TIM PERENCANAAN
PUSKESMAS BATU ANAM
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa sehingga Profil Puskesmas Batu
Anam Tahun 2017 ini dapat diselesaikan.Profil ini disusun berdasarkan hasil kegiatan
pelayanan di dalam dan di luar gedung yang nantinya dapat sebagai acuan untuk menyusun
perencanaan program di tahun mendatang.
Dalam penyusunan laporan profil ini tentu masih banyak kekurangan ,sehingga kami
mengharapkan masukan dari semua pihak khususnya Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun.
Akhir kata, kami ucapkan terimakasih kepada seluruh Staf Puskesmas atas
kerjasamanya,semoga Profil Puskesmas Batu Anam tahun 2017 ini dapat bermanfaat.
dr.Ruspal Simarmata
NIP : 196810141999031001
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi untuk mencapai
keberhasilan pembangunan bangsa.Oleh karena itu,diselenggarakan pembanguan di bidang
kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan,dengan tujuan meningkatkan kesadaran
,kemauan,dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajad kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.Derajat kesehatan yang rendah juga berpengaruh terhadap
rendahnya produktifitas kerja yang pada akhirnya menjadi beban masyarakat dan Pemerintah.
Pembangunan Nasional di bidang kesehatan pada dasarnya ditujukan kepada semua lapisan
masyarakat.Namun pada operasionalnya ditujukan untuk golongan tertentu dan dilakukan
secara bertahap sesuai dengan skala prioritas.
VISI Puskesmas Batu Anam adalah “ Masyarakat sehat di Wilayah Kerja Puskesmas
Batu Anam “ untuk mencapai misi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat.
2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas .
3. Membuat keluhan sehat.
TUJUAN adalah untuk meningkatkan kesadaran,kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah Puskesmas Batu Anam.
Upaya – upaya kesehatan untuk mencapai Visi dan Misi diatas telah dilakukan,namun hasilnya
belum optimal.Pengelolaan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan
dilakukan melalui sistim manajemen kesehatan yang didukung oleh sistim informasi kesehatan
agar lebih berhasil guna dan berdaya guna.
Puskesmas Batu Anam merupakan instansi yang bertanggung jawab atas pembangunan
kesehatan di Kecamatan Siantar.Kami telah banyak melakukan upaya upaya kesehatan untuk
mengatasi permasalahan kesehatan.Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan
tersebut diperlukan indikator.Indikator yang dipakai adalah indikator Kinerja dari Standar
Pelayanan Minimal di bidang kesehatan.
Penyusunan profil ini bertujuan untuk memberikan data dan informasi dalam rangka proses
perencanaan, pemantauan,dan mengevaluasi pencapaian hasil pembangunan kesehatan di
Puskesmas Batu Anam.
1.2 TUJUAN
1.2.1.Tujuan Umum
Tersedianya data atau informasi yang akurat,tepat waktu dan sesuai kebutuhan dalam rangka
meningkatkan kemampuan manajemen secara berhasil guna dan berdaya guna.
1.2.2.Tujuan Khusus
Profil kesehatan Puskesmas Batu Anam berisi narasi dan gambaran analisis situasi umum dan
lingkungan yang mempengaruhi kesehatan,situasi sumber daya,situasi upaya kesehatan, situasi
derajat kesehatan dan pembiayaan kesehatan. Disamping narasi juga berisi tabel,grafik dan
diagram untuk sajian distribusi frekuensi menggambarkan perkembangan atau perbandingan
pencapaian program.
Bab I.Pendahuluan
Bab ini secara ringkas menjelaskan maksud dan tujuan disusunnya profil Puskesmas Batu
Anam.Dalam bab ini juga diuraikan secara ringkas pula isi dari profil Puskesmas Batu Anam
dan sistematika penyajian.
Dalam bab ini diuraikan gambaran secara umum Puskesmas Batu Anam yang meliputi keadaan
geografi,cuaca,keadaan penduduk,tingkat pendiidkan penduduk,keadaan ekonomi,serta
perilaku penduduk yang terkait dengan kesehatan.
Bab ini berisi uraian tentang berbagai indikator derajat kesehatan yang mencakup tentang
angka kematian,angka harapan hidup,angka kesakitan dan status gizi masyarakat.
Bab ini berisi uraian tentang upaya kesehatan yang tertuang pada tujuan program pembangunan
di bidang kesehatan.Gambaran upaya kesehatan yang telah diselenggarakan meliputi pelayanan
kesehatan dasar, pencapaian upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit dan upaya
perbaikan gizi masyarakat serta gambaran tentang keadaan sumber daya mencakup tentang
keadaan sarana atau fasilitas kesehatan,tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan.
Bab ini menyajikan kegiatan multi sektor yang dilaksanakan dalam rangka mencapai
Puskesmas Batu Anam yang dituangkan dalam indikator standar pelayanan minimal ( SPM )
dibidang kesehatan.
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1 GAMBARAN UMUM
2.1.1 Geografi
Puskesmas Batu Anam lokasinya berada di Desa/Nagori Lestari Indah Kecamatan Santar
Kabupaten Simalungun terdiri dari 8 Desa/Nagori dengan luas wilayah 11.561 Ha.Jarak dan
waktu tempuh ke Puskesmas terjauh yaitu 6 km dan waktu tempuh menuju puskesmas 10
menit.Jalan yang ditempuh dapat dilalui oleh kenderaan ( transportasi cukup lancar ) dan tidak
ada kendala untuk menjangkau Puskesmas tersebut .terdapat daerah kumuh perkotaan yauti
TPA sanggaran.Desa/Nagori Lestari Indah terletak di Kecamata Siantar.Batas batas wilayah
kerja yaitu :
1. Sebelah Utara : Kecamatan Gunung Maligas
2. Sebelah Selatan : Kecamatan Tanah Jawa
3. Sebelah Timur : Kecamatan Gunung Malela
4. Sebelah Barat : Kecamatan Siantar
Wilayah kerja Puskesms Batu Anamsebagian besar dimanfaatkan sebagai lahan kering dan
sebagian kecil sebagai lahan sawah irigasi.Sementara luas kawasan hutan rakyat yang ditanami
Tanaman Hutan Rakyat yang meliputi hutan.
Topografi wilayah Kerja Puskesmas Batu Anam sebagian besar merupakan dataran rendah
yang terbentang dari selatan ke Utara.Wilayah Desa/Nagori Lestari Indah secara umum
beriklim tropis yang dipengaruhi angin musim.Sebagai daerah tropis Desa/Nagori Lestari Indah
memiliki musim kemarau dan hujan yang yang diselingi dengan musim pancaroba,dengan
curah hujan berkisar antara 1- 437 mm.Curah hujan yang paling rendah terjadi pada bulan
September yaitu 1 mm,sedangkan curah hujan yang paling tinggi terjadi pada bulan Januari
sebesar 437 mm.Suhu maksimum berkisar antara 27 c – 30 c dan suhu minimum berkisar 22 c
– 25 c.Temperatur tertinggi terjadi di bulan Desember dan terendah terjadi pada Bulan
September dengan kelembaban udara antara 73 hingga 82 persen.
2.1.3 Pemerintahan.
1. Dolok Marlawan
2. Pantoan Maju
3. Sejahtera
4. Laras Dua
5. Lestari Indah
6. Nusa Harapan
7. Sitalasri
8. Dolok Hataran
Ke delapan Desa/Nagori tersebut merupakan sebagian dari wilayah Kecamatan Siantar yang
terdiri dari 17 Desa/Nagori.5 Desa/Nagori merupakan wilayah Puskesmas Silau Malaha .4
Desa/Nagori merupakan wilayah kerja Puskesmas Rambung Merah.
2.1.4 Kependudukan.
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesms Batu Anam tahun 2017 adalah.....jiwa dengan
jumlah penduduk laki laki..........daan perempuan adalah.........Jumlah Kepala Keluarga di
wilayah Kerja Puskesms Batu Anam adalah......dengan jumlah Lansia adalah..........orang dan
jumlah KK miskin yang dimiliki adalah sebanyak..........KK.Sedangkan Umur Harapan Hidup
( UHH ) mencapai umur.......
PENDUDUK MISKIN
BAYI 42
ANAK BALITA 176
BALITA 202
PUS 310
WUS 538
IBU HAMIL 44
IBU BERSALIN 41
IBU NIFAS 41
NEONATAL 102
BUMI RESTI 0
BAYI RESTI 0
ANAK USIA REMAJA 35
LANSIA 413
SEKOLAH SD 404
SMP 513
SMA 473
PETANI 786
USIA PETERNAK 0
PERAJIN 0
PRODUKTIF PEDAGANG 103
BURUH 0
PENGUSAHA KECIL DAN 2
MENENGAH
PNS 161
TNI 0
POLRI 0
PENSIUNAN 48
PNS/TNI/POLRI
PEG.SWASTA 23
PEG.KANTOR 0
PEMERINTAH
LAIN-LAIN 2
PNS 161
TNI 0
POLRI 0
PENSIUNAN 48
PNS/TNI/POLRI
PEG.SWASTA 23
PEG.KANTOR 0
PEMERINTAH
LAIN-LAIN 2
PENDUDUK MISKIN
BAYI 84
ANAK BALITA 178
BALITA 196
PUS 498
WUS
IBU HAMIL 93
IBU BERSALIN 88
IBU NIFAS 88
NEONATAL 123
BUMI RESTI
BAYI RESTI
ANAK USIA REMAJA 397
LANSIA
SEKOLAH SD 257
SMP 258
SMA 1436
PETANI
USIA PETERNAK
PERAJIN
PRODUKTIF PEDAGANG
BURUH
PENGUSAHA KECIL DAN
MENENGAH
PNS
TNI
POLRI
PENSIUNAN
PNS/TNI/POLRI
PEG.SWASTA
PEG.KANTOR
PEMERINTAH
LAIN-LAIN
PENDUDUK MISKIN
BAYI 91
ANAK BALITA 207
BALITA 228
PUS 625
WUS
IBU HAMIL 94
IBU BERSALIN 89
IBU NIFAS 89
NEONATAL 133
BUMI RESTI
BAYI RESTI
ANAK USIA REMAJA 663
LANSIA
SEKOLAH SD 321
SMP 323
SMA 405
PETANI
USIA PETERNAK
PERAJIN
PRODUKTIF PEDAGANG
BURUH
PENGUSAHA KECIL DAN
MENENGAH
PNS
TNI
POLRI
PENSIUNAN
PNS/TNI/POLRI
PEG.SWASTA
PEG.KANTOR
PEMERINTAH
LAIN-LAIN
PENDUDUK MISKIN
BAYI 87
ANAK BALITA 275
BALITA 368
PUS 427
WUS
IBU HAMIL 90
IBU BERSALIN 86
IBU NIFAS 86
NEONATAL 169
BUMI RESTI
BAYI RESTI
ANAK USIA REMAJA 65
LANSIA
SEKOLAH SD 401
SMP 330
SMA 326
PETANI
USIA PETERNAK
PERAJIN
PRODUKTIF PEDAGANG
BURUH
PENGUSAHA KECIL DAN
MENENGAH
PNS
TNI
POLRI
PENSIUNAN
PNS/TNI/POLRI
PEG.SWASTA
PEG.KANTOR
PEMERINTAH
LAIN-LAIN
Pada grafik 2.1 terlihat bahwa jumlah balita adalah sebesar ....... dari seluruh total penduduk
dan jumlah lansia ..... dari seluruh total penduduk,sedangkan persentase balita dan anak-anak
adalah ...... dari seluruh total penduduk Puskesmas Batu Anam. Berdasarkan data ini dapat kita
lihat bahwa komposisi penduduk usia produktif (dewasa ) lebih besar dibandingkan usia non
produktif (anak-anak dan usia lanjut).
Indikator penting yang terkait dengan distribusi penduduk menurut umur yang sering
digunakan untuk mengetahui produktifitas penduudk adalah ratio beban ketergantungan atau
dependency ratio.Ratio beban ketergantungan adalah angka yang menyatakan perbandingan
anatara banyaknya orang yang tidak produktif ( umur dibawah 15 tahun dan diatas 65 tahun )
dengan banyaknya umur produktif ( umur 15-64 tahun ).Ratio beban ketergantungan di
Puskesmas Batu Anam sebesar......,angka ini menunjukkan setiap ..... orang yang masih
produktif akan menanggung ... orang yang belum atau sudah tidak produktif lagi.
Tabel 2.2 Penduduk Kecamatan Siantar jumlak KK dan jumlah penduduk tiap posyandu dalam
batas wilayah Puskesmas Batu Anam
Penyebaran penduduk pada masing masing posyandu di wilayah kerja batu anam dapat
dilihat pada tabel diatas yg menunjukkan kepadatan penduduk terdapat desa lestari indah
posyandu melati dan jumlah penduduk paling sedikit terdapat pada desa Pantoan maju
posyandu Flamboyan
Untuk menanggulangi rumah tangga yg rawan terhadap penyakit infeksi dan non infeksi,
Maka setiap rumah tangga yang ada perlu diberdayakan untuk melaksanakan perilaku hidup
dan sehat. Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada rumah tangga di wilayah kerja
puskesmas Batu Anam lima tahun Terakhir seperti grafik di bawah ini
grafik 2,3 Tren persentase Rumah Tangga Ber PHBS di Puskesmas Batu Anam
tahun 2013-2017
100% 1
0.95 0.94
90% 0.92
0.9
80%
70%
60%
Series 3
50%
Series 2
40% Series 1
30%
20%
10%
0%
tahun2017 tahun 2016 tahun2015 tahun 2014 2013
Data pada Grafik 2.3 Menunjukkan bahwa selama lima tahun terakhir jumlah rumah tangga
yang ber PHBS sudah cenderung menglami peningkatan. Hal ini sudah cukup baik mengingat
Peran yang begitu penting dalam membantu menumbuhkan budaya hidup yang baik di bidang
kesehatan. Pada Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun di cantumkan target rumah
tangga ber PHBS untuk tahun 2017 sebesar 80%. Pencapaian Puskesmas batu Anam tahun
2017 sebesar 80% . Walaupun persentase rumah tangga yg ber PHBS sudah mencapai target,
perlu di galakkan upaya untuk meningkatkan cakupan rumah tangga ber PHBS dengan
meningkatkan pembinaan dirumah tangga dengan menggerakkan dan memberdayakan
keluarga atau anggota rumah tangga untuk hidup bersih dan sehat melalui penyuluhan baik
secara individu maupun berkelompok agar setiap orang,kelompok atau keluarga tahu, mau, dan
mampu menolong diri sendiri di bidang kesehatan.
Bila kita lihat data persentase rumah tangga ber PHBS tahun 2017 tertinggi (80%) dan
terendah 2013( 65%).
50
45
40
35
30
Mandiri
25 Purnama
44 44 44 44 Madya
20 Pratama
15
26
10
0
2013 2014 2015 2016 2017
Data pada grafik 2.4 di atas memperlihatkan bahwa posyandu Purnama dari tahun ke tahun
menunjukkan peningkatan dan ini sangat baik.Dari 44 Posyandu yang ada di Puskesmas Batu
Anam seluruhnya merupakan posyandu aktif.Untuk Posyandu Mandiri dan Pratama tidak ada
di Puskesmas Batu Anam.Lambatnya perkembangan posyandu ke arah posyandu Mandiri tidak
terlepas dari kurang berperan sertanya Masyarakat dalam menyelenggarakan kegiata posyandu
terutama dalam hal dukungan da untuk opeasional kegiatan posyandu sebagian besar dari
bantuan pemerintah
Kondisi lingkungan di Desa/Nagori sangat dipengaruhi oleh perilaku hidup manusia dalam
menata rumah dan alam sekitarnya.Pada tahun 2017 melakukan pemeriksaan terhadap rumah
(.......% ) dari........total rumah yang ada di Desa/Nagori.Jumlah rumah yang termasuk dalam
kategori sehat sebanyak.........rumah (...........) Kondisi ini menurun dibandingkan dengan data
tahun 2016.Cakupan rumah sehat menurun disebabkan karena petugas memegang program
rangkap,sehingga kurang optimal.Cakupan rumah sehat seperti pada grafik di bawah ini :
Grafik 2.5 Persentase Rumah Sehat yang memenuhi syarat di Desa/Nagori Tahun 2017
Rumah sehat
200
180 177
160 163 159
140
120 123 122
100 99
80 76 Rumah sehat
69
60
40
20
0
Data pada grafik 2.5 walaupun cakupan rumah sehat menurun tetapi sudah memenuhi target
Kabupaten Simalungun selama 5 tahun terakhir,artinya sudah diatas target Renstra Dinas
Kesehatan Kabupaten Simalungun tahun 2016 sebesar 85 %.Ada beberapa hal yang
mempengaruhi keadaan lingkungan di Kabupaten Simalungun,dan kegiatan yang telah
dilakukan antara lain :
Cakupan keluarga yang memiliki akses air bersih di Desa/Nagori pada tahun 2016 mencapai
100%.Dengan adanya seluruh masyarakat yang sudah bisa mengakses air bersih di
Desa/Nagori diharapkan penyakit penyakit menular melalui air ( water borne desease ) dapat
dicegah atau sedapat mungkin diturunkan kasusnya.
2.3.2 Jamban.
Kepemilikan jamban bagi keluarga merupakan sesuatu yang vital karena dengan adanya
jamban di masing masing rumah tangga berbagai penyakit yang penularannya melalui kotoran
manusia seperti kecaingan,diare dan sebagainya dapat dicegah sedini mungkin. Pada dasarnya
seluruh KK yang ada di Desa/Nagori sudah memiliki jamban,cakupan penduduk yang
menggunakan jamban sehat telah mencapai 100%.
Pemeriksaan terhadap tempat tempat umum dan tempat pengelolaan makanan ( TPM ) secara
berkala meliputi Hotel,Retoran atau rumah makan,pasar serta TPM lainnya.Pemeriksaan
bertujuan untuk menjamin agar tetap terjaganya kesehatan lingkungan di tempat tempat yang
bersangkutan dan lingkungan sekitarnya.Data pada tahun 2016 menunjukkan bahwa Hotel di
Desa/Nagori Tidak ada, Pasar Tidak adab, restoran atau rumah makan sebanyak.........buah dan
TPM lainnya sebanyak......buah serta warung nasi.......buah.
Rumah sehat
200
180 177
160 163 159
140
120 123 122
100 99
80 76 Rumah sehat
69
60
40
20
0
Data pada grafik di atas menunjukkan bahwa rumah/banguan bebas jentik tertinggi berada di
Desa/Nagori Laras Dua.Secara umum cakupan angka bebas jentik di Desa/Nagori laras Dua
sudah mencapai 17,91%.
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat indikator yang dapat digunakan, seperti kondisi
mordibitas, mortalitas dan status gizi. Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh multi faktor.
Faktor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan sangat
menentukan derajat kesehatan masyarakat. Faktor lain diluar kesehatan yang tak kalah penting berperan
dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat adalah keadaan sosial ekonomi, pendidikan,
lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya (Depkes, 2010). Pada bagian ini derajat kesehatan
masyarakat di Puskesmas Batu Anam perlu digambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka
Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Morbiditas beberapa penyakit yang
ada di Puskesmas Batu Anam.
3.1. Mortalitas
Angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu dikenal dengan
mortalitas (Depkes, 2010). Mortalitas selain dapat menggambarkan keadaan dan derajat
kesehatan masyarakat suatu wilayah dapat juga digunakan sebagai dasar perencanaan di
bidang kesehatan. Tingkat kematian secara umum sangat berhubungan erat dengan tingkat
kesakitan. Sebab-sebab kematian ada yang dapat diketahui secara langsung dan tidak langsung.
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat mortalitas dan morbiditas adalah sosial ekonomi,
pendapatan perkapita, pendidikan, perilaku hidup sehat, lingkungan, upaya kesehatan dan
fertilitas.
...........................
Data pada grafik diatas menunjukkan bahwa Angka Kematian Bayi (AKB) di Puskesmas
Batu Anam...................
...........................
Gambar diatas menunjukkan bahwa ada 2 kematian bayi di Puskesmas Batu Anam pada
tahun 2017. Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungn mencantumkan target
Kematian bayi 24 per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi di Kabupaten
Simalungun ................
3.1.2.Angka Kematian Balita (AKABA)
AKABA adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal sebelum
mencapai usia 5 tahun dan dinyatakan per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian balita
dihitung dengan menjumlahkan kematian bayi dengan balita. Berdasarkan pedoman
MDGs disebutkan bahwa nilai normatif>140 tinggi, 71-140 tinggi, 20-40 sedng dan <20
rendah. AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak-anak dan faktor-
faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit
infeksi dan kecelakaan. Angka kematian balita (AKABA) di Puskesmas Batu Anam
seperti pada grafik dibawah ini :
...................
Secara Nasional ditetapkan AKABA sebesar 40/1000 KH. Pada tahun 2017 tidak terdapat
kematian balita di Puskesmas Batu Anam, maka ini sudah lebih rendah dari target
Nasional. Rendahnya angka kematian balita (akaba) di Puskesmas Batu Anam disebabkan
karena baiknya gizi balita, rendahnya faktor risiko yang mengakibatkan kematian bagi
balita, perilaku orang tua dalam pemberian gizi anak cukup baik serta peran dari petugas
kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Angka Kematian Ibu Maternal berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku
hidup sehat, status gizi, kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan
kesehatan terutama untuk ibu hamil, waktu melahirkan dan masa nifas. Keberhasilan
pembangunan sektor kesehatan senantiasa menggunakan indikator AKB dan AKI sebagai
indikator utamanya. Angka Kematian Ibu Maternal di Puskesmas Batu Anam terakhir
sebagaimana terlihat pada grafik di bawah ini :
.............
Pada grafik diatas terlihat tidak terdapat kematian ibu di wilayah Puskesmas Batu Anam.
Angka Kematian Ibu Maternal di Puskesmas Batu Anam tahun 2017 sudah lebih rendah
dari target Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun tahun 2017. Bila terjadi
kematian ibu maka akan dilaksanakan perinatal (AMP) untuk mengetahui akar
permasalahan penyebab kematian ibu tersebut. Serta strategi kedepannya yang akan
diambil untuk mengatasi hal ini adalah selain melibatkan lintas sektor dan lintas program
agar ikut bersama-sama memantau ibu hamil, melahirkan dan masa setelah melahirkan
dengan gerakan sayang ibu di harapkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi di Puskesmas Batu Anam dapat ditekan.
Ditingkat desa yang ada di Puskesmas Batu Anam, Angka Kematian Ibu tidak ada, bila
dilihat dari distribusinya di 8 desa seperti terlihat pada grafik di bawah ini :
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3 Column3
0.2
0.1
0
i ra
ra
n
da
h an ar ua te aju an
ata Ii n r ap la as asD j ah M lr aw
kH
r Ha Sit La
r Se an a
lo esta sa ant k M
L u P
Do N lo
Do
Data pada grafik diatas menunjukkan bahwa kematian maternal berdasarkan desa di
Puskesmas Batu Anam tahun 2017 tidak ada ditemukan. Secara umum angka kematian
ibu di puskesmas batu anam pada tahun 2017 masih dibawah target Nasional
(125/100.000) KH maupun target tingkat provinsi Sumatera Utara (.................), dan bila
dibandingkan dengan target Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun
(......................), maka AKI per 100.000 Kelahiran Hidup di Puskesmas Batu Anam
berada di bawah target yang telah ditetapkan. Ini menunjukkan kwalitas pelayanan
kesehatan pada ibu hamil di Puskesmas Batu Anam cukup baik. Disamping itu pula akses
terhadap sarana pelayanan sangat mudah karena penyebarannya hampir merata di wilayah
seluruh Puskesmas Batu Anam.
3.1.4.Umur Harapan Hidup
Derajat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat juga dapat dilihat dari nilai Umur
Harapan Hidup (UHH). UHH juga merupakan indikator Indeks keberhasilan
Pembangunan Manusia. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan dapat dilihat dari
peningkatan UHH. Umur Harapan Hidup penduduk Kabupaten Simalungun tahun 2017
berdasarkan data BPS sebesar..........
3.2. Morbiditas
Angka kesehatan baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit disebut morbiditas.
Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu
dan berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat.
3.2.1.Penyakit Menular
a. TB Paru
Penyakit TB Paru merupakan penyakit re emerging masih terus ditemukan di Provinsi
Sumatera Utara. Secara nasional TB Paru merupakan penyakit tropis yang sangat erat
kaitannya dengan kemiskinan. TB Paru merupakan penyakit yang masih tinggi angka
kejadiannya bahkan merupakan yang tertinggi ketiga di dunia. MDGs menetapkan
penyakit TB Paru sebagai salah satu target penyakit yang harus diturunkan selain
HIV/AIDS dan Malaria. Hasil pengobatan penderita TB Paru dipakai indikator succes
rate, dimana indikator ini dapat dievaluasi setahun kemudian setelah penderita
ditemukan dan diobati. Succes rate akan meningkat bila pasien TB Paru dapat
menyelesaikan pengobatan dengan baik tanpa atau dengan pemeriksaan dahak. Pada
tahun 2017 angka succes rate terbesar 100%.
Gambaran penyakit TB Paru di Puskesmas Batu Anam seperti terlihat pada grafik
dibawah ini :
Grafik 3.7 Succes Rate TB di wilayah Puskesmas Batu Anam tahun 2013 s/d
2017
120
100
80
60
Series 3
40
20
0
2013 2014 2015 2016 2017
Data pada grafik 3.7 diatas menunjukkan bahwa succes rate kasus TB Paru di Puskesmas Batu Anam
dalam kurun waktu 5 tahun terakhir telah 100%. Prevalensi TB Paru pada tahun 2017 sebesar 99 per
100.000 penduduk, dengan jumlah kematian akibat TB Paru tidak ada. Angka penemuan kasus TB Paru
tahun 2017 sebesar
Meskipun succes rate kasus TB Paru di Puskesmas Batu Anam dalam kurun waktu lima tahun terakhir
telah ..... namun upaya untuk menurunkan Case Rate dan meningkatkan Succes Rate terus harus
dilakukan dengan cara meningkatkan sosialisasi penanggulangan TB Paru sesuai manajemen DOTS
melalui jejaring internal maupun eksternal rumah sakit serta sektor terkait lainnya. Disamping
meningkatkan jangkauan pelayanan, upaya yang tidak kalah penting dan dilakukan dalam rangka
penanggulangan penyakit TB Paru adalah meningkatkan kesehatan lingkungan serta perilaku hidup
bersih dan sehat di masyarakat. Kasus TB Paru sangat dipengaruhi oleh kepadatan penduduk dan
kemiskinan, karena penularan TB Paru adalah melali kontak langsung dengan penderita. Status gizi
juga mempengaruhi kasus TB Paru terutama angka kesembuhannya, dengan status gizi yang baik
penderita akan cepat pulih.
b. Pneumonia
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang
menyerang pernapasan mulai dari hidung hingga alveoli. Penyakit ISPA yang
menjadi masalah dan masuk dalam program penanggulangan penyakit adalah
pneumonia karena merupakan salah satu penyebab kematian anak. Pneumonia adalah
infeksi akut yang menyerang jaringan paru (alveoli). Infeksi ini bisa disebabkan oleh
bakteri, jamur, virus atau kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia.
Populasi rentan yang terserang pneumonia adalah anak umur <2 tahun. Penemuan dn
tatalaksana kasus adalah salah satu kegiatan program penanggulangan.
Jumlah kasus pneumonia pada balita yang berobat di Puskesmas Batu Anam dalam
lima tahun terakhir seperti terlihat pada grafik di bawah ini :
Grafik 3.8 Prevalensi Kasus Pneumonia Pada Balita di Puskesmas Batu Anam
tahun 2013 s/d 2017
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5 Series 3
0.4
0.3
0.2
0.1
0
2013 2014 2015 2016 2017
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, tidak ada ditemukan kasus pneumonia pada
balita di Puskesmas Batu Anam. Pneumonia pada balita lebih banyak disebabkan
karena faktor seperti kurang gizi, status imunisasi yang tidak lengkap, terlalu sering
membedung anak, kurang diberikan ASI, riwayat penyakit kronis pada orang tua bayi
atau balita, sanitasi lingkungan tempat tinggal yang kurang memenuhi syarat
kesehatan, orang tua perokok dan lain sebagainya. Upaya yang telah dilakukan untuk
menanggulangi kasus pneumonia pada bayi atau balita adalah menghilangkan faktor
penyebab itu sendiri melalui peningkatan status gizi bayi/balita, peningkatan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS), peningkatan sanitasi lingkungan tempat tinggal serta
peningkatan status imunisasi bayi atau balita.
c. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Aquired Immuno Deficiency Syndrome
(AIDS)
HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus Human
Immunodeficiency Virus yang menyerang system kekebalan tubuh penderitanya
sehinga penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah
terinfeksi berbagai macam penyakit yang lainnya. Sebelum memasuki fase AIDS,
pendrita terlebih dahulu dinyatakan sebagai HIV positif. HIV positif dapat diketahui
dengan 3 cara yaitu VCT, dan zero survei. Sejak tahun 2011 telah dibuka klinik VCT
di Puskesmas Batu Anam dan sejak saat itu ditemukan kasis HIV positif melalui
pemeriksaan rapid test. Pada tahun 2017 ditemukan sebanyak 3 orang.
Grafik jumlah kasus baru HIV – AIDS di wilayah Puskesmas Batu Anam
tahun 2013 s/d 2017
3.5
2.5
Column2
1.5
0.5
0
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber Pemegang Program HIV-AIDS Puskesmas Batu Anam
Data pada grafik 3.9 diatas menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 24 bulan sejak
klinik VCT mulai dibuka jumlah kasus baru HIV-AIDS berjumlah 2 orang.
Selanjutnya tahun 2016 jumlah kasus HIV menurun menjadi 1 orang dan tahun 2017
terdapat 3 kasus. Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk menanggulangi
penyebaran kasus HIV-AIDS di Puskesmas Batu Anam adalah dengan melakukan
penyuluhan kelompok di posyandu, pertemuan lintas sektoral di Puskesmas Batu
Anam dan penyuluhan di dalam gedung. Disamping itu juga bersama Dinas
Kesehatan Kabupaten Simalungun bekerja sama dengan Komisi Penanggulangan
AIDS (KPA) Kecamatan Siantar secara aktif melaksanakan penyuluhan atau KIE ke
tempat-tempat kerja atau perusahaan terutama yang termasuk dalam kategori risiko
tinggi seperti cafe dan spa. Tujuan penyuluhan atau KIE tersebut agar kelompok
beresiko tersebut mau datang ke Klinik VCT untuk memeriksakan diri secara berkala
dan melakukan perlindungan diri dan mengadakan penyuluhan tentang HIV melalui
media tradisional yaitu bondres.
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
Series 3
0.4
0.3
0.2
0.1
0
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber Pemegang Program IMS Puskesmas Batu Anam
Sejak ......., Puskesmas Batu Anam menambah 1 layanan lagi yaitu klinik IMS
sehingga IMS ditegakkan berdasarkan hasil laboratorium dan jumlah kasus IMS pada
tahun .... Penyakit IMS merupakan masalah salah satu pencetus timbulnya kasus HIV
AIDS di masyarakat. Upaya yang dilakukan untuk mencegah dan mengurangi
penularan penyakit menular seksual (PMS), termasuk dampak sosialnya, maka
Puskesmas Batu Anam telah melakukan (1) Penyuluhan/KIE kepada masyarakat
umum, anak sekolah/remaja maupun kelompok risiko tinggi, (2) Penemuan dan
Pengobatan, dan (3) Melakukan Konseling.
e. Diare
Diare dapat didefinisikan sebagai kejadian buang air besar berair lebih dari tiga kali
namun tidak berdarah dalam 24 jam, bila disertai dengan darah disebut disentri. CFR
diare secara nasional adalah ...... sedangkan di kabupaten simalungun CFR nya ....
penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan di kabupaten simalungun, karena
IR nya cukup tinggi. Penyakit gastroentritis lain selain diare berdarah dan tifus perut
klinis juga termasuk kedalam sepuluh besar penyakit baik di puskesmas. Meskipun
jumlah kasus diare cukup tinggi, namun angka kematiannya relative rendah.
Angka kesakitan akibat diare yang dilayani di Puskesmas dalam lima tahun terakhir
seperti pada grafik di bawah ini :
Grafik 3.11 Jumlah Diare di Puskesmas Batu Anam
Tahun 2013 s/d 2017
1200
1000
800
600
Column3
400
200
0
2013 2014 2015 2016 2017
Telah terjadi peningkatan kasus dire di tahun 2017 sebanyak 535 kasus diare.
f. Kusta
Kusta adalah penyakit kulit infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium leprae. Bila penyakit
kusta tidak ditangani maka dapat menjadi progresif menyebabkan kerusakan permanen kulit, saraf,
mata dan anggota gerak. Strategi global WHO menetapkan indikator eliminasi kusta adalah angka
penemuan penderita/new case detection rate (NCDR). Dengan NCDR 0,1 per 10.000 penduduk
berarti Kabupaten Simalungun sudah dapat dikategorikan sebagai daerah rendah kusta dengan
mengacu pada indikator pusat bahwa daerah dengan NCDR .... per 10.000 penduduk sudah dapat
dikatakan sebagai daerah rendah kusta.
Gambaran Penyakit Kusta dalam lima tahun terakhir seperti pada grafik dibawah ini :
Grafik 3.12 Kasus Penyakit Kusta di Puskesmas Batu Anam
tahun 2013 s/d 2017
2.5
1.5
Column3
1
0.5
0
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber Pemegang Program Kusta Puskesmas Batu Anam
Keberhasilan penanganan kasus Kusta di Puskesmas Batu Anam tidak terlepas dari upaya
intensif dari dinas kesehatan, Puskesmas dan jajarannya serta adanya kemauan penderita untuk
sembuh dari penyakit kusta. Kasus kusta sampai dengan tahun 2017 di Puskesmas Batu Anam
sudah bisa ditekan menjadi <1 per 10.000 penduduk. Indikator yang dipakai dalam menilai
keberhasilan program kusta adalah angka proporsi cacat tingkat II (cacat yang dapat dilihat oleh
mata). Angka ini dapat dipakai untuk menilai kinerja petugas, bila ada angka proporsi kecacatan
tingkat II tinggi berarti terjadi keterlambatan penemuan penderita akibat rendahnya kinerja
petugas dan rendahnya pengetahuan masyarakat tentang tanda/gejala penyakit Kusta. Di
Puskesmas Batu Anam tingkat II tidak diketemukan, ini berarti kinerja petugas sudah baik.
Indikator lain yang dipakai menilai keberhasilan program adalah adanya penderita anak
diantara kasus baru, yang mengindikasikan bahwa masih terjadi penularan kasus di masyarakat.
Proporsi kasus anak di Kabupaten Simalungun Sebesar ...... Dalam lima tahun terakhir prevalensi
kusta tidak mengalami penurunan yang signifikan, akan tetapi masih berada pada posisi eliminasi
kusta.
a. Tetanus Neonatorum
Tetanus nenatorum (TN) disebabkan oleh basil Clostridium tetani, yang masuk ke tubuh
melalui luka. Penyakit ini dapat menginfeksi bayi baru lahir apabila pemotongan tali pusat
tidak dilakukan dengan steril. Pada tahun 2017 di Puskesmas Batu Anam tidak ditemukan
kejadian tetanus neonatorum.
Grafik 3.13 Kasus AFP pada umur < 15 tahun di Puskesmas Batu Anam
Tahun 2013 s/d 2017
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
Series 3
0.4
0.3
0.2
0.1
0
2013 2014 2015 2016 2017
Data pada grafik 3.13 diatas menunjukkan selama lima tahun terakhir kejadian AFP tetap
dapat dipertahankan yaitu nol anak <15 tahun. Non Polio AFP Rate di Puskesmas Batu Anam
tahun 2017 adalah sebesar nol anak <15 tahun. Hal ini menunjukkan kinerja surveilans AFP di
Puskesmas Batu Anam sudah baik.
c. Campak
Penyakit campak adalah penyakit akut yang mudah menular baik pada balita, anak-anak
maupun orang dewasa yang disebabkan oleh virus campak. Penularan campak dapat terjadi
melalui udara yang terkontaminasi dan secret yang terinfeksi. Dalam lima tahun terakhir
penyakit campak pada balita seperti pada grafik di bawah ini :
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
Column3
0.4
0.3
0.2
0.1
0
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber Pemegang Program Surveilans Puskesmas Batu Anam
Prevalensi penyakit campak di masyarakat dalam lima tahun terakhir sudah bisa ditekan. Pada
tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 di Puskesmas Batu Anam tidak ditemukan kejadian
campak. Keberhasilan menekan kasus campak tidak terlepas dari pelaksanaan imunisasi
campak secara rutin baik di tingkat Puskesmas dan sarana kesehatan lainnya, penyediaan
sarana vaksin yang sudah memadai, tenaga yang mencukupi serta kesdaran masyarakat untuk
mendapatkan imunisasi bagi bayi/balitanya.
b. Rabies
Rabies merupakan penyakit dengan CFR yang sangat tinggi, yang disebabkan oleh infeksi
virus rabies yangditularkan melalui gigitan hewan seperti anjing, kucing, kera yang di dalam
tubuhnya mengandung rabies. Pada tahun 2017 di Puskesmas Batu Anam
c. Keracunan Makanan
Sampai tahun 2017 di Puskesmas Batu Anam ................
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
No Tanggal Jumlah
Desa Nama Posyandu
. Penimbangan Kader
1 Bona – Bona 20 5
2 Dolok Simpang Marihat 20 5
3 Marlawan Mulia Tani 22 5
4 Kp. Porsea 12 5
5 Flamboyan 5 5
6 Pantoan Jambu Air 20 5
7 Maju Rambutan 20 5
8 Manggis 21 5
9 Nangka 21 5
Sejahtera
10 Mangga 20 5
11 Sidorejo 8 5
12 Sitalasari Jambu 8 5
13 Jeruk 8 5
14 Lestari Melur 5 5
15 Indah Melati 5 5
16 Mawar 21 5
Nusa
17 Melati 21 5
Harapan
18 Anggrek 21 5
19 Madu 10 5
20 Laras Melati 10 5
21 Dua Cempaka 1 20 5
22 Cempaka 2 20 5
23 Cendrawasi 23 5
24 Dolok Melati 18 5
25 Hataran Mawar 18 5
26 Gelatik 19 5
b. Posyandu Lansia
Jumlah posyandu lansia yang terdapat di Puskesmas Batu Anam 8 buah yaitu :
1.Dolok Marlawan
2.Pantoan Maju
3.Sejahtera
4.Sitalasari
5.Lestari Indah
6.Nusa Harapan
7.Laras Dua
8.Dolok Hataran
4.1.1.4. PHBS (Perihal Hidup Bersih dan Sehat)
Tabel 4.6 Kegiatan Kesling
No Jumlah Murid
Nama Sekolah TK Total
. Laki - laki Perempuan
1. Santa Maria 30 35 65
2. SKM 15 17 32
3. Immanuel 10 13 23
4. Tunas Bangsa 10 15 25
5. Al Mutaqin 8 9 17
6. Carista 20 25 45
7. Methodist 8 10 18
4.1.2. UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN
Kegiatan Program Kesehatan Lingkungan Yang Telah Dilaksanakan Dalam Tahun 2017
Meliputi Kegiatan :
A. Pengawasan Kualitas Air
Kebutuhan akan air bersih bagi masyarakat Puskesmas Batu Anam bersumber dari
Sumur Bor, PDAM sesuai dengan data sebagai berikut:
Tabel 4.15 Data Sarana Air Bersih Menurut Jenisnya Tahun 2017
Jml. KK yang
Jml. Penduduk
menggunakan Air Bersih Cakupan
No. Kel/Desa
Sumur Bor PDAM
Jiwa KK
Jml % Jml % Jml %
1. Dolok
Marlawan
2. Pantoan
Maju
3. Sejahtera
4. Sitalasari
5. Lestari Indah
6. Nusa
Harapan
7. Laras Dua
8. Dolok
Hataran
RESIKO
NAMA
NO. DIPERIKS RESIKO RESIKO RESIKO
SARANA
A RENDAH SEDANG TINGGI
1. SGL 12 - - -
2. PDAM 6505 - - -
3. S.BOR 21 - - -
4. DAM 21 - - -
JUMLAH 6559 - - -
3. Kaporitisasi
Kaporitisasi dilaksanakan oleh petugas Puskesmas, oleh kader dan masyarakat
sendiri, sebagian besar masyarakat telah mengetahui manfaat dari kaporitisasi,
namun masih ada yang belum mau menggunakan kaporit karena bau dan rasa air
kurang enak.
KK yang
Pendudu Memenuhi
Jumlah memanfaatkan Diperiksa
k syarat
Kel/Desa Jaga
Jiw K Jaga % Jml % Jml % Jml %
a K
Cakupan
No. Desa / Kelurahan Sasaran Target %
Absolut %
1. Puskesmas Batu 98 572 96,6
Anam
Jumlah 98 572 96,6
Cakupan
No. Desa / Kelurahan Sasaran Target %
Absolut %
1. Pantoan Maju
Jumlah
Cakupan
No. Desa / Kelurahan Sasaran Target %
Absolut %
1. Sejahtera
Jumlah
Cakupan
No. Desa / Kelurahan Sasaran Target %
Absolut %
1. Lestari Indah
Jumlah
Cakupan
No. Desa / Kelurahan Sasaran Target %
Absolut %
1. Nusa Harapan
Jumlah
Cakupan
No. Desa / Kelurahan Sasaran Target %
Absolut %
1. Sitalasari
Jumlah
Cakupan
No. Desa / Kelurahan Sasaran Target %
Absolut %
1. Dolok Hataran
Jumlah
Masa lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap
lingkungan dan masa ini berlangsung sangat pendek serta tidak dapat diulang lagi, maka masa
balita disebut sebagai masa “masa keemasan” (golden period), “jendela kesempatan” (window
of opportunity) dan “masa kritis” (critical period). Sehingga perlu mendapat perhatian serius
yaitu mendapat gizi yang baik, stimulasi yang memadai serta terjangkau oleh pelayanan
kesehatan berkualitas termasuk deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang.
Selain hal-hal tersebut berbagai faktor lingkungan yang dapat mengganggu tumbuh kembang
anak juga perlu dieliminasi.
Pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas yang
diselenggarakan melalui kegiatan SDIDTK (Stimulasi Deteksi Intervensi Dini penyimpangan
Tumbuh Kembang) balita.
- Melakukan Stimulasi yang memadai artinya merangsang otak balita sehingga
perkembangan kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada
balita berlangsung secara optimal sesuai dengan umur anak.
- Melakukan Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang artinya melakukan skrining atau
mendeteksi secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang balita termasuk
menindaklanjuti setiap keluhan orang tua terhadap masalah tumbuh kembang anaknya.
- Melakukan Intervensi Dini penyimpangan tumbuh kembang balita artinya melakukan
tindakan koreksi dengan memanfaatkan plastisitas otak anak untuk memperbaiki
penyimpangan tumbuh kembang pada seorang anak agar tumbuh kembangnya kembali
normal atau penyimpanggannya tidak semakin berat. Apabila balita perlu dirujuk, maka
rujukan juga harus dilakukan sedini mungkin sesuai dengan indikasi
1. Sasaran langsung : SDIDTK adalah semua anak umur 0 sampai dengan 5 tahun yang
ada di wilayah kerja Puskemas Batu Anam = orang.
2. Sasaran tidak langsung:
a. Tenaga kesehatan yang bekerja di lini terdepan (dokter, bidan, perawat, ahli gizi,
penyuluh kesehatan masyarakat, dan sebagainya).
b. Tenaga pendidik, petugas lapangan Keluarga Berencana, petugas Sosial yang
terkait dengan pembinaan tumbuh kembang anak dan
c. Petugas sektor swasta dan profesi lainnya.
Tujuan Program
Tujuan umum:
Agar semua balita umur 0-5 tahun dan anak prasekolah umur 5-6 tahun tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai dengan potensi genetiknya sehingga berguna bagi
nusa dan bangsa serta mampu bersaing di era global.
Tujuan khusus:
a. Terselenggaranya kegiatan stimulasi tumbuh kembang pada semua balita dan anak
prasekolah di wilayah kerja Puskesmas.
b. Terselenggaranya kegiatan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang pada semua
balita dan anak prasekolah di wilayah kerja Puskesmas.
c. Terselenggaranya intervensi dini pada semua balita dan anak prasekolah dengan
penyimpangan tumbuh kembang.
d. Terselenggaranya rujukan terhadap kasus-kasus yang tidak bisa ditangani di
Puskesmas.
Cakupan anak balita ( 12- 59 bln ) yg mendapat pelayanan sesuai standar.
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) dengan tujuan agar remaja yang bermasalah bisa
mendapat pelayanan dan penanganan yang cepat dan tepat. Kader sebaya yang telah di bentuk
mampu memberikan konseling dan merujuk sesuai standar pelayanan PKPR.
Kegiatan pelayanan :
1. Konseling bagi remaja yang datang sendiri ke Klinik Remaja maupun remaja yang
dirujuk dari poli umum, poli gigi ataupun KIA.
2. Pelayanan Klinis Medis (termasuk pemeriksaan penunjang dan rujukan).
3. Pelatihan konselor sebaya.
Dan kegiatan luar gedung yang dilaksanakan Klinik Remaja Puskesmas Batu Anam antara lain:
1. Screening siswa kelas 7 (tujuh) dan kelas 10 (sepuluh) setiap awal tahun ajaran baru.
2. Pembinaan konselor sebaya di masing-masing sekolah dan sekehe teruna teruni di
wilayah Puskesmas Batu Anam serta Pembinaan Pencegahan Kanker Terpadu
Paripurna (PKTP).
3. Pemberian informasi dan edukasi (Penyuluhan).
Pengamprahan Alat dan obat kontrasepsi (Alokon) seperti IUD, implant, obat suntik
KB, pil KB dan kondom dilakukan setiap 6 bulan. Klinik KB melalui Petugas lapangan KB
(PLKB) Kelurahan Pedungan mengirim surat amprahan alokon ke Badan KB dan PP Kota
Denpasar dan dibuatkan juga tembusan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun.
Selanjutnya surat amprahan dibawa ke gudang farmasi. Alat dan obat-obat yang diamprah akan
didistrubusikan ke gudang obat di Puskesmas Batu Anam dan selanjutnya dipergunakan untuk
pelayanan KB di klinik KB. Pelayanan KB dibuka setiap hari sehingga persediaan alat dan
obat kontrasepsi harus selalu ada. Berikut ini adalah alur pengamprahan Alokon.
1. PROGRAM KIA / KB
NO INDIKATOR SASARAN CAKUPAN % TARGET KATEGORI
2016 (%)
1 Angka Kematian Ibu (AKI) - 1 - 15/100.000
2 Cakupan Kunjungan Ibu 1183 1158 97,9 90
Hamil K1
3 Cakupan Kunjungan Ibu 1183 1131 95,6 80
Hamil K1
4 Cakupan Pertolongan 1118 1089 97,4 90
Persalinan oleh Tenaga
Kesehatan
5 Cakupan Peserta KB Aktif 8455 4752 56,2 80
6 Cakupan Ibu Hamil 1183 1131 95,6 98
Mendapat Fe
7 Cakupan Komplikasi 141 98 69,5 100
Kebidanan yang Ditangani
8 Cakupan Neonatal Risiko 3 3 100,0 100
Tinggi yang dirujuk dan
Ditangani
9 Cakupan Pelayanan Nifas 1118 1089 97,4 95
10 Cakupan Kunjungan Bayi 991 983 99,2 100
11 Angka Kematian Bayi (AKB) - 3 - 2/1000
per 1000 KH
12 Angka Kematian Balita 3134 - - 2/1000
(AKB) per 1000 KH
TOTAL 808,8
BAIK
HASIL REKAP 89,9
2. PROGRAM GIZI
NO INDIKATOR SASARAN CAKUPAN % TARGET KATEGORI
2016 (%)
1 Cakupan Balita Mendapat 3685 3408 92,5 92,5
Vitamin A
2 Cakupan Bayi Mendapat ASI 991 87 20,0 20,0
Ekslusif
3 Cakupan Ibu Nifas Mendapat 1118 1096 98,0 98,0
Vitamin A
4 Balita yang ditimbang BB 3685 3004 81,5 81,5
5 Cakupan Balita Gizi Buruk 4 4 100,0 100,0
Mendapat Perawatan
TOTAL 392,0
KURANG
HASIL REKAP 78,4
3. PROGRAM P2P
NO INDIKATOR SASARAN CAKUPAN % TARGET KATEGOR
2016 (%) I
1 Cakupan Tb Positif yang - 88 100,0 85
ditangani
2 Cakupan balita dengan 0 0 0,0 100
pneomonia yang ditangani
3 Cakupan penderita diare yang 627 627 100,0 100
ditangani
4 Cakupan rabies yang 7 7 100,0 >2/100.000
ditangani
5 Cakupan penderita DBD yang 42 42 100,0
ditangani
6 Kasus IMS yang ditangani 102 102 100,0 -
7 Cakupan desa UCI 12 12 100,0 100
TOTAL 600,0
BAIK
HASIL REKAP 100,0
4. PROGRAM PROMKES
NO INDIKATOR SASARAN CAKUPAN % TARGET KATEGOR
2016 (%) I
1 Cakupan posyandu aktif 46 46 100,0 100
2 Cakupan rumah tangga ber- 11949 11949 64,1 90
PHBS
3 Cakupan desa siaga Aktif 12 1 8,3 -
4 Cakupan pemeriksaan 3757 3757 100,0 100
kesehatan siswa SMP/SMA
TOTAL 272,4
KURANG
HASIL REKAP 68,1
6.1 KESIMPULAN
Profil Puskesmas ini berisi hasil kegiatan program selama satu tahun yaitu tahun 2016.
Analisa dilakukan pada program prioritas dan yang masih dibawah target. Dalam laporan ini
analisa dibuat berupa perumusan masalah, penyebab masalah, alternatif pemecahan dan
rencana strategis dengan harapan ditahun mendatang hasilnya dapat ditingkatkan melalui
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK : POA ).
6.2 SARAN
Untuk seluruh staf Puskesmas Batu Anam diharapkan lebih memahami program yang
menjadi tanggung jawabnya sehingga target tercapai dan kinerja meningkat. Selalu melakukan
koordinasi dan meningkatkan kerjasama yang lebih baik sehingga kegiatan program bisa
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan. Kepala Dinas Kesehatan Kab.Simalungun
dimohonkan agar selalu memberikan bimbingan teknis/monitoring laporan bulanan kepada
pemegang program sehingga dapat meminimalkan kesalahan dan meningkatkan pencapaian
program.
Profil Puskesmas Batu Anam ini tentunya masih jauh dari sempurna sehingga
bimbingan dari Dinas Kesehatan Kabupaten dan Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara
sangat kami perlukan demi kesempurnaannya.