PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
-1-
secara efektif dan efisien.Manajemen Puskesmas tersebut terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban. Seluruh
kegiatan di atas merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan berkesinambungan.
Dalam penyelenggaraan pelayanan puskesmas mempunyai tata kerja seperti
Berkoordinasi dengan kantor kecamatan, bertanggung jawab kepada Dinkes Kota/kab,
menjalin kerja sama yang erat dengan dengan fasilitas rujukan, bermitra dengan sarana
pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya, serta berkoordinas dengan lintas sektor
lainnya dan bermitra dengan masyarakat.
B. TUJUAN
-2-
C. SISTEMATIKA PENYAJIAN
BAB I. Pendahuluan
Bab ini berisi uraian tentang maksud dan tujuan disusunnya Profil
Kesehatan UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang tahun 2018 dan penjelasan
sistematik penyajiannya.
-3-
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan
kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh kabupaten/kota.
Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan
ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan UPTD. Puskesmas Tanjung
Uncang tahun 2018. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat,
bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam
rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
Tabel dan diagram adalah hasil data dan capaian UPTD. Puskesmas Tj.
Uncang.
Lampiran
-4-
BAB II
GAMBARAN UMUM
Secara Geografis Kecamatan Batu Aji memiliki permukaan datar dan variasi
perbukitan rendah dengan ketinggian maksimal 110 meter di atas permukaan laut.
terdapat juga sungai kecil dengan aliran air yang sangat pelan serta semak belukar
yang diselingi hutan muda pada hulunya, sementara pada bagian bibir pantai
ditumbuhi hutan mangrove (hutan bakau) muda yang kian hari makin menipis seiring
dengan pergeseran fungsi dari lahan tersebut, yang banyak dipengaruh
perkembangan ekonomi di Kota Batam. sementara pada bagian bibir pantai
ditumbuhi hutan mangrove (hutan bakau) muda yang kian hari makin menipis seiring
-5-
dengan pergeseran fungsi dari lahan tersebut, yang banyak dipengaruh
perkembangan ekonomi di Kota Batam. Permukaan tanah pada umumnya :
Datar : 50 %
Berbukit : 35 %
Bergelombang : 15 %
Iklim wilayah Kecamatan Batu Aji sama dengan wilayah yang segaris dengan
lintangnya yakni tropis, struktur tanah dan iklim di Wilayah Kecamatan Batu Aji ini
kurang cocok bila di kembangkan menjadi wilayah pertanian pangan atau padi sawah
akan tetapi lebih cocok kepada pengembangan tanaman semusim atau tanaman
holtikultura.
-6-
B. JUMLAH PENDUDUK
22897, 46%
26944, 54%
LAKI-LAKI PEREMPUAN
4) Fasilitas Sosial
-7-
Tabel 2. Fasilitas sosial
UPTD. Puskesmas Tj. Uncang Tahun 2018
C. KEPADATAN PENDUDUK
Luas wilayah kerja UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang tahun 2018 adalah
22, 27 Km2.
D. SARANA PENDIDIKAN
-8-
seseorang untuk hidup sehat. Untuk mendukung hal tersebut tentu perlu didukung
oleh sarana dan prasarana. Sarana pendidikan yang ada di diwilayah UPTD.
Puskesmas Tanjung Uncang adalah :
2 TK 4
3 SD 8
4 SLTP 4
5 SLTA 1
6 Perguruan tinggi -
E. SOSIAL BUDAYA
F. EKONOMI
-9-
ikut berperan dalam perkembangan perekonomian di wilayah BatuAji dan Tanjung
Uncang pada khususnya. Kelurahan Tanjung Uncang mempunyai Sarana dan
prasarana di sektor perdagangan dan jasa selain itu kelurahan Tanjung Uncang juga
merupakan wilayah industri.
- 10 -
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
A. MORTALITAS
Angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu dikenal
dengan mortalitas (Depkes, 2010). Mortalitas selain dapat menggambarkan
keadaan dan derajat kesehatan masyarakat suatu wilayah dapat juga digunakan
sebagai dasar perencanaan di bidang kesehatan. Tingkat kematian secara umum
sangat berhubungan erat dengan tingkat kesakitan. Sebab-sebab kematian ada
yang dapat diketahui secara langsung dan tidak langsung. Beberapa faktor yang
mempengaruhi tingkat mortalitas dan morbiditas adalah sosial ekonomi,
pendapatan perkapita, pendidikan, perilaku hidup sehat, lingkungan, upaya
kesehatan dan fertilitas.
Jumlah kematian penduduk yang berusia di bawah satu tahun per 1000
kelahiran hidup pada tahun tertentu disuatu daerah disebut Angka Kematian
Bayi (AKB). AKB merupakan indikator yang sangat berguna untuk mengetahui
status kesehatan anak khususnya bayi dan dapat mencerminkan tingkat
kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan secara umum, status kesehatan
- 11 -
penduduk secara keseluruhan serta tingkat perkembangan sosial ekonomi
masyarakat.
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi AKB secara umum adalah
tingkat kesakitan dan status gizi, kesehatan ibu waktu hamil dan proses
penanganan persalinan. Gangguan perinatal merupakan salah satu dari sekian
faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan ibu selama hamil yang
mempengaruhi perkembangan fungsi dan organ janin.
Kematian bayi yang dilaporkan di wilayah UPTD. Puskesmas Tanjung
Uncang Tahun 2018 yaitu 2 orang atau 2/1000 kelahiran hidup. Kematian bayi
oleh karena asfixia.
Adapun Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk menanggulangi
kematian oleh karena asfiksia dan trauma kelahiran dilakukan upaya berupa
resusitasi dan penghangatan.
AKABA adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun tertentu dan
meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun dan dinyatakan per 1000
kelahiran hidup. Angka kematian balita dihitung dengan menjumlahkan
kematian bayi dengan kematian balita.
- 12 -
insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan masa nifas (42 hari setelah
melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran
hidup. Indikator ini secara langsung digunakan untuk memonitor kematian
terkait kehamilan.
- 13 -
B. MORBIDITAS
Angka kesakitan baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit disebut
morbiditas. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi
pada kurun waktu tertentu dan berperan dalam penilaian terhadap derajat
kesehatan masyarakat.
Angka kesakitan penduduk pada suatu wilayah dapat dilihat dari beberapa
hal diantaranya pola penyakit dan penyakit potensial yang berkembang, baik
penyakit menular maupun tidak menular. Pola penyakit di UPTD. Puskesmas
Tanjung Uncang pada Tahun 2018 dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.
- 14 -
CAKUPAN 10 PENYAKIT TERBANYAK UPTD. PUSKESMAS TANJUNG UNCANG
TAHUN 2018
Diare dan Gastroenteritis, 50
Sakit
Kepala, Caries Dentist, 40
Mialgia, 135 124
Demam, 142 ISPA
Dyspepsia
Dermatitis, 303
Essential
Hypertension
Nasofaringitis Akut, 477 Demam
Mialgia
Sakit Kepala
1) Penyakit Menular
a. TB Paru
- 15 -
Grafik 5. Cakupan Pelayanan Kesehatan Orang Dengan TB
UPTD.Puskesmas Tanjung uncang Tahun 2018
2
1 1
1
0 0
0
TB Paru BTA (+) TB Paru KLINIS
LAKI-LAKI 1 1
PEREMPUAN 0 0
Dalam Tahun 2018 ini penemuan kasus TB Paru positif yang didapatkan di
wilayah Kelurahan Tanjung Uncang. Kasus TB Paru yang dinyatakan positif
selanjutnya dilakukan pengobatan. Untuk menilai keberhasilan program
dapat dievaluasi pada tingkat kesembuhan pada penderita TB Paru yang
telah diobati.
b. ISPA
ISPA merupakan rating pertama dari 10 penyakit terbesar di wilayah
kerja UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang. Kasus penyakit ISPA walaupun
tidak ditemukan dengan Pneumonia masih merupakan permasalahan yang
perlu penanggulangan serius mengingat dampak yang timbul sangat
mempengaruhi derajat kesehatan terutama pada kelompok umur dibawah
lima tahun (balita).
- 16 -
Grafik 6. Kasus ISPA
UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang Tahun 2018
35 32
30 30
30
25
25
19 19
20 18
16
15
14
15 13 13
12
11
10
10
7
6 6 6
5 5 5 5
4 4
5 3
2
1
0
L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P
JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGUST SEPT OKT NOV DES
Umur < 1 thn 5 4 12 3 11 14 1 2 5 6 4 7 6 13
Umur 1 - 4 thn 6 5 16 15 18 13 10 5 32 19 19 25 30 30
d. Pneumonia
- 17 -
penderitanya sehingga penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh
sehingga sangat mudah terinfeksi berbagai macam penyakit yang lain.
Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dahulu dinyatakan
sebagai HIV positif. HIV positif dapat diketahui dengan 3 cara yaitu VCT, sero
survey dan survey terpadu biologis dan perilaku (STBP). UPTD. Puskesmas
Tj. Uncang belum memiliki VCT namun sejauh ini menerima konseling untuk
HIV - AIDS. Sepanjang Tahun 2018 di UPTD. Puskesmas Tj. Uncang tidak
ada dilaporkan Kasus HIV (0%).
c. Diare
Diare dapat didefinisikan sebagai kejadian buang air besar
berair lebih dari tiga kali namun tidak berdarah dalam 24 jam, bila
disertai dengan darah disebut disentri.
- 18 -
Grafik 7. Kasus DIARE di Wilayah Kerja
UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang Tahun 2018
12
12
10 10
10 9
8 7 7
6 6
6 5 5 5 5
4 4 4
4 33 3 3 3 3
22 22 2 2 2 2 2 2 22 2 2
2 1 1
0 0 0 0 0
0
L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P
JANUARI
FEBRUARI
MARETAPRIL MEI JUNI JULIAGUSTUS
SEPTEMB
OKTOBER
NOVEMBE
DESEMBE
ER R R
Umur < 1 thn 0 0 2 3 0 0 2 4 2 1 2 0 2 1
Umur 1 - 4 thn 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 12 10 10 7
Umur > 5 thn 2 2 3 4 5 2 5 6 6 5 9 7 5 4
- 19 -
Adapun kasus Kusta di wilayah UPTD. puskesmas Tj. Uncang sebanyak 0
kasus atau tidak ditemukan kasus pada tahun 2018.
Indikator yang dipakai dalam menilai keberhasilan program kusta
adalah angka proporsi cacat tingkat II (cacat yang dapat dilihat oleh mata).
Angka ini dapat dipakai untuk menilai kinerja petugas, bila angka proporsi
kecacatan tingkat II tinggi berarti terjadi keterlambatan penemuan penderita
akibat rendahnya kinerja petugas dan rendahnya pengetahuan masyarakat
tentang tanda/gejala penyakit kusta.
Indikator lain yang dipakai menilai keberhasilan program adalah
adanya penderita anak diantara kasus baru, yang mengindikasikan bahwa
masih terjadi penularan kasus di masyarakat
g. Malaria
Angka kesakitan malaria diukur dengan Annual Parasite Rate
Incidence (API). Pada tahun 2018 tidak terdapat kasus penyakit malaria
positif. Penyakit malaria bukan merupakan penyakit endemis tetapi
merupakan kasus-kasus import dari penduduk yang berasal dari daerah
endemis malaria .
h. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
Untuk mencegah supaya tidak terjadi kasus penyakit ada beberapa
langkah yang dapat dilakukan. Salah satunya adalah dengan imunisasi.
Beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi antara lain:
1) Tetanus Neonatorum
Tetanus neonatorum (TN) disebabkan oleh basil Clostridium tetani, yang
masuk ke tubuh melalui luka. Penyakit ini dapat menginfeksi bayi baru
lahir apabila pemotongan tali pusat tidak dilakukan dengan steril. Pada
tahun 2018 di Puskesmas Tj. Uncang tidak ditemukan kejadian tetanus
neonatorum.
2) Poliomyelitis dan Acute Flaccid Paralysis (AFP)/ Lumpuh Layuh Akut
Penyakit poliomyelitis merupakan salah satu penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi. Penyebab penyakit tersebut adalah virus
polio yang menyerang system syaraf hingga penderita mengalami
kelumpuhan. Kelompok umur 0-3 tahun merupakan kelompok umur yang
- 20 -
paling sering diserang penyakit ini, dengan gejala demam, lelah, sakit
kepala, mual, kaku di leher dan sakit di tungkai dan lengan.
3) AFP
merupakan kondisi abnormal ketika seseorang mengalami
penurunan kekuatan otot tanpa penyebab yang jelas dan kemudian
berakhir dengan kelumpuhan. Ditjen PP&PL Kementrian Kesehatan RI
menetapkan indikator surveilans AFP yaitu ditemukannya Non Polio AFP
Rate minimal sebesar 2/100.000 anak usia < 15 tahun. Hasil surveilens
aktif pada UPTD. Puskesmas Tj. Uncang Tahun 2018 tidak ditemukan
kasus AFP.
4) Campak
Penyakit campak adalah penyakit akut yang mudah menular baik
pada balita, anak-anak maupun orang dewasa yang disebabkan oleh
virus campak. Penularan campak dapat terjadi melalui udara yang
terkontaminasi dan sekret orang yang terinfeksi. Tahun 2018 UPTD.
Puskesmas Tj. Uncang tidak ada kasus campak. Keberhasilan menekan
kasus campak tidak terlepas dari pelaksanaan imunisasi campak secara
rutin baik di tingkat puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu serta
sarana kesehatan lainnya, penyediaan sarana vaksin yang sudah
memadai, tenaga yang mencukupi serta kesadaran masyarakat untuk
mendapatkan imunisasi campak bagi bayi/balitanya.
i. Penyakit berpotensi KLB/Wabah
1) Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus Dengue dan ditularkan oleh vektor nyamuk aedes aegypty.
Indonesia merupakan negara tropis yang secara umum mempunyai
risiko terjangkit penyakit DBD, karena vektor penyebabnya yaitu nyamuk
Aedes aegypti tersebar luas di kawasan pemukiman maupun tempat-
tempat umum, kecuali wilayah yang terletak pada ketinggian lebih dari
1000 meter di atas permukaan laut. Serangan penyakit DBD berimplikasi
luas terhadap kerugian material dan moral berupa biaya rumah sakit dan
- 21 -
pengobatan pasien, kehilangan produktivitas kerja dan yang paling fatal
adalah kehilangan nyawa.
Perjalanan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) cepat dan
dapat mengakibatkan kematian dalam waktu singkat. Penyakit ini
merupakan penyakit menular yang sering menimbilkan kejadian luar
biasa (KLB) di Indonesia.
Kota Batam merupakan dearah endemis DBD baik tingkat
kelurahan maupun kecamatan, karena selama tiga tahun berturut – turut
selalu dilaporkan adanya kasus DBD. Untuk daerah endemis kriteria
kejadian luar biasa (KLB) DBD adalah terjadinya satu kematian akibat
DBD dan terjadinya peningkatan kasus secara bermakna 2 kali lipat dari
periode sebelumnya
Jumlah kasus DBD pada tahun 2018 adalah 0 kasus, hal ini
karena petuga tidak turun kelapangan.
Tiga hal penting dalam upaya pemberantasan DBD adalah:
Peningkatan surveilans penyakit dan surveilans vector
Diagnosis dini dan pengobatan dini
Peningkatan upaya pemberantasan vektor penular penyakit DBD.
Peningkatan upaya pemberantasan vektor penular penyakit DBD.
Upaya pemberantasan vektor yang dilaksanakan di Kota Batam adalah
melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui 4M plus
(Menguras, menutup dan mengubur/mendaurulang, memantau) plus
menabur larvasida. Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur
tingkat keberhasilan pelaksanaan PSN adalah angka bebas jentik (ABJ).
Tahun 2018 ABJ UPTD. Puskesmas Tj. Uncang sebesar 0 %, oleh
karena belum aktifnya petugas kesehatan lingkungan di puskesmas.
- 22 -
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
Kebijakan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara khusus
berhubungan dengan pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan perawatan bayi
baru lahir yang diberikan di semua jenis fasilitas pelayanan kesehatan, dari
posyandu, puskesmas, Rumah Sakit Pemerintah maupun fasilitas pelayanan
kesehatan swasta. Kesehatan anak meliputi bayi, balita dan remaja.
- 23 -
1 kali pada triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua dan 2 kali pada
triwulan ketiga. Standar waktu pelayanan antenatal tersebut dianjurkan untuk
menjamin perlindungan kepada ibu hamil, berupa deteksi dini faktor risiko,
pencegahan dan penanganan komplikasi.
Cakupan K1 menggambarkan besaran ibu hamil yang telah melakukan
kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan
pelayanan antenatal. Cakupan K4 menggambarkan besaran ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali
kunjungan yaitu sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua
dan dua kali pada trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat
kualitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil.
Pada tahun 2018, yang mendapatkan pelayanan Antenatal K1 berjumlah
88 orang dan kunjungan K4 berjumlah 45 orang. Sebagai indicator
keberhasilan pelayanan kesehatan ibu dapat diketahui dari cakupan K-1 dan K-
4 di wilayahUPTD. Puskesmas Tanjung Uncang pada tahun 2018, dapat dilihat
pada gambar berikut ini.
Grafik 8. Cakupan K-1 dan K-4
UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang Tahun 2018
20 19
18
16
14 13
12 10
10 9 9
8 88
8 6
6 5 5 5
44 4 4
4 33 3
2
2 1
0 0 0
0
SEPT NOV DESE
JANU FEBR MAR APRI AGU OKT
MEI JUNI JULI EMB EMB MBE
ARI UARI ET L STUS OBER
ER ER R
KUNJUNGAN K-1 19 9 4 13 10 3 8 4 5 0 5 8
KUNJUNGAN K-4 0 5 4 4 9 3 0 1 2 6 3 8
Adapun tujuan lain dari Keluarga Berencana adalah untuk mengatur jarak
kehamilan dengan harapan ibu secara fisik dan mental mampu menjalani
- 24 -
proses kehamilan dan persalinan dengan optimal sehingga dapat melahirkan
anak yang sehat.
Tingkat pemanfaatan kontrasepsi oleh Pasangan Usia Subur (PUS) dapat
dilihat dari cakupan peserta KB Aktif, hal ini juga menunjukan salah satu
perilaku masyarakat terhadap kesehatan.
Pada tabel berikut ini menggambarkan pelayanan Keluarga Berencana tahun
2018:
KB AKTIF KB BARU
- 25 -
Pemantauan status gizi dilakukan dengan mengolah data cakupan pemantauan
tumbuh kembang balita dari masing-masing posyandu. Grafik hasil pengolahan
status gizi balita tahun 2018 adalah sebagai berikut:
5000
4000
3092
3000
1319
2000 913
682 1550
1094
1000
829
BADUTA BALITA
Grafik 11. Cakupan Anak Gizi Baik, Gizi Kurang dan Gizi Buruk
UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang Tahun 2018
788
800
655
700
600
500
400
300
200
100 5 5 3 13
0
GIZI BAIK GIZI KURANG GIZI BURUK
LAKI-LAKI 788 5 3
PEREMPUAN 655 5 13
- 26 -
Sumber : Unit Kesga - UPTD. Puskesmas Tj.Uncang
Upaya yang dilakukan untuk menentukan status gizi balita adalah dengan
menggunakan teknik Antropometri. Dengan melakukan pengukuran berat badan
dan tinggi badan, serta pengukuran lingkar lengan atas.
1000 963
900 857
800
700
600
500
400
300
193
200 158
100
0
BAYI (6-11 Bln) ANAK BALITA (12-59 Bln)
LAKI-LAKI PEREMPUAN
- 27 -
80
70
60 55 55
50
40
30
20
10
0
Vit. A 1 Vit. A 2
Bufas Dapat Vit. A 55 55
Supaya tercapainya cakupan pemberian ASI Eksklusif ini melalui upaya promotif,
bahwa pada saat ini digalakan program Inisiasi Menyusui Dini (IMD) baik di
posyandu maupun disarana pelayanan swasta lainnya, seperti di bidan praktek
peorangan, rumah sakit, rumah bersalin atau sarana yang melayani kesehatan
ibu dan anak agar tercipta anak yang cerdas baik kualitas maupun kuantitas.
297
300 248
250
200
150
83 92
100
50
0
LAKI-LAKI PEREMPUAN
JUMLAH BAYI ASI EKSKLUSIF
- 28 -
C. KESEHATAN LINGKUNGAN
1) Rumah Sehat
Kondisi lingkungan di Kota Batam sangat dipengaruhi oleh perilaku hidup
manusia dalam menata rumah dan alam sekitarnya. Beberapa kegiatan yang
telah dilakukan UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang melalui program
Kesehatan Lingkungan antara lain melakukan pembinaan rumah sehat dengan
sistem kartu rumah. Teknis kegiatan dilaksanakan berkoordinasi dengan Kader
kesehatan. Secara keseluruhan kondisi sanitasi lingkungan rumah tangga
penduduk wilayah UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang 54,35 % yang telah
memenuhi syarat sanitasi dasar sedangkan 64,91% yang tidak memenuhi
syarat sanitasi dasar. Meskipun secara angka nampak kecil namun upaya
penyehatan lingkungan tetap dilakukan melalui kunjungan rumah dan
penyebaran informasi.
6300
1200
- 29 -
Cakupan keluarga yang memiliki akses air bersih di UPTD. Puskesmas
Tj. Uncang pada Tahun 2018 yang memenuhi syarat yaitu 57,10% dan
yang tidak memenuhi syarat 42,90%.
20000 21384
15000
10000
5000
0
Memenuhi Syarat Tidak memenuhi syarat
STMB
100
80
60
40
STMB
20
0
1
- 30 -
4) Tempat Pengolahan Makanan (TPM) Menurut Hidiene Sanitasi dan TPM
yang dibina.
Pemeriksaan terhadap tempat-tempat umum dan tempat umum
pengelolaan makanan (TUPM) secara berkala meliputi hotel, restoran/rumah
makan, pasar serta TUPM lainnya. Pemeriksaan bertujuan untuk menjamin
agar tetap terjaganya kesehatan lingkungan di tempat-tempat yang
bersangkutan dan lingkungan sekitarnya. Data pada tahun 2018 menunjukkan
bahwa jumlah TPM di Wilayah UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang 50 buah,
terdiri dari Restoran 1 buah, DAM 10 buah, Jasa boga 1 bh.
Dari hasil pemeriksaan uji petik kesehatan yang dilakukan terhadap TPM
memenuhi syarat 24 %. TPM yang dibina yaitu 1%.
Tingkat Persen
No. Jumlah
KemandirianPosyandu (%)
1 PRATAMA -
2 MADYA 14 77.78 %
3 PURNAMA 4 22.22 %
4 MANDIRI -
TOTAL 18 100
2) Desa Siaga
- 31 -
Beberapa kriteria desa siaga aktif adalah :
a) Adanya forum komunikasi Desa Siaga
b) Adanya kader desa siaga/kader pemberdayaan masyarakat
c) Pelayanan kesehatan dasar
d) Adanya Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
e) Adanya sumber dana operasional desa siaga
f) Adanya keikutsertaan organisasi masyarakat dalam kegiatan desa siaga
g) Adanya dukungan untuk hidup sehat dalam bentuk tertulis dari lurah
h) Adanya pembinaan rumah tangga ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
1 TANJUNG UNCANG 1 - - -
- 32 -
100
94
90 86
82
80
80
73
70
59
60 55 55
52
50
43 43
39
40
33
30 26 27
25 25
22 23
21
19 19 20 20
18 18
20 17
13 14
10 11
10
9 9 8 9
10 7 7 6
4 5 5 4 4 4 5 4 4
3 2 11 3 3 2 22
1 11 0 11 1 0 1
0
45 -60 >- 70
45 -60 >- 70
45 -60 >- 70
45 -60 >- 70
45 -60 >- 70
45 -60 >- 70
45 -60 >- 70
45 -60 >- 70
45 -60 >- 70
45 -60 >- 70
45 -60 >- 70
45 -60 >- 70
59 Th
69 ThTh59 Th
69 ThTh59 Th
69 ThTh59 Th
69 ThTh59 Th
69 ThTh59 Th
69 ThTh59 Th
69 ThTh59 Th
69 ThTh59 Th
69 ThTh59 Th
69 ThTh59 Th
69 ThTh59 Th
69 ThTh
JANUARIFEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
DESEMBER
LAKI-LAKI 3 4 1 25 1 1 39 7 0 19 5 1 17 5 2 43 10 1 25 10 4 43 14 2 26 9 0 82 18 1 55 21 4
PEREMPUAN 9 2 1 19 3 1 52 9 3 73 20 1 22 7 4 55 8 4 33 11 13 86 20 2 59 18 5 94 23 4 80 27 6
695
700
593
600 554
507
500 475
452
424
398
374 380
400
320 320
272 280 282
300 250 258
230
198
200 156
132 137
100 55 63 67 54 68
37 26 46 24 38 36 50 38 36 43 51 52
8 17 31 12 27
0
L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P
JANI FEBI MAR APR MEI JUNI JULI AGUST SEPT OKT NOV DES
UMUM BPJS
- 33 -
F. HASIL STANDARD PELAYANAN MINIMUM (SPM) UPTD. PUSKESMAS Tj.
UNCANG
- 34 -
BAB V
A. SARANA KESEHATAN
- 35 -
B. TENAGA KESEHATAN
Jumlah tenaga yang ada di wilayah kerja UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang
tahun 2018 sebanyak 12 orang yang bertugas di Puskesmas Induk, Pustu dan
Polindes
Tenaga
No Nama Jabatan Kebutuhan Yang Kekurangan Ket
Ada
A Kepala Puskesmas 1 1 0 Plt
B Ka Sub Bagian Tata 0 0 0
Usaha
1. Pengadm.Umum 2 1 1
2. Pengolah data 2 0 2
pelayanan
3. Bendahara 1 0 1
4. Pengelola 3 0 3
Keuangan
5. Pengelola barang 1 0 1
6. Urusan kesehatan 1 0 1
masyarakat
7. Petugas Kebersihan 5 0 5
& Pertamanan.
8. Pengemudi 1 0 1
Total Jumlah
17 2 15
Pemegang Jabatan
- 36 -
Tenaga
Kebut Kekura
No Nama Jabatan uhan
Yang
ngan
Ket
Ada
1 Dokter umum 8 1 7
2 Dokter Gigi 2 1 1 Dokter gigi di
Tugaskan dari
puskesmas Induk
setiap hari senin &
rabu
3 Pranata 2 1 1 Analis di Tugaskan
Laboratorium dari puskesmas Induk
Kesehatan setiap hari sabtu
4 Perawat 13 2 11
5 Bidan 16 6 10
6 Perawat Gigi 2 1 1
7 Sanitarian 2 1 1
8 Apoteker 1 1 0 Tenaga Apoteker
(Pegawai kontrak)
9 Asisten Apoteker 3 0 3
10 Nutrisionis 2 1 1
11 Pembimbing 1 0 1
kesehatan kerja
12 Tenaga 1 1 0
Kesehatan
masyarakat
13 Rekam Medis 1 0 1
Total Jumlah
Pemegang 54 16 38
Jabatan
- 37 -
Grafik 23. Data Kepegawaian
UPTD. Puskesmas Tanjung. Uncang
DATA KEPEGAWAIAN
UPTD. PUSKESMAS TJ. UNCANG TAHUN 2018
6% 0% 7%
0%
6% 6%
Dokter umum
0%
Dokter Gigi
6% 6%
Analis
Perawat
Bidan
6%
Perawat Gigi
13% Sanitarian
Apoteker
6%
Asisten Apoteker
Nutrisionis
Pembimbing kesehatan kerja
Tenaga Kesehatan masyarakat
Rekam Medis
38%
- 38 -
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang dengan luas wilayah 22, 27 Km2 terdiri dari 1
Kelurahan, Jumlah Penduduk 49.840 jiwa. Wilayah kerja UPTD. Puskesmas
Tanjung Uncang memiliki permukaan datar dan variasi Perbukitan dengan
ketinggian maksimal 110 m dpa. UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang termasuk
dalam kategori Puskesmas Perkotaan sesuai dengan Permenkes 75 Tahun 2014;
2. Situasi mortalitas di wilayah kerja UPTD. Puskesmas Tanjung uncang Angka
Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2018 yaitu 2 orang, Angka Kematian anak yaitu
4 orang sedadangkan Angka kematian ibu (AKI) tahun 2018 yaitu 2 orang.
3. Angka kesakitan/morbiditas yang terjadi pada tahun 2018 yang tertinggi adalah
ISPA sebesar 2.179 kasus, TB paru ditemukan 2 kasus.
4. Kegiatan pemberantasan penyakit menular yang telah dilakukan adalah deteksi
dini kasus dengan cara melaporkan kasus yang potensial wabah setiap minggu
yang dikenal dengan Laporan W2 serta melakukan pelacakan terhadap suspek.
5. Kegiatan pembinaan kesehatan lingkungan di wilayah kerja UPTD. Puskesmas
Tanjung uncang belum dilakukan pembinaan kesehatan lingkungan.
6. Kegiatan Promkes dilakukan penyuluhan PHBS rumah tangga dan PHBS sekolah
serta Penyuluhan UKGS sekolah.UKBM di UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang
terdiri dari 18 Posyandu.
7. Usaha Kesehatan Sekolah dilakukan kegiatan penjaringan kesehatan anak usia
sekolah SD, SMP dan SMA.
- 39 -
B. Saran
- 40 -