan sejak saat itu ditemukan kasis HIV positif melalui
pemeriksaan rapid test. Pada tahun 2017 ditemukan sebanyak 3 orang.
Grafik jumlah kasus baru HIV – AIDS di wilayah Puskesmas Batu Anam
tahun 2013 s/d 2017
3.5

2.5

Column2
1.5

0.5

0
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber Pemegang Program HIV-AIDS Puskesmas Batu Anam

Data pada grafik 3.9 diatas menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 24 bulan sejak
klinik VCT mulai dibuka jumlah kasus baru HIV-AIDS berjumlah 2 orang.
Selanjutnya tahun 2016 jumlah kasus HIV menurun menjadi 1 orang dan tahun 2017
terdapat 3 kasus. Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk menanggulangi
penyebaran kasus HIV-AIDS di Puskesmas Batu Anam adalah dengan melakukan
penyuluhan kelompok di posyandu, pertemuan lintas sektoral di Puskesmas Batu
Anam dan penyuluhan di dalam gedung. Disamping itu juga bersama Dinas
Kesehatan Kabupaten Simalungun bekerja sama dengan Komisi Penanggulangan
AIDS (KPA) Kecamatan Siantar secara aktif melaksanakan penyuluhan atau KIE ke
tempat-tempat kerja atau perusahaan terutama yang termasuk dalam kategori risiko
tinggi seperti cafe dan spa. Tujuan penyuluhan atau KIE tersebut agar kelompok
beresiko tersebut mau datang ke Klinik VCT untuk memeriksakan diri secara berkala
dan melakukan perlindungan diri dan mengadakan penyuluhan tentang HIV melalui
media tradisional yaitu bondres.

d. Infeksi Menular Seksual (IMS)


IMS merupakan jenis penyakit yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual
dengan orang yang mengidap IMS. Gambaran kasus IMS di Puskesmas Batu Anam
dalam lima tahun terakhir seperti pada grafik di bawah ini :
Grafik 3.10 Jumlah Kasus IMS di Puskesmas Batu Anam
Tahun 2013 s/d 2017
1

0.9

0.8

0.7

0.6

0.5
Series 3
0.4

0.3

0.2

0.1

0
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber Pemegang Program IMS Puskesmas Batu Anam

Sejak ......., Puskesmas Batu Anam menambah 1 layanan lagi yaitu klinik IMS
sehingga IMS ditegakkan berdasarkan hasil laboratorium dan jumlah kasus IMS pada
tahun .... Penyakit IMS merupakan masalah salah satu pencetus timbulnya kasus HIV
AIDS di masyarakat. Upaya yang dilakukan untuk mencegah dan mengurangi
penularan penyakit menular seksual (PMS), termasuk dampak sosialnya, maka
Puskesmas Batu Anam telah melakukan (1) Penyuluhan/KIE kepada masyarakat
umum, anak sekolah/remaja maupun kelompok risiko tinggi, (2) Penemuan dan
Pengobatan, dan (3) Melakukan Konseling.

e. Diare
Diare dapat didefinisikan sebagai kejadian buang air besar berair lebih dari tiga kali
namun tidak berdarah dalam 24 jam, bila disertai dengan darah disebut disentri. CFR
diare secara nasional adalah ...... sedangkan di kabupaten simalungun CFR nya ....
penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan di kabupaten simalungun, karena
IR nya cukup tinggi. Penyakit gastroentritis lain selain diare berdarah dan tifus perut
klinis juga termasuk kedalam sepuluh besar penyakit baik di puskesmas. Meskipun
jumlah kasus diare cukup tinggi, namun angka kematiannya relative rendah.

Angka kesakitan akibat diare yang dilayani di Puskesmas dalam lima tahun terakhir
seperti pada grafik di bawah ini :
Grafik 3.11 Jumlah Diare di Puskesmas Batu Anam
Tahun 2013 s/d 2017

1200

1000

800

600
Column3

400

200

0
2013 2014 2015 2016 2017

Sumber Pemegang Program Diare Puskesmas Batu Anam

Telah terjadi peningkatan kasus dire di tahun 2017 sebanyak 535 kasus diare.

f. Kusta
Kusta adalah penyakit kulit infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium leprae. Bila penyakit
kusta tidak ditangani maka dapat menjadi progresif menyebabkan kerusakan permanen kulit, saraf,
mata dan anggota gerak. Strategi global WHO menetapkan indikator eliminasi kusta adalah angka
penemuan penderita/new case detection rate (NCDR). Dengan NCDR 0,1 per 10.000 penduduk
berarti Kabupaten Simalungun sudah dapat dikategorikan sebagai daerah rendah kusta dengan
mengacu pada indikator pusat bahwa daerah dengan NCDR .... per 10.000 penduduk sudah dapat
dikatakan sebagai daerah rendah kusta.

Gambaran Penyakit Kusta dalam lima tahun terakhir seperti pada grafik dibawah ini :
Grafik 3.12 Kasus Penyakit Kusta di Puskesmas Batu Anam
tahun 2013 s/d 2017

2.5

1.5

Column3
1

0.5

0
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber Pemegang Program Kusta Puskesmas Batu Anam

Keberhasilan penanganan kasus Kusta di Puskesmas Batu Anam tidak terlepas dari upaya
intensif dari dinas kesehatan, Puskesmas dan jajarannya serta adanya kemauan penderita untuk
sembuh dari penyakit kusta. Kasus kusta sampai dengan tahun 2017 di Puskesmas Batu Anam
sudah bisa ditekan menjadi <1 per 10.000 penduduk. Indikator yang dipakai dalam menilai
keberhasilan program kusta adalah angka proporsi cacat tingkat II (cacat yang dapat dilihat oleh
mata). Angka ini dapat dipakai untuk menilai kinerja petugas, bila ada angka proporsi kecacatan
tingkat II tinggi berarti terjadi keterlambatan penemuan penderita akibat rendahnya kinerja
petugas dan rendahnya pengetahuan masyarakat tentang tanda/gejala penyakit Kusta. Di
Puskesmas Batu Anam tingkat II tidak diketemukan, ini berarti kinerja petugas sudah baik.
Indikator lain yang dipakai menilai keberhasilan program adalah adanya penderita anak
diantara kasus baru, yang mengindikasikan bahwa masih terjadi penularan kasus di masyarakat.
Proporsi kasus anak di Kabupaten Simalungun Sebesar ...... Dalam lima tahun terakhir prevalensi
kusta tidak mengalami penurunan yang signifikan, akan tetapi masih berada pada posisi eliminasi
kusta.

3.2.2.Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)


Untuk mencegah supaya tidak terjadi kasus penyakit ada beberapa langkah yang dapat
dilakukan. Salah satunya adalah dengan imunisasi. Beberapa penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi antara lain :

a. Tetanus Neonatorum
Tetanus nenatorum (TN) disebabkan oleh basil Clostridium tetani, yang masuk ke tubuh
melalui luka. Penyakit ini dapat menginfeksi bayi baru lahir apabila pemotongan tali pusat
tidak dilakukan dengan steril. Pada tahun 2017 di Puskesmas Batu Anam tidak ditemukan
kejadian tetanus neonatorum.

b. Poliomyelitis dan Acute Flaccid Paralysis (AFP)/Lumpuh Layuh Akut.


Penyakit polioyelitis merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Penyebab penyakit tersebut adalah virus polio yang menyerang system syaraf hingga
penderita mengalami kelumpuhan. Kelompok umur 0-3 tahun merupakan kelompok umur
yang paling sering diserang penyakit ini, dengan gejala demam, lelah, sakit kepala, mual,
kaku di leher dan sakit di tungkai dan lengan.
AFP merupakan kondisi abnormal ketika seseorang mengalami penurunan kekuatan otot
tanpa penyebab yang jelas dan kemudian berakhir dengan kelumpuhan. Ditjen PP & PL
Kementerian Kesehatan RI menetapkan indikator surveilans AFP yaitu ditemukannya Non
Polio AFP Rate minimal sebesar 2/100.000 anak usia <15 tahun. Hasil surveilans aktif
pada tahun 2013 s/d 2017 di Puskesmas Batu Anam seperti pada grafik di bawah ini :

Grafik 3.13 Kasus AFP pada umur < 15 tahun di Puskesmas Batu Anam
Tahun 2013 s/d 2017
1

0.9

0.8

0.7

0.6

0.5
Series 3
0.4

0.3

0.2

0.1

0
2013 2014 2015 2016 2017

Data pada grafik 3.13 diatas menunjukkan selama lima tahun terakhir kejadian AFP tetap
dapat dipertahankan yaitu nol anak <15 tahun. Non Polio AFP Rate di Puskesmas Batu Anam
tahun 2017 adalah sebesar nol anak <15 tahun. Hal ini menunjukkan kinerja surveilans AFP di
Puskesmas Batu Anam sudah baik.

c. Campak
Penyakit campak adalah penyakit akut yang mudah menular baik pada balita, anak-anak
maupun orang dewasa yang disebabkan oleh virus campak. Penularan campak dapat terjadi
melalui udara yang terkontaminasi dan secret yang terinfeksi. Dalam lima tahun terakhir
penyakit campak pada balita seperti pada grafik di bawah ini :

Grafik 3.14 Prevalensi Campak Pada Balita di Puskesmas Batu Anam


Tahun 2013 s/d 2017
1

0.9

0.8

0.7

0.6

0.5
Column3
0.4

0.3

0.2

0.1

0
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber Pemegang Program Surveilans Puskesmas Batu Anam

Prevalensi penyakit campak di masyarakat dalam lima tahun terakhir sudah bisa ditekan. Pada
tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 di Puskesmas Batu Anam tidak ditemukan kejadian
campak. Keberhasilan menekan kasus campak tidak terlepas dari pelaksanaan imunisasi
campak secara rutin baik di tingkat Puskesmas dan sarana kesehatan lainnya, penyediaan
sarana vaksin yang sudah memadai, tenaga yang mencukupi serta kesdaran masyarakat untuk
mendapatkan imunisasi bagi bayi/balitanya.

3.2.3.Penyakit Berpotensi KLB/Wabah


a. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan
oleh vektor nyamuk aedes aegypty. Indonesia merupakan negara tropis yang secara umum
mempunyai risiko terjangkit penyakit DBD, Karena vektor penyebabnya yaitu aedes aegypty
tersebar luas di kawasan pemukiman maupun tempat-tempat umum, kecuali wilayah yang
terletak pada ketinggian dari 1000 meter di atas permukaan laut. Serangan penyakit DBD
berimplikasi luas terhadap kerugian material dan moral berupa biaya rumah sakit dan
pengobatan pasieen, kehilangan produktivitas kerja dan yang paling fatal adalah kehilangan
nyawa. Perjalanan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) cepat dan dapat mengakibatkan
kematian dalam waktu singkat. Penyakit ini merupakan penyakit menular yang sering
menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) di Indonesia.

Grafik 3.15 IR DBD Per 100.000 penduduk di Puskesmas Batu Anam


Tiga hal penting dalam upaya pemberantasan DBD adalah 1). Peningkatan surveilans penyakit
dan surveilns vektor, 2) diagnosis dini dan pengobatan dini, 3) peningkatan upaya
pemberantasan vektor penular penyakit DBD. Upaya pemberantasan vektor yang
dilaksanakan di Puskesmas Batu Anam melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui
3M Plus (Menguras, menutup dan mengubur) plus menabur larvasida. Indakator yang dapat
digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan PNS adalah angka bebas jentik
(AJB). Tahun 2017 Puskesmas adalah sebesar
Tingginya kasus DBD di Puskesmas Batu Anam disebabkan oleh lingkungan dengan tingkat
sanitasi yang kurang memadai, tingkat kepadatan penduduk serta tingkat kepadatan populasi
nyamuk aedes aegypty yang tinggi, serta masih rendahnya peran serta masyarakat dalam
pemberantasan sarang nyamuk. Berbagai upaya telah diambil Pemerintah Kabupaten
Simalungun untuk menanggulangi penyakit Demam Berdarah di masyarakat, diantaranya
adalah melalui fogging massal maupun fokus, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui
PROGRAM 3 M plus, penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta peningkatan sanitasi
lingkungan, self jumantik untuk ..........

b. Rabies
Rabies merupakan penyakit dengan CFR yang sangat tinggi, yang disebabkan oleh infeksi
virus rabies yangditularkan melalui gigitan hewan seperti anjing, kucing, kera yang di dalam
tubuhnya mengandung rabies. Pada tahun 2017 di Puskesmas Batu Anam

c. Keracunan Makanan
Sampai tahun 2017 di Puskesmas Batu Anam ................
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN

Salah satu langkah penting dalam penyelenggaran pelayanan kesehatan kepada


masyarakat adalah upaya pelayanan kesehatan dasar. Pelayanan kesehatan dasar yang
dilaksanakan secara tepat diharapkan dapat mengatasi sebagian besar masalah kesehatan yang
terjadi di masyarakat. Pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan di Puskesmas Batu Anam
adalah :

I. Upaya Kesehatan Masyarakat


Adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta
yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Program
tersebut terdiri dari :
1. Upaya Kesehatan Masyarakat Essensial
a. Upaya Promosi Kesehatan.
b. Upaya Kesehatan Lingkungan.
c. Upaya KIA dan KB
d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
e. Upaya Pencegahan Pengendalian Penyakit (P2)
f. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat.
2. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
a. Kesehatan Lansia
b. UKS

II. Upaya Kesehatan Perorangan dan Penunjang (Farmasi dan Laboratorium)


a. Rawat Jalan
1. Poli Umum
2. Poli Gigi
3. Laboratorium
4. Ruang KIA / KB / Imunisasi
5. Klinik VCT/IMS
6. Klinik CST
7. Ruang Konsultasi sanitasi
8. Ruang Konsultasi Gizi
9. Ruang TB
b. One day care
c. Farmasi
III. Jejaring
1. Puskesmas Keliling
2. Puskesmas Pembantu
3. Bidan dan Dokter Praktek Mandiri
4. Klinik Swasta
4.1. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT ESSENSIAL
4.1.1. UPAYA PROMOSI KESEHATAN
Kesehatan yang dilakukan :
1. Merencanakan penyuluhan dan membuat jadwal integrasi lintas program
2. Pelaksanaan penyuluhan dalam gedung dan luar gedung
3. Penyuluhan pada keluarga/pasien risiko tinggi berintegrasi dengan Perkesmas
4. Melaksanakan PHBS di Puskesmas dan di Kecamatan Siantar (Sekolah, rumah
tangga, tempat umum)
5. Sosialisasi dan pembinaan kepada Jumantik, Kader posyandu, TOMA, UKS
6. Pembinaan Desa Siaga

4.1.1.1. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


- Dalam rangka mencapai Kecamatan Siantar Sehat maka kegiatan promosi
kesehatan harus ditingkatkan dengan cara melengkapi materi penyuluhan untuk
pasien, masyarakat dan kader. Materi penyuluhan dengan berbagai topik kesehatan
bisa berupa leaflet, lembar balik, film, power point dan poster.
- Penyuluhan dilakukan didalam gedung dan diluar gedung.
a. Penyuluhan dan Konseling di dalam gedung
Dilaksanakan diruang tunggu dan poli melalui leaflet dan lebar balik.
a. Bahan penyuluhan dan alat peraga tersedia (leaflet, poster, majalah dinding,
lembar balik)
b. Petugas penyuluh adalah para medis yang saat tersebut.

KLINIK PENDUKUNG UNTUK PROMOSI DAN PREVENTIF DALAM GEDUNG :


1. Klinik Gizi Medik : menerima rujukan dari poli umum/poli lansia/poli MTBS, laboratorium
dan KIA dan memberikan penyuluhan / konseling kepada masyarakat/pasien yang risiko
tinggi dalam bidang gizi.
2. Klinik Laktasi : menerima rujukan dari poli KIA (hamil), rawat inap (ruang nifas), imunisasi
dan poli umum atau langsung dan memberikan penyuluhan dan konseling masalah menyusui
dan makanan ibu menyusui dan ASI eksklusif.
3. Klinik Konseling KB : menerima rujukan dari poli umum dan KIA atau langsung dan
memberikan konseling pra pemilihan metode kontrasepsi, sebelum dan sesudah melahirkan
dan setelah persalinan atau berganti cara dan yang ada efek samping/komplikasi.
4. Klinik VCT dan IMS : Menerima rujukan dari poli KIA, Umum, dan UGD. Memberikan
konseling tentang pemereksinaan IMS dan HIV / AIDS (pre test dan post test).

b. Penyuluhan di Luar Gedung


4.1.1.2. Peran Serta Masyarakat
Peran serta masyarakat (PSM) adalah adalah mengembangkan kemampuan untuk
berkontribusi dalam pembangunan kesehatan sehingga individu/keluarga tumbuh
menjadi perintis pembangunan yang dilandasi semangat gotong royong.
4.1.1.3. U.K.B.M (Usaha Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat)
Salah satu contoh partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan dalam bentuk
upaya kesehatan berbasis kesehatan (UKBM) salah satunya adalah posyandu.
- Jumlah posyandu = 26 buah
- Frekwensi bimbingan teknis posyandu =
- Jumlah kader posyandu yang ada = 130 orang
- Jumlah kader yang dilatih =
- Jumlah kader yang dibina langsung di posyandu =
- Jumlah kader yang aktif =
a. Posyandu Balita
Tabel 4.4 Kegiatan Posyandu BALITA

TINGKATAN POSYANDU JUMLAH TOGA UKK


KADER
Pratama
Madya
Purnama 26 orang 130 orang
Mandiri

Tabel 4.5 Jadwal Kegiatan Posyandu sbb :

No Tanggal Jumlah
Desa Nama Posyandu
. Penimbangan Kader
1 Bona – Bona 20 5
2 Dolok Simpang Marihat 20 5
3 Marlawan Mulia Tani 22 5
4 Kp. Porsea 12 5
5 Flamboyan 5 5
6 Pantoan Jambu Air 20 5
7 Maju Rambutan 20 5
8 Manggis 21 5
9 Nangka 21 5
Sejahtera
10 Mangga 20 5
11 Sidorejo 8 5
12 Sitalasari Jambu 8 5
13 Jeruk 8 5
14 Lestari Melur 5 5
15 Indah Melati 5 5
16 Mawar 21 5
Nusa
17 Melati 21 5
Harapan
18 Anggrek 21 5
19 Madu 10 5
20 Laras Melati 10 5
21 Dua Cempaka 1 20 5
22 Cempaka 2 20 5
23 Cendrawasi 23 5
24 Dolok Melati 18 5
25 Hataran Mawar 18 5
26 Gelatik 19 5
b. Posyandu Lansia
Jumlah posyandu lansia yang terdapat di Puskesmas Batu Anam 8 buah yaitu :
1.Dolok Marlawan
2.Pantoan Maju
3.Sejahtera
4.Sitalasari
5.Lestari Indah
6.Nusa Harapan
7.Laras Dua
8.Dolok Hataran
4.1.1.4. PHBS (Perihal Hidup Bersih dan Sehat)
Tabel 4.6 Kegiatan Kesling

No. Nama Tatanan Tatanan Tempat Tempat Institusi


Desa/Kel RT Pendidika Umum Umum Kes
n (SD) (Pasar) (Ibadah) (Puskesmas)
1. Siantar 9664 kk 18 - 36 1
Jumlah 9664 kk 18 - 36 1

4.1.1.5. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan UKGS


Tujuan program UKS : Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar
peserta didik dengan meningkatkan PHBS serta derajat kesehatan peserta didik dan
menciptakan lingkungan yang sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan
perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya.
Kegiatan yang dilaksanakan berpedoman pada Trias UKS :
a. Pendataan murid baru (Kelas 1)
b. Pertemuan (sosialisasi dengan orang tua siswa baru)
c. Penjaringan terintegrasi dengan program Promkes, Kesehatan Mata, THT,
Kusta, Kesling, Gizi.
d. Pelaksanaan BIAS pada bulan Nopember – September.
e. Penyuluhan kesehatan (PHBS)
f. Pembinaan Dokter Kecil
g. Pembinaan KSPAN dan PKPR di SMP dan SMP
h. Pembinaan warung sekolah dan lingkungan sekolah
i. Pemeriksaan jentik berkala di lingkungan sekolah

Kegiatan yang sudah dilakukan :

Tabel 4.7 Data Murid TK di Puskesmas Batu Anam

No Jumlah Murid
Nama Sekolah TK Total
. Laki - laki Perempuan
1. Santa Maria 30 35 65
2. SKM 15 17 32
3. Immanuel 10 13 23
4. Tunas Bangsa 10 15 25
5. Al Mutaqin 8 9 17
6. Carista 20 25 45
7. Methodist 8 10 18
4.1.2. UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN
Kegiatan Program Kesehatan Lingkungan Yang Telah Dilaksanakan Dalam Tahun 2017
Meliputi Kegiatan :
A. Pengawasan Kualitas Air
Kebutuhan akan air bersih bagi masyarakat Puskesmas Batu Anam bersumber dari
Sumur Bor, PDAM sesuai dengan data sebagai berikut:
Tabel 4.15 Data Sarana Air Bersih Menurut Jenisnya Tahun 2017

No. Keluarga/Desa Sumur Gali Sumur Bor PDAM

Tabel 4.16 Data Cakupan Pemakaian Air Bersih tahun 2017

Jml. KK yang
Jml. Penduduk
menggunakan Air Bersih Cakupan
No. Kel/Desa
Sumur Bor PDAM
Jiwa KK
Jml % Jml % Jml %
1. Dolok
Marlawan
2. Pantoan
Maju
3. Sejahtera
4. Sitalasari
5. Lestari Indah
6. Nusa
Harapan
7. Laras Dua
8. Dolok
Hataran

1. Inspeksi Sanitasi Air Bersih


Kegiatan inspeksi sanitasi sarana air bersih dilakukan terhadap fisik sarana selain
PDAM, yaitu sumur gali, dan perpipaan yang ada diwilayah Puskesmas Batu Anam
dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.17 Data Inspeksi Sanitasi Air Bersih

No Jenis Jumlah Jml di Hasil Risiko Pencemaran


. SAB SAB IS R S T AT
1. PDAM
2. SGL
3. S.Bor
Jumlah
2. Pengambilan Sampel
Untuk mengetahui kualitas airnya didukung dengan hasil pemeriksaan laboratorium
(untuk pemeriksaan bakteriologis dan kimia) dengan hasil sbb :

RESIKO
NAMA
NO. DIPERIKS RESIKO RESIKO RESIKO
SARANA
A RENDAH SEDANG TINGGI
1. SGL 12 - - -
2. PDAM 6505 - - -
3. S.BOR 21 - - -
4. DAM 21 - - -
JUMLAH 6559 - - -

3. Kaporitisasi
Kaporitisasi dilaksanakan oleh petugas Puskesmas, oleh kader dan masyarakat
sendiri, sebagian besar masyarakat telah mengetahui manfaat dari kaporitisasi,
namun masih ada yang belum mau menggunakan kaporit karena bau dan rasa air
kurang enak.

B. Penyehatan Lingkungan Pemukiman


Pengawasan lingkungan pemukiman meliputi kegiatan :
1. Pengawasan Jamban Keluarga (Jaga)
Diwilayah Puskesmas Batu Anam cakupan jamban keluarga (jaga) di rumah tangga
secara keseluruhan mencapai 100 %.
Tabel 4.19 Data Cakupan Pemakaian dan Pemeriksaan Jamban Keluarga tahun
2017

KK yang
Pendudu Memenuhi
Jumlah memanfaatkan Diperiksa
k syarat
Kel/Desa Jaga
Jiw K Jaga % Jml % Jml % Jml %
a K

Tabel 4.20 Data Cakupan Pengawasan Spal Tahun 2017

Spal yang Spal yang Spal yang


Penduduk
Kel/Desa ada diperiksa MS
Jiwa KK Jml % Jml % Jml %
2. Pengawasan Rumah
Pengawasan rumah dilakukan dengan indikator kartu rumah. Secara keseluruhan
rumah yang diperiksa dan memenuhi syarat sbb :
Tabel 4.21 data Pengawasan Rumah

Rumah yang Memenuhi


Jumlah
No. Kel/Desa diperiksa Syarat
KK Rumah Jml % Jml %

C. Pengawasan Tempat – Tempat Umum


Tabel 4.22 Pengawasan Tempat Umum

JENIS JUMLAH JUMLAH HASIL PEMERIKSAAN


NO
SARANA TERDAFTAR DIPERIKSA MS TMS

D. Pengawasan Tempat Pengelolaan Makanan/Minuman (TPM)

NO JENIS TPM JUMLAH

A. Pembuangan Sampah Sementara (TPS)


Diwilayah puskesmas batu anam mempunyai TPS. Untuk tempat pembuangan
sampah rumah tangga setiap rumah tangga mempunyai rata-rata .... buah tempat
sampah dan dihimbau masyarakat swakelola pembuangan sampahnya masing-
masing.
a. Pengawasan kualitas air
Penduduk yang memiliki akses air minum yang berkualitas, diwilayah
puskesmas batu anam sudah mencapai...., sedangkan targetnya yaitu .......
Dalam kegiatan pengawasan kualitas air bersih ada beberapa permasalahannya
yang ada diantaranya:
1. Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih
Dari hasil inspeksi sanitasi yang telah dilaksanakan ada beberapa sarana
2. Pengambilan Sampel
3. Kaporitisasi

B. Penyehatan Lingkungan Pemukiman


1. Pengawasan Jamban Keluarga
Cakupan pemanfaatan Jamban Keluarga di wilayah Puskesmas Batu Anam.....
2. Pengawasan Spal
Secara umum Spal di wilayah Puskesmas Batu Anam mencapai ....
3. Pengawasan Rumah / Perumahan
Secara umum di wilayah Puskesmas Batu Anam dari rumah yang diperiksa
dalam tahun 2017 sudah mencapai....

C. Pengawasan TTU (Tempat-Tempat Umum)


TTU sehat di wilayah Puskesmas Batu Anam mencapai......

D. Pengawasan TPM (Tempat Pengelolaan Makanan / Minuman)


TPM yang memenuhi syarat sudah mencapai target......
4.1.3. UPAYA KESEHATAN IBU, ANAK, REMAJA DAN KB
Kegiatan yang dilakukan di dalam gedung :
1. Pemeriksaan Ibu Hamil
- Pelayanan ANC terpadu diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan : fisik (umum/kebidanan)
Psikologis (kejiwaan) ibu hamil dan lab (atas indikasi)
3. Penanganan dan tindak lanjut kasus (sesuai risiko yang ada)
- Standar pelayanan minimal :
1. Timbang BB dan ukur TB
2. Ukur LILA
3. Ukur tekanan darah
4. Ukur tinggi fundus uteri
5. Hitung denyut jantung janin (djj)
6. Tentukan presentase janin
7. Pemberian imunisasi TT Lengkap
8. Pemberian tablet besi minimal 90 ablet selama kehamilan
9. Pemeriksaan lab rutin dan khusus (PMS)
10. Tatalaksana / penanganan kasus
11. KIE efektif (Temu wicara/konseling) termasuk Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dan KB pasca persalinan.
- Pemeriksaan laboratorium rutin ibu hamil
1. Golongan Darah
2. Hb
3. Protein Urin
4. Gula Darah Puasa
5. HIV
6. Sifilis
7. Hepatitis
2. Deteksi ibu hamil beresiko oleh tenaga kesehatan.
3. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn)
4. Pertolongan persalinan normal dan mampu PONED di Puskesmas Batu Anam
5. Pelayanan ibu nifas meliputi : pemeriksaan TD, nadi, respirasi, suhu, pemeriksaan
tinggi fundus uteri(involusio uteri), pemeriksaan lokhea dan pengeluaran pervaginam
lainnya. Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI Eksklusif 6 buln, pemberian kapsul vit
A 200.000 IU 2x (segera setelah melahirkan dan 24 jam berikutnya) pelayanan KB
pasca salin.
6. Penanganan neonatal : BBLR, Tetanus Neonatorium, Ikhterus, sepsis, BBL >4000 gr,
Preterm dan Post Term, cacat bawaan dan lahir dengan tindakan.

Hasil dari kegiatan antara lain :


a. Cakupan pelayanan neonatal pertama (KN1) dalah cakupan neonatus yang
mendapatkan pelayanan sesuai standar pada 6-28 jam setelah lahir di suatu
wilayah dalam kurun waktu tertentu.
b. Cakupan pelayanan neonatal 0 – 28 hari (KN Lengkap) adalah cakupan neonatus
yang mendapat pelayanan sesuai standar paling sedikit 3.
c. Deteksi faktor risiko dan komplikasi oleh masyarakat adalah cakupan ibu hamil
dengan faktor risiko / komplikasi yang ditemukan oleh kader / masyarakat serta
dirujuk ke tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
d. Cakupan penanganan komplikasi obstetri (PK)
e. Cakupan penanganan komplikasi neonatus.
f. Cakupan pelayanan kesehatan bayi umur 29 hari – 12 bulan (kunjungan bayi)
g. Cakupan pelayanan anak balita (12-59 bln)
h. Cakupan pelayanan anak balita (12-59 bln) sakit yang dilayani dengan pendekatan
Manajemen Terpadu Balita Sehat (MTBS)
i. Cakupan peserta KB aktif adalah cakupan dari peserta KB yang baru dan lama
yang masih aktif menggunakan alat/obat kontrasepsi dibandingkan dengan jumlah
pasangan usia subur di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu.
j. Pelayanan Anak Sehat : Tumbuh kembang anak (timbang BB, tinggi dan lingkar
kepala), imunisasi dasar, bina keluarga balita, tindik biasa, tindik tembak.
k. Rujukan kasus ibu hamil risti dan persalinan yang patologi.
l. Kelas ibu hamil (penyuluhan=edukasi, perawatan payudara, senam hamil, brain
booster, hypnobirthing.
m. PPMTCT : konseling dan pengambilan sampel darah HIV untuk ibu hamil di
klinik VCT.
n. Pelayanan terpaduan rawat inap persalinan dengan rogram KB pemasangan IUD
pasca plasenta.
o. Pelayanan penapisan kanker serviks (PAPS SMEAR, IVA, dan
CRAYOTHERAPHY) dan penapisan kanker payudara (SADARI)
p. Pelayanan terpadu dengan dinas catatan sipil menggratiskan akte kelahiran untuk
semua bayi yang baru lahir di Puskesmas Batu Anam.

Kegiatan yang dilakukan di luar gedung


1. Penyuluhan di posyandu / desa
2. Kunjungan rumah ibu hamil dan bayi/balita risiko tinggi
3. Pemasangan stiker P4K
4. Konseling KB pra persalinan
4.1.3.1. Hasil Program Kesehatan Ibu Tahun 2017
Tabel 4.25 Kunjungan ANC tahun 2017

No. Bulan Dalam Gedung Luar Gedung Jjumlah


1 Januari 22
2 Februari 24
3 Maret 31
4 April 33
5 Mei 26
6 Juni 18
7 Juli 23
8 Agustus 34
9 September 26
10 Oktober 39
11 November 37
12 Desember 24
TOTAL

Tabel 4.26 Gambaran Cakupan Ibu Hhamil K1 Puskesmas Batu Anam


Cakupan
No. Desa / Kelurahan Sasaran Target %
Absolut %
1. Puskesmas Batu 592 100 591 99,8
Anam
Jumlah 592 100 591 99,8

Tabel 4.27 Gambaran Cakupan K4

Cakupan
No. Desa / Kelurahan Sasaran Target %
Absolut %
1. Puskesmas Batu 98 572 96,6
Anam
Jumlah 98 572 96,6

Tabel 4.28 Gambaran Cakupan Bumil Beresiko Oleh Tenaga Kesehatan


Cakupan
No. Desa / Kelurahan Sasaran Target %
Absolut %
1. Puskesmas Batu
Anam
Jumlah

Tabel 4.29 Gambaran Cakupan Bumil Beresiko Oleh Masyarakat


Cakupan
No. Desa / Kelurahan Sasaran Target %
Absolut %
1. Puskesmas Batu
Anam
Jumlah

Tabel 4.30 Gambaran Cakupan Persalinan di Desa


No. Desa / Kelurahan Sasaran Target % Cakupan
Absolut %
1. Puskesmas Batu
Anam
Jumlah

Tabel 4.31 Gambaran Cakupan Bufas Per Desa Dolok Marlawan


Cakupan
No. Desa / Kelurahan Sasaran Target %
Absolut %
1. Dolok Marlawan
Jumlah

Tabel 4.32 Gambaran Cakupan Bufas Per Desa Pantoan Maju

Cakupan
No. Desa / Kelurahan Sasaran Target %
Absolut %
1. Pantoan Maju
Jumlah

Tabel 4.33 Gambaran Cakupan Bufas Per Desa Sejahtera

Cakupan
No. Desa / Kelurahan Sasaran Target %
Absolut %
1. Sejahtera
Jumlah

Tabel 4.34 Gambaran Cakupan Bufas Per Desa Lestari Indah

Cakupan
No. Desa / Kelurahan Sasaran Target %
Absolut %
1. Lestari Indah
Jumlah

Tabel 4.35 Gambaran Cakupan Bufas Per Desa Nusa Harapan

Cakupan
No. Desa / Kelurahan Sasaran Target %
Absolut %
1. Nusa Harapan
Jumlah

Tabel 4.36 Gambaran Cakupan Bufas Per Desa Sitalasari

Cakupan
No. Desa / Kelurahan Sasaran Target %
Absolut %
1. Sitalasari
Jumlah

Tabel 4.37 Gambaran Cakupan Bufas Per Desa Laras Dua


Cakupan
No. Desa / Kelurahan Sasaran Target %
Absolut %
1. Laras Dua
Jumlah

Tabel 4.38 Gambaran Cakupan Bufas Per Desa Dolok Hataran

Cakupan
No. Desa / Kelurahan Sasaran Target %
Absolut %
1. Dolok Hataran
Jumlah

Tabel 4.39 Gambaran Penanganan Komplikasi Obstertri


Cakupan
No. Desa / Kelurahan Sasaran Target %
Absolut %
1.
Jumlah

Tabel 3.40 Gambaran Penanganan Komplikasi Neonatal


Cakupan
No. Desa / Kelurahan Sasaran Target %
Absolut %
1.
Jumlah

Tabel 4.41 Dokumentasi ANC

4.1.3.2. Program Kesehatan Anak

Masa lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap
lingkungan dan masa ini berlangsung sangat pendek serta tidak dapat diulang lagi, maka masa
balita disebut sebagai masa “masa keemasan” (golden period), “jendela kesempatan” (window
of opportunity) dan “masa kritis” (critical period). Sehingga perlu mendapat perhatian serius
yaitu mendapat gizi yang baik, stimulasi yang memadai serta terjangkau oleh pelayanan
kesehatan berkualitas termasuk deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang.
Selain hal-hal tersebut berbagai faktor lingkungan yang dapat mengganggu tumbuh kembang
anak juga perlu dieliminasi.
Pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas yang
diselenggarakan melalui kegiatan SDIDTK (Stimulasi Deteksi Intervensi Dini penyimpangan
Tumbuh Kembang) balita.
- Melakukan Stimulasi yang memadai artinya merangsang otak balita sehingga
perkembangan kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada
balita berlangsung secara optimal sesuai dengan umur anak.
- Melakukan Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang artinya melakukan skrining atau
mendeteksi secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang balita termasuk
menindaklanjuti setiap keluhan orang tua terhadap masalah tumbuh kembang anaknya.
- Melakukan Intervensi Dini penyimpangan tumbuh kembang balita artinya melakukan
tindakan koreksi dengan memanfaatkan plastisitas otak anak untuk memperbaiki
penyimpangan tumbuh kembang pada seorang anak agar tumbuh kembangnya kembali
normal atau penyimpanggannya tidak semakin berat. Apabila balita perlu dirujuk, maka
rujukan juga harus dilakukan sedini mungkin sesuai dengan indikasi

Sasaran Program Kesehatan

1. Sasaran langsung : SDIDTK adalah semua anak umur 0 sampai dengan 5 tahun yang
ada di wilayah kerja Puskemas Batu Anam = orang.
2. Sasaran tidak langsung:
a. Tenaga kesehatan yang bekerja di lini terdepan (dokter, bidan, perawat, ahli gizi,
penyuluh kesehatan masyarakat, dan sebagainya).
b. Tenaga pendidik, petugas lapangan Keluarga Berencana, petugas Sosial yang
terkait dengan pembinaan tumbuh kembang anak dan
c. Petugas sektor swasta dan profesi lainnya.

Tujuan Program
Tujuan umum:
Agar semua balita umur 0-5 tahun dan anak prasekolah umur 5-6 tahun tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai dengan potensi genetiknya sehingga berguna bagi
nusa dan bangsa serta mampu bersaing di era global.

Tujuan khusus:
a. Terselenggaranya kegiatan stimulasi tumbuh kembang pada semua balita dan anak
prasekolah di wilayah kerja Puskesmas.
b. Terselenggaranya kegiatan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang pada semua
balita dan anak prasekolah di wilayah kerja Puskesmas.
c. Terselenggaranya intervensi dini pada semua balita dan anak prasekolah dengan
penyimpangan tumbuh kembang.
d. Terselenggaranya rujukan terhadap kasus-kasus yang tidak bisa ditangani di
Puskesmas.
Cakupan anak balita ( 12- 59 bln ) yg mendapat pelayanan sesuai standar.

Pelayanan untuk anak balita


- Pemantauan pertumbuhan minimal 8x/th.
- Kepemilikan dan pemanfaatan buku KIA.
- Pelayanan anak balita sakit dengan Manajemen Terpadu Balita sakit (MTBS) adalah
cakupan anak balita ( 12- 59 bl ) yang berobat ke Puskesmas dan mendapat pelayanan
kesehatan sesuai standar (MTBS). Jumlah anak balita didapat dari kunjungan balita
sakit yang datang ke Puskesmas (register rawat jalan) dan yang datang berobat ke
posyandu. Jumlah anak balita sakit yang mendapat pelayanan standar di dapat di
format pencatatan dan pelaporan MTBS.

Kegiatan yang dilakukan didalam gedung :


a. SDIDTK (Stimulasi Deteksi Inisiti Dini Tumbuh Kembang) anak Balita terintegrasi
dengan program Imunisasi.
b. MTBS : pelaksanaannya di Poli MTBS terintegrasi dengan pengobatan dan program
gizi.
c. Pemberian Vit A setiap bulan Februari dan Agustus.

Kegiatan yang dilakukan diluar gedung :


a. Pendataan TK dilaksanakan terintegrasi dengan UKS.
b. SDIDTK APRAS (Anak Prasekolah), (Ter jadwal)
c. SDIDTK anak balita di posyandu. (Ter jadwal).
d. Pemberian Vit A anak TK (Integrasi dengan Program Gizi ).

4.1.3.3 Kesehatan Remaja


Masa Remaja di bedakan dalam :
1. Remaja awal : 10-13 tahun (SD Kelas IV,V,VI)
2. Remaja tengah : 14-16 Tahun (SMP)
3. Remaja Akhir : 17-19 Tahun (SMA)

Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) dengan tujuan agar remaja yang bermasalah bisa
mendapat pelayanan dan penanganan yang cepat dan tepat. Kader sebaya yang telah di bentuk
mampu memberikan konseling dan merujuk sesuai standar pelayanan PKPR.

A. Jenis pelayanan dalam dan luar gedung


Jenis pelayanan yang di berikan di Klinik Remaja mencakup 4 (empat) aspek yaitu
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative yang dilaksanakan di dalam maupun luar gedung.
Untuk pelayanan luar gedung lebih mengarah ke aspek promotif dan preventif.

Kegiatan pelayanan :
1. Konseling bagi remaja yang datang sendiri ke Klinik Remaja maupun remaja yang
dirujuk dari poli umum, poli gigi ataupun KIA.
2. Pelayanan Klinis Medis (termasuk pemeriksaan penunjang dan rujukan).
3. Pelatihan konselor sebaya.

Dan kegiatan luar gedung yang dilaksanakan Klinik Remaja Puskesmas Batu Anam antara lain:
1. Screening siswa kelas 7 (tujuh) dan kelas 10 (sepuluh) setiap awal tahun ajaran baru.
2. Pembinaan konselor sebaya di masing-masing sekolah dan sekehe teruna teruni di
wilayah Puskesmas Batu Anam serta Pembinaan Pencegahan Kanker Terpadu
Paripurna (PKTP).
3. Pemberian informasi dan edukasi (Penyuluhan).

Berdasarkan tabel jumlah Penduduk Kelurahan Pedungan menurut kelompok umur


Tahun 2017 tersebut dapat dilihat jumlah remaja di Puskesmas Batu Anam
sebanyak ..... orang laki-laki dan ..... orang perempuan dan total keseluruhan yaitu ....
orang remaja.

4.1.3.4 Keluarga Berencana (KB)


Program KB Merupakan bagian dari pelayanan kesehatan (Upaya Kesehatan wajib
Puskesmas) yang dilaksanakan untuk pengendalian jumlah penduduk, penurunan AKI dan
AKB dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Program KB merupakan unsur dari MDG 5
(MDG 5b) dan mendukung semua MDG yang dilaksanakan secara komprehensif dan terpadu.
Pelayanan KB yang dilakukan di klinik KB Puskesmas Batu Anam yaitu pelayanan IUD
(pemasangan, kontrol, pencabutan), pelayanan implant (pemasangan, kontrol, pencabutan),
pemberian pil KB, kondom, pelayanan suntik KB. Juga penanganan efek samping dan
komplikasinya. Selain itu klinik KB kami juga melayani pemeriksaan atau deteksi dini kanker
payudara melalui “SADARI”, pemeriksaan atau deteksi dini kanker servik melalui Papsmear,
Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) dan cryotherapy yang sudah kami lakukan mulai tahun ......

Pelayanan Inovatif Klinik KB Puskesmas Batu Anam adalah :


1. Pelayanan Terpadu KB Pasca Plasenta dengan Rawat Inap.
2. Pelayanan Terpadu Klinik KB dengan Penjaringan Canker Cervix.
3. Pelayanan Terpadu Klinik KB dengan Klinik Remaja melalui pembentukan Generasi
Berencana (GENRE).

Kegiatan pelayanan KB di dalam gedung meliputi :


a. Konseling
- Pelayanan KB : Kondom, pil, Suntik, MKJP (IUD, Implant)
- Pelayanan Efek samping KB.
- Rujukan.
Kegiatan pelayanan KB diluar gedung yaitu di posyandu :
- Penyuluhan KB MKJP, Konseling
- Pelayanan KB : Kondom, pil, Suntik.
- Pelayanan Efek samping KB
- Rujukan

Pengamprahan Alat dan obat kontrasepsi (Alokon) seperti IUD, implant, obat suntik
KB, pil KB dan kondom dilakukan setiap 6 bulan. Klinik KB melalui Petugas lapangan KB
(PLKB) Kelurahan Pedungan mengirim surat amprahan alokon ke Badan KB dan PP Kota
Denpasar dan dibuatkan juga tembusan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun.
Selanjutnya surat amprahan dibawa ke gudang farmasi. Alat dan obat-obat yang diamprah akan
didistrubusikan ke gudang obat di Puskesmas Batu Anam dan selanjutnya dipergunakan untuk
pelayanan KB di klinik KB. Pelayanan KB dibuka setiap hari sehingga persediaan alat dan
obat kontrasepsi harus selalu ada. Berikut ini adalah alur pengamprahan Alokon.

Gambar 4.34 Keterpaduan dalam regulasi Obat

Sasaran program perbaikan gizi adalah sebagai berikut:


1. Menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita menjadi 8,5%
2. Menurunnya prevalensi GAKY berdasarkan Total Goiter Rate (TGR) pada anak
menjadi 9%
3. Menurunnya prevalensi Anemia Gizi Besi pada Ibu Hamil menjadi 30%
4. Menurunnya prevalensi Kekurangan Energi Kronis (KEK) ibu hamil menjadi 5%
5. Tidak ditemukannya Kekurangan Vitamin A klinis pada balita dan bumil.
6. Menurunnya prevalensi bayi BBLR menjadi 2%.
7. Meningkatnya jumlah rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium menjadi
85%.
8. Meningkatnya pemberian ASI Eksklusif menjadi 80%.
9. Meningkatnya pemberian MP-ASI yang baik mulai bayi 6 bulan.
10. Tercapainya konsumsi gizi seimbang dengan rata-rata konsumsi energi 2150 Kkal
perkapita perhari dan protein 46,2 gram perkapita perhari.
11. Sekurang-kurangnya 70% keluarga telah mandiri sadar Gizi (Kadarzi)

Kegiatan Program Gizi


A. Penyuluhan Gizi Masyarakat
Penyuluhan gizi masyarakat adalah suatu upaya dalam rangka memasyarakatkan
pengetahuan gizi secara luas guna meningkatkan pengetahuan gizi menanamkan sikap
dan perilaku yang mendukung kebiasaan hidup sehat dengan makan makanan yang
bermutu gizi seimbang.
Tujuan dari penyuluhan gizi adalah :
1. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang perilaku gizi yang baik melalui
pemasaran Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS).
2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan peningkatan gizi.
3. Tercapainya konsumsi energi 2.000 Kkal/orang dan konsumsi protein 52
gram/orang/hari.
- Sasaran penyuluhan Gizi adalah seluruh masyarakat terutama :Ibu hamil, ibu nifas, Ibu
menyusui, Ibu balita, Wanita usia subur, Anak usia sekolah dan remaja.
BAB V
INDIKATOR PENILAIAN KINERJA UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
PUSKESMAS BATU ANAM
TAHUN 2017

1. PROGRAM KIA / KB
NO INDIKATOR SASARAN CAKUPAN % TARGET KATEGORI
2016 (%)
1 Angka Kematian Ibu (AKI) - 1 - 15/100.000
2 Cakupan Kunjungan Ibu 1183 1158 97,9 90
Hamil K1
3 Cakupan Kunjungan Ibu 1183 1131 95,6 80
Hamil K1
4 Cakupan Pertolongan 1118 1089 97,4 90
Persalinan oleh Tenaga
Kesehatan
5 Cakupan Peserta KB Aktif 8455 4752 56,2 80
6 Cakupan Ibu Hamil 1183 1131 95,6 98
Mendapat Fe
7 Cakupan Komplikasi 141 98 69,5 100
Kebidanan yang Ditangani
8 Cakupan Neonatal Risiko 3 3 100,0 100
Tinggi yang dirujuk dan
Ditangani
9 Cakupan Pelayanan Nifas 1118 1089 97,4 95
10 Cakupan Kunjungan Bayi 991 983 99,2 100
11 Angka Kematian Bayi (AKB) - 3 - 2/1000
per 1000 KH
12 Angka Kematian Balita 3134 - - 2/1000
(AKB) per 1000 KH
TOTAL 808,8
BAIK
HASIL REKAP 89,9

2. PROGRAM GIZI
NO INDIKATOR SASARAN CAKUPAN % TARGET KATEGORI
2016 (%)
1 Cakupan Balita Mendapat 3685 3408 92,5 92,5
Vitamin A
2 Cakupan Bayi Mendapat ASI 991 87 20,0 20,0
Ekslusif
3 Cakupan Ibu Nifas Mendapat 1118 1096 98,0 98,0
Vitamin A
4 Balita yang ditimbang BB 3685 3004 81,5 81,5
5 Cakupan Balita Gizi Buruk 4 4 100,0 100,0
Mendapat Perawatan
TOTAL 392,0
KURANG
HASIL REKAP 78,4

3. PROGRAM P2P
NO INDIKATOR SASARAN CAKUPAN % TARGET KATEGOR
2016 (%) I
1 Cakupan Tb Positif yang - 88 100,0 85
ditangani
2 Cakupan balita dengan 0 0 0,0 100
pneomonia yang ditangani
3 Cakupan penderita diare yang 627 627 100,0 100
ditangani
4 Cakupan rabies yang 7 7 100,0 >2/100.000
ditangani
5 Cakupan penderita DBD yang 42 42 100,0
ditangani
6 Kasus IMS yang ditangani 102 102 100,0 -
7 Cakupan desa UCI 12 12 100,0 100
TOTAL 600,0
BAIK
HASIL REKAP 100,0

4. PROGRAM PROMKES
NO INDIKATOR SASARAN CAKUPAN % TARGET KATEGOR
2016 (%) I
1 Cakupan posyandu aktif 46 46 100,0 100
2 Cakupan rumah tangga ber- 11949 11949 64,1 90
PHBS
3 Cakupan desa siaga Aktif 12 1 8,3 -
4 Cakupan pemeriksaan 3757 3757 100,0 100
kesehatan siswa SMP/SMA
TOTAL 272,4
KURANG
HASIL REKAP 68,1

5. PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN


NO INDIKATOR SASARAN CAKUPAN % TARGET KATEGOR
2016 (%) I
1 Cakupan rumah sehat 11964 7556 64,0 90
2 Cakupan jamban sehat 11964 7556 64,0 80
3 Cakupan akses air bersih 11964 8167 68,3 85
4 Cakupan TPM 61 38 62,3 80
TOTAL 258,5
KURANG
HASIL REKAP 64,6
BAB VI
PENUTUP

6.1 KESIMPULAN

Profil Puskesmas ini berisi hasil kegiatan program selama satu tahun yaitu tahun 2016.
Analisa dilakukan pada program prioritas dan yang masih dibawah target. Dalam laporan ini
analisa dibuat berupa perumusan masalah, penyebab masalah, alternatif pemecahan dan
rencana strategis dengan harapan ditahun mendatang hasilnya dapat ditingkatkan melalui
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK : POA ).

6.2 SARAN

Untuk seluruh staf Puskesmas Batu Anam diharapkan lebih memahami program yang
menjadi tanggung jawabnya sehingga target tercapai dan kinerja meningkat. Selalu melakukan
koordinasi dan meningkatkan kerjasama yang lebih baik sehingga kegiatan program bisa
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan. Kepala Dinas Kesehatan Kab.Simalungun
dimohonkan agar selalu memberikan bimbingan teknis/monitoring laporan bulanan kepada
pemegang program sehingga dapat meminimalkan kesalahan dan meningkatkan pencapaian
program.
Profil Puskesmas Batu Anam ini tentunya masih jauh dari sempurna sehingga
bimbingan dari Dinas Kesehatan Kabupaten dan Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara
sangat kami perlukan demi kesempurnaannya.

Anda mungkin juga menyukai