Oleh:
Muh Al Fhikran Lakidende
K1A1 15 083
Pembimbing:
dr. I Putu Sudayasa, M.Kes.
Fakultas : Kedokteran
Telah menyelesaikan tugas referat puskesmas yang berjudul “Analisis Masalah Upaya
Kesehatan Masayarakat (UKM) Esensial Puskesmas Lepo-Lepo pada Januari-
Juni 2020” dalam rangka kepaniteraan klinik pada Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan Referat
yang berjudul “Analisis Masalah Upaya Kesehatan Masayarakat (UKM) Esensial
Puskesmas Lepo-Lepo pada Januari-Juni 2020” dengan baik. Penulisan referat ini
untuk melengkapi tugas kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan
Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan referat ini banyak hambatan dan
tantangan didapatkan, namun atas bantuan dari berbagai pihak yang memberikan
bimbingan, motivasi, dan disertai kemauan yang kuat sehingga penulis dapat mengatasi
semua itu. Oleh karena itu, penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada dr. I Putu
Sudayasa, M. Kes. sebagai pembimbing atas segala bimbingan dan arahannya sehingga
berbagai masalah dan kendala dalam proses penyusunan referat ini dapat teratasi dan
terselesaikan dengan baik.
Penulis berharap semoga referat ini dapat bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan para pembaca pada umunya serta dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya. Atas segala bantuan dan perhatian baik berupa tenaga, pikiran dan materi
pada semua pihak yang terlibat dalam menyelesaikan referat ini penulis mengucapkan
terima kasih.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................2
A. Puskesmas..................................................................................................4
B. Sosio-Geografis........................................................................................30
E. PEARL Faktor..........................................................................................80
I. Pengambilan Keputusan...........................................................................87
BAB VI PENUTUP
A. Simpulan..................................................................................................92
B. Saran.........................................................................................................92
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................93
LAMPIRAN.......................................................................................................94
v
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Tabel Halaman
Tabel 1 Contoh Tabel Identifikasi Masalah 17
Tabel 2 Contoh Matriks Pemecahan Masalah dengan Metode
18
USG
Tabel 3 Contoh Matriks Penilaian Prioritas Total 21
Tabel 4 Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS) 24
Tabel 5 Matriks Faktor Strategi Internal 24
Tabel 6 Contoh Tabel Pemecahan Masalah 25
Tabel 7 Distribusi Penduduk Per Kelurahan tahun 2019 33
Tabel 8 Jumlah Penduduk menurut jenis kelamin 34
Tabel 9 Sarana Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas 35
Tabel 10 Sarana Tempat Ibadah di Wilayah Kerja Puskesmas 36
Tabel 11 Sarana Air Bersih yang dilakukan Inspeksi Sanitasi 38
vi
No. Tabel Judul Tabel Halaman
Tabel 26 Besar Masalah terhadap Pencapaian Program 71
Tabel 27 Penilaian kegawatan masalah (Nilai 1-5) 74
Tabel 28 Kegawatan masalah 74
Tabel 29 Kemudahan Penanggulangan Masalah 77
Tabel 30 Kriteria PEARL faktor 80
Tabel 31 PEARL factor 80
Tabel 32 Nilai prioritas masalah 83
Tabel 33 Analisis kemungkinan penyebab masalah ISPA 85
Tabel 34 Tabel Paired Comparison 87
Tabel 35 Tabel Kumulatif 88
Tabel 36 Kriteria mutlak untuk pelaksanaan RUK 89
Tabel 37 Plan Of Action (Poa) 90
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUA
N
A. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat atau dapat disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya. Melalui program dan kegiatannya, puskesmas
berperan serta mewujudkan keberhasilan pembangunan kesehatan Indonesia
(Permenkes No.75, 2014).
Suatu upaya yang dapat dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan akses
pelayanan kesehatan yang berkualitas adalah dengan meningkatkan akses terhadap
pelayanan kesehatan dasar. Sebagai institusi yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan di tingkat primer, puskesmas mengambil peran penting, dalam hal ini
puskesmas bertanggung jawab dalam hal pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya. Kondisi bangunan puskesmas dan sarananya, jaringan puskesmas, dan
tenaga di puskesmas sangat penting diketahui untuk meningkatkan kinerja
puskesmas. Semua digunakan sebagai masukkan dalam hal mengambil keputusan
berkaitan dengan proses manajemen pembangunan puskesmas disetiap jenjang
administrasi kesehatan (Kementrian Kesehatan RI, 2016).
Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pembangunan nasional karena menyentuh hampir disemua aspek kehidupan.
Pembangunan sangat terkait dan dipengarui oleh aspek demografi/kependudukan,
keadaan dan pertumbuhan ekonomi perkembangan lingkungan fisik dan biologis.
Keberhasilan pembangunan kesehatan dapat dilihat dari beberapa indikator yang
digunakan untuk memantau perkembangan derajat kesehatan seperti angka
kesakitan serta kematian ibu dan bayi.
Sistem informasi kesehatan merupakan suatu tatanan yang mencakup
komponen masukan (input) yang berpa data tentang kesehatan dan yang terkait,
komponen proses dan komponen keluaran (output). Informasi kesehatan dan yang
terkait digunakan sebagai bahan dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan
1
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui analisis masalah, prioritas penyebab, dan alternatif pemecahan
masalah pencapaian upaya kesehatan masyarakat (UKM) esensial Puskesmas
Lepo-Lepo pada Januari-Juni tahun 2020.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pencapaian program pelayanan promosi kesehatan
Januari-Juni tahun 2019 di Puskesmas Lepo Lepo
b. Untuk mengetahui pencapaian program pelayanan kesehatan lingkungan
tahun 2019 di Puskesmas Lepo Lepo
c. Untuk mengetahui pencapaian program pelayanan kesehatan ibu, anak, dan
keluarga berencana tahun 2019 di Puskesmas Lepo Lepo
d. Untuk mengetahui pencapaian program pelayanan gizi tahun 2019 di
Puskesmas Lepo Lepo
e. Untuk mengetahui pencapaian program pelayanan pencegahan dan
pengendalian penyakit tahun 2019 di Puskesmas Lepo Lepo
f. Untuk membuat Rencana Usulan Kegiatan (RUK) bagi program yang tidak
mencapai target
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Puskesmas
1. Pengertian Puskesmas
Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif di wilayah kerjanya (Permenkes RI Nomor 43, 2019).
2. Tujuan Puskesmas
Menurut Permenkes RI No. 43 tahun 2019 tentang puskesmas,
pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk
mewujudkan wilayah kerja Puskesmas yang sehat, dengan masyarakat yang:
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat
b. Mampu menjangkau Pelayanan Kesehatan bermutu
c. Hidup dalam lingkungan sehat; dan
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas
sebagaimana dimaksudkan adalah dalam rangka mewujudkan kecamatan sehat.
Kecamatan sehat sebagaimana dimaksud dilaksanakan untuk mencapai
kabupaten/kota sehat (Permenkes RI Nomor 43, 2019).
4
5
b. Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya.
c. Kemandirian Masyarakat
Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
d. Ketersediaan Akses Pelayanan Kesehatan
Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan
terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa
membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya, dan kepercayaan.
e. Teknologi Tepat Guna
Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan
teknologi yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan,
dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.
f. Keterpaduan dan Kesinambungan
Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan
UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem
Rujukan yang didukung dengan manajemen Puskesmas (Permenkes RI
Nomor 43, 2019).
4. Tugas Puskesmas
a. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
b. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan sebagaimana dimaksud,
Puskesmas mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan
pendekatan keluarga
c. Pendekatan keluarga sebagaimana dimaksud adalah salah satu cara
Puskesmas mengintegrasikan program untuk meningkatkan jangkauan
sasaran dan mendekatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya
dengan mendatangi keluarga (Permenkes RI Nomor 43, 2019).
5. Fungsi Puskesmas
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Permenkes
RI No.43, 2019 tentang Puskesmas, Puskesmas memiliki fungsi :
a. Menyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya
6. Wewenang Puskesmas
Berdasarkan Permenkes RI No. 43 tahun 2019 tentang Puskesmas,
dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan fungsi UKM tingkat pertama di
wilayah kerjanya, Puskesmas berwenang untuk:
a. Menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan hasil analisis masalah
kesehatan masyarakat dan kebutuhan pelayanan yang diperlukan
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerja sama dengan pimpinan wilayah dan sektor lain terkait
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap institusi, jaringan pelayanan
Puskesmas dan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
f. Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber
daya manusia Puskesmas
g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
h. Memberikan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada keluarga,
kelompok, dan masyarakat dengan mempertimbangkan faktor biologis,
psikologis, sosial, budaya, dan spiritual
i. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu,
dan cakupan Pelayanan Kesehatan
j. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat kepada
dinas kesehatan daerah kabupaten/kota, melaksanakan sistem kewaspadaan
dini, dan respon penanggulangan penyakit
k. Melaksanakan kegiatan pendekatan keluarga
l. Melakukan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat
pertama dan rumah sakit di wilayah kerjanya, melalui pengoordinasian
sumber daya kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.
c. Azaz Keterpaduan
Azas penyelenggaraan puksesmas yang ketiga adalah keterpaduan.
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang
optimal, penyelenggaraan setiap upaya puskesmas harus diselenggarakan
secara terpadu, jika mungkin sejak dari tahap perencanaan. Ada dua macam
keterpaduan yang perlu diperhatikan, yakni (Kepmenkes RI Nomor 128,
2004):
d. Azaz Rujukan
Azas penyelenggaraan puskesmas yang keempat adalah rujukan.
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang
dimiliki oleh puskesmas terbatas. Untuk membantu puskesmas
menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk
meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap upaya puskesmas
(wajib, pengembangan dan inovasi) harus ditopang oleh azas rujukan
(Kepmenkes RI Nomor 128, 2004). Rujukan adalah pelimpahan wewenang
dan tanggungjawab atas kasus penyakit atau masalah kesehatan yang
diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam arti satu
strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan
lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar sarana pelayanan
kesehatan yang sama (Kepmenkes RI Nomor 128,
2004).
Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh
puskesmas ada dua macam rujukan yang dikenal, yakni (Kepmenkes RI
Nomor 128, 2004):
1) Rujukan upaya kesehatan perorangan
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus
penyakit. Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi satu
kasus penyakit tertentu, maka puskesmas tersebut wajib merujuknya ke
sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik horizontal maupun
vertikal). Sebaliknya pasien paska rawat inap yang hanya memerlukan
rawat jalan sederhana, dirujuk ke puskesmas.
Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam :
a) Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan
medik (biasanya operasi) dan lain-lain
b) Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lebih lengkap
c) Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang
lebih kompeten untuk melakukan bimbingan kepada tenaga
puskesmas dan ataupun menyelenggarakan pelayanan medik di
puskesmas.
2) Rujukan upaya kesehatan masyarakat
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah
masalah kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa,
pencemaran lingkungan, dan bencana.
Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila
satu puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat wajib dan pengembangan, padahal upaya kesehatan
masyarakat tersebut telah menjadi kebutuhan masyarakat.
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi masalah
kesehatan masyarakat, maka puskesmas tersebut wajib merujuknya ke
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Rujukan upaya kesehatan masyarakat
dibedakan atas tiga macam :
a) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan
fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat
audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan-bahan habis pakai dan
bahan makanan.
b) Rujukan tenaga antara lain dukungan tenaga ahli untuk penyelidikan
kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan,
penanggulangan gangguan kesehatan karena bencana alam.
c) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya masalah
kesehatan masyarakat dan tanggungjawab penyelesaian masalah
kesehatan masyarakat dan atau penyelenggaraan upaya kesehatan
masyarakat (antara lain Upaya Kesehatan Sekolah, Upaya Kesehatan
Kerja, Upaya Kesehatan Jiwa, pemeriksaan contoh air bersih) kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Rujukan operasional
diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu. Secara skematis
pelaksanaan azas rujukan dapat digambarkan sebagai berikut :
b. Analisis Data
Beberapa metode analisis data yang dapat dilaksanakan di Puskesmas
adalah sebagai berikut:
1) Analisis Deskriptif
Menggambarkan/menjelaskan data yang terdapat dalam tabel
sesuai karakteristik data yang ditampilkan, termasuk nilai rata-rata, nilai
minimal dan maksimal, serta nilai kuartil. Misalnya nilai rata-rata
cakupan imunisasi bayi, kisaran nilai maksimal dan minimal cakupan
imunisasi bayi (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
44 Tahun 2016).
2) Analisis Komparatif
Menjelaskan data dengan membandingkan karakteristik data
wilayah yang satu dengan wilayah lainnya atau membandingkan dengan
target/standar tertentu, antar jenis kelamin, antar kelompok umur, antar
sumber data. Secara khusus, dengan tersedianya data kesehatan yang
terpilah menurut jenis kelamin, dapat dikomparasikan derajat kesehatan,
upaya kesehatan, dan sumber daya kesehatan antara laki-laki dan
perempuan. Misalnya perbandingan prevalensi gizi buruk pada balita
laki- laki dan perempuan (Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 44 Tahun 2016).
3) Analisis Hubungan Dalam Program dan Antar Program
Analisis hubungan dalam program dan antar program adalah
analisis yang menjelaskan hubungan/keterkaitan variabel dalam dan atau
antar program yang secara logika memiliki hubungan. Analisis
Hubungan Dalam Program misalnya cakupan K1, K4, Persalinan Normal
(PN) dan KN. Analisis Hubungan Antar Program misalnya KIA dengan
Imunisasi (cakupan TT 2-5 dengan cakupan K4 dan temuan TN; cakupan
KN1 dengan cakupan HB0) (Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 44 Tahun 2016).
2. Identifikasi Masalah
Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Identifikasi
masalah dilaksanakan dengan membuat daftar masalah yang dikelompokkan
menurut jenis upaya, target, pencapaian, dan masalah yang ditemukan. Masalah
dirumuskan berdasarkan prinsip 5W1H (What, Who, When, Where, Why and
How/Apa masalahnya, siapa yang terkena masalahnya, kapan masalah itu
terjadi, dimana masalah itu terjadi, kenapa dan bagaimana masalah itu terjadi)
(Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016).
Tabel 1. Contoh tabel identifikasi masalah
No. Upaya Target Pencapaian Masalah
1 UKM Esensial
a…….
b. …..
2 UKM Pengembangan
3 UKP
a. Metode USG
Urgency, Seriousness, Growth (USG) adalah salah satu alat untuk
menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya dengan
menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu dengan
menentukan skala nilai 1–5 atau 1–10. Isu yang memiliki total skor tertinggi
merupakan isu prioritas (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2016).
Tabel 2. Contoh matriks pemecahan masalah dengan metode USG
No. Masalah U S G Total
1 Masalah A 5 3 3 11
2 Masalah B 4 4 4 12
3 Masalah C 3 5 5 13
Keterangan: berdasarkan skala likert 1-5 (5 = sangat besar, 4 = besar, 3 =
sedang, 2 = kecil, 1 = sangat kecil). Atas dasar contoh tersebut maka isu
yang merupakan prioritas adalah Isu C.
b. Metode Delbeque dan Delphi
Metode Delbeque adalah metoda kualitatif dimana prioritas masalah
penyakit ditentukan secara kualitatif oleh panelexpert. Caranya sekelompok
pakar diberi informasi tentang masalah penyakit yang perlu ditetapkan
prioritasnya termasuk data kuantitatif yang ada untuk masing-masing
penyakit tersebut. Para expert kemudian menuliskan urutan prioritas
masalah dalam kertas tertutup. Kemudian dilakukan semacam perhitungan
suara. Hasil perhitungan ini disampaikan kembali kepada para expert dan
setelah itu dilakukan penilaian ulang oleh para expert dengan cara yang
sama (Symond, 2013).
Metode lain yang mirip dengan Delbeque adalah metode Delphi.
Dalam metode Delphi sejumlah pakar (panelexpert) melakukan diskusi
terbuka dan mendalam tentang masalah yang dihadapi dan masing-masing
mengajukan pendapatnya tentang masalah yang perlu diberikan prioritas.
Diskusi berlanjut sampai akhirnya dicapai suatu kesepakatan (konsensus)
tentang masalah kesehatan yang menjadi prioritas (Symond, 2013).
c. Metode Hanlon
Penggunaan metode Hanlon dalam penetapan altematif prioritas
jenis intervensi yang akan diiakukan menggunakan 4 kriteria masing-
masing: (1) Kelompok kriteria 1 yaitu besamya masalah (magnitude) (2)
Kelompok kriteria 2 yaitu Tingkat kegawatan masalah
(emergency/seriousness) (3) Kelompok kriteria 3 yaitu kemudahan
penanggulangan masalah (causability)
(4) Kelompok kriteria 4 yaitu dapat atau tidaknya program dilaksanakan
menggunakan istilah PEARL faktor (Symond, 2013).
Metode ini menggunakan pendapat anggota secara curah pendapat
(brainstorming) untuk menentukan nilai dan bobot. Dari masing-masing
kelompok kriteria diperoleh nila dengan jalan melakukan scoring dengan
skala tertentu, kemudian kelompok kriteria tersebut dimasukkan kedalam
formula dan hasil yang didapat makin tinggi nilainya maka itulah prioritas
jenis program yang didahulukan (menjadi prioritas intervensi) (Symond,
2013).
1) Menetapkan Kriteria Kelompok I: Besarnya masalah (magnitude)
Anggota kelompok merumuskan faktor apa saja yang digunakan untuk
menentukan besarnya masalah, misalnya (1) Besarnya persentasi/
prevalensi penduduk yang menderita langsung karena penyakit tersebut
(2) Besarnya pengeluaran biaya yang diperlukan perorang rata-rata
perbulan untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut (3) Besarnya
kerugian yang diderita (Symond, 2013).
2) Menetapkan Kriteria kelompok II: Kegawatan (Emergency/Seriousness)
Langkah ini berbeda dengan langkah pertama dimana banyak
menggunakan data kuantitatif untuk menentukan nilai. Menentukan
tingkat kegawatan lebih bersifat subjektif. Pada langkah ini kelompok
menentukan tingkat kegawatan misalnya dengan melihat faktor-faktor
berikut ini: (a) Tingkat urgensinya (b) Kecenderungannya (c) Tingkat
keganasannya. Berdasarkan 3 faktor ini anggota menentukan nilai
dengan skala 0-10 (Symond, 2013).
3) Menetapkan Kriteria Kelompok III: Kcmudahan Penanggulangan
Masing-masing anggota katakanlah jumlah anggota 6 orang
memberikan nilai antara 1-5 berdasarkan prakiraan kemudahan
penanggulangan masing-masing masalah. Angka 1 berarti bahwa
masalah tersebut sulit ditanggulangi dan angka 5 berarti bahwa masalah
tersebut mudah dipecahkan. Kelompok menentukan kriteria berdasarkan
kemampuan dan tersedianya sumber daya untuk menyelesaikan masalah
tersebut dengan kriteria (Symond, 2013).
l = Sangat Sulit
2 = Sulit
3 = Cukup Sulit/Cukup Mudah
4 = Mudah
5 = Sangat Mudah.
Contoh simulasi hasil konsensus yang dicapai. Pada langkah ini
memberikan nilai rata-rata sebagai berikut:
Masalah A = 3+2+1+4+3+2+4 dibagi 6 = 19/6 = 3,17
Masalah B = 2+2+3+2+2+3+3 dibagi 6 = 17/6 = 2,83
Masalah C = 3+4+5+3+3+5+4 dibagi 6 = 27/6 = 4,5
4) Menetapkan Kriteria kelompok kriteria IV: PEARL Faktor
Kelompok kriteria IV terdiri dari beberapa faktor yang saling
menentukan dapat atau tidaknya suatu program dilaksanakan dan faktor
tersebut meliputi:
P = Kesesuaian (Appropriateness)
E = Secara ekonomi murah (Economic feasibility)
A = Dapat diterima (Acceptability)
R = Tersedia sumber daya (Resources availability)
L = Legalitas terjamin (Legality)
Masing-masing masalah harus diuji dengan faktor PEARL.
Tujuannya adalah untuk menjamin terselenggaranya program dengan
baik. Jawaban hanya dua yaitu ya atau tidak. Jawaban ya nilai 1 dan
jawaban tidak nilainya 0. Dengan cara aklamasi atau voting maka tiap
faktor dapat diperoleh angka 1 atau 0 untuk masing-masing masalah
(Symond, 2013).
Menetapkan Nilai Prioritas Total (NPT) Setelah nilai rata rata
kelompok I, II, III, dan IV ditetapkan maka nilai rata-rata tersebut
dimasukan dalam tabel berikut untuk penetapan skor tertinggi. Skor
tertinggi pada setiap pemecahan masalah akan menjadi prioritas untuk
intervensi program seperti tabel berikut (Symond, 2013).
26
BAB IV
PROFIL PELAYANAN PUSKESMAS
27
28
e. Sumber Pembiayaan
Fungsi pembiayaan usaha pelayanan kesehatan yang dilakukan
pemerintah memiliki pembagian yang terperinci antara pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah. Puskesmas memiliki sumber pembiayaan antara
lain sebagai berikut :
a. Pemerintah pusat, provinsi, kabupaten maupun kota
b. Pendapatan Puskesmas melalui retribusi yang besarnya ditentukan
pemerintah kabupaten atau kota setempat
c. Sumber lain dari BPJS Kesehatan.
Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber pembiayaan pemerintah
datang dari APBD. Selain itu Puskesmas juga menerima pendanaan dari
alokasi APBD provinsi dan APBN (Biaya Operasional Kesehatan/BOK). Dana
BOK dialokasikan untuk pelaksanaan program Upaya Pomotif dan Preventif
yang dilaksanakan oleh puskesmas.
Dana yang disediakan oleh pemerintah dibedakan atas dua macam, yakni
dana anggaran pembangunan yang mencakup dana pembangunan gedung,
pengadaan peralatan serta pengadaan obat, dan dana anggaran rutin yang
mencakup gaji karyawan, pemeliharaan gedung dan peralatan, pembelian
barang habis pakai serta biaya operasional.
Saat ini berkembang berbagai cara pembiayaan kesehatan antara lain
Jamkesda, Kartu Indonesia Sehat, BPJS Ketenagakerjaan yang merupakan
transformasi dari program Jamsostek serta BPJS Kesehatan yang merupakan
peleburan dari Askes dan Jamkesmas. Dana dari JKN dialokasikan untuk
pelaksanaan program upaya kesehatan perorangan di puskesmas.
B. Sosio-Geografis
1. Letak Geografis dan Batas Wilayah
a. Wilayah kerja terdiri dari 4 kelurahan (Lepo-Lepo, Wundudopi, Baruga,
Watubangga) yang merupakan wilayah administratif Kecamatan Baruga
b. Luas wilayah kerja : 13.130 Ha
c. Batas-batas wilayah:
1) Sebelah utara : Kecamatan Wua-Wua dan Kecamatan Kadia
2) Sebelah timur : Kecamatan Poasia
3) Sebelah selatan: Kecamatan Konda (Kabupaten Konawe Selatan)
4) Sebelah barat : Kecamatan Ranomeeto (Kabupaten Konawe Selatan) dan
Kecamatan Mandonga Kota Kendari
d. Keadaan Alam : 80% daratan dan 20% perbukitan
e. Prasarana Transportasi : 85% jalan aspal dan 15% jalan berbatu dan tanah.
Gambar. 2 Peta wilayah kerja Puskesmas Lepo-lepo ( profil Puskesmas
Lepo-Lepo tahun 2019
31
2. Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi yang dimiliki puskesmas Lepo-lepo adalah sebagai berikut
KEPALA PUSKESMAS
dr. Hasmirah
SEKRETARIS
Ahli
KEUANGAN SP2TP
F. Winarsih, A. MG Biwa, S. KM
Irawati B., S. Farm Teguh Adhiyaksa Lutfi
Nudzul Asmawiyah, S. Kep
LOKET PENDAFTARAN
RUANG LABORATORIUM
KIA/KB
PEMERIKSAAN
PENGAMBILAN HASIL
4. Kependudukan/ Demografi
32
33
Chart Title
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
Lepo-lepo Wundudopi Baruga Watubangga Jumlah
1. TK 22
2. SD 13
3. SLB 1
4. SLTP 6
5. SLTA 6
6. Perguruan Tinggi 3
Jumlah 51
No
Jenis Sarana Jumlah
1. Masjid 47
2. Gereja 5
3. Klenteng 0
4. Pura 0
Jumlah 52
Chart Title
60
50
40
30
20
10
0
Masjid Gereja Klenteng Pura Jumlah
JumlahColumn1Column2
Chart Title
1800
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
Lepo-lepo Wundudopi Baruga Watubangga Jumlah
Tabel 12. Jumlah Sarana Air Minum Yang Diambil Sampel di Wilayah UPTD
Puskesmas Lepo-lepo Tahun 2019
No Kelurahan Jumlah Sarana Sarana % Sarana
Air Minum Yang Yang
Yang Diambil Memenuhi Memenuhi
Sampel Syarat Syarat
1 Lepo-lepo 45 37 82
2 Wundudopi 25 25 100
3 Baruga 60 42 70
4 Watubangga 45 32 71
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
Jumlah SAB Yang diambil sampelJml SAB memenuhi syarat% memenuhi syarat
3. Ketersediaan Jamban
Jamban keluarga adalah suatu bangunan yang digunakan untuk
membuang kotoran/tinja manusia. Jamban keluarga yang sehat harus memenuhi
syarat antara lain: tidak mencemari sumber air minum, tertutup (leher angsa)
tidak berbau, mudah dibersihkan, aman digunakan, ada pelindung yang kedap
air, penerangan dan ventilasi cukup, bebas serangga dan tikus serta tersedia air
bersih. Pada tahun 2019 jumlah KK yang mempunyai jamban yang sehat di
wilayah kerja Puskesmas Lepo-lepo sebanyak 5429 (98,2%). Ada beberapa KK
yang belum mempunyai jamban sehat hal ini disebabkan karena mereka
menganggap jamban belum merupakan suatu kebutuhan, selain itu juga masih
luas pekarangan rumah dan kebun mereka sehingga mereka memanfaatkan
kebun
untuk membuang kotoran (buang air besar).
7. Keadaan Perilaku Masyarakat
1. Jaminan Kesehatan Pra Bayar
Dalam upaya meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembiayaan
kesehatan sudah sejak lama dikembangkan berbagai cara untuk memberikan
jaminan kesehatan bagi masyarakat. Saat ini berkembang berbagai cara
pembiayaan kesehatan antara lain Jamkesda, Kartu Indonesia Sehat, BPJS
Ketenagakerjaan yang merupakan transformasi dari program Jamsostek serta
BPJS Kesehatan yang merupakan peleburan dari Askes dan Jamkesmas.
Untuk masyarakat wilayah kota Kendari diberi pelayanan gratis untuk berobat
di rawat jalan dengan menunjukkan kartu identitas diri (KTP/SIM).
Chart Title
14000
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
Lepo-lepo Wundudopi Baruga Watubangga Jumlah
Dari jumlah tersebut yang yang ber PHBS sebanyak 4023 Keluarga dan
yang sehat sebanyak 3079 (59,9%). Ada 10 indikator dalam PHBS Rumah
Tangga yang bila dipenuhiakan mendapat kriteria sehat, namun mayoritas
Rumah Tangga hanya memenuhi beberapa indicator hal ini disebabkan
karena tingkat pengetahuan, kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap
kesehatan
masih kurang, antara lain masih ada yang menganggap jamban bukan
merupakan kebutuhanyang penting sehingga mereka membuang
kotorannyadisembarang tempat seperti di kali atau di kebun sehingga dapat
menularkanpenyakit seperti Diare, Kecacingan dan lain-lain.
Kebiasaan merokok merupakan kebiasaan buruk yang sulit untuk
dihilangkan, dan sebagian rumah yang dilakukan PHBS ada penghuni rumah
yang mempunyai kebiasaan merokok di dalam rumah. Di dalam rokok
terkandung berbagai macam zat kimia berbahaya yang tidak hanya
membahayakan perokok sendiri tapi juga orang lain yang menghisap asap
rokok tersebut oleh karena itu apabila perokok belum bisa menghentikan
kebiasaan merokoknya disarankan agar tidak merokok di dalam rumah agar
asap rokok tidak terhisap penghuni rumah yang lain. Masih banyak kebiasaan
yang dianggap sepele namun mereka kurang menyadari bahwa kebiasaan
tersebut dapat menyebabkan sakit seperti tidak mencuci tangan sebelum
makan.
Perempuan
Anak Balita
Anak Balita
Neonatal
Neonatal
Neonatal
Anak Balita
Balita
Balita
Balita
Bayi
Bayi
Bayi
1 Lepo-lepo 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Wundudopi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Baruga 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Watubangga 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Wundudopi 21 21 0
3 Baruga 42 42 6
4 Watubangga 32 30 3
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
b. Penyakit TB Paru
Penyakit Tb Paru merupakan penyakit yang disebabkan oleh
Bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang menyerang paru-paru.
Kematian akibat TBC umumnya karena gagal pengobatan karena
kurangnya pengertian mengenai TBC, factor ekonomi, pengobatan yang
tidak teratur, adanya penyakit penyerta, serta kebiasaan merokok dan
gizi penderitanya yg kurang. Saat ini, Indonesia menduduki peringkat
ke-5 negara dengan penderita TBC terbesar di dunia.
Pada tahun 2019 jumlah yang terduga TB dan mendapat
pelayanan sebanyak 289 dan yang positif TB terdaftar dan diobati
sebanyak 48 orang. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium
tersebut maka dilakukan pemberian pengobatan secara rutin selama 6
bulan kepada semua pasien BTA (+) yang diawasi oleh pengawas
minum obat/orang terdekat agar penderita teratur/tidak lupa dalam
mengkonsumsi obat tersebut. Setelah dilakukan pengobatan secara rutin
didapat angka kesembuhan sebanyak 20 orang.
c. Penyakit HIV/Aids
Jumlah penderita HIV/Aids dapat digambarkan sebagai fenomena
gunung es, yaitu jumlah yang dilaporkan lebih kecil daripada jumlah
penderita yang sebenarnya. Di Indonesia factor penyebab dan
penyebaran Virus HIV/Aids terbagi menjadi dua kelompok utama yaitu
melalui hubungan seks yang tidak aman dan bergantian jarum suntik
saat penggunaan narkoba.
Meskipun belum ada obat untuk menghilangkan HIV sepenuhnya,
tapi ada obat yang cukup efektif untuk menghambat virus yang merusak
system kekebalan tubuh yang dikenal dengan Antiretroviral (ARV).
Cara terbaik untuk mencegah HIV adalah dengan nelakukan
hubungan seks secara aman/tidak berganti-ganti pasangan dan tidak
menggunakan Narkoba dan tidak berbagi jarum suntik.
Pada tahun 2019jumlah pasien HIV/Aids yang ditangani
Puskesmas Lepo-lepo sebanyak 9 orang yang berasal dari Kelurahan
Lepo-lepo 1 orang, dan dari luar wilayah sebanyak 8 orang.
e. Penyakit Kusta
c. Difteri
1 Lepo-lepo 8 5 13
2 Wundudopi 2 2 4
3 Baruga 14 8 22
4 Watubangga 7 9 16
Jumlah 31 24 55
b. Diabetes Melitus
18 Katarak 84 41 125
20 Gangguan psikotik 36 60 96
Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2500 gr) merupakan salah
satu factor utama yang berpengaruh terhadap kematian Perinatal dan
Neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu BBLR karena Prematur
dan BBLR karena Intrauterine Growth Reterdation (IUGR) yaitu bayi yang
lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang.
Pada tahun 2019 tercatat jumlah kasus BBLR sebanyak 14 bayi.
Faktor yang dapat menyebabkan bayi dengan BBLR tersebut antara lain:
umur dan paritas ibu serta umur kehamilan yang kurang dari batas normal
(9 bulan), ibu hamil tidak rutin memeriksakan kehamilannya serta factor
gizi yang kurang mencukupi.
b. Pemantauan Pertumbuhan Bayi dan Balita
a. Pelayanan Antenatal
8 DPT-HB-Hib 100% 7%
Boster
9 Campak Boster 100% 6%
10 Td 1 100% 55%
11 Td 2 100% 33%
2) Capaian Program KIA
Pencapaian
No Kegiatan Indikator Target (%) (%)
4) Capaian P2
Tabel 21. Capaian P2
Pencapaian
NO Kegiatan Target (%)
(%)
Capaian Promkes
Pencapaian
NO Kegiatan Target (%)
(%)
6) Capaian Kesehatan
Kesling
Pencapaian
NO Kegiatan Target (%)
(%)
prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya
yang tersedia.
5) Laboratorium
Cakupan
Kegiatan Pelayanan
Program KIA
Program Gizi
Program P2
Imunisasi
32 IPV 100 20 80
36 Td 1 100 55 45,00
37 Td 2 100 33 67,00
Program Promkes
Program Kesling
17 Vitamin A x 1,6
Program P2
20 P2 Diare x 8
21 P2 DBD x 3,2
25 P2 Campak x 1,6
26 P2 HIV / Hepatitis x 3,2
Imunisasi
27 HB0 x 4,8
28 BCG x 4,8
31 DPT-HB-Hib3/Polio4 x 4,8
32 IPV x 8
33 Campak x 4,8
36 Td 1 x 4,8
37 Td 2 x 8
Program Promkes
38 Pembinaan PHBS RT x 8
di 4 kelurahan
49 Penyuluhan kelompok x 8
tentang UKM esensial
dan pengembangan
40 Penyuluhan Massal x 1,6
tentang UKM esensial
dan pengembangan
Program Kesling
41 Pengawasan Kualitas x 6,4
Lingkungan
Perumahan
(Pemeriksaan
lingkungan
perumahan,
Kepemilikan
SPAL,Kepemilikan
TPS)
42 Keluarga yang x 8
memiliki akses air
minum berkualitas
43 Keluarga yang x 6,4
menggunakan jamban
sehat
44 Tempat pengolahan x 8
makanan dan
minuman
45 Tempat tempat umum x 8
6 Cakupan PN di Fasyankes 5 5 5 15
7 Cakupan Persalinan Nakes 5 5 4 14
8 Cakupan PN di Non
Fasyankes 5 4 4 13
10 Cakupan Kunjungan
Neonatal Pertama 5 4 4 13
11 Cakupan Kunjungan
Neonatus (KN Lengkap) 4 4 4 12
14 N/S 5 5 4 14
15 Balita ditimbang yang Naik
Berat Badannya (N/D) 5 5 4 14
21 P2 DBD 5 5 5 15
24 P2 Pneumonia Balita 5 5 4 14
25 P2 Campak 5 4 4 13
26 P2 HIV / Hepatitis 5 5 5 15
Imunisasi
27 HB0
5 5 5 15
28 BCG
5 5 5 15
29 DPT-HB-Hib 1/Polio 2
5 5 5 15
30 DPT-HB-Hib2/Polio3
5 5 5 15
31 DPT-HB-Hib3/Polio4
5 5 5 15
32 IPV
5 4 4 13
33 Campak
5 4 5 14
34 DPT-HB-Hib Boster
5 5 4 14
35 Campak Boster
5 4 4 13
36 Td 1
5 5 5 15
37 Td 2 5 5 5 15
Program Promkes
38 Pembinaan PHBS RT di 4
kelurahan 5 4 5 14
49 Penyuluhan kelompok 3 3 5 11
tentang UKM esensial dan
pengembangan
40 Penyuluhan Massal tentang 4 3 5 12
UKM esensial dan
pengembangan
Program Kesling
41 Pengawasan Kualitas
5 4 5 14
Lingkungan Perumahan
(Pemeriksaan lingkungan
perumahan, Kepemilikan
SPAL,Kepemilikan TPS)
42 Keluarga yang memiliki
akses air minum berkualitas 5 4 5 14
43 Keluarga yang 5 4 4 13
menggunakan jamban sehat
44 Tempat pengolahan 5 5 4 14
makanan dan minuman
45 Tempat tempat umum 5 4 4 13
6 Cakupan PN di Fasyankes 3
7 Cakupan Persalinan Nakes 3
8 Cakupan PN di Non Fasyankes 3
9 Cakupan Pelayanan Nifas (KF3) 3
Program Gizi
13 Balita Yang Ditimbang Berat Badannya (D/S) 3
14 N/S 3
15 Balita ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) 3
16 FE3 Ibu Hamil 3
17 Vitamin A 3
18 Asi Eksklusif 3
19 Vitamin A Bufas 3
Program P2
20 P2 Diare 3
21 P2 DBD 3
24 P2 Pneumonia Balita 4
25 P2 Campak 4
26 P2 HIV / Hepatitis 4
Imunisasi
27 HB0 3
28 BCG 3
29 DPT-HB-Hib 1/Polio 2 2
30 DPT-HB-Hib2/Polio3 2
31 DPT-HB-Hib3/Polio4 2
32 IPV 2
33 Campak 2
34 DPT-HB-Hib Boster 3
35 Campak Boster 3
36 Td 1 2
37 Td 2 2
Program Promkes
14 N/S
1 1 1 1 1 1
15 Balita ditimbang yang Naik Berat
Badannya (N/D) 1 1 1 1 1 1
19 Vitamin A Bufas
1 1 1 1 1 1
Program P2
20 P2 Diare
1 1 1 1 1 1
21 P2 DBD
1 1 1 1 1 1
24 P2 Pneumonia Balita 1 1 1 1 1 1
25 P2 Campak 1 1 1 1 1 1
26 P2 HIV / Hepatitis
1 1 1 1 1 1
Imunisasi
27 HB0
1 1 1 1 1 1
28 BCG
1 1 1 1 1 1
29 DPT-HB-Hib 1/Polio 2
1 1 1 1 1 1
30 DPT-HB-Hib2/Polio3
1 1 1 1 1 1
31 DPT-HB-Hib3/Polio4
1 1 1 1 1 1
32 IPV
1 1 1 1 1 1
33 Campak
1 1 1 1 1 1
34 DPT-HB-Hib Boster
1 1 1 1 1 1
35 Campak Boster
1 1 1 1 1 1
36 Td 1
1 1 1 1 1 1
37 Td 2 1 1 1 1 1 1
Program Promkes
38 Pembinaan PHBS RT di 4
kelurahan 1 1 1 1 1 1
Program Kesling
41 Pengawasan Kualitas Lingkungan
Perumahan (Pemeriksaan
lingkungan perumahan, 1 1 1 1 1 1
Kepemilikan SPAL, Kepemilikan
TPS)
42 Keluarga yang memiliki akses air
minum berkualitas 1 1 1 1 1 1
A B C D E F G H I J Total
A A A A E F G A A A
B B B E F G B B J
C D E F G H C J
D E F G H I J
E E E E E E
F G F I J
G G I J
H I J
I J
Total vertikal 0 0 0 1 4 4 5 2 4 7 27
Total horizontal 6 4 1 0 5 1 1 0 0 0 18
Total 6 4 1 1 9 5 6 2 5 7 45
Dari alternatif pemecahan masalah tersebut maka dibuatkan kriteria mutlak yaitu:
Tabel 36. Kriteria mutlak untuk pelaksanaan RUK
Input
Kegiatan Output Keterangan
Man Money Material Method Marketing
Dapat
1 1 1 1 1 1 1
dilakukan
Dapat
2 1 1 1 1 1 1
dilakukan
Dapat
3 1 1 1 1 1 1
dilakukan
Dapat
4 1 1 1 1 1 1
dilakukan
90
Tabel 37. Plan Of Action (Poa) Masalah Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial Puskesmas Lepo Lepo Januari-Juni 2020
Sumber
Rencana Kegiatan Tujuan Sasaran Target Waktu Tempat Personil Biaya
Dana
Melakukan Meningkatkan Masyarakat 100% Bulan Juli Platform Petugas Biaya Pembuatan BOK
penyuluhan tentang pengetahuan wilayah kerja sd. Desember Media kesehatan di Video Edukasi 5
penyakit ISPA tentang bahaya dari Puskesmas 2020 Sosial Puskesmas Menit:
dalam bentuk penyakit ISPA Lepo-Lepo seperti Lepo-Lepo Rp. 200.000
Video Edukasi dan Facebook,
Poster Youtube,
Instagram,
dan
Website
sederhana
Membuat Balkes Meningkatkan Masyarakat 100% Bulan Juli 8 titik di Petugas Biaya Cetak Baliho
(Baliho Kesehatan) kesadaran warga wilayah kerja sd. Desember tiap kesehatan di 2 x 4 Meter:
yang dapat mengenai Puskesmas 2020 Kelurahan Puskesmas Rp. 200.000 x 8 Titik:
ditempatkan di 4 pentingnya Lepo-Lepo Lepo-Lepo Rp. 1.600.000
kelurahan wilayah kesehatan
kerja puskesmas Biaya Kayu Kerangkar
lepo-lepo yang Baliho 2 x 4 Meter
sering di lewati 300.000 x 8 Titik:
oleh warga Rp 2.400.000
Total :
Rp 4.000.000
LAPETU Meningkatkan Seluruh 100% Setiap 3 Puskesmas Petugas Pemateri 1 orang x Rp BOK
(Lokakarya kualitas kinerja petugas di bulan Lepo Lepo kesehatan 500.000 x 2 kali
Peningkatan Mutu) pegawai kesehatan Puskesmas Juli sd. Puskesmas
yang dilakukan di Puskesmas Lepo Lepo Lepo Desember Lepo Lepo Total :
secara daring Lepo 2020 Rp 1.000.000,-
Pemantauan dan Untuk meningkatkan Seluruh 100% Tiap akhir Puskes-mas Kepala Tidak ada Tidak ada
pengawasan kinerja kedisiplinan dan pegawai di bulan Lepo Lepo Puskesmas
pegawai di tanggung jawab pada Puskesmas Lepo Lepo
Puskesmas Lepo pegawai di Lepo Lepo bersama-sama
Lepo secara berkala Puskesmas Lepo baik ASN dengan
Lepo maupun non penanggung
ASN jawab program
Symponi Line Meningkatkan Seluruh 100% Setiap 3 Puskesmas Petugas Pemateri 1 orang x Rp BOK
(Symposium pemahaman terkait warga di bulan Juli sd. Lepo Lepo Kesehatan 150.000.- = Rp
Mini Online) dengan pentingnya wilayah Desember Puskesmas 150.000,- x 2 kali
yang di lakukan pelayanan kerja 2020 Lepo Lepo sosialisasi
secara daring kesehatan pada Puskesmas = Rp 300.000,- x 4
disetiap pasien ISPA. kelurahan
kelurahan = Rp 1.200.000,-
mengenai
pentingnya Total :
pelayanan Rp 1.200.000,-
kesehatan pada
pasien ISPA dan
pneumonia
BAB VI
PENUTU
P
1) Simpulan
1. Adapun yang menjadi prioritas masalah Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Esensial di Puskesmas Lepo Lepo pada tahun 2019, yaitu kejadian Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dari program Pemberantasan Penyakit
Menular (P2M).
2. Prioritas penyebab masalah tersebut adalah
a. Penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat tentang ISPA masih belum
maksimal
d. Masih kurangnya koordinasi petugas puskesmas terkait program yang
dijalankan sehingga program belum sepenuhnya terlaksana dengan baik.
e. Kurangnya penerapan PHBS dalam keluarga dan lingkungan
f. Kurangnya pengetahuan keluarga terhadap dampak yang ditimbulkan rokok
bagi anggota keluarga
g. Kurangnya sosialisasi dan penyuluhan yang disampaikan petugas ke
masyarakat untuk mendukung pemberantasan penyakit ISPA.
3. Alternatif penyelesaian penyebab masalah tersebut adalah:
a. Melakukan penyuluhan tentang penyakit ISPA dalam bentuk Video Edukasi
dan Poster
b. Membuat Balkes (Baliho Kesehatan) yang dapat ditempatkan di 4 kelurahan
wilayah kerja puskesmas Lepo-Lepo yang sering di lewati oleh warga
c. Meningkatkan kualitas kinerja pegawai kesehatan di Puskesmas Lepo Lepo
d. Pemantauan dan pengawasan kinerja pegawai di Puskesmas Lepo Lepo
secara berkala oleh pimpinan pada setiap program Puskesmas
2) Saran
1. Diharapkan laporan ini dapat dijadikan sumber pemahaman kepada masyarakat
dan petugas kesehatan di puskesmas tentang pentingnya untuk mencegah ISPA.
2. Diharapkan laporan ini dapat menjadi solusi manajemen program terbaru untuk
mengatasi masalah ISPA.
3. Diharapkan laporan ini dapat dijadikan sebagai contoh cara menganalisis
masalah di puskesmas dan membuat rencana usulan kegiatan (RUK).
92
DAFTAR PUSTAKA
93
Lampiran 1. Grafik Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Puskesmas Lepo Lepo
99,96
Des :%
91,63
Nov:% Okt :% SEP;% 83,3
Ags ;% Jul :% 74,97
Jun :41.2% 66,64
58,31
Mei :35% 49,98
Apr :31%, Mar:28% Feb:19
41,65% 76 120
52 292
Jan : 8.4 % 33,32 34
24,99
16,66 20
8,33 16
0 7,8 8,9 6 9,8 7,5 8,5
3 4,5
K.LEPO-
K.wtb K.BRG K.WDDP PKM
LEPO 34,6
% kumulatif 45,7 44,1 38,6 3 41,2
% bln ini 16 20 6 7,5 4,5
% bln lalu tren 7,8 8,9 9,8 8,5
% 99,96
% Okt: % Sep; % Ags;% Jul :% 91,63
83,3
0.5% 74,97
34% Apr:26% Mar:22.7% Feb:14.5%
66,64 Jan :4.6 %
58,31
49,98 75
41,65 112 287
41
33,32 50
24,99
16,66
8,33 9,67,8 6,6 8 9,8 6,57,8
0 5 3,86,3
K. LEPO-
k.WTBk.BRGk. WDDP PKM
LEPO 32
% kumulatif 45 41 35,9 3,8 40,5
% bln ini 9,6 6,6 5 6,3 6,5
% bln lalu tren 7,8 8 9,8 7,8
94
95
3. Bumil Resti
99,96
91,63
Okt :% Sept :% Ags% 83,3
74,97
66,64
5% Mei:30.9% Apr : 26% Mar:19% Feb :11.9%
58,31
Jan :3.5 % 49,98
41,65
14
33,32 10 49
24,99 10 16
16,66
8,33
0
Des :%
Nov :% Okt :% Sept :% Ags :% Jul;%99,96
Jun:52 % Mei : 43.7% 91,63
83,3
Apr : 35.1%
Mar :25.7% 74,97
102
66,64
Feb :16.6 % 58,31 354
51 50
Jan :7.8% 49,98
64
41,65
33,32
24,99
16,66
8,33
0
K.WTB K.BRG K.WDDP K.LEPO2 PKM
% kumulatif 64,5 51 50 43,2 52
% bln ini 12,6 4,7 7,2 12,6 16
% bln lalu 17 18 25 14 16,8
tren
5. Cakupan Pelayanan KF 1
99,96
Des :% 91,63
No v :% 83,3
Ok t :% 74,97
Sept :% 66,64 102
354
Ag s :% 58,31
13
Ju l ;% 49,98
55
5 64
Jun;59.1% 41,65
Mei :49.5%
Apr :39.8% 33,32
6. Cakupan Pelayanan KN 1
%
% Okt :% Sept;% Ags:% Jul :%
99,96
9.1% Mei:49.5% Apr :39.8% Mar:29%
91,63 Feb :18.8%
Jan :8.8% 83,3 55 102
74,97
66,64 354
64 133
58,31
49,98
41,65
33,32
24,99
16,66
8,33
0
K.LEPO-
K.Wddp K.WTB K.BARUGA PKM
LEPO
% kumulatif 71 71 52 52 59
% bln ini 12,2 11,2 10,5 11,2 10
% bln lalu 15 10,5 8,9 7,9 9,6
tren
7. Cakupan Pelayanan KN Lengkap
99,96
Des : % 91,63
Nov :% Okt : % Sept:% Ags :%
83,3Jul .
74,97
Jun;35.1% Mei :26.5%
Apr :26.5% 66,64
58,31
Mar :26.5% 49,98 64
Feb :16.2 % 41,65 30
Jan :7.8% 33,32 39
24,99 77
16,66 39
8,33
0
99,96
Des :% 91,63
83,3 9
Nov :% Okt :% Sept;4% Ags :9%
Jul :9% 74,97
Jun 48 %: 66,64 11
Mei 46% 58,31
11
April :37%
Mar :27,% Feb:16.8% Jan: 49,98
7.8% 43
41,65
33,32 12
24,99
16,66
8,33
0
K.wddp K.lepo2 K.WTB K.BRG PKM
% kumulatif 75 61 52 31 48
% bln ini 0 0 6 2 22
% bln lalu 16 11 9 5 8
tren
9. Cakupan Pelayanan Bayi 29 hari – 11 bulan
99,96
91,63
33,32
24,99
16,66
8,33
0
K . Wddp k. WTB k. LEPO2 k. BARUGA PKM
%kumulatif 71 59 50 40 51
% bln ini 9 7 9 14 9
% bln lalu
11 11 7 3 11,1
tren
99,96
% 91,63
83,3
% Okt :% Sep:% Ags :% Jul :% Jun:37%
74,97
0.9% Apr :23.5% Mar:23.5% Feb;16% Jan;9.8 %
66,64
58,31
49,98
41,65
33,32 116
24,99 232 278 120 746
16,66
8,33
0
k. WDDP k. wtb k. brg K.lepo2 PKM
%kumulatif 45 40 39 37 37
% bln ini 11 7 10 4 9
% bln lalu 4 9 21 5 7
tren
11. Cakupan Pelayanan WUS yang memperoleh Vaksin TD 3
Des : % 99,96
Nov:% Okt : % Sept :% Ags:% Jul :%
91,63
Jun :52.2% 83,3
Mei :23.3% 74,97
66,64
Apr :23.3%
58,31
Mar :23.3% 49,98 31
Feb :14.3% Jan:6.5% 41,65 64
33,32
24,99 77 30
39
16,66
8,33
0
K.LEPO-
K.wtbK.brgK.wddp PKM
LEPO 26
% Kumulatif 40 29 27 4 52,2
% bln ini 11 7 6 0 7
% bln lalu tren 0 0 0 0
75
68,75
62,5
56,25
50
43,75
37,5
31,25 K.WDP K.LEPO2 K.BRG K.WTB KUM. PKM
%jan25 6,1 6,1 6 6,2 6,1
18,75
%.peb 7,4 8,5 9,8 10 18,2 9,5
12,5
Column2
6,25
Column3
0
Column4
JUN 75
Column6
Column7
Column8
okt
NOP
DES
13. Cakupan Balita Yang Ditimbang Berat Badannya (D/S)
100
Des 90
82
Nop
Okt 80 73
Sep 64
70 65
Agust 60 57
Juli 60 51 5 56 55
4 54
Juni : 56,18%
Mei : 7,5% 50
April : 43.5 % 3
Mart : 87,5 % 40 33 7
Feb : 94%
30
Jan : 93 % 20
20 15
10
Lp Wdp Brg Wtb Puskesmas
% rata2 33 37 60 73 56
% bln lalu 51 54 54 64 57
% bln ini 15 20 65 82 55
trend
100
90
80 74
-Des
-Nop 70
68 61
-okt
-sep 60 53
51
-Agus 46 48
50
- Juli
- Juni :44% 40
44 34
- Mei :39 % 37
- Apr :39 % 30 30 23
29
- Mrt :80 %
- Peb :90 % 20
11 11
- Jan :93 %
10
Lp Wdp Brg Wtb Puskesmas
% Rata2 29 30 37 68 44
% bln lalu 46 48 51 61 53
% bln ini 11 11 23 74 34
trend
15. Cakupan Balita ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D)
100
- Des 90
- Nop
- Okt 80 90
- Sep
70 71
- Agus
- Juli 60 70
61 52 51
- Juni :62% 48 49 50 62
50 52 56
- Mei :75%
55
- Aprl :96% 40 43
- mert :91,5%
- peb :91,5 % 30 36
- jan :91 %
20
10
LP Wdp Brg Wtb Puskesmas
% Rata2 61 52 43 71 56
% bln lalu 52 48 49 51 50
% bln ini2 70 55 36 90 62
trend
50 46
-Des 49,99
45 42
-Nop 41
-Okt 40 36
- Sep 35 32
- Agudt 36 36
-Juli 30
31
-Juni 49,99% 25 28
- Mei 41,66%
20
-Aprl 33,33%
- Mrt 24,99% 15
10 9
- Peb 16,67% 10 6
-Jan 8,33% 4 5
5
0
Lp Wdp Brg Wtb Pusk
% komulatip bln lalu 28 31 36 36 49,99
% komulatip bln ini 32 36 42 46 41
% bln ini 4 5 6 10 9
17. Cakupan Vitamin A
100
100
Des 90
Nop 76,51 76,36 75,86 76,62
80
70,96 67,76 67,27 69,16
Okt 68,43
70
Sep
Agus 60
-Juli 50
40
-Juni 49,99%
30
-Mei 41,66% 20
-Aprl 33,33%
-Mrt 24,99%
-Peb 16,67% 8,6 8,59 7,46 9,05
10 5,55
-Jan 8,33 %
0
Lp Wdp Brg Wtb Puskesmas
komulatip bulan lalu 70,96 67,76 67,27 69,16 68,43
komulatip bulan ini 76,51 76,36 75,86 76,62 100
% bln ini 5,55 8,6 8,59 7,46 9,05
60
52 51
-Des 50
48 49
-Nop 50
-Okt
-Sep 40
-Agudt
-Juli
-Juni 49,99% 30
-Mei 41,66%
-Aprl 33,33% 20
-Mrt 24,99%
-Peb 16,67% 8 9 9 8 8
10
-Jan 8,33%
0
Lp Wdp Brg Wtb Pusk
komulatip bln lalu 44 41 42 40 41
komulatip bln ini 52 50 51 48 49
%bln ini 8 9 9 8 8
19. Cakupan Vitamin A Bufas
70
65
60
- Des 52 52 53
50
- Nop
50
- Okt 44
43 43
- Sep 42
- Agus 40
38
-Juli
-Juni 53%
-Mei 41,66% 30
-Aprl 33,33%
-Mrt 24,99%
-Peb 16,67% 20
-Jan 8,33 % 13
10
9
10 7
5
0
Lp Wdp Brg Wtb Puskesmas
komulatip bulan lalu 38 43 42 52 44
komulatip bulan ini 43 50 52 65 53
% bln ini 5 7 10 13 9
160
140
120
Target
: 100% 100
80
60
40
20
0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Pusk
Jumlah Kasus 51 44 18 6 14 9 142
% Pencapaian 9,94% 9% 3,50% 1,16% 2,72% 1,75% 27,64%
21. Persentase P2 DBD
35
30
25
20
15
10
0
jan feb Mar Apr Mei Juni Pusk
Jm.Kasus 0 21 4 3 3 0 31
140
125
120
100
80
60
49
40 36
30
20
6 4
1,92% 1% 1% 0,23% 0 0% 0,15% 4,88%
0
Januari Februari Maret Apr Mei Juni Pusk
250
228
200
150
106
100
4345
50
21
0,09% 11
0,18% 0,19% 0,46% 20,01% 0,05% 0,98%
0
Januari Februari Maret April Mei Juni Pusk
3,5
2,5
1,5
0,5
300
250
200
150
100
50
0
jan Feb Mar Mei Juni Pusk
Apr
bumil yg di 49 64 84 36 6 23 262
periksa
capaian 14,8 19,33 25,37 10,87 1,81 6,94 79,12
27. Cakupan Imunisasi HB0
99,6
91,3
80
83
74,7
66,4 61 60 62
58
58,1
49,8
41,5 38
33,2
24,9 16
15
16,6 11
8
8,3 3 1 1 2 1
0
LEPO WWDP BRG WTB PUSK
%Kumulatif 80 61 60 58 62
%Bln Lalu 38 8 15 11 16
%Bln ini 3 1 1 2 1
Trend
99,6
91,3 87
83
83
74,7 67
66,4 58 56
58,1
49,8
41,5
31
33,2
24,9
1618 13 16
16,6 1210 11
8 9
8,3
0
LEPO WTB WDDP BRG PUSK
%Kumulatif 87 83 58 56 67
%Bln Lalu 31 16 13 12 16
%Bln ini 8 18 9 10 11
Trend
29. Cakupan DPT-HB-Hib 1/Polio 2
99,6
91,3
83 75
71
74,7
60 60
66,4
58,1 49
49,8
41,5
33,2
13 13 14
24,9 8 8 9 75 89
16,6
8,3
LEPO2 WTB WDDP BRG PUSK
0
% Kumulatif 75 71 60 49 60
% Bln lalu 8 8 9 7 8
% Bln ini Trend 13 13 14 5 9
99,6
91,3
83 75
74,7
66,4 54
58,1
4
5
49,8
41,5
33,2
24,9 13 10
16,6 87
8 6 66 56
8,3
0
WTB LEPO2 BRG WDDP PUSK
% Kumulatif 75 68 45 40 54
% Bln lalu 13 10 6 5 8
% Bln ini 8 6 6 6 7
Trend
31. Cakupan DPT-HB-Hib 3/Polio 4
99,6
91,3
83 72
74,7 65
66,4 51 57
58,1 48
49,8
41,5
33,2 1010 1512
24,9 98
36 96
16,6
8,3 WTB LEPO2 WDDP BRG PUSK
0
%Kumulatif 72 65 51 48 57
%Bln Lalu 10 15 3 9 9
%Bln ini 10 12 6 6 8
Trend
99,6
91,3
83 77
74,7
66,4
58,1 53 52
49,8 46
41,5 35
33,2
24,9
15
16,6 10 12 13 10
8 7 99
8,3 5
0
WTB LEPO2 BRG WDDP PUSK
%Kumulatif 77 53 46 35 52
%Bln Lalu 15 12 8 5 9
%Bln ini 10 13 7 10 9
Trend
33. Cakupan DPT-HB-Hib Boster
99,6
91,3
83
74,7
66,4
58,1
49,8
41,5
33,2
24,9
16,6
8,3
9 8 8 6 7
12 11 1 1 11 11
0
WDDP WTB LEPO2 BRG PUSK
%Kumulatif 9 8 8 6 7
%Bln Lalu 1 1 1 1 1
%Bln ini 2 1 1 1 1
Trend
99,6
91,3
83
74,7
66,4
58,1
49,8
41,5
33,2
24,9
16,6
9 6 5 4 6
8,3
0
WTB BRG WDDP LEPO2 PUSK
%Kumulatif 9 6 5 4 6
%Bln Lalu 1 1 1 1 1
%Bln ini 1 1 1 1 1
Trend
35. Cakupan Td1
99,6
91,3
83
74,7
66,4 64
58,1 59
49,8 5555
41,5
33,2 38
24,9
16,6
8,3 21
0 12 13
6 8 6
8
2 21
WDDP
BRG WTB LEPO2 38 PUSK
%Kumulatif 64 59 55 2 55
%Bln Lalu 8 6 21 1 8
%Bln ini Trend 12 13 2 6
99,6
91,3
83
74,7
66,4
58,1
49,8 43 41
41,5 33
33,2 28
25
24,9
16,6
8,3 1 3 11 1 3 22 13
0
WTB LEPO2 BRG WDDP PUSK
%Kumulatif 43 41 28 25 33
%Bln Lalu 1 1 1 2 1
%Bln ini 3 1 3 2 3
Trend
Lampiran 2 : Dokumentasi Kegiatan UKM Puskesmas Lepo Lepo
2020
Gambar 7. Kegiatan Imunisasi Polio