Anda di halaman 1dari 61

1

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT LAPORAN PUSKESMAS


DAN KEDOKTERAN KOMUNITAS JANUARI 2022
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO

ANALISIS MASALAH UPAYA KESEHATAN MASAYARAKAT (UKM)


PENGEMBANGAN PUSKESMAS MEKAR
PERIODE TAHUN 2020

Oleh:
Astrid Nabila

K1B1 20 010

Pembimbing:
dr. H. Hamzah, M.Kes.

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
DAN KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
2

HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa:


Nama (NIM) : Astrid Nabila (K1B120010)
Judul Laporan : Analisis Masalah Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Pengembangan Puskesmas Mekar Periode Tahun 2020
Program Studi : Profesi Dokter
Fakultas : Kedokteran

Telah menyelesaikan tugas referat puskesmas yang berjudul “Analisis Masalah


Upaya Kesehatan Masayarakat (UKM) Pengembangan Puskesmas Mekar
Periode Tahun 2020” dalam rangka kepaniteraan klinik pada Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran
Universitas Halu Oleo

Kendari, Januari 2022


Mengetahui, Pembimbing

dr. H. Hamzah, M.Kes.


NIP. 19690730 200212 1 003

ii
3

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan
Laporan Puskesmas yang berjudul “Analisis Masalah Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) Pengembangan Puskesmas Mekar Periode Tahun 2020”
dengan baik. Penulisan laporan puskesmas ini untuk melengkapi tugas kepaniteraan
klinik bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Halu Oleo.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan puskesmas ini banyak
hambatan dan tantangan didapatkan, namun atas bantuan dari berbagai pihak yang
memberikan bimbingan, motivasi, dan disertai kemauan yang kuat sehingga penulis
dapat mengatasi semua itu. Oleh karena itu, penulis menghaturkan banyak terima
kasih kepada Kepala Puskesmas Mekar dr. Sri Rahayu Hasba dan dr. H. Hamzah,
M.Kes. sebagai pembimbing atas segala bimbingan dan arahannya sehingga berbagai
masalah dan kendala dalam proses penyusunan laporan puskesmas ini dapat teratasi
dan terselesaikan dengan baik.
Penulis berharap semoga laporan puskesmas ini dapat bermanfaat bagi
penulis pada khususnya dan para pembaca pada umunya serta dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya. Atas segala bantuan dan perhatian baik berupa tenaga,
pikiran dan materi pada semua pihak yang terlibat dalam menyelesaikan laporan
puskesmas ini penulis mengucapkan terima kasih.

Kendari, Januari 2022

Penulis

iii
4

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Tujuan.......................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Puskesmas.................................................................................................4
B. Tahapan Analisis Masalah Puskesmas.....................................................15
BAB III METODE PENGUMPULAN DATA
A. Data yang Dikumpulkan...........................................................................28
B. Cara Pengambilan Data............................................................................28
BAB IV PROFIL PELAYANAN PUSKESMAS
A. Puskesmas Mekar.....................................................................................30
B. Kondisi Geografis.....................................................................................31
C. Kependudukan..........................................................................................31
D. Keadaan Sosial Budaya dan Ekonomi......................................................32
E. Keadaan Fasilitas Pendidikan...................................................................33
F. Keadaan Fasilitas Kesehatan....................................................................34
G. Sarana Prasarana.......................................................................................34
H. Tenaga Kesehatan.....................................................................................34
I. Sumber Pembiayaan.................................................................................34
J. Situasi Upaya Kesehatan..........................................................................35
K. Upaya Kesehatan......................................................................................36

iv
5

BAB V IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN


A. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan.........................................53
B. Besar Masalah ( Kriteria A ).....................................................................54
C. Kegawatan Masalah ( Kriteria B )............................................................56
D. Kemudahan Penanggulangan Masalah ( Kriteria C )...............................57
E. PEARL Faktor..........................................................................................57
F. Nilai Prioritas Masalah.............................................................................58
G. Analisis Penyebab Masalah......................................................................59
H. Prioritas Penyebab Masalah......................................................................60
I. Pengambilan Keputusan...........................................................................61
J. Alternatif Pemecahan Masalah.................................................................62
BAB VI PENUTUP
A. Simpulan...................................................................................................65
B. Saran.........................................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................66
LAMPIRAN...........................................................................................................68

v
6

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Tabel Halaman

Tabel 1. Contoh tabel identifikasi masalah 18

Tabel 2. Contoh matriks pemecahan masalah dengan metode 18


USG

Tabel 3. Contoh matriks penilaian prioritas total 22

Tabel 4. Matrik faktor strategi eksternal (EFAS) 25

Tabel 5. Matrik Faktor Strategi Internal (IFAS) 26

Tabel 6. Contoh Tabel Pemecahan Masalah 27

Tabel 7. Distribusi Penduduk UPTD Puskesmas Mekar 32


Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 8. Distribusi Sasaran Bayi, ANBAL, dan Balita 32

Tabel 9. Program Upaya Kesehatan Masyarakat 53


Pembangunan

Tabel 10. Besar Masalah Terhadap Pencapaian Program 55

Tabel 11. Pentingnya Kegawatan Masalah 56

Tabel 12. Kegawatan Masalah 56

Tabel 13. Kemudahan Penanggulangan Masalah 57

Tabel 14. Kriteria PEARL faktor 57

vi
7

Tabel 15. PEARL Faktor 58

Tabel 16. Nilai Prioritas Masalah 59

Tabel 17. Analisis Penyebab Masalah Pelanyanan Kesehatan 60


UKS
Tabel 18. Paired Comparison 61

Tabel 19 Tabel Komulatif 61

Tabel 20 Kriteria Mutlak Untuk Pelaksanaan RUK 62

Tabel 21. Plan Of Action Masalah UKM 63

vii
8

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Gambar Halaman

Gambar 1. Pelaksanaan azas rujukan 13

Gambar 2. Peta Wilayah Kerja Uptd Puskesmas Mekar 32

viii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif di wilayah kerjanya (Permenkes RI Nomor 43, 2019).
Proses pencapaian tujuan pembangunan kesehatan memerlukan adanya
kesadaran, kemauan, dan kemampuan semua komponen bangsa untuk bersama-
sama mewujudkan rakyat sehat sebagai sumber kekuatan ketahanan bangsa yang
akhirnya menjadi landasan dalam membentuk Negara yang kuat dari aspek
kesehatan dapat diartikan sebagai Negara yang memiliki ketahanan bangsa yang
tangguh dengan basis utamanya alam wujud semua rakyat sehat secara fisik,
mental dan sosial serta memiliki produktifitas yang tinggi (Kemenkes, 2015).
Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan Undang Undang
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Pembangunan kesehatan pada
hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa
Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.Upaya untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan yang berkualitas, diantaranya adalah dengan meningkakan
akses terhadap pelayanan kesehatan dasar.Peran Puskesmas dan jaringannya
sebagai institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan di jenjang
pertama yang terlibat langsung dengan masyarakat (Kemenkes, 2015).
Menurut Permenkes RI No. 43 tahun 2019 tentang puskesmas,
pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk
mewujudkan wilayah kerja Puskesmas yang sehat (Permenkes RI Nomor 43,
2019).

1
2

Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas sebagaimana


dimaksudkan adalah dalam rangka mewujudkan kecamatan sehat.Kecamatan
sehat sebagaimana dimaksud dilaksanakan untuk mencapai kabupaten/kota sehat
(Permenkes RI Nomor 43, 2019).
Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari
sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama.Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)
(Permenkes RI Nomor 43, 2019).
Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah
setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengansasaran keluarga,
kelompok, dan masyarakat. Sedangkan, Upaya Kesehatan Perseorangan yang
selanjutnya disingkat UKP adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan,
penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan
memulihkan kesehatan perseorangan (Permenkes RI Nomor 43, 2019).
Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 53 meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya
kesehatan masyarakat pengembangan.Upaya kesehatan masyarakat esensial
meliputi pelayanan promosi kesehatan, pelayanan kesehatan lingkungan,
pelayanan kesehatan keluarga, pelayanan gizi dan pelayanan pencegahan dan
pengendalian penyakit. Sedangkan, Upaya kesehatan masyarakat pengembangan
merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya bersifat inovatif
dan/atau disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah
kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di Puskesmas (Permenkes RI
Nomor 43, 2019).

2
3

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui analisis masalah, prioritas penyebab, dan alternatif
pemecahan masalah pencapaian upaya kesehatan masyarakat (UKM)
pengembangan Puskesmas Mekar pada tahun 2020.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pencapaian program pelayanan kesehatan jiwa
periode tahun 2020 di Puskesmas Mekar
b. Untuk mengetahui pencapaian program UKGMD periode tahun 2020 di
Puskesmas Mekar
c. Untuk mengetahui pencapaian program pelayanan kesehatan kerja dan
olahraga periode tahun 2020 di Puskesmas Mekar
d. Untuk mengetahui pencapaian program UKGS periode tahun 2020 di
Puskesmas Mekar
e. Untuk membuat Rencana Usulan Kegiatan (RUK) bagi program yang
tidak mencapai target.

3
4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Puskesmas
1. Pengertian Puskesmas
Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif di wilayah kerjanya (Permenkes RI Nomor43, 2019).
2. Tujuan Puskesmas
Menurut Permenkes RI No. 43 tahun 2019 tentang puskesmas,
pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk
mewujudkan wilayah kerja Puskesmas yang sehat, dengan masyarakat yang:
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat
b. Mampu menjangkau Pelayanan Kesehatan bermutu
c. Hidup dalam lingkungan sehat; dan
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas
sebagaimana dimaksudkan adalah dalam rangka mewujudkan kecamatan
sehat.Kecamatan sehat sebagaimana dimaksud dilaksanakan untuk mencapai
kabupaten/kota sehat (Permenkes RI Nomor 43, 2019).
3. Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas
a. Paradigma Sehat
Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan berpartisipasi
dalam upaya mencegah dan mengurangi risiko kesehatan yang dihadapi
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat melalui Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat.
5

b. Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
c. Kemandirian Masyarakat
Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
d. Ketersediaan Akses Pelayanan Kesehatan
Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses
dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil
tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya, dan
kepercayaan.
e. Teknologi Tepat Guna
Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan
memanfaatkan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan,
mudah dimanfaatkan, dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.
f. Keterpaduan dan Kesinambungan
Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan
UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan
Sistem Rujukan yang didukung dengan manajemen Puskesmas
(Permenkes RI Nomor 43, 2019).
4. Tugas Puskesmas
a. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
b. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan sebagaimana dimaksud,
Puskesmas mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan
pendekatan keluarga
c. Pendekatan keluarga sebagaimana dimaksud adalah salah satu cara
Puskesmas mengintegrasikan program untuk meningkatkan jangkauan
sasaran dan mendekatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya
dengan mendatangi keluarga (Permenkes RI Nomor 43, 2019).
6

5. Fungsi Puskesmas
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam
Permenkes RI No 43 tahun 2019 tentang Puskesmas, Puskesmas memiliki
fungsi :
a. Menyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya
Selain menyelenggarakan fungsi di atas, Puskesmas dapat berfungsi
sebagai wahana pendidikan bidang kesehatan, wahana program internsip,
dan/atau sebagai jejaring rumah sakit pendidikan.Ketentuan mengenai
penyelenggaraan Puskesmas sebagai wahana pendidikan bidang kesehatan,
wahana program internsip, dan/atau sebagai jejaring rumah sakit pendidikan
sebagaimana dimaksud dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan (Permenkes RI Nomor 43, 2019).
6. Wewenang Puskesmas
Berdasarkan Permenkes RI No. 43 tahun 2019 tentang Puskesmas,
dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan fungsi UKM tingkat pertama
di wilayah kerjanya, Puskesmas berwenang untuk:
a. Menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan hasil analisis masalah
kesehatan masyarakat dan kebutuhan pelayanan yang diperlukan
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerja sama dengan pimpinan wilayah dan sektor lain terkait
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap institusi, jaringan pelayanan
Puskesmas dan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
f. Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi
sumber daya manusia Puskesmas
g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
7

h. Memberikan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada keluarga,


kelompok, dan masyarakat dengan mempertimbangkan faktor biologis,
psikologis, sosial, budaya, dan spiritual
i. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu,
dan cakupan Pelayanan Kesehatan
j. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat kepada
dinas kesehatan daerah kabupaten/kota, melaksanakan sistem
kewaspadaan dini, dan respon penanggulangan penyakit
k. Melaksanakan kegiatan pendekatan keluarga
l. Melakukan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat
pertama dan rumah sakit di wilayah kerjanya, melalui pengoordinasian
sumber daya kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.
Dalam rangka menyelenggarakan fungsi UKP Puskesmas memiliki
wewenang sebagai berikut (Permenkes RI Nomor 43 tahun 2019):
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan, bermutu, dan holistik yang mengintegrasikan faktor
biologis, psikologi, sosial, dan budaya dengan membina hubungan dokter
– pasien yang erat dan setara
b. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif
c. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berpusat pada individu,
berfokus pada keluarga, dan berorientasi pada kelompok dan masyarakat
d. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan kesehatan,
keamanan, keselamatan pasien, petugas, pengunjung, dan lingkungan
kerja
e. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan
kerja sama inter dan antar profesi
f. Melaksanakan penyelenggaraan rekam medis
g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan
akses Pelayanan Kesehatan
8

h. Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi


sumber daya manusia Puskesmas
i. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
Sistem Rujukan
j. Melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan di wilayah kerjanya, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
Selain memiliki kewenangan sebagaimana dimaksud di atas,
Puskesmas memiliki wewenang dalam melakukan pembinaanterhadap
Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama diwilayah kerjanya
(Permenkes No. 43, 2019).
7. Azas Penyelenggaraan Puskesmas
a. Azaz Pertanggung Jawaban Wilayah
Azas penyelenggaraan Puskesmas yang pertama adalah
pertanggung jawaban wilayah.Dalam arti Puskesmas bertanggung jawab
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di
wilayah kerjanya. Untuk ini Puskesmas harus melaksanakan berbagai
kegiatan, antara lain sebagai berikut (Kepmenkes RI Nomor 128 tahun
2004):
1) Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan,
sehingga berwawasan kesehatan
2) Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan
masyarakat diwilayah kerjanya
3) Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan
oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya
4) Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara
merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.
Diselenggarakannya upaya kesehatan strata pertama oleh
puskesmas pembantu, puskesmas keliling, bidan di desa serta berbagai
upaya kesehatan di luar gedung puskesmas lainnya (outreach activities)
9

pada dasarnya merupakan realisasi dari pelaksanaan azas pertanggung


jawaban wilayah (Kepmenkes RI Nomor 128, 2004).
b. Azaz Pemberdayaan Masyarakat
Azas penyelenggaraan puskesmas yang kedua adalah
pemberdayaan masyarakat. Dalam arti puskesmas wajib memberdayakan
perorangan, keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif dalam
penyelenggaraan setiap upaya puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi
masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukkan Badan Penyantun
Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh
puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain
(Kepmenkes RI Nomor128, 2004):
1) Upaya kesehatan ibu dan anak : posyandu, polindes, Bina Keluarga
Balita (BKB)
2) Upaya pengobatan : posyandu, Pos Obat Desa (POD)
3) Upaya perbaikan gizi : posyandu, panti pemulihan gizi, Keluarga
Sadar Gizi (Kadarzi)
4) Upaya kesehatan sekolah : dokter kecil, penyertaan guru dan orang
tua/wali murid, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren
(Poskestren)
5) Upaya kesehatan lingkungan : Kelompok Pemakai Air
(Pokmair),Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)
6) Upaya kesehatan usia lanjut : posyandu usila, panti wreda
7) Upaya kesehatan kerja : Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
8) Upaya kesehatan jiwa : posyandu, Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa
Masyarakat (TPKJM)
9) Upaya pembinaan pengobatan tradisional : Taman Obat Keluarga
(TOGA), Pembinaan Pengobat Tradisional (Battra)
10) Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan (inovatif) : dana sehat,
Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), mobilisasi dana keagamaan.
10

c. Azaz Keterpaduan
Azas penyelenggaraan puksesmas yang ketiga adalah keterpaduan.
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang
optimal, penyelenggaraan setiap upaya puskesmas harus diselenggarakan
secara terpadu, jika mungkin sejak dari tahap perencanaan. Ada dua
macam keterpaduan yang perlu diperhatikan, yakni (Kepmenkes RI
Nomor 128, 2004):
1) Keterpaduan Lintas Program
Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan
penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi tanggung
jawab puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program antara lain :
a) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) : keterpaduan KIA
dengan P2M, gizi, promosi kesehatan, pengobatan
b) Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) : keterpaduan kesehatan
lingkungan dengan promosi kesehatan, pengobatan, kesehatan
gigi, kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan jiwa
c) Puskesmas keliling : keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB,
gizi, promosi kesehatan, kesehatan gigi
d) Posyandu : keterpaduan KIA dengan KB, gizi P2M, kesehatan
jiwa, promosi kesehatan
2) Keterpaduan Lintas Sektor
Keterpaduan lintas sektor adalah upaya memadukan
penyelenggaraan upaya puskesmas (wajib, pengembangan dan
inovasi) dengan berbagai program dari sektor terkait tingkat
kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha.
Contoh keterpaduan lintas sektor antara lain:
a) Upaya Kesehatan Sekolah : keterpaduan ellit kesehatan dengan
camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama
b) Upaya promosi kesehatan : keterpaduan ellit kesehatan dengan
camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian
11

c) Upaya kesehatan ibu dan anak : keterpaduan ellit kesehatan


dengan camat, lurah/kepala desa, organisasi profesi, organisasi
kemasyarakatan, PKK, PLKB
d) Upaya perbaikan gizi : keterpaduan ellit kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pertanian, pendidikan, agama, koperasi, dunia
usaha, PKK, PLKB
e) Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan : keterpaduan ellit
kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja, koperasi,
dunia usaha, organisasi kemasyarakatan
f) Upaya kesehatan kerja : keterpaduan ellit kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, tenaga kerja, dunia usaha.
d. Azaz Rujukan
Azas penyelenggaraan puskesmas yang keempat adalah rujukan.
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang
dimiliki oleh puskesmas terbatas. Untuk membantu puskesmas
menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk
meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap upaya puskesmas
(wajib, pengembangan dan inovasi) harus ditopang oleh azas rujukan
(Kepmenkes RI Nomor 128, 2004).
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas
kasus penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara
timbal balik, baik secara vertikal dalam arti satu strata sarana pelayanan
kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara
horizontal dalam arti antar sarana pelayanan kesehatan yang sama
(Kepmenkes RI Nomor 128, 2004).
Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh
puskesmas ada dua macam rujukan yang dikenal, yakni (Kepmenkes RI
Nomor 128, 2004):
1) Rujukan upaya kesehatan perorangan
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah
kasus penyakit. Apabila suatu puskesmas tidak mampu
menanggulangi
12

satu kasus penyakit tertentu, maka puskesmas tersebut wajib


merujuknya ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik
horizontal maupun vertikal). Sebaliknya pasien paska rawat inap yang
hanya memerlukan rawat jalan sederhana, dirujuk ke puskesmas.
Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam :
a) Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan
medik (biasanya operasi) dan lain-lain
b) Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lebih lengkap
c) Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang
lebih kompeten untuk melakukan bimbingan kepada tenaga
puskesmas dan ataupun menyelenggarakan pelayanan medik di
puskesmas.
2) Rujukan upaya kesehatan masyarakat
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah
masalah kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa,
pencemaran lingkungan, dan bencana.
Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan
apabila satu puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat wajib dan pengembangan, padahal upaya
kesehatan masyarakat tersebut telah menjadi kebutuhan masyarakat.
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi
masalah kesehatan masyarakat, maka puskesmas tersebut wajib
merujuknya ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Rujukan upaya
kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :
a) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan
fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman
alat audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan-bahan habis pakai
dan bahan makanan.
b) Rujukan tenaga antara lain dukungan tenaga ahli untuk
penyelidikan kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah
13

hukum kesehatan, penanggulangan gangguan kesehatan karena


bencana alam.
c) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya masalah
kesehatan masyarakat dan tanggungjawab penyelesaian masalah
kesehatan masyarakat dan atau penyelenggaraan upaya kesehatan
masyarakat (antara lain Upaya Kesehatan Sekolah, Upaya
Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan Jiwa, pemeriksaan contoh air
bersih) kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Rujukan
operasional diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu.
Secara skematis pelaksanaan azas rujukan dapat digambarkan
sebagai berikut :

Gambar 1. Pelaksanaan azas rujukan(Kepmenkes RI Nomor 128, 2004)

8. Upaya Kesehatan Puskesmas


Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau
dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat
14

pertama.Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni Upaya


Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP).
a. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Upaya Kesehatan Masyarakat adalah setiap kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga,
kelompok, dan masyarakat. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 43 Tahun 2019, Puskesmas menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama. Upaya kesehatan masyarakat tingkat
pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya
kesehatan masyarakat pengembangan.
1) Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial antara lain:
a) Pelayanan promosi kesehatan
b) Pelayanan kesehatan lingkungan
c) Pelayanan kesehatan keluarga
d) Pelayanan gizi; dan
e) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
2) Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan
Merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya
bersifat inovatif dan/atau disesuaikan dengan prioritas masalah
kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang
tersedia di Puskesmas. Upaya pengembangan yang dilakukan
Puskesmas antara lain:
a) Pelayanan kesehatan jiwa
b) Pelayanan kesehatan gigi masyarakat
c) Pelayanan kesehatan tradisional komplementer
d) Pelayanan kesehatan olahraga
e) Pelayanan kesehatan kerja
f) Pelayanan kesehatan lainnya
15

b. Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)


Upaya Kesehatan Perseorangan yang selanjutnya disingkat UKP
adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan
yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit,
pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan
perseorangan (Permenkes RI Nomor 43, 2019).
Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam
bentuk:
1) Rawat jalan
2) Pelayanan gawat darurat
3) Pelayanan persalinan normal
4) Perawatan di rumah (Home Care)
5) Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan
kesehatan

B. Tahapan Analisis Masalah Puskesmas


1. Analisis Situasi
Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
keadaan dan mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi Puskesmas,
agar dapat merumuskan kebutuhan pelayanan dan pemenuhan harapan
masyarakat yang rasional sesuai dengan keadaan wilayah kerja Puskesmas.
Tahap ini dilakukan dengan cara:
a. Mengumpulkan Data Kinerja Puskesmas
Puskesmas mengumpulkan dan mempelajari data kinerja dan
gambaran status kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
Adapun data kinerja dan status kesehatan masyarakat diperoleh dari
Sistem Informasi Puskesmas (Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 44, 2016).
b. Analisis Data
Beberapa metode analisis data yang dapat dilaksanakan di
Puskesmas adalah sebagai berikut:
16

1) Analisis Deskriptif
Menggambarkan/menjelaskan data yang terdapat dalam tabel
sesuai karakteristik data yang ditampilkan, termasuk nilai rata-rata,
nilai minimal dan maksimal, serta nilai kuartil.
Misalnya nilai rata-rata cakupan imunisasi bayi, kisaran nilai
maksimal dan minimal cakupan imunisasi bayi (Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44, 2016).
2) Analisis Komparatif
Menjelaskan data dengan membandingkan karakteristik data
wilayah yang satu dengan wilayah lainnya atau membandingkan
dengan target/standar tertentu, antar jenis kelamin, antar kelompok
umur, antar sumber data. Secara khusus, dengan tersedianya data
kesehatan yang terpilah menurut jenis kelamin, dapat dikomparasikan
derajat kesehatan, upaya kesehatan, dan sumber daya kesehatan antara
laki-laki dan perempuan. Misalnya perbandingan prevalensi gizi
buruk pada balita laki-laki dan perempuan (Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44, 2016).
3) Analisis Hubungan Dalam Program dan Antar Program
Analisis hubungan dalam program dan antar program adalah
analisis yang menjelaskan hubungan/keterkaitan variabel dalam dan
atau antar program yang secara logika memiliki hubungan. Analisis
Hubungan Dalam Program misalnya cakupan K1, K4, Persalinan
Normal (PN) dan KN. Analisis Hubungan Antar Program misalnya
KIA dengan Imunisasi (cakupan TT 2-5 dengan cakupan K4 dan
temuan TN; cakupan KN1 dengan cakupan HB0) (Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44, 2016).
c. Analisis masalah dari sisi pandang masyarakat, yang dilakukan
melalui Survey Mawas Diri/Community Self Survey (SMD/CSS)
1) Survei Mawas Diri
Survei Mawas Diri adalah kegiatan untuk mengenali keadaan
dan masalah yang dihadapi masyarakat, serta potensi yang dimiliki
17

masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut. Potensi yang dimiliki


antara lain ketersediaan sumber daya, serta peluang-peluang yang
dapat dimobilisasi (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 44, 2016).
2) Survei Mawas Diri
Tahapannya dimulai dari pengumpulan data primer dan data
sekunder, pengolahan dan penyajian data masalah dan potensi yang
ada dan membangun kesepakatan bersama masyarakat dan kepala
desa/kelurahan, untuk bersama-sama mengatasi masalah kesehatan di
masyarakat.
3) Instrumen Survei Mawas Diri (SMD)/Community Self Survey (CSS)
Intrumen SMD/CSS disusun Puskesmas sesuai masalah yang
dihadapi dan masalah yang akan ditanggulangi Puskesmas. Instrumen
yang disusun mencakup format pendataan yang dilakukan wakil
masyarakat yang dapat mengidentifikasi masalah kesehatan
masyarakat dan dapat memberi informasi (Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44, 2016).
2. Identifikasi Masalah
Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
Identifikasi masalah dilaksanakan dengan membuat daftar masalah yang
dikelompokkan menurut jenis upaya, target, pencapaian, dan masalah yang
ditemukan. Masalah dirumuskan berdasarkan prinsip 5W1H (What, Who,
When, Where, Why and How/Apa masalahnya, siapa yang terkena
masalahnya, kapan masalah itu terjadi, dimana masalah itu terjadi, kenapa
dan bagaimana masalah itu terjadi) (Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 44, 2016).
18

Tabel 1. Contoh tabel identifikasi masalah


No. Upaya Target Pencapaian Masalah
1 UKM Esensial
a. Promosi Kesehatan
b. .......
2 UKM Pengembangan
3 UKP
3. Menetapkan Urutan Prioritas Masalah
Mengingat adanya keterbatasan kemampuan dalam mengatasi
masalah, ketidaktersediaan teknologi yang memadai atau adanya keterkaitan
satu masalah dengan masalah lainnya, maka perlu dipilih masalah prioritas
dengan jalan kesepakatan tim. Dalam penetapan urutan prioritas masalah
dapat mempergunakan berbagai macam metode seperti metode USG
(Urgency, Seriousness, Growth) dan sebagainya.
a. Metode USG
Urgency, Seriousness, Growth (USG) adalah salah satu alat untuk
menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya dengan
menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu dengan
menentukan skala nilai 1–5 atau 1–10. Isu yang memiliki total skor
tertinggi merupakan isu prioritas (Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 44, 2016).
Tabel 2. Contoh matriks pemecahan masalah dengan metode USG
No. Masalah U S G Total
1 Masalah A 5 3 3 11
2 Masalah B 4 4 4 12
3 Masalah C 3 5 5 13
Keterangan: berdasarkan skala likert 1-5 (5 = sangat besar, 4 = besar, 3 =
sedang, 2 = kecil, 1 = sangat kecil). Atas dasar contoh tersebut maka isu
yang merupakan prioritas adalah Isu C.
19

b. Metode Delbeque dan Delphi


Metode Delbeque adalah metoda kualitatif dimana prioritas
masalah penyakit ditentukan secara kualitatif oleh panelexpert. Caranya
sekelompok pakar diberi informasi tentang masalah penyakit yang perlu
ditetapkan prioritasnya termasuk data kuantitatif yang ada untuk masing-
masing penyakit tersebut. Para expert kemudian menuliskan urutan.
Kemudian dilakukan semacam perhitungan suara. Hasil perhitungan ini
disampaikan kembali kepada para expert dan setelah itu dilakukan
penilaian ulang oleh para expert dengan cara yang sama. (Symond,
2013).
Metode lain yang mirip dengan Delbeque adalah metode Delphi.
Dalam metode Delphi sejumlah pakar (panelexpert) melakukan diskusi
terbuka dan mendalam tentang masalah yang dihadapi dan masing-
masing mengajukan pendapatnya tentang masalah yang perlu diberikan
prioritas. Diskusi berlanjut sampai akhirnya dicapai suatu kesepakatan
(konsensus) tentang masalah kesehatan yang menjadi prioritas (Symond,
2013).
c. Metode Hanlon
Penggunaan metode Hanlon dalam penetapan altematif prioritas
jenis intervensi yang akan diiakukan menggunakan 4 kriteria masing-
masing:
1) Kelompok kriteria 1 yaitu besamya masalah (magnitude)
2) Kelompok kriteria 2 yaitu Tingkat kegawatan masalah
(emergency/seriousness)
3) Kelompok kriteria 3 yaitu kemudahan penanggulangan masalah
(causability)
4) Kelompok kriteria 4 yaitu dapat atau tidaknya program dilaksanakan
menggunakan istilah PEARL faktor (Symond, 2013).
Metode ini menggunakan pendapat anggota secara curah
pendapat (brainstorming) untuk menentukan nilai dan bobot. Dari
masing-masing kelompok kriteria diperoleh nila dengan jalan melakukan
20

scoring dengan skala tertentu, kemudian kelompok kriteria tersebut


dimasukkan kedalam formula dan hasil yang didapat makin tinggi
nilainya maka itulah prioritas jenis program yang didahulukan (menjadi
prioritas intervensi) (Symond, 2013).
1) Menetapkan Kriteria Kelompok I: Besarnya masalah (magnitude)
Anggota kelompok merumuskan faktor apa saja yang
digunakan untuk menentukan besarnya masalah, misalnya (1)
Besarnya persentasi/ prevalensi penduduk yang menderita langsung
karena penyakit tersebut (2) Besarnya pengeluaran biaya yang
diperlukan perorang rata-rata perbulan untuk mengatasi masalah
kesehatan tersebut (3) Besarnya kerugian yang diderita (Symond,
2013).
2) Menetapkan Kriteria kelompok II: Kegawatan
(Emergency/Seriousness)
Langkah ini berbeda dengan langkah pertama dimana banyak
menggunakan data kuantitatif untuk menentukan nilai. Menentukan
tingkat kegawatan lebih bersifat subjektif. Pada langkah ini kelompok
menentukan tingkat kegawatan misalnya dengan melihat faktor-
faktor berikut ini: (a) Tingkat urgensinya (b) Kecenderungannya (c)
Tingkat keganasannya. Berdasarkan 3 faktor ini anggota menentukan
nilai dengan skala 0-10 (Symond, 2013).
3) Menetapkan Kriteria Kelompok III: Kcmudahan Penanggulangan
Masing-masing anggota katakanlah jumlah anggota 6 orang
memberikan nilai antara 1-5 berdasarkan prakiraan kemudahan
penanggulangan masing-masing masalah. Angka 1 berarti bahwa
masalah tersebut sulit ditanggulangi dan angka 5 berarti bahwa
masalah tersebut mudah dipecahkan.
Kelompok menentukan kriteria berdasarkan kemampuan dan
tersedianya sumber daya untuk menyelesaikan masalah tersebut
dengan kriteria (Symond, 2013).
21

l = Sangat Sulit
2 = Sulit
3 = Cukup Sulit/Cukup Mudah
4 = Mudah
5 = Sangat Mudah.
Contoh simulasi hasil konsensus yang dicapai. Pada langkah ini
memberikan nilai rata-rata sebagai berikut:
Masalah A = 3+2+1+4+3+2+4 dibagi 6 = 19/6 = 3,17
Masalah B = 2+2+3+2+2+3+3 dibagi 6 = 17/6 = 2,83
Masalah C = 3+4+5+3+3+5+4 dibagi 6 = 27/6 = 4,5
4) Menetapkan Kriteria kelompok kriteria IV: PEARL Faktor
Kelompok kriteria IV terdiri dari beberapa faktor yang saling
menentukan dapat atau tidaknya suatu program dilaksanakan dan
faktor tersebut meliputi:
P = Kesesuaian (Appropriateness)
E = Secara ekonomi murah (Economic feasibility)
A = Dapat diterima (Acceptability)
R = Tersedia sumber daya (Resources availability)
L = Legalitas terjamin (Legality)
Masing-masing masalah harus diuji dengan faktor PEARL.
Tujuannya adalah untuk menjamin terselenggaranya program dengan
baik. Jawaban hanya dua yaitu ya atau tidak. Jawaban ya nilai 1 dan
jawaban tidak nilainya 0. Dengan cara aklamasi atau voting maka tiap
faktor dapat diperoleh angka 1 atau 0 untuk masing- masing masalah
(Symond, 2013).
Menetapkan Nilai Prioritas Total (NPT) Setelah nilai rata rata
kelompok I, II, III, dan IV ditetapkan maka nilai rata-rata tersebut
dimasukan dalam tabel berikut untuk penetapan skor tertinggi. Skor
tertinggi pada setiap pemecahan masalah akan menjadi prioritas
untuk intervensi program seperti tabel berikut (Symond, 2013).
22

Tabel 3.Contoh matriks penilaian prioritas total


Masalah Rata-rata Rata-rata Kemudahan Faktor Prioritas
Besar Kegawatan Penanggulanga PEAR Intervens
Masalah n L i
A 6,6 6,6 3,17 1 138,1
B 5,6 5,6 2,83 1 87,8
C 5,3 5,3 4,5 0 0

Berdasarkan rekapitulasi nilai rata-rata dari ke empat


kelompok kriteria yang ditetapkan maka rangking 1 untuk intervensi
kegiatan ada pada pemecahan masalah A dan rangking 2 pemecahan
masalah B dan pemecahan masalah C tidak dapat dilaksanakan karena
dari nilai faktor PEARL tidak layak untuk dilaksanakan (Symond,
2013).
4. Mencari Akar Penyebab Masalah
Setelah ditentukan masalah yang menjadi prioritas, selanjutnya dicari
akar penyebab dari masalah tersebut. Penyebab masalah agar dikonfirmasi
dengan data yang ada (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 44, 2016). Beberapa metode yang dapat dipergunakan dalam mencari
akar penyebab masalah yaitu:
a. Diagram sebab akibat dari Ishikawa (diagram tulang ikan/ fish
bone)
Langkah-langkah penyusunannya meliputi:
1) Tuliskan “masalah” pada bagian kepala ikan.
2) Buat garis horizontal dengan anak panah menunjuk kearah kepala
ikan.
3) Tetapkan kategori utama dari penyebab.
4) Buat garis dengan anak panah menunjuk ke garis horizontal.
5) Lakukan brainstorming (curah pendapat) dan fokuskan pada masing-
masing kategori.
23

6) Setelah dianggap cukup, dengan cara yang sama lakukan untuk


kategori utama yang lain.
7) Untuk masing-masing kemungkinan penyebab, coba membuat daftar
sub penyebab dan letakkan pada cabang yang lebih kecil.
8) Setelah semua ide/pendapat dicatat, lakukan klarifikasi data untuk
menghilangkan duplikasi ketidaksesuaian dengan masalah, dan lain-
lain (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44,
2016).
b. Pohon Masalah (Problem Trees)
Langkah-langkah penyusunannya meliputi:
1) Tuliskan “masalah” pada kotak di puncak pohon masalah.
2) Buat garis panah vertikal menuju kotak tersebut.
3) Tetapkan kategori utama dari penyebab dan tuliskan pada kotak
dibawahnya dengan arah panah menuju ke kotak masalah.
4) Lakukan curah pendapat dan fokuskan pada masing-masing kategori.
5) Setelah dianggap cukup, dengan cara yang sama lakukan untuk
kategori utama yang lain.
6) Untuk masing-masing kemungkinan penyebab, coba membuat daftar
sub penyebab dan letakkan pada kotak yang ada dibawahnya.
7) Setelah semua pendapat tercatat, lakukan klarifikasi data untuk
menghilangkan duplikasi, tidak sesuai dengan masalah, dan lain-lain
(Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44, 2016).
Kemungkinan penyebab masalah dapat berasal dari:
1) Input (Sumber Daya): sarana, prasarana, alat kesehatan, tenaga, obat
dan bahan habis pakai, anggaran dan data
2) Proses (Pelaksanaan Kegiatan)
3) Lingkungan (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
44, 2016)
24

c. Metode SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)


Analisis SWOT (SWOT analysis) yakni mencakup upaya-upaya
untuk mengenali kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang
menentukan kinerja perusahaan. Informasi eksternal mengenai peluang
dan ancaman dapat diperoleh dari banyak sumber, termasuk pelanggan,
dokumen pemerintah, pemasok, kalangan perbankan, rekan di
perusahaan lain (Nisak, 2015).
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan
pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang
(opportunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(weakness) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan
strategi selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan
kebijakan perusahaan. Dengan demikian, perencanaan strategi harus
menganalisa faktor-faktor strategi perusahaan (kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman) dalam kondisi yang saat ini. Analisis SWOT
membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunity) dan
ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strenght) dan
kelemahan (weakness) (Nisak, 2015).
1) Unsur-unsur SWOT
a) Faktor eksternal
Faktor eksternal ini mempengaruhi terbentuknya
opportunities and threats (Odan T). Dimana faktor ini
menyangkut dengan kondisi-kondisi yang terjadi di luar
perusahaan yang mempengaruhi dalam pembuatan keputusan
perusahaan. Faktor ini mencakup lingkungan industri dan
lingkungan bisnis makro, ekonomi, politik, hukum teknologi,
kependudukan, dan sosial budaya (Nisak, 2015).
b) Faktor internal
Faktor internal ini mempengaruhi terbentuknya strengths
and weaknesses(S dan W). Dimana faktor ini menyangkut dengan
25

kondisi yang terjadi dalam perusahaan, yang mana ini turut


mempengaruhi terbentuknya pembuatan keputusan (decision
making) perusahaan. Faktor internal ini meliputi semua macam
manajemen fungsional : pemasaran, keuangan, operasi,
sumberdaya manusia, penelitian dan pengembangan, sistem
informasi manajemen dan budaya perusahaan (corporateculture)
(Nisak, 2015).
2) Matriks Analisis SWOT
Analisis SWOT membandingkan antara factor eksternal
peluang dan ancaman dengan factor internal kekuatan dan kelemahan.
Faktor internal dimasukan kedalam matrik yang disebut matrik faktor
strategi internal atau IFAS (Internal Strategic Factor Analisis
Summary). Faktor eksternal dimasukkan kedalam matrik yang disebut
matrik faktor strategi eksternal EFAS (Eksternal Strategic Factor
Analisis Summary). Setelah matrik faktor disusun, kemudian hasilnya
dimasukkan dalam model kuantitatif, yaitu matrik SWOT untuk
merumuskan strategi kompetitif perusahaan (Nisak, 2015).
Tabel 4. Matrik faktor strategi eksternal (EFAS)
EFAS Bobot Rating Bobot x Rating Keterangan
Peluang √ √ √
Jumlah √ √ √
Ancaman √ √ √
Jumlah √ √ √
Total √ √ √
26

Tabel 5. Matrik Faktor Strategi Internal (IFAS)


IFAS Bobot Rating Bobot x Rating Keterangan
Kekuatan √ √ √
Jumlah √ √ √
Kelemahan √ √ √
Jumlah √ √ √
Total √ √ √

5. Menetapkan Cara Pemecahan Masalah


Untuk menetapkan cara pemecahan masalah dapat dilakukan
kesepakatan di antara anggota tim dengan didahului brainstorming (curah
pendapat). Bila tidak terjadi kesepakatan dapat digunakan tabel cara
pemecahan masalah (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 44, 2016). Langkah-langkah pemecahan masalah sebagai berikut:
a. Brainstorming (Curah Pendapat)
Dilaksanakan untuk membangkitkan ide/gagasan/pendapat
tentang suatu topik atau masalah tertentu dari setiap anggota tim dalam
periode waktu yang singkat dan bebas dari kritik.
Manfaat dari brainstorming adalah untuk:
1) Mendapatkan ide/pendapat/gagasan sebanyak-banyaknya
2) Pengembangan kreatifitasi berpikir dari anggota tim
3) Memacu keterlibatan seluruh peserta (anggota tim) (Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44, 2016).
b. Kesepakatan di antara Anggota Tim
Berdasarkan hasil dari curah pendapat (brainstorming). Hasil
kesepakatan dipergunakan sebagai bahan penyusunan rencana.
c. Bila Tidak Terjadi Kesepakatan
Digunakan metode Tabel cara pemecahan masalah sebagai berikut:
27

Tabel 6. Contoh Tabel Pemecahan Masalah


No. Prioritas Penyebab Alternatif Pemecahan Ket.
Masalah Masalah Pemecahan Masalah
Masalah Terpilih
1
2
3
4
(Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44,
2016).
28

BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA

A. Data yang Dikumpulkan


Data yang diambil untuk analisis laporan puskesmas ini adalah data
primer dan data sekunder. Data Primer diperoleh melalui survei observasi dan
wawancara langsung dengan petugas di tiap-tiap ruangan yang bertanggung
jawab atas program kesehatan jiwa, Program kerja dan Olahraga, Program
Perkesmas, di Puskesmas Mekar pada tahun 2020. Sedangkan data sekunder
diperoleh melalui:
1. Data profil puskesmas tahun Periode 2020
2. Data cakupan program kesehatan jiwa periode tahun 2020
3. Data cakupan program Kesehatan Kerja Dan Olahraga Periode tahun 2020
4. Data cakupan program UKGS periode tahun 2020

5. Data cakupan program UKS periode tahun 2020

B. Cara Pengambilan Data


Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data
primer merupakan data yang diperoleh dari survei, observasi, dan wawancara.
Survei dilakukan kepada petugas yang bertanggungjawab atas program
kesehatan jiwa, Program kerja dan Olahraga, Program Perkesmas, di Puskesmas
Mekar pada tahun 2020. Observasi dilakukan setelah survei dilaksanakan dengan
mengidentifikasi masalah-masalah dari informasi yang diperoleh, kemudian
dilakukan wawancara.
Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari studi
literatur, profil Puskesmas Mekar dan pencatatan pelaporan dari tiap petugas
yang bertanggungjawab atas program kesehatan jiwa, Program kerja dan
Olahraga, Program Perkesmas, di Puskesmas Mekar pada tahun 2020. Kedua
data tersebut akan di analisis dengan
29

melihat target dan cakupan serta melihat kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman
dari program kesehatan jiwa, Program kerja dan Olahraga, Program Perkesmas, di
Puskesmas Mekar pada tahun 2020

0302
30

BAB IV

PROFIL PELAYANAN PUSKESMAS

A. Puskesmas Mekar
1. Visi
Terwujudnya masyarakat sehat diwilayah kerja Puskesmas Mekar Tahun
2020.

2. Misi
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau
b. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya pelayanan
kesehatan perorangan, keluarga termasuk perbaikan status kesehatan
masyarakat
c. Meningkatkan Integritas SDM kesehatan yang diwujudkan dalam tata
kelola administrasi efektif, sikap profesional, tanggung jawab dan
kerjasama
d. Berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat menuju
masyarakat sehat dan aman
3. Tata Nilai
Puskesmas Mekar mempunyai tata nilai yaitu:

* MUDAH : Memberikan kemudahan terhadap akses pelayanan oleh seluruh


masyarakat
* EMPATI :Memiliki empati terhadap seluruh masalah yang dihadapi
masyarakat.
* KREATIF : Memiliki kemampuan untuk bekerja secara mandiri, kreatif dan
inovatif.
* AMAN : Memberikan rasa aman terhadap pelayanan yang diberikan
* RAMAH : Memiliki sikap yang ramah dan santun terhadap seluruh
masyarakat utamanya anak dan lansia.

0302
31

0302
B. Letak Geografis
Luas Wilayah kerja UPTD Puskesmas Mekar adalah 2,83 km2 dengan batas-
batas adminsistrasi sebagai berikut :
Sebelah Utara : Berbatasan dengan wilayah Kelurahan Tobuha dan
Mandonga
Sebelah Timur : Berbatasan dengan wilayah Kelurahan
Bende dan Bonggoeya
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan wilayah Kelurahan Wua-Wua
Sebelah Barat : Berbatasan dengan wilayah Kelurahan Mekar
Gambar 2. Denah Wilayah UPTD Puskesmas Mekar

Wilayah kerja UPTD Puskesmas Mekar terdiri atas 2 kelurahan yaitu :


o Kelurahan Kadia
o Kelurahan Pondambea

C. Keadaan Demografi

Wilayah kerja UPTD Puskesmas Mekar berdasarkan data Demografi adalah


Total jumlah penduduk : 22.747 jiwa

0302
Tabel 7. Distribusi Penduduk UPTD Puskesmas Mekar Berdasarkan Jenis Kelamin
Tahun 2020

JUMLAH PENDUDUK TOTAL


NO KELURAHAN
PENDUDUK
L P
2020
1 Kadia 7.028 6.897 13.925
2 Pondambea 4.453 4.369 8.822
Jumlah 11.481 11.266 22.747
Sumber : Data Sekunder, UPTD Puskesmas Mekar Kota Kendari, Tahun 2020

Tabel 8. Distribusi Sasaran Bayi, ANBAL, Dan Balita UPTD Puskesmas Mekar
Tahun 2020

BAYI 2020 TOTA ANBAL 2020 BALITA 2020 TOTAL


NO L TOTAL BALIT
KELURAHA BAYI ANBAL A 2020
N 2020 2020
L P L P L P

1 Kadia 163 157 320 672 645 1.317 835 803 1.638
2 Pondambea 104 99 203 425 409 834 529 508 1.037
Jumlah 267 256 523 1.097 1.054 2.151 1.364 1.311 2.675
Sumber : Data Sekunder, UPTD Puskesmas Mekar Kota Kendari, Tahun 2020

D. Upaya Kesehatan dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan


Puskesmas Mekar bertanggung jawab menyelenggarakan Upaya Kesehatan
Perseorangan tingkat pertama dan Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama
sesuai dengan PERMENKES nomor 74 tahun 2014 tentang Puskesmas. Kedua
jenis Upaya kesehatan ini dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan.

Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama meliputi Upaya Kesehatan


Masyarakat Esensial dan Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan. Upaya
Kesehatan Masyarakat Esensial terdiri dari: Pelayanan Promosi Kesehatan,
Pelayanan Kesehatan Lingkungan, Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, dan Keluarga
Berencana (KIA/KB), Pelayanan Gizi, dan Pelayanan Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit. Upaya Kesehatan tersebut dilaksanakan untuk mendukung
pencapaian Standar Pelayanan Minimal Kota Kendari di bidang Kesehatan.

0302
Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan yang dilaksanakan oleh
Puskesmas Mekar, merupakan kegiatan yang sifatnya inovatif dan atau bersifat
ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan prioritas masalah kesehatan,
kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia. UKM
pengembangan di Puskesmas Mekar terdiri dari:

1. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)


2. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
3. Upaya Kesehatan Jiwa
4. Upaya Kesehatan Mata
5. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
6. Upaya Kesehatan Kerja (UKK)

Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama di Puskesmas Mekar


dilaksanakan dalam bentuk:

1. Poliklinik
2. Kunjungan Rumah (Home Care/ Home Visite)
3. Pelayanan UGD Unit Gawat Darurat (UGD)
4. Laboratorium
5. PONED (Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergency Dasar)

Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan UKM dan UKP, Puskesmas Mekar


menyelenggarakan pelayanan pendukung, berupa:

1. Manajemen Puskesmas
2. Palayanan Kefarmasian berupa Apotek dan Gudang Obat
3. Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
4. Pelayanan Laboratorium
5. Pelayanan Gizi

E. Sarana Sosial
Bahasa pengantar sehari-hari yang dipergunakan masyarakat Kecamatan
Mekar adalah bahasa Indonesia. Seluruh kelurahan dalam wilayah kerja Puskesmas
Mekar dapat dijangkau baik dengan menggunakan kendaraan roda empat maupun
roda dua. Wilayah Kerja Puskesmas Mekar merupakan daerah pengembangan yang
ditandai dengan pesatnya pertambahan pemukiman ataupun perumahan.

0302
Perkembangan ini diikuti dengan pertambahan sarana prasarana sosial
kemasyarakatan.

F. Sarana Puskesmas
Puskesmas Mekar dalam melaksanakan kegiatannya baik promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif ditunjang oleh:

1. Pondok bidan Kelurahan sebanyak 2 unit, terdapat di Kelurahan Kadia


dan Kelurahan Pondambea
2. Kendaraan roda empat sebanyak 2 unit
3. Kendaraan roda dua sebanyak 6 unit
4. Posyandu aktif sebanyak 17 unit
5. Posyandu Usia Lanjut sebanyak 3 unit
6. Posyandu Remaja sebanyak 3 unit
7. Posbindu sebanyak 2 unit
8. Kader posyandu sebanyak 85 orang
9. Apotek sebanyak 1 unit

G. Kondisi Fisik Gedung Puskesmas


Jumlah seluruh ruangan Puskesmas sebanyak 24 ruangan dengan luas sangat
bervariasi, dari seluruh ruangan tersebut difungsikan untuk pelayanan dalam
gedung.

H. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)


Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat menunjukkan bahwa hampir
semua kelurahan memiliki Upaya Kesehatan Bersumberdaya Kesehatan (UKBM)
seperti Posbindu. Untuk Posbindu terdapat di Kelurahan Kadia 1 unit dan di
Kelurahan Pondambea 1 Unit.

I. Apotek
20 besar pemakaian obat di UPTD Puskesmas menunjukkan bahwa
jumlah pemakaian obat di UPTD Puskesmas Mekar sebanyak 417.011 tablet
dengan pemakaian terbanyak yaitu Vitamin B Kompleks Tablet sebanyak
61.310 tablet.

0302
J. Jumlah Tenaga Kesehatan
Jumlah tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Mekar :

1. Tenaga Medis (dokter)


Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa jumlah dokter yang ada di
Puskesmas Mekar sebanyak 5 orang dengan perincian yaitu dokter umum
sebanyak 4 orang dan dokter gigi sebanyak 1 orang.

2. Keperawatan dan Bidan


Jumlah tenaga keperawatan di Puskesmas Mekar menunjukkan bahwa
jumlah tenaga keperawatan sebanyak 14 orang dan jumlah tenaga bidan
sebanyak 20 orang.

3. Tenaga Kefarmasian
Jumlah tenaga kefarmasian Puskesmas Mekar menunjukkan bahwa
jumlah tenaga kefarmasian Puskesmas Mekar tahun 2020 sebanyak 2 orang dan
jumlah tenaga apoteker sebanyak 1 orang.

J. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Gangguan Jiwa


Jumlah kunjungan rawat jalan dan gangguan jiwa menunjukkan bahwa jumlah
kunjungan pasien untuk rawat jalan sebanyak 1.176 pasien dan untuk gangguan
jiwa sebanyak 48 orang.

K. Pembiayaan Kesehatan
Biaya operasional yang digunakan, baik didalam gedung puskesmas maupun
di luar gedung bersumber dari :

1. Dana Operasional UPTD Puskesmas Mekar dari APBD tahun 2020.


2. Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional ( JKN ) tahun 2020.
3. Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia tahun 2020.
4. Dana Retribusi Jasa Umum pelayanan kesehatan di puskesmas, yang tertuang
dalam Peraturan Daerah (Perda) Kota Kendari No. 6 Tahun 2018.

0302
BAB V

IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN

Identifikasi masalah Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan


di Puskesmas Mekar periode tahun 2020 terdiri atas 4 indikator meliputi program
kesehatan jiwa, Program kerja dan Olahraga, Program Perkesmas, Program
Lansia, di Puskesmas Mekar pada tahun 2020. Dari hasil pengumpulan dan
analisis data, diketahui pencapaian kinerja Puskesmas dan identifikasi masalah
yang ditemui. Untuk mempermudah dalam melakukan identifikasi masalah, dapat
dilaksanakan dengan membuat daftar masalah yang dikelompokan menurut jenis
upaya, target, pencapaian dan masalah yang ditemukan (selisih antara target dan
pencapaian).

A. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan


Tabel 9. Program Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan di
Puskesmas Mekar Periode tahun 2020
NO UKM Pengembangan TARGET CAPAIAN SELISIH
(%) (%) (%)

I Cakupan Program Kesehatan Jiwa


1 Cakupan pelayanan kesehatan orang 100 82,8 17,2
dengan gangguan jiwa (ODGJ) Berat
II Cakupan Program UKS
2 Distribusi sekolah yang ber-PHBS 100 0 100
3 Distribusi kegiatan penyuluhan 100 0 100
disekolah
III Cakupan Program Keshatan Kerja dan
Olahraga
4 Pembinaan POS UKK 100 66 34

5 % Kelurahan yang melaksanakan 100 100 0


kesehatan olahraga
IV Cakupan Program UKGS
6 Distribusi capaian penjaringan UPTD 100 0 100
puskesmas mekar
7 Distribusi capaian pemeriksaan gigi 100 0 100
dan mulut pada anak SD
8 Distribusi capaian pelayanan poli gigi 100 0 100
dan mulut
9 Distribusi capaian pelayanan 100 0 100
Kesehatan gigi dan mulut

Penentuan prioritas masalah berdasarkan pada penentuan NPD dan


NPT program yang telah dijalankan yang ditentukan melalui nilai dari empat
faktor, yaitu menilai besar (kuantitas) masalah, menentukan kegawatan
masalah, meninjau kemudahan penanggulangan, dan menetapkan ketentuan
PEARL faktor.

B. Besar Masalah (Kriteria A)


Penilaian besar masalah dengan menggunakan interval menggunakan rumus
sebagai berikut:
1. Kelas N = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 9
= 1 + 3,3 (0,95)
= 1 + 3,13

2. Interval = ( nilai tertinggi – nilai terendah )


Jumlah kelas
= (100 – 0)
4
= 25
Tabel 10. Besar Masalah terhadap Pencapaian Program

Besar Masalah terhadap Pencapaian Program


Interval (%)
NO INDIKATOR 0 – 25 26 – 50 51– 75 76 – Nilai
100
Nilai
2 4 6 8
PROGRAM KESEHATAN JIWA
1 Cakupan pelayanan X 2
kesehatan orang dengan
gangguan jiwa (ODGJ)
Berat
PROGRAM UKS
2 Distribusi sekolah X 8
yang ber-PHBS
3 Distribusi kegiatan X 8
penyuluhan
disekolah
PROGRAM KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA
4 Pembinaan POS X 4
UKK

5 % Kelurahan yang X 2
melaksanakan
kesehatan olahraga
PROGRAM UKGS

Distribusi capaian X 8
6 penjaringan UPTD
puskesmas mekar
7 Distribusi capaian X 8
pemeriksaan gigi dan
mulut pada anak SD
8 Distribusi capaian X 8
pelayanan poli gigi
dan mulut
9 Distribusi capaian X 8
pelayanan Kesehatan gigi
dan mulut

C. Kegawatan Masalah (Kriteria B)


Tabel 11. Penilaian kegawatan masalah (Nilai 1-5)
Keganasan Urgensi Biaya
5 : Sangat ganas 5 : Sangat mendesak 5 : Sangat murah
4 : Ganas 4 : Mendesak 4 : Murah
3 : Cukup bepengaruh 3 : Cukup mendesak 3 : Cukup murah
2 : Kurang ganas 2 : Kurang mendesak 2 : Mahal
1 : Tidak ganas 1 : Tidak mendesak 1 : Sangat mahal

Tabel 12. Kegawatan masalah


NO INDIKATOR KEGAWATAN MASALAH
Keganasan Tingkat Biaya Nilai
Urgensi
PROGRAM KESEHATAN JIWA
1 Cakupan pelayanan kesehatan 4 4 4 12
orang dengan gangguan jiwa
(ODGJ) Berat
PROGRAM UKS
2 Distribusi sekolah yang 4 4 3 11
ber-PHBS
3 Distribusi kegiatan 4 4 3 11
penyuluhan disekolah
PROGRAM KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA
4 Pembinaan POS UKK 3 3 2 8

5 % Kelurahan yang 3 3 3 8
melaksanakan kesehatan
olahraga
PROGRAM UKGS
6 Distribusi capaian penjaringan 3 2 3 8
UPTD puskesmas mekar
7 Distribusi capaian pemeriksaan 3 2 3 8
gigi dan mulut pada anak SD
8 Distribusi capaian pelayanan 3 3 3 9
poli gigi dan mulut
9 Distribusi capaian pelayanan 2 2 2 6
Kesehatan gigi dan mulut

D. Kemudahan Penanggulangan Masalah (Kriteria C)


Kriteria kemudahan penganggulangan yaitu :
1. Tidak mudah = 5
2. Agak mudah = 4
3. Cukup mudah= 3
4. Mudah =2
5. Sangat mudah= 1

Tabel 13. Kemudahan Penanggulangan Masalah


NO INDIKATOR KEMUDAHAN
PENANGGULANGAN
PROGRAMKESEHATAN JIWA
1 Cakupan pelayanan kesehatan orang dengan 3
gangguan jiwa (ODGJ) Berat
PROGRAM UKS
2 Distribusi sekolah yang ber-PHBS 3
3 Distribusi kegiatan penyuluhan disekolah 2
PROGRAM KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA

4 Pembinaan POS UKK 4

5 % Kelurahan yang melaksanakan kesehatan 3


olahraga
PROGRAM UKGS
6 Distribusi capaian penjaringan UPTD puskesmas 2
mekar
7 Distribusi capaian pemeriksaan gigi dan mulut pada 2
anak SD
8 Distribusi capaian pelayanan poli gigi dan mulut 2
9 Distribusi capaian pelayanan Kesehatan 2
gigi dan mulut

E. PEARL Faktor (Kriteria D)


Terdiri dari beberapa factor yang saling menentukan yaitu :
Tabel 14. Kriteria PEARL faktor
1. Propriety Kesesuaian dengan program
daerah/nasional/dunia
2. Economy Memenuhi syarat ekonomi untuk melaksanakannya
3. Acceptability Dapat diterima oleh petugas, masyarakat, dan
lembaga terkait
4. Resources Tersedianya sumber daya
5. Legality Tidak melanggar hukum dan etika
Skor yang digunakan,
yaitu: 1 = setuju
0 = tidak setuju
Tabel 15. PEARL factor
NO INDIKATOR PEARL HASIL
KALI
P E A R L
PROGRAMKESEHATAN JIWA
1 Cakupan pelayanan kesehatan orang 1 1 1 1 1 1
dengan gangguan jiwa (ODGJ) Berat
PROGRAM UKS
2 Distribusi sekolah yang ber-PHBS 1 1 1 1 1 1
3 Distribusi kegiatan penyuluhan 1 1 1 1 1 1
disekolah
PROGRAM KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA
4 Pembinaan POS UKK 1 1 1 1 1 1

5 % Kelurahan yang melaksanakan 1 1 1 1 1 1


kesehatan olahraga
PROGRAM UKGS
6 Distribusi capaian penjaringan 1 1 1 1 1 1
UPTD puskesmas mekar
7 Distribusi capaian pemeriksaan gigi 1 1 1 1 1 1
dan mulut pada anak SD
8 Distribusi capaian pelayanan poli 1 1 1 1 1 1
gigi dan mulut
9 Distribusi capaian pelayanan 1 1 1 1 1 1
Kesehatan gigi dan mulut

F. Nilai Prioritas Masalah


Setelah kriteria A, B, C, dan D ditetapkan, nilai tersebut dimasukan ke
dalam rumus:
1. Nilai Prioritas Dasar (NPD) = (A+B) x C
2. Nilai Prioritas Total (NPT) = (A+B) x C x D

Tabel 16. Nilai prioritas masalah


NO INDIKATOR A B C D NPD NPT

PROGRAM KESEHATAN JIWA


1 Cakupan pelayanan kesehatan orang 2 12 3 1 42 42
dengan gangguan jiwa (ODGJ) Berat
PROGRAM UKS
2 Distribusi sekolah yang ber-PHBS 8 11 3 1 57 57
3 Distribusi kegiatan penyuluhan 8 11 2 1 38 38
disekolah
PROGRAM KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA
4 Pembinaan POS UKK 4 8 4 1 48 48

5 % Kelurahan yang melaksanakan 2 8 3 1 30 30


kesehatan olahraga
PROGRAM UKGS
6 Distribusi capaian penjaringan 8 8 2 1 32 32
UPTD puskesmas mekar
7 Distribusi capaian pemeriksaan gigi 8 8 2 1 32 32
dan mulut pada anak SD
8 Distribusi capaian pelayanan poli 8 9 2 1 34 34
gigi dan mulut

9 Distribusi capaian pelayanan 8 6 2 1 28 28


Kesehatan gigi dan mulut

Adapun yang menjadi prioritas masalah Upaya Kesehatan


Masyarakat (UKM) Pengembangan di Puskesmas Mekar pada tahun 2020,
yaitu Distribusi sekolah yang ber-PHBS dari program UKS.

G. Analisis Penyebab Masalah


Analisis masalah dilakukan untuk menentukan kemungkinan
penyebab masalah Distribusi sekolah yang ber-PHBS dengan metode
pendekatan sistem (input, proses, lingkungan, dan output). Pendekatan input
meliputi 5M (Man, Money, Methode, Material, Machine).

Tabel 17. Analisis kemungkinan penyebab masalah Pelayanan Kesehatan


UKS

KOMPONEN KEMUNGKINAN PENYEBAB


Input Man - Kurangnya tenaga kesehatan di
program UKS
- Kurangnya pengetahuan
siswa sekolah tentang PHBS

Money Tidak terdapat masalah


Material Kurangnya media informatif
Mengenai pengetahuan PHBS
Metode Kurang optimalnya penyuluhan
mengenai pentingnya PHBS
Marketing Petugas PHBS kurang aktif
dalam memberikan informasi tentang
pentingnya PHBS
Lingkungan Keadaan pandemic COVID 19
membuat kegiatan sekolah ditiadakan
Proses P1 (perencanaan) Tidak ada masalah

P2 (Pelaksanaan) Tidak terlaksananya program dari yang


semula direncanakna

P3 (Pengawasan) Pengawasan dan monitoring oleh


penanggung jawab bagian belum
dilakukan secara maksimal

H. Prioritas Penyebab Masalah


Adapun prioritas penyebab masalah yaitu :
a. Kurangnya tenaga kesehatan di program UKS
b. Kurangnya pengetahuan siswa sekolah tentang PHBS
c. Kurangnya media informatif Mengenai pengetahuan PHBS
d. Kurang optimalnya penyuluhan mengenai pentingnya PHBS
e. Petugas PHBS kurang aktif dalam memberikan informasi tentang pentingnya
PHBS
f. Keadaan pandemic COVID 19 membuat kegiatan sekolah ditiadakan
g. Tidak terlaksananya program dari yang semula direncanakan
h. Penanggungjawab bagian belum dilakukan secara maksimal
I. Pengambilan Keputusan
Dari analisis prioritas penyebab masalah maka dibawah ini
ditampilkan tabel paired comparison dan tabel kumulatif untuk
menyelesaikan suatu masalah yang berupa masyarakat beresiko tinggi.

Tabel 18. Tabel Paired Comparison


A B C D E F G H Total
A A C D E A G H 2
B B B E B B B 5
C D E F G H 0
D D D D D 4
E F E E 2
F F H 1
G G 1
H 0
Total vertikal 2 5 0 4 2 1 1 0 15
Total horizontal 0 0 1 2 3 2 2 3 13
Total 2 5 1 6 5 3 3 3 28

Tabel 19. Tabel Kumulatif


No. Kode Total Persentase Kumulatif
1 D 6 6/28X100% 21,42% 21,42%
2 B 5 5/28X100% 17,85% 39,27%
3 E 5 5/28X100% 17,85% 57,12%
4 F 3 3/28X100% 10,71% 67,83%
5 G 3 3/28X100% 10,71% 78,54%
6 H 3 3/28X100% 10,71% 89,25%
7 A 2 2/28X100% 7,14% 93,39%
8 C 1 1/28X100% 3,57% 99,96%
Berdasarkan nilai kumulatif untuk menyelesaikan suatu masalah
Pelayanan PHBS dengan menyelesaikan 5 penyebab masalah (< 80%)
yaitu :
1. Kurangnya pengetahuan siswa sekolah tentang PHBS
2. Kurang optimalnya penyuluhan mengenai pentingnya PHBS
3. Petugas PHBS kurang aktif dalam memberikan informasi tentang
pentingnya PHBS
4. Keadaan pandemic COVID 19 membuat kegiatan sekolah ditiadakan
5. Tidak terlaksananya program dari yang semula direncanakan

J. Alternatif Pemecahan Masalah


Adapun alternatif pemecahan masalah yaitu:
1. Melakukan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
2. Refreshing guru UKS
3. Melakukan sikat gigi masal

Dari alternatif pemecahan masalah tersebut maka dibuatkan kriteria mutlak yaitu:
Tabel 20. Kriteria mutlak untuk pelaksanaan RUK
Kegiatan Input Output Ket.
Man Money Material Methode Marketting
1 1 1 1 1 1 1 Dapat
dilakukan
2 1 1 1 1 1 1 Dapat
dilakukan
3 1 1 1 1 1 1 Dapat
dilakukan
Rencana Kegiatan Tujuan Sasaran Target Waktu Tempat Personil Biaya Sumber
Dana
1. Melakukan - Meningkatkan
Seluruh Siswa-
100% Setiap 6 bulan Ruang kelas Petugas Biaya Transportasi BOK
sekali
penyuluhan kesadaran Siwa SD (Semua Sekolah Dasar kesehatan di Rp. 50.000,- x 3 orang = Rp
Siswi SD di
tentang Perilaku mengenai pentingnya siswa- wilayah kerja Puskesmas 150.000,-
wilayah
Hidup Bersih dan Perilaku Hidup siswi puskesmas Mekar yang 1x/6 bulan =
kerjaPuskesmas
Sehat Bersih dan Sehat SD) mekar terdiri dari 3 Konsumsi Pemateri
Mekar
orang: 1 x Rp. 50.000,- = Rp. 50.000,-
1 dokter, 1 Konsumsi 2 petugas = 2 x
programer, 1 Rp20.000 = Rp. 40.000,-
tenaga Total Rp 260.000,-
pembantu
2. Refreshing Guru - Menambah wawasan 100 % 1 x / 6 bulan Tempat: Sekolah Kepala - Konsumsi Pemateri BOK
- Guru UKS SD
UKS guru mengenai Media: Sekolah SD 1 x Rp. 50.000,- = Rp. 50.000,-
pentingnya Perilaku Presentasi dan - Konsumsi Peserta 6 x Rp.
Hidup Bersih dan Materi, Laptop, Penanggung 25.000,- = Rp. 150.000,-
Sehat Proyektor, Buku jawab
- Total Pengeluaran =
Catatan, Pulpen Program
Rp. 200.000,-
dari
puskesmas

Tabel 21. Plan of Action (PoA) masalah upaya kesehatan masyarakat (UKM) Pengembangan Puskesmas Mekar tahun 2020

3. Melakukan Sikat - Meningkatkan Seluruh siswa- 100% Hari Sabtu Media: Petugas - poster BOK
gigi masal pengetahuan tentang siswa SD di tiap 6 bulan - Sikat gigi kesehatan 3 x Rp. 20.000,- = Rp. 60.000
Kesehatan dan wilayah sekali - Pasta gigi Puskesmas
- Flipchart
kebersihan gigi dan puskesmas Mekar - Poster Mekar dan
3 x 25.00 = Rp. 75. 000
mulut siswa-siswa cara Penanggung
SD di wilayah kerja menyikat Jawab
- Total Pengeluaran Rp. 135.000,-
puskesmas Mekar gigi yang Sekolah
baik dan
benar
- Flipchart
tentang
PHBS
BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan
Adapun yang menjadi prioritas masalah Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) Pengembangan di Puskesmas Mekar pada tahun 2020, yaitu
Distribusi sekolah yang ber-PHBS dari program UKS.
1. Prioritas penyebab masalah tersebut adalah:
a. Kurangnya tenaga kesehatan di program UKS
b. Kurangnya pengetahuan siswa sekolah tentang PHBS
c. Kurangnya media informatif Mengenai pengetahuan PHBS
d. Kurang optimalnya penyuluhan mengenai pentingnya PHBS
e. Petugas PHBS kurang aktif dalam memberikan informasi tentang pentingnya
PHBS
f. Keadaan pandemic COVID 19 membuat kegiatan sekolah ditiadakan
g. Tidak terlaksananya program dari yang semula direncanakan
h. Penanggungjawab bagian belum dilakukan secara maksimal
2. Alternatif penyelesaian penyebab masalah tersebut adalah:
a. Melakukan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
b. Refreshing guru UKS
c. Melakukan sikat gigi masal

B. Saran
1. Diharapkan laporan ini dapat dijadikan sumber pemahaman kepada
masyarakat dan petugas kesehatan di puskesmas tentang pentingnya Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat
2. Diharapkan laporan ini dapat menjadi solusi manajemen program terbaru
untuk mengatasi masalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
3. Diharapkan laporan ini dapat dijadikan sebagai contoh cara menganalisis
masalah di puskesmas dan membuat rencana usulan kegiatan (RUK).
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2017. Kebijakan Penyelenggaraan


Kesehatan Kerja dan Olahraga.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan Tahun 2015-2019.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 128/MENKES/SK/II/2004
tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyrakat.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 279/Menkes/SK/IV/2006
tentang Pedoman Penyelenggaraan Upaya Keperawatan Kesehatan
Masyarakat
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 879/Menkes/SK/XI/2006
tentang Rencana Strategi Nasional Penanggulangan Gangguan Pendengaran
dan Ketulian untuk Mencapai Sound Hearing 2030.
Nisak, Z. 2013. Analisis SWOT Untuk Menentukan Strategi Kompetitif.Jurnal Ekbis
9(2):468-476.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 29 Tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Kesehatan Mata di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 39 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dalam Pendekatan
Keluarga.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 44 Tahun 2016 tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 43 Tahun 2019 tentang
Puskesmas.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di Puskesmas
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 89 Tahun 2015 tentang
Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
Profil Puskesmas Mekar Tahun 2020

Rachmat, Adiningsih, Meliana. 1995. Accupressure dengan penekanan titik


akupuntur.
Symond, D. 2013. Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan dan Prioritas Jenis
Intervensi Kegiatan dalam Pelayanan Kesehatan di Suatu Wilayah.Jurnal
Kesehatan Masyarakat 7(2):94-100.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Lampiran 1. Dokumentasi kegiatan Poli Umum di wilayah kerja Puskesmas Mekar
Pelayanan Poli Lansia Puskesmas Mekar

Anda mungkin juga menyukai