Anda di halaman 1dari 40

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kota yang


bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya yang meliputi
satu atau sebagian wilayah Kecamatan. Unit pelaksana teknis berarti sebagian tugas
Dinas Kesehatan Kota, Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk
meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Demikian puskesmas
berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata
pertama.
Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari upaya
kesehatan wajib merupakan upaya kesehatan yang dilaksanakan oleh seluruh
Puskesmas di Indonesia.Upaya ini memberikan daya ungkit paling besar terhadap
keberhasilan pembangunan kesehatan melalui peningkatan indeks pembangunan
manusia.
Yang merupakan dalam upaya kesehatan wajib adalah Promosi Kesehatan,
Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana, Perbaikan
Gizi Masyarakat, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, serta Pengobatan.
Sedangkan Upaya Kesehatan Pengembangan adalah upaya kesehatan yang ditemukan
di masyarakat setempat serta disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas.
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan Puskesmas secara terpadu
yaitu azas pertanggungjawaban wilayah, pemberdayaan masyarakat keterpaduan dan
rujukan.
Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal, maka Puskesmas harus
melaksanakan manajemen dengan baik. Manajemen Puskesmas adalah rangkaian
kegiatan yang dilaksanakan secara sistematik untuk menghasilkan program Puskesmas

-1-
secara efektif dan efisien.Manajemen Puskesmas tersebut terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban. Seluruh
kegiatan di atas merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan berkesinambungan.
Dalam penyelenggaraan pelayanan puskesmas mempunyai tata kerja seperti
Berkoordinasi dengan kantor kecamatan, bertanggung jawab kepada Dinkes Kota/kab,
menjalin kerja sama yang erat dengan dengan fasilitas rujukan, bermitra dengan sarana
pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya, serta berkoordinas dengan lintas sektor
lainnya dan bermitra dengan masyarakat.

B. TUJUAN

B.1 Tujuan Umum

Tersedianya data/informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan


dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan secara
berhasil guna dan berdayaguna.

B.2 Tujuan Khusus

a. Tersedianya acuan dan bahan rujukan dalam rangka pengumpulan data,


pengolahan, analisis serta pengemasan informasi;
b. Tersedianya wadah integrasi berbagai data yang telah dikumpulkan oleh
berbagai sistim pencatatan dan pelaporan di unit-unit kesehatan di tingkat
dasar;
c. Memberikan analisis-analisis yang mendukung penyediaan informasi dalam
menyusun alokasi dana/anggaran program kesehatan;
d. Tersedianya bahan untuk penyusunan profil kesehatan tingkat
Kota/Kabupaten, Propinsi dan Nasional.

-2-
C. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Sistematika penyajian Profil Kesehatan UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang tahun


2018 mengacu pada Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Pusat
Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI secara menyeluruh adalah sebagai
berikut :

BAB I. Pendahuluan

Bab ini berisi uraian tentang maksud dan tujuan disusunnya Profil
Kesehatan UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang tahun 2018 dan penjelasan
sistematik penyajiannya.

BAB II. Gambaran Umum UPTD. Puskesmas Tj. Uncang

Bab ini menyajikan tentang gambaran umum UPTD. Puskesmas Tanjung


Uncang tahun 2018. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan
informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap kesehatan meliputi kependudukan, ekonomi,
pendidikan, sosial budaya, perilaku, dan lingkungan.

BAB III. Situasi Derajat Kesehatan

Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian


(mortalitas), angka kesakitan (morbiditas), dan angka status gizi
masyarakat.

BAB IV. Situasi Upaya Kesehatan

Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan


kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular,
pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi
masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan
kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang
diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar

-3-
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan
kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh kabupaten/kota.

BAB V. Situasi Sumber Daya Kesehatan

Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan,


pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.

BAB VI. Kesimpulan

Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan
ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan UPTD. Puskesmas Tanjung
Uncang tahun 2018. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat,
bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam
rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

Tabel dan Diagram

Tabel dan diagram adalah hasil data dan capaian UPTD. Puskesmas Tj.
Uncang.

Lampiran

Pada lampiran ini berisi tabel resume/angka pencapaian UPTD.


Puskesmas Tanjung Uncang dan 81 tabel data kesehatan dan yang terkait
kesehatan yang responsif gender.

-4-
BAB II
GAMBARAN UMUM

A. KEADAAN GEORAFIS DAN DEMOGRAFI

UPTD. PuskesmasTanjung Uncang berdiri di daerah Kelurahan Tanjung


Uncang, berjarak +50M dari jalan raya yang beralamat di jl. Brigjen Katamso
kelurahan Tanjung Uncang. Untuk mendapatkan Pelayanan Kesehatan di
Puskesmas, penduduk menempuh rata-rata waktu tempuh 5 menit yang terdekat dan
30 menit yang terjauh dengan transportasi umum. Salah satu factor penting dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan adalah adanya tenaga kesehatan yang cukup
untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. Peningkatan SDM tenaga kesehatan baik
dari segi kuantitas dan kualitas yang ditempatkan pada sarana dan prasarana dalam
rangka menunjang kelancaran pelayanan tersebut.
UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang merupakan pemekaran dari puskesmas
Batu Aji, yang beroperasi sejak tanggal 12 Februari 2018 dan memberikan pelayanan
pertama pada masyarakat wilayah Kecamatan Batu Aji khususnya kelurahan
Tanjung Uncang. Batas wilayah Kelurahan Tanjung Uncang yaitu:
Bagian utara : Kelurahan Buliang
Bagian selatan : Kelurahan Sagulung
Bagian Barat : Kelurahan Buliang dan Sagulung
Bagian timur : Kelurahan Tanjungriau

Secara Geografis Kecamatan Batu Aji memiliki permukaan datar dan variasi
perbukitan rendah dengan ketinggian maksimal 110 meter di atas permukaan laut.
terdapat juga sungai kecil dengan aliran air yang sangat pelan serta semak belukar
yang diselingi hutan muda pada hulunya, sementara pada bagian bibir pantai
ditumbuhi hutan mangrove (hutan bakau) muda yang kian hari makin menipis seiring
dengan pergeseran fungsi dari lahan tersebut, yang banyak dipengaruh
perkembangan ekonomi di Kota Batam. sementara pada bagian bibir pantai
ditumbuhi hutan mangrove (hutan bakau) muda yang kian hari makin menipis seiring

-5-
dengan pergeseran fungsi dari lahan tersebut, yang banyak dipengaruh
perkembangan ekonomi di Kota Batam. Permukaan tanah pada umumnya :

 Datar : 50 %
 Berbukit : 35 %
 Bergelombang : 15 %

Iklim wilayah Kecamatan Batu Aji sama dengan wilayah yang segaris dengan
lintangnya yakni tropis, struktur tanah dan iklim di Wilayah Kecamatan Batu Aji ini
kurang cocok bila di kembangkan menjadi wilayah pertanian pangan atau padi sawah
akan tetapi lebih cocok kepada pengembangan tanaman semusim atau tanaman
holtikultura.

Peta Lokasi UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang

Sumber : diambil dari google maps

-6-
B. JUMLAH PENDUDUK

Jumlah Penduduk di wilayah kerja UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang Kota


Batam sampai akhir Tahun 2017 adalah sebagai berikut : 49.840 Jiwa

1) Jumlah Kepala Keluarga : 10.614 KK


2) Jumlah Jiwa : 49.840 Jiwa
 Laki-laki : 26.944 Jiwa
 Perempuan : 22.897 Jiwa

CAKUPAN JUMLAH PENDUDUK DI WILAYAH KERJA UPT. PUSKESMAS


TANJUNG UNCANG TAHUN 2018

22897, 46%

26944, 54%

LAKI-LAKI PEREMPUAN

3) Wilayah di Kelurahan Tanjung Uncang :

Tabel 1 Jumlah Penduduk


UPTD. Puskesmas Tj. Uncang Tahun 2018

JUMLAH JUMLAH JUMLAH


NO KELURAHAN
PENDUDUK RUMAH
RW RT
TANGGA
1 2 3 4 5 6

1 Tanjung Uncang 22 112 49.840 10.614

JUMLAH 22 112 49.840 10.614

4) Fasilitas Sosial

-7-
Tabel 2. Fasilitas sosial
UPTD. Puskesmas Tj. Uncang Tahun 2018

No. Fasilitas Sosial


I Sarana Pendidikan
Play Group/PAUD 1 Pos PAUD Cunting Ceria
Taman Kanak-kanak 4
Sekolah Dasar 8
SMP 4
SMA 1 Hidayatullah
Perguruan Tinggi -
II Sarana Peribadatan
Mesjid -
Gereja Protestan -
Gereja Khatolik -
Vihara -
Klenteng -
III Sarana Kesehatan
Rumah Sakit -
Puskesmas 1
Klinik/BP 3
Rumah Bersalin / BKIA -
Pustu 1
Bidan Praktek Mandiri 13
Apotek -
Toko Obat -
Bina Keluarga Balita -
Akupressure -
BATRA -

C. KEPADATAN PENDUDUK

Luas wilayah kerja UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang tahun 2018 adalah
22, 27 Km2.

D. SARANA PENDIDIKAN

Pengetahuan yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan merupakan salah satu


faktor pencetus (predisposing) yang berperan dalam mempengaruhi keputusan

-8-
seseorang untuk hidup sehat. Untuk mendukung hal tersebut tentu perlu didukung
oleh sarana dan prasarana. Sarana pendidikan yang ada di diwilayah UPTD.
Puskesmas Tanjung Uncang adalah :

Tabel 3. Data Pendidikan


UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang Tahun 2018

No. Kelurahan Jumlah


Data
1 PAUD/Play group 1

2 TK 4

3 SD 8

4 SLTP 4

5 SLTA 1

6 Perguruan tinggi -

Diwilayah kerja UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang terdapat 1 PAUD, 4


TK,8 SD, 4 SLTP, 1 SLTA.Untuk sarana setingkat perguruan tinggi belum ada di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Tanjung Uncang.

E. SOSIAL BUDAYA

Wilayah Kelurahan Tanjung Uncang di diami berbagai suku bangsa seperti,


Minang, Melayu, Batak, Aceh, Bugis, Flores, Jawa, dll, sebagian besar adalah
bahasa Melayu atau juga bahasa Minang meski demikian tidak menghambat
komunikasi antar sesama penduduk, karena bahasa Indonesia merupakan bahasa
yang dimengerti juga. Sedangkan agama kepercayaan yang banyak dianut oleh
masyarakat kelurahan Tanjung Uncang adalah, Islam, Kristen, Hindhu, Budha, dan
Kong hu cu.

F. EKONOMI

Penduduk yang ada di kelurahan Tanjung Uncang sebagian besar adalah


pendatang, hal inilah yang mendukung bagi masyarakat/penduduk wilayah ini untuk

-9-
ikut berperan dalam perkembangan perekonomian di wilayah BatuAji dan Tanjung
Uncang pada khususnya. Kelurahan Tanjung Uncang mempunyai Sarana dan
prasarana di sektor perdagangan dan jasa selain itu kelurahan Tanjung Uncang juga
merupakan wilayah industri.

- 10 -
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa indikator yang


dapat digunakan, seperti kondisi morbiditas, mortalitas dan status Gizi. Derajat kesehatan
masyarakat dipengaruhi oleh multi faktor. Fator kesehatan seperti pelayanan kesehatan
dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan sangat menentukan derajat
kesehatan masyarakat. Faktor lain diluar kesehatan yang tak kalah penting berperan
dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat adalah keadaan sosial ekonomi,
pendidikan, lingkungan social, keturunan dan faktor lainnya (Depkes, 2010). Pada bagian
ini derajat kesehatan masyarakat UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang digambarkan
melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian
Ibu (AKI) dan angka morbiditas beberapa penyakit yang ada di Wilayah UPTD. Tanjung
Uncang.

A. MORTALITAS

Angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu dikenal
dengan mortalitas (Depkes, 2010). Mortalitas selain dapat menggambarkan
keadaan dan derajat kesehatan masyarakat suatu wilayah dapat juga digunakan
sebagai dasar perencanaan di bidang kesehatan. Tingkat kematian secara umum
sangat berhubungan erat dengan tingkat kesakitan. Sebab-sebab kematian ada
yang dapat diketahui secara langsung dan tidak langsung. Beberapa faktor yang
mempengaruhi tingkat mortalitas dan morbiditas adalah sosial ekonomi,
pendapatan perkapita, pendidikan, perilaku hidup sehat, lingkungan, upaya
kesehatan dan fertilitas.

1) Angka Kematian Bayi (AKB)

Jumlah kematian penduduk yang berusia di bawah satu tahun per 1000
kelahiran hidup pada tahun tertentu disuatu daerah disebut Angka Kematian
Bayi (AKB). AKB merupakan indikator yang sangat berguna untuk mengetahui
status kesehatan anak khususnya bayi dan dapat mencerminkan tingkat
kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan secara umum, status kesehatan

- 11 -
penduduk secara keseluruhan serta tingkat perkembangan sosial ekonomi
masyarakat.
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi AKB secara umum adalah
tingkat kesakitan dan status gizi, kesehatan ibu waktu hamil dan proses
penanganan persalinan. Gangguan perinatal merupakan salah satu dari sekian
faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan ibu selama hamil yang
mempengaruhi perkembangan fungsi dan organ janin.
Kematian bayi yang dilaporkan di wilayah UPTD. Puskesmas Tanjung
Uncang Tahun 2018 yaitu 2 orang atau 2/1000 kelahiran hidup. Kematian bayi
oleh karena asfixia.
Adapun Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk menanggulangi
kematian oleh karena asfiksia dan trauma kelahiran dilakukan upaya berupa
resusitasi dan penghangatan.

2) Angka Kematian Balita (AKABA)

AKABA adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun tertentu dan
meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun dan dinyatakan per 1000
kelahiran hidup. Angka kematian balita dihitung dengan menjumlahkan
kematian bayi dengan kematian balita.

Pada Tahun 2018 di Wilayah UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang


angka kematian balita (AKABA) sebesar 3 orang, penyebab kematian oleh
karena HAIV AIDS, Kelainan bawaan (jantung kongenital) dan BGM.

Adapun Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh puskesmas yaitu


Audit Maternal Perinatal (AMP), mengadakan kelas ibu hamil, kelas ibu balita
serta penyuluhan kepada masyarakat tentang sanitasi lingkungan, gizi dan
kesehatan lainnya.

3) Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)

Angka kematian ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal


pada tahun tertentu dengan penyabab kematian yang terkait gangguan
kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus

- 12 -
insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan masa nifas (42 hari setelah
melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran
hidup. Indikator ini secara langsung digunakan untuk memonitor kematian
terkait kehamilan.

Angka Kematian Ibu Maternal berguna untuk menggambarkan tingkat


kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi, kesehatan ibu, kondisi kesehatan
lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, waktu
melahirkan dan masa nifas. Keberhasilan pembangunan sektor kesehatan
senantiasa menggunakan indikator AKB dan AKI sebagai indikator
utamanya.

kematian ibu di UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang ada 2 orang, oleh


karena Perdarahan Post Partum (PPH) dan Pre Eklampsia.

Upaya pencegahan dapat dilakukan melalui rutin melaksanakan


pembinaan kepada ibu hamil dengan pemasangan stiker P4k dan Audit
Maternal Perinatal (AMP) untuk mengetahui akar permasalahan penyebab
kematian, bahkan sudah dilaksanakan pembelajaran kasus yang
mengakibatkan kematian ibu tersebut. Strategi kedepannya yang akan
diambil untuk mengatasi hal ini adalah selain melibatkan lintas sektor dan
lintas program agar ikut bersama – sama memantau ibu hamil, melahirkan
dan masa setelah melahirkan dengan gerakan sayang mama (GSM) di
harapkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi di Kota
Denpasar dapat di tekan.

4) Umur Harapan Hidup (UHH)

Derajat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat juga dapat dilihat


dari nilai Umur Harapan Hidup (UHH). UHH juga merupakan indikator Indeks
keberhasilan Pembangunan Manusia. Meningkatnya mutu pelayanan
kesehatan dapat dilihat dari peningkatan UHH. Umur Harapan Hidup
masyarakat Indonesia tahun 2018 yaitu 71,7 tahun, Angka ini lebih rendah
dari UHH Kota Batam tahun 2018 berdasarkan data Kota Batam sebesar
73,19 tahun.

- 13 -
B. MORBIDITAS

Angka kesakitan baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit disebut
morbiditas. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi
pada kurun waktu tertentu dan berperan dalam penilaian terhadap derajat
kesehatan masyarakat.

Angka kesakitan penduduk pada suatu wilayah dapat dilihat dari beberapa
hal diantaranya pola penyakit dan penyakit potensial yang berkembang, baik
penyakit menular maupun tidak menular. Pola penyakit di UPTD. Puskesmas
Tanjung Uncang pada Tahun 2018 dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4. Sepuluh Penyakit Terbanyak


UPTD. Puskesmas Tj. Uncang Tahun 2018

No JENIS PENYAKIT JUMLAH


1 ISPA 1159
2 Nasofaringitis Akut 477
3 Dermatitis 303
4 Dyspepsia 237
5 Essential Hypertention 223
6 Demam 142
7 Mialgia 135
8 Sakit kepala 124
9 Diare dan Gastroenteritis 50
10 Caries Dentist 40

- 14 -
CAKUPAN 10 PENYAKIT TERBANYAK UPTD. PUSKESMAS TANJUNG UNCANG
TAHUN 2018
Diare dan Gastroenteritis, 50

Sakit
Kepala, Caries Dentist, 40
Mialgia, 135 124
Demam, 142 ISPA

Essential Hypertension , 223


Nasofaringitis
ISPA , 1159
Akut
Dermatitis
Dyspepsia, 237

Dyspepsia

Dermatitis, 303
Essential
Hypertension
Nasofaringitis Akut, 477 Demam

Mialgia

Sakit Kepala

1) Penyakit Menular
a. TB Paru

Penyakit TB Paru merupakan penyakit re emerging masih terus


ditemukan di Kota Batam. Secara nasional TB Paru merupakan penyakit
tropis yang sangat erat kaitannya dengan kemiskinan. TB Paru merupakan
penyakit yang masih tinggi angka kejadiannya bahkan merupakan yang
tertinggi ketiga di dunia.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit TB Paru


adalah tingginya mobilisasi yang memudahkan penyebaran dan
pertambahan penduduk yang meningkatkan, kepadatan penduduk, serta
faktor perilaku masyarakat. Program penanggulangan Penyakit TB Paru,
dimulai dengan penemuan kasus dengan gejala klinis, kemudian dilakukan
pemeriksaan untuk memastikan diagnosis dan kemudian kasus yang positif
seteleh dilakukan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang
lainnya diberikan pengobatan. Berikut gambaran penyakit TB Paru di
Wilayah Kerja UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang Kota Batam.

- 15 -
Grafik 5. Cakupan Pelayanan Kesehatan Orang Dengan TB
UPTD.Puskesmas Tanjung uncang Tahun 2018

2
1 1

1
0 0

0
TB Paru BTA (+) TB Paru KLINIS
LAKI-LAKI 1 1
PEREMPUAN 0 0

Sumber : Unit P2M -UPTD.Puskesmas Tj.Uncang

Dalam Tahun 2018 ini penemuan kasus TB Paru positif yang didapatkan di
wilayah Kelurahan Tanjung Uncang. Kasus TB Paru yang dinyatakan positif
selanjutnya dilakukan pengobatan. Untuk menilai keberhasilan program
dapat dievaluasi pada tingkat kesembuhan pada penderita TB Paru yang
telah diobati.

b. ISPA
ISPA merupakan rating pertama dari 10 penyakit terbesar di wilayah
kerja UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang. Kasus penyakit ISPA walaupun
tidak ditemukan dengan Pneumonia masih merupakan permasalahan yang
perlu penanggulangan serius mengingat dampak yang timbul sangat
mempengaruhi derajat kesehatan terutama pada kelompok umur dibawah
lima tahun (balita).

Kasus ISPA di wilayah UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang yang


dilakukan penanganannya dapat dilihat pada diagram berikut ini :

- 16 -
Grafik 6. Kasus ISPA
UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang Tahun 2018

35 32
30 30
30
25
25

19 19
20 18
16
15
14
15 13 13
12
11
10
10
7
6 6 6
5 5 5 5
4 4
5 3
2
1

0
L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P
JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGUST SEPT OKT NOV DES
Umur < 1 thn 5 4 12 3 11 14 1 2 5 6 4 7 6 13
Umur 1 - 4 thn 6 5 16 15 18 13 10 5 32 19 19 25 30 30

Sumber : SP2TP- UPTD. Puskesmas Tj. Uncang

d. Pneumonia

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut


yang menyerang pernapasan mulai dari hidung hingga alveoli. Penyakit ISPA
yang menjadi masalah dan masuk dalam program penanggulangan penyakit
adalah pneumonia karena merupakan salah satu penyebab kematian anak.
Pneumonia adalah infeksi akut yang menyerang jaringan paru (alveoli).
Infeksi ini bisa disebabkan oleh bakteri, jamur, virus atau kecelakaan karena
menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi rentan yang terserang
pneumonia adalah anak umur < 2 tahun. Penemuan dan tatalaksana kasus
adalah salah satu kegiatan program penanggulangan.

Jumlah kasus pneumonia pada balita yang dilaporkan berobat di


sarana pelayanan kesehatan baik di Puskesmas Tj. Uncang tidak ditemukan
kasus (0%).

e. HIV, Aquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS)


AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
Human Immunodeficiency Virus yang menyerang system kekebalan tubuh

- 17 -
penderitanya sehingga penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh
sehingga sangat mudah terinfeksi berbagai macam penyakit yang lain.
Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dahulu dinyatakan
sebagai HIV positif. HIV positif dapat diketahui dengan 3 cara yaitu VCT, sero
survey dan survey terpadu biologis dan perilaku (STBP). UPTD. Puskesmas
Tj. Uncang belum memiliki VCT namun sejauh ini menerima konseling untuk
HIV - AIDS. Sepanjang Tahun 2018 di UPTD. Puskesmas Tj. Uncang tidak
ada dilaporkan Kasus HIV (0%).

c. Diare
Diare dapat didefinisikan sebagai kejadian buang air besar
berair lebih dari tiga kali namun tidak berdarah dalam 24 jam, bila
disertai dengan darah disebut disentri.

Penyakit diare masih menjadi perhatian bagi semua pihak,


karena pengaruh yang tidak timbul jika tidak ditangani dengan cepat
akan berakibat kematian terutama pada balita. Kejadian kasus diare
tak lepas dari pengaruh lingkungan, lingkungan yang sehat membantu
menurunkan angka kesakitan terutama penyakit diare, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

- 18 -
Grafik 7. Kasus DIARE di Wilayah Kerja
UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang Tahun 2018

12

12
10 10

10 9

8 7 7

6 6
6 5 5 5 5

4 4 4
4 33 3 3 3 3

22 22 2 2 2 2 2 2 22 2 2

2 1 1

0 0 0 0 0

0
L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P
JANUARI
FEBRUARI
MARETAPRIL MEI JUNI JULIAGUSTUS
SEPTEMB
OKTOBER
NOVEMBE
DESEMBE
ER R R
Umur < 1 thn 0 0 2 3 0 0 2 4 2 1 2 0 2 1
Umur 1 - 4 thn 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 12 10 10 7
Umur > 5 thn 2 2 3 4 5 2 5 6 6 5 9 7 5 4

Sumber : SP2TP - UPTD. Puskesmas Tj. Uncang

Kejadian penyakit diare di wilayah kerja UPTD. Puskesmas Tanjung


Uncang s/d bulan Agustus tahun 2018 adalah 147 kasus Laki-laki 79 orang
dan Perempuan 68 orang. Semua kasus diare telah ditangani sehingga
angka kematian akibat diare tidak terjadi.
Penanggulangan diare dititikberatkan pada penanganan penderita
untuk mencegah kematian dan promosi kesehatan tentang hiegyne sanitasi
dan makanan untuk mencegah KLB. Upaya yang dilakukan oleh jajaran
kesehatan baik oleh puskesmas maupun dinas kesehatan adalah
meningkatkan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, kaporitisasi air
minum dan peningkatan sanitasi lingkungan.
f. Kusta
Kusta adalah penyakit kulit infeksi yang disebabkan oleh
mycobacterium leprae. Bila penyakit kusta tidak ditangani maka dapat
menjadi progresif menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, mata
dan anggota gerak. Strategi global WHO menetapkan indikator eliminasi
kusta adalah angka penemuan penderita/ new case detection rate (NCDR).

- 19 -
Adapun kasus Kusta di wilayah UPTD. puskesmas Tj. Uncang sebanyak 0
kasus atau tidak ditemukan kasus pada tahun 2018.
Indikator yang dipakai dalam menilai keberhasilan program kusta
adalah angka proporsi cacat tingkat II (cacat yang dapat dilihat oleh mata).
Angka ini dapat dipakai untuk menilai kinerja petugas, bila angka proporsi
kecacatan tingkat II tinggi berarti terjadi keterlambatan penemuan penderita
akibat rendahnya kinerja petugas dan rendahnya pengetahuan masyarakat
tentang tanda/gejala penyakit kusta.
Indikator lain yang dipakai menilai keberhasilan program adalah
adanya penderita anak diantara kasus baru, yang mengindikasikan bahwa
masih terjadi penularan kasus di masyarakat
g. Malaria
Angka kesakitan malaria diukur dengan Annual Parasite Rate
Incidence (API). Pada tahun 2018 tidak terdapat kasus penyakit malaria
positif. Penyakit malaria bukan merupakan penyakit endemis tetapi
merupakan kasus-kasus import dari penduduk yang berasal dari daerah
endemis malaria .
h. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
Untuk mencegah supaya tidak terjadi kasus penyakit ada beberapa
langkah yang dapat dilakukan. Salah satunya adalah dengan imunisasi.
Beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi antara lain:
1) Tetanus Neonatorum
Tetanus neonatorum (TN) disebabkan oleh basil Clostridium tetani, yang
masuk ke tubuh melalui luka. Penyakit ini dapat menginfeksi bayi baru
lahir apabila pemotongan tali pusat tidak dilakukan dengan steril. Pada
tahun 2018 di Puskesmas Tj. Uncang tidak ditemukan kejadian tetanus
neonatorum.
2) Poliomyelitis dan Acute Flaccid Paralysis (AFP)/ Lumpuh Layuh Akut
Penyakit poliomyelitis merupakan salah satu penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi. Penyebab penyakit tersebut adalah virus
polio yang menyerang system syaraf hingga penderita mengalami
kelumpuhan. Kelompok umur 0-3 tahun merupakan kelompok umur yang

- 20 -
paling sering diserang penyakit ini, dengan gejala demam, lelah, sakit
kepala, mual, kaku di leher dan sakit di tungkai dan lengan.
3) AFP
merupakan kondisi abnormal ketika seseorang mengalami
penurunan kekuatan otot tanpa penyebab yang jelas dan kemudian
berakhir dengan kelumpuhan. Ditjen PP&PL Kementrian Kesehatan RI
menetapkan indikator surveilans AFP yaitu ditemukannya Non Polio AFP
Rate minimal sebesar 2/100.000 anak usia < 15 tahun. Hasil surveilens
aktif pada UPTD. Puskesmas Tj. Uncang Tahun 2018 tidak ditemukan
kasus AFP.
4) Campak
Penyakit campak adalah penyakit akut yang mudah menular baik
pada balita, anak-anak maupun orang dewasa yang disebabkan oleh
virus campak. Penularan campak dapat terjadi melalui udara yang
terkontaminasi dan sekret orang yang terinfeksi. Tahun 2018 UPTD.
Puskesmas Tj. Uncang tidak ada kasus campak. Keberhasilan menekan
kasus campak tidak terlepas dari pelaksanaan imunisasi campak secara
rutin baik di tingkat puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu serta
sarana kesehatan lainnya, penyediaan sarana vaksin yang sudah
memadai, tenaga yang mencukupi serta kesadaran masyarakat untuk
mendapatkan imunisasi campak bagi bayi/balitanya.
i. Penyakit berpotensi KLB/Wabah
1) Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus Dengue dan ditularkan oleh vektor nyamuk aedes aegypty.
Indonesia merupakan negara tropis yang secara umum mempunyai
risiko terjangkit penyakit DBD, karena vektor penyebabnya yaitu nyamuk
Aedes aegypti tersebar luas di kawasan pemukiman maupun tempat-
tempat umum, kecuali wilayah yang terletak pada ketinggian lebih dari
1000 meter di atas permukaan laut. Serangan penyakit DBD berimplikasi
luas terhadap kerugian material dan moral berupa biaya rumah sakit dan

- 21 -
pengobatan pasien, kehilangan produktivitas kerja dan yang paling fatal
adalah kehilangan nyawa.
Perjalanan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) cepat dan
dapat mengakibatkan kematian dalam waktu singkat. Penyakit ini
merupakan penyakit menular yang sering menimbilkan kejadian luar
biasa (KLB) di Indonesia.
Kota Batam merupakan dearah endemis DBD baik tingkat
kelurahan maupun kecamatan, karena selama tiga tahun berturut – turut
selalu dilaporkan adanya kasus DBD. Untuk daerah endemis kriteria
kejadian luar biasa (KLB) DBD adalah terjadinya satu kematian akibat
DBD dan terjadinya peningkatan kasus secara bermakna 2 kali lipat dari
periode sebelumnya
Jumlah kasus DBD pada tahun 2018 adalah 0 kasus, hal ini
karena petuga tidak turun kelapangan.
Tiga hal penting dalam upaya pemberantasan DBD adalah:
 Peningkatan surveilans penyakit dan surveilans vector
 Diagnosis dini dan pengobatan dini
 Peningkatan upaya pemberantasan vektor penular penyakit DBD.
Peningkatan upaya pemberantasan vektor penular penyakit DBD.
Upaya pemberantasan vektor yang dilaksanakan di Kota Batam adalah
melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui 4M plus
(Menguras, menutup dan mengubur/mendaurulang, memantau) plus
menabur larvasida. Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur
tingkat keberhasilan pelaksanaan PSN adalah angka bebas jentik (ABJ).
Tahun 2018 ABJ UPTD. Puskesmas Tj. Uncang sebesar 0 %, oleh
karena belum aktifnya petugas kesehatan lingkungan di puskesmas.

- 22 -
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN

Salah satu langkah penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada


masyarakat adalah upaya pelayanan kesehatan dasar. Pelayanan kesehatan dasar yang
dilaksanakan secara tepat dan tepat diharapkan dapat mengatasi sebagian besar
masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat. Pelayanan kesehatan dasar yang
dilaksanakan di UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang adalah:

A. PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK

Kebijakan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara khusus
berhubungan dengan pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan perawatan bayi
baru lahir yang diberikan di semua jenis fasilitas pelayanan kesehatan, dari
posyandu, puskesmas, Rumah Sakit Pemerintah maupun fasilitas pelayanan
kesehatan swasta. Kesehatan anak meliputi bayi, balita dan remaja.

1) Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (K1 dan K4).

Pelayanan kesehatan ibu hamil (antenatal) adalah pelayanan kesehatan


yang diberikan kepada ibu hamil oleh petugas kesehatan sesuai dengan
standar pelayanan kebidanan. Pelayanan antenatal yang sesuai standar
meliputi timbang berat badan, pengukuran tinggi badan, tekanan darah, nilai
status gizi (ukur lingkar lengan atas), tinggi fundus uteri, menentukan
presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), skrining status imunisasi
tetanus dan memberikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan,
pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan, test
laboratorium (rutin dan khusus), tatalaksana kasus, serta temu wicara
(konseling), termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi
(P4K), serta KB Pasca persalinan.
Pelayanan antenatal disebut lengkap apabila dilakukan oleh tenaga
kesehatan serta memenuhi standar tersebut. Ditetapkan pula bahwa distribusi
frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan,
dengan ketentuan waktu pemberian pelayanan yang dianjurkan yaitu: minimal

- 23 -
1 kali pada triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua dan 2 kali pada
triwulan ketiga. Standar waktu pelayanan antenatal tersebut dianjurkan untuk
menjamin perlindungan kepada ibu hamil, berupa deteksi dini faktor risiko,
pencegahan dan penanganan komplikasi.
Cakupan K1 menggambarkan besaran ibu hamil yang telah melakukan
kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan
pelayanan antenatal. Cakupan K4 menggambarkan besaran ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali
kunjungan yaitu sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua
dan dua kali pada trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat
kualitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil.
Pada tahun 2018, yang mendapatkan pelayanan Antenatal K1 berjumlah
88 orang dan kunjungan K4 berjumlah 45 orang. Sebagai indicator
keberhasilan pelayanan kesehatan ibu dapat diketahui dari cakupan K-1 dan K-
4 di wilayahUPTD. Puskesmas Tanjung Uncang pada tahun 2018, dapat dilihat
pada gambar berikut ini.
Grafik 8. Cakupan K-1 dan K-4
UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang Tahun 2018
20 19

18
16
14 13

12 10
10 9 9
8 88
8 6
6 5 5 5
44 4 4
4 33 3
2
2 1
0 0 0
0
SEPT NOV DESE
JANU FEBR MAR APRI AGU OKT
MEI JUNI JULI EMB EMB MBE
ARI UARI ET L STUS OBER
ER ER R
KUNJUNGAN K-1 19 9 4 13 10 3 8 4 5 0 5 8
KUNJUNGAN K-4 0 5 4 4 9 3 0 1 2 6 3 8

Sumber : Unit Kesga– UPTD Puskesmas Tj. Uncang

2) Pelayanan Keluarga Berencana

Adapun tujuan lain dari Keluarga Berencana adalah untuk mengatur jarak
kehamilan dengan harapan ibu secara fisik dan mental mampu menjalani

- 24 -
proses kehamilan dan persalinan dengan optimal sehingga dapat melahirkan
anak yang sehat.
Tingkat pemanfaatan kontrasepsi oleh Pasangan Usia Subur (PUS) dapat
dilihat dari cakupan peserta KB Aktif, hal ini juga menunjukan salah satu
perilaku masyarakat terhadap kesehatan.
Pada tabel berikut ini menggambarkan pelayanan Keluarga Berencana tahun
2018:

Grafik 9. Cakupan Pelayanan KB Aktif dan KB Baru


UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang 2018
450
401
400
350
300
250
200
150
100
50 16 27 20
5 0 3 2 1 3
0
IMPLANT IUD KONDOM SUNTIK PIL

KB AKTIF KB BARU

Sumber : Unit Kesga – UPTD Puskesmas Tj. Uncang

B. STATUS GIZI MASYARAKAT

gizi masyarakat dilakukan secara komperehensif melalui upaya promotif


dalam bentuk penyuluhan gizi, pembinaan dan pelatihan petugas maupun kader
posyandu, upaya preventif dengan pemberian paket pertolongan gizi seperti
memantau tumbuh kembang balita, pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi,
pemberian tablet Fe pada ibu hamil, pemantauan pertumbuhan serta PMT
pemulihan.

1) Pemantauan Tumbuh Kembang Balita

- 25 -
Pemantauan status gizi dilakukan dengan mengolah data cakupan pemantauan
tumbuh kembang balita dari masing-masing posyandu. Grafik hasil pengolahan
status gizi balita tahun 2018 adalah sebagai berikut:

Grafik 10. Cakupan BADUTA dan BALITA Ditimbang


UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang Tahun 2018
6000
2580

5000

4000

3092
3000
1319

2000 913

682 1550

1094
1000
829

0 JUMLAH DITIMBANG BGM


2
JUMLAH DITIMBANG BGM
3
2

BADUTA BALITA

PEREMPUAN 913 682 2 2580 1319 3

LAKI-LAKI 1094 829 2 3092 1550 2

Sumber : Unit Kesga - UPTD. Puskesmas Tj.Uncang

2) Cakupan Gizi Baik dan Gizi Kurang

Grafik 11. Cakupan Anak Gizi Baik, Gizi Kurang dan Gizi Buruk
UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang Tahun 2018

788
800
655
700

600

500

400

300

200

100 5 5 3 13

0
GIZI BAIK GIZI KURANG GIZI BURUK
LAKI-LAKI 788 5 3
PEREMPUAN 655 5 13

- 26 -
Sumber : Unit Kesga - UPTD. Puskesmas Tj.Uncang

Upaya yang dilakukan untuk menentukan status gizi balita adalah dengan
menggunakan teknik Antropometri. Dengan melakukan pengukuran berat badan
dan tinggi badan, serta pengukuran lingkar lengan atas.

3) Pemberian Kapsul Vitamin A Balita

Pemberian kapsul vitamin A pada bayi 6 – 11 bulan dan balita 12 – 59 bulan


dilakukan di posyandu oleh kader pada bulan Februari dan Agustus. Adapun
hasil cakupan pemberian Vitamin A tahun 2018 pada di wilayah UPTD
Puskesmas Tanjung Uncang adalah sebagai berikut :

Grafik 12. Cakupan Pemberian Vitamin A Balita


Di UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang 2018

1000 963

900 857

800
700
600
500
400
300
193
200 158

100
0
BAYI (6-11 Bln) ANAK BALITA (12-59 Bln)
LAKI-LAKI PEREMPUAN

Sumber : Unit Kesga UPTD Puskesmas Tj.Uncang

4) Pemberian Kapsul Vitamin A Pada Ibu Nifas (BUFAS)


Setiap ibu nifas mendapat 2 kapsul vitamin A selama 2 hari berturut-
turut.Cakupan pemberian Vitamin A pada tahun 2018 adalah sebagai berikut :

Grafik 13. Cakupan Pemberian Vitamin A Bufas


UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang 2018

- 27 -
80
70
60 55 55
50
40
30
20
10
0
Vit. A 1 Vit. A 2
Bufas Dapat Vit. A 55 55

Sumber : Unit Kesga– UPTD Puskesmas Tj. Uncang

5) Bayi Dengan ASI Eksklusif

Supaya tercapainya cakupan pemberian ASI Eksklusif ini melalui upaya promotif,
bahwa pada saat ini digalakan program Inisiasi Menyusui Dini (IMD) baik di
posyandu maupun disarana pelayanan swasta lainnya, seperti di bidan praktek
peorangan, rumah sakit, rumah bersalin atau sarana yang melayani kesehatan
ibu dan anak agar tercipta anak yang cerdas baik kualitas maupun kuantitas.

Grafik 14. Cakupan ASI Eksklusif


UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang 2018

297
300 248
250

200

150
83 92
100

50

0
LAKI-LAKI PEREMPUAN
JUMLAH BAYI ASI EKSKLUSIF

Sumber : Unit Kesga – UPTD Puskesmas Tanjung Uncang

- 28 -
C. KESEHATAN LINGKUNGAN
1) Rumah Sehat
Kondisi lingkungan di Kota Batam sangat dipengaruhi oleh perilaku hidup
manusia dalam menata rumah dan alam sekitarnya. Beberapa kegiatan yang
telah dilakukan UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang melalui program
Kesehatan Lingkungan antara lain melakukan pembinaan rumah sehat dengan
sistem kartu rumah. Teknis kegiatan dilaksanakan berkoordinasi dengan Kader
kesehatan. Secara keseluruhan kondisi sanitasi lingkungan rumah tangga
penduduk wilayah UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang 54,35 % yang telah
memenuhi syarat sanitasi dasar sedangkan 64,91% yang tidak memenuhi
syarat sanitasi dasar. Meskipun secara angka nampak kecil namun upaya
penyehatan lingkungan tetap dilakukan melalui kunjungan rumah dan
penyebaran informasi.

Grafik 15. Prosentasi Rumah Sehat


UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang

PROSENTASI RUMAH SEHAT


UPTD. PUSKESMAS Tj. UNCANG

6300

1200

Rumah Dibina Memenuhi Syarat

2) Penduduk dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum


Berkualitas (layak)

- 29 -
Cakupan keluarga yang memiliki akses air bersih di UPTD. Puskesmas
Tj. Uncang pada Tahun 2018 yang memenuhi syarat yaitu 57,10% dan
yang tidak memenuhi syarat 42,90%.

Grafik 16. Akses Penduduk Terhadap Air Minum Yang Layak


UPTD. Puskesmas Tj. Uncang

AKSES PENDUDUK TERHADAP AIR MINUM


YANG LAYAK
30000
28457
25000

20000 21384

15000

10000

5000

0
Memenuhi Syarat Tidak memenuhi syarat

3) Desa Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

Grafik 17. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat


UPTD. Puskesmas Tj. Uncang

STMB

100

80

60

40
STMB
20

0
1

- 30 -
4) Tempat Pengolahan Makanan (TPM) Menurut Hidiene Sanitasi dan TPM
yang dibina.
Pemeriksaan terhadap tempat-tempat umum dan tempat umum
pengelolaan makanan (TUPM) secara berkala meliputi hotel, restoran/rumah
makan, pasar serta TUPM lainnya. Pemeriksaan bertujuan untuk menjamin
agar tetap terjaganya kesehatan lingkungan di tempat-tempat yang
bersangkutan dan lingkungan sekitarnya. Data pada tahun 2018 menunjukkan
bahwa jumlah TPM di Wilayah UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang 50 buah,
terdiri dari Restoran 1 buah, DAM 10 buah, Jasa boga 1 bh.
Dari hasil pemeriksaan uji petik kesehatan yang dilakukan terhadap TPM
memenuhi syarat 24 %. TPM yang dibina yaitu 1%.

D. UPAYA KESEHATAN BERBASIS MASYARAKAT (UKBM)


1) Posyandu
Tabel 18. Data Tingkat Kemandirian Posyandu
Kelurahan Tanjung Uncang Tahun 2018

Tingkat Persen
No. Jumlah
KemandirianPosyandu (%)

1 PRATAMA -

2 MADYA 14 77.78 %

3 PURNAMA 4 22.22 %

4 MANDIRI -

TOTAL 18 100

2) Desa Siaga

Desa siaga adalah desa/kelurahan yang selalu siaga terhadap masalah


kesehatan baik secara fisik maupun sumber daya manusianya.

- 31 -
Beberapa kriteria desa siaga aktif adalah :
a) Adanya forum komunikasi Desa Siaga
b) Adanya kader desa siaga/kader pemberdayaan masyarakat
c) Pelayanan kesehatan dasar
d) Adanya Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
e) Adanya sumber dana operasional desa siaga
f) Adanya keikutsertaan organisasi masyarakat dalam kegiatan desa siaga
g) Adanya dukungan untuk hidup sehat dalam bentuk tertulis dari lurah
h) Adanya pembinaan rumah tangga ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Tabel 19. Data Tingkat Strata Desa Siaga


Kelurahan Tanjung Uncang Tahun 2018
No
KELURAHAN PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI
.

1 TANJUNG UNCANG 1 - - -

3) Pelayanan Kesehatan Lansia dan PraLansia


Grafik 20. Kunjungan Pasien Lansia
UPTD Puskesmas Tanjung Uncang Tahun 2018

- 32 -
100
94

90 86
82
80
80
73

70

59
60 55 55
52

50
43 43
39
40
33

30 26 27
25 25
22 23
21
19 19 20 20
18 18
20 17
13 14
10 11
10
9 9 8 9
10 7 7 6
4 5 5 4 4 4 5 4 4
3 2 11 3 3 2 22
1 11 0 11 1 0 1
0
45 -60 >- 70
45 -60 >- 70
45 -60 >- 70
45 -60 >- 70
45 -60 >- 70
45 -60 >- 70
45 -60 >- 70
45 -60 >- 70
45 -60 >- 70
45 -60 >- 70
45 -60 >- 70
45 -60 >- 70
59 Th
69 ThTh59 Th
69 ThTh59 Th
69 ThTh59 Th
69 ThTh59 Th
69 ThTh59 Th
69 ThTh59 Th
69 ThTh59 Th
69 ThTh59 Th
69 ThTh59 Th
69 ThTh59 Th
69 ThTh59 Th
69 ThTh
JANUARIFEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
DESEMBER
LAKI-LAKI 3 4 1 25 1 1 39 7 0 19 5 1 17 5 2 43 10 1 25 10 4 43 14 2 26 9 0 82 18 1 55 21 4
PEREMPUAN 9 2 1 19 3 1 52 9 3 73 20 1 22 7 4 55 8 4 33 11 13 86 20 2 59 18 5 94 23 4 80 27 6

Sumber : Unit KesgaUPTD Puskesmas Tj. Uncang

E. JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN DI UPTD PUSKESMAS


TANJUNG UNCANG
Grafik 21. Kunjungan Pasien Rawat Jalan
UPTD. Puskesmas Tanjung UncangTahun 2018

695
700

593
600 554
507
500 475
452
424
398
374 380
400
320 320
272 280 282
300 250 258
230
198
200 156
132 137

100 55 63 67 54 68
37 26 46 24 38 36 50 38 36 43 51 52
8 17 31 12 27
0
L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P
JANI FEBI MAR APR MEI JUNI JULI AGUST SEPT OKT NOV DES

UMUM BPJS

Sumber : SP2TP UPTD Puskesmas Tj. Uncang

- 33 -
F. HASIL STANDARD PELAYANAN MINIMUM (SPM) UPTD. PUSKESMAS Tj.
UNCANG

- 34 -
BAB V

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Situasi sumber daya kesehatan, menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga


kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan.

A. SARANA KESEHATAN

Untuk menunjang proses pelayanan kesehatan di UPTD. puskesmas Tanjung


Uncang didukung oleh sarana & prasarana seperti :

No. Kelurahan Tanjung Uncang


Fasilitas
Kesehatan
1 Puskesmas 1
2 Puskesmas Pembantu Cunting 1
3 PUSTU Sintai (KLINIK IMS) 1
4 Pos Kesehatan Desa (POSKESDES) 0
5 Rumah Bersalin 0
6 Rumah Sakit 0
7 BP/Klinik 3
8 Dokter Praktek Pribadi 3
9 Bidan Praktek Mandiri (BPM) 13
10 Posyandu Balita 18
11 Posyandu Lansia 0
12 Posbindu PTM 0
TOTAL 40

Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan UPTD. Puskesmas Tanjung


Uncang dibantu oleh beberapa Jejaring dan Jaringannya yaitu Pustu Cunting dan
Pustu Sintai (klinik IMS) 2 Unit dan 18 Posyandu serta jejaring lainnya.

Grafik 22. Sarana Prasaran


UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang

- 35 -
B. TENAGA KESEHATAN

Jumlah tenaga yang ada di wilayah kerja UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang
tahun 2018 sebanyak 12 orang yang bertugas di Puskesmas Induk, Pustu dan
Polindes

Tenaga
No Nama Jabatan Kebutuhan Yang Kekurangan Ket
Ada
A Kepala Puskesmas 1 1 0 Plt
B Ka Sub Bagian Tata 0 0 0
Usaha
1. Pengadm.Umum 2 1 1
2. Pengolah data 2 0 2
pelayanan
3. Bendahara 1 0 1
4. Pengelola 3 0 3
Keuangan
5. Pengelola barang 1 0 1
6. Urusan kesehatan 1 0 1
masyarakat
7. Petugas Kebersihan 5 0 5
& Pertamanan.
8. Pengemudi 1 0 1
Total Jumlah
17 2 15
Pemegang Jabatan

- 36 -
Tenaga
Kebut Kekura
No Nama Jabatan uhan
Yang
ngan
Ket
Ada

1 Dokter umum 8 1 7
2 Dokter Gigi 2 1 1 Dokter gigi di
Tugaskan dari
puskesmas Induk
setiap hari senin &
rabu
3 Pranata 2 1 1 Analis di Tugaskan
Laboratorium dari puskesmas Induk
Kesehatan setiap hari sabtu
4 Perawat 13 2 11
5 Bidan 16 6 10
6 Perawat Gigi 2 1 1
7 Sanitarian 2 1 1
8 Apoteker 1 1 0 Tenaga Apoteker
(Pegawai kontrak)
9 Asisten Apoteker 3 0 3
10 Nutrisionis 2 1 1
11 Pembimbing 1 0 1
kesehatan kerja
12 Tenaga 1 1 0
Kesehatan
masyarakat
13 Rekam Medis 1 0 1
Total Jumlah
Pemegang 54 16 38
Jabatan

- 37 -
Grafik 23. Data Kepegawaian
UPTD. Puskesmas Tanjung. Uncang

DATA KEPEGAWAIAN
UPTD. PUSKESMAS TJ. UNCANG TAHUN 2018

6% 0% 7%
0%
6% 6%
Dokter umum
0%
Dokter Gigi
6% 6%
Analis
Perawat
Bidan
6%
Perawat Gigi
13% Sanitarian
Apoteker
6%
Asisten Apoteker
Nutrisionis
Pembimbing kesehatan kerja
Tenaga Kesehatan masyarakat
Rekam Medis

38%

C. SUMBER DANA PUSKESMAS

Dalam upaya pembangunan kesehatan diperlukan pembiayaan yang bersumber


baik dari pemerintah maupun masyarakat swasta. Pada Tahun 2018 sumber dana
UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang berasal dari APBD.

- 38 -
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang dengan luas wilayah 22, 27 Km2 terdiri dari 1
Kelurahan, Jumlah Penduduk 49.840 jiwa. Wilayah kerja UPTD. Puskesmas
Tanjung Uncang memiliki permukaan datar dan variasi Perbukitan dengan
ketinggian maksimal 110 m dpa. UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang termasuk
dalam kategori Puskesmas Perkotaan sesuai dengan Permenkes 75 Tahun 2014;
2. Situasi mortalitas di wilayah kerja UPTD. Puskesmas Tanjung uncang Angka
Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2018 yaitu 2 orang, Angka Kematian anak yaitu
4 orang sedadangkan Angka kematian ibu (AKI) tahun 2018 yaitu 2 orang.
3. Angka kesakitan/morbiditas yang terjadi pada tahun 2018 yang tertinggi adalah
ISPA sebesar 2.179 kasus, TB paru ditemukan 2 kasus.
4. Kegiatan pemberantasan penyakit menular yang telah dilakukan adalah deteksi
dini kasus dengan cara melaporkan kasus yang potensial wabah setiap minggu
yang dikenal dengan Laporan W2 serta melakukan pelacakan terhadap suspek.
5. Kegiatan pembinaan kesehatan lingkungan di wilayah kerja UPTD. Puskesmas
Tanjung uncang belum dilakukan pembinaan kesehatan lingkungan.
6. Kegiatan Promkes dilakukan penyuluhan PHBS rumah tangga dan PHBS sekolah
serta Penyuluhan UKGS sekolah.UKBM di UPTD. Puskesmas Tanjung Uncang
terdiri dari 18 Posyandu.
7. Usaha Kesehatan Sekolah dilakukan kegiatan penjaringan kesehatan anak usia
sekolah SD, SMP dan SMA.

- 39 -
B. Saran

1. Ketenagaan, sarana dan prasarana yang memadai akan sangat membantu


meningkatkan derajat kesehatan di wilayah kerja UPTD. Puskesmas Tanjung
Uncang.
2. Peningkatan kerjasama tim dalam berkoordinasi untuk pelaksanaan program
(Lintas Program), Lintas sektor dan peran serta aktif masyarakat dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja UPTD. Puskesmas
Tanjung Uncang.
3. Diperlukan peningkatan kemampuan dan kompetensi petugas kesehatan dan
dianggarkan dalam APBD.
4. Perlu Peningkatan hubungan lintas sektor dalam komunikasi peningkatan
pelayanan kesehatan.
5. Peningkatan kelengkapan pendataan untuk penyusunan laporan terutama
Laporan Tahunan per program mempermudah penyusunan Profil UPTD.
Puskesmas Tanjung Uncang.

- 40 -

Anda mungkin juga menyukai