Anda di halaman 1dari 12

1

PEMERINTAH KOTA BATAM


DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS GALANG
Jl. Batin Limat No. 15, Sembulang, Batam

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


SURVEI MAWAS DIRI UPT. PUSKESMAS GALANG

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Mawas diri sering dipakai oleh berbagai instansi yang terkait dengan program
kesehatan dengan melakukan beberapa modifikasi sesuai dengan keperluannya masing
masing. Mawas diri secara harafiah yaitu melihat kedalam diri sendiri untuk mengenali secara
sadarberbagai kelemahan dan kekurangan yang dihadapi. Apabila seseorang telah sampai
pada tingkat mawas diri, maka dengan sendirinya akan melakukan tindakan untuk
menanggulanginuya dengan penuh kesadaran dan dengan menggunakan kemampuan yang
dimilikinya.
Dalam upaya peningkatan mutu dan kinerja pelayanan kesehatan, kepedulian
terhadap pelayanan kesehatan, kepedulian terhadap masyarakat adalah faktor utama yang
harus diterapkan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Pengkajian keperawatan
komunitas masyarakat merupakan suatu proses tindakan untuk mengenal masyarakat. Orang-
orang yang berada di komunitas merupakan mitra dan berperan dalam proses keperawatan
kesehatan komunitas. Tujuan keperawatan dalam mengkaji komunitas adalah
mengidentifikasi faktor positif dan faktor negatif yang berbenturan dengan masalah kesehatan
dari masyarakat hingga sumber daya yang dimiliki komunitas dengan tujuan merancang
strategi untuk promosi kesehatan. Setelah itu kegiatan dilanjutkan dengan dilakukannya
Survei Mawas Diri yang diikuti dengan kegiatan musyawarah masyarakat desa.
B. TUJUAN

 Tujuan Umum
Agar masyarakat lebih mengenal kesehatan yang ada di desa dan menimbulkan minat
atau kesadaran untuk mengetahui masalah kesehatan dan pentingknya permasalahn tersebut
untuk diatasi.

 Tujuan Khusus
a) Dilaksanakannya pengumpulan data, masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku
b) Menganalisis masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku yang paling menonjol di
masyarakat.
2

c) Menginventarisasi sumber daya masyarakat yang dapat mendukung upaya dalam


mengatasi masalah kesehatan
d) Diperolehnya dukungan kepala desa/kelurahan dan tokoh masyarakat dalam
pelaksanaan dan pemberdayaan masyarakat di Desa Siaga.

C. RUANG LINGKUP PROGRAM


1. Pentingnya pelaksanaan Survei Mawas Diri (SMD)

 Meningkatkan kesadaran masyarakat akan masalah kesehatan yang mereka


alami , karena mereka melakukan pengumpulan fakta dan data sendiri.

 Untuk mengetahui seberapa besar masalah yang ada dilingkungannya sendiri.

 Untuk menggali sumber daya yang dimiliki desa

 Hasil SMD dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun pemecahan


masalah yang dihadapi.
2. Sasaran Survei Mawas Diri (SMD)
Sasaran SMD adalah semua rumah yang ada di desa/kelurahan atau
menetapkan sampel rumah dilokasi tertentu yang dapat menggambarkan kondisi
masalah kesehatan, lingkunagan dan perilaku pada umumnya di desa/kelurahan.
3. Pelaksana Survei Mawas Diri (SMD)

 Kader yang telah dilatih tentang materi SMD, cara pengumpulan dara
(menyusun daftar pertanyaan sederhada), cara pengamatan, cara pengolahan /
analisa dara sederhana dan cara penyajian

 Tokoh masyarakat di desa


4. Cara Pelaksanaan Survei Mawas Diri (SMD)
a) Petugas puskesmas, bidan di desa dan kader/ kelompok warga yang
ditugaskan untuk melaksanakan SMD dengan kegiatan yaitu :
1. Pengenalan instrument (daftar pertanyaan) yang adakan
dipergunakan dalam pengumpulan data dan informasi masalah
kesehatan.
2. Penentuan sasaran baik jumlah KK ataupun lokasinya
3. Penentuan cara memperoleh informasi masalah kesehatan dengan
cara wawancara yang menggunakan daftar pertanyaan.
b) Pelaksana Survei Mawas Diri (SMD)
Kader, tokoh masyarakat dan kelompok warga yang telah ditunjuk
melaksanakan SMD dengan bimbingan petugas Puskesmas dan bidan di desa
mengumpulkan informasi masalah kesehatan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.

c) Pengolahan Data Survei Mawas Diri (SMD)


3

Kader, tokoh masyarakat dan kelompok warga yang telah ditujunk untuk
mengolah data SMD dengan bimbingan petugas Promkes dan bidan di desa, sehingga
dapat diperoleh perumusan masalah kesehatan untuk selanjutnya dirumuskan prioritas
masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku di desa/kelurahan yang bersangkutan.
5. Cara melaksanakan Survei Mawas Diri (SMD)
a. Pengamatan langsung

 Observasi partisipatif : Melakukan koordianasi dengan pengurus RW


siaga tentang rencana survey mawas diri terkait dengan tujuan,
metode dan strategi pelaksanaanya.

 Berjalan bersama masyarakat mengkaji lapangan (Transection walk)

 Wawancara dengan kunjungan rumah bersama kader dasar wisma


melakukan pendataan dari rumah ke rumah dengan metode Tanya
jawab, pengisian formulir, observasi dan pemeriksaan fisik rumah
dan anggotanya.

 Wawancara mendalam secara kelompok


6. Cara penyajian data Survei Mawas Diri (SMD)
Ada 3 cara penyajian data yaitu :

 Secara Tekstular ( mempergunakan kalimat) adalah penyajian data


hasil penelitian menggunakan kalimat.

 Secara Tabular (menggunakan tabel) adalah penyajian data dalam


bentuk kumpulan angka yang disusun menurut kategori-kategori
tertentu, dalam suatu daftar. Dalam tabel, disusun dengan cara
alfabetis, geografis, menurut besarnya angka, historis, atau menurut
kelas-kelas yang lazim.

 Secara Grafikal (menggunakan grafik) adalah gambar-gambar yang


menunjukkan secara visual data berupa angka atau simbol-simbol
yang biasanya dibuat berdasarkan data dari tabel yang dibuat.

D. DEFINISI OPERASIONAL
Survei Mawas Diri adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan dan pengkajian
masalah kesehatan yang dilakukan oleh kader dan tokoh masyarakat setempat dibawah
bimbingan kepada desa/kelurahan dan petugas kesehatan ( petugas puskesmas dan bidan di
desa).
E. LANDASAN HUKUM
1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004 tentang Kebijakan
Nasional Promosi Kesehatan;
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/Menkes/SK/X/2004 tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah.
3.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 585//Menkes/SK/V/2007
4

tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas

4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 585)
5

BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA

Seluruh petugas harus memiliki sertifikat yang berhubungan dengn kegiatan tersebut,
antara lain :

1. Petugas Puskesmas ( Petugas Promkes)

a. Memiliki STR (Surat Tanda Registrasi )

b. Memiliki SIK ( Surat Ijin Kerja)

2. Bidan di desa

a. Memiliki STR (Surat Tanda Registrasi )

b. Memiliki SIK ( Surat Ijin Kerja)

3. Kader

a. Pernah mengikuti pelatihan dasar promkes

B. STANDAR KETENAGAAN

Semua petugas yang melaksanakan survei mawas diri harus memiliki standar
pendidikan sebagai berikut :

1. Petugas Puskesmas (Petugas Promkes)

a. Berpendidikan minimal D3

b. Memiliki STR (Surat Tanda Registrasi)

c. Memiliki SIK (Surat Ijin Kerja)

2. Bidan di desa

a) Berpendidikan minimal D3

b) Memiliki STR (Surat Tanda Registrasi)

c) Memiliki SIK (Surat Izin Kerja)

3. Kader
6

BAB III

TATALAKSANA KEGIATAN/ PROGRAM

A. PETUNJUK TEKNIS, SOP DAN FORMAT KEGIATAN

1. Petunjuk teknis

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan kegiatan survey mawas


diri adalah

a. Persiapan

i. Menyusun daftar pertanyaan :

 Berdasarkan prioritas masalah yang ditemui di Puskesmas dan


Desa ( data sekunder)

 Dipergunakan untuk memandu pengumpulan data

 Pertanyaan harus jelas, singkat, padat dan tidak bersifat


mempengaruhi responden

 Kombinasi pertanyaan terbuka, tertutup, dan menjaring

 Menampung harapan-harapan masyarakat

ii. Menyusun lembar observasi (pengamatan) dengan tujuan untuk


mengobservasi rumah, halaman rumah, lingkungan sekitarnya.

iii. Menentukan kriteria responden, termasuk cakupan wilayah dan


jumlah KK

b. Pelaksanaan :

i. Pelaksanaan :

 Pelaksanaan wawancara terhadap responden

 Pengamatan terhadap rumah tangga dan lingkungan

c. Tindak Lanjut :

i. Meninjau kembali pelaksanaan SMD

ii. Merangkum, mengolah, dan menganalisis data yang telah


dikumpulkan
7

iii. Menyusun lembar laporan SMD, sebagai bahan untuk MMD

d) Pengolahan data

Setelah data diolah dilakukan kesepakatan mengenai :

i. Masalah yang dialami oleh masyarakat

ii. Prioritas masalah di masyarakat

iii. Kesediaan masyarakat untuk ikut berperan serta aktif dalam


pemecahan masalah.

2. Standar Operasional Prosedur

NO SPO

TANGGAL PEMBUATAN

TANGGAL REVISI

TANGGAL EFEKTIF

DISAHKAN OLEH
PEMERINTAH
DAERAH NAMA SOP
KOTA BATAM
PUSKESMAS
GALANG
DINAS KESEHATAN
KOTA BATAM

PENGERTIAN KUALIFIKASI PELAKSANAAN

Survey mawas diri adalah Kegiatan pengenalan, 1. Kepala Puskesmas


pengumpulan, dan penyajian masalah kesehatan 2. Tenaga Kesehatan (Survelans
oleh sekelompok masyarakat setempat di bawah dan Promkes)
bimbingan petugas kesehatan di desa/bidan desa. 3. Kader

TUJUAN PERALATAN/PERLENGKAPAN

a. Masyarakat mengenal, mengumpulkan data, mengkaji a. Alat Tulis


masalah kesehatan yang ada di desa dalam rangka
menyiapkan desa siaga. b. Kuesioner SMD
b. Timbulnya kesadaran masyarakat untuk mengetahui
masalah kesehatan dan potensi yang ada di desanya
yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan
kesehatan.

KEBIJAKAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Berdasarkan SK kepala puskesmas tentang pelaksanaan Dikumpulkan dalam satu dokumen laporan
survey mawas diri secara komperhensif dan disimpan dalam fail.
8

NO KEGIATAN PELAKSANA MUTU BAKU KETERANGA


Kepala Tenaga Tim Kelengkapan Waktu Output
Puskesmas Kesehata Penilai
n
1 Menetapkan Dokumen 30 Mendapatkan
indikator identifikasi menit data
survey dan analisa permasalahan

2 Menetapkan Dokumen 30 Mendapatkan


sasaran identifikasi menit data
dan analisa permasalahan

3 Menetapkan Validasi 30 Mendapatkan


instrument identifikasi menit data
dan analisa permasalahan

4 Melaksanakan Analisa 30 Mendapatkan


pengumpulan menit data
data permasalahan

5 Melakukan Analisa 30 Mendapatkan


kompilasi data menit data
permasalahan

6 Membuat Analisa 30 Mendapatkan


analisis data menit data
permasalahan

7 Membuat Analisa 30 Mendapatkan


laporan menit data
permasalahan

3. FORMAT KEGIATAN
9

NO Kegiatan Sasaran Rincian Sasaran Cara


Pokok Umum Kegiatan melaksanakan
kegiatan
1 Survei Kinerja Menetapkan Tersusunnya Pertemuan, unit,
Mawas Diri pelayanan di indikator survei indikator pembahasan
puskesmas indikator, sasaran
instrumen.
2 Menetapkan Tersepakatinya Pertemuan, unit,
sasaran sasaran pembahasan
indikator, sasaran
instrumen.
3 Menetapkan Terwujudnya Pertemuan, unit,
instrumen instrumen pembahasan
indikator, sasaran
instrumen.
4 Melaksanakan Terekamnya data Pencatatan data-
pengumpulan data yang ada
data secara rutin
5 Melakukan Terlaksananya Pengukuran di
kompilasi data kompilasi data tiap unit melalui
wawancara dan
observasi
6 Membuat Teranalisasinya Menganalisa data
analisis data data disetiap unit
7 Membuat Tersusunnya Menyusun tindak
laporan laporan lanjut tiap unit

JADWAL KEGIATAN

No. Kegiatan April Mei


Survey Mawas Diri I II III IV I II III IV

1 Menetapkan indikator survey


2 Menetapkan sasaran
3 Menetapkan instrument
4 Menetapkan personil
5 Melaksanakan pengumpulan data
6 Melakukan kompilasi data
7 Membuat analisis data
8 Membuat laporan
BAB IV
10

LOGISTIK

A. MANEJEMEN LOGISTIK
1. Pengertian manejeman
Manajemen logistik adalah suatu sub sistem yang sangat vital dalam suatu
Program Kesehatan. Tanpa dukungan logistik yang baik, Program Kesehatan akan
mengalami kegagalan.

2. Tujuan
Tujuan manejemen logistik adalah menaejemen barang–barang yang akan di
gunakan dalam pelaksanaan kegiatan survei dan pembinaan PHBS

3. Siklus Logistik
a. Perencanaan
Di dalam melaksanakan kegiatan di butuhkan sebuah perencanaan yang
matang, sehingga menghasilkan hasil kegiatan yang maksimal.
b. Pengadaan
Memastikan semua kebutuhan barang atau jasa tersedia dengan kualitas yang
terbaik dan harga yang minimal, seperti pengadaan ATK, alat pelindung diri,
kamera dan lembaran kuisioner.
c. Pengendalian adalah
Tindakan yang memastikan pelaksanaan sesuai dengan rencana yang
ditentukan dengan menggunakan umapn balik untuk meyakinkan bahwa
tujuan tercapai.

4. Jenis-jenis logistik
1. Alat perlindungan diri
2. Alat transportasi
3. ATK
4. Kamera
5. Kuisioner

BAB V
11

KESELAMATAN KERJA

Untuk menghindari kemungkinan yang terjadi pada saat melakukan survei,


Pengenalan potensi bahaya di tempat atau loksi survei merupakan dasar untuk
mengetahui pengaruhnya terhadap keselamatan petugas dan kelancaran survei, serta
dapat dipergunakan untuk mengadakan upaya-upaya pengendalian dalam rangka
pencegahan kecelakan pada saat melalukan survei.
Hal- hal yang perluh di perhatikan sebelum melakukan suvey adalah:
1. Kondisi lingkungan/ lokasi survei
Pada saat melakukan kegiatan pastikan cuaca dalam keadaan baik, serta lokasi
yang mudah di jangkau oleh alat transfortsi darat apapun.
2. Kondisi fisik petugas
Pastikan kita dalam keadaan sehat serta fit, dan tak lupa menggunakan alat
pelindung diri seperti masker untuk melindungi kita dari kotoran dan debu, dan
topi untuk melindungi diri dari teriknya panas mentari .
3. Kondisi alat transportasi
Kendraaan yang kita gunakan seharusnya di periksa terlebih dahulu, pastikan
semuanya dalam keadaan baik.

BAB VI
PENCATATAN DAN PELAPORAN

Pencatatan dan Pelaporan dilakukan dengan membuat suatu dokumen laporan


yang di buat di akhir kegiatan. Pencatatan dan evaluasi dilaksanakan sesuai jadwal
yang telah ditetapkan, dan disusun sesuai laporan tentang hasil - hasil yang dicapai
pada kegiatan survey mawas diri,

BAB VII
12

PENUTUP

Dari hasil kegiatan dan data yang akan di kumpulkan, kita dapat
menyimpulkan bahwa kegiatan survei mawas diri sangat penting bagi masyarakat
baik individu, keluarga, dan kelompok, terutama terfokus pada kesehatan diri dan
keluarga, serta kesehatan tempat tinggal. Membuat laporan survei mawas diri dapat
membantu memudahkan berbagai pihak seperti Kepala Puskesmas, Dinas Kesehatan
Dan Kepala Desa untuk melakukan intervensi masalah kesehatan yang ada di
masyarakat atau desa/ kelurahan, serta memberikan informasi kesehatan dan
memfasilitasi petugas kesehatan dalam melakukan evalusi yang berkesinambungan.

Anda mungkin juga menyukai