Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan tidak terlepas dari komitmen Indonesia sebagai warga


masyarakat dunia untuk ikut tercapainya Milenium Development Goals (MDGs).Di dalam
Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009 bertujuan meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya , sebagai investasi bagi pembanguan sumber daya
manusia yang produktif secara social ekonomi. Setiap Orang berhak atas kesehatan dan setiap
orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang
kesehatan.
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi untuk
mencapai keberhasilan pembangunan bangsa. Oleh Karena itu diselenggarakan pembangunan
di bidang kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan, dengan tujuan meningkatkan
kesadaran , kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Derajat Kesehatan yang rendah juga
berpengaruh terhadap rendahnya produktivitas kerja yang pada akhirnya menjadi beban
masyarakat dan pemerintah.
Pembanguan Nasional dibidang kesehatan pada dasarnya ditujukan kepada semua
lapisan masyarakat. Namun pada operasionalnya ditujukan untuk golongan tertentu dan
dilakukan secara bertahap sesuai dengan skala prioritas.
Kondisi pembangunan kesehatan yang diharapkan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJPK) 2005-2025 dalam tahapan ke–2 (2010–2014),
mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang ditunjukkan dengan membaiknya
berbagai indikator pembangunan Sumber Daya Manusia, seperti meningkatnya derajat
kesehatan dan status gizi masyarakat, meningkatnya kesetaraan gender, meningkatnya tumbuh
kembang optimal, kesejahteraan dan perlindungan anak, terkendalinya jumlah dan laju
pertumbuhan penduduk, serta menurunnya kesenjanganantar individu, antar kelompok
masyarakat, dan antar daerah.
Sasaran strategis dalam pembangunan kesehatan tahun 2010-2014 dalam Renstra
tersebut yaitu; 1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat, 2. Menurunnya angka
kesakitan akibat penyakit menular, 3.Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi

1
antar wilayah dan antar tingkat sosial ekonomi serta gender, 4. Meningkatnya penyediaan
anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka mengurangi risiko finansialakibat gangguan
kesehatan bagi seluruh penduduk, terutama pendudukmiskin. 5. Meningkatnya Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) 6.Terpenuhinyakebutuhan tenaga kesehatan strategis di Daerah
Tertinggal, Terpencil,Perbatasan dan Kepulauan (DTPK).7.Seluruh provinsi melaksanakan
program pengendalian penyakit tidak menular. 8. Seluruh Kabupaten/Kota melaksanakan
Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Sistem Informasi Kesehatan merupakan suatu tatanan yang mencakup komponen
masukan ( input ) yang berhubungan dengan data tentang kesehatan dan data yang terkait,
komponen proses dan komponen keluaran ( output ). Informasi Kesehatan dan yang terkait
digunakan sebagai bahan dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan
dalam menejemen kesehatan dilakukan untuk perumusan kebijakan, perencanaan
strategis,menejemen operasional dan menejemen transaksi.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan informasi pada abad 21 yang merupakan era informasi dan
globalisasi serta menuntut percepatan arus informasi dan kecanggihanya maka pengembangan
Sistem Informasi Kesehatan.Dewasa ini perlu semakin dimantapkan dan dikembangkan. Hal ini
akan mendukung pelaksanaan menejemen kesehatan dan pengembangan upaya – upaya
kesehatan demi peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu keluaran dari informasi
kesehatan yang dikembangkan saat ini adalah profil kesehatan

1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum

Tersedianya data atau informasi yang akurat , tepat waktu dan sesuai kebutuhan
dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan secara berhasil guna dan
berdaya guna.
1.2.2 Tujuan khusus

1. Tersedianya acuan dan bahan rujukan dalam rangka pengumpulan dan


pengolahan data untuk penyusunan Profil Puskesmas KTM Sungai Rambutan.
2. Tersedianya acuan untuk analisis dan penyajian data Profil Puskesmas KTM
Sungai Rambutan.
3. Tersedianya acuan tabel-tabel yang diperlukan untuk penyusunan Profil
Puskesmas KTM Sungai Rambutan
4. Tersedianya acuan penjadwalan kegiatan penyusunan Profil Puskesmas KTM
Sungai Rambutan

2
1.3 ISI RINGKASAN PROFIL

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas KTM Sungai Rambutan berisi narasi dan gambaran
analisis situasi umum dan lingkungan yang mempengaruhi kesehatan, situasi derajat kesehatan
, situasi upaya kesehatan, situasi sumber daya kesehatan dan pembiayaan kesehatan.
Disamping narasi juga disajikan data pendukung berupa tabel, grafik dan diagram untuk sajian
distribusi frekuensi menggambarkan perbandingan dan pencapaian program.

1.4 MEKANISME PENULISAN

Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas KTM Sungai Rambutan Tahun 2019 terdiri
atas 6 bab yang terdiri dari :
Bab. 1 : PENDAHULUAN.
Berisi uraian singkat tentang penjelasan, maksud dan tujuan serta sistematika penulisan
Profil Kesehatan Puskesmas KTM Sungai Rambutan Tahun 2018.
Bab. 2 : GAMBARAN UMUM.
Dalam bab ini menyajikan gambaran georafis dan demografis Puskesmas KTM Sungai
Rambutan, sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan, seperti gambaran
tentang lingkungan sosial ekonomi, kependudukan, budaya, tingkat pendidikan dan
lingkungan.
Bab 3 : SITUASI DERAJAT KESEHATAN.
Berisi uraian singkat tentang situasi umum derajat kesehatan masyarakat di Wilayah
Kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan Tahun 2018 ,dengan memakai indikator yang
berupa angka kematian, angka kesakitan dan status gizi masyarakat.
Bab 4 : SITUASI UPAYA KESEHATAN.
Berisi tentang segala upaya kesehatan yang telah dilakukan selama Tahun 2018
dengan mengemukakan indikator seperti cakupan pelayanan kesehatan dasar,
pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular,
pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi serta perbaikan gizi masyarakat.
Bab 5 : SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN.
Berisi uraian tentang sumber daya ketersedian sarana kesehatan, tenaga kesehatan
dan pembiayaan kesehatan.

3
Bab 6 : PENUTUP.
Berisi tentang kesimpulan dari uraian-uraian di atas dan tidak menutup kemungkinan
mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya membangun demi sempurnanya
penyusunan dan penulisan Profil Kesehatan Puskesmas KTM Sungai Rambutan
selanjutnya.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah

Puskesmas KTM Sungai Rambutan mulai di bangun pada tahun 2009 awalnya sebagai
puskesmas pembantu ( pustu ) yang berinduk dengan Puskesmas Palem Raya. Pada tahun
2010 tepatnya April 2010 Puskesmas ini berdiri sendiri dan memisahkan diri menjadi
Puskesmas induk Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir ( OI ). Pada tahun 2010
karena peluasan wilayah maka Puskesmas ini menjadi Puskesmas induk di wilayah Kecamatan
Indralaya Utara dengan luas wilayah 25,95 Km dan terdiri dari 3 (tiga) desa, dengan batasan
administrasi sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan : Kota Palembang
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan : Desa Sungai Rambutan / Palem Raya,
Kecamatan Indralaya Utara
3. Sebelah Barat berbatasan dengan : Kecamatan Muara Belida Kabupaten
Muara Enim
4. Sebelah Timur berbatasan dengan : Desa Lorok, Kecamatan Indralaya Utara
Gambar 2.1 Luas Wilayah Kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan

Pulau Kabal; 8800 Sungai Rambutan;


10.170

Tanjung Pule; 6985

2.2 Keadaan Alam

a. Iklim dan Curah Hujan


Wilayah Kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan merupakan daerah yang
beriklim tropis. Musim Kemarau berkisar antara bulan April sampai dengan bulan
November setiap tahunnya. Sedangkan musim penghujan berkisar antara bulan Desember
sampai dengan bulan Maret. Penyimpangan musim biasanya berlangsung lima tahun

5
sekali, berupa musim kemarau yang lebih panjang dari pada musim penghujan dengan
rata-rata curah hujan 1.096 mm per tahun dan rata-rata hari hujan 66 hari per tahun.

b. Topografi
Wilayah kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan berupa dataran rendah. Kondisi
daerah sangat berpengaruh terhadap jangkauan pelayanan kesehatan.

2.3 Kependudukan

Jumlah Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan pada tahun
2018 tercatat sejumlah 4.139 jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki sebesar 2.226 jiwa dan
perempuan sebesar 1.913 jiwa. Dari 3 desa yang ada di wilayah kerja puskesmas KTM
Sungai Rambutan, penduduk terbanyak di desa Sungai Rambutan sebesar 2.367 jiwa,
sedangkan penduduk paling sedikit di Desa Pulau Kabal tercatat sejumlah 792 jiwa.
Tabel 2.3 Sebaran Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas
KTM Sungai Rambutan
Kelompok Jumlah Penduduk
No
Umur (Tahun ) Laki-Laki Perempuan Laki+Perempuan Rasio JK
1 2 3 4 5 6
1 0-4 161 147 308 109,52
2 5-9 224 211 435 106,16
3 10-14 232 197 429 117,77
4 15-19 200 224 424 89,29
5 20-24 156 138 294 113,04
6 25-29 161 129 290 124,81
7 30-34 168 165 333 101,82
8 35-39 184 196 380 93,88
9 40-44 198 156 354 126,92
10 45-49 177 122 299 145,08
11 50-54 107 96 203 111,46
12 55-59 95 50 145 190,00
13 60-64 66 30 96 220,00
14 65-69 41 27 68 151,85
15 70-74 26 14 40 185,71
16 75+ 30 11 41 272,73
Jumlah 2.226 1.913 4.193 116,36
Angka Beban Tanggung 47

6
Jumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas KTM Sungai Rambutan 4.139 jiwa,
dengan jumlah rumah tangga 649.

Gb.2.3 JumlahRumah Tangga


di Wilayah Kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan Tahun 2018

Sungai Rambutan;
Tanjung Pule; 225 272

Pulau Kabal; 152

2.4 Keadaan Sosial Ekonomi


2.4.1 Mata Pencaharian Penduduk
Mata pencaharian sebagian besar masyarakat adalah bertani, berdagang, industri
rumahan, pembuat makanan, dan buruh pabrik
2.4.2 Keadaan Lingkungan
Menurut HL. Bloom, derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor
yaitu : faktor perilaku/gaya hidup (life style), faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politik,
budaya), faktor pelayanan kesehatan (cakupan dan kualitasnya), dan faktor genetik
(keturunan). Keempat faktor tersebut saling berinteraksi yang mempengaruhi kesehatan
perorangan dan derajat kesehatan masyarakat.
Dalam wilayah kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan, tingginya angka kejadian
penyakit yang berbasis lingkungan dapat disebabkan karena masih kurangnya
sarana/fasilitas pelayanan kesehatan lingkungan misalnya sarana air bersih, saluran
pembuangan air limbah, perumahan sehat, jamban sehat keluarga dan lain sebagainya.

7
BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya
penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan,
pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.
Kecamatan Sehat adalah kecamatan yang penduduknya dapat hidup dalam lingkungan yang
sehat, mampu mempraktekkan perilaku hidup sehat, dapat memilih dan mendapatkan serta
memanfaatkan pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata sehingga dapat
mencapai derajat kesehatan setinggi-tingginya.
Pusat Kesehatan Masyarakat atau disingkat Puskesmas adalah organisasifungsional
yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat
diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan
menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna dengan biaya
yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut
diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna
mencapai derajat kesehatan yang optimal tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada
perorangan.
Indikator keberhasilan pembangunan kesehatan dapat diamati melalui angka kematian,
umur harapan hidup, pola penyakit dan keadaan gizi masyarakat. Mengingat angka-angka
tersebut pada umumnnya dapat dihitung melalui survey dan penelitian, maka angka kematian
dan umur harapan hidup diwilayah kerja puskesmas KTM Sungai Rambutan masih menurut
angka nasional.
3.1 Jumlah Kematian
Angka kematian yang menajdi indikator keberhasilan pembangunan kesehatan antara
lain Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian,Anak Balita (AKABA) dan Angka Kematian
Ibu (AKI). Gambaran kematian bayi, balita dan ibu diwilayah kerja puskesmas KTM Sungai
Rambutan hanya disajikan dalam bentuk jumlah kematian yang terlapor bukan berdasarkan
survey, sehingga angka tersebut tidak menggambarkan angka kematian.

8
3.1.1 Jumlah Kematian Neonatal

Dari Laporan Bidan desa dan puskesmas KTM Sungai Rambutan dalam 2 (dua) tahun
terakhir, pada Tahun 2017-2018 tidak ditemukan adanya kasus kematian Neonatal/Bayi

Angka Kematian Bayi di Indonesia menurut Human Development Report 2010 mencapai
31 per 1.000 kelahiran. AKB di Sumatera Selatan berdasarkan Laporan SDKI tahun 2007
mencapai 34 per 1000 kelahiran kemudian menurun di tahun 2008 sebesar 25 per 1000
kelahiran hidup (BPS Propinsi Sumsel, 2009).

Jumlah kelahiran hidup diwilayah kerja puskesmas KTM Sungai Rambutan tahun 2018
tercatat sebanyak 80 bayi, bayi laki-laki 37 dan perempuan 43 Dari 3 desa diwilayah kerja
Puskesmas KTM Sungai Rambutan tidak ditemukan kematian bayi.

Grafik.3.1.1 Jumlah kematian Neonatal di Wilayah Kerja


Puskesmas KTM Sungai Rambutan Tahun 2017-2018
1

0,5 Jumlah Kematian Neonatal per


1000 Kelahiran hidup
0
Tahun 2017 Tahun 2018

3.1.2 Jumlah Kematian Bayi


Pada tahun 2017, tidak ditemukan kematian bayi dari 82 kelahiran hidup. Sedangkan
tahun 2018 tidak ditemukan kematian bayi dari 80 kelahiran hidup. Berikut adalah grafik
kematian bayi di wilayah Puskesmas KTM Sungai Rambutan.

Grafik 3.1.2
Jumlah Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup
Di Wilayah Puskesmas KTM Sungai rambutan tahun 2017-2018
1
0,8
0,6
Jumlah Kematian Bayi per 1000
0,4
kelahiran hidup
0,2
0
Tahun 2017 Tahun 2018

9
3.1.3 Jumlah Kematian Balita (AKABA)

Menurut batasan BPS yang dimaksud angka kematian balita adalah jumlah kematian
pada umur 0 – 4 tahun selama periode 1 tahun per 1.000 balita pada pertengahan tahun
tertentu (termasuk kematian bayi). Berdasarkan SDKI 2007, AKABA sekitar 44 per 1.000
kelahiran hidup. Jumlah kematian balita per 1000 kelahiran hidup pada waktu tertentu.
Diwilayah kerja puskesamas KTM Sungai Rambutan berdasarkan catatan pelaporan Bidan
desa dan data Puskesmas pada tahun 2017 dari 82 kelahiran hidup tidak ada laporan Kasus
kematian balita begitu juga pada tahun 2018 dari 80 kelahiran hidup tidak ditemukan adanya
Kasus kematian balita.

Grafik.3.1.3 Jumlah Kematian Balita per 1000 Kelahiran Hidup


di Wilayah Kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan Tahun 2017-2018
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
2017 2018

3.1.4 Angka Kematian Ibu

Angka kematian ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau
selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan yang
disebabkan kehamilannya atau pengelolaannya dan bukan karena sebab-sebab lain per
100.000 kelahiran hidup. Secara Nasional Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan menurun dari
307 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2004 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2007 (SDKI, 2007). Dari 82 sasaran ibu hamil di tahun 2017 dan 90 sasaran ibu
hamil di tahun 2018 tidak ditemukannya kasus kematian ibu diwilayah kerja puskesmas KTM
Sungai Rambutan.

10
Grafik 3.1.4 Jumlah Kematian Ibu Hamil, Ibu Bersalin, dan Ibu Nifas
Di Wilayah Kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan Tahun 2017-2018

1
0,8
0,6
0,4 Kematian Ibu
0,2
0
Thn 2017 Thn 2018

3.2 Angka Kesakitan


Jumlah kunjungan rawat jalan di Puskesmas KTM Sugai Rambutan pada tahun 2018
sebanyak 1.931 dari 4.139 jiwa di wilayah kerja puskesmas KTM Sungai Rambutan. jenis
penyakit yang terbanyak diderita pengunjung adalah Penyakit Ispa sebesar 21,9% diikuti oleh
penderita penyakit gastritis sebesar 18,6% dan Penyakit hipertensi sebesar 17,4%. Gambaran
angka kesakitan berdasarkan 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di Wilayah Kerja
Puskesmas KTM Sungai Rambutan Tahun 2018 terlihat dalam tabel 3.2.

Tabel 3.2. 10 Penyakit Terbanyak Diwilayah Kerja Puskesmas


KTM Sungai Rambutan Tahun 2018
No Jenis Penyakit Jumlah %
1. ISPA 189 21,9
2. GASTRITIS 160 18,6
3. HIPERTENSI 150 17,4
4. PENYAKIT KULIT & ALERGI 109 12,6
5. PENYAKIT OTOT & JARINGAN 87 10,1
6. DIABETES MILITUS 52 6,04
7. PENYAKIT SYARAF LAINNNYA 41 4,76
8. OBSERVASI FEBRIS 32 3,72
9. ODONTITIS 21 2,4
10. TB.PARU 19 2,2
Jumlah 860 100

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa gambaran beban masalah kesehatan di wilayah
kerja puskesmas KTM Sungai Rambutan mempunyai beban ganda, penyakit infeksi masih
menjadi masalah sementara penyakit degenerative juga bermasalah. Selanjutnya akan
diuraikan situasi beberapa penyakit menular yang perlu mendapat perhatian, penyakit potensial
KLB/wabah dan penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).

11
3.2.1 Angka Penemuan Kasus TB Paru Baru BTA+
Angka penemuan kasus TB Paru BTA+ di Puskesmas KTM Sungai Rambutan pada
tahun 2017 yaitu sebesar 3 kasus dari 4.139 jiwa jumlah penduduk. Pada Tahun 2018
ditemukan ada 6 kasus TB Paru Baru BTA+.

Grafik 3.2.1
Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+
Di Wilayah Puskesmas KTM Sungai Rambutan Tahun 2018
8
6
4
Kasus Baru TB Paru
2
0
Tahun 2017 Tahun 2018

3.2.2 Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA+


Angka kesembuhan penderita TB Paru BTA+ dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain tingkat kepatuhan minum obat, perilaku hidup bersih dan sehat, serta cakupan sanitasi
dasar.
Angka kesembuhan TB Paru BTA+ di wilayah kerja KTMSungai Rambutan pada tahun
2017, angka kesembuhan ini yaitu ada sebanyak 4 orang penderita yang sembuh dari 5 orang
jumlah penderita BTA (+) yang diobati atau sebesar 80%. Pada tahun 2018 angka kesembuhan
ini meningkat menjadi 100% yaitu ada 6 orang penderita yang sembuh dari 6 penderita BTA (+)
yang diobati. Untuk jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Grafik 3.2.2
Persentase Cakupan Kesembuhan Penderita TB Paru BTA+
di Wilayah Puskesmas KTM Sungai Rambutan Tahun 2017-2018
150%

100%
Persentase cakupan kesembuhan
50% penderita TB paru BTA (+)

0%
Tahun 2017 Tahun 2018

12
3.2.3 Persentase Balita dengan Pneumonia Ditangani
Pneumonia adalah infeksi yang memicu inflamasi pada kantong-kantong udara di salah
satu atau kedua paru-paru. Kantung udara akan terisi cairan atau nanah, sehingga
menyebabkan sesak bernafas, batuk berdahak, demam, menggigil dan kesulitan bernafas.
Infeksi tersebut disebabkan oleh berbagai organisme, termasuk bakteri, virus dan jamur.
Jumlah kasus pneumonia di wilayah kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan pada tahun 2017-
2018 tidak ditemukan adanya kasus pneumonia atau pun kasus pneumonia yang ditangani.

Grafik 3.2.3
Persentase Kasus Pneumonia yang Ditangani
Di Wilayah Kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan
Tahun 2017-2018

1
0,8
0,6
Kasus Pneumonia yang
0,4 ditangani
0,2
0
Tahun 2017 Tahun 2018

3.2.4 Jumlah Kasus HIV, AIDS dan Syphilis


Dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2018 angka kejadian kasus HIV, AIDS dan
Syphilis tidak ditemukan atau dengan persentase 0% di wilayah kerja Puskesmas KTM Sungai
Rambutan.
3.2.5 Kasus Diare Ditemukan dan Ditangani
Penyakit diare adalah penyakit yang ditandai dengan adanya perubahan bentuk dan
konsistensi dari tinja yang melembek hingga cair dan terjadi peningkatan frekuensinya lebih dari
biasanya (3 kali atau lebih dalam 1 hari). Penyakit diare yang disebabkan bilamana
makanan/minuman yang kita/agen makan/minum terkontaminasi oleh bakteri e.coli. Pada tahun
2017 perkiraan kasus diare sebesar 45 kasus. Penemuan kasus diare yang ditanggani tahun
2017 sebesar 12 kasus.
Pada tahun 2017, jumlah kasus diare di wilayah kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan
adalah sebanyak 45 kasus dengan persentase ditangani 12 kasus atau sebesar 26,6%.
Sedangkan untuk tahun 2018, target penemuan Kasus diare sebanyak 175 kasus dengan

13
persentase kasus yang ditangani atau penderita yang dilayani sebanyak 87 atau sebesar 49,7%.
Berikut adalah grafik jumlah kasus diare di wilayah kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan.

Grafik 3.2.5
Kasus Penderita Diare Ditemukan dan Ditangani
Di Wilayah Kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan
Tahun 2017-2018
60,00%

40,00%

Kasus Diare yang ditangani


20,00%

0,00%
Tahun 2017 Tahun 2018

3.2.6 Angka Penemuan Kasus Baru Kusta Per 100.000 Penduduk


Penyakit kusta adalah penyakit menular yang menahun dan disebabkan oleh kuman
kusta (mycrobacterium leprae) yang menyerang kulit saraf tepi dan jaringan tubuh lainnya.
Pada tahun 2017 angka penemuan kasus baru kusta sebanyak 2 orang, sedangkan
untuk tahun 2018 angka penemuan kasus tidak ada.

Grafik 3.2.6
Angka Penemuan Kasus Baru Kusta Per 100.000 Penduduk
Di Wilayah Kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan
Tahun 2017-2018
3

1 Penemuan Kasus Baru Kusta

0
Tahun 2017 Tahun 2018

3.2.7 Persentase Kasus Baru Kusta Anak Usia 0-14 Tahun


Untuk persentase kasus baru kusta anak usia 0-14 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas
KTM Sungai Rambutan dari tahun 2017 sampai dengan 2018 adalah 0%.

14
3.2.8 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta
Untuk persentase cacat tingkat 2 penderita kusta di Wilayah Kerja Puskesmas KTM
Sungai Rambutan dari tahun 2017 sampai dengan 2018 adalah 0%.

3.2.9 Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta Per 100.000 Penduduk


Angka cacat tingkat 2 penderita kusta per 100.000 penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas
KTM Sungai Rambutan dari tahun 2017 sampai dengan 2018 adalah 0%.

3.2.10 Angka Prevalensi Kusta Per 100.000 Penduduk


Angka prevalensi kusta per 100.000 penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas KTM
Sungai Rambutan dari tahun 2017 sampai dengan 2018 adalah 0%.

3.2.11 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat


Persentase penderita kusta selesai berobat tahun 2017 sampai dengan 2018 di wilayah
kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan sebesar 0%.

3.2.12 Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit “Acute Flaccid


Paralysis” (AFP) Per- 100.000 Penduduk < 15 Tahun
Puskesmas KTM Sungai Rambutan , tahun 2017 sampai dengan tahun 2018 belum
ditemukan dan ditangani penderita penyakit Acute Flaccid Paralysis (AFP) per-100.000
Penduduk < 15 tahun.

3.2.13 Jumlah Kasus Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD31)
Dari berbagai macam jenis penyakit, ada beberapa jenis penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I) seperti; difteri, pertusis, tetanus non neonatorum, tetanus neonatorum,
campak, polio, hepatitis B.
Di Puskesmas KTM Sungai Rambutan, tahun 2017 sampai dengan tahun 2018 belum
ditemukan adanya kasus penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi.

3.2.14 Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per-1000 penduduk


Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang ditemukan
di daerah tropis dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria. Penyakit ini ditandai
dengan gejala munculnya demam secara tiba-tiba disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi,

15
sakit otot dan ruam merah terang, petekial dan biasanya muncul pada bagian bawah badan dan
menyebar hingga seluruh tubuh.
Di Puskemas KTM Sungai Rambutan pada tahun 2017 sampai dengan tahun 2018
tidak ditemukan angka kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) atau 0%

3.2.15 Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD)


Pada tahun 2017 dan 2018 tidak ditemukan angka kematian akibat penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD).

3.2.16 Angka Kesakitan Malaria Per-100.000 Penduduk


Penyakit malaria adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk dari manusia dan hewan
lain yang disebabkan oleh protozoa parasit (sekelompok mikroorganisme bersel tunggal) dalam
tipe plasmodium.
Pada tahun 2017 sampai dengan tahun 2018 tidak ditemukan angka kesakitan malaria
per-100.000 penduduk di Puskesmas KTM Sungai Rambutan.

3.2.17 Angka Kematian Malaria


Pada tahun 2017 sampai dengan tahun 2018 tidak ditemukan angka kematian malaria
per-100.000 penduduk di Puskesmas KTM Sungai Rambutan.

3.2.18 Kasus Penyakit Filariasis yang Ditangani


Penyakit Filariasis (Kaki Gajah) adalah penyakit yang ditularkan melalui cacing filaria.
Cacing ini dibawa oleh nyamuk dan menyebar keseluruh jaringan tubuh manusia. Penderita
filariasis akan mengalami cacat yang berkelanjutan bila tidak diobati.
Pada tahun 2017 sampai dengan tahun 2018 tidak ditemukan kasus penyakit filariasis
yang ditangani di Puskesmas KTM Sungai Rambutan.

3.2.19 Persentase Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)


Penyakit hipertensi adalah kondisi medis dimana tekanan darah terhadap dinding arteri
cukup tinggi sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti jantung.
Hal ini disebabkan karena jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya unruk mengedarkan
darah melalui pembuluh darah ke seluruh tubuh.
pada tahun 2018 jumlah penduduk yang menderita penyakit hipertensi sebanyak 521
penderita hipertensi dengan persentase 67,3% dari estimasi penderita hipertensi berusia 15
tahun keatas sebanyak 774 penduduk.

16
3.2.20 Persentase IVA Positif Pada Perempuan Usia 30-50 Tahun
Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) merupakan cara sederhana
untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin.
Pada tahun 2018 ini cakupan deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA adalah
0%.

3.2.21 Persentase Tumor/Benjolan Payudara Perempuan Usia 30-50 Tahun


Kanker payudara akan memunculkan benjolan di payudara. Namun tidak semua
benjolan pada payudara merupakan kanker. 80% kasus benjolan di payudara bukanlah kanker.
Pada tahun 2017 dan 2018 ini persentase tumor atau benjolan payudara pada peremupan usia
30-50 tahun adalah 0% atau tidak ditemukannya perempuan yang memiliki tumor atau benjolan
payudara.

3.2.22 Cakupan Desa Terkena KLB Ditangani < 24 Jam


Dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2018 cakupan desa terkena KLB ditangani < 24
jam adalah 0%.

3.3 Status Gizi


Tujuan dari program perbaikan gizi adalah untuk meningkatkan mutu gizi konsumsi
pangan sehingga berdampak pada perbaikan status gizi masyarakat. Peningkatan status gizi
diarahkan pada peningkatan produktivitas dan prestasi kerja serta penurunan angka gizi
kurang.

3.3.1 Persentase Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)


BBLR adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa
gestasi. Penyebabnya antara lain adalah kelahiran prematur, faktor dari ibu antara lain umur
dan varietas, dan faktor plasenta seperti penyakit vaskular, kehamilan kembar atau ganda serta
faktor janin.
Pada tahun 2017, persentase bayi dengan BBLR di wilayah UPTD Puskesmas KTM
Sungai Rambutan sebesar 7,3% atau sebanyak 6 bayi dengan BBLR dari 82 bayi baru lahir
yang ditimbang. Tahun 2018 persentase bayi BBLR ini sebesar 0% bayi dengan BBLR dari 80
bayi baru lahir yang ditimbang. Grafik bayi BBLR selama 2 tahun terakhir dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.

17
Grafik 3.1.1
Persentase BBLR di Puskesmas KTM Sungai Rambutan
Tahun 2017-2018
8,00%
6,00%
4,00%
Bayi dengan BBLR
2,00%
0,00%
Tahun 2017 Tahun 2018

3.3.2 Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita


Di wilayah kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan cakupan pelayanan kesehatan
balita pada Tahun 2017 tercatat sebesar 71,9% atau sebanyak 308 balitayang mendapat
pelayanan dari 428 jumlah balita sedangkan pada tahun 2018 meningkat menjadi sebsesar
89,9% atau sebanyak 356 balita mendapatkan pelayanan dari 396 jumlah balita.

Grafik 3.3.2 Persentase Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita


Di Puslkesmas KTM Sungai Rambutan tahun 2017-2018

100,00%
80,00%
60,00%
40,00% Cakupan Pelayanan Balita
20,00%
0,00%
Tahun 2017 Tahun 2018

3.3.3 Persentase Balita dengan Gizi Kurang


Pada saat ini, masalah kurang gizi ataupun gizi buruk merupakan masalah serius di
beberapa Negara berkembang termasuk Indonesia. Faktor-faktor yang mempengaruhi seorang
anak atau bayi mengalami gizi kurang antara lain karena kurangnya asupan gizi seimbang pada
anak adanya penyakit penyerta seperti TBC.
Dalam wilayah kerja Puskesmas KTM Sungai , persentase balita dengan gizi kurang
pada tahun 2018 dengan persentase 4,6% atau terdapat sebanyak 24 balita gizi kurang dari
521 balita yang ditimbang. Sedangkan untuk balita pendek yang diukur sebesar 3,4% atau
tercatat sebanyak 18 balita dari 521 balita yang diukur tinggi badan, dan balita kurus sebesar
0,4% atau tercatat sebanyak 2 balita yang diukur dari 521 balita yang diukur.

18
Grafik 3.3.3
Persentase Balita Gizi Kurang, Pendek, dan Kurus
Di Wilayah Puskesmas KTM Sungai Rambutan Tahun 2017-2018

5,00%
4,00%
3,00% Balita gizi kurang
2,00% Balita pendek
1,00% Balita kurus
0,00%
Tahun 2018

3.3.4 Persentase Balita dengan Gizi Buruk


Pengertian gizi buruk adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan karena kekurangan
asupan energi dan protein juga mikronutrien dalam jangka waktu yang lama. Seorang
anak/balita disebut gizi buruk apabila berat badan dibanding umur tidak sesuai (selama 3 bulan
berturut-turut tidak naik) dan tidak disertai tanda-tanda bahaya.
Dampak gizi buruk pada anak terutama balita adalah pertumbuhan badan dan
perkembangan mental anak sampai sampai dewasa terlambat, mudah terkena penyakit seperti
ispa, diare, dan yang lebih sering terjadi bisa menyebabkan kematian bila tidak dirawat secara
intensif.
Dalam wilayah KTM Sungai Rambutan Persentase Balita dengan gizi Buruk tercatat
sebanyak 4 Balita atau sebesar 1,2 % dari jumlah 328 balita yang di timbang. Pada Tahun 2018
Persentase Balita dengan Gizi Buruk sebesar 0% dari jumlah balita 356 balita yang ditimbang.
Berikut ini grafik persentase balita dengan gizi buruk.

Grafik. 3.3.4 Persentase Gizi Buruk


Di Wilayah Kerja PuskesmasKTM Sungai rambutan Tahun 2017-2018

1,50%

1,00%

0,50% Balita dengan Gizi Buruk

0,00%
Tahun 2017 Tahun 2018

19
BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerja UPTD Puskesmas


Talang Aur maka perlu dilakukan usaha-usaha yang dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Dibawah ini akan kami uraikan gambaran situasi upaya kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas KTM Sungai Rambutan pada Tahun 2018.

4.1 Upaya Kesehatan Dasar


Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor terpenting dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Untuk itu,
peningkatan jumlah sarana kesehatan dan peningkatan jumlah tenaga kesehatan sangatlah
diperlukan untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan khususnya dalam
wilayah kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan.
Peningkatan pelayanan upaya kesehatan dasar merupakan salah satu langkah awal untuk
meningkatkan status derajat kesehatan masyarakat. Dengan memberikan pelayanan kesehatan
dasar secara cepat dan tepat diharapakan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat
sudah dapat diatasi.
Berikut adalah cakupan pelayanan kesehatan yang telah dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan.

4.1.1 Cakupan Kunjungan ibu hamil K-1


Salah satu pelayanan kesehatan dasar yang dilakukan di Puskesmas adalah pelayanan
Antenatal. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4.
Pada tahun 2017, cakupan kunjungan K-1 sebesar 103,2% atau sebanyak 95 ibu dari
jumlah sasaran ibu hamil 92 ibu. Pada tahun 2018 , cakupan kunjungan K-1 menurun menjadi
sebesar 96,7% atau sebanyak 87 ibu dari jumlah sasaran ibu hamil 90 ibu. Berdasarkan
Standar Pelayanan Minimal (SPM), target kunjungan K-1 pada tahun 2017-2018 sebesar 100%,
maka Puskesmas KTM Sungai Rambutan belum mencapai target tersebut.

20
Grafik 4.1.1
Persentase Cakupan Kunjungan Ibu hamil (K-1)
Di Wilayah Kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan Tahun 2017-2018
105,00%

100,00%

95,00% Kunjungan K-1

90,00%
Tahun 2017 Tahun 2018

4.1.2 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4


Menurunnya angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator meningkatnya
derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu, dalam rangka menurunkan angka kematian ibu
tersebut, berbagai upaya telah dilakukan antara lain dengan program peningkatan deteksidan
penanganan ibu hamil resiko tinggi melalui pemeriksaan antenatal, peningkatan cakupan
persalinan yang ditolong atau didampingi oleh tenaga peningkatan sarana dan prasarana
Puskesmas dan jajarannya dalam deteksi dan penanganan resiko tinggi. 81 ibu (88,04%)
Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 pada tahun 2017 di Puskesmas KTM Sungai
Rammbutan sebesar 88,04% atau sebanyak 81 ibu dari jumlah sasaran ibu hamil 92 ibu.
Sedangkan pada tahun 2018 terjadi penurunan menjadi 87,8 % atau sebanyak 79 ibu dari
jumlah sasaran ibu hamil sebanyak 90 ibu.
Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM), target kunjungan K-4 pada tahun 2017-
2018 sebesar 100%, maka Puskemas KTM Sungai Rambutan belum mencapai target tersebut.

Grafik 4.1.2
Persentase Cakupan Kunjungan Ibu hamil (K-4)
Di Wilayah Kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan Tahun 2017-2018
88,10%
88,00%
87,90%
87,80% Kunjungan K-4
87,70%
87,60%
Tahun 2017 Tahun 2018

4.1.3 Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan


Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada
masa sekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga
kesehatan mempunyai kompetensi kebidanan (profesional). Cakupan pertolongan persalinan

21
oleh tenaga kesehatan pada tahun 2017 di wilayah kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan
sebesar 93,10% atau sebanyak 81 ibu dari jumlah sasaran ibu hamil 92 ibu. Pada tahun 2018,
cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 93,0% atau sebanyak 80 ibu
dari jumlah sasaran ibu hamil sebanyak 90 ibu
Bila dilihat berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Tahun 2017-2018 sebesar
100%, maka Puskesmas KTM Sungai Rambutan belum mencapai target yang ditetapkan.

Grafik 4.1.3
Persentase Cakupan Persalinan NAKES
Di Wilayah Kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan Tahun 2017-2018
93,15%
93,10%
93,05%
Persalinan NAKES
93,00%
92,95%
Tahun 2017 Tahun 2018

4.1.4 Cakupan Pelayanan Nifas


Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah persalinan selesai dan berakhir setelah
kira-kira 6 minggu. Seluruh alat genitalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan
dalam waktu 3 bulan. Pelayanan kesehatan pada ibu tidak hanya dilakukan selama kehamilan
dan persalinan, perawatan pasca persalinan juga diperlukan untuk memantau kondisi
kesehatan ibu setelah melahirkan.
Cakupan pelayanan nifas diwilayah kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan pada
tahun 2017 sebesar 93,10 % atau sebanyak 81 ibu dari jumlah sasaran 92 ibu. Pada Tahun
2018, cakupan pelayanan Nifas sebesar 93,0% atau sebanyak 80 ibu dari jumlah sasaran ibu
90 ibu.
Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) tahun 2017-2018 sebesar 100%, maka
Puskesmas KTM Sungai Rambutan belum mencapai target.
Grafik 4.1.4
Cakupan Pelayanan Ibu Nifas
Di Wilayah Kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan Tahun 2017-2018
93,20%
93,00%
Pelayanan Nifas
92,80%
Tahun 2017 Tahun 2018

22
4.1.5 Cakupan Imunisai TT pada ibu hamil
Tetanus Toxoid merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi ancaman bagi bayi
yang baru lahir. Untuk itu, Imunisasi TT diberikan untuk membangun kekebalan sebagai upaya
pencegahan terhadap infeksi tetanus.

Cakupan Imunisasi TT Ibu Hamil di wilayah kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan
pada tahun 2017 cakupan imunisasi TT1 sebanyak 80 ibu atau 86,95% dari jumlah sasaran ibu
hamil 92 ibu dan TT2 sebanyak 42 ibu atau 45,65%. Pada tahun 2018 cakupan imunisani TT1
menurun menjadi 30 ibu atau 33,3% dari sasaran ibu hamil 90 ibu sedangkan cakupan TT2
meningkat 40 ibu atau menjadi 44,4%.

Grafik 4.1.5. Persentase Cakupan Imunisasi TT Ibu Hamil


Puskesmas KTM Sungai Rambutan Tahun 2017-2018

100,00%
80,00%
60,00%
Imunisasi TT 1
40,00%
Imunisasi TT2
20,00%
0,00%
Tahun 2017 Tahun 2018

4.1.6 Cakupan Ibu Hamil yang mendapatkan Tablet FE


Salah satu indikator keberhasilan pelayanan kesehatan adalah menurunnya Angka
Kematian Ibu (AKI). Terjadinya kasus kematian ibu dapat disebabkan oleh beberapa hal,
diantaranya adalah anemia. Anemia karena defisiensi zat besi merupakan penyebab utama
anemia pada ibu hamil bila dibandingkan dengan anemia karena defisiensi zat gizi lain.
Definisi anemia dapat diartikan sebagai kondisi dimanan ibu dengan kadar Haemoglobin
(Hb) dalam darahnya kurang dari 12gr%. Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi
dimana ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) nya kurang dari 11gr% pada trimester pertama dan
ketiga atau kadar Hb nya <10,5gr% pada trimester kedua.
Persentase cakupan ibu hamil yang mendapatkan FE di wilayah kerja Puskesmas KTM
Sungai Rambutan pada tahun 2017 sebanyak 81 ibu atau sebesar 88,04% dari sasaran ibu
hamil 92 ibu , Sedangkan pada tahun 2018 cakupan ini terjadi penurunan 79 ibu atau sebesar
87,8% dari sasaran ibu hamil 90 ibu.

23
Grafik. 4.1.6. Persentase Cakupan Ibu Hamil yang mendapatkan Tablet FE
di Wilayah Kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan Tahun 2017-2018

88,10%
88,00%
87,90%
87,80% Ibu Hamil Mendapat Tablet FE
87,70%
87,60%
Tahun 2017 Tahun 2018

4.1.7 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani


Faktor resiko akan terjadinya komplikasi kebidanan sangatlah perlu dideteksi secara dini
oleh masyarakat untuk mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB)
serta kasus lain yang tidak diinginkan. Faktor resiko tersebut antara lain adalah sebagai berikut
:
1. Primigravida (<20 Tahun atau >35 Tahun).
2. Jumlah anak yang lebih dari 4.
3. Jarak kehamilan yang terlalu dekat (< 2 Tahun).
4. Kurang Energi Kronis (KEK).
5. Anemia (Hb <11 gr%).
6. Tinggi badan <145 cm atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang belakang.
7. Adanya riwayat hipertensi, sedang/pernah menderita penyakit kronis.
8. Adanya riwayat kehamilan buruk, persalinan beresiko, nifas beresiko, keluarga
menderita penyakit kencing manis, hipertensi dan cacat kongenital.
9. Adanya kelainan besar janin, jumlah janin dan letak janin.

Pada tahun 2017, persentase cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani di wilayah
Puskesmas KTM Sungai Rambutan sebesar 107,1%, pada tahun 2018 menurun menjadi 100%.

24
Grafik 4.1.7
Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Ditangani
Di wilayah Puskesmas KTM Sungai Rambutan Tahun 2017-2018

110,00%

105,00%
Komplikasi Kebidanan yang
100,00% ditangani

95,00%
Tahun 2017 Tahun 2018

4.1.8 Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani


Neonatus adalah bayi yang baru lahir sampai dengan usia 28 hari. Neonatus
risti/komplikasi adalah neonatus dengan penyimpangan dari normal yang dapat menyebabkan
kesakitan dan kematian.
Neonatus risti/komplikasi yang tertangani adalah neonatus risti/komplikasi yang
mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan yang terlatih di Puskesmas Perawatan dan Rumah
Sakit pemerintah/swasta.
Pada tahun 2017, cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani di wilayah kerja
Puskesmas KTM Sungai Rambutan adalah sebesar 84,6%, pada tahun 2018 meningkat
sebesar 100%.

Grafik 4.1.8
Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani
Di Wilayah Kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan Tahun 2017-2018
110,00%
100,00%
90,00% Komplikasi Neonatus yang di
80,00% tangani

70,00%
Tahun 2017 Tahun 2018

4.1.9 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Balita


Pemberian Suplemen Vitamin A dosis tinggi yang dilakukan dimaksudkan untuk
menghimpun cadangan vitamin A dalam hati agar tidak terjadi kekurangan vitamin A dan tidak
menimbulkan dampak yang buruk pada anak dan balita.

25
Pemberian Vitamin A terdiri dari pemberian Vit A pada bayi ( 6-11 bln ), anak balita (12-
59 bln), balita (6-59 bln)
Cakupan pemberian Vitamin A pada bayi (6-11bln) di Puskesmas KTM Sungai
Rambutan pada tahun 2017 sebanyak 58 bayi atau 100%, pada tahun 2018 cakupan
pemberian Vitamin A pada bayi (6-11 bln) menurun sebanyak 94 bayi atau 97,9%. Cakupan
pemberian Vit A pada anak balita (12-59 bln) di tahun 2017 sebanyak 371 anak atau 86,7%
sedangkan pada tahun 2018 cakupan pemberian vit A pada anak balita (12-59 bln) meningkat
menjadi 491 anak atau 99,2 %. Dan cakupan pemberian Vitamin A pada balita (6-59 bln)
sebanyak 585 anak atau 99,2%.

Grafik 4.1.9
Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Balita
Di Wilayah Kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan Tahun 2017-2018
110%
100%
Vit A pada Bayi
90%
Vit A pada Balita
80%
Tahun 2017 Tahun 2018

4.1.10 Cakupan Pemberian Vitamin A pada ibu NIFAS

Vitamin A sangat dibutuhkan oleh ibu menyusui dan ibu nifas, karena selain untuk
mencegah kebutaan, vitamin A juga sangat dibutuhkan oleh tubuh ibu yang sedang menyusui
untuk pembentukan air susu ibu (ASI) yang berkualitas tinggi yang sangat dibutuhkan bayi pada
bulan-bulan pertama kehidupannya.Karena vitamin A tidak dapat diproduksi oleh tubuh, maka
kebutuhan vitamin A harus dipenuhi dari luar tubuh. Vitamin A sebagian berasal dari produk
hewani seperti daging, telur, susu dan hati. Selain hewani, terdapat juga pada makanan nabati
yang berasal dari buah dan sayuran yang berwarna-warni seperti wortel, bayam, kol, brokoli,
semangka, melon, pepaya, mangga, tomat, dan kacang polong. Cakupan pemberian vitamin A
pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesma pada tahun 2017 sebanyak 81 ibu atau 90,62%,
pada tahun 2018, cakupan pemberian Vitamin A pada ibu nifas sebanyak 80 ibu atau sebesar
93,0%.

26
Grafik 4.1.10
Cakupan Pemberian Vit. A pada Ibu Nifas
Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas KTM Sungai Rambutan Tahun 2017-2018
94,00%
93,00%
92,00%
91,00% Pemberian Vitamin A pada BUFAS

90,00%
89,00%
Tahun 2017 Tahun 2018

4.1.11 Cakupan Peserta KB Aktif

Cakupan Peserta KB Aktif di wilayah Kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan pada
Tahun 2017 sebanyak 747 atau 95,3% dari jumlah Pasangan Usia Subur (PUS). Pada tahun
2018 jumlah peserta KB Aktif mengalami penurunan menjadi sebanyak 546 atau sebesar
69,5% dari Pasangan Usia Subur (PUS).

Grafik 4.1.11 Cakupan Peserta KB Aktif


Di Wilayah Kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan Tahun 2017-2018

120,00%
100,00%
80,00%
60,00%
Cakupan Peserta KB Aktif
40,00%
20,00%
0,00%
Tahun 2017 Tahun 2018

4.1.12 Cakupan Peserta KB pasca persalinan

KB pasca persalinan merupakan upaya pencegahan kehamilan dengan menggunakan


alat dan obat kontrasepsi segera setelah melahirkan sampai dengan 42 hari/6 minggu setelah
melahirkan.
Cakupan peserta KB pasca persalinan di wilayah kerja Puskesmas tahun 2018 sebesar
53,8% atau sebanyak 43 ibu dari jumlah ibu bersalin sebanyak 80 ibu terdiri dari Kondom
sebesar 0%, sutikan 53,5 %, Pil 20,9%, AKDR 0%, MOP 0%, MOW 0%, dan IMPLAN 25,6%.

27
Grafik 4.1.12 Cakupan Peserta KB Pasca Persalinan
di Wilayah Kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan Tahun 2018
60%

40%

KB Pasca Persalinan
20%

0%
Kondom Suntikan Pil AKDR MOP MOW IMPLAN

4.1.13 Cakupan Kunjungan Neonatus


Neonatus merupakan golongan umur bayi yang memiliki resiko gangguan kesehatan
yang paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara
lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan
kesehatan pada neonatus minimal 2 kali, 1 kali pada umur 0-7 hari (KN1) dan 1 kali lagi pada
umur 8-28 hari (KN2).
Cakupan kunjungan neonatus (KN1) pada tahun 2017 di wilayah kerja UPTD
Puskesmas KTM Sungai Rambutan adalah sebanyak 82 Neonatus atau 93,4%. Pada tahun
2018 meningkat sebanyak 80 neonatu atau 100%. Sedangkan Cakupan Kunjungan Neonatus
(KN2) pada tahun 2017 sebanyak 74 atau 89,1%, pada tahun 2018 meningkat sebanyak 80
neonatus atau 100% menjadi.
Grafik 4.1.13
Cakupan Kunjungan Neonatus
Di Wilayah Kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan Tahun 2017-2018
105,00%
100,00%
95,00%
KN 1
90,00%
KN 2
85,00%
80,00%
Tahun 2017 Tahun 2018

4.1.14 Cakupan Kunjungan Bayi.


Yang disebut kunjungan bayi adalah kunjungan bayi yang berumur 29 hari - 11 bulan di
sarana pelayanan kesehatan (poskesdes, pustu, rumah bersalin pemerintah/swasta, rumah
sakit pemerintah/swasta, posyandu, dan lain sebagainya). Setiap bayi mendapatkan pelayanan
kesehatan minimal 4 kali yaitu 1 kali pada usia 29 hari-3 bulan, 1 kali pada usia 3-6 bulan, 1 kali

28
pada usia 6-9 bulan dan 1 kali terakhir pada usia 9-11 bulan. Pelayanan kesehatan yang
diberikan mencakup pemberian imunisasi dasar, deteksi dini tumbuh kembang bayi dan
penyuluhan perawatan kesehatan bayi.
Cakupan kunjungan di Puskesmas pada tahun 2017 sebanyak 82 bayi atau 100%
sedangkan pada tahun 2018 menurun menjadi 81 bayi atau 98,8%.
Grafik 4.1.14
Cakupan Kunjungan Bayi
Di UPTD Puskesmas KTM Sungai RambutanTahun 2017-2018

101%
100%
100%
99% Cakupan Kunjungan Bayi
99%
98%
Tahun 2017 Tahun 2018

4.1.15 Cakupan Desa/Kelurahan “Universal Child Immunization” (UCI)


Yang dimaksud desa/kelurahan UCI adalah desa/kelurahan dimana ≥80% jumlah bayi di
desa/kelurahan tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam kurun waktu 1 (satu)
tahun.
Salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan imunisasi dapat diukur dengan
pencapaian desa/kelurahan UCI dimana ≥80% bayi di desa/kelurahan tersebut telah
mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
Program dari Kementerian Kesehatan RI yang menetapkan imunisasi sebagai upaya
nyata pemerintah untuk mencapai Millennium Development Goals (MDG’s) khususnya untuk
menurunkan angka kematian anak harus didukung oleh seluruh instansi khususnya instansi
kesehatan serta instansi terkait karena pada tahun 2014, Kementerian Kesehatan RI
menargetkan seluruh desa/kelurahan mencapai 100% UCI atau 90% dari seluruh bayi di
desa/kelurahan tersebut telah memperoleh imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari BCG,
Hepatitis B, DPT-HB, Polio dan Campak.
Untuk wilayah kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan , persentase desa UCI pada
tahun 2017 sebesar 72,8% sedangkan pada tahun 2018 meningkat menjadi 100%.
Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang menetapkan bahwa target cakupan desa
UCI pada tahun 2017-2018 adalah 100%, maka untuk wilayah kerja puskesmas KTM Sungai
Rambutan cakupan desa/kelurahan UCI nya mencapai target yang telah ditetapkan.

29
Grafik 4.1.15
Cakupan Desa/Kelurahan UCI
Di Wialayah Kerja UPTD Puskesmas KTM Sungai RambutanTahun 2017-2018

150,00%

100,00%

50,00% Desa UCI

0,00%
Tahun 2017 Tahun 2018

4.1.16 Persentase Cakupan Imunisasi Bayi


Imunisasi dasar sangatlah penting diberikan kepada bayi untuk menberikan kekebalan
dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Dengan tidak diberikan
imunisasi, makan anak-anak akan mudah sekali terserang penyakit, terjadi kecacatan bahkan
kematian.
Cakupan imunisasi BCG di wilayah kerja Puskesmas KTM Sungai rambutan pada
tahun 2018 adalah sebesar 100%, DPT1+HB1 sebesar 100%, DPT2+HB2 sebesar 100%
DPT3+HB3 100%, Polio1 sebesar 100%, Polio 2 sebesar 100%, Polio 3 sebesar 100%, Polio 4
sebesar 100%, campak sebesar 100% dan imunisasi lengkap sebesar 100%.

4.1.17 Persentase Bayi yang mendapat ASI Ekslusif


ASI adalah salah satu makanan bernutrisi dan berenergi tinggi yang mudah untuk
dicerna. Selain itu, ASI juga memiliki kandungan yang dapat membantu penyerapan nutrisi.
Riset medis menunjukkan bahwa ASI ekslusif membuat bayi berkembang dengan baik pada 6
bulan pertama bahkan pada usia lebih dari 6 bulan.
Persentase Pemberian Asi Ekslusif pada bayi di wilayah kerja Puskesmas KTM Sungai
Rambutan pada Tahun 2018 sebanyak 43 bayi atau 53,8%, hasil persentase tersebut
meningkat dibandingkan pada tahun 2017 yang hanya sebanyak 27 bayi atau 31,0 %.
Grafik 4.1.17
Persentase Pemberian ASI Ekslusif
Di wilayah Kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan Tahun 2017-2018

100,00%

50,00%
ASI EKSLUSIF
0,00%
Tahun 2017 Tahun 2018

30
4.1.18 Jumlah Balita Ditimbang
Balita adalah rentang usia anak mulai dari 2 sampai 5 tahun atau biasa dipergunakan
hitungan bulan yaitu usia 24-60 bulan. Periode ini juga biasa disebut periode penimbangan
berat badan. Balita yang sehat menunjukkan peningkatan berat badan yang sesuai dengan
usianya. Begitupun sebaliknya, balita yang tidak sehat menunjukkan adanya
ketidakseimbangan antara berat badan dan usianya.
Pada tahun 2017, jumlah balita yang ditimbang di wilayah kerja Puskesmas KTM Sungai
Rambutan 328 balita dari 428 jumlah balita seluruhnya dengan persentase 76,6%. Sedangkan
pada tahun 2018, jumlah balita yang ditimbang tercatat sebanyak 356 dari 396 jumlah balita
seluruhnya dengan persentase 89,9%%.
Grafik 4.1.18
Jumlah Balita Ditimbang
Di Wilayah Kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan Tahun 2017-2018
100,00%
90,00%
80,00%
Balita Yang ditimbang
70,00%
60,00%
Tahun 2017 Tahun 2018

4.1.19 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat


Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat merupakan pemeriksaan kesehatan
umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan setingkat melalui penjaringan kesehatan
terhadap murid kelas 1 SD dan Madrasah Ibtidaiyah yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan
terlatih di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat tahun 2017 yaitu sebesar
100% dari 129 jumlah siswa SD kelas 1 yang dilakukan penjaringan, Pada Tahun 2018
cakupan penjaringan kesehatan sisiwa SD dan setingkat juga mencapai 100% dari jumlah
sisiwa SD kelas 1 yang dilakukan penjaringan sebanyak 112 siswa.

31
Grafik 4.1.19
Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) pada Anak SD/Setingkat Di UPTD
Puskesmas KTM Sungai Rambutan Tahun 2017-2018

150,00%

100,00%
Penjaringan Siswa SD
50,00% Setingkat
0,00%
Tahun 2017 Tahun 2018

4.1.20 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila


Pelayanan kesehatan usia lanjut merupakan pelayanan kesehatan sesuai standar yang
ada pada usia 60 tahun keatas di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu tetentu.
Di Puskesmas KTM Sungai Rambutan, cakupan pelayanan kesehatan usila pada tahun 2017
dari, 262 jumlah usila yang tercatat , jumlah cakupan pelayanan kesehatan usila yaitu sebanyak
160 usila atau 61,0%. Pada tahun 2018, cakupan pelayanan kesehatan usila yaitu sebanyak
124 usila atau 62,9% dari jumlah usila yang tercatat sebanyak 179 usila.

Grafik 4.1.20
Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila
Di Puskesmas KTM Sungai Rambutan Tahun 2017-2018
64,00%
63,00%
62,00%
Pelayananan Kesehatan Usila
61,00%
60,00%
Tahun 2017 Tahun 2018

4.1.21 Desa/Kelurahan Terkena KLB yang ditangani <24 Jam


KLB (Kejadian Luar Biasa) adalah salah satu status yang diterapkan di Indonesia untuk
mengklasifikasikan peristiwa merebaknya suatu wabah penyakit. KLB dijelaskan sebagai
timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara
epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu. Suatu kejadian dinyatakan luar
biasa jika ada unsur :
1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal.
2. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus menerus selama 3 kurun waktu
berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu).

32
3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan
periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).
4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan 2 kali lipat atau lebih bila
dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam satu tahun sebelumnya.
Dalam wilayah kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan selama 2 tahun terakhir belum
ada kasus penyakit/kematian yang dinyatakan KLB oleh pihak Dinas Kesehatan Kabupaten
Ogan Ilir.

4.1.22 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat
Pada Tahun 2017 pelayanan kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD setingkat
sebesar 100% atau 577 anak SD dari jumlah siswa SD sebanyak 577 anak. Pada tahun 2018
Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada anak SD setingkat juga sebesar 100 % atau
sebanyak 613 anak SD dari jumlah anak sebanyak 613 anak.

Grafik 4.1.22
Cakupan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD/Setingkat Di UPTD
Puskesmas KTM Sungai Rambutan Tahun 2017-2018
150,00%

100,00%
Pelayanan Kesehatan gigi dan
50,00% mulut
0,00%
Tahun 2017 Tahun 2018

4.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan


4.2.1 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan
Kunjungan rawat jalan diwilayah kerja puskesmas KTM Sungai Rambutan tahun 2018
tercatat sejumlah 1.931 kunjungan atau 46,65% dari jumlah penduduk. Pada Tahun 2018 terjadi
peningkatan jumlah kunjungan dibandingkan jumlah kunjungan pada tahun 2017 sejumlah
1.498 kunjungan atau 31,5 % dari jumlah penduduk. Jumlah kunjungan pada tahun 2018
tersebut terdiri dari 306 kunjungan umum, 1338 kunjungan Jamsoskes, 287 kunjungan
ASKES/BPJS.

33
Gb.4.2.1 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan
Puskesmas KTM Sungai Rambutan Tahun 2017-2018

3000

2000

1000 Jumlah Kunjungan

0
Tahun 2017 Tahun 2018

4.3 Perilaku Hidup Masyarakat


4.3.1 Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS
Rumah tangga ber-PHBS adalah rumah tangga yang seluruh anggota keluarganya
berperilaku hidup bersih dan sehat yang meliputi 10 indikator PHBS. Apabila dalam rumah
tangga tersebut tidak ada ibu yang melahirkan, tidak ada bayi dan balita maka pengertian
rumah tangga ber-PHBS adalah rumah tangga yang memenuhi 7 indikator PHBS.
Persentase rumah tangga ber-PHBS di wilayah kerja Puskesmas KTM Sungai
Rambutan pada tahun 2017 sebesar 63,9%, pada tahun 2018 persentase rumah tangga ber-
PHBS di wilayah kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan sebesar 64,7%

Grafik 4.3.1 Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS


Di Wilayah Kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan Tahun 2017-2018

65,00%

64,50%

64,00% Rumah Tangga Ber-PHBS

63,50%
Tahun 2017 Tahun 2018

4.4 Keadaan Lingkungan


4.4.1 Persentase Rumah Sehat
Definisi rumah sehat adalah bengunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan
yaitu rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah,
sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang
sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah.
Persentase rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan 2017
sebesar 21% atau tercatat sebanyak 135 rumah dinyatakan sehat dari 240 rumah yang

34
diperiksa. pada tahun 2018 meningkat menjadi 50,6% atau tercatat sebanyak 298 rumah
dinyatakan sehat dari 350 rumah yang diperiksa.

Grafik 4.4.1. Persentase Rumah Sehat


Di Wilayah Kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan Tahun 2017-2018

50%
40%
30%
20% Persentase Rumah Sehat
10%
0%
Tahun 2017 Tahun 2018

4.4.2 Persentase Keluarga yang Mempunyai Sarana Air Bersih


Berdasarkan hasil inspeksi sanitasi Sarana Air Bersih ( IS SAB ) di wilayah kerja
Puskesmas KTM Sungai Rambutan Tahun 2018 sebanyak 1.888 atau 45,6% dari 4.139 jumlah
penduduk. Berdasarkan sumbernya pengguna sumur gali 1.060, sumur bor 55, terminal air 1,
penampungan air hujan 200, depot air minum 4, perpipaan (PDAM/BPSPAM) 568.

4.4.3 Persentase Penduduk Pengguna Fasilitas yang Layak (Jamban Sehat)


Persentase penduduk pengguna jamban sehat di wilayah kerja Puskesmas KTM Sungai
Rambutan pada tahun 2018 tercatat sebanyak 2.487 pengguna atau dapat dipersentasekan
sebesar 60,1% terdiri dari jamban sehat semi permanen sebanyak 557 pengguna dan jamban
sehat permanen 1.930 pengguna.

4.4.4 Persentase Tempat-Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan Sehat


Tempat umum dan pengolahan makanan (TUPM) di wilayah kerja Puskesmas KTM
Sungai Rambutan pada Tahun 2018 meliputi Tempat-tempat umum sarana pendidikan, sarana
kesehatan, tempat ibadah dan pasar tercatat sebanyak 19 dan Tempat-tempat Umum yang
memenuhi syarat kesehatan ada sebanyak 19 atau sebesar 100%.
Tempat pengolahan makanan meliputi Jasa boga, Rumah makan/Restoran, Depot Air
Minum ( DAM ), dan Kantin jajanan makanan sebanyak 41 tempat dan yang memenuhi syarat
kesehatan sebanyak 24 tempat atau sebesar 58,5 %.

35
Grafik 4.4.4 Persentase TPUM
Di Wilayah Kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan Tahun 2018

150%
100%
Tahun 2018
50%
TPM
0%
TTU memenuhi TPM memenuhi
syarat syarat

36
BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Keberadaan sumber daya kesehatan sangat menunjang untuk pembangunan kesehatan


sesuai dengan tujuannya. Sumber daya kesehatan meliputi sarana kesehatan, bangunan dan
perbekalan, sumber daya manusia kesehatan dan dana.

5.1 Sarana Kesehatan


5.1.1 Ketersediaan Obat Menurut Jenis Obat
Tersedianya obat-obatan adalah unsur terpenting dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat yang melakukan kunjungan di Puskesmas. Persentase puskesmas dengan
Ketersediaan obat dan vaksin essensial merupakan persentase puskesmas yang memiliki 80%
obat dan vaksin essensial (pemantauan dilaksanakan terhadap 20 item obat indikator). Laporan
yang dimasukan yaitu laporan pada bulan Desember 2018. (Lampiran tabel 9).
Obat-obat yang dipilih sebagai obat indikator merupakan obat pendukung program
kesehatan ibu, kesehatan anak, penanggulangan dan pencegahan penyakit, serta obat
pelayanan kesehatan dasar essensial dan terdapat di dalam Formularium Nasional. 20 jenis obat
tersebut terdapat pada petunjuk tekhnis tata laksana indikator kinerja tata kelola obat publik dan
perbekalan kesehatan tahun 2017-2019.

5.1.2 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan/Pengelola


Pada tahun 2018, jumlah sarana pelayanan kesehatan menurut kepemilikan/pengelola di
wilayah Puskesmas KTM Sungai Rambutan meliputi 1 Puskesmas, 5 Poskesdes, dan 8
posyandu yang aktif.

5.2 Tenaga Kesehatan


Dalam penyelenggaraan kegiatan tugas umum pemerintah di bidang kesehatan pada
tahun anggaran 2018 di dukung oleh pegawai yang ada di Puskesmas dan didesa. Jumlah
Pegawai diwilayah kerja puskesmas KTM Sungai Rambutan ada 45 orang.

37
Tabel 5.2. Jumlah Tenaga Kesehatan
Diwilayah Kerja Puskesmas KTM Sungai Rambutan Tahun 2018

No Uraian Jumlah Status Kepegawaian


1 Dokter Umum 1 PTT
2 Dokter Gigi 0 -
3 Perawat 11 8 PNS
3 TKS
4 Perawat Gigi 1 1 PNS
5 Bidan 18 6 PNS
1 PTT Pusat
5 PTT Daerah
6 TKS
6 Asisten Farmasi 1 1 PNS
7 Kesehatan 6 5 PNS
Masyarakat 1 TKS
8 Kesehatan 1 1 PNS
Lingkungan
9 Analis Kesehatan - -
10 Tenaga Non 6 1 PNS
Kesehatan 5 TKS

5.3 Pembiayaan Kesehatan


Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir dalam hal ini diwilayah kerja puskesmas KTM
Sungai Rambutan dalam menjalankan program kesehatan dan kegiatannya mendapat
anggaran yang berasal dari APBD Ogan ilir, APBD Propinsi dan APBN yang terdiri dari dana
BPJS dan BOK.

38
BAB VI

PENUTUP

Profil Kesehatan Puskesmas KTM Sungai Rambutan ini merupakan suatu


gambaran tentang program kesehatan dan pencapaiannya di wilayah kerja Puskesmas KTM
Sungai Rambutan. Pada tahun 2018 ini, profil kesehatan diupayakan disusun berdasarkan data
yang diambil dari setiap pengelola program dan bidan desa serta pihak-pihak yang terkait.
Dalam proses pengumpulan data, pembuatan profil ini mengalami berbagai kendala, antara lain
mengenai data kependudukan yang dalam hal ini, Puskesmas menggunakan data
kependudukan dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang di dapat melalui Dinas
Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir.
Kami memahami, bahwasanya profil kesehatan ini masih jauh dari kata
sempurna karena masih belum dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi kesehatan
secara optimal. Walaupun demikian, diharapkan profil kesehatan Puskesmas KTM Sungai
Rambutan ini dapat memberikan gambaran secara garis besar dan menyeluruh tentang
seberapa jauh kondisi kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas KTM Sungai Rambutan
Tahun 2018.
Demikianlah Profil Kesehatan Puskesmas KTM Sungai Rambutan yang
merupakan gambaran situasi kesehatan di wilayah Puskesmas KTM Sungai Rambutan Tahun
2018 secara menyeluruh. Besar harapan kiranya para pembaca dapat memberikan masukan,
kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Profil Kesehatan Puskesmas
KTM Sungai Rambutan di masa yang akan datang.

39

Anda mungkin juga menyukai