Anda di halaman 1dari 77

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sesuai
Rencana Strategis Kabupaten Kolaka Tahun 2014-2019, maka pembangunan
kesehatan dilaksanakan dengan cara: 1) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu dan berkeadilan, 2) Mewujudkan sumber daya manusia yang berdaya
saing, 3) Mewujudkan peran serta masyarakat dan pemangku kepentingan dalam
pembangunan kesehatan, 4) Melaksanakan pelayanan administrasi internal dan
pelayanan publik yang bermutu.

Pelaksanaan pelayanan publik yang bermutu diantaranya adalah pelayanan


informasi yang meliputi pelayanan kehumasan dan informasi publik. Dalam
rangka meningkatkan pelayanan informasi publik di bidang kesehatan,
dibutuhkan adanya manajemen dan pengelolaan data dan informasi yang baik,
akurat, lengkap, dan tepat waktu. Peran data dan informasi kesehatan menjadi
sangat penting dan semakin dibutuhkan dalam manajemen kesehatan oleh
berbagai pihak. Masyarakat semakin peduli dengan situasi kesehatan dan hasil
pembangunan kesehatan yang telah dilakukan oleh pemerintah, terutama terhadap
masalah-masalah kesehatan yang berhubungan langsung dengan kesehatan
mereka.

Selaras dengan Rencana Strategis Kabupaten Kolaka Tahun 2014 – 2019,


maka Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/kota
bertanggung jawab menyelenggarakan Pembangunan Kesehatan di tingkat
kecamatan, yang bertujuan mendukung tercapainya tujuan Pembangunan
Kesehatan Nasional yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas
agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut di atas, Puskesmas
Pomalaa mempunyai Motto, Visi dan Misi, Tata nilai serta Budaya, yaitu:

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 1


MOTTO :
“KERJA BERSAMA, KERJA IKHLAS SEHATKAN POMALAA
SEHATKAN INDONESIAKU“
VISI :
“Memberikan pelayanan kesehatan paripurna menuju tercapainya Pomalaa
sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat”
MISI :
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di Kecamatan Pomalaa.
2. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas, bermutu, terjangkau, adil
dan merata.
3. Mendorong partisipasi masyarakat dan lintas sektor dalam bidang kesehatan
guna terwujudnya kemandirian masyarakat Pomalaa untuk hidup sehat
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat
dan lingkungan
5. Mewujudkan tata kelola puskesmas yang transparan dan akuntabel

TATA NILAI :
“POMALAA”
 PRIMA = Prima dalam hal pelayanan yaitu petugas dapat melakukan
pelayanan sebaik mungkin kepada pasien yang menimbulkan
rasa puas
 OPTIMIS = Perilaku yang tidak ragu-ragu,selalu percaya bahwa sesuatu
yang diinginkan pasti akan tercapai
 MAJU = Berjalan (bergerak) ke muka menjadi lebih baik
 AKTIF = Giat bekerja dan berusaha
 LOYAL = Setiap Petugas mampu memberi dan menunjukkan dukungan
dan kepatuhan yang teguh dan konstan
 ADIL = Petugas tidak berat sebelah berpegang pada kebenaran tidak
sewenang - wenang dalam melaksanakan pelayanan kesehatan
terhadap pasien
 AMANAH = Petugas memiliki sifat amanah yaitu Jujur dan dapat dipercaya
dalam melaksanakan pelayanan kesehatan

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 2


Profil kesehatan merupakan salah satu produk dari Sistem Informasi
Kesehatan yang penyusunan dan penyajiannya dibuat sesederhana mungkin tetapi
informatif, untuk dipakai sebagai alat tolak ukur kemajuan pembangunan
kesehatan sekaligus juga sebagai bahan evaluasi program-program kesehatan.

B. Tujuan
Tujuan penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas Pomalaa Tahun 2019
yaitu untuk memberikan gambaran situasi kesehatan di Kecamatan Pomalaa yang
memuat berbagai data tentang hasil pencapaian pelaksanaan pembangunan
kesehatan selama satu tahun yang memuat tentang data derajat kesehatan, sumber
daya kesehatan, dan capaian indikator hasil kinerja pembangunan kesehatan.

C. Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian Profil Kesehatan adalah sebagai berikut :
BAB I – PENDAHULUAN

Merupakan penjelasan tentang Maksud, Tujuan dan Sistematika


Penyajiannya.

BAB II – GAMBARAN UMUM KECAMATAN POMALAA


Menyajikan tentang gambaran umum Kecamatan Pomalaa dalam
hal Keadaan Geografis, Keadaan Demografi,Sarana Kesehatan,
Keadaan Lingkungan dan Perilaku Masyarakat di Kecamatan
Pomalaa.

BAB III – DERAJAT KESEHATAN PUSKESMAS POMALAA


Memuat informasi tentang angka kematian (Mortalitas), Angka
kesakitan (Morbiditas), dan Status Gizi Masyarakat.

BAB IV – UPAYA KESEHATAN.


Memuat informasi tentang hasil pencapaian Pelayanan Kesehatan
Dasar, Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang, serta Upaya
Perbaikan Gizi Masyarakat.

BAB V – SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 3


Membahas tentang situasi sarana kesehatan serta jumlah dan jenis
tenaga Kesehatan yang ada di Puskesmas Pomalaa.

BAB VI – PENUTUP
Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu
disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Puskesmas
Pomalaa Tahun 2019 serta hal-hal yang dianggap masih kurang
dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan di
Kecamatan Pomalaa untuk mencapai Masyarakat Kecamatan
Pomalaa Sehat Tahun 2020.

LAMPIRAN
Berisi resume dan tabel data profil kesehatan tahun 2019

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 4


BAB II
DEMOGRAFI

A. BATAS WILAYAH
Wilayah kerja Puskesmas Pomalaa terletak di bagian selatan Kabupaten
Kolaka, melintang dari bagian utara ke selatan kira-kira 2 °LS - 5 °LS dan
membujur dari barat ke timur antara 90 - 160 BT.
Batas wilayah Puskesmas Pomalaa sebagai berikut :
 Utara berbatasan dengan Kec. Baula.
 Timur berbatasan dengan Kec. Ladongi.
 Selatan berbatasan dengan Kec. Tanggetada.
 Barat berbatasan dengan Teluk Bone.

Pada bab ini akan diuraikan gambaran umum Kecamatan Pomalaa dan perilaku
masyarakat yang meliputi keadaan penduduk, rasio dan beban tanggungan dan
keadaan lingkungan.
Adapun batas wilayah masing-masing kecamatan dapat dilihat pada gambar 1 :

Gambar 1
Peta Wilayah Kecamatan Pomalaa

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 5


B. KEPENDUDUKAN
1. Pertumbuhan Penduduk
Kondisi demografi memberi gambaran tentang pertumbuhan penduduk
Kecamatan Pomalaa kurun waktu 2 tahun terakhir baik berdasarkan jenis
kelamin maupun pergolongan umur, serta penyebaran penduduk di masing–
masing Kel/Desa, berikut ini grafik penduduk Kecamatan Pomalaa selama 2
tahun terakhir.

Grafik 1
Jumlah Penduduk Kecamatan Pomalaa
Tahun 2017–2019

35334
35500

35000 34768

34500
33962 Jumlah Penduduk
34000

33500

33000
2017 2018 2019

Sumber Data: Kantor Kecamatan Pomalaa

Grafik diatas memberi gambaran jumlah penduduk Kecamatan Pomalaa


mengalami peningkatan dari tahun ketahun, dimana pada Tahun 2017 jumlah
penduduk Kecamatan Pomalaa berjumlah 33.962 jiwa dan pada Tahun 2018
jumlah penduduk mengalami peningkatan sebanyak 34.768 jiwa pada tahun
2019 jumlah penduduk mengalami peningkatan sebanyak 35.334 jiwa.

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 6


Grafik 2
Jumlah Penduduk Kecamatan Pomalaa
Menurut Kel/Desa Tahun 2019

12000

10000

8000

6000
Jml Penduduk

4000

2000

Sumber Data : Kantor Kecamatan Pomalaa

Jumlah penduduk Kecamatan Pomalaa Tahun 2019 adalah 35.334 jiwa yang
tersebar di 12 Kel/Desa, tertinggi pada Kelurahan Dawi-Dawi sebanyak
10.752 jiwa, Desa Pelambua sebanyak 5.165 jiwa, Kelurahan Kumoro
sebanyak 3.587 jiwa, disusul Kelurahan Tonggoni sebanyak 3.391 jiwa
sedang penduduk terendah di Kecamatan Pomalaa adalah Desa Totobo
sebanyak 724 jiwa.
Grafik 3
Jumlah Penduduk Kecamatan Pomalaa menurut Jenis Kelamin
Tahun 2017 – 2019
18500

18000

17500

17000

16500

16000

15500

15000

14500
2017 2018 2019

Laki-Laki Perempuan

Sumber Data : Kantor Kecamatan Pomalaa

Grafik diatas memberi gambaran jumlah penduduk Kecamatan Pomalaa


berdasarkan jenis kelamin, pada Tahun 2017 jumlah jenis kelamin perempuan
sebanyak 15.892 jiwa dan jumlah laki-laki sebanyak 16.729 jiwa sedangkan
pada Tahun 2018 jumlah penduduk bertambah yakni jenis kelamin
perempuan berjumlah 16.236 jiwa sedang jenis kelamin laki-laki sebanyak

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 7


17.724 jiwa dan pada tahun 2019 jenis kelamin perempuan sebanyak 17.272
jiwa sedang laki-laki sebanyak 18.062 jiwa.
Tabel 1
Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan
di Kecamatan Pomalaa Tahun 2019
Kelompok Jenis Kelamin
Sasaran Program
Umur Laki- Perempua Jumlah
Jumlah Penduduk Semua umur laki n
Bayi Infant 0 Tahun 294 279 573
Bayi 0-5 Bulan 147 139 286
Bayi 6-11 Bulan 147 139 286
Bayi 0-1 Tahun 805 767 1572
Bayi 0-2 Tahun 1224 1167 2392
Balita 0-4 Tahun 2077 1980 4057
Anak Balita 1-4 Tahun 1.682 1.603 3.258
Anak Usia Pra sekolah 5 Tahun 427 407 834
Anak Usia Pra Sekolah 6 Tahun 424 404 828
Anak Usia Pra Sekolah 5-6 Tahun 851 811 1662
Anak Usia Kelas 1 SD/
7 Tahun 419 400 819
Setingkat
Anak Usia Kelas 2 SD/
8 tahun 414 394 808
Setingkat
Anak Usia Kelas 2 SD/
9 tahun 407 388 795
Setingkat
Anak Usia SD/ Setingkat 7-12 Tahun 2.411 2.299 4.710
Usia Belum Produktif 0-14 Tahun 6.063 5.779 11.842
Usia Produktif 15-59 Tahun 11.114 10.593 21.707
Pasangan Usia Subur 15-49 Tahun - 6.572 6.572
Penduduk Usia Lanjut 60-70 Tahun 689 656 1.345
Penduduk Usia Lanjut > 70 Tahun
310 295 605
Resiko Tinggi
Waniat Usia Subur 30-50 Tahun - 4.915 4.915
Waniat Usia Subur 15-49 Tahun 9.381 9.381
Waniat Usia Subur 15-39 Tahun 7.431 7.431
1,10 X Lahir
Ibu Hamil 645 645
Hidup
20% X
Ibu Hamil RESTI 129 129
BUMIL
1,05 X Lahir
Ibu Bersalin 616 616
Hidup
1,05 X Lahir
Ibu Nifas 616 616
Hidup
Lahir Hidup 301 286 587
Sumber Data : Programer KB/KIA Puskesmas Pomalaa
Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 8
Data penduduk sasaran program sangat diperlukan bagi pengelola program
terutama untuk menyusun perencanaan (tahunan dan lima tahunan) serta
evaluasi hasil pencapaian upaya kesehatan yang telah dilaksanakan. Dalam
perencanaan biasanya diperlukan untuk menghitung sasaran, menyusun
rencana kegiatan serta kebutuhan sumber daya dalam pelaksanaan kegiatan.
2. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk menunjukkan rata-rata jumlah penduduk per kilometer
persegi. Semakin besar angka kepadatan penduduk menunjukkan semakin
padat penduduk yang mendiami wilayah tersebut. Kepadatan rata-rata
penduduk diKecamatan Pomalaa berdasarkan hasil estimasi sebesar 127
Jiwa/km2penduduk per km2. Kepadatan penduduk berguna sebagai acuan
dalam rangka mewujudkan pemerataan dan persebaran penduduk.Kepadatan
penduduk menurut kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini :
Tabel 2
Gambaran Penduduk, Jumlah Desa dan Luas Wilayah
Kecamatan Pomalaa Tahun 2019
KEL / DESA LUAS JUMLAH JUMLAH KEPADATAN
WILAYAH PENDUDUK RUMAH PENDUDUK
(km2) TANGGA
Desa Oko-Oko 25,2 1.185 300 47,1
Desa Sopura 42,2 1.333 388 31,6
Desa Hakatutobu 58,7 1.260 303 21,5
Desa Tambea 36,2 1.301 282 36, 0
Kelurahan Pomalaa 13,2 2.120 292 161,1
Kelurahan Kumoro 16,3 3.587 619 220,1
Kelurahan Dawi-Dawi 10,8 10.753 1.801 999,3
Kelurahan Tonggoni 4,0 3.391 743 847,8
Desa Totobo 8,5 724 175 85,2
Desa Pelambua 7,5 5.165 963 688,7
Desa Pesouha 40,3 1.638 407 40,6
Desa Huko-Huko 16,4 2.877 731 175,4
JUMLAH 279,1 35.334 7.004 126.
6
Sumber Data: Kantor Kecamatan Pomalaa

Bila dilihat dari tabel diatas luas wilayah terbesar adalah Desa Hakatutobu
yaitu 58,7 km2 dengan jumlah penduduk 1.260 jiwa, Desa Sopura yaitu 42,2
km2 dengan jumlah penduduk 1.333 jiwa, disusul desa pesouha yaitu 40,33
Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 9
km2 dengan jumlah penduduk 1.638. Desa yang terkecil luas wilayahnya
kelurahan tonggoni yaitu 4 km2 dengan jumlah penduduk 3.391 jiwa. Jadi
dapat disimpulkan bahwa persebaran penduduk di kecamatan Pomalaa tidak
merata. Untuk mengetahui gambaran jumlah penduduk perkecamatan dapat
dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 2
Peta Persebaran Kepadatan Penduduk/KM2 Kecamatan Pomalaa
Berdasarkan Kelurahan/Desa Tahun 2019

Pada Gambar 2 diatas rata-rata kepadatan penduduk masing–masing Desa /


Kelurahan di Kecamatan Pomalaa secara umum tidak merata. Jika dilihat dari
segi kepadatan penduduk di Kecamatan Pomalaa, kepadatan tertinggi terdapat
di Kelurahan Dawi-Dawi sebesar 961 penduduk per KM2. Kepadatan
penduduk terendah terdapat di Desa Hakatutobu sebesar 22 penduduk per
KM2.
3. Rasio dan Beban Tanggungan
Indikator penting terkait distribusi penduduk menurut umur yang
sering digunakan untuk mengetahui produktivitas penduduk adalah Angka
Beban Tanggungan atau Dependency Ratio. Angka Beban Tanggungan
adalah angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang
tidak produktif (umur di bawah 15 tahun dan umur 65 tahun ke atas) dengan
banyaknya orang yang termasuk umur produktif (umur 15–64 tahun). Secara
kasar perbandingan angka beban tanggungan menunjukkan dinamika beban
tanggungan umur produktif terhadap umur nonproduktif. Angka ini dapat
Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 10
digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan
ekonomi suatu negara. Semakin tinggi persentase dependency ratio
menunjukkan semakin tinggi beban yang harus ditanggung penduduk yang
produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak
produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah
menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang
produktif untuk membiayai penduduk yangbelum produktif dan tidak
produktif lagi.
Tabel 3
Jumlah Penduduk dan Angka Beban Tanggungan Menurut
Jenis Kelamin & kelompok Usia Produktif dan Non
Produktif di Kecamatan Pomalaa Tahun 2019

No Usia Laki – Laki Perempuan Jumlah


1 0-4 2.077 1.980 4.057
2 5-6 851 811 1.662
3 7-12 1.969 1.857 3.826
4 13-14 1.092 1.040 2.132
5 15-59 11.114 10.593 21.707
6 60-69 646 616 1.262
7 >70 352 336 688
Jumlah 16024 15253 35334
Angka Beban
49 49 49
Tanggungan
Sumber Data: Kantor Camat Pomalaa

Pada Tabel 3 diatas, Angka Beban Tanggungan penduduk Kecamatan


Pomalaa pada tahun 2019 sebesar 49. Hal ini berarti bahwa 100 penduduk
Kecamatan Pomalaa yang produktif, disamping menanggung dirinya sendiri,
juga menanggung 49 orang yang belum/sudah tidak produktif lagi. Apabila
dibandingkan antar jenis kelamin, maka Angka Beban Tanggungan laki-laki
sama besar dengan Beban Tanggungan perempuan. Pada tahun 2019, angka
beban tanggungan laki-laki dan perempuan sebesar 49, yang berarti bahwa
100 orang penduduk laki-laki dan perempuan yang produktif, disamping
menanggung dirinya sendiri, akan menanggung beban 49 penduduk laki-laki
yang belum/sudah tidak produktif lagi. Penduduk sebagai determinan
pembangunan harus mendapat perhatian yang serius. Program pembangunan,
termasuk pembangunan dibidang kesehatan, harus didasarkan pada dinamika

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 11


kependudukan. Upaya pembangunan dibidang kesehatan tercermin dalam
program kesehatan melalui upaya promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif.
4. Keadaan Lingkungan
a. Tanah
 Topografi
Topografi Kecamatan Pomalaa terdiri dari daratan dan laut, termasuk
pertanian dan kelautan serta penghasil biji nikel.
 Geologis
Dari jenis tanah, Kecamatan Pomalaa memiliki sedikitnya tujuh jenis
tanah, yaitu tanah Podzolik Merah Kuning seluas 167.235 ha (24,17%
dariluas tanah Kolaka), Podzolik Cokelat Kelabu 103.780 ha (15,0%),
Lithosol 131.145 ha (18,9%), Regosol 40.193 ha (5,81%), Alluvial 54.695
ha (7,9%), Rezina 67.271(9,72%), Mediteran Merah Kuning 127.519
(18,43%).
b. Perairan (Sungai dan Laut)
 Hidrologi
Kecamatan Pomalaa memiliki beberapa sungai yang terdapat di 12
Desa/Kel. Sungai-sungai tersebut pada umumnya potensial untuk
dijadikan sebagai sumber energi, untuk kebutuhan industri, rumah tangga,
irigasi, dan pariwisata.
Adapun sungai yang dimaksud yaitu:
1) Sungai Huko-Huko
2) Sungai Pomalaa
 Oceanografi
Kecamatan Pomalaa memiliki perairan (laut) yang sangat luas. Luas
perairan Kecamatan Pomalaa diperkirakan mencapai ±15.000 KM2.
Perairan tersebut, sangat potensial untuk pengembangan usaha perikanan
dan pengembangan wisata bahari, karena disamping memiliki bermacam-
macam jenis ikan dan berbagai varietas biota, juga memiliki panorama
laut yang sangat indah.

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 12


c. Iklim
 Musim
Kecamatan Pomalaa memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan
penghujan. Musim Kemarau terjadi antara Bulan Mei dan Oktober,
dimana angin Timur yang bertiup dari Australia tidak banyak
mengandung uapair, sehingga mengakibatkan musim kemarau.
Sebaliknya Musim Hujan terjadi antara Bulan November dan Maret,
dimana angin Barat yang bertiup dari Benua Asia dan Samudera Pasifik
banyak mengandung uap
air sehingga terjadi musim hujan. Khusus pada Bulan April arah angin
tidak menentu, demikian pula curah hujan sehingga pada bulan ini
dikenal sebagai musim pancaroba.
 Curah Hujan
Curah hujan dipengaruhi oleh perbedaan iklim, orografi dan
perputaran/pertemuan arus udara. Hal ini menimbulkan adanya perbedaan
curah hujan menurutbulan dan letak stasiun pengamat. Di wilayah
Kecamatan Pomalaa, curah hujan mencapai rata-rata1.673,6 mm pertahun.
 Suhu Udara
Tinggi rendahnya suhu udara dipengaruhi oleh letak geografis wilayah
dan ketinggian dari permukaan laut. Wilayah Kecamatan Pomalaa pada
umumnya berada pada ketinggian kurang dari 1.000 meter, sehingga
beriklim tropis. Pada tahun2015, suhu udara maksimum rata-rata berkisar
antara 33,8ºC – 36,6ºC, dan suhu minimum rata-rata berkisar antara
18,2ºC – 23,6 ºC.

C. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT


Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku sehat dan sakit masyarakat,
dikarenakan persepsi masyarakat tentang sehat dan sakit amat beragam. Faktor
pendidikan juga punya pengaruh yang besar dalam mempengaruhi perilaku
masyarakat. Jika dilihat data jumlah kunjungan masyarakat ke puskesmas dari
tahun ke tahun maka kesadaran masyarakat untuk berobat, kesadaran untuk
menggunakan fasilitas kesehatan tampak semakin menggembirakan.

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 13


BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

A. MORTALITAS
Angka Kematian (Mortalitas) merupakan salah satu indikator untuk
mengukur derajat kesehatan masyarakat dan untuk melihat keberhasilan upaya
kesehatan yang telah dilaksanakan dalam program pembangunan bidang
kesehatan. Adapun mortalitas yang menjadi indikator adalah :
1. Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka Kematian Bayi (AKB) dalam kurun waktu 3 tahun terakhir jumlahnya
menurun, tahun 2017 sebesar 8,9 per 1.000 kelahiran hidup dan Pada tahun
2018 tidak ada angka kematian bayi. Pada tahun 2019 sebesar 3,2 per 1.000
kelahiran. Pencapaian ini masih sangat baik karena masih lebih rendah
dibanding angka target nasional renstra kemenkes sebesar 24 per 1000
kelahiran hidup pada tahun 2019.
Grafik 4
Trend Angka Kematian Bayi di Kecamatan Pomalaa
Tahun 2019

8.9

3.2

0 0
2017 2018 2019

Bayi Mati %

Sumber Data: Programer KIA / KB PuskesmasPomalaa


Ada beberapa faktor penyebab terjadinya kematian bayi, antara lain
yaitu Asfiksia, BBLR, Sepsis, Kelainan Kongenital dan penyebab lain-lain.
Untuk itu kegiatan Audit Maternal Perinatal perlu dilaksanakan secara optimal
oleh bidan di Puskesmas sehingga pelaporan jadi akurat dan lengkap. Berikut
rincian penyebab kematian bayi dan kematian neonatal Tahun 2019 :

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 14


Tabel 4
Data Kematian Neonatal Berdasarkan Penyebab
di Wilayah Kecamatan Pomalaa Tahun 2019
Penyebab Kematian 0 - 28 Hari ( Neonatal) Jumlah
Aspirasi
Desa / Kel BBLR Asfiksia Sepsis
Kelainan Lain-
Air
Kongenital lain
Ketuban
Oko-Oko 0 0 0 0 0 0 0
Sopura 0 0 0 0 0 0 0
Hakatutobu 1 0 0 0 0 0 1
Tambea 0 0 0 0 0 0 0
Pomalaa 1 0 0 0 0 0 1
Kumoro 0 0 0 1 1 0 2
Dawi-dawi 1 0 0 0 0 0 1
Tonggoni 0 1 0 0 0 0 1
Totobo 0 0 0 0 0 0 0
Pelambua 0 0 1 0 1 0 2
Pesouha 0 0 0 0 0 0 0
Huko-huko 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 4 1 1 1 2 0 9
Sumber Data : PuskesmasPomalaa

2. Angka Kematian Anak Balita ( AKABA)


Angka kematian balita memberi gambaran tentang peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan anak di Kecamatan Pomalaa Tahun 2019, lebih khusus
terhadap capaian pemberian immunisasi dan peningkatan status gizi balita.
Pada Tahun 2019 ada kematian anak balita di wilayah Kecamatan Pomalaa
yaitu di desa Pelambua 1 orang.
3. Angka Kematian Ibu (AKI) /100.000 kelahiran hidup
Angka Kematian Ibu memberi gambaran tentang perilaku hidup sehat,
kondisi status gizi, kesehatan lingkungan dan tingkat pelayanan kesehatan ibu
mulai dari saat hamil, melahirkan dan masa nifas. Tahun 2019 Angka
Kematian Ibu ( AKI ) di wilayah Puskesmas Pomalaa yaitu di Kel. Dawi-Dawi
1 orang.

B. MORBIDITAS
Pada Bab ini menyajikan data mengenai pencegahan dan pengendalian
penyakit terdiri atas penyakit menular dan penyakit tidak menular. Penyakit
menular meliputi penyakit menular langsung dan penyakit yang ditularkan melalui

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 15


Binatang. Situasi penyakit, baik kesakitan maupun kematian, merupakan indikator
dalam menilai derajat kesehatan suatu masyarakat.

1. Angka Kesakitan Penyakit Menular Langsung


Penyakit menular yang disajikan dalam profil kesehatan Puskesmas Pomalaa
tahun 2019 ini antara lain adalah penyakit TB Paru, HIV/AIDS, Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA), Pneumonia Balita, Diare dan Kusta.
a. Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar melalui
droplet orang yang telah terinfeksibasil tuberkulosis. Beban penyakit
yang disebabkan oleh tuberkulosis dapat diukur dengan case notification
rate(CNR), Case Detectife Rate (CDR) didefinisikan sebagai penemuan
kasus TB BTA Positif di suatu wilayah tertentu dalam kurun waktu satu
tahun dan prevalensi (didefinisikan sebagai jumlah kasus tuberkulosis
pada suatu titik waktu tertentu) dan mortalitas/kematian (didefinisikan
sebagai jumlah kematian akibat tuberkulosis dalam jangka waktu
tertentu).
1) Kasus Baru BTA Positif
Pada tahun 2017 ditemukan jumlah kasus baru BTA positif (BTA+)
sebanyak 40 kasus atau 29%, pada tahun 2018 kasus BTA (+)
sebanyak 44 kasus atau 32%, pada tahun 2019 kasus BTA (+)
sebanyak 40 kasus atau 29%. Menurut jenis kelamin, kasus BTA+
pada laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan yaitu hampir 1,98 kali
dibandingkan kasus BTA+ pada perempuan.
Grafik 5
Jumlah Kasus Baru TB Paru BTA Positif
di Puskesmas Pomalaa Tahun 2019

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 16


50

45 44
40 40
40

35
32
30 29 29

25

20

15

10

0
2017 2018 2019

TB+Paru %

Sumber Data : Programmer TB Puskesmas Pomalaa

2) BTA positif di antara semua kasus TB


Proporsi pasien baru BTA positif di antara semua kasus TB
menggambarkan prioritas penemuan pasien TB yang menular di
antara seluruh pasien TB paru yang diobati. Angka ini diharapkan
tidak kurang dari 65%. Apabila proporsi pasien baru BTA+ di bawah
65% maka hal itu menunjukkan mutu diagnosis yang rendah dan
kurang memberikan prioritas untuk menemukan pasien yang menular
(pasien BTA+).
Grafik 6
Proporsi BTA+ di antara seluruh Suspek TB Paru
di Puskesmas Pomalaa Tahun 2019
400

350 337 343

300

250

195
200

150

100

50 39 44 40

0
2017 2018 2019

SUSPEK TB BTA (+)

Sumber : Programer TB PKM Pomalaa


Grafik 7 memperlihatkan bahwa sampai dengan tahun 2019 proporsi
pasien baru BTA+ di antara seluruh kasus belum mencapai target
yang diharapkan sebesar 65%. Hal itu mengindikasikan kurangnya
prioritas menemukan kasus BTA+. Secara rinci gambaran
perdesa/kelurahan dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Grafik 7
Proporsi BTA+ di Antara Seluruh Kasus TB Paru
di Wilayah Puskesmas Pomalaa Tahun 2019

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 17


HUKO-HUKO 8.3
PESOUHA 5.9
PELAMBUA 15.6
TOTOBO -
TONGGONI 15.2
DAWI-DAWI 7.0
KUMORO -
POMALAA 15.4
TAMBEA 11.1
HAKATUTOBU 5.6
SOPURA -
OKO-OKO 25.0

- 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0

Sumber : Programer TB PKM Pomalaa

3) Angka notifikasi kasus atau Case Notification Rate (CNR)


Angka notifikasi kasus adalah angka yang menunjukkan jumlah
pasien baru yang ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk
disuatu wilayah tertentu. Angka ini berguna untuk menunjukkan
kecenderungan (trend) meningkat atau menurunnya penemuan pasien
pada wilayah tersebut. Grafik 8 menunjukkan angka notifikasi kasus
baru TB paru BTA+ dan angka notifikasi seluruh kasus TB. Angka
notifikasi kasus BTA+ pada Tahun 2017 angka notifikasi Kasus BTA
sebanyak 56 Kasus. Sedangkan pada tahun 2018 angka notifikasi
kasus BTA sebanyak 44 kasus, pada tahun 2019 angka notifikasi
Kasus BTA sebanyak 40 Kasus, menurun jika dibandingkan pada
Tahun 2017 dan 2018.
Grafik 8
Angka Notifikasi Kasus BTA+ & Seluruh Kasus (Suspek)
di Kecamatan pomalaa Tahun 2017 – 2019

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 18


400

350 343

300

250

195
200

150
107
100
56
50 43 40

0
2017 2018 2019

ANGKA NOTIFIKASI SUSPEK

Sumber Data: Programer TB PKM Pomalaa

4) Angka Keberhasilan Pengobatan


Salah satu upaya untuk mengendalikan TB yaitu dengan pengobatan.
Indikator yang digunakan sebagai evaluasi pengobatan yaitu angka
keberhasilan pengobatan (success rate). Angka keberhasilan
pengobatan ini dibentuk dari angka kesembuhan dan angka
pengobatan lengkap. Berikut ini digambarkan angka kesembuhan dan
keberhasilan pengobatan tahun 2017 -2019.
Grafik 9
Cakupan Programer TB di Puskesmas Pomalaa
Tahun 2019
80
72
70

60 58

50

40 37 37
35

30
21
20
13 12
10
1
0
2017 2018 2019

SEMBUH PENGOBATAN LENGKAP %

Sumber Data: Programer TB PKM Pomalaa

b. HIV & AIDS


HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
infeksi Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 19


kekebalan tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami
penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi
berbagai macam penyakit lain. Sebelum memasuki fase AIDS, penderita
terlebih dulu dinyatakan sebagai HIV positif. Jumlah HIV positif yang
ada di masyarakat dapat diketahui melalui 3 metode, yaitu pada layanan
Voluntary, Counseling, and Testing (VCT), sero survey, dan Survei
Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP).
Berdasarkan data 3 tahun berturut-turut (2017 -2019), jumlah
kasus HIV/AIDS di wilayah kerja Puskesmas Pomalaa ditemukan 1
kasus yaitu pada tahun 2018 dan 10 kasus pada tahun 2019.
Grafik 10
Kasus Penyakit HIV/AIDS Kecamatan pomalaa
Tahun 2017 – 2019 10
10

2
1
1
0 0 0 0
0
2017 2018 2019

HIV AKTIF MENINGGAL

Sumber : Programer HIV/AIDS Puskesmas Pomalaa

c. Penyakit Saluran Pernapasan Akut (ISPA)


ISPA tergolong sebagai salah satu penyakit yang sangat mudah
menyerang siapa saja baik dewasa maupun kalangan anak-anak termasuk
pada bayi dan balita. Petugas kesehatan yang ada tidak tinggal diam
dalam menyikapi fenomena tersebut, berbagai upaya kesehatan dilakukan
untuk menekan angka kesakitan ISPA di masyarakat baik itu secara
promotif dan preventif, maupun tindakan kuratif dan rehabilitatif. Di
Kecamatan Pomalaa kurun waktu 3 tahun angka kesakitan ISPA naik dan
turun, pada tahun 2017 angka Kesakitan penyakit ISPA sebanyak 1.434
penderita dan pada Tahun 2018 Angka Kesakitan Penyakit ISPA
Sebanayak 1.189 penderita, pada tahun 2019 Angka Kesakitan Penyakit
ISPA Sebanyak 1.051 Penderita. Untuk mengetahui gambaran ISPA
selama 3 tahun dapat dilihat pada grafik berikut:

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 20


Grafik 11
Angka Kesakitan Penyakit ISPA per 1000 Penduduk
Kecamatan Pomalaa Tahun 2017 – 2019

1600 1434

1400 1189
1200 1051

1000

800

600

400

200

0
2017 2018 2019

ANGKA KESAKITAN/1000 PDDK

Sumber : Programer ISPA Puskesmas Pomalaa

d. Penyakit Pneumonia
Pneumonia adalah penyakit yang disebabkan kuman pneumococcus,
staphylococcus, streptococcus, dan virus. Gejala penyakit pneumonia
yaitu menggigil, demam, sakit kepala, batuk, mengeluarkan dahak, dan
sesak napas. Populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anak-anak
usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun dan orang yang
memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi). Akan
tetapi penanganannya tidak begitu sulit apabila dilakukan pada tempat
dan dengan cara yang benar. Salah satu upaya yang dilakukan untuk
mengendalikan penyakit ini yaitu dengan meningkatkan penemuan
pneumonia pada balita. Perkiraan kasus pneumonia pada balita disuatu
wilayah sebesar 10% dari jumlah balita di wilayah tersebut. Di
Kecamatan Pomalaa angka kesakitan penyakit Pneumonia pada Tahun
2017 sebanyak 483 penderita dan pada Tahun 2018 sebanyak 512
penderita, pada tahun 2019 sebanyak 333 penderita. Berikut ini gambaran
penemuan peneumonia pada balita tahun 2017 -2019.
Grafik 12
Angka Kesakitan Pneumonia Balita
Menurut Puskesmas Pomalaa
Tahun 2017 – 2019

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 21


600

512
500 483

400
333

300

200

100

20 21 22
0
2017 2018 2019

JUMLAH PENDERITA ANGKA KESAKITAN/1000 BALITA

Sumber : Programer ISPA Puskesmas Pomalaa


e. Diare
Diare merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang sangat
dipengaruhi oleh higiene perorangan dan higiene lingkungan. Daerah
kumuh dan padat penduduk merupakan wilayah yang penduduknya
paling rentan terkena diare. Upaya penyuluhan merupakan salah satu cara
yang dilakukan oleh pemerintah dalam menekan angka kesakitan diare.
Penyakit ini tergolong mudah disembuhkan apabila ditangani dengan
cepat dan benar. Akan tetapi bila tidak ditangani dengan cepat dan benar
maka dapat berakibat kematian.
Berdasarkan grafik di bawah ini, dapat disimpulkan bahwa perlu adanya
kewaspadaan dini terhadap penyakit diare karena adanya peningkatan
kasus sepanjang 3 tahun terakhir. Pada tahun 2017 jumlah kasus penyakit
Diare berjumlah 727 Kasus dan pada tahun 2018 jumlah kasus penyakit
Diare berjumlah 744 kasus, Pada tahun 2019 Jumlah Kasus penyakit
Diare berjumlah 684 kasus. Berikut trend gambaran angka kesakitan diare
dalam kurun 3 tahun terakhir.
Grafik 13
Angka Kesakitan Penyakit Diare
Menurut Puskesmas Pomalaa
Tahun 2017 – 2019

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 22


800
727 744

700 684

600

500

400

300

200

100
21 21
0
2017 2018 2019

KASUS DIARE AK / 1.000 PENDUDUK

Sumber Data : Programer Diare Puskesmas Pomalaa

Angka kesakitan Penyakit Diare tertinggi di Kel. Dawi-dawi sebanyak


241 kasus disusul desa Pelambua sebanyak 103 kasus dan yang terendah
Desa Kumoro sebanyak 6 kasus.

Grafik 14
Angka Kesakitan Penyakit Diare Per Desa/Kelurahan
Kecamatan Pomalaa Tahun 2019
241
250

200

150

103
100
73
63 61
41
50 30
15 20 14 17
6

Angka Kesakitan Penyakit Diare

Sumber Data : Programer Diare Puskesmas Pomalaa


f. Penyakit Kusta
Penyakit kusta dibedakan dalam 2 kategori yaitu Pausi Basiler (PB) atau
biasa dikenal dengan Kusta Kering dan Multi Basiler (MB) atau biasa
disebut Kusta Basah. Bila dilihat pada grafik di bawah ini, Jumlah Kasus
baru yang ditemukan kurun waktu 1 tahun tetap. Pada tahun 2017
ditemukan 5 kasus baru Penyakit kusta yaitu 2 kasus di Kel. Tonggoni,1
kasus di Kel. Dawi-dawi, 1 kasus Kel. Pomalaa dan 1 kasus di desa huko-
huko. Sedang pada tahun 2018 ditemukan 3 kasus baru penyakit kusta
yaitu 1 kasus kel. Dawi-dawi, 2 kasus di desa Pelambua, pada tahun 2019
ditemukan 3 kasus baru penyakit kusta yaitu 1 kasus kel. Kumoro, 2

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 23


kasus desa Tonggoni. Berikut gambaran trend penemuan kasus baru
Kusta 1 tahun terakhir.
Grafik 15
Angka Kesakitan Penyakit Kusta
Kecamatan Pomalaa Tahun 2017-2019
6

5
5

3 3
3

0
2017 2018 2019

Angka Kesakitan Penyakit Kusta

Sumber Data : Programer Kusta Puskesmas Pomalaa

2. Penyakit Menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)


PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ditekan
dengan pelaksanaan program imunisasi, pada profil kesehatan ini akan
dibahas penyakit tetanus neonatorum, campak, difteri, dan polio.
a. Tetanus Neonatorum
Sejak tahun 2017 s/d 2019 di Kecamatan Pomalaa sudah tidak ditemukan
kasus Tetanus Neonatorum (TN). Penanganan kasus Tetanus Neonatorum
memang tidak mudah tetapi juga bukannya tidak mungkin untuk dicegah.
Yang terpenting adalah upaya pencegahannya melalui pertolongan
persalinan yang higienis di fasilitas kesehatan dan oleh petugas kesehatan
yang berkompetensi kebidanan, kemudian ditunjang dengan imunisasi TT
lengkap pada ibu hamil.
b. Campak
Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan kejadian
luar biasa (KLB). Penyakit campak disebabkan oleh virus campak
Paramyxovirus. Penularan dapat terjadi melalui udara yang telah
terkontaminasi oleh droplet ( ludah ) orang yang telah terinfekasi. Sejak
Tahun 2017 – 2019 di Kecamatan Pomalaa tidak ditemukan kejadian

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 24


Campak. Jika seseorang pernah menderita campak, maka dia akan
mendapatkan kekebalan terhadap penyakit tersebut seumur hidupnya.
c. Difteri
Difteri termasuk penyakit menular yang kasusnya relatif rendah.
Rendahnya kasus difteri sangat dipengaruhi adanya program Imunisasi. Di
Kecamatan Pomalaa selama Tahun 2017 s/d 2019 tidak ditemukan kasus
difteri.
d. Polio
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit polio telah dilakukan
melalui gerakan imunisasi polio, yang ditindaklanjuti dengan kegiatan
surveilans epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus AFP kelompok
umur <15 tahun. Pada Tahun 2017 - 2019 tidak ditemukan kasus AFP
bukan polio di Kecamatan Pomalaa.
3. Penyakit Menular Bersumber vektor dan Binatang
Grafik di bawah ini menjelaskan pencapaian angka kesakitan beberapa
penyakit menular bersumber vektor dan binatang yang diamati selama 5
tahun, yaitu angka kesakitan penyakit DBD, Malaria Palsifarum, filariasis dan
angka kesakitan kasus gigitan anjing tersangka rabies, dengan hasil sebagai
berikut :
a. Angka Kesakitan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Penyakit DBD merupakan Penyakit yang endemis di Kecamatan Pomalaa
dari tahun ke tahun naik dan turun baik jumlah penderita maupan angka
kesakitannya berikut grafik gambaran angka kesakitan DBD 3 tahun
terakhir.

Grafik 16
Angka Kesakitan Penyakit DBD
Kecamatan Pomalaa Tahun 2017 – 2019

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 25


12
11

10
9
8
8

0
2017 2018 2019

Angka Penderita

Sumber Data : Programer DBD Puskesmas Pomalaa

Grafik diatas menjelaskan pencapaian angka kesakitan penyakit DBD.


Pada tahun 2017 ditemukan penderita 11 orang dengan angka kesakitan
32/100.000 penduduk dengan CFR 33,3%, dan pada tahun 2018
ditemukan penderita 8 orang dengan angka kesakitan 23/100.000. pada
tahun 2019 ditemukan penderita 9 orang dengan angka kesakitan
26/100.000. angka ini masih jauh lebih rendah dari target yang ingin
dicapai tahun 2018 sebesar 1 per 100.000 penduduk.
b. Malaria
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium
yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah manusia, ditularkan oleh
nyamuk malaria (Anopheles) betina. Nyamuk Anopheles ini dapat
menyerang semua orang baik laki – laki maupun perempuan pada semua
golongan umur dari bayi, anak – anak dan orang dewasa. Pada Tahun
2017 di wilayah Puskesmas Pomalaa tidak ada kejadian penyakit malaria.
Namun pada Tahun 2018 ditemukan 3 penderita Malaria di Desa Oko-
Oko 2 orang, 1 orang di desa sopura dan sudah dilakukan PE, dan pada
2019 di temukan 9 penderita Malaria, di Desa Oko-Oko 6 orang, 1 orang
di desa Huko-huko, 1 orang pesouha, dan 1 orang Kel. Dawi-dawi.
penyuluhan dan pemeriksaan darah oleh programer Puskesmas Pomalaa.

c. Filariasis

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 26


Pencapaian Angka kesakitan penyakit filariasis 3 tahun terakhir, tahun
2017 - 2019 tidak ditemukan kasus baru penyakit Filariasis di wilayah
kerja Puskesmas Pomalaa.

d. kasus Gigitan Hewan Tersangka Rabies

Rabies adalah jangkitan virus akut. Rabies terdapat dalam hewan di


kebanyakan negara di seluruh dunia. Kebanyakan kes jangkitan manusia
berlaku di negara-negara membangun.
Agen penyebab: Virus rabies, sejenis rabdovirus dari genus Lyssavirus
Cara jangkitan:  Virus rabies terdapat dalam air liur hewan dan boleh di
jangkiti melalui gigitan atau sebaran kejadian yang menembusi kulit
seperti jilatan hewan di tempat luka.
Tempo pengeraman: 3 hingga 8 minggu, seawal-awalnya 9 hari atau
selewat-lewatnya 7 tahun.
Grafik 17
Angka Kesakitan Gigitan Hewan Tersangka Rabies
Kecamatan Pomalaa Tahun 2017-2019
50

45 43

40
35
35

30

25

20

15

10 9

0
2017 2018 2019

Rabies

Sumber : Programer Rabies Puskesmas Pomalaa

Grafik 18

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 27


Angka Kesakitan Gigitan Hewan Tersangka Rabies
Per Desa/Kelurahan Kecamatan Pomalaa
Tahun 2019
Rabies
16
14

12
10

Rabies

Sumber : Programer Rabies Puskesmas Pomalaa

Grafik di atas menjelaskan angka kasus gigitan hewan tersangka rabies


selama tahun 2019 tertinggi di Desa Pelambua sebanyak 15 kasus disusul
desa Tonggoni sebanyak 5 kasus. Kejadian diatas masih normal jika
dibanding target yang ingin dicapai sebesar 5 per 1.000 penduduk. Ini
terlihat pada pencapaian tahun 2019 sebanyak 9 kasus gigitan hewan
tersangka rabies, semua diberikan VAR dan tidak ada kasus yang
meninggal.

4. Trend Angka Kesakitan Penyakit Tidak Menular


Hipertensi dan Diabetes Mellitus merupakan penyakit degeneratif
yang sangat dipengaruhi oleh faktor genetik, perilaku dan pola makan
masyarakat. Berikut ini merupakan gambaran jumlah Penderita penyakit
Hipertensi dan Diabetes Mellitus di Kecamatan Pomalaa selama kurun waktu
3 tahun terakhir.

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 28


Grafik 19
Jumlah Penderita Penyakit Diabetes Mellitus dan Hipertensi
Kecamatan PomalaaTahun 2017– 2019
HIPERTENSI DM
3000

2472
2500

2000

1500

1032
1000
667
577
509
500 352

0
2017 2018 2019

Sumber : Laporan LB1 Puskesmas Pomalaa

Grafik di atas menjelaskan angka kesakitan penyakit tidak menular yang


diamati selama 3 tahun menunjukkan angka kunjungan hipertensi dan
Penyakit Diabestes mellitus yang mengalami peningkatan dan penurunan
Kunjungan baik di puskesmas maupun di Rumah Sakit karena penyakit
tersebut merupakan penyakit seumur hidup yang dapat dikendalikan dengan
pola hidup yang sehat dengan cara Cek kondisi kesehatan anda secara rutin
dan teratur, Enyahkan asap rokok dan polusi udara lain, Rajin aktifitas fisik
dengan gerak olah raga dan seni, Diet yang sehaat dengan kalori seimbang,
Istirahat yang cukup dan utamakan keselamatan serta Kendalikan stress dan
tindak kekerasan (CERDIK).

C. STATUS GIZI
Status gizi masyarakat dapat diukur melalui beberapa indikator, antara lain
bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi
wanita usia subur Kurang Energi Protein (WUS KEP).

1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)


Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah
satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal.
BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu BBLR karena prematur atau BBLR
karena Intra Uterine Growth Retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 29


bulan tetapi berat badannya kurang. Gambar di bawah ini menunjukkan jumlah
dan lokasi bayi BBLR yang direkap dari puskesmas tahun 2019, untuk melihat
secara rinci kasus BBLR pada tabel 20 lampiran profil kesehatan ini.
Mengenai gambaran kasus BBLR selama kurun waktu 3 tahun terakhir
meningkat yaitu pada tahun 2017 sebanyak 26 bayi BBLR atau 8,9%. Dan
pada tahun 2018 menurun sebanyak 5 bayi BBLR atau 0,9%. Pada tahun 2019
meningkat sebanyak 58 bayi BBLR atau 9,1%. Untuk lebih jelas
perkembangan kasus BBLR dapat dilihat pada Grafik berikut:
Grafik 20
Persentase Bayi Berat Badan Lahir Rendah
Kecamatan Pomalaa Tahun 2017-2019
70

60 58

50

40

30
26

20

8.9 9.1
10
5
0.9
0
2017 2018 2019

BBLR %

Sumber Data: Programer KB / KIA Puskesmas Pomalaa

2. Status Gizi Balita


Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan
tingkat kesejahteraan masyarakat. Umumnya cara penilaian status gizi balita
adalah dengan pengukuran antropometri yang menggunakan indeks Berat
Badan menurut Umur (BB/U) atau Indeks Berat Badan berdasarkan Tinggi
Badan (BB/TB).
Adapun status gizi selama kurun 2017 ditemukan 6 kasus dari 3.425 Balita
ditimbang dan pada tahun 2018 meningkat menjadi 29 kasus dari 3.566
Balita ditimbang pada tahun 2019 meningkat menjadi 94 kasus dari 4.171
Balita ditimbang. Pencapaian ini cukup bagus jika dibandingkan target
nasional <1,5%, untuk lebih jelasnya gambaran kasus Gizi kurang di
Kecamatan Pomalaa terlihat pada grafik berikut :

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 30


Grafik 21
Persentase Kasus Gizi Kurang Kecamatan Pomalaa
Tahun 2017 -2019
100
94
90

80

70

60

50

40
29
30

20

10 6
0.03 0.13 0.4
0
2017 2018 2019

Jumlah Kasus % Gizi Kurang

Sumber Data: Programer Gizi Puskesmas Pomalaa

Pada Tahun 2017 kasus Gizi kurang di wilayah Kecamatan Pomalaa sebanyak
6 orang, 3 orang berubah menjadi baik, 2 orang meninggal karena penyakit dan
1 orang pindah karena berdomisili dikolaka, sedangkan pada tahun 2018 kasus
gizi kurang sebanyak 29 orang, 6 orang berubah menjadi baik, 23 orang masih
mendapat perawatan, tahun 2019 kasus gizi kurang sebanyak 94 orang,
penurunan kasus gizi buruk ini tidak lepas adanya kerjasama yang baik antar
lintas sektor di Kec. Pomalaa.
Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakekatnya dimaksudkan untuk
menagani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Beberapa
permasalahan gizi sering dijumpai pada kelompok masyarakat adalah
kekurangan kalori protein, kekurangan vitamin A, gangguan akibat kekurangan
yodium, dan anemia zat besi. Upaya pemantauan terhadap pertumbuhan balita
dilakukan melalui kegiatan penimbangan di posyandu secara rutin setiap bulan.
Hasil dari kompilasi 12 Desa / Kelurahan se Kecamatan Pomalaa tahun 2019,
didapatkan balita ditimbang sebanyak 2.153 orang atau 51,6% dari 4.171 balita
dilaporkan. Adapun Cakupan D/S Kecamatan Pomalaa tahun 2017- 2019 dapat
dilihat pada grafik di bawah ini :

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 31


Grafik 22
Cakupan Pemantauan Pertumbuhan Balita (D/S)
Kecamatan PomalaaTahun 2017- 2019
3500

3049
3000

2500 2427
2153
2000

1500

1000

500

58.2 72.9 52
0
2017 2018 2019

Balita Ditimbang D/S

Sumber Data: Program Gizi Puskesmas Pomalaa

3. Pemberian Kapsul Vitamin A


Pencapaian cakupan pemberian Kapsul Vitamin A tahun 2018 yang dilakukan
2 kali yaitu pada bulan Februari dan Agustus sebanyak 2684 balita dari sasaran
balita 3189 terdata, dengan presentase pencapaian sebesar 84,2%.
Adapun rincian cakupan pemberian Kapsul Vitamin A per Desa / Kelurahan
Tahun 2019 sebagai berikut :
Grafik 23
Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A di Wilayah
Kecamatan Pomalaa Tahun 2019
776
800

700

600

500

400 327
289
300 228
168 164
200 130 130 144 135
118 99.3
85.5 84.4 87.8 94.7 84.4 80.6 85.7 82.6 75 89.3 90.3
100 60.1

ABSOLUT % CAKUPAN

Sumber Data: Program Gizi Puskesmas Pomalaa

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 32


Dari Grafik di atas dapat diketahui bahwa Desa/Kel dengan Cakupan
pemberian Vitamin A tertinggi yaitu Kel. Dawi-Dawi 776 atau 86%, Desa
Tonggoni 327 atau 82,6%, sedangkan yang terendah yaitu Kel. Totobo 75 atau
89,3%.
4. Pemberian Tablet Besi
Pada tahun 2017, ibu hamil yang ada berjumlah 679 dan yang mendapatkan
pemberian 90 tablet besi (Fe3) adalah 284 ibu hamil (64%). Sedangkan pada
tahun 2018 ibu hamil berjumlah 668 dan yang mendapatkan pemberian 90
tablet besi (FE3) adalah 582 ibu hamil. Pada tahun 2019, ibu hamil berjumlah
645 dan yang mendapatkan pemberian 90 tablet (FE3) adalah 682 ibu hamil.
Petugas kesehatan diharapkan harus tetap memberikan motivasi agar 90 tablet
besi tersebut benar-benar diminum oleh ibu hamil untuk mencegah terjadinya
anemia ibu hamil. Salah satu kendala ibu hamil tidak mau meminum Tablet
besi yaitu kadangkala ada ibu hamil yang merasa mual dan pusing setelah
meminum obat ini serta rasa dan baunya yang tidak enak.
Adapun rincian pemberian tablet Fe lengkap (90 Tablet) berdasarkan
puskesmas tahun 2019 dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
Grafik 24
Trend Persentase Pemberian Tablet Fe3 (90 Tablet)
di Wilayah Kecamatan Pomalaa
Tahun 2019
299
300

250

200
152.6
150
107.5
100.0 100.0 95.4 96102.1
100 72.7 66.7 67.7 69.2
56.4 62 53.3 57
42
50 24 23 22
16 16 9 16

ABSOLUT % CAKUPAN

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 33


Sumber Data: Program Gizi Puskesmas Pomalaa

Dari Grafik di atas dapat diketahui bahwa Desa/Kel dengan Cakupan


pemberian Tablet Fe3 tertinggi yaitu Desa dawi-dawi sebesar 299 atau 153%,
Desa Pelambua 96 atau 102,1% dan disusul Desa Kumoro 62 atau 95,4%
sedangkan yang terendah yaitu Desa Totobo 9 atau 69,2%.

5. ASI Eksklusif
Air Susu Ibu (ASI) diyakini dan bahkan terbukti berdasarkan berbagai riset
yang telah dilakukan memberi manfaat bagi bayi baik dari aspek gizi,
imunologik, psikologik, kecerdasan, neurologik, ekonomi maupun aspek
penundaan kehamilan. Disamping itu, ASI juga dapat melindungi bayi dari
sindroma kematian mendadak (Sudden Infant Death Syndrome/SIDS). Di
Kecamatan Pomalaa tahun 2017 dari 605 jumlah bayi umur (0-6 bulan), yang
diberi ASI eksklusif sebanyak 334 atau 25%. Tahun 2018 dari 429 jumlah bayi
umur (0-6 bulan), yang diberi ASI eksklusif sebanyak 109 atau 25,4%. Tahun
2019 dari 576 jumlah bayi umur (0-6 Bulan), yang diberi ASI ekslusif
sebanyak 264 atau 45,8%. Dari Berikut gambaran capaian ASI Ekseklusif
selama 3 tahun terakhir:
Grafik 25
Cakupan ASI Eksklusif Bayi Umur 0-6 bln Di
Kecamatan Pomalaa Tahun 2017 - 2019
700

605
600

500
429
400

300 264

200

100
45.8
25 25.4
0
2017 2018 2019

Bayi (0-6 Bulan) % Diberi Asi Ekslusif

Sumbera Data : Program KIA Puskesmas Pomalaa

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 34


Grafik 26
Trend Persentase Pemberian ASI Eksklusif Bayi Umur 0-6 bln
Di Wilayah Kecamatan Pomalaa
Tahun 2019
89.5
87.0 86.2
90 81.8 83.3 81.5
81.0
80

70

60
50
50 44.7
41
40 32.4
29.1
30 23.6 25.0
20 21 22 21
17 18 17 16
20
11 10
10

ABSOLUT % CAKUPAN
Sumber Data: Program Gizi Puskesmas Pomalaa

Dari Grafik di atas dapat diketahui bahwa Desa/Kel dengan Cakupan


pemberian ASI Eksklusif tertinggi yaitu Kel. Kumoro sebanyak 50 atau 86,2%
dan kel. Dawi-dawi sebesar 41 atau 23,6% disusul Desa Pesouha sebanyak 22
atau 81,5% sedangkan yang terendah yaitu Desa Totobo sebesar 10 atau
83,3%.

6. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut


Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut (>60 th) dan (70 th) pada tahun 2019
di Kecamatan Pomalaa dari seluruh jumlah S yang ada 1168 orang dan yang
mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak 71,1 % .

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 35


Grafik 27
Jumlah Usila di Kecamatan Pomalaa
Tahun 2019
572
600

500

400

272
300

179
200 152
94 103
84 69 79
100 38
0 0
0

>60 Thn

Sumber Data : Programer Lansia Puskesmas Pomalaa

Grafik 28
Jumlah Usila Usia >60Th Mendapatkan Pengobatan Di
Puskesmas Pomalaa Tahun 2019 199
192
200
180
160 143
140
121
111 114 114
120
100 90

80 62
60
40 22
20 0 0
0

>60 Thn

Sumber Data : Programer Lansia Puskesmas Pomalaa

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 36


Grafik diatas, menunjukan bahwa Usila umur >60 tahun yang datang berobat
di Puskesmas Pomalaa meningkat sehingga dapat dilihat pada grafik diatas dari
sekian Desa / Kelurahan yang mempunyai usila terbanyak yaitu Desa
Pelambua menduduki peringkat atas datang berobat sebanyak 199 orang,
Kel.Dawi-Dawi sebanyak 192 orang dan yang paling terendah adalah Kel.
Pomalaa dan Kel. Kumoro.

7. Pelayanan Kesehatan Mata


Upaya kesehatan mata adalah upaya kesehatan dasar di bidang UKM yang
dilaksanakan di tingkat puskesmas diselenggarakan secara khusus ataupun
terpadu dengan kegiatan pokok puskesmas lainnya, didalam ataupun di luar
gedung oleh tenaga kesehatan puskesmas dengan didukung peran serta aktif
masyarakat dan ditujukan kepada individu, keluarga, masyarakat di wilayah
kerja puskesmas. Cakupan pelayanan kesehatan mata pada Tahun 2019 di
Kecamatan Pomalaa dapat dilihat dalam grafik dibawah ini.
Grafik 29
Jumlah Pelayanan Kesehatan Mata
Di Puskesmas Pomalaa
Tahun 2019

180 161
160
140
120
100
80
60 51
42
40
20 9 14
2
0
Konjungtivitis Katarak Pterygium Glaukoma Hordeulum Myopia

Pelayanan Kesehatan Mata

Sumber Data : Programer Kesehatan Mata Puskesmas Pomalaa

8. Pelayanan Kesehatan Olahraga


Salah satu disiplin ilmu kedokteran yang secara teoritis dan praktis
menganalisis pengaruhgerakan, pengaruh latihan dalam olahraga dan juga
pengaruh kekurangan gerak pada manusia sehat ataupun sakit, untuk semua

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 37


kelompok usia, agar hasilnya dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kesehatan
masyarakat,  pencegahan penyakit, pengobatan, pemulihan dan
pemanfaatannya dalam olahraga itu sendiri. Cakupan pelayanan kesehatan
olahraga pada Tahun 2019 di Kecamatan Pomalaa dapat dilihat dalam grafik
dibawah ini.

Grafik 30
Jumlah Pelayanan Kesehatan Olahraga
Di Puskesmas Pomalaa Tahun 2019
140
125
120

100

80

60

40

20

0
PROLANIS

Pelayanan Kesehatan Olahraga

Sumber Data : Programer Kesehatan Olahraga Puskesmas Pomalaa

9. Pelayanan Kesehatan Kerja


Keselamatan kerja menurut World Health Organization bahwa kesehatan kerja
merupakan sebuah upaya yang bertujuan untuk dapat peningkatan dan juga
pemeliharaan terhadap derajat kesehatan baik secara fisik, mental ataupun
sosial bagi pekerja untuk semua jenis pekerjaan yang di lakukan. Cakupan
pelayanan kesehatan kerja pada Tahun 2019 di Kecamatan Pomalaa dapat
dilihat dalam grafik dibawah ini.
Grafik 31
Jumlah Pelayanan Kesehatan Kerja
Di Puskesmas Pomalaa
Tahun 2019

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 38


350
295
300
250
200
150 295
100
50
0 0
0
Pekerja Sakit di Layani Penyakit Umum pd Penyakit Akibat Kerja Kasus Kecelakaan pd
Pekerja Pekerja

Sumber Data : Programer Kesehatan Kerja Puskesmas Pomalaa


10. Pelayanan Bina Kesehatan Tradisional
Obat tradisional menurut BPOM dan pemerintah berdasarkan Peraturan
Menteri kesehatan Nomor 246/Menkes/Per/V/1990 Pasal 1 menyebutkan
bahwa Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari
bahan-bahan tersebut, yang secara traditional telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman. Cakupan pelayanan bina kesehatan
tradisional pada Tahun 2019 di Puskesmas Pomalaa sudah dilaksanakan
karena program ini merupakan program tambahan.

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 39


BAB IV
UPAYA KESEHATAN

A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR


1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil
selama masa kehamilannya, yang dapat dipantau dari cakupan K1 untuk
mengetahui kontak pertama ibu hamil dengan petugas dalam mendapatkan
pelayanan kesehatan, serta K4 yang memberi gambaran kualitas
pelayanaan sesuai standar minimal empat kali kunjungan (sekali pada
trimester pertama, sekali pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester
ketiga).
Persentase kunjungan baru ibu hamil (K1) Kecamatan pomalaa dari hasil
kompilasi laporan Puskesmas tahun 2019 sudah cukup baik yakni sebesar
103,7% atau 693 kunjungan ibu hamil dari total sasaran ibu hamil
sebanyak 668 ibu hamil. Hal ini menandakan kesadaran ibu hamil sangat
tinggi dalam memeriksakan kehamilannya kepada petugas kesehatan
mulai dari trimester pertama. Sedangkan kunjungan K4, pada tahun 2018
sebanyak 607 kunjungan ibu hamil atau sebesar 90,8%. Capaian ini belum
memenuhi target nasional tahun 2017 yaitu K4 sebesar 90%. Berikut
gambaran kunjungan bumil K1 dan K4 selama 3 tahun terakhir.
Grafik 32
Kunjungan Ibu Hamil K1 dan K4 Puskesmas Pomalaa
Tahun 2017– 2019

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 40


800

679 693 690


700 668
645
611 607
600
543
507
500

400

300

200

100

0
2017 2018 2019

SASARAN K1 K4

Sumber Data: Programer KIA Puskesmas Pomalaa


Grafik 33
Persentase Kunjungan Ibu Hamil K1 dan K4
Puskesmas Pomalaa Tahun 2017 – 2019
120

107
100 103.7

90 90.8
80 84.2
74.7

60

40

20

0
2017 2018 2019

%K1 %K4

Sumber Data: Programer KIA Puskesmas Pomalaa

b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan


Persalinan oleh tenaga kesehatan adalah persalinan yang ditolong oleh
dokter umum, dan bidan. Hasil pengumpulan data persalinan oleh tenaga
kesehatan di Kecamatan Pomalaa pada tahun 2017, dari jumlah sasaran
ibu bersalin sebanyak 648 orang, yang bersalin ditolong oleh tenaga
kesehatan sebanyak 556 atau 86% berbanding terbalik dimana pada tahun
2018 jumlah sasaran ibu hamil berjumlah 590 yang ditolong oleh tenaga
kesehatan berjumlah 590 orang atau sekitar 100%, angka ini mencapai
target SPM tahun 2018 sebesar 100%. Penyebab terjadinya kesenjangan
antara sasaran dan cakupan tersebut salah satunya adalah kemitraan bidan
dan dukun yang belum optimal. Berikut gambaran persalinan yang
ditolong oleh tenaga kesehatan selama 3 tahun terakhir.
Grafik 34
Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan Tenaga Kesehatan
Puskesmas Pomalaa Tahun 2017– 2019

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 41


700
648 637 628
600 590 590
556

500

400

300

200

85.8 100 98.6


100

0
2017 2018 2019

SASARAN CAPAIAN PUSKESMAS %

Sumber Data: Program KIA Puskesmas Pomalaa

c. Penanganan Ibu Hamil dan Neonatal Risiko Tinggi


Salah satu upaya penanganan masalah yang dapat mengakibatkan
tingginya angka kematian ibu dan anak adalah upaya pelayanan rujukan
ibu hamil dan neonatus risti. dari data sasaran ibu hamil risiko tinggi di
Kecamatan Pomalaa tahun 2017 sebesar 136 bumil yang ditangani
sebanyak 101 bumil atau sebesar 74% sedangkan tahun 2018 jumlah
bumil resti sebanyak 134 orang bumil yang ditangani 134 orang bumil
atau 100%. Pada tahun 2019 sebesar 129 Bumil Resti yang ditangani
sebanyak 147 bumil atau sebesar 114%. Berikut grafik cakupan
penanganan Bumil Resti.

Grafik 35
Persentase Cakupan Penanganan Bumil Resti
PuskesmasPomalaa Tahun 2017 – 2019
160
147
140 136 134 134
129

120 114
101 100
100

80 74.4

60

40

20

0
2017 2018 2019

SASARAN PENCAPAIAN % CAKUPAN

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 42


Sumber : Program KIA PKM Pomalaa

Sedangkan neonatal resti pada Tahun 2017 diperkirakan sasaran sebanyak


83 bayi ditangani sebanyak 54 bayi atau sekitar 65% sedangkan pada
tahun 2018 sasaran neonatal resti sebanyak 88 bayi ditangani 67 bayi atau
77%. Pada tahun 2019 sasaran neonatal resti sebanyak 95 bayi ditangani
103 bayi atau 108,3% Untuk cakupan penanganan Neonatal Resti dapat
digambarkan pada grafik berikut :

Grafik 36
Persentase Cakupan Penangan Neonatal Resti
PuskesmasPomalaa Tahun 2017 – 2019
120
108.3
103
100 95
88
83
80 76.5

64.7 67

60 54

40

20

0
2017 2018 2019

SASARAN PENCAPAIAN % CAKUPAN

Sumber : Program KIA PKM Pomalaa

d. Kunjungan Neonatus (KN)


Kunjungan Neonatal adalah persentase neonatal (bayi umur 0-28 hari)
yang memperoleh pelayanan kesehatan minimal 3 kali (KN Lengkap) dari
petugas kesehatan. Kunjungan ini bertujuan untuk memantau kondisi
kesehatan bayi baru lahir sehingga masalah yang dapat mengakibatkan
kematian pada bayi secepatnya tertangani. Secara rinci jumlah kunjungan
neonatus tahun 2017 s/d tahun 2019 dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Grafik 37
Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap (3 Kali)
Kecamatan Pomalaa Tahun 2017 – 2019

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 43


700
634
618 607
592 580
600
532
500

400

300

200

86 95 96
100

0
2017 2018 2019

SASARAN PENCAPAIAN % CAKUPAN

Sumber : Program KIA PKM Pomalaa

Secara keseluruhan cakupan KN Lengkap di Kecamatan Pomalaa tahun


2017 sebanyak 618 dari total bayi lahir hidup sebanyak 532 atau sekitar
86% dan pada tahun 2018 sebanyak 592 dari total bayi lahir hidup
sebanyak 580 atau sekitar 95%. Tahun 2019 sebanyak 634 dari total bayi
lahir hidup sebanyak 607 atau sekitar 96%.
e. Pelayanan DDTK
Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK)adalah kegiatan/pemeriksaan
yang bertujuan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan
tumbuh kembang pada Balita dan Anak Pra Sekolah. Tahun 2017 jumlah
sasaran 4.145 yang mendapat pelayanan sebanyak 1.840 balita atau 44%.
Sedangkan pada tahun 2018 jumlah sasaran 3.233 yang mendapat
pelayanan sebanyak 2.213 balita atau 68,5% pada tahun 2019 jumlah
sasaran 4.570 yang mendapat pelayanan sebanyak 3.660 balita atau 80%.
Secara rinci pelayanan DDTK dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Grafik 38
Pelayanan DDTK Puskesmas Pomalaa
Tahun 2017 - 2019

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 44


5000
4570
4500
4145
4000
3660
3500 3233
3000

2500
2213
2000 1840

1500

1000

500
44 68.5 80
0
2017 2018 2019

SASARAN PENCAPAIAN %

Sumber Data : Poli KIA Puskesmas Pomalaa

f. Pelayanan Kesehatan Anak Sekolah Dasar


Berikut gambaran hasil pelayanan kesehatan pada Penjaringan Anak
Sekolah Dasar di Kecamatan Pomalaa selama 3 tahun mengalami
penurunan dan peningkatan, tahun 2017 siswa SD yang mendapat
pelayanan kesehatan sebanyak 1319 siswa dari 3322 sasaran atau 40%
dan pada tahun 2018 jumlah siswa yang mendapat pelayanan kesehatan
sebanyak 451 siswa dari 470 sasaran atau 96%. Pada tahun 2019 siswa SD
yang mendapat pelayanan kesehatan sebanyak 610 siswa dari sasaran
4162 sasaran atau 15%. Berikut gambaran cakupan penjaringan kesehatan
Siswa Sekolah Dasar.
Grafik 39
Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Siswa Sekolah Dasar
Di Kecamatan Pomalaa Tahun 2017 - 2019
4500
4162
4000

3500 3322

3000

2500

2000

1500 1319

1000
610
470 451
500
40 96 14.7
0
2017 2018 2019

SASARAN DIJARING %

Sumber Data : Programer UKS Puskesmas Pomalaa

2. Pelayanan Keluarga Berencana


Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) menurut hasil pengumpulan data pada
tahun 2017 jumlah PUS sebanyak 5604 dengan peserta KB aktif sebanyak

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 45


3390 atau 60,5%. Sedangkan tahun 2018 jumlah PUS sebanyak 18.921
dengan peserta KB aktif sebanyak 22%. Pada tahun 2019 Jumlah PUS
sebanyak 6511 dengan peserta KB aktif sebanyak 64%. Hal ini dikarenakan
dari sistem pencatatan dan pelaporan yang semakin baik, selain itu adanya
sosialisasi dan bimbingan teknis yang intensif kepada pengelola laporan di
puskesmas. Berikut gambaran peserta KB aktif di Kecamatan Pomalaa selama
3 tahun terakhir:
Grafik 40
Gambaran peserta KB Aktif Kecamatan Pomalaa
Tahun 2017– 2019
20000 18921
18000

16000

14000

12000

10000

8000
6511
6000 5604
4189 4169
4000 3390

2000
60.5 22 64
0
2017 2018 2019

PUS KB AKTIF %
Su
mber Data : Programer KIA/KB Puskesmas Pomalaa
Adapun jenis kontrasepsi yang digunakan oleh peserta KB aktif tahun 2019
yakni IUD 295 orang, MOP/MOW 41 orang, Implant 832 orang, Kondom 38
orang, suntik 2.103 orang, Pil 860 orang, dengan proporsi masing-masing alat
kontrasepsi tersebut dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 41
Proporsi Penggunaan Alat Kontrasepsi Peserta KB Aktif
Kecamatan Pomalaa Tahun 2019

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 46


Pil; 860 Kondom; 38 MOP/MOW; 41 IUD; 295

Implant; 832

Suntik; 2103

Sumber Data : Programer KIA/KB Puskesmas Pomalaa

3. Imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar
dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya sakit ringan. Program
imunisasi merupakan salah satu upaya untuk melindungi penduduk terhadap
penyakit tertentu melalui beberapa jenis vaksinasi yang diberikan kepada
populasi yang dianggap rentan terjangkit penyakit menular, yaitu bayi, anak
usia sekolah, wanita usia suburdan ibu hamil.
a) Imunisasi Dasar pada Bayi
Adalah imunisasi yang diberikan pada bayi mulai umur 0 sampai dengan 9
bulan yang bertujuan untuk melindungi bayi terhadap beberapa Penyakit
yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I), seperti TBC, Hepatitis,
Difteri, Pertusis, tetanus, Polio dan campak, dengan cara pemberian vaksin
melalui suntikan dan ada juga yang diteteskan melalui mulut.
JenisImunisasi adalah BCG yang dapat melindungi anak dari penyakit
tuberculosis ( TBC), Imunisasi DPT-HB Hibuntukmencegah penyakit
diphteri, pertusis, tetanus dan hepatitis, Imunisasi polio untuk mencegah
penyakit lumpuh layu/polio dan imunisasi campak.Setiap bayi wajib
mendapatkan lima imunisasi dasar lengkap (LIL) yang terdiri dari : 1 dosis
BCG, 3 dosis DPT-HB, 4 dosis polio dan 1 dosis campak. Dari kelima
imunisasi dasar lengkap yang diwajibkan tersebut, campak merupakan
imunisasi yang mendapat perhatian lebih yang dibuktikan dengan
komitmen Indonesia pada lingkup ASEAN dan SEARO untuk

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 47


mempertahankan cakupan imunisasi campak sebesar 90%. Hal ini terkait
dengan realita bahwa campak adalah salah satu penyebab utama kematian
pada balita. Dengan demikian pencegahan campak memiliki peran
signifikan dalam penurunan angka kematian balita. Kecamatan Pomalaa
memiliki cakupan imunisasi campak pada tahun 2019 sebesar 97,2%. Pada
tingkat Kecamatan, secara keseluruhan telah mencapai target 95% seperti
disajikan pada grafik berikut.
Grafik 42
Persentase Cakupan Imunisasi Campak Di Kecamatan Pomalaa
Menurut Puskesmas Tahun 2019
Huo-Huko 100.0
Pesouha 100.0
Pelambua 75.0
Totobo 123.1
Tonggoni 96.6
Dawi-Dawi 91.6
Kumoro 108.6
Pomalaa 121.4
Tambea 131.8
Hakatutobu 77.8
Sopura 129.6
Oko-Oko 109.5
0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 120.0 140.0

%Campak

Sumber Data : Programer Imunisasi Puskesmas Pomalaa

Pada grafik di atas dapat diketahui bahwa ada 8 Desa / Kelurahan memiliki
capaian lebih dari 100 % dan yang tertinggi Desa Tambea sebesar 132
diikuti oleh Desa Sopura sebesar 130 sedangkan Desa dengan cakupan
terendah adalah desa pelambua sebesar 75. Sedangkan berdasarkan laporan
Riskesdas 2013, persentase imunisasi campak pada anak 12 – 23 bulan
secara nasional sebesar 82,1%. Capaian tersebut telah memenuhi target 90%
yang menjadi komitmen Indonesia pada lingkup regional.
Grafik 43
Persentase Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap
Menurut Puskesmas Pomalaa Tahun 2019

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 48


Huo-Huko 100.0
Pesouha 100.0
Pelambua 75.0
Totobo 123.1
Tonggoni 96.6
Dawi-Dawi 91.6
Kumoro 108.6
Pomalaa 121.4
Tambea 131.8
Hakatutobu 77.8
Sopura 129.6
Oko-Oko 109.5
0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 120.0 140.0

%Campak

Sumber Data : Programer Imunisasi Puskesmas Pomalaa

2 Desa / Kelurahan yang melampaui 100% dengan capaian imunisasi dasar


lengkap pada bayi yang tertinggi pada tahun 2019 adalah Desa Tambea
sebesar 132 kemudian Desa Sopura sebesar 130 sedangkan
Desa/Kelurahan dengan capaian terendah adalah Desa Pelambua sebesar
75.
b) Universal Child Immunization
Indikator lain yang diukur untuk menilai keberhasilan pelaksanaan
imunisasi adalahUniversal Child Immunization atau yang biasa disingkat
UCI. UCI adalah gambaran suatu desa/kelurahan dimana ≥ 80% dari
jumlah bayi (0-11 bulan) yang ada di desa/kelurahan tersebut sudah
mendapat imunisasi dasar lengkap. Target UCI pada Renstra tahun 2017
terdapat Desa/Kelurahan yang memiliki persentase desa UCI melebihi
target 94% sedangkan pada tahun 2019 seperti yang nampak pada grafik
berikut ini.

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 49


Grafik 44
Persentase Cakupan UCI Desa/ Kelurahan Di Kecamatan Pomalaa
Menurut Puskesmas Tahun 2019

HUKO-... 69
PES 40
PELA... 57
TO 34
TONG... 32
DAWI-... 56
KU 33
POM 41
TA 41
HAKATU... 62
SO 89
OKO 73

Sumber Data : Programer Imunisasi Puskesmas Pomalaa

Pada Grafik di atas dapat diketahui 12 Desa / Kelurahan memiliki capaian


tertinggi yaitu desa sopura, kemudian disusul Oko-oko sedangkan Desa /
Kelurahan memiliki capaian terendah yakni Kel. Tonggoni.

4. Promosi Kesehatan
Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh
terhadap derajat kesehatan masyarakat, digunakan indikator Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS).
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup
bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
Untuk mencapai rumah tangga ber-PHBS, terdapat 10 indikator perilaku
hidup bersih dan sehat yang dipantau yaitu:
1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.
Tenaga kesehatan merupakan orang yang ahli dalam membantu
persalinan. Jika ada kelainan dapat diketahui dan ditolong. Peralatan
tenaga kesehatan aman, bersih, dan steril.
2) Memberi bayi ASI Eksklusif.

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 50


Keunggulan ASI diantaranya kandungan gizinya sesuai kebutuhan bayi,
mengandung zat kekebalan, melindungi alergi, terjamin kebersihannya,
tidak basi, memperbaiki refleks menghisap, menelan, dan pernapasan bayi.
3) Menimbang balita setiap bulan.
Manfaat yang didapatkan diantaranya mengetahui apakah balita tumbuh
sehat, mencegah gangguan pertumbuhan balita, mengetahui balita
sakit,berat badan dibawah garis merah, gizi buruk, kelengkapan imunisasi,
penyuluhan gizi.
4) Menggunakan air bersih.
Manfaat air bersih yaitu menghindarkan dari gangguan penyakitseperti
diare, kolera thypus dan lain-lain. Sumber air bersih dari mata air, sumur
atau pompa, ledeng, air hujan atau air kemasan.
5) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.
Mencuci tangan membunuh kuman yang ada di tangan, mencegah
penularan penyakit seperti diare, ISPA, penyakit kulit.
6) Menggunakan jamban sehat.
Syarat jamban sehat yaitu tidak mencemari sumber air minum, tidak
berbau, kotoran tidak dapaat dijamah serangga dan tikus, tidak
mencemaritanah sekitar, aman dan mudah dibersihkan, dilengkapi dinding
dan atap, penerangan dan ventilasi cukup, lantai kedap air dan luas
ruangan memadai, tersedia air, sabun dan alat pembersih.
7) Memberantas jentik di rumah sekali seminggu.
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M plus (Menguras,
Menutup, Mengubur, plus Menghindari gigitan nyamuk). Menguras dan
menyikat tempat penampungan air. Menutup rapat tempat penampungan
air. Mengubur atau menyingkirkan barang bekas yang dapat menampung
air.
8) Makan sayur dan buah setiap hari.
Manfaat makanan berserat diantaranya mencegah diabetes, melancarkan
buang air besar, menurunkan berat badan, membantu pembersihan racun,
mencegah kanker, mengatasi anemia, membantu perkembangan bakteri
baik dalam usus.
9) Melakukan aktivitas fisik setiap hari.

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 51


Dilakukan sedikitnya 30 menit setiap hari berupa pergerakan anggota
tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang penting bagi kesehatan
fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan
bugar sepanjang hari.
10) Tidak merokok di dalam rumah
Rumah merupakan ruangan tertutupdengan merokok di dalam rumah
menyebabkan zat-zat berbahaya di dalam rokok tertinggal lebih lama di
dalam rumah sehingga memungkinkan penghuni rumah terpapar zat-zat
tersebut.
Pada Grafik di bawah menunjukkan Perkembangan pencapaian rumah
tangga ber-PHBS kurun waktu 3 tahun, bahwa jumlah Rumah Tangga
Tahun 2017 sebanyak 3.499, dari jumlah tersebut dilakukan pemantauan
sebanyak 1.000 rumah tangga dilakukan pemantauan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat dengan hasil pemantauan didapatkan presentase rumah
tangga yang ber-PHBS 29%. Terjadi penurunan yang cukup signifikan
pada Tahun 2017 baik dari jumlah Rumah Tangga yang dipantau dan
persentase yang ber-PHBS. Jika dibandingkan dengan pencapaian tahun
lalu, tahun 2018 mengalami peningkatan sebanyak 3.275 rumah yang
berPHBS. Tahun 2019 sebanyak 3.485 rumah Tangga yang ber PHBS.
Berikut gambaran capaian PHBS kurun waktu 3 tahun terakhir.
Grafik 45
Perkembangan Pencapaian Rumah Tangga ber-PHBS
di Kecamatan Pomalaa Tahun 2017–2019
4000

3485
3500 3275

3000

2500

2000

1500

1000
1000

500

0
2017 2018 2019

RT PHBS

Sumber Data : Programer Promkes Puskesmas Pomalaa

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 52


Grafik 46
Pencapaian Rumah Tangga ber-PHBS
di Kecamatan Pomalaa
Tahun 2019

900
789
800
690
700
600
500
400 400
400 345
300 235
195
200 145 120
50 86
100 31
-

TAHUN 2019

Sumber Data : Programer Promkes Puskesmas Pomalaa

5. Pelayanan Pengobatan
Pelayanan pengobatan merupakan upaya kesehatan perorangan atau individu
yang dilaksanakan di tingkat Puskesmas melalui pelayanan rawat jalan. Upaya
pelayanan pengobatan dilakukan oleh Puskesmas Pomalaa yang dukung
Fasyankes lain seperti Pustu, Poskesdes dan Polindes yang tersebar di 12
Desa / Kelurahanse-Kecamatan Pomalaa.
Grafik 47
Pola 10 penyakit Terbesar Di Puskesmas Pomalaa
2,500
2,249
Tahun
2,000 2019
1,500
1,165
987
1,000
612
505
500 351 404 316
297
176
-

SumberLaporan
Sumber: Lap. LBLB1
1

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 53


Sumber Data : Bagian Kefarmasian Puskesmas Pomalaa

Berdasarkan grafik di atas yang merupakan hasil rekapitulasi laporan


kunjungan di Puskesmas dan Jaringannya untuk pola 10 penyakit terbesar di
Puskesmas Pomalaa Tahun 2018, jenis penyakit yang paling banyak diderita
oleh masyarakat yaitu ISPA yaitu sebanyak 1.586 kasus. Sedangkan untuk
jumlah kunjungan baik rawat jalan dan rawat inap berdasarkan jenis Sarana
pelayanan kesehatan tahun 2019 dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
Grafik 48
Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Di Sarana Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tahun 2019
900 809
800
700 592
600 527 508 513
483
500 422 433
400 336
300 263
200
100 - -
-

Rawat Jalan

Sumber Data : Fasilitas PelayananKesehatan

Grafik diatas,menggambarkan bahwa kunjungan rawat jalan di Puskesmas


Pomalaa masih cukup tinggi yang seharusnya kunjungan ini bisa ditangani di
Sarana Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (Puskesmas).
Grafik 49
Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Di Poli Pelayanan Puskesmas
Pomalaa Tahun 2019

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 54


14,000 13,264

12,000

10,000

8,000

6,000

4,000

2,000 1,607
1,243
905

-
POLI UMUM POLI GIGI POLI KIA UGD

JML KUNJUNGAN

Sumber Data: Poli Pelayanan Puskesmas Pomalaa

Grafik 50
Jumlah Kunjungan Pasien Umum Dan BPJS Di Puskesmas Pomalaa
Tahun 2019
10,000
9,000
8,000
7,000 6,469
6,000
5,000
8,660
4,000
3,000
1,885
2,000
1,000
0
UMUM BPJS GRATIS

JML PASIEN

Sumber Data: Poli Pelayanan Puskesmas Pomalaa

B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG


a. Pelayanan Kesehatan Rujukan
Adalah pelayanan kesehatan lanjutan secara berjenjang dari Puskesmas Non
Rawat Inap ke - Puskesmas Rawat Inap / PONED, apabila tidak dapat
ditangani dilanjutkan ke RS Kabupaten dan selanjutnya ke RS Propinsi sampai
ke tingkat regional.

Grafik 51
Jumlah Pasien Rujukan Dari Puskesmas Pomalaa Menuju
RS.BLUD Kolaka Tahun 2019

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 55


1,400
1222
1,200 1120

1,000

800

600

400

200
102

-
TOTAL UMUM BPJS

JML RUJUKAN

Sumber Data : Poli Pelayanan Puskesmas Pomalaa


Grafik diatas menggambarkan bahwa jumlah pasien rujukan dari Puskesmas
Pomalaa sebanyak 1.222 orang dan yang tertinggi adalah pasien BPJS
sebanyak 1.120 orang dan pasien umum yang dirujuk sebanyak 102 orang.
Grafik 52
Jumlah Pasien Rujukan Berdasarkan Jenis Kelamin
Di Puskesmas Pomalaa Tahun 2019
800
713
700

600
533
500

400

300

200

100

0
LAKI - LAKI PEREMPUAN

JENIS KELAMIN

Sumber Data : Pemegang Laporan Kunjungan Puskesmas Pomalaa


Berdasarkan Grafik diatas, menggambarkan bahwa pasien rujukan berdasarkan
jenis kelamin terbesar adalah perempuan sebanyak 713 orang sedangkan laki –
laki sebanyak 533 orang.
b. Pelayanan Kesehatan Penunjang
Pemeriksaan penunjang laboratorium di Puskesmas masih terbatas pada
pemeriksaan laboratorium sederhana seperti pemeriksaan HB, protein urine
dan tes golongan darah bagi ibu hamil,pemeriksaan gula darah, kolesterol dan
asam urat bagi penduduk berisiko, serta pemeriksaan laboratorium untuk
program penyakit menular tertentu seperti pemeriksaan sputum program TB,

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 56


malaria dan tes golongan darah bagi calon jemaah haji.Ini dikarenakan
keterbatasan tenaga dan sarana prasarana penunjang laboratorium puskesmas.
c. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Dalamrangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, maka pemerintah
telah melakukan berbagai cara pembiayaan kesehatan baik yang bersumber
dana Pusat melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola
oleh BPJS Kesehatan.

C. KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR


Untuk meningkatkan kualitas lingkungan yang lebih baik, ada beberapa indikator
penting penyehatan lingkungan pemukimanyang dapat dikemukakan yaitu :
1. Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan,
yaitu bangunan yang memiliki sarana sanitasi dasar antara lain: jamban yang
sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air
limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan
lantai rumah tidak terbuat dari tanah.
Grafik dibawah menggambarkan bahwa berdasarkan rekapitulasi laporan
puskesmas hasil kegiatan Program Kesehatan Lingkungan diperoleh gambaran
bahwa dari 6.300 Rumah yang dibina pada tahun 2019, terdapat 3.485 rumah
dengan kondisi sehat sedangkan kondisi rumah yang kurang sehat sebanyak
2.815 rumah.
Grafik 53
Cakupan Rumah Tangga berPHBS
Di Kecamatan Pomalaa
Tahun 2019

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 57


7000
6300
5935
6000
5520

5000

4000
3485
3275
3000
2500

2000

1000

0
2017 2018 2019

Jumrah Rumah Ber PHBS

Sumber Data : Programer Kesling Puskesmas Pomalaa


Berikut data gambaran kondisi rumah sehat di Kecamatan Pomalaa Tahun 2017
yang memenuhi syarat rumah sehat dari total rumah 5.520 didapatkan rumah
memenuhi syarat sehat sebanyak 2500 dan yang tidak memenuhi syarat sehat
sebanyak 3.020 rumah. Sedangkan pada tahun 2018 yang memenuhi syarat
rumah sehat dari total rumah 5.938 didapatkan rumah memenuhi syarat
sebanyak 3019 dan yang tidak memenuhi syarat sebanyak 1203. Pada tahun
2019 yang memenuhi syarat sehat dari total rumah 5959 didapatkan rumah
memenuhi syarat sebanyak 2590 dan yang tidak memenuhi syarat sebanyak
1006.
Grafik 54
Keadaan Rumah Sehat Di Kecamatan Pomalaa
Tahun 2017-2019

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 58


7,000

6,000

5,000

4,000
3020
3,000 5,938 5,959
5,520
2,000
3,019 1203 1006
2,500 2,590
1,000

-
1 2 3

TOTAL MEMENUHI SYARAT TDK MEMENUHI SYARAT


Sumber Data : Programer Kesling Puskesmas Pomalaa

2. Sarana Sanitasi Dasar


Kepemilikan sarana sanitasi dasar yang dimiliki oleh keluarga meliputi
persediaan air bersih (PAB) dan Jamban keluarga. Adapun kondisi Kepemilikan
sarana penyehatan lingkungan pemukiman berdasarkan jumlah Kepala Keluarga
(KK) di Kecamatan Pomalaa tahun 2019 yang memiliki akses air bersih sudah
mencapai 99,9% dari total penduduk 35.334 jiwa, seperti terlihat pada grafik
berikut :

Grafik 55
Proporsi Penduduk/KK Memiliki Akses Air Bersih/Air Minum
di Kecamatan PomalaaTahun 2019

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 59


40,000
35,334
35,000 32,012
30,000
25,000
20,000
15,000
10,000
5,000
322
-
Total Penduduk Tdk Memiliki Akses Air Bersih Memiliki Akses Air Bersih

2019

Sumber Data : Programer Kesling Puskesmas Pomalaa

Grafik 56
Proporsi Penduduk Memiliki Jamban Sehat
di Kecamatan Pomalaa Tahun 2019
40,000

35,000

30,000

25,000

20,000
35,334
15,000

10,000

5,000
6,316
445
-
Total Penduduk Tidak Memilki Jamban Sehat Memiliki Jamban Sehat

2019

Sumber Data : Programer Kesling Puskesmas Pomalaa

Grafik 56 di atas menunjukkan bahwa pada Tahun 2019 jumlah Penduduk


Pomalaa yang diperiksa dan memiliki jamban sehat baru mencapai 6.316 KK
dan tidak memiliki jamban sehat sebanyak 445 KK.
3. Tempat Tempat Umum dan Tempat Pengelolaan Makanan
Tempat Tempat Umum (TTU) dan Tempat Umum Pengolahan Makanan
(TUPM) adalah sarana yang dikunjungi banyak orang dan berpotensi menjadi
tempat persebaran penyakit. adapun TTU yang dilakukan pemantauan adalah
Sarana Pendidikan, Fasilitas pelayanan Kesehatan dan Tempat Ibadah. Adapun
hasil pemantauan kesehatan Tempat Tempat Umum (TTU) Kecamatan Pomalaa
Tahun 2019 adalah sebagai berikut :
Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 60
Tabel 5
Data Hasil Pemeriksaan TTU
Kecamatan Pomalaa Tahun 2019

Memenuhi %
No Jenis TTU Jumlah Diperiksa
Syarat MS
1 Sekolah 33 33 33 100
2 Puskesmas 1 1 1 100
3 Rumah Sakit 1 1 1 100
4 Tempat Ibadah 77 77 77 100
5 Pasar 1 1 0 0
Sumber Data : Programer Kesling Puskesmas Pomalaa

TempatPengolahan Makanan (TPM) adalah sarana yang dikunjungi banyak


orang dan berpotensi menjadi tempat persebaran penyakit. Adapun TPM yang
dilakukan pemantauan adalah Jasa Boga, Rumah Makan/Restoran, Depot Air
Minum dan Makanan Jajanan. adapun hasil pemantaun Kesehatan Tempat
Pengolahan Makanan (TPM) Kecamatan Pomalaa Tahun 2019 adalah sebagai
berikut:
Tabel 6
Data Hasil Pemeriksaan TPM Kecamatan Pomalaa
Tahun 2019
Diperik Memenuhi %
No Jenis TPM Jumlah
sa Syarat MS
1 Rumah makan/ Restorant 0 0 0 0
2 Depot Air Minum 9 8 8 90

3 Makanan Jajanan 103 76 76 74


Jasa Boga 1 1 1 100
Sumber Data : Programer Kesling Puskesmas Pomalaa
4. AksesTerhadap Air Bersih
Sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk di Kecamatan Pomalaa
menjadikan kebutuhan air bersih semakin meningkat.Adapun sumber air di
Kabupaten Kolaka pada umumnya berasal dari mata air, sumur dalam, sumur
gali dan air permukaan. Sistem yang digunakan untuk mensuplai air bersih
melalui perpipaan dan non perpipaan.Untuk pengelolaan pada daerah
pemukiman di perkotaan pada umumnya dikelola PDAM (Perusahaan Daerah

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 61


Air Minum) Kabupaten. Pencapaian KK yang mempunyai dan memanfaatkan
sarana air bersih selama tahun 2019 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7
Jumlah Penduduk Terhadap Akses Air Minum
di Kecamatan Pomalaa Tahun 2019

%
Pendud
Memenu Penduduk
Jumlah uk
No. Jenis Sarana hi dengan
Penduduk Penggu
Syarat Akses Air
na
Bersih
2 SGL dengan Pompa 35.334 6824 6549 96
Sumur Bor Dengan
3 35.334 22856 20384 89
Pompa
4 Perpipaan ( Sanitasi ) 35.334 3713 3713 100

5 Perpipaan PDAM 35.334 752 752 100

SGL 35.334 857 847 99


Perlindungan Mata
35.334 10 10 100
Air
Jumlah 35.334 35.012 32.255 92
Sumber Data : Programer Kesling Puskesmas Pomalaa

BAB V

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 62


SUMBER DAYA KESEHATAN

A. SARANA KESEHATAN
Derajat kesehatan masyarakat suatu wilayah dipengaruhi oleh keberadaan
sarana kesehatan. Adapun sarana kesehatan yang dimaksud dalam pembahasan ini
terdiri dari fasilitas pelayanan kesehatan yaitu : Puskesmas, Pustu, Polindes,
perumahan dinas, Kendaraandan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM);
Adapun secara rinci sarana kesehatan di Kecamatan Pomalaaberdasarkan
pemilik/pengelola pada tahun 2019 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 8
Fasilitas Kesehatan Berdasarkan Pemilik/Pengelola
di Kecamatan PomalaaTahun 2019
PEMKA TNI/
BUM SWAS JUMLA
NO URAIAN B/ POL
N TA H
KOTA RI
1 2 3 4 5 6 7
PUSKESMAS NON
1 1 - - - 1
RAWAT INAP
PUSKESMAS
2 2 - - - 2
PEMBANTU
3 POLINDES 3 - - - 3
4
4 POSKESDES - - - 4
5 APOTEK - - - 6 6
6 TOKO OBAT - - - 1 1
Sumber Data : Programer Kesling Puskesmas Pomalaa

1. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)


Dalam menjalankan fungsinya sebagai pusat pembangunan berwawasan
kesehatan, Puskesmas Pomalaa berkewajiban melaksanakan upaya kesehatan
masyarakat (promotif dan preventif) dan upaya kesehatan perseorangan
(Kuratif dan rehabilitative) tingkat pertama. Upaya kesehatan masyarakat
tingkat pertama terdiri atas upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 63


kesehatan masyarakat pengembangan,meliputi :Upaya Kesehatan Masyarakat
Esensial yaitu:
a. Pelayanan promosi kesehatan;
b. Pelayanan kesehatan lingkungan;
c. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
d. Pelayanan gizi; dan
e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit

2. Puskesmas Pembantu.
Jumlah Puskesmas Pembantu di Wilayah Kecamatan Pomalaa Tahun 2019
tercatat sebanyak 2 unit. Rasio antara jumlah desa dengan Puskesmas
pembantu sebesar 1:1. Angka ini memberi gambaran bahwa setiap puskesmas
pembantu melayani 1 desa/kelurahan. Jika dilihat dari rasio Puskesmas
pembantu terhadap Puskesmas sebesar 1, maka rata-rata Puskesmas
membawahi 2 Puskesmas Pembantu.

3. Polindes dan Poskesdes


Pondok Bersalin Desa (Polindes) didirikan dengan tujuan untuk mendekatkan
dan meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak yang merupakan upaya
yang sangat bermanfaat bagi masyarakat khususnya di wilayah pedesaan yang
masih sangat jauh dari jangkauan pelayanan kesehatan. Selain Polindes, dalam
upaya mendukung pelaksanaan Desa Siaga, terdapat Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes) sebagai bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM)yang juga merupakan sarana kewaspadaan dini terhadap berbagai
resiko dan masalah kesehatan yang dikelola oleh kader/forum masyarakat desa
dengan bimbingan tenaga kesehatan. Di Kecamatan Pomalaa pada tahun 2019
terdapat 3 polindes, 4 poskesdes. Berikut tabel rincian Sarana Poskesdes dan
Polindes di Kecamatan Pomalaa Tahun 2019 :

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 64


Tabel 9
Jumlah Sarana Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
Kecamatan Pomalaa Tahun 2019
UPAYA KESEHATAN
BERSUMBERDAYA MASYARAKAT
DESA/
(UKBM) TOTA
KELURAHAN
POSKESDE POLINDE L
POSBINDU
S S
Desa Oko-Oko - 1 1 2
Desa Sopura - - 1 1
Desa Hakatutobu - 1 1 2
Desa Tambea 1 - 1 2
Kelurahan
- - 1 1
Pomalaa
KelurahanKumoro - - 1 1
Kelurahan Dawi-
1 - 1 2
Dawi
Kelurahan
- 1 1 2
Tonggoni
Desa Totobo - - 1 1
Desa Pelambua 1 - 1 2
Desa Pesouha - - 1 1
Desa Huko-huko 1 - 1 2
Jumlah 4 3 12 19
Sumber : Seksi Sarana & Peralatan Kesehatan

4. Fasilitas Perumahan Dinas


Sarana perumahan terdiri atas rumah Perumahan Dokter 1 unit, Dokter Gigi 1
unit dan perumahan Paramedis 4 unit.
5. Fasilitas Kendaraan
Untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan pada
masyarakat serta peningkatan kinerja petugas, diperlukan adanya sarana
penunjang seperti kendaraan yaitu : Roda empat dan roda dua
Sampai dengan tahun 2019 kendaraan roda empat di Puskesmas Pomalaa
sebanyak 2 unit sedang untuk roda dua sebanyak 10 unit.
6. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
Pembangunan kesehatan untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya juga memerlukan peran masyarakat. Melalui konsep
Upaya KesehatanBersumberdaya Masyarakat (UKBM), masyarakat berperan
serta aktif dalam penyelenggaraan upaya kesehatan. Bentuk UKBM antara lain
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), dan

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 65


RW/desa/kelurahan siaga aktif. RW/Desa/kelurahan Siaga Aktif adalah desa
yang mempunyai Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau UKBM lainnya yang
buka setiap hari dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar,
penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan, surveilans berbasis
masyarakat yang meliputi pemantauan pertumbuhan (gizi), penyakit,
lingkungan dan perilaku sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS).
. Terdapat 3 Desa/kelurahan Siaga Aktif dengan persentase sebesar 25%.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan, Desa/kelurahan Siaga Aktif terbagi
menjadi empat strata, yaitu pratama, madya, purnama, dan mandiri. Untuk di
wilayah Kecamatan Pomalaa Desa/kelurahan Siaga Aktif kategori pratama
tidak ada, kategori madya,Purnama tidak ada sedang mandiri ada 3 Desa.
Poskesdes, yaitu UKBM yang dibentuk di desa untuk mendekatkan pelayanan
kesehatan dasar bagi masyarakat desa sehingga mempermudah akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan utama poskesdes
yaitu pelayanan kesehatan bagi masyarakat desa berupa pelayanan kesehatan
ibu hamil, pelayanan kesehatan ibu menyusui, pelayanan kesehatan anak,
pengamatan dan kewaspadaan dini (surveilans penyakit, surveilans gizi,
surveilans perilaku berisiko, surveilans lingkungan dan masalah kesehatan
lainnya), penanganan kegawatdaruratan kesehatan serta kesiapsiagaan terhadap
bencana. Jumlah poskesdes yang beroperasi pada tahun 2019 sebanyak 4 unit
dan Polindes 3 Unit.
Salah satu UKBM yang memiliki peran signifikan dalam pemberdayaan
masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat adalah
posyandu. Posyandu dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat terutama ibu, bayi dan anak balita Posyandu memiliki 5 program
prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, imunisasi, gizi
serta pencegahan dan penanggulangan diare. Terdapat 20 Posyandu pada tahun
2019 di Kecamatan Pomalaa yakni posyandu Pratama 4 unit, Madya 4 unit,
Purnama 4 unit dan Posyandu Mandiri sebanyak 8 unit.

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 66


Grafik 57
Persentase Posyandu Menurut Strata
di Kecamatan PomalaaTahun 2019
45
40
40

35

30

25
20 20 20
20

15

10 8

5 4 4 4

0
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI

2019 %
Sumber Data : Program Promkes Puskesmas Pomalaa

Untuk mengetahui peningkatan strata posyandu dalam kurun waktu 3 tahun


terakhir, maka dilakukan telaah kemandirian Posyandu dengan
mengelompokkan posyandu kedalam 4 kategori perkembangan yaitu
Posyandu Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri, seperti tergambar pada
grafik berikut :
Grafik 58
Perkembangan Strata Posyandu
di Kecamatan PomalaaTahun 2017– 2019

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 67


9
8 8 8
8
7
6
5
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4
3
2
1
0
TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019

PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI

Sumber Data : Programer Promkes Puskesmas Pomalaa

7. Sarana Kefarmasian dan Alat Kesehatan


Program obat dan perbekalan kesehatan adalah salah satu bagian prioritas dari
upaya pelayanan kesehatan secara paripurna. Upaya tersebut bertujuan untuk :
a. Menjamin ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan obat generik dan obat
esensial yang bermutu bagi masyarakat,
b. Mempromosikan penggunaan obat yang rasional dan obat yang generik,
c. Meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian difarmasi komunitas dan
farmasi klinik serta pelayanan kesehatan dasar, serta;
d. Melindungi masyarakat dari penggunaan alat kesehatan yang tidak
memenuhi persyaratan, mutu dan keamanan.
Ketersediaan obat generik untuk kebutuhan pelayanan pengobatan di
Puskesmas se-Kabupaten Kolaka Tahun 2019 mencapai 94%. Hal ini terjadi
karena proses pengadaan obat generik melalui sistem e-catalog yang ditender
langsung antar pihak LKPP, Menteri Kesehatan, penyedia barang dengan
distributor obat (kontrak payung) sehingga menyebabkan ada beberapa kendala
seperti penyedia/distributor kehabisan stok dan lain-lain yang menyebabkan
pemenuhan obat tidak seluruhnya terlayani.
a. Sarana Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
Salah satu upaya yang dilakukan untuk menjamin mutu obat hingga
diterima konsumen adalah menyediakan sarana penyimpanan obat dan alat
Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 68
kesehatan yang dapat menjaga keamanan secara fisik serta dapat
mempertahankan kualitas obat di samping tenaga pengelola yang terlatih.

b. Ketersediaan Obat dan Vaksin


Di era otonomi daerah, pengelolaan obat merupakan salah satu
kewenangan yang diserahkan ke kabupaten. Untuk mendapatkan
gambaran ketersediaan obat dan vaksin di Kabupaten Kolaka, dilakukan
pemantauan ketersediaan obat dan vaksin. Obat yang dipantau
ketersediaannya merupakan obat indikator yang digunakan untuk
pelayanan kesehatan dasar dan obat yang mendukung pelaksanaan program
kesehatan. Jumlah item obat yang dipantau adalah 144 item obat dan
vaksin yang terdiri dari 135 item obat untuk pelayanan kesehatan dasar dan
9 jenis vaksin untuk imunisasi dasar.

Penggunaan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan juga memantau


pemanfaatan obat generik melalui indikator persentase penggunaan obat
generik di fasilitas pelayanan kesehatan Tingkat Pertama (Puskesmas).
Adapun 10 besar Pemakaian obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan
di Puskesmas PomalaaTahun 2019 dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Grafik 59
10 Besar Pemakaian Obat Generik
Di PuskesmasPomalaa
Tahun 2019

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 69


100,000
87,700
90,000
80,000
70,000
60,000
50,000 43,400
40,000 37,000 36,800 36,000
33,000 32,700
30,000 24,800 24,300 26,200

20,000
10,000
-

2019
Sumber : Seksi Kefarmasian Puskesmas Pomalaa

B. SUMBER DAYA TENAGA


Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Pomalaa tahun 2019 sebanyak 166
orang yang terdiri atas 63 orang Pegawai Negeri Sipil, 8 PTT Daerah 9 Tenaga
Gemari(tenaga Kesehatan Desa), tenaga sukarela 95 dengan jenis ketenagaan
adalah tenaga medis, tenaga paramedis perawatan dan non perawatan.
Adapun jumlah SDM kesehatan dibedakan menurut kategori yaitu :
1. Tenaga medis yang terdiri atas : Dokter umum dan dokter gigi.
Untuk tahun 2019 jumlah tenaga medis sebanyak 4 orang dokter umum dengan
rasio 18.8 per 100.000 penduduk dan dokter gigi sebanyak 1 orang dengan
rasio 12.5 per 100.000 penduduk. Jika dilihat dari target Indonesia sehat dokter
umum 40/100.000 penduduk dan dokter gigi 11/100.000 penduduk, keduanya
belum memenuhi target.
2. Tenaga Paramedis Keperawatan.
Tenaga Paramedis Keperawatan terdiri atas perawat, perawat gigi dan bidan
merupakan salah satu profesi yang sangat berperan aktif dalam menunjang
terlaksananya pelayanan kesehatan yang berkualitas di masyarakat, oleh
karenanya dibutuhkan rasio jumlah tenaga yang sesuai dengan jumlah
penduduk.

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 70


Berdasarkan data yang telah dikumpulkan pada tahun 2019, tercatat jumlah
tenaga secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Tenaga Perawat
Tenaga perawat umum sebanyak 61 orang perawat yang terdari dari 20
PNS, PHTT 4 dan 37 tenaga sukarela dari jumlah tenaga PNS terdapat 14
berpendidikan DIII, 4 orang S1, dan Ners berjumlah 2 orang. Berdasarkan
jumlah tenaga tersebut dapat dihitung rasio tenaga perawat dibandingkan
jumlah penduduk yaitu 2642per 100.000penduduk. Jika dibandingkan
Standar Nasional dimana rasio perawat 117/100.000 penduduk (khusus
strata DIII, S1, dan Ners), ini sudah memenuhi target.
b. Perawat Gigi
Tenaga perawat gigi sebanyak 1 orang. Berdasarkan jumlah tenaga
tersebut dapat dihitung rasio tenaga Perawat Gigi dibandingkan jumlah
penduduk yaitu 18.8 per 100.000 penduduk. Jika dibandingkan Standar
Nasional dimana rasio perawat 10/100.000 penduduk sudah memenuhi
target.
c. Tenaga Bidan
Tenaga bidan di Puskesmas Pomalaa sebanyak 63 bidan yang terdiri dari
15 orang PNS dan 48 orang Tenaga honorer dengan rasio tenaga bidan
dibanding jumlah penduduk 251per 100.000. Jika dibandingkan target
Nasional sudah memenuhi dari target sebesar 117,5/100.000 penduduk.

3. Tenaga Paramedis Non Perawatan


a. Tenaga Gizi
Kesesuaian rasio tenaga gizi dengan jumlah penduduk merupakan
penunjang peningkatan status gizi di masyarakat. Adapun jumlah tenaga
gizi Puskesmas Pomalaa tahun 2019 sebanyak 4 orang, 1 orang tenaga
sukarela dan 3 orang berstatus PNS. Adapun rasio tenaga jika
dibandingkan sebesar 18.8 per 100.000 penduduk dan angka ini sudah
memenuhi target indonesia sehat sebesar 100/100.000 penduduk.

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 71


b. Tenaga Farmasi
Sampaitahun 2019 ini tenaga farmasi di Puskesmas Pomalaa sebanyak 10
orang. 8 berstatus PNS dan 2 orang tenaga suka rela dengan pendidikan
secara rinci adalah Apoteker 2 orang dan tenaga teknis kefarmasian (DIII,
dan S1) sebanyak 8 orang. Adapun rasio tenaga jika dibandingkan jumlah
penduduk sebesar 31 per 100.000 penduduk, angka ini sudah belum
memenuhi target Indonesia Sehat sebesar 100/100.000 penduduk.
c. Tenaga Kesehatan Masyarakat
Tenaga Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Pomalaa tercatat sebanyak 7
(2 orang PNS, 5 orang tenaga sukarela) dengan rasio tenaga Kesehatan
masyarakat dibandingkan jumlah penduduk yaitu 31 per 100.000
penduduk, jumlah ini belum memenuhi target Indonesia sehat sebesar 40
per 100.000 penduduk.
d. Tenaga Sanitarian
Tenaga sanitarian atau kesehatan lingkungan di Puskesmas Pomalaa pada
tahun 2019 berjumlah 4 orang dengan rasio 6.3 per 100.000. Adapun target
Indonesia sehat sebesar 40/100.000 penduduk yang berarti jumlah
tenagasanitarian di Kecamatan Pomalaa masing jauh dari target.
e. Tenaga Keterapian Fisik
Tenaga Keterapian Fisik di Puskesmas Pomalaa Tahun 2019 sebanyak 1
orang yang semuanya merupakan tenaga fisioterapis, dengan rasio 18.8 per
100.000 penduduk. Jika melihat target IS sebesar 40 per 100.000 penduduk,
maka angka ini masih jauh dari target.

Grafik 60
Proporsi Tenaga Kesehatan
Menurut Kategori Jenis Ketenagaan
Di Puskesmas Pomalaa
25
Tahun
20
20
15
2019
15

10
6 6
5 4
3
2 2
1 1 1 1 1
-

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 72

2019
Sumber Data: Puskesmas Pomalaa

C. DISTRIBUSI TENAGA BERDASARKAN UNIT KERJA


Pada tabel 15 di bawah memperlihatkan jumlah masing-masing jenis tenaga yang
bekerja pada masing unit kerja di Puskesmas Pomalaa Tahun 2019.
Tabel 10
TenagaPuskesmas Pomalaa
Berdasarkan Unit Kerja
Tahun 2019

NO
JENIS TENAGA PNS PHTT Sukarela TOTAL
.
1 Dokter Umum 4 1 - 5
2 Dokter Gigi 1 - - 1
3 Apoteker 2 - - 2
4 Bidan 15 3 45 63
5 Perawat 20 4 37 61
6 Perawat Gigi 1 - - 1
7 Farmasi 6 - 2 8
8 Kesmas & Kesling 6 - 7 13
9 Gizi 3 - 1 4
10 Keterapian Fisik 1 - - 1
11 Analis Kesehatan dan Kimia 2 - 1 3
10 SPPH 1 - - 1
11 Tenaga Non Kesehatan 1 - 2 3
JUMLAH 63 8 95 166
Sumber : Puskesmas Pomalaa
D. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Alokasi anggaran kesehatan yang dikelola oleh Puskesmas Pomalaa pada tahun 2019
sebesar Rp. 1.878.811.000,- yang terdiri dari anggaran BOK sebesar Rp.
707.390.000,- anggaran BPJS sebesar Rp. 1062.899.000,- dan anggaran
Operasional/PAD sebesar Rp. 108.522.000,- dengan realisasi sebesar Rp.
1.878.811.000,- Pada Tahun 2017 penerimaan alokasi sebesar Rp. 1.374.454.991,-
yang terdiri dari anggaran BOK sebesar Rp. 387.603.000,- anggaran BPJS sebesar Rp.
903.927.360,- dan anggaran Operasional sebesar Rp.82.924.631,- dengan realisasi
sebesar Rp. 1.387.214.551,- , dan pada tahun 2018 sebesar Rp. 1.749.233.314,- yang

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 73


terdiri dari anggaran BOK 585.491.114,- anggaran BPJS sebesar Rp. 1.056.171.600,-
dan anggaran operasional/PAD Rp. 106.600.510,- .
Grafik 61
Gambaran Anggaran Puskesmas Pomalaa
Berdasarkan Alokasi Tahun 2017– 2019

1,200,000,000
1,056,171,600 1,061,899,000
1,000,000,000
903,927,360

800,000,000
707,390,000

585,491,114
600,000,000

387,603,000
400,000,000

200,000,000
82,924,631 106,600,510 108,522,000

-
2017 2018 2019

BOK BPJS OPERASIONAL/PAD


Sumber : Bendahara Puskesmas Pomalaa

Grafik 62
Gambaran Realisasi Anggaran Puskesmas Pomalaa
Berdasarkan Alokasi Tahun 2019

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 74


1,200,000,000
1,062,899,000

1,000,000,000

800,000,000
707,390,000 707,390,000

600,000,000
1,062,899,000

400,000,000

200,000,000
108,522,000 96,106,000

0
BPJS BOK PAD

JML TERIMA REALISASI


Sumber : Bendahara Puskesmas Pomalaa

E. SARANA INFORMASI KESEHATAN


Adapun Sarana Informasi yang dimiliki Puskesmas Pomalaa dalam mengelola
Data dan Informasi Kesehatan ditingkat Kecamatan dalam hal ini fasilitas jaringan
internet 1 (satu) saluran antara lain : Jaringan Telkom Indi home (Speedy dan
untuk sarana sistem informasi puskesmas yang tidak mendapatkan bantuan
jaringan dari bapersikom puskesmas menggunakan paket data telkomsel dan
operator lainnya untuk kepentingan pencatatan dan pelaporan online utamanya
laporan kunjungan pasien P-Care BPJS.

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 75


BAB VI
PENUTUP

Kondisi kesehatan masyarakat Kecamatan Pomalaa pada umumnya telah


mengalami peningkatan baik dari segi ekonomi maupun kesehatan. Peningkatan di
bidang kesehatan dapat disimpulkan dari beberapa indikator yang ada. Angka
Kematian Ibu (AKI) berhasil ditekan dimana kejadian AKI tahun 2018 tidak ada. Pada
tahun 2019 Angka Kematian Ibu (AKI) sebanyak 1 orang. Cakupan Pelayanan
kesehatan ibu hamil untuk kunjungan K1 mencapai 107% sedangkan pencapaian
pelayanan Kesehatan untuk kunjungan lengkap ( K4 ) sebesar 84%. Pelayanan
persalinan oleh tenaga kesehatan mencapai 99%. Cakupan pemberian Vitamin A dosis
tinggi pada bayi mencapai 74%, pemberian tablet besi pada bumil mencapai 106%
sedangkan pemberian ASI Eksklusif mencapai 46% pada Tahun 2019,Pelayanan
Imunisasi telah mencapai target SPM dengan cakupan 97,2%. Rumah tangga ber
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) juga mengalami peningkatan, pada tahun
2019 cakupan keluarga ber PHBS 55% .
Cakupan Rumah sehat memenuhi syarat sanitasi juga mengalami
peningkatan dari tahun ketahun, dimana tahun 2019 sebesar 55%. Meskipun demikian
masih ada beberapa hal yang masih memerlukan perbaikan dan membutuhkan
perhatian lebih dalam pembangunan kesehatan. Hal-hal dimaksud antara lain :Jumlah
kasus DBD juga mengalami penurunan, dimana kasus DBD dari 37 kasus pada tahun
2017 menjadi 11 kasus di tahun 2018 dan tahun 2019 menjadi 9 kasus. Status gizi
masyarakat juga mengalami penurunan dimana semula tahun 2017 terdapat 4 kasus
gizi buruk yang ditemukan dan ditangani dan pada Tahun 2018 terjadi peningkatan
angka gizi kurang yakni 6 kasus dan pada tahun 2019 terdapat 6 kasus gizi buruk yang
di temukan dan di tangani. Cakupan Desa / Kelurahan uci pada Tahun 2019 rata – rata
mencapai target nasional 100 %.
Beberapa hal yang menjadi faktor penyebab menurunnya capaian indikator
kinerja antara lain adalah besarnya data sasaran program yang sudah ditentukan
dengan menggunakan data proyeksi penduduk untuk tahun 2019. Pencatatan dan
pelaporan pelayanan kesehatan perlu lebih ditingkatkan lagi untuk mendukung capaian

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 76


kinerja. Dengan demikian upaya tindak lanjut kedepan adalah memperbaiki sistem
pencatatan dan pelaporan yang mencakup dari seluruh fasilitas kesehatan. Berbagai
upaya dan inovasi telah kami lakukan untuk mensukseskan setiap program dan
kegiatan pembangunan kesehatan di Kecamatan Pomalaa, namun hasilnya masih
belum maksimal.
Kami sadari bahwa masih banyak hal yang harus diperbaiki dan banyak
potensi yang masih perlu dioptimalkan pemanfaatannya. Untuk itu kami menerima
segala saran dan masukan yang bersifat membangun. Program dan kegiatan yang
belum berhasil mencapai target menjadi dasar pijakan kami. Ucapan terima kasih kami
sampaikan kepada semua pihak yang telah mendukung tersusunnya Profil Kesehatan
Puskesmas Pomalaa Tahun 2019 ini dalam bentuk isi maupun data.

Pomalaa, Maret 2020


Kepala Puskesmas Pomalaa

Dr. Kamrullah
Pembina Gol. IV/a
NIP. 19750703 200604 2 020

Hj. SYAMSIAH NUR, SKM “Profil Puskesmas Pomalaa 2019” 77

Anda mungkin juga menyukai