Anda di halaman 1dari 106

LINGKARAN PEMECAHAN MASALAH

EVALUASI PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN CEMPAKA
PUTIH PERIODE JULI – DESEMBER 2020

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1
Daffa Arkananta Putra Yanni 1102015050
Akbar Rabani Mugayat 1102015014
Indira Maycella 1102015098
Meike Marsa 1102015130
Rezkia Nurazizah 1102015198

PEMBIMBING:

Dr. Siti Maulidya Sari, M.Epid, DiplDK

KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN KELUARGA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 7 JUNI – 17 JULI 2021

1
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Laporan lingkar pemecahan masalah dengan judul “Evaluasi Program


Kesehatan Ibu dan Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih
Periode Juli – Desember 2020” periode 7 Juni – 17 Juli 2021 ini telah disetujui
oleh pembimbing untuk diseminarkan dalam rangka memenuhi salah satu tugas
dalam Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

Jakarta, Juni 2021

Pembimbing

Dr. Siti Maulidya Sari, M.Epid, DiplDK

2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu.


Alhamdulillahi rabbil’alamin. Puji dan syukur senantiasa Penulis ucapkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga
Laporan Lingkar Pemecahan Masalah (LPM) dengan judul “Evaluasi Program
Kesehatan Ibu dan Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cempaka
Putih Periode Juli – Desember 2020” ini dapat diselesaikan.
Penulisan dan penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas
kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI. Selain itu, tujuan lainnya adalah sebagai salah satu sumber
pengetahuan bagi pembaca, terutama pengetahuan mengenai Ilmu Kesehatan
Masyarakat, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat.
Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen
pembimbing, staf pengajar, dokter dan tenaga medis Puskesmas, serta orang-
orang sekitar yang terkait.

1. Dr. Siti Maulidya Sari, M.Epid, Dipl.DK, selaku dosen pembimbing


Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Universitas YARSI yang telah
membimbing dan memberi masukan yang bermanfaat.
2. DR. Dr. Fathul Jannah M.Si, Dipl.DK, selaku Kepala Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
3. Dr. Yusnita, M.Kes, Dipl.DK, selaku koordinator dan staf pengajar
kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI.
4. DR. Rifqatussa’adah, SKM, M.Kes, Dr. Dini Widianti, M.KK, DR. Kholis
Ernawati, S.Si, M.Kes, Dr. Maya Trisiswati, MKM, Dr. selaku staf
pengajar kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran

3
Universitas YARSI yang telah membimbing dan memberi masukan yang
bermanfaat.
5. Dr. Murni L Naibaho, MKM, selaku kepala Puskesmas Kecamatan
Cempaka Putih.
6. Seluruh tenaga kesehatan di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih yang telah
memberikan bimbingan dan data kepada Penulis untuk kelancaran proses
penelitian laporan ini.
7. Seluruh rekan sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama
sehingga tersusun laporan ini.

Akhir kata, dengan segala keterbatasan dan kekurangan, Penulis


menyadari bahwa dalam laporan ini masih jauh dari kesempurnaan yang tidak
luput dari kesalahan dan kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran Penulis harapkan
agar laporan ini berguna bagi pihak yang membutuhkan. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat khususnya bagi tim Penulis dan pembaca pada umumnya. Aamiin Yaa
Rabbal ‘Alamin.

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu.

Jakarta, Juni 2021

Penulis

4
DAFTAR ISI

PERNYATAAN PERSETUJUAN..........................................................................2
KATA PENGANTAR.............................................................................................3
DAFTAR ISI............................................................................................................5
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................10
DAFTAR SKEMA.................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................................12
1.1. Latar Belakang................................................................................................12
1.2. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).....................................................13
1.2.1. Definisi Puskesmas..................................................................................13
1.2.2. Tujuan Puskesmas....................................................................................13
1.2.3. Prinsip Penyelenggaraan, Tugas, Fungsi dan Wewenang Puskesmas.....14
1.2.4. Wilayah Kerja Puskesmas........................................................................15
1.2.5. Jaringan Pelayanan Fasilitas dan Sistem Rujukan...................................18
1.3. Gambaran Umum Wilayah Puskesmas Cempaka Putih.................................20
1.3.1. Keadaan Geografis...................................................................................20
1.3.2. Letak Wilayah..........................................................................................20
1.4. Gambaran Umum Wilayah Puskesmas Cempaka Putih Secara Demografis..21
1.4.1. Keadaan Sosial Budaya dan Ekonomi.....................................................22
1.4.2. Sarana dan Prasarana Kesehatan..............................................................22
1.5. Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih.............................26
1.5.1. Visi dan Misi Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih.............................26
1.5.2. Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih...................27
1.5.3. Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih...........28
1.6. Program Kesehatan Ibu dan Anak..................................................................28
1.7. Identifikasi Masalah........................................................................................43

5
1.8. Rumusan Masalah...........................................................................................45
BAB II
PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH.........48
2.1. Menetapkan Prioritas Masalah........................................................................48
2.1.1. Non-Scoring Technique...........................................................................49
2.1.2 Scoring Technique....................................................................................51
2.2. Prioritas Masalah Terpilih...............................................................................57
2.3. Menentukan Kemungkinan Penyebab Masalah..............................................84
BAB III
MENETAPKAN ALTERNATIF CARA PEMECAHAN MASALAH................93
3.1. Menetapkan Alternatif Pemecahan Masalah...................................................93
3.2. Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus pada Bulan Juni–Desember 2020
di Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Timur Sebesar 43.58% Kurang dari target
58.33%...................................................................................................................94
3.3. Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus pada Bulan Juni–Desember 2020
di Wilayah Kelurahan Rawasari Sebesar 70.17% Lebih dari Target 58.33%.......96
BAB IV
RENCANA PELAKSANAAN LINGKARAN PEMECAHAN MASALAH......98
4.1. Menyusun Rencana Kegiatan Pemecahan Masalah........................................98
4.1.1. Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus pada Bulan Juni–Desember
2020 di Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Timur...........................................98
4.1.2. Cakupan Kunjungan Balita se-Kecamatan Cempaka Putih pada Bulan
Juni–Desember 2020........................................................................................100
4.2. Rencana Pelaksanaan Pemecahan Masalah..................................................102
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................105
5.1. Kesimpulan...............................................................................................105
5.2. Saran..........................................................................................................106
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................107

6
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Luas Wilayah Kecamatan Cempaka Putih 21

Tabel 1.2 Distribusi Penduduk Menurut Kelurahan di Wilayah Kerja


Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Tahun 2018 21

Tabel 1.3 Daerah Rawan Banjir dan Daerah Kumuh Wilayah


Cempaka Putih 22

Tabel 1.4 Sarana Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas


Kecamatan Cempaka Putih 22

Tabel 1.5 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K1) Bulan Juni–Desember


2020 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih 33

Tabel 1.6 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) Bulan Juni–Desember


2020 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih 34

Tabel 1.7 Cakupan Penanganan Komplikasi Ibu Hamil Bulan Juni–


Desember 2020 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih 35

Tabel 1.8 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Pn) Bulan Juni–
Desember 2020 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih 36

Tabel 1.9 Cakupan Pelayanan Kunjungan Nifas (KF3) Bulan Juni–


Desember 2020 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih 38

Tabel 1.10 Cakupan Pelayanan Neonatus Pertama (KN1) Bulan Juni–


Desember 2020 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih 39

Tabel 1.11 Cakupan Pelayanan Neonatus (KN) Bulan Juni–Desember


2020 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih 40

Tabel 1.12 Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus Bulan Juni–


Desember 2020 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih 41

Tabel 1.13 Cakupan Kunjungan Bayi Bulan Juni–Desember 2020 di

7
Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih 42

Tabel 1.14 Cakupan Kunjungan Balita Bulan Juni–Desember 2020 di


Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih 43

Tabel 2.1 Penentuan Skoring Magnitude 57

Tabel 2.2 Score Magnitude di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan


Cempaka Putih Periode Juni–Desember 2020 58

Tabel 2.3 Case Fatality Rate (CFR) di Wilayah Puskesmas


se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Juni – Desember 2020 63

Tabel 2.4 Penentuan Skoring Severity 63

Tabel 2.5 Score Severity di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan


Cempaka Putih Periode Juni–Desember 2020 64

Tabel 2.6 Skoring Ketersediaan Alat, Tempat, Program Kerja dan


Sumber Daya Manusia di Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih
Periode Juni–Desember 2020 69

Tabel 2.7 Score Vulnerability di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan


Cempaka Putih Periode Juni–Desember 2020 69

Tabel 2.8 Penentuan Nilai Community and Political Concern terhadap


Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Juni–Desember 2020 75

Tabel 2.9 Score Community and Political Concern di Wilayah


Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Juni–Desember 2020 75

Tabel 2.10 Scoring Ketersediaan Dana terhadap Kegiatan di


Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Juni–Desember 2020 78

Tabel 2.11 Score Affordability di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan


Cempaka Putih Periode Juni–Desember 2020 78

Tabel 2.12 Penentuan Masalah Menurut Metode PAHO di

8
Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Juni–Desember 2020 80

Tabel 3.1 MCUA Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan


Penanganan Komplikasi Neonatus di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan
Cempaka Putih Periode Juni–Desember 2020 95

Tabel 3.2 MCUA Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan


Penanganan Komplikasi Neonatus di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan
Cempaka Putih Periode Juni–Desember 2020 96

Tabel 4.1 Rencana Kegiatam Cakupan Penanganan Komplikasi


Neonatus di Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Timur pada Bulan
Juni–Desember 2020 99

Tabel 4.2 Rencana Kegiatan Cakupan Penanganan Komplikasi


Neonatus di Wilayah Kelurahan Rawasari pada Bulan Juni–
Desember 2020 101

Tabel 4.3 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Penanganan Komplikasi


Neonatus di Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Timur Periode
Juni–Desember 2020 103

Tabel 4.4 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Penanganan Komplikasi


Neonatus di Wilayah Kelurahan Rawasari Periode Bulan Juni–
Desember 2020 104

9
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Administrasi Kecamatan Cempaka Putih 20

10
DAFTAR SKEMA

Skema 1 Fishbone Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus


di Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Timur pada bulan Juni–
Desember 2020 88

Skema 2 Fishbone Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus


di Wilayah Kelurahan Rawasari pada bulan Juni–Desember 2020 89

11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan
prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan dalam rangka
pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan
daya saing bangsa bagi pembangunan nasional. (UU No.36 Tahun 2009)

Pembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan Nasional.


Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Keberhasilan Pembangunan Kesehatan berperan
penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia
Indonesia. Untuk mencapai pembangunan di bidang kesehatan diselenggarakan
berbagai upaya secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Dan Puskesmas
merupakan penanggung jawab penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dan
perorangan pada jenjang pertama.

Upaya-upaya kesehatan yang ada baik preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif
sebagai dasar dari sistem kesehatan harus terus dikembangkan sehingga derajat
kesehatan masyarakat yang lebih baik dapat lebih ditingkatkan. Diharapkan
dengan penanganan yang tepat maka visi dari Departemen Kesehatan yang
disampaikan Menteri Kesehatan yaitu Menuju Indonesia Sehat 2025 dapat segera
tercapai.

12
Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta juga tidak ketinggalan dalam
mencanangkan visi daerah di bidang kesehatan yaitu Jakarta Sehat untuk semua.
Untuk mencapai visi tersebut Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta menetapkan syarat-syarat yang harus dicapai oleh jajarannya yaitu melalui
Standard Pelayanan Minimal (SPM) DKI Jakarta yang telah dibuat acuan dalam
Surat Keputusan Gubernur No. 12 Tahun 2007.

Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih sebagai salah satu unit pelaksana Teknis
Dinas Kesehatan DKI Jakarta memiliki kewajiban untuk melaksanakan SK
Gubernur tersebut dengan menerapkan pola-pola pelayanan kesehatan baik secara
Individu maupun Kesehatan Masyarakat yang mengacu kepada SPM tersebut.
Melalui Visi dan Misi yang telah dicanangkan oleh Puskesmas Kecamatan
Cempaka Putih diharapkan pencapaian tersebut dapat dilakukan secara optimal.

1.2. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)


1.2.1. Definisi Puskesmas

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya. (UU No.75 Tahun 2014)

1.2.2. Tujuan Puskesmas

Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan


untuk mewujudkan masyarakat yang: (UU No.75 Tahun 2014)

a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan


kemampuan hidup sehat;
b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu;
c. Hidup dalam lingkungan sehat; dan
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.

13
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas mendukung
terwujudnya kecamatan sehat.

1.2.3. Prinsip Penyelenggaraan, Tugas, Fungsi dan Wewenang


Puskesmas

Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi: (UU No.75 Tahun 2014)

a. Paradigma sehat;
b. Pertanggungjawaban wilayah;
c. Kemandirian masyarakat;
d. Pemerataan;
e. Teknologi tepat guna; dan
f. Keterpaduan dan kesinambungan.

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk


mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas,
Puskesmas menyelenggarakan fungsi: (UU No.75 Tahun 2014)

a. Penyelenggaraan UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) tingkat pertama


di wilayah kerjanya.
1) Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
2) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
3) Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan;
4) Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan
masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain terkait;
5) Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat;
6) Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
Puskesmas;

14
7) Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
8) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,
mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan; dan
9) Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit.
b. Penyelenggaraan UKP (Upaya Kesehatan Perseorangan) tingkat pertama
di wilayah kerjanya.
1) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu;
2) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif;
3) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat;
4) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan
keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung;
5) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif
dan kerja sama inter dan antar profesi;
6) Melaksanakan rekam medis;
7) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu
dan akses Pelayanan Kesehatan;
8) Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan;
9) Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
10) Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
Sistem Rujukan.

1.2.4. Wilayah Kerja Puskesmas

Dalam rangka pemenuhan Pelayanan Kesehatan yang didasarkan pada


kebutuhan dan kondisi masyarakat, Puskesmas dapat dikategorikan

15
berdasarkan karakteristik wilayah kerja dan kemampuan penyelenggaraan.
(UU No.75 Tahun 2014)

a. Puskesmas Kawasan Perkotaan

Merupakan Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang


memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan
perkotaan sebagai berikut:

1) Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduknya pada


sektor non agraris, terutama industri, perdagangan dan jasa;
2) Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km, pasar
radius 2 km, memiliki rumah sakit radius kurang dari 5 km, bioskop,
atau hotel;
3) Lebih dari 90% (sembilan puluh persen) rumah tangga memiliki
listrik; dan/atau
4) Terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas
perkotaan.

Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas kawasan


perkotaan memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Memprioritaskan pelayanan UKM;


2) Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi
masyarakat;
3) Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau
masyarakat;
4) Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan
Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan; dan
5) Pendekatan pelayanan yang diberikan berdasarkan kebutuhan dan
permasalahan yang sesuai dengan pola kehidupan masyarakat
perkotaan.

16
b. Puskesmas Kawasan Pedesaan

Merupakan Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang


memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan
pedesaan sebagai berikut:

1) Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduk pada sektor
agraris;
2) Memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km, pasar
dan perkotaan radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius lebih dari 5
km, tidak memiliki fasilitas berupa bioskop atau hotel;
3) Rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (Sembilan puluh
persen; dan
4) Terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan


pedesaan memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi


masyarakat;
2) Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat;
3) Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan
Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan; dan
4) Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola
kehidupan masyarakat perdesaan.
c. Puskesmas Kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil

Merupakan Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan dengan


karakteristik sebagai berikut:

1) Berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana, pulau


kecil, gugus pulau, atau pesisir;

17
2) Akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu, jarak tempuh
pulang pergi dari ibukota kabupaten memerlukan waktu lebih dari 6
jam, dan transportasi yang ada sewaktu-waktu dapat terhalang iklim
atau cuaca; dan
3) Kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan yang
tidak stabil.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan


terpencil dan sangat terpencil memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Memberikan pelayanan UKM dan UKP dengan penambahan


kompetensi tenaga kesehatan;
2) Dalam pelayanan UKP dapat dilakukan penambahan kompetensi dan
kewenangan tertentu bagi dokter, perawat, dan bidan;
3) Pelayanan UKM diselenggarakan dengan memperhatikan kearifan
lokal;
4) Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola
kehidupan masyarakat di kawasan terpencil dan sangat terpencil;
5) Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan
Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan; dan
6) Pelayanan UKM dan UKP dapat dilaksanakan dengan pola gugus
pulau/cluster dan/atau pelayanan kesehatan bergerak untuk
meningkatkan aksesibilitas.

1.2.5. Jaringan Pelayanan Fasilitas dan Sistem Rujukan

Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas pelayanan, Puskesmas didukung


oleh jaringan pelayanan Puskesmas yang terdiri atas Puskesmas pembantu,
Puskesmas keliling, dan bidan desa; dan jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan yang terdiri atas klinik, rumah sakit, apotek, laboratorium, dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. (UU No.75 Tahun 2014)

18
Puskesmas pembantu memberikan pelayanan kesehatan secara permanen di
suatu lokasi dalam wilayah kerja Puskesmas. Puskesmas keliling
memberikan pelayanan kesehatan yang sifatnya bergerak (mobile), untuk
meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan bagi masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas yang belum terjangkau oleh pelayanan dalam gedung
Puskesmas. Bidan desa merupakan bidan yang ditempatkan dan bertempat
tinggal pada satu desa dalam wilayah kerja Puskesmas. (UU No.75 Tahun
2014)

Sistem Rujukan pelayanan kesehatan merupakan penyelenggaraan


pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab
pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal.
Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang, sesuai kebutuhan
medis dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama. Pelayanan
kesehatan tingkat kedua hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan
kesehatan tingkat pertama. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga hanya dapat
diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat kedua atau tingkat
pertama. Bidan dan perawat hanya dapat melakukan rujukan ke dokter
dan/atau dokter gigi pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama.
Ketentuan tersebut dikecualikan pada keadaan gawat darurat, bencana,
kekhususan permasalahan kesehatan pasien, dan pertimbangan geografis.
(UU No.01 Tahun 2012)

Rujukan dapat dilakukan secara vertikal dan horizontal. Rujukan vertikal


merupakan rujukan antar pelayanan kesehatan yang berbeda tingkatan.
Rujukan horizontal merupakan rujukan antar pelayanan kesehatan dalam
satu tingkatan. Rujukan vertikal dapat dilakukan dari tingkatan pelayanan
yang lebih rendah ke tingkatan pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya.
(UU No.01 Tahun 2012)

19
1.3. Gambaran Umum Wilayah Puskesmas Cempaka Putih
1.3.1. Keadaan Geografis

Wilayah Kotamadya Jakarta Pusat terletak antara 106°22’42” BT sampai


dengan 106°58’18” dan 5°19’12” LS. Lokasi ini termasuk dataran rendah
sekitar 4 meter di atas permukaan laut. Jakarta Pusat memiliki luas 48.15
km2 dan merupakan wilayah yang berada di tengah-tengah Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta.

Gambar 1.1 Peta Administrasi Kecamatan Cempaka Putih

1.3.2. Letak Wilayah

Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih terletak di kelurahan Rawasari


dengan wilayah kerja meliputi 3 kelurahan dengan luas 4.67 km2 dengan
jumlah rumah tangga 28.486 KK, rata-rata jiwa 3 orang dan kepadatan
penduduk 20.175 jiwa/km2, terletak dengan batas-batas sebagai berikut:

20
Tabel 1.1 Luas Wilayah Kecamatan Cempaka Putih

Luas Wilayah
Kelurahan Jumlah RW Jumlah RT
(ha)
Cempaka Putih Barat 121.87 13 151
Cempaka Putih Timur 222.06 8 106
Rawasari 124.75 9 109
Jumlah 468.75 30 366
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih 2019

Sebelah Utara : Jl. Letjen Suprapto (Kec. Kemayoran)


Sebelah Selatan : Jl. Pramuka (Kec. Matraman)
Sebelah Barat : Jl. Rawa selatan, Jl. Mardani (Kec. Johar Baru)
Sebelah Timur : Jl. Jend. A. Yani (Kec. Pulogadung)

1.4. Gambaran Umum Wilayah Puskesmas Cempaka Putih Secara


Demografis

Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih tahun


2018 berjumlah 85.462. terdiri dari laki-laki 43.584 jiwa dan perempuan
41.878 jiwa. Adapun jumlah penduduk perkelurahan dapat dilihat pada
Tabel 1.2 dibawah ini:

Tabel 1.2 Distribusi Penduduk Menurut Kelurahan di Wilayah Kerja


Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Tahun 2018

Kelurahan Laki-Laki Perempuan


Rawasari 11.606 11.151
Cempaka Putih Barat 18.892 18.153
Cempaka Putih Timur 13.086 12.574
Total 43.584 41.878
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih 2019

1.4.1. Keadaan Sosial Budaya dan Ekonomi

Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih sebagian


besar beragama Islam. Warga non muslim, umumnya adalah kaum

21
pendatang dari luar propinsi. Ditengah perbedaan suku, agama dan budaya,
aktifitas sosial dan peribadatan penduduk berjalan dengan baik. Mata
pencaharian penduduk beraneka ragam, mulai dari Pekerja Harian Lepas
(PHL), pedagang, wiraswasta, pegawai swasta, pegawai negeri, dan lain-
lain. Aktifitas perekonomian dalam lingkungan menengah ke atas dan
menengah ke bawah. (PKM Cempaka Putih, 2019)

Tabel 1.3 Daerah Rawan Banjir dan Daerah Kumuh Wilayah Cempaka
Putih

Kelurahan RW Rawan Banjir RW Kumuh


Cempaka Putih Barat 02, 03, 04, 05, 06, 07,
01, 02, 05
08, 09, 012
Cempaka Putih Timur 03, 04, 05, 06, 07, 08 02, 03, 04
Rawasari 04 08, 09
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih 2019

1.4.2. Sarana dan Prasarana Kesehatan

Tabel 1.4 Sarana Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas


Kecamatan Cempaka Putih

No
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Nama Fasilitas
.
1. Puskesmas Kelurahan Puskesmas Kelurahan Rawasari
Puskesmas Kelurahan Cempaka
Putih Barat II
Puskesmas Kelurahan Cempaka
Putih Timur
2. Puskesmas Keliling Puskesmas Keliling Pasar
Puskesmas Keliling Rusun
3. Klinik Pratama (KP) 1) KP Medika Lestari Cempaka
Putih
2) KP PT Taspen
3) KP Cempaka Putih
4) KP Cempaka Cempaka Putih

22
No
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Nama Fasilitas
.
5) KP Yawitra Cempaka Putih
6) KP Melania Cempaka Putih
7) KP Mitrasana
8) KP Rutan Kelas I Cempaka
Putih
9) Klinik Gigi Dent Smile
Cempaka Putih
10) Klinik Kina Medical Center
Cempaka Putih
11) KP Medisari Cempaka Putih
12) KP Kezia Skin Care Cempaka
Putih
13) Klinik Gigi Estetika Cempaka
Putih
14) Klinik L’Melia Cempaka Putih
15) Klinik Gigi Shafira
16) Klinik Utama RHE Cempaka
Putih
17) Klinik Marla Skin Care
Cempaka Putih
18) KP Ruslam Cempaka Putih
19) Klinik Cempaka Care Cempaka
Putih
20) KP Sektetariat Mahkamah
Agung RI Cempaka Putih
21) Klinik BSTI in Harmony
Cempaka Putih
4. Bidan Praktek Mandiri 1) Bidan I Gusti Ayu Arianing
2) Bidan Hansrizka
5. Dokter Praktek Pribadi 1) Praktik Mandiri dr Maria

23
No
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Nama Fasilitas
.
Beauty & Health Care Cempaka
Putih
2) Praktik Mandiri Dokter Gigi
RDM Dental Care Cempaka
Putih
3) Praktik Mandiri Dokter Gigi
Hadi Widhayanti Cempaka
Putih
4) Praktik Mandiri dr Davit
Cempaka Putih
5) Praktik Mandiri Dokter Agatha
Cempaka Putih
6) Praktik Mandiri Dokter Gigi F
X Edhie Wiranto Cempaka
Putih
7) Praktik Mandiri dr Agus
Budiman Lubis, SP JP
Cempaka Putih
8) Praktik Mandiri drg Rian Oteria
Cempaka Putih
9) Praktik Mandiri drg Deasy
Cempaka Putih
10) Praktik Mandiri drg Farida
Pribadi Cempaka Putih
11) Praktik Mandiri dr Ernestine
Hakim Cempaka Putih
12) Praktik Mandiri drg Adi
Dharmawidjaya Cempaka Putih
13) Praktik Mandiri drg Windy Sari

24
No
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Nama Fasilitas
.
Cempaka Putih
14) Praktik Mandiri dr Anita Rivai
Cempaka Putih
15) Praktik Mandiri Prof Dr.dr H.R
Rachmad Soegih, Sp.GK
Cempaka Putih
16) Praktik Mandiri dr Randhika
Agusy Cempaka Putih
17) Praktik Mandiri dr Nadia Bunga
Anggraini Cempaka Putih
18) Praktik Mandiri drg Laksmi
Dwiati Cempaka Putih
19) Praktik Mandiri Bidan
Hansriska Cempaka Putih
20) Praktik Mandiri dr Afaf Agil Al
Munawar, SP.KK Cempaka
Putih
21) Praktik Mandiri dr Vincentia
Theodora IP, Msc, SP. KK
6. Rumah Sakit (RS) 1) RSIA Evasari
2) RS Islam Jakarta
3) RS Pertamina
4) RSUD Cempaka Putih
7. Pengobatan Tradisional 1) Neuro Tendo Stimulasi (NTS)
2) Praktik Mandiri Akupuntur
Susilo Putro Cempaka Putih
8. Apotek 1) Apotek K24 Rawasari
2) Apotek Century Cempaka Putih
3) Apotek Mardani Merdeka
4) Apotek Guardian Cempaka

25
No
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Nama Fasilitas
.
Putih
5) Apotek Kinasih
6) Apotek Taman Solo
7) Apotek K24 Cempaka Putih
8) Apotek Estetika Cempaka Putih
9) Apotek Kimia Farma Cempaka
Putih
10) Apotek Medika Farma
Cempaka Putih
11) Apotek Kimia Farma No 19
Cempaka Putih
12) Apotek Kimia Farma Green
Pramuka Cempaka Putih
13) Apotek Rakyat Abah Cempaka
Putih
14) Apotek Century Green Pramuka
Cempaka Putih

1.5. Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih


1.5.1. Visi dan Misi Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih

Visi

Mewujudkan masyarakat cempaka putih sehat dan mandiri dengan


pelayanan berkualitas dan berkesinambungan.

Misi

a. Meningkatkan SDM yang berkualitas dan kompeten secara


berkelanjutan.

26
b. Meningkatkan mutu pelayanan secara menyeluruh yang berorientasi
pada kebutuhan pelanggan.
c. Meningkatkan sarana dan prasarana yang aman, nyaman dan berkualitas
d. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat di dalam bidang kesehatan.
e. Meningkatkan kerjsama dan koordinasi dengan lintas sektoral.

Nilai

a. Integritas
b. Profesional
c. Kerjasama
d. Inovatif
e. Empati

1.5.2. Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih

Sebagai satu bentuk organisasi, Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih


memiliki stuktur organisasi yang jelas dan mengacu pada Peraturan
Gubernur Nomor 386 Tahun 2016 tentang Pembentukan Organisasi dan
Tata Kerja Pusat Kesehatan Masyarakat. Struktur organisasi tersebut terdiri
dari: (PKM Cempaka Putih, 2019)

a. Kepala Puskesmas Kecamatan;


b. Subbagian Tata Usaha;
c. Satuan Pelaksana UKM;
d. Satuan Pelaksana UKP;
e. Puskesmas Kelurahan;
f. Satuan Pengawas Internal;
g. Subkelompok Jabatan Fungsional.

1.5.3. Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih

Jumlah unit tergantung pada kegiatan, jumlah tenaga dan fasilitas yang ada.
Untuk memudahkan koordinasi semua unit dikelompokkan dalam dua

27
kelompok besar, yaitu Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan
Perseorangan. Masing-masing kelompok di atur oleh seorang Koordinator.
(PKM Cempaka Putih, 2019)

Kepala Puskesmas berfungsi memimpin, mengawasi dan melaksanakan


koordinasi kegiatan Puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan
struktural dan jabatan fungsional. Dalam melaksanakan tugas, Kepala
Puskesmas wajib menetapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi
dalam lingkungan Puskesmas maupun dengan satuan organisasi di luar
lingkungan Puskesmas. (PKM Cempaka Putih, 2019)

Unit Ketatausahaan bertugas mengurus bidang kepegawaian, administrasi,


keuangan, perlengkapan serta pencatatan dan pelaporan. Masingmasing
bagian dipertanggungjawabkan kepada satu orang petugas, di bawah
koordinasi satu orang Kepala Tata Usaha. (PKM Cempaka Putih, 2019)

1.6. Program Kesehatan Ibu dan Anak

Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui,
bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Peranan ibu terhadap anak adalah
sebagai pembimbing kehidupan di dunia ini. Ibu sangat berperan dalam kehidupan
buah hatinya di saat anaknya masih bayi hingga dewasa, bahkan sampai anak
yang sudah dilepas tanggung jawabnya atau menikah dengan orang lain seorang
ibu tetap berperan dalam kehidupan anaknya. (PKM Cempaka Putih, 2019)

Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan
hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan
keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS)
serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh
kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia
seutuhnya. (PKM Cempaka Putih, 2019)

Sedangkan tujuan khusus program KIA adalah: (PKM Cempaka Putih, 2019)

28
a. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku), dalam
mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi
tepat guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga, Posyandu dan
sebagainya.
b. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara
mandiri di dalam lingkungan keluarga Posyandu serta di sekolah Taman
Kanak-Kanak atau TK.
c. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, dan ibu meneteki.
d. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu
meneteki, bayi dan anak balita.
e. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat , keluarga dan seluruh
anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, terutama melalui
peningkatan peran ibu dan keluarganya.

Prinsip pengelolaan Program KIA adalah memantapkan dan peningkatan


jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pelayanan KIA
diutamakan pada kegiatan pokok: (PKM Cempaka Putih, 2019)

a. Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan dengan mutu


yang baik serta jangkauan yang setinggi-tingginya.
b. Peningkatan pertolongan persalinan yang lebih ditujukan kepada peningkatan
pertolongan oleh tenaga professional secara berangsur.
c. Peningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil, baik oleh tenaga kesehatan
maupun di masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta penanganan dan
pengamatannya secara terus menerus.
d. Peningkatan pelayanan neonatal (bayi berumur kurang dari 1bulan) dengan
mutu yang baik dan jangkauan yang setinggi tingginya.

Sasaran dan Cakupan Pelayanan Program KIA

Puskesmas bertanggung jawab terhadap kesehatan penduduk di wilayah kerjanya.


Untuk memudahkan penerapannya maka dilakukan pembagian tanggung jawab

29
per wilayah desa atau keluarahan, sehingga setiap penanggung jawab wilayah
harus memiliki data yang akurat penduduk di wilayahnya menurut kelompok
sasaran dan kelompok umur berdasarkan siklus hidup serta pelayanan yang telah
diterima. Hal ini penting karena setiap orang berhak mendapatkan pelayanan
kesehatan disamping kewajibannya menjaga kesehatannya, kepentingan lainnya
adalah diketahui cakupan pelayanan sebagai salah satu justifikasi tindaklanjut
yang harus dilakukan. (Mulati, 2014)

Penentuan sasaran yang paling tepat adalah adanya data setiap penduduk di
wilayah kerjanya, baik penduduk asli maupun pendatang yang berdomisili di
wilayahnya, dan dengan memiliki catatan pelayanan yang telah diterima, baik
pelayanan kesehatan dari fasilitas/pemberi pelayanan kesehatan di mana dia
berdomisili atau dari fasilitas/pemberi pelayanan di luar wilayah tempat dia
berdomisili. (Mulati, 2014)

Banyak yang menggunakan rumus dalam menetapkan sasaran, kelemahan cara ini
adalah bisa terjadi jumlah sasaran lebih besar atau lebih kecil dari sasaran
sesungguhnya, bilamana:

 Sasaran yang ditetapkan lebih kecil jumlahnya dari kondisi sesungguhnya


maka cakupan yang diperoleh akan terlihat lebih tinggi dari sesungguhnya,
penangggung jawab wilayah merasa puas. Dampaknya semua merasa puas
akan hasilnya walaupun sesungguhnya masih banyak sasaran yang belum
mendapatkan pelayanan yang seharusnya diterima.
 Sasaran yang ditetapkan lebih besar jumlahnya dari kondisisesungguhnya,
walaupun telah berupaya semaksimal mungkin namun tetap tidak tercapai
cakupan pelayanan yang ditetapkan, kerapkali hal ini menimbulkan frustasi
baik penanggung jawab wilayah maupun pihak yang terkait dan kadang
membuat laporan palsu.

Penerapan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) KIA

30
Alat yang digunakan untuk pemantauan program KIA yaitu PWS KIA. PWS KIA
adalah alat manajemen untuk melakukan pemantauan program KIA di suatu
wilayah kerja secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat
dan tepat. Berdasarkan definisi tersebut PWS KIA merupakan bagian integral dari
manajemen operasional program KIA yang harus dilaksanakan setiap hari setelah
bidan memberikan pelayanan KIA dan dilaporkan setiap bulan secara terus
menerus untuk memantau cakupan pelayanan KIA. (Mulati, 2014)

Penyajian PWS-KIA juga dapat digunakan sebagai alat motivasi dan komunikasi
kepada sektor terkait, khususnya aparat setempat (kepala desa/ staf kelurahan,
camat, muspida tingkat kecamatan) ketua tim penggerak PKK dan kader untuk
mendapatkan dukungan data sasaran yang sesungguhnya, menggerakan sasaran
dan membantu memecahkan masalah non teknis rujukan kasus risiko tinggi.
(Mulati, 2014)

Sasaran yang digunakan dalam PWS KIA berdasarkan kurun waktu 1 tahun
dengan prinsip konsep sasaran wilayah. Indikator pelayanan KIA menggambarkan
keadaan kegiatan pokok dalam program KIA. Berikut indikator yang digunakan
dalam pemantauan program KIA pada PWS KIA meliputi. (Mulati, 2014)

a. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 (Pelayanan Antenatal)

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga


kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan
standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan
Kebidanan (SPK). Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi anamnesis,
pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium rutin dan
khusus, serta intervensi umum dan khusus (sesuai risiko yang ditemukan
dalam pemeriksaan). Dalam penerapannya terdiri atas: (Hermawan, 2010)

1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.


2) Ukur tekanan darah.
3) Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas).
4) Ukur tinggi fundus uteri.

31
5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
6) Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid
(TT) bila diperlukan.
7) Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
8) Test laboratorium (rutin dan khusus).
9) Tatalaksana kasus.
10) Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.

Cakupan K1 adalah cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan
antenatal oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu. Indikator akses ini digunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan
antenatal serta kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat.
(Mulati, 2014)

Rumus yang dipakai untuk perhitungannya adalah:

Jumlah ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal oleh
tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja dan kurun waktu tertentu /
Jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun x 100%

Jumlah sasaran ibu hamil dalam 1 tahun dapat diperoleh melalui proyeksi,
dihitung berdasarkan perkiraan jumlah ibu hamil dengan menggunakan rumus:

1,10 × Angka Kelahiran Kasar ( CBR ) × Jumlah Penduduk

Angka kelahiran kasar (CBR) yang digunakan adalah angka terakhir CBR
kabupaten/kota yang diperoleh dari kantor perwakilan Badan Pusat Statistik
(BPS) di kabupaten/kota. Apabila angka CBR kabupaten/kota tidak ada, maka
dapat digunakan angka terakhir CBR provinsi. (Mulati, 2014)

Tabel 1.5 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K1) Bulan Juni–Desember 2020 di
Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih

No. Puskesmas / Sasaran Jumlah Cakupa Target

32
n
Kelurahan Ibu Hamil (%)
(%)
1. Cempaka Putih Timur 331 213 64.35 58.33
2. Cempaka Putih Barat 566 318 56.18 58.33
3. Rawasari 369 206 55.82 58.33
Rata-Rata Se-Kecamatan 1266 737 58.78 58.33

b. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

Cakupan K4 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan


antenatal sesuai dengan standar, paling sedikit empat kali dengan distribusi
waktu 1 kali pada trimester ke-1, 1 kali pada trimester ke-2 dan 2 kali pada
trimester ke-3 di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan
indikator ini dapat diketahui cakupan pelayanan antenatal secara lengkap
(memenuhi standar pelayanan dan menepati waktu yang ditetapkan), yang
menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil di suatu wilayah, di samping
menggambarkan kemampuan manajemen ataupun kelangsungan program
KIA. (Mulati, 2014)

Rumus yang dipergunakan adalah:

Jumlah ibu hamil yang memdapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali


sesuai standar oleh tenaga kesehatan disuatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu / Jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam 1
tahun x 100%

Tabel 1.6 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) Bulan Juni–Desember 2020 di
Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih

No. Puskesmas / Sasaran Jumlah Cakupa Target


Kelurahan Ibu Hamil n (%)

33
(%)
1. Cempaka Putih Timur 331 207 62.54 58.33
2. Cempaka Putih Barat 566 318 56.18 58.33
3. Rawasari 369 206 55.82 58.33
Rata-Rata Se-Kecamatan 1266 731 58.18 58.33

c. Cakupan Penanganan Komplikasi Ibu Hamil

Pelayanan medis yang dapat dilakukan di Puskesmas mampu PONED


meliputi: (Hermawan, 2010)

1) Pelayanan Obstetri
 Penanganan perdarahan pada kehamilan, persalinan dan nifas.
 Pencegahan dan penanganan Hipertensi dalam Kehamilan (pre-
eklampsi dan eklampsi)
 Pencegahan dan penanganan infeksi.
 Penanganan partus lama/macet.
 Penanganan abortus.
 Stabilisasi komplikasi obstetrik untuk dirujuk dan transportasi rujukan.
2) Pelayanan Neonatus
 Pencegahan dan penanganan asfiksia.
 Pencegahan dan penanganan hipotermia.
 Penanganan bayi berat lahir rendah (BBLR).
 Pencegahan dan penanganan infeksi neonatus, kejang neonatus, ikterus
ringan sedang.
 Pencegahan dan penanganan gangguan minum.
 Stabilisasi komplikasi neonatus untuk dirujuk dan transportasi rujukan.

Cakupan Penanganan Komplikasi Obstetri adalah cakupan Ibu dengan


komplikasi kebidanan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang
ditangani secara definitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan
kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Penanganan definitif
adalah penanganan/pemberian tindakan terakhir untuk menyelesaikan

34
permasalahan setiap kasus komplikasi kebidanan. Indikator ini mengukur
kemampuan manajemen program KIA dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan secara professional kepada ibu hamil bersalin dan nifas dengan
komplikasi. (Mulati, 2014)

Rumus yang dipergunakan adalah:

Jumlah komplikasi kebidanan yang mendapatkan penanganan definitif di


suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu / 20% × Jumlah sasaran
ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun x 100%

Tabel 1.7 Cakupan Penanganan Komplikasi Ibu Hamil Bulan Juni–Desember


2020 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih

Sasaran
Penangan- Cakupa
Puskesmas / Target
No. an Komp- Jumlah n
Kelurahan (%)
likasi Ibu (%)
Hamil
1. Cempaka Putih Timur 66 36 54.54 58.33
2. Cempaka Putih Barat 113 68 60.17 58.33
3. Rawasari 70 41 58.57 58.33
Rata-Rata Se-Kecamatan 249 145 57.76 58.33

d. Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Pn)

Pada prinsipnya, penolong persalinan harus memperhatikan halhal sebagai


berikut: (Hermawan, 2010)

1) Pencegahan infeksi.
2) Metode pertolongan persalinan yang sesuai standar.
3) Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani ke tingkat pelayanan yang lebih
tinggi.
4) Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
5) Memberikan Injeksi Vit K 1 dan salep mata pada bayi baru lahir.

35
Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah cakupan ibu bersalin yang
mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan, di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu.
Dengan indikator ini dapat diperkirakan proporsi persalinan yang ditangani
oleh tenaga kesehatan dan ini menggambarkan kemampuan manajemen
program KIA dalam pertolongan persalinan sesuai standar.

Rumus yang digunakan sebagai berikut:

Jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan kompeten di


suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu / Jumlah sasaran ibu
bersalin di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun x 100%

Tabel 1.8 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Pn) Bulan Juni–
Desember 2020 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih

Sasaran Cakupa
Puskesmas / Target
No. Ibu Jumlah n
Kelurahan (%)
Bersalin (%)
1. Cempaka Putih Timur 316 191 60.44 58.33
2. Cempaka Putih Barat 540 312 57.77 58.33
3. Rawasari 352 205 58.23 58.33
Rata-Rata Se-Kecamatan 1208 708 58.81 58.33

e. Cakupan Pelayanan Kunjungan Nifas (KF3)

Pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan adalah: (Hermawan, 2010)

1) Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu.


2) Pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi uterus).
3) Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vaginam lainnya.
4) Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan.

36
5) Pemberian kapsul Vitamin A 200.000 IU sebanyak dua kali, pertama
segera setelah melahirkan, kedua diberikan setelah 24 jam pemberian
kapsul Vitamin A pertama.

Cakupan pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan adalah cakupan pelayanan


kepada ibu pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca bersalin sesuai
standar paling sedikit 3 kali dengan distribusi waktu 6 jam s.d. hari ke-3
(KF1), hari ke-4 s.d. hari ke-28 (KF2) dan hari ke-29 s.d. hari ke-42 (KF3)
setelah bersalin di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan
indikator ini dapat diketahui cakupan pelayanan nifas secara lengkap
(memenuhi standar pelayanan dan menepati waktu yang ditetapkan serta untuk
menjaring KB Pasca Persalinan), yang menggambarkan jangkauan dan
kualitas pelayanan kesehatan ibu nifas, Keluarga Berencana di samping
menggambarkan kemampuan manajemen ataupun kelangsungan program
KIA. (Mulati, 2014)

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Jumlah ibu nifas yang telah memperoleh 3 kali pelayanan nifas sesuai
standar oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu /
Jumlah sasaran ibu nifas di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun x 100%

Tabel 1.9 Cakupan Pelayanan Kunjungan Nifas (KF3) Bulan Juni–Desember


2020 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih

Cakupa
Puskesmas / Sasaran Target
No. Jumlah n
Kelurahan Ibu Nifas (%)
(%)
1. Cempaka Putih Timur 316 197 62.34 58.33
2. Cempaka Putih Barat 540 316 58.51 58.33
3. Rawasari 352 211 59.94 58.33
Rata-Rata Se-Kecamatan 1208 724 60.26 58.33

37
f. Cakupan Pelayanan Neonatus Pertama (KN1)

Pelayanan Kesehatan Neonatal dasar dilakukan secara komprehensif dengan


melakukan pemeriksaan dan perawatan Bayi baru Lahir dan pemeriksaan
menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) untuk
memastikan bayi dalam keadaan sehat, yang meliputi: (Hermawan, 2010)

1) Pemeriksaan dan Perawatan Bayi Baru Lahir


 Perawatan Tali pusat
 Melaksanakan ASI Eksklusif
 Memastikan bayi telah diberi Injeksi Vitamin K1
 Memastikan bayi telah diberi Salep Mata Antibiotik
 Pemberian Imunisasi Hepatitis B-0
2) Pemeriksaan menggunakan pendekatan MTBM
 Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri,
ikterus, diare, berat badan rendah dan masalah pemberian ASI.
 Pemberian Imunisasi Hepatitis B-0 bila belum diberikan pada waktu
perawatan bayi baru lahir.
 Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI eksklusif,
pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir di
rumah dengan menggunakan Buku KIA.
 Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan.

Cakupan Pelayanan Neonatus Pertama adalah cakupan neonatus yang


mendapatkan pelayanan sesuai standar pada 6–48 jam setelah lahir di suatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat diketahui
akses/jangkauan pelayanan kesehatan neonatal. (Mulati, 2014)

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

38
Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada 6-48
jam setelah lahir di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu /
Jumlah seluruh sasaran bayi di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun x 100%

Jumlah sasaran bayi bisa didapatkan dari perhitungan berdasarkan jumlah


perkiraan (angka proyeksi) bayi dalam satu wilayah tertentu dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:

Jumlah sasaranbayi=Crude Birth Rate × jumlah penduduk

Tabel 1.10 Cakupan Pelayanan Neonatus Pertama (KN1) Bulan Juni–


Desember 2020 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih

Sasaran Cakupa
Puskesmas / Target
No. Bayi Lahir Jumlah n
Kelurahan (%)
Hidup (%)
1. Cempaka Putih Timur 301 189 62.79 58.33
2. Cempaka Putih Barat 514 311 60.50 58.33
3. Rawasari 336 204 60.71 58.33
Rata-Rata Se-Kecamatan 1151 704 61.33 58.33

g. Cakupan Pelayanan Kesehatan Neonatus 0–28 hari (KN Lengkap)

Cakupan Pelayanan Kesehatan Neonatus 0–28 hari adalah cakupan neonatus


yang mendapatkan pelayanan sesuai standar paling sedikit tiga kali dengan
distribusi waktu 1 kali pada 6–48 jam, 1 kali pada hari ke-3 s.d. hari ke-7, dan
1 kali pada hari ke-8 s.d. hari ke-28 setelah lahir di suatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat diketahui efektivitas dan
kualitas pelayanan kesehatan neonatal. (Mulati, 2014)

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Jumlah neonatus yang telah memperoleh 3 kali pelayanan kunjungan


neonatal sesuai standar di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
/ Jumlah seluruh sasaran bayi di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun x
100%

39
Tabel 1.11 Cakupan Pelayanan Neonatus (KN) Bulan Juni–Desember 2020 di
Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih

Sasaran Cakupa
Puskesmas / Target
No. Bayi Lahir Jumlah n
Kelurahan (%)
Hidup (%)
1. Cempaka Putih Timur 301 197 65.45 58.33
2. Cempaka Putih Barat 514 317 61.67 58.33
3. Rawasari 336 211 62.80 58.33
Rata-Rata Se-Kecamatan 1151 725 63.30 58.33

h. Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus

Pelayanan Neonatus dengan komplikasi adalah penanganan neonatus dengan


penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan dan
kematian oleh dokter/bidan/perawat terlatih di polindes, puskesmas,
puskesmas PONED, rumah bersalin dan rumah sakit pemerintah/swasta.
(Hermawan, 2010)

Puskesmas PONED adalah puskesmas rawat inap yang memiliki kemampuan


serta fasilitas PONED siap 24 jam untuk memberikan pelayanan terhadap ibu
hamil, bersalin dan nifas serta kegawatdaruratan bayi baru lahir dengan
komplikasi baik yang datang sendiri atau atas rujukan kader/masyarakat, bidan
di desa, Puskesmas dan melakukan rujukan ke RS/RS PONEK pada kasus
yang tidak mampu ditangani. (Hermawan, 2010)

Penanganan definitif adalah pemberian tindakan akhir pada setiap kasus


komplikasi neonatus yang pelaporannya dihitung 1 kali pada masa neonatal.
Kasus komplikasi yang ditangani adalah seluruh kasus yang ditangani tanpa
melihat hasilnya hidup atau mati. Indikator ini menunjukkan kemampuan
sarana pelayanan kesehatan dalam menangani kasus kasus kegawatdaruratan
neonatal, yang kemudian ditindaklanjuti sesuai dengan kewenangannya, atau
dapat dirujuk ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi. (Mulati, 2014)

40
Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus adalah cakupan neonatus dengan
komplikasi yang ditangani secara definitif oleh tenaga kesehatan kompeten
pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan di suatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu. (Mulati, 2014)

Rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut:

Jumlah neonatus dengan komplikasi yang mendapat penanganan definitif


di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu / 15% × Jumlah
sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun x 100%

Tabel 1.12 Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus Bulan Juni–Desember


2020 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih

Sasaran
Penangan- Cakupa
Puskesmas / Target
No. an Komp- Jumlah n
Kelurahan (%)
likasi Neo- (%)
natus
1. Cempaka Putih Timur 39 17 43.58 58.33
2. Cempaka Putih Barat 81 46 56.79 58.33
3. Rawasari 57 40 70.17 58.33
Rata-Rata Se-Kecamatan 177 103 56.84 58.33
i. Cakupan Kunjungan Bayi (29 Hari – 12 Bulan)

Adalah cakupan bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna minimal 4 kali


yaitu 1 kali pada umur 29 hari–2 bulan, 1 kali pada umur 3–5 bulan, dan satu
kali pada umur 6–8 bulan dan 1 kali pada umur 9–11 bulan sesuai standar di
suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat
diketahui efektifitas, continuum of care dan kualitas pelayanan kesehatan bayi.
(Hermawan, 2010)

Rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut:

41
Jumlah bayi yang telah memperoleh 4 kali pelayanan kesehatan sesuai
standar di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu / Jumlah
seluruh sasaran bayi di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun x 100%

Tabel 1.13 Cakupan Kunjungan Bayi Bulan Juni–Desember 2020 di Wilayah


Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih

Cakupa
Puskesmas / Sasaran Target
No. Jumlah n
Kelurahan Bayi (%)
(%)
1. Cempaka Putih Timur 197 119 60.40 58.33
2. Cempaka Putih Barat 405 238 58.76 58.33
3. Rawasari 285 159 55.78 58.33
Rata-Rata Se-Kecamatan 887 516 58.31 58.33

j. Cakupan Kunjungan Balita

Persentase Usia Bawah Lima Tahun (Balita) mendapatkan pelayanan


kesehatan sesuai standar. Pelayanan Kesehatan Balita sesuai standar adalah:

1) Pelayanan kesehatan Balita diberikan oleh Dokter, Bidan, Perawat, Tenaga


Gizi sesuai kewenangannya;
2) Pelayanan kesehatan Balita diberikan di Puskesmas dan jaringannya dan di
fasilitas BUMD/BUMN/swasta yang bekerja sama dengan pemerintah
daerah;
3) Pelayanan Kesehatan Balita meliputi:
a) pemantauan pertumbuhan dan perkembangan;
b) pemberian kapsul vitamin A;
c) pemberian imunisasi dasar lengkap dan imunisasi lanjutan;
d) pemberian PMT untuk balita gizi kurang;
e) penanggulangan balita sakit.

Tabel 1.14 Cakupan Kunjungan Balita Bulan Juni–Desember 2020 di


Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih

42
Cakupa
Puskesmas / Sasaran Target
No. Jumlah n
Kelurahan Balita (%)
(%)
1. Cempaka Putih Timur 1189 630 52.98 58.33
2. Cempaka Putih Barat 2313 803 34.71 58.33
3. Rawasari 1493 866 58.00 58.33
Rata-Rata Se-Kecamatan 4995 2299 48.56 58.33

1.7. Identifikasi Masalah


1) Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 pada bulan Juni–Desember 2020 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Timur sebesar 64.35%.
2) Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 pada bulan Juni–Desember 2020 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat sebesar 56.18%.
3) Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 pada bulan Juni–Desember 2020 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Rawasari sebesar 55.82%.
4) Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 pada bulan Juni–Desember 2020 di
Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Timur sebesar 62.54%.
5) Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 pada bulan Juni–Desember 2020 di
Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Barat sebesar 56.18%.
6) Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 pada bulan Juni–Desember 2020 di
Wilayah Kelurahan Rawasari sebesar 55.82%.
7) Cakupan Penanganan Komplikasi Ibu Hamil pada bulan Juni–Desember
2020 di Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Timur sebesar 54.54%.
8) Cakupan Penanganan Komplikasi Ibu Hamil pada bulan Juni–Desember
2020 di Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Barat sebesar 60.17%.
9) Cakupan Penanganan Komplikasi Ibu Hamil pada bulan Juni–Desember
2020 di Wilayah Kelurahan Rawasari sebesar 58.57%.
10) Cakupan Persalinan Nakes pada bulan Juni–Desember 2020 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Timur sebesar 60.44%.
11) Cakupan Persalinan Nakes pada bulan Juni–Desember 2020 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat sebesar 57.77%.

43
12) Cakupan Persalinan Nakes pada bulan Juni–Desember 2020 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Rawasari sebesar 58.23%.
13) Cakupan Kunjungan Ibu Nifas pada bulan Juni–Desember 2020 di
Wilayah se-Kecamatan Cempaka Putih sebesar 60.26%.
14) Cakupan Pelayanan Neonatus Pertama (KN1) pada bulan Juni–
Desember 2020 di Wilayah se-Kecamatan Cempaka Putih sebesar
61.33%.
15) Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap pada bulan Juni–Desember
2020 di Wilayah se-Kecamatan Cempaka Putih sebesar 63.30%.
16) Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus pada bulan Juni–Desember
2020 di Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Timur sebesar 43.58%.
17) Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus pada bulan Juni–Desember
2020 di Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Barat sebesar 56.79%.
18) Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus pada bulan Juni–Desember
2020 di Wilayah Kelurahan Rawasari sebesar 70.17%.
19) Cakupan Kunjungan Bayi pada bulan Juni–Desember 2020 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Timur sebesar 60.40%.
20) Cakupan Kunjungan Bayi pada bulan Juni–Desember 2020 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat sebesar 58.76%.
21) Cakupan Kunjungan Bayi pada bulan Juni–Desember 2020 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Rawasari sebesar 55.78%.
22) Cakupan Kunjungan Balita pada bulan Juni–Desember 2020 di Wilayah
se-Kecamatan Cempaka Putih Timur sebesar 48.56%.
1.8. Rumusan Masalah
1) Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 pada bulan Juni–Desember 2020 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Timur sebesar 64.35%
lebih dari target 58.33%.
2) Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 pada bulan Juni–Desember 2020 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat sebesar 56.18%
kurang dari target 58.33%.

44
3) Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 pada bulan Juni–Desember 2020 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Rawasari sebesar 55.82% kurang dari
target 58.33%.
4) Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 pada bulan Juni–Desember 2020 di
Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Timur sebesar 62.54% lebih dari
target 58.33%.
5) Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 pada bulan Juni–Desember 2020 di
Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Barat sebesar 56.18% kurang dari
target 58.33%.
6) Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 pada bulan Juni–Desember 2020 di
Wilayah Kelurahan Rawasari sebesar 55.82% kurang dari target
58.33%.
7) Cakupan Penanganan Komplikasi Ibu Hamil pada bulan Juni–Desember
2020 di Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Timur sebesar 54.54%
kurang dari target 58.33%.
8) Cakupan Penanganan Komplikasi Ibu Hamil pada bulan Juni–Desember
2020 di Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Barat sebesar 60.17% lebih
dari target 58.33%.
9) Cakupan Penanganan Komplikasi Ibu Hamil pada bulan Juni–Desember
2020 di Wilayah Kelurahan Rawasari sebesar 58.57% lebih dari target
58.33%.
10) Cakupan Persalinan Nakes pada bulan Juni–Desember 2020 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Timur sebesar 60.44% lebih dari
target 58.33%.
11) Cakupan Persalinan Nakes pada bulan Juni–Desember 2020 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat sebesar 57.77% kurang dari
target 58.33%.
12) Cakupan Persalinan Nakes pada bulan Juni–Desember 2020 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Rawasari sebesar 58.23% kurang dari target
58.33%.

45
13) Cakupan Kunjungan Ibu Nifas pada bulan Juni–Desember 2020 di
Wilayah se-Kecamatan Cempaka Putih sebesar 60.26% lebih dari target
58.33%.
14) Cakupan Pelayanan Neonatus Pertama (KN1) pada bulan Juni–
Desember 2020 di Wilayah se-Kecamatan Cempaka Putih sebesar
61.33% lebih dari target 58.33%.
15) Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap pada bulan Juni–Desember
2020 di Wilayah se-Kecamatan Cempaka Putih sebesar 63.30% lebih
dari target 58.33%.
16) Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus pada bulan Juni–Desember
2020 di Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Timur sebesar 43.58%
kurang dari target 58.33%.
17) Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus pada bulan Juni–Desember
2020 di Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Barat sebesar 56.79%
kurang dari target 58.33%.
18) Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus pada bulan Juni–Desember
2020 di Wilayah Kelurahan Rawasari sebesar 70.17% lebih dari target
58.33%.
19) Cakupan Kunjungan Bayi pada bulan Juni–Desember 2020 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Timur sebesar 60.40% lebih dari
target 58.33%.
20) Cakupan Kunjungan Bayi pada bulan Juni–Desember 2020 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat sebesar 58.76% lebih dari
target 58.33%.
21) Cakupan Kunjungan Bayi pada bulan Juni–Desember 2020 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Rawasari sebesar 55.78% kurang dari target
58.33%.
22) Cakupan Kunjungan Balita pada bulan Juni–Desember 2020 di Wilayah
se-Kecamatan Cempaka Putih Timur sebesar 48.56% kurang dari target
58.33%.

46
BAB II

PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB


MASALAH

2.1. Menetapkan Prioritas Masalah

Secara umum dan hampir semua ahli sepakat bahwa masalah adalah suatu
kesenjangan antara situasi sekarang dengan situasi yang akan datang atau tujuan
yang diinginkan. Keadaan sekarang sering pula disebut original state, sedangkan
keadaan yang diharapkan sering pula disebut final state. Jadi, suatu masalah
muncul apabila ada halangan atau hambatan yang memisahkan antara present
state dengan goal state. (Suharnan, 2005) Mengingat adanya keterbatasan
kemampuan dalam mengatasi masalah, ketidaktersediaan teknologi yang memadai

47
atau adanya keterkaitan satu masalah dengan masalah lainnya, maka perlu dipilih
masalah prioritas dengan jalan kesepakatan tim. Bila tidak dicapai kesepakatan
dapat ditempuh dengan menggunakan kriteria lain. Dalam penetapan urutan
prioritas masalah dapat mempergunakan berbagai macam metode seperti metode
USG (Urgency, Seriousness, Growth) dan sebagainya. (UU No.44 Tahun 2016)

Metode USG

Urgency, Seriousness, Growth (USG) adalah salah satu alat untuk menyusun
urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya dengan menentukan tingkat
urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu dengan menentukan skala nilai 1 – 5
atau 1 – 10. Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas. Untuk
lebih jelasnya, dapat diuraikan sebagai berikut: (UU No.44 Tahun 2016)

a. Urgency

Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang
tersedia dan seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan
masalah yang menyebabkan isu tadi. Urgency dilihat dari tersedianya waktu,
mendesak atau tidak masalah tersebut diselesaikan.

b. Seriousness

Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul
dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau
akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu
tidak dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu
masalah yang dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila
dibandingkan dengan suatu masalah lain yang berdiri sendiri. Seriousness
dilihat dari dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh
terhadap keberhasilan, dan membahayakan sistem atau tidak.

c. Growth

48
Seberapa kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan
kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau dibiarkan.

Data atau informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan metode USG, yakni
sebagai berikut: (UU No.44 Tahun 2016)

a. Hasil analisa situasi.


b. Informasi tentang sumber daya yang dimiliki.
c. Dokumen tentang perundang-undangan, peraturan, serta kebijakan pemerintah
yang berlaku.

2.1.1. Non-Scoring Technique

Terdapat banyak teknik yang dapat membantu mengambil keputusan pada


proses identifikasi risiko, mencari solusi atau perlakuan risiko, dan
menentukan opsi perlakuan risiko. Beberapa teknik yang cukup sederhana
dan dapat dengan mudah digunakan adalah Brainstorming, Delphi, Focus
Group Discussion, dan Nominal Group Technique. (Alijoyo, 2021)

a. Brainstorming

Metode curah pendapat (brainstorming) adalah metode pengumpulan-


pengumpulan sejumlah besar gagasan dari sekelompok orang dalam
waktu singkat, metode ini sering digunakan dalam pemecahan/
penyelesaian masalah yang kreatif dan dapat digunakan sendiri atau
sebagai bagian dari strategi lain. metode tersebut lebih mementingkan
pada kuantitas tapi tidak melupakan kualitas yang sudah ada. (Sani,
2013)

b. Metode Delbeq

49
Metoda Delbeque adalah metoda kualitatif dimana prioritas masalah
penyakit ditentukan secara kualitatif oleh panel expert. Caranya
sekelompok pakar diberi informasi tentang masalah penyakit yang perlu
ditetapkan prioritasnya termasuk data kuantitatif yang ada untuk
masing-masing penyakit tersebut. Dalam penentuan prioritas masalah
kesehatan di suatu wilayah pada dasarnya kelompok pakar melalui
langka-langkah: (1) Penetapan kriteria yang disepakati bersama oleh
para pakar; (2) memberikan bobot masalah; (3) menentukan skoring
setiap masalah. Dengan demikian dapat ditentukan masalah mana yang
menduduki peringkat prioritas tertinggi. (Symond, 2013)

c. Metode Delphi

Dalam metoda Delphi sejumlah pakar (panel expert) melakukan diskusi


terbuka dan mendalam tentang masalah yang dihadapi dan masing-
masing mengajukan pendapatnya tentang masalah yang perlu diberikan
prioritas. Diskusi berlanjut sampai akhirnya dicapai suatu kesepakatan
(konsensus) tentang masalah kesehatan yang menjadi prioritas.
Kelemahan cara ini adalah waktunya yang relatif lebih lama
dibandingkan dengan metoda Delbeque serta kemungkinan pakar yang
dominan mempengaruhi pakar yang tidak dominan. Kelebihannya
metoda ini memungkinkan telahaan yang mendalam oleh masing-
masingpakar yang terlibat. (Symond, 2013)

d. Focus Group Discussion

FGD biasa juga disebut sebagai metode dan teknik pengumpulan data
kualitatif dengan cara melakukan wawancara kelompok. Guna
memperoleh pengertian yang lebih saksama, kiranya FGD dapat
didefinisikan sebagai suatu metode dan teknik dalam mengumpulkan
data kualitatif di mana sekelompok orang berdiskusi tentang suatu
fokus masalah atau topik tertentu dipandu oleh seorang fasilitator atau
moderator. (Indrizal, 2017)

50
e. Nominal Group Technique (NGT)

Yaitu suatu proses diskusi kelompok yang melibatkan identifikasi


masalah, pembuatan solusi, dan pengambilan keputusan. (Alijoyo,
2021)

2.1.2 Scoring Technique


a. Metode Bryant

Metode Bryant merupakan cara pemilihan prioritas dengan memberikan


score (nilai) untuk parameter yang ditetapkan. Parameter tersebut terdiri
dari:

1) Community Concern

Yakni sejauh mana masyarakat menganggap masalah tersebut


penting atau disebut perhatian atau kepentingan masyarakat dan
pemerintah atau instansi terkait terhadap masalah tersebut.

2) Prevalence

Yakni berapa banyak penduduk yang terkena masalah (penyakit)


tersebut.

3) Seriousness

Yakni sejauh mana dampak yang ditimbulkan penyakit tersebut atau


tingginya angka morbiditas atau mortalitas serta kecenderungannya.

4) Manageability

Yakni sejauh mana kita memiliki kemampuan untukmengatasinya


dengan ketersediaan sumber daya (tenaga, dana, sarana dan
metode/cara)

Menurut cara ini masing-masing kriteria tersebut diberi scoring,


kemudian masing-masing skor dikalikan. Hasil perkalian ini

51
dibandingkan antara masalah-masalah yang dinilai. Masalah-masalah
dengan skor tertinggi, akan mendapat prioritas yang tinggi pula. Metode
Bryant menggunakan skor yang berdasarkan pada kriteria: P = besarnya
kelompok atau staf yang terkena masalah, S = tingkat keseriusan atau
kegawatan masalah, C = dampak masalah terhadap perusahaan atau
istansi terkait, M = ketersediaan teknisi atau kesediaan perangkat.
Rumus: Total skor = P x S x C x M. Untuk mendapatkan skor dari
kriteia P, S, C, dan M yaitu dengan cara berikut ini:

1) Pada kriteria P diatas skornya didapatkan dari rumus berikut : P = 5-


A/O. Keterangan : P = besarnya kelompok atau staf yang terkena
masalah A = jumlah aset O = jumlah pengguna.

Skor:

1 = jumlah individu/masyarakat yang terkena sangat sedikit


2 = jumlah individu/masyarakat yang terkena sedikit
3 = jumlah individu/masyarakat yang terkena cukup besar
4 = jumlah individu/masyarakat yang terkena sangat besar

2) Pada kriteria S skor didapatkan dari tingkat keseriusan atau


kegawatan suatu masalah.

Skor:

1 = masalah yang ditimbulkan tidak berat


2 = masalah yang ditimbulkan cukup berat
3 = masalah yang ditimbulkan berat
4 = masalah yang ditimbulkan sangat berat

3) Pada kriteria C merupakan dampak masalah terhadap perusahan atau


instansi terkait.

Skor:

1 = tidak mendapat perhatian masyarakat

52
2 = kurang mendapat perhatian masyarakat
3 = cukup mendapat perhatian masyarakat
4 = sangat mendapat perhatian masyarakat

4) Kriteria M dimaksudkan sebagai ketersediaan teknisi atau


ketersediaan perangkat.

Skor:

1 = tidak dapat dikelola dan diatasi


2 = cukup dikelola dan diatasi
3 = dapat dikelola dan diatasi
4 = sangat dapat dikelola dan diatasi

Setelah nilai dari tiap kriteria didapatkan, kemudian nilai dari tiap
kriteria tersebut ditotal dengan cara dijumlahkan, nilai tertinggi yang
akan menjadi prioritas masalah.

b. Metode Matematik PAHO (Pan American Health Organization)

Dalam metode ini dipergunakan beberapa kriteria untuk menentukan


prioritas masalah kesehatan di suatu wilayah berdasarkan: (Symond,
2013)

1) Magnitude (Luasnya Masalah)

Menunjukkan berapa banvak penduduk yang terkena masalah atau


penyakit tersebut. Ini ditunjukan oleh angka prevalensi atau insiden
penyakit. Makin luas atau banyak penduduk terkena atau semakin
tinggi prevalen, maka semakin tinggi prioritas yang diberikan pada
penyakit tersebut.

2) Severity (Beratnya Kerugian yang Timbul)

Adalah besar kerugian yang ditimbulkan. Pada masa lalu yang


dipakai sebagai ukuran severity adalah Case Fatality Rate (CFR)

53
masing-masing penyakit. Sekarang severity tersebut bisa juga dilihat
dari jumlah disability days atau disability years atau disesase burden
yang ditimbulkan oleh penyakit bersangkutan.

3) Vulnerability (Ketersediaan Sumber Daya)

Menunjukan sejauh mana tersedia teknologi atau obat yang efektif


untuk mengatasi masalah tersebut. Tersedianya vaksin cacar yang
sangat efektif misalnya, merupakan alasan kuat kenapa penyakit
cacar mendapat prioritas tinggi pada masa lalu. Vulnerability juga
bisadinilai dari tersedianya infrastruktur untuk melaksanakan
program seperti misalnya ketersediaan tenaga dan peralatan.

4) Community and Political Concern (Dukungan Politis dan


Masyarakat)
5) Affordability (Ketersediaan Data)

Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia. Bagi negara maju


masalah dana tidak merupakan masalah akan tetapi di negara
berkembang seringkali pembiayaan program kesehatan tergantung
pada bantuan luar negeri. Kadang kala ada donor yang
mengkhususkan diri untuk menunjang program kesehatan atau
penyakit tertentu.

c. Metode MCUA

Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada
kesepakatan mengenai bobot kriteria yang akan digunakan, dan
masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom.
Metode ini memakai lima kriteria untuk penilaian masalah tetapi
masing-masing kriteria diberikan bobot penilaian dan dikalikan dengan
penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih objektif.
Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah.
Kriteria yang dipakai terdiri dari:

54
1) Emergency

Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan


sehingga menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang
digunakan dalam kriteria ini adalah CFR (Case Fatality Rate), jika
masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai
adalah masalah kesehatan lain, maka digunakan parameter
kuantitatif berupa angka kematian maupun angka kesakitan yang
dapat ditimbulkan oleh permasalahan tersebut. Misalnya masalah
imunisasi, maka yang digunakan sebagai parameter adalah angka
kesakitan bayi dan lain sebagainya.

2) Greatest Member

Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk


yang terkena masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan
yang berupa penyakit, maka parameter yang digunakan adalah
prevalence rate. Sedangkan untuk masalah lain, maka greatest
member ditentukan dengan cara melihat selisih antara pencapaian
suatu kegiatan pada sebuah program kesehatan dengan target yang
telah ditetapkan.

3) Expanding Scope

Menunjukan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap


sektor lain diluar sektor kesehatan. Parameter lain yang digunakan
adalah seberapa luas wilayah yang menjadi masalah, berapa banyak
jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta berapa banyak sektor di
luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut.

4) Feasibility

55
Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa
mungkin masalah tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan
adalah ketersediaan sumber daya manusia berbanding dengan jumlah
kegiatan, fasilitas terkait dengan kegiatan bersangkutan yang
menjadi masalah, serta ada tidaknya anggaran untuk kegiatan
tersebut.

5) Policy

Berhubung orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah masalah


kesehatan masyarakat, maka sangat penting untuk menilai apakah
masyarakat memiliki kepedulian terhadap masalah tersebut serta
apakah kebijakan pemerintah mendukung terselesaikannya masalah
tersebut. Hal tersebut dapat dinilai dengan apakah ada seruan atau
kebijakan pemerintah yang concern terhadap masalah tersebut,
apakah ada lembaga atau organisasi masyarakat yang concern
terhadap permasalahan tersebut, serta apakah masalah tersebut
terpublikasi di berbagai media.

Metode ini memakai lima kriteria yang tersebut di atas untuk penilaian
masalah dan masing-masing kriteria harus diberikan bobot penilaian untuk
dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat
lebih objektif. Pada metode ini harus ada kesepakatan mengenai kriteria
dan bobot yang akan digunakan.

Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang satu


dengan yang lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang mempunyai
nilai bobot yang lebih tinggi. Nilai bobot berkisar satu sampai lima,
dimana nilai yang tertinggi adalah kriteria yang mempunyai bobot lima.

 Bobot 5 : paling penting


 Bobot 4 : sangat penting sekali
 Bobot 3 : sangat penting

56
 Bobot 2 : penting
 Bobot 1 : cukup penting

2.2. Prioritas Masalah Terpilih

Magnitude

Tabel 2.1 Penentuan Skoring Magnitude

Interval Selisih Skor


0 – 1.48 1
1.49 – 2.95 2
2.96 – 4.43 3
4.44 – 5.90 4
5.91 – 7.38 5
7.39 – 8.85 6
8.86 – 10.33 7
10.34 – 11.80 8
11.81 – 13.28 9
13.29 – 14.75 10

Tabel 2.2 Score Magnitude di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih


Periode Juni–Desember 2020

No Target Cakupan Selisih


Daftar Masalah Skor
. (%) (%) (%)
1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil 58.33 64.35 6.02 5
K1 pada bulan Juni–Desember
2020 di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Cempaka Putih
Timur sebesar 64.35% lebih dari
target 58.33%.
2. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil 58.33 56.18 2.15 2
K1 pada bulan Juni–Desember

57
No Target Cakupan Selisih
Daftar Masalah Skor
. (%) (%) (%)
2020 di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Cempaka Putih Barat
sebesar 56.18% kurang dari
target 58.33%.
3. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil 58.33 55.82 2.51 2
K1 pada bulan Juni–Desember
2020 di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Rawasari sebesar
55.82% kurang dari target
58.33%.
4. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil 58.33 62.54 4.21 3
K4 pada bulan Juni–Desember
2020 di Wilayah Kelurahan
Cempaka Putih Timur sebesar
62.54% lebih dari target
58.33%.
5. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil 58.33 56.18 2.15 2
K4 pada bulan Juni–Desember
2020 di Wilayah Kelurahan
Cempaka Putih Barat sebesar
56.18% kurang dari target
58.33%.
6. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil 58.33 55.82 2.50 2
K4 pada bulan Juni–Desember
2020 di Wilayah Kelurahan
Rawasari sebesar 55.82%
kurang dari target 58.33%.
7. Cakupan Penanganan 58.33 54.54 3.79 3
Komplikasi Ibu Hamil pada
bulan Juni–Desember 2020 di
Wilayah Kelurahan Cempaka

58
No Target Cakupan Selisih
Daftar Masalah Skor
. (%) (%) (%)
Putih Timur sebesar 54.54%
kurang dari target 58.33%.
8. Cakupan Penanganan 58.33 60.17 1.84 2
Komplikasi Ibu Hamil pada
bulan Juni–Desember 2020 di
Wilayah Kelurahan Cempaka
Putih Barat sebesar 60.17%
lebih dari target 58.33%.
9. Cakupan Penanganan 58.33 58.57 0.24 1
Komplikasi Ibu Hamil pada
bulan Juni–Desember 2020 di
Wilayah Kelurahan Rawasari
sebesar 58.57% lebih dari target
58.33%.
10. Cakupan Persalinan Nakes pada 58.33 60.44 2.11 2
bulan Juni–Desember 2020 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Timur sebesar
60.44% lebih dari target
58.33%.
11. Cakupan Persalinan Nakes pada 58.33 57.77 0.56 1
bulan Juni–Desember 2020 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Barat sebesar
57.77% kurang dari target
58.33%.
12. Cakupan Persalinan Nakes pada 58.33 58.23 0.10 1
bulan Juni–Desember 2020 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Rawasari sebesar 58.23%
kurang dari target 58.33%.

59
No Target Cakupan Selisih
Daftar Masalah Skor
. (%) (%) (%)
13. Cakupan Kunjungan Ibu Nifas 58.33 60.26 1.93 2
pada bulan Juni–Desember 2020
di Wilayah se-Kecamatan
Cempaka Putih sebesar 60.26%
lebih dari target 58.33%.
14. Cakupan Pelayanan Neonatus 58.33 61.33 3.00 3
Pertama (KN1) pada bulan
Juni–Desember 2020 di Wilayah
se-Kecamatan Cempaka Putih
sebesar 61.33% lebih dari target
58.33%.
15. Cakupan Kunjungan Neonatus 58.33 63.30 4.97 4
Lengkap pada bulan Juni–
Desember 2020 di Wilayah se-
Kecamatan Cempaka Putih
sebesar 63.30% lebih dari target
58.33%.
16. Cakupan Penanganan 58.33 43.58 14.75 10
Komplikasi Neonatus pada
bulan Juni–Desember 2020 di
Wilayah Kelurahan Cempaka
Putih Timur sebesar 43.58%
kurang dari target 58.33%.
17. Cakupan Penanganan 58.33 56.79 1.54 2
Komplikasi Neonatus pada
bulan Juni–Desember 2020 di
Wilayah Kelurahan Cempaka
Putih Barat sebesar 56.79%
kurang dari target 58.33%.
18. Cakupan Penanganan 58.33 70.17 11.84 9
Komplikasi Neonatus pada

60
No Target Cakupan Selisih
Daftar Masalah Skor
. (%) (%) (%)
bulan Juni–Desember 2020 di
Wilayah Kelurahan Rawasari
sebesar 70.17% lebih dari target
58.33%.
19. Cakupan Kunjungan Bayi pada 58.33 60.40 2.07 2
bulan Juni–Desember 2020 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Timur sebesar
60.40% lebih dari target
58.33%.
20. Cakupan Kunjungan Bayi pada 58.33 58.76 0.43 1
bulan Juni–Desember 2020 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Barat sebesar
58.76% lebih dari target
58.33%.
21. Cakupan Kunjungan Bayi pada 58.33 55.78 2.57 2
bulan Juni–Desember 2020 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Rawasari sebesar 55.78%
kurang dari target 58.33%.
22. Cakupan Kunjungan Balita pada 58.33 48.56 9.77 7
bulan Juni–Desember 2020 di
Wilayah se-Kecamatan
Cempaka Putih Timur sebesar
48.56% kurang dari target
58.33%.

Severity

61
Kriteria ini menggambarkan besarnya permasalahan yang disebabkan oleh
masalah kesehatan, sehingga menimbulkan angka kesakitan dan angka kematian.
Hal ini dapat ditentukan melalui angka Case Fatality Rate apabila permasalahan
yang diukur merupakan suatu masalah penyakit. Apabila masalah lain yang
berhubungan penyakit yang akan dinilai dapat digunakan angka proxy CFR
dimana merupakan masalah masalah yang tidak berhubungan dengan penyakit.
Nilai proxy dapat didapatkan berdasarkan hasil diskusi, argumentasi, dan
justifikasi.

Tabel 2.3 Case Fatality Rate (CFR) di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan


Cempaka Putih Periode Juni – Desember 2020

No Program Komponen Proxy


.
1. KIA AKI 0.305
2. KIA AKN 1.5
3. KIA AKB 2.4
4. KIA AKBA 3.2

Tabel 2.4 Penentuan Skoring Severity

Interval Skor
0 – 1.63 1
1.64 – 3.25 2
3.26 – 4.88 3
4.89 – 6.50 4
6.51 – 8.13 5
8.14 – 9.75 6
9.76 – 11.38 7
11.39 – 13.00 8
13.01 – 14.63 9
14.64 – 16.25 10

62
Tabel 2.5 Score Severity di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih
Periode Juni–Desember 2020

Selisih
No Target Cakupan
Daftar Masalah + CFR Skor
. (%) (%)
(%)
1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil 58.33 64.35 6.02 + 4
K1 pada bulan Juni–Desember 0.305
2020 di Wilayah Puskesmas = 6.37
Kelurahan Cempaka Putih
Timur sebesar 64.35% lebih dari
target 58.33%.
2. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil 58.33 56.18 2.15 + 2
K1 pada bulan Juni–Desember 0.305
2020 di Wilayah Puskesmas = 2.50
Kelurahan Cempaka Putih Barat
sebesar 56.18% kurang dari
target 58.33%.
3. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil 58.33 55.82 2.51 + 2
K1 pada bulan Juni–Desember 0.305
2020 di Wilayah Puskesmas = 2.81
Kelurahan Rawasari sebesar
55.82% kurang dari target
58.33%.
4. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil 58.33 62.54 4.21 + 3
K4 pada bulan Juni–Desember 0.305
2020 di Wilayah Kelurahan = 4.51
Cempaka Putih Timur sebesar

63
Selisih
No Target Cakupan
Daftar Masalah + CFR Skor
. (%) (%)
(%)
62.54% lebih dari target
58.33%.
5. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil 58.33 56.18 2.15 + 2
K4 pada bulan Juni–Desember 0.305
2020 di Wilayah Kelurahan = 2.45
Cempaka Putih Barat sebesar
56.18% kurang dari target
58.33%.
6. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil 58.33 55.82 2.50 + 2
K4 pada bulan Juni–Desember 0.305
2020 di Wilayah Kelurahan = 2.80
Rawasari sebesar 55.82%
kurang dari target 58.33%.
7. Cakupan Penanganan 58.33 54.54 3.79 + 3
Komplikasi Ibu Hamil pada 0.305
bulan Juni–Desember 2020 di = 4.09
Wilayah Kelurahan Cempaka
Putih Timur sebesar 54.54%
kurang dari target 58.33%.
8. Cakupan Penanganan 58.33 60.17 1.84 + 2
Komplikasi Ibu Hamil pada 0.305
bulan Juni–Desember 2020 di = 2.14
Wilayah Kelurahan Cempaka
Putih Barat sebesar 60.17%
lebih dari target 58.33%.
9. Cakupan Penanganan 58.33 58.57 0.24 + 1
Komplikasi Ibu Hamil pada 0.305
bulan Juni–Desember 2020 di = 0.54
Wilayah Kelurahan Rawasari
sebesar 58.57% lebih dari target

64
Selisih
No Target Cakupan
Daftar Masalah + CFR Skor
. (%) (%)
(%)
58.33%.
10. Cakupan Persalinan Nakes pada 58.33 60.44 2.11 + 2
bulan Juni–Desember 2020 di 0.305
Wilayah Puskesmas Kelurahan = 2.41
Cempaka Putih Timur sebesar
60.44% lebih dari target
58.33%.
11. Cakupan Persalinan Nakes pada 58.33 57.77 0.56 + 1
bulan Juni–Desember 2020 di 0.305
Wilayah Puskesmas Kelurahan = 0.86
Cempaka Putih Barat sebesar
57.77% kurang dari target
58.33%.
12. Cakupan Persalinan Nakes pada 58.33 58.23 0.10 + 1
bulan Juni–Desember 2020 di 0.305
Wilayah Puskesmas Kelurahan = 0.40
Rawasari sebesar 58.23%
kurang dari target 58.33%.
13. Cakupan Kunjungan Ibu Nifas 58.33 60.26 1.93 + 2
pada bulan Juni–Desember 2020 0.305
di Wilayah se-Kecamatan = 2.23
Cempaka Putih sebesar 60.26%
lebih dari target 58.33%.
14. Cakupan Pelayanan Neonatus 58.33 61.33 3.00 + 3
Pertama (KN1) pada bulan 1.5
Juni–Desember 2020 di Wilayah = 4.50
se-Kecamatan Cempaka Putih
sebesar 61.33% lebih dari target
58.33%.
15. Cakupan Kunjungan Neonatus 58.33 63.30 4.97 + 4

65
Selisih
No Target Cakupan
Daftar Masalah + CFR Skor
. (%) (%)
(%)
Lengkap pada bulan Juni– 1.5
Desember 2020 di Wilayah se- = 6.47
Kecamatan Cempaka Putih
sebesar 63.30% lebih dari target
58.33%.
16. Cakupan Penanganan 58.33 43.58 14.75 + 10
Komplikasi Neonatus pada 1.5
bulan Juni–Desember 2020 di = 16.25
Wilayah Kelurahan Cempaka
Putih Timur sebesar 43.58%
kurang dari target 58.33%.
17. Cakupan Penanganan 58.33 56.79 1.54 + 2
Komplikasi Neonatus pada 1.5
bulan Juni–Desember 2020 di = 3.04
Wilayah Kelurahan Cempaka
Putih Barat sebesar 56.79%
kurang dari target 58.33%.
18. Cakupan Penanganan 58.33 70.17 11.84 + 9
Komplikasi Neonatus pada 1.5
bulan Juni–Desember 2020 di = 13.34
Wilayah Kelurahan Rawasari
sebesar 70.17% lebih dari target
58.33%.
19. Cakupan Kunjungan Bayi pada 58.33 60.40 2.07 + 3
bulan Juni–Desember 2020 di 2.4
Wilayah Puskesmas Kelurahan = 4.47
Cempaka Putih Timur sebesar
60.40% lebih dari target
58.33%.
20. Cakupan Kunjungan Bayi pada 58.33 58.76 0.43 + 2

66
Selisih
No Target Cakupan
Daftar Masalah + CFR Skor
. (%) (%)
(%)
bulan Juni–Desember 2020 di 2.4
Wilayah Puskesmas Kelurahan = 2.83
Cempaka Putih Barat sebesar
58.76% lebih dari target
58.33%.
21. Cakupan Kunjungan Bayi pada 58.33 55.78 2.57 + 4
bulan Juni–Desember 2020 di 2.4
Wilayah Puskesmas Kelurahan = 4.97
Rawasari sebesar 55.78%
kurang dari target 58.33%.
22. Cakupan Kunjungan Balita pada 58.33 48.56 9.77 + 8
bulan Juni–Desember 2020 di 3.2
Wilayah se-Kecamatan = 12.97
Cempaka Putih Timur sebesar
48.56% kurang dari target
58.33%.

Vulnerability

Merupakan penilaian terhadap ketersediaan teknologi, sumber daya, ataupun obat-


obatan yang efektif untuk mengatasi permasalahan. Penilaian dibagi berdasarkan
ada dalam jumlah yang mencukupi, ada namun kurang mencukupi, dan tidak ada
sama sekali. Dikatakan cukup apabila dalam proses berlangsungnya program hal
tersebut tidak menjadi suatu hal yang menghalangi diberi nilai tiga. Digolongkan
kurang bila tersedia namun jumlahnya kurang atau terlambat datang atau ada
namun tidak layak digunakan diberi nilai dua. Dan tidak ada bila tidak tersedia
dan diberikan nilai satu.

67
Tabel 2.6 Skoring Ketersediaan Alat, Tempat, Program Kerja dan Sumber Daya
Manusia di Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Juni–Desember
2020

Kategori Ketersediaan Skor


Alat Tidak ada 1
Ada, tidak layak 2
Ada, cukup 3
Tempat Tidak ada 1
Ada, kurang 2
Ada, cukup 3
Program Kerja Tidak ada 1
Ada, kurang 2
Ada, cukup 3
Sumber Daya Manusia 1:56.001 – 1: 45.000 1
1:28.001 – 1:56.000 2
< 1:28.000 3

Tabel 2.7 Score Vulnerability di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Cempaka


Putih Periode Juni–Desember 2020

No. Daftar Masalah Alat Tempat ProKer SDM Skor


1. Cakupan Kunjungan Ibu 3 3 3 3 12
Hamil K1 pada bulan Juni–
Desember 2020 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Timur
sebesar 64.35% lebih dari
target 58.33%.
2. Cakupan Kunjungan Ibu 3 3 3 3 12
Hamil K1 pada bulan Juni–
Desember 2020 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Barat

68
No. Daftar Masalah Alat Tempat ProKer SDM Skor
sebesar 56.18% kurang
dari target 58.33%.
3. Cakupan Kunjungan Ibu 3 3 3 3 12
Hamil K1 pada bulan Juni–
Desember 2020 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan
Rawasari sebesar 55.82%
kurang dari target 58.33%.
4. Cakupan Kunjungan Ibu 3 3 3 3 12
Hamil K4 pada bulan Juni–
Desember 2020 di Wilayah
Kelurahan Cempaka Putih
Timur sebesar 62.54%
lebih dari target 58.33%.
5. Cakupan Kunjungan Ibu 3 3 3 3 12
Hamil K4 pada bulan Juni–
Desember 2020 di Wilayah
Kelurahan Cempaka Putih
Barat sebesar 56.18%
kurang dari target 58.33%.
6. Cakupan Kunjungan Ibu 3 3 3 3 12
Hamil K4 pada bulan Juni–
Desember 2020 di Wilayah
Kelurahan Rawasari
sebesar 55.82% kurang
dari target 58.33%.
7. Cakupan Penanganan 3 3 3 3 12
Komplikasi Ibu Hamil
pada bulan Juni–Desember
2020 di Wilayah
Kelurahan Cempaka Putih
Timur sebesar 54.54%

69
No. Daftar Masalah Alat Tempat ProKer SDM Skor
kurang dari target 58.33%.
8. Cakupan Penanganan 3 3 3 3 12
Komplikasi Ibu Hamil
pada bulan Juni–Desember
2020 di Wilayah
Kelurahan Cempaka Putih
Barat sebesar 60.17% lebih
dari target 58.33%.
9. Cakupan Penanganan 3 3 3 3 12
Komplikasi Ibu Hamil
pada bulan Juni–Desember
2020 di Wilayah
Kelurahan Rawasari
sebesar 58.57% lebih dari
target 58.33%.
10. Cakupan Persalinan Nakes 3 3 3 3 12
pada bulan Juni–Desember
2020 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Timur
sebesar 60.44% lebih dari
target 58.33%.
11. Cakupan Persalinan Nakes 3 3 3 3 12
pada bulan Juni–Desember
2020 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Barat
sebesar 57.77% kurang
dari target 58.33%.
12. Cakupan Persalinan Nakes 3 3 3 3 12
pada bulan Juni–Desember
2020 di Wilayah

70
No. Daftar Masalah Alat Tempat ProKer SDM Skor
Puskesmas Kelurahan
Rawasari sebesar 58.23%
kurang dari target 58.33%.
13. Cakupan Kunjungan Ibu 3 3 3 3 12
Nifas pada bulan Juni–
Desember 2020 di Wilayah
se-Kecamatan Cempaka
Putih sebesar 60.26% lebih
dari target 58.33%.
14. Cakupan Pelayanan 3 3 3 3 12
Neonatus Pertama (KN1)
pada bulan Juni–Desember
2020 di Wilayah se-
Kecamatan Cempaka Putih
sebesar 61.33% lebih dari
target 58.33%.
15. Cakupan Kunjungan 3 3 3 3 12
Neonatus Lengkap pada
bulan Juni–Desember 2020
di Wilayah se-Kecamatan
Cempaka Putih sebesar
63.30% lebih dari target
58.33%.
16. Cakupan Penanganan 3 3 3 3 12
Komplikasi Neonatus pada
bulan Juni–Desember 2020
di Wilayah Kelurahan
Cempaka Putih Timur
sebesar 43.58% kurang
dari target 58.33%.
17. Cakupan Penanganan 3 3 3 3 12
Komplikasi Neonatus pada

71
No. Daftar Masalah Alat Tempat ProKer SDM Skor
bulan Juni–Desember 2020
di Wilayah Kelurahan
Cempaka Putih Barat
sebesar 56.79% kurang
dari target 58.33%.
18. Cakupan Penanganan 3 3 3 3 12
Komplikasi Neonatus pada
bulan Juni–Desember 2020
di Wilayah Kelurahan
Rawasari sebesar 70.17%
lebih dari target 58.33%.
19. Cakupan Kunjungan Bayi 3 3 3 3 12
pada bulan Juni–Desember
2020 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Timur
sebesar 60.40% lebih dari
target 58.33%.
20. Cakupan Kunjungan Bayi 3 3 3 3 12
pada bulan Juni–Desember
2020 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Barat
sebesar 58.76% lebih dari
target 58.33%.
21. Cakupan Kunjungan Bayi 3 3 3 3 12
pada bulan Juni–Desember
2020 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan
Rawasari sebesar 55.78%
kurang dari target 58.33%.
22. Cakupan Kunjungan Balita 3 3 3 3 12

72
No. Daftar Masalah Alat Tempat ProKer SDM Skor
pada bulan Juni–Desember
2020 di Wilayah se-
Kecamatan Cempaka Putih
Timur sebesar 48.56%
kurang dari target 58.33%.

Community and Political Concern

Menunjukan sejauh mana permasalahan tersebut menjadi perhatian masyarakat


dan politisi. Parameter yang digunakan utuk menilai seberapa concern pemerintah
adalah kebijakan pemerintah yang concern terhadap permasalahan tersebut, serta
apakah masalah tersebut terdapat pada peraturan pemerintah pusat dan pemerintah
daerah.

Parameter tersebut diberikan nilai berdasarkan ada atau tidak adanya kebijakan
baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Bila parameter tersebut
ada dalam kebijakan pemerintah maka diberi skor 15. Apabila parameter tersebut
ada di kebijakan daerah maka diberikan skor 10. Apabila parameter tersebut ada
di kebijakan puskesmas maka diberikan skor 5.

Tabel 2.8 Penentuan Nilai Community and Political Concern terhadap Puskesmas
se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Juni–Desember 2020

Parameter Skor
Kebijakan Puskesmas 5
Kebijakan Pemerintah Daerah 10
Kebijakan Pemerintah Pusat 15

Tabel 2.9 Score Community and Political Concern di Wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Cempaka Putih Periode Juni–Desember 2020

No
Daftar Masalah Skor
.
1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 pada bulan Juni–Desember 15

73
No
Daftar Masalah Skor
.
2020 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Timur
sebesar 64.35% lebih dari target 58.33%.
2. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 pada bulan Juni–Desember 15
2020 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat
sebesar 56.18% kurang dari target 58.33%.
3. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 pada bulan Juni–Desember 15
2020 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Rawasari sebesar 55.82%
kurang dari target 58.33%.
4. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 pada bulan Juni–Desember 15
2020 di Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Timur sebesar
62.54% lebih dari target 58.33%.
5. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 pada bulan Juni–Desember 15
2020 di Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Barat sebesar 56.18%
kurang dari target 58.33%.
6. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 pada bulan Juni–Desember 15
2020 di Wilayah Kelurahan Rawasari sebesar 55.82% kurang dari
target 58.33%.
7. Cakupan Penanganan Komplikasi Ibu Hamil pada bulan Juni– 15
Desember 2020 di Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Timur
sebesar 54.54% kurang dari target 58.33%.
8. Cakupan Penanganan Komplikasi Ibu Hamil pada bulan Juni– 15
Desember 2020 di Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Barat
sebesar 60.17% lebih dari target 58.33%.
9. Cakupan Penanganan Komplikasi Ibu Hamil pada bulan Juni– 15
Desember 2020 di Wilayah Kelurahan Rawasari sebesar 58.57%
lebih dari target 58.33%.
10. Cakupan Persalinan Nakes pada bulan Juni–Desember 2020 di 15
Wilayah Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Timur sebesar
60.44% lebih dari target 58.33%.
11. Cakupan Persalinan Nakes pada bulan Juni–Desember 2020 di 15
Wilayah Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat sebesar
57.77% kurang dari target 58.33%.
12. Cakupan Persalinan Nakes pada bulan Juni–Desember 2020 di 15

74
No
Daftar Masalah Skor
.
Wilayah Puskesmas Kelurahan Rawasari sebesar 58.23% kurang
dari target 58.33%.
13. Cakupan Kunjungan Ibu Nifas pada bulan Juni–Desember 2020 di 15
Wilayah se-Kecamatan Cempaka Putih sebesar 60.26% lebih dari
target 58.33%.
14. Cakupan Pelayanan Neonatus Pertama (KN1) pada bulan Juni– 15
Desember 2020 di Wilayah se-Kecamatan Cempaka Putih sebesar
61.33% lebih dari target 58.33%.
15. Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap pada bulan Juni– 15
Desember 2020 di Wilayah se-Kecamatan Cempaka Putih sebesar
63.30% lebih dari target 58.33%.
16. Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus pada bulan Juni– 15
Desember 2020 di Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Timur
sebesar 43.58% kurang dari target 58.33%.
17. Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus pada bulan Juni– 15
Desember 2020 di Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Barat
sebesar 56.79% kurang dari target 58.33%.
18. Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus pada bulan Juni– 15
Desember 2020 di Wilayah Kelurahan Rawasari sebesar 70.17%
lebih dari target 58.33%.
19. Cakupan Kunjungan Bayi pada bulan Juni–Desember 2020 di 15
Wilayah Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Timur sebesar
60.40% lebih dari target 58.33%.
20. Cakupan Kunjungan Bayi pada bulan Juni–Desember 2020 di 15
Wilayah Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat sebesar
58.76% lebih dari target 58.33%.
21. Cakupan Kunjungan Bayi pada bulan Juni–Desember 2020 di 15
Wilayah Puskesmas Kelurahan Rawasari sebesar 55.78% kurang
dari target 58.33%.
22. Cakupan Kunjungan Balita pada bulan Juni–Desember 2020 di 15
Wilayah se-Kecamatan Cempaka Putih Timur sebesar 48.56%
kurang dari target 58.33%.

75
Affordability

Affordability menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia. Hal ini dapat dinilai
dengan cara menggunakan Scoring tentang ketersediaan dana terhadap setiap
kegiatan Puskesmas Se-Kecamatan Cempaka Putih, dimana sistem penilaiannya
dibagi menjadi dua yaitu “cukup” dan “kurang”. Penilaian tersebut didapatkan
berdasarkan wawancara langsung dengan pemegang program promosi kesehatan
dan Puskesmas terkait.

Tabel 2.10 Scoring Ketersediaan Dana terhadap Kegiatan di Puskesmas se-


Kecamatan Cempaka Putih Periode Juni–Desember 2020

Dana Skor
Cukup 2
Kurang 1

Tabel 2.11 Score Affordability di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Cempaka


Putih Periode Juni–Desember 2020

No
Daftar Masalah Skor
.
1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 pada bulan Juni–Desember 2
2020 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Timur
sebesar 64.35% lebih dari target 58.33%.
2. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 pada bulan Juni–Desember 2
2020 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat
sebesar 56.18% kurang dari target 58.33%.
3. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 pada bulan Juni–Desember 2
2020 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Rawasari sebesar 55.82%
kurang dari target 58.33%.
4. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 pada bulan Juni–Desember 2
2020 di Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Timur sebesar
62.54% lebih dari target 58.33%.
5. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 pada bulan Juni–Desember 2
2020 di Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Barat sebesar 56.18%

76
No
Daftar Masalah Skor
.
kurang dari target 58.33%.
6. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 pada bulan Juni–Desember 2
2020 di Wilayah Kelurahan Rawasari sebesar 55.82% kurang dari
target 58.33%.
7. Cakupan Penanganan Komplikasi Ibu Hamil pada bulan Juni– 2
Desember 2020 di Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Timur
sebesar 54.54% kurang dari target 58.33%.
8. Cakupan Penanganan Komplikasi Ibu Hamil pada bulan Juni– 2
Desember 2020 di Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Barat
sebesar 60.17% lebih dari target 58.33%.
9. Cakupan Penanganan Komplikasi Ibu Hamil pada bulan Juni– 2
Desember 2020 di Wilayah Kelurahan Rawasari sebesar 58.57%
lebih dari target 58.33%.
10. Cakupan Persalinan Nakes pada bulan Juni–Desember 2020 di 2
Wilayah Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Timur sebesar
60.44% lebih dari target 58.33%.
11. Cakupan Persalinan Nakes pada bulan Juni–Desember 2020 di 2
Wilayah Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat sebesar
57.77% kurang dari target 58.33%.
12. Cakupan Persalinan Nakes pada bulan Juni–Desember 2020 di 2
Wilayah Puskesmas Kelurahan Rawasari sebesar 58.23% kurang
dari target 58.33%.
13. Cakupan Kunjungan Ibu Nifas pada bulan Juni–Desember 2020 di 2
Wilayah se-Kecamatan Cempaka Putih sebesar 60.26% lebih dari
target 58.33%.
14. Cakupan Pelayanan Neonatus Pertama (KN1) pada bulan Juni– 2
Desember 2020 di Wilayah se-Kecamatan Cempaka Putih sebesar
61.33% lebih dari target 58.33%.
15. Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap pada bulan Juni– 2
Desember 2020 di Wilayah se-Kecamatan Cempaka Putih sebesar
63.30% lebih dari target 58.33%.
16. Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus pada bulan Juni– 2
Desember 2020 di Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Timur

77
No
Daftar Masalah Skor
.
sebesar 43.58% kurang dari target 58.33%.
17. Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus pada bulan Juni– 2
Desember 2020 di Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Barat
sebesar 56.79% kurang dari target 58.33%.
18. Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus pada bulan Juni– 2
Desember 2020 di Wilayah Kelurahan Rawasari sebesar 70.17%
lebih dari target 58.33%.
19. Cakupan Kunjungan Bayi pada bulan Juni–Desember 2020 di 2
Wilayah Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Timur sebesar
60.40% lebih dari target 58.33%.
20. Cakupan Kunjungan Bayi pada bulan Juni–Desember 2020 di 2
Wilayah Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat sebesar
58.76% lebih dari target 58.33%.
21. Cakupan Kunjungan Bayi pada bulan Juni–Desember 2020 di 2
Wilayah Puskesmas Kelurahan Rawasari sebesar 55.78% kurang
dari target 58.33%.
22. Cakupan Kunjungan Balita pada bulan Juni–Desember 2020 di 2
Wilayah se-Kecamatan Cempaka Putih Timur sebesar 48.56%
kurang dari target 58.33%.

Tabel 2.12 Penentuan Masalah Menurut Metode PAHO di Puskesmas se-


Kecamatan Cempaka Putih Periode Juni–Desember 2020

No. Daftar Masalah M S V CPC A Skor


1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 5 4 12 15 2 7200
pada bulan Juni–Desember 2020 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Timur sebesar 64.35%
lebih dari target 58.33%.
2. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 2 2 12 15 2 1440
pada bulan Juni–Desember 2020 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Barat sebesar 56.18%
kurang dari target 58.33%.

78
No. Daftar Masalah M S V CPC A Skor
3. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 2 2 12 15 2 1440
pada bulan Juni–Desember 2020 di
Wilayah Puskesmas Kelurahan
Rawasari sebesar 55.82% kurang dari
target 58.33%.
4. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 3 3 12 15 2 3240
pada bulan Juni–Desember 2020 di
Wilayah Kelurahan Cempaka Putih
Timur sebesar 62.54% lebih dari target
58.33%.
5. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 2 2 12 15 2 1440
pada bulan Juni–Desember 2020 di
Wilayah Kelurahan Cempaka Putih
Barat sebesar 56.18% kurang dari
target 58.33%.
6. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 2 2 12 15 2 1440
pada bulan Juni–Desember 2020 di
Wilayah Kelurahan Rawasari sebesar
55.82% kurang dari target 58.33%.
7. Cakupan Penanganan Komplikasi Ibu 3 3 12 15 2 3240
Hamil pada bulan Juni–Desember 2020
di Wilayah Kelurahan Cempaka Putih
Timur sebesar 54.54% kurang dari
target 58.33%.
8. Cakupan Penanganan Komplikasi Ibu 2 2 12 15 2 1440
Hamil pada bulan Juni–Desember 2020
di Wilayah Kelurahan Cempaka Putih
Barat sebesar 60.17% lebih dari target
58.33%.
9. Cakupan Penanganan Komplikasi Ibu 1 1 12 15 2 360
Hamil pada bulan Juni–Desember 2020
di Wilayah Kelurahan Rawasari
sebesar 58.57% lebih dari target
58.33%.
10 Cakupan Persalinan Nakes pada bulan 2 2 12 15 2 1440
Juni–Desember 2020 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih
Timur sebesar 60.44% lebih dari target
58.33%.

79
No. Daftar Masalah M S V CPC A Skor
11. Cakupan Persalinan Nakes pada bulan 1 1 12 15 2 360
Juni–Desember 2020 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih
Barat sebesar 57.77% kurang dari
target 58.33%.
12. Cakupan Persalinan Nakes pada bulan 1 1 12 15 2 360
Juni–Desember 2020 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Rawasari
sebesar 58.23% kurang dari target
58.33%.
13. Cakupan Kunjungan Ibu Nifas pada 2 2 12 15 2 1440
bulan Juni–Desember 2020 di Wilayah
se-Kecamatan Cempaka Putih sebesar
60.26% lebih dari target 58.33%.
14. Cakupan Pelayanan Neonatus Pertama 3 3 12 15 2 3240
(KN1) pada bulan Juni–Desember
2020 di Wilayah se-Kecamatan
Cempaka Putih sebesar 61.33% lebih
dari target 58.33%.
15. Cakupan Kunjungan Neonatus 4 4 12 15 2 5760
Lengkap pada bulan Juni–Desember
2020 di Wilayah se-Kecamatan
Cempaka Putih sebesar 63.30% lebih
dari target 58.33%.
16. Cakupan Penanganan Komplikasi 10 10 12 15 2 36000

Neonatus pada bulan Juni–Desember


2020 di Wilayah Kelurahan Cempaka
Putih Timur sebesar 43.58% kurang
dari target 58.33%.
17. Cakupan Penanganan Komplikasi 2 2 12 15 2 1440
Neonatus pada bulan Juni–Desember
2020 di Wilayah Kelurahan Cempaka
Putih Barat sebesar 56.79% kurang dari
target 58.33%.
18. Cakupan Penanganan Komplikasi 9 9 12 15 2 29160

Neonatus pada bulan Juni–Desember


2020 di Wilayah Kelurahan Rawasari
sebesar 70.17% lebih dari target
58.33%.

80
No. Daftar Masalah M S V CPC A Skor
19. Cakupan Kunjungan Bayi pada bulan 2 3 12 15 2 2160
Juni–Desember 2020 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih
Timur sebesar 60.40% lebih dari target
58.33%.
20. Cakupan Kunjungan Bayi pada bulan 1 2 12 15 2 720
Juni–Desember 2020 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih
Barat sebesar 58.76% lebih dari target
58.33%.
21. Cakupan Kunjungan Bayi pada bulan 2 4 12 15 2 2880
Juni–Desember 2020 di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Rawasari
sebesar 55.78% kurang dari target
58.33%.
22. Cakupan Kunjungan Balita pada bulan 7 8 12 15 2 20160

Juni–Desember 2020 di Wilayah se-


Kecamatan Cempaka Putih Timur
sebesar 48.56% kurang dari target
58.33%.

Berdasarkan perhitungan dengan metode PAHO dari 22 masalah maka ditetapkan


dua prioritas masalah yang akan diciptakan yaitu:

1) Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus pada bulan Juni–Desember


2020 di Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Timur sebesar 43.58%
kurang dari target 58.33%.
2) Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus pada bulan Juni–Desember
2020 di Wilayah Kelurahan Rawasari sebesar 70.17% lebih dari target
58.33%.

2.3. Menentukan Kemungkinan Penyebab Masalah

Setelah ditentukan masalah yang menjadi prioritas, selanjutnya dicari akar


penyebab dari masalah tersebut. Penyebab masalah agar dikonfirmasi dengan data

81
di Puskesmas. Beberapa metode yang dapat dipergunakan dalam mencari akar
penyebab masalah yaitu: (UU No.44 Tahun 2016)

a. Diagram sebab akibat dari Ishikawa (diagram tulang ikan/ fish bone).
Langkah-langkah penyusunannya meliputi:
 Tuliskan “masalah” pada bagian kepala ikan.
 Buat garis horizontal dengan anak panah menunjuk kearah kepala ikan.
 Tetapkan kategori utama dari penyebab.
 Buat garis dengan anak panah menunjuk ke garis horizontal.
 Lakukan brainstorming (curah pendapat) dan fokuskan pada masing-
masing kategori.
 Setelah dianggap cukup, dengan cara yang sama lakukan untuk kategori
utama yang lain.
 Untuk masing-masing kemungkinan penyebab, coba membuat daftar sub
penyebab dan letakkan pada cabang yang lebih kecil.
 Setelah semua ide/pendapat dicatat, lakukan klarifikasi data untuk
menghilangkan duplikasi ketidaksesuaian dengan masalah, dll.

Yang perlu diperhatikan:

 Fish bone diagram hanya menggambarkan tentang kemungkinan suatu


penyebab, bukan fakta/penyebab yang sesungguhnya, untuk itu diperlukan
konfirmasi dengan data di Puskesmas untuk memastikannya.
 Efek (masalah) perlu diidentifikasi dan dipahami dengan jelas sehingga
tidak terjadi kerancuan dalam mencari kemungkinan penyebabnya.
 Alat ini merupakan cara terbaik untuk mengidentifikasi kemungkinan
penyebab secara terfokus sehingga dapat dihindari kemungkinan
terlewatnya penyebab.
 Pastikan bahwa setiap anggota tim dapat terlibat secara penuh dalam
proses penyusunan fish bone diagram tersebut.
b. Pohon Masalah (Problem Trees).

82
Langkah-langkah penyusunannya meliputi:

 Tuliskan “masalah” pada kotak di puncak pohon masalah.


 Buat garis panah vertikal menuju kotak tersebut.
 Tetapkan kategori utama dari penyebab dan tuliskan pada kotak
dibawahnya dengan arah panah menuju ke kotak masalah.
 Lakukan curah pendapat dan fokuskan pada masing-masing kategori.
 Setelah dianggap cukup, dengan cara yang sama lakukan untuk kategori
utama yang lain.
 Untuk masing-masing kemungkinan penyebab, coba membuat daftar sub
penyebab dan letakkan pada kotak yang ada dibawahnya.
 Setelah semua pendapat tercatat, lakukan klarifikasi data untuk
menghilangkan duplikasi, tidak sesuai dengan masalah, dan lain-lain.

Kemungkinan penyebab masalah dapat berasal dari:

a. Input (sumber daya)


1) Man : Jumlah staf/petugas, keterampilan, pengetahuan, dan
motivasi kerja.
2) Money : Jumlah dana yang tersedia.
3) Material : Jumlah peralatan medis dan jenis obat.
4) Method : Mekanisme caya yang digunakan.

b. Proses (pelaksanaan kegiatan)


1) Planning (Perencanaan)

Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi,


sampai dengan menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya.

2) Organizing (Pengorganisasian)

83
Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya
(potensi) yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkannya secara
efisien untuk mencapai tujuan organisasi.

3) Actuating (Pelaksanaan)

Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal
menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang telah
dimiliki, dan dukungan sumber daya yang tersedia.

4) Controlling (Monitoring)

Proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan kegiatan sesuai


dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika
terjadi penyimpangan.

5) Evaluating (Evaluasi)

Evaluasi adalah proses penilaian. Dalam Program, evaluasi dapat diartikan


sebagai proses pengukuran akan efektivitas strategi yang digunakan dalam
upaya mencapai tujuan program. Data yang diperoleh dari hasil
pengukuran tersebut akan digunakan sebagai analisis situasi program
berikutnya.

c. Lingkungan

Berikut ini adalah prioritas masalah yang akan ditetapkan penyebab masalahnya
dengan menggunakan fishbone diagram/Ishikawa:

1) Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus pada bulan Juni–Desember


2020 di Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Timur sebesar 43.58%
kurang dari target 58.33%.

84
2) Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus pada bulan Juni–Desember
2020 di Wilayah Kelurahan Rawasari sebesar 70.17% lebih dari target
58.33%.

85
Method Material Money Man

Pencatatan data kurang


Jumlah tenaga
Banyak data yang tidak kesehatan berkurang
terlapor
Cakupan
Penanganan
Kurangnya koordinasi
antara penanggung Tidak ada Tidak ada Banyak tenaga Komplikasi
kesehatan terkena
jawab program dengan masalah masalah COVID-19 Neonatus pada
petugas di lapangan.
bulan Juni–
Desember 2020 di
Masyarakat kurang
Data yang
Pencatatan data
Kurangnya Wilayah Kelurahan
Pandemi COVID- terkumpul kurang pelacakan bayi
19
merespon atau kontak
yang diberikan tidak dari data aktual di tidak berjalan
baru lahir dengan
Cempaka Putih
lapangan dengan optimal
dapat dihubungi komplikasi Timur sebesar
Koordinasi antara 43.58% kurang dari
pemegang program dan Pelacakan data baru
Masyarakat enggan Pencatatan data hanya dilakukan via target 58.33%
datang ke Puskesmas Monitoring dilakukan oleh pelaksana program
petugas Puskesmas dan terlambat telepon dan
kurang
Kader via Whatsapp Whatsapp
Pelaksana program lambat Kurangnya arahan dari
dalam pelaporan karena pemegang program Data yang terkumpul
beban tugas yang berlebih tidak sesuai dengan
saat pandemi yang ada di lapangan

Environment Controlling Actuating Organizing Planning

Skema 1. Fishbone Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus di Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Timur pada bulan Juni–
Desember 2020

88
Skema 2. Fishbone Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus di Wilayah Kelurahan Rawasari pada bulan Juni–Desember 2020

89
2.4. Mencari Penyebab Masalah Paling Dominan

Pada tahap ini adalah menentukan penyebab masalah yang dominan. Dari dua
prioritas masalah yang ada, dengan menggunakan metode Ishikawa atau lebih
dikenal dengan fishbone (diagram tulang ikan) dan telah dikonfirmasi dengan data
yang ada, ditemukanlah akar penyebab masalah. Dari sekian banyak akar
penyebab masalah yang telah ditemukan, dapat dicari akar penyebab masalah
yang paling dominan. Akar penyebab masalah yang paling dominan adalah akar
penyebab masalah yang apabila diselesaikan maka secara otomatis sebagian besar
masalah dapat dipecahkan. Penentuan akar penyebab masalah yang paling
dominan adalah melalui cara diskusi, argumentasi, justifikasi dan pemahaman
program yang cukup.

Menggunakan gambar diagram tulang ikan (fishbone) dapat diketahui akar


penyebab masalah yang paling dominan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Cempaka Putih periode Juni–Desember 2020.

a. Kemungkinan Penyebab Masalah dengan Menggunakan Diagram Fish Bone


pada Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus pada bulan Juni–Desember
2020 di Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Timur sebesar 43.58%.

Akar penyebab masalah yang ditemukan pada Input adalah:

1) Banyak tenaga kesehatan terkena COVID-19 (Man)


2) Tidak ada masalah (Money)
3) Tidak ada masalah (Material)
4) Kurangnya koordinasi antara penanggung jawab program dengan petugas
di lapangan (Method)

Akar penyebab masalah yang ditemukan pada Proses adalah:

1) Kurangnya pelacakan bayi baru lahir dengan komplikasi (Planning)


2) Pencatatan data tidak berjalan dengan optimal (Organizing)
3) Data yang terkumpul kurang dari data aktual di lapangan (Actuating)

90
4) Masyarakat kurang merespon atau kontak yang diberikan tidak dapat
dihubungi (Controlling)
5) Pandemi COVID-19 (Environment)

Dari sembilan akar penyebab masalah diatas, dipilih dua akar penyebab
masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi
langsung juga pemahaman yang cukup. Akar penyebab masalah yang paling
dominan tersebut adalah:

1) Kurangnya koordinasi antara penanggung jawab program dengan petugas


di lapangan (Method)
2) Data yang terkumpul kurang dari data aktual di lapangan (Actuating)
b. Kemungkinan Penyebab Masalah dengan Menggunakan Diagram Fish Bone
pada Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus pada bulan Juni–Desember
2020 di Wilayah Kelurahan Rawasari sebesar 70.17%.

Akar penyebab masalah yang ditemukan pada Input adalah:

1) Banyak tenaga kesehatan terkena COVID-19 (Man)


2) Tidak ada masalah (Money)
3) Tidak ada masalah (Material)
4) Kurangnya koordinasi antara penanggung jawab program dengan petugas
di lapangan (Method)

Akar penyebab masalah yang ditemukan pada Proses adalah:


1) Data yang terkumpul tidak sesuai dengan data aktual di lapangan
(Planning)
2) Pencatatan data tidak berjalan dengan optimal (Organizing)
3) Data tumpang tindih pada periode berikutnya (Actuating)
4) Monitoring dilakukan oleh petugas Puskesmas dan kader via Whatsapp
(Controlling)
5) Pandemi COVID-19 (Environment)

91
Dari sembilan akar penyebab masalah diatas, dipilih dua akar penyebab
masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi
langsung juga pemahaman yang cukup. Akar penyebab masalah yang paling
dominan tersebut adalah:

1) Data yang terkumpul tidak sesuai dengan data aktual di lapangan


(Planning)
2) Data tumpang tindih pada periode berikutnya (Actuating)

92
BAB III

MENETAPKAN ALTERNATIF CARA PEMECAHAN


MASALAH

3.1. Menetapkan Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah menentukan penyebab masalah yang paling dominan, untuk


mengurangi atau bahkan menghilangkan akar penyebab masalah yang
paling dominan tersebut maka ditentukan beberapa alternatif pemecahan
masalah. Penetapan alternatif pemecahan masalah menggunakan metode
MCUA (Multiple Criteria Utility Assesment), yaitu dengan memberikan
skoring 1-5 pada bobot berdasarkan hasil diskusi, argumentasi dan
justifikasi kelompok. Selanjutnya kepada setiap masalah diberikan nilai dari
kolom kiri ke kanan sehingga hasil yang didapatkan merupakan perkalian
antara bobot kriteria dengan skor dari setiap alternatif masalah dan
dijumlahkan tiap baris menurut setiap kriteria berdasarkan masing-masing
alternatif masalah tersebut.

Kriteria dalam penetapan alternatif masalah yang terbaik adalah:

a. Mudah Dilaksanakan

Diberi nilai 1-5, di mana nilai 5 merupakan masalah yang paling mudah
dilaksanakan dan nilai 1 adalah masalah yang paling sulit dilaksanakan.

b. Murah Biayanya

Diberi nilai 1-5, di mana nilai 5 merupakan masalah yang paling murah
biaya pelaksanaannya dan nilai 1 adalah masalah yang paling mahal
biaya pelaksanaannya.

93
c. Waktu Penerapan Sampai Masalah Terpecahkan Tidak Lama

Diberi nilai 1-5, di mana nilai 5 adalah masalah yang paling dapat
diselesaikan dengan cepat dan nilai 1 adalah masalah yang memerlukan
waktu paling lama dalam penyelesaiannya.

d. Ketersediaan Sumber Daya

Diberi nilai 1-5, di mana nilai 5 merupakan ketersediaan sumber daya


yang mencukupi dan nilai 1 merupakan ketersediaan sumber daya yang
sangat kurang.

3.2. Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus pada Bulan Juni–


Desember 2020 di Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Timur Sebesar
43.58% Kurang dari target 58.33%

Dari sembilan akar penyebab masalah, maka dipilih dua akar penyebab masalah
yang paling dominan dan ditetapkan alternatif pemecahan masalahnya, sebagai
berikut:

a. Kurangnya koordinasi antara penanggung jawab program dengan petugas di


lapangan (Method)
Alternatif:
 Peninjauan langsung oleh penanggungjawab program bersama petugas
lapangan setiap bulan
b. Data yang terkumpul kurang dari data aktual di lapangan (Actuating)
Alternatif:
 Rapat koordinasi atau evaluasi rutin antara penanggungjawab program
dan petugas lapangan

94
Tabel 3.1 MCUA Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan Penanganan
Komplikasi Neonatus di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih
Periode Juni–Desember 2020

No AL – 1 AL – 2
Parameter Bobot
. N BN N BN
1. Mudah dilaksanakan 4 4 16 5 20
2. Murah biayanya 3 5 15 5 15
3. Waktu penerapannya sampai
masalah terpecahkan tidak 2 4 8 3 6
terlalu lama
4. Dapat memecahkan masalah
1 4 4 3 3
dengan sempurna
Jumlah 43 44

Keterangan:

– AL – 1 : Peninjauan langsung oleh penanggungjawab program


bersama petugas lapangan setiap bulan
– AL – 2 : Rapat koordinasi atau evaluasi rutin antara
penanggungjawab program dan petugas lapangan

Dari hasil penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan metode


MCUA, berdasarkan pada jumlah BN tertinggi didapatkan hasil berupa peringkat
sebagai berikut:

a. Rapat koordinasi atau evaluasi rutin antara penanggungjawab program dan


petugas lapangan
b. Peninjauan langsung oleh penanggungjawab program bersama petugas
lapangan setiap bulan

3.3. Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus pada Bulan Juni–


Desember 2020 di Wilayah Kelurahan Rawasari Sebesar 70.17% Lebih
dari Target 58.33%

95
Dari sembilan akar penyebab masalah, maka dipilih dua akar penyebab masalah
yang paling dominan dan ditetapkan alternatif pemecahan masalahnya, sebagai
berikut:

a. Data yang terkumpul tidak sesuai dengan data aktual di lapangan (Planning)
Alternatif:
 Peninjauan langsung oleh penanggungjawab program bersama petugas
lapangan setiap bulan
b. Data tumpang tindih pada periode berikutnya (Actuating)
Alternatif:
 Pembuatan timeline dan deadline dalam pelaporan data

Tabel 3.2 MCUA Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan Penanganan


Komplikasi Neonatus di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih
Periode Juni–Desember 2020

No AL – 1 AL – 2
Parameter Bobot
. N BN N BN
1. Mudah dilaksanakan 4 4 16 4 16
2. Murah biayanya 3 5 15 5 15
3. Waktu penerapannya sampai
masalah terpecahkan tidak 2 4 8 3 6
terlalu lama
4. Dapat memecahkan masalah
1 4 4 3 3
dengan sempurna
Jumlah 43 40

Keterangan:

– AL – 1 : Peninjauan langsung oleh penanggungjawab program


bersama petugas lapangan setiap bulan
– AL – 2 : Pembuatan timeline dan deadline dalam pelaporan data

96
Dari hasil penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan metode
MCUA, berdasarkan pada jumlah BN tertinggi didapatkan hasil berupa peringkat
sebagai berikut:

a. Peninjauan langsung oleh penanggungjawab program bersama petugas


lapangan setiap bulan
b. Pembuatan timeline dan deadline dalam pelaporan data

BAB IV

RENCANA PELAKSANAAN LINGKARAN PEMECAHAN


MASALAH

4.1. Menyusun Rencana Kegiatan Pemecahan Masalah

97
Setelah ditemukannya alternatif pemecahan masalah maka sampailah pada tahap
penyusunan rencana pemecahan masalah. Dalam tahap ini, diharapkan dapat
mengambil keputusan-keputusan untuk memecahkan akar masalah yang dianggap
paling dominan. Perencanaan adalah upaya menyusun berbagai keputusan yang
bersifat pokok yang dipandang paling penting dan akan dilakukan menurut
urutannya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berikut ini adalah tabel
yang menjelaskan rencana memecahkan masalah.

4.1.1. Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus pada Bulan Juni–


Desember 2020 di Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Timur

Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah, Cakupan Penanganan


Komplikasi Neonatus di Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Timur periode
Juni–Desember 2020, yang didapatkan dalam BAB III, maka dibuat rencana
usulan kegiatan sebagai berikut:

98
Tabel 4.1 Rencana Kegiatan Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus di Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Timur pada Bulan
Juni–Desember 2020

NO. KEPUTUSAN RENCANA KEGIATAN TARGET VOLUME BIAYA KETERANGAN


KEGIATAN
1. Rapat koordinasi atau evaluasi  Evaluasi rutin setiap 2  Data terkumpul tepat 2x/bulan Rp. 100.000
rutin antara penanggungjawab minggu sekali antara waktu
program dan petugas lapangan penanggungjawab program
dan petugas lapangan via
Zoom
2. Peninjauan langsung oleh  Menentukan jadwal  Memastikan data yang 1x/bulan Rp. 250.000
penanggungjawab program peninjauan langsung didapat akurat dan aktual
bersama petugas lapangan setiap petugas lapangan oleh
bulan penanggungjawab program
pada minggu ke-4

99
4.1.2. Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus di Wilayah
Kelurahan Rawasari pada Bulan Juni–Desember 2020

Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah, Cakupan Kunjungan


Balita di Wilayah se-Kecamatan Cempaka Putih periode Juni–Desember 2020,
yang didapatkan dalam BAB III, maka dibuat rencana usulan kegiatan sebagai
berikut:

100
Tabel 4.2 Rencana Kegiatan Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus di Wilayah Kelurahan Rawasari pada Bulan Juni–Desember
2020

NO. KEPUTUSAN RENCANA KEGIATAN TARGET VOLUME BIAYA KETERANGAN


KEGIATAN
1. Peninjauan langsung oleh  Menentukan jadwal  Memastikan data yang 1x/bulan Rp. 250.000
penanggungjawab program peninjauan langsung didapat akurat dan aktual
bersama petugas lapangan setiap petugas lapangan oleh
bulan penanggungjawab program
pada minggu ke-4
2. Pembuatan timeline dan  Menentukan tanggal  Tidak terjadi tumpang 1x/bulan Rp. 100.000
deadline dalam pelaporan data pengumpulan data dan tindih dalam pelaporan
memastikan semua data pasien
terkumpul

101
4.2. Rencana Pelaksanaan Pemecahan Masalah

Setelah menyusun rencana pemecahan masalah, maka akan dilakukan rencana


pelaksanaan pemecahan masalah yang disusun berdasarkan rencana usulan
kegiatan. Perencanaan pelaksanaan pemecahan masalah disajikan dalam bentuk
tabel gan chart berikut ini:

102
Tabel 4.3 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Penanganan Komplikasi Neonatus di Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Timur Periode
Juni–Desember 2020

No Bulan
Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
. 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Evaluasi rutin
setiap 2 minggu
sekali antara
penanggungjawa X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

b program dan
petugas lapangan
via Zoom
2. Menentukan
jadwal
peninjauan
langsung petugas
X X X X X X X X X X X X
lapangan oleh
penanggungjawa
b program pada
minggu ke-4

103
Tabel 4.4 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Penanganan Komplikasi Neonatus di Wilayah Kelurahan Rawasari Periode Bulan Juni–
Desember 2020

No Bulan
Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
. 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Menentukan
jadwal
peninjauan
langsung petugas
X X X X X X X X X X X X
lapangan oleh
penanggungjawa
b program pada
minggu ke-4
2. Menentukan
tanggal
pengumpulan
data dan X X X X X X X X X X X X

memastikan
semua data
terkumpul

104
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah melewati berbagai proses maka didapatkan satu program kesehatan dasar
Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih yang dievaluasi yaitu program penanganan
komplikasi neonatus dan program kunjungan balita didapatkan beberapa masalah
yang teridentifikasi melewati diskusi dan justifikasi sehingga didapatkan prioritas
masalah selama bulan Juni–Desember 2020 yaitu:

1) Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus pada bulan Juni–Desember


2020 di Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Timur sebesar 43.58% kurang
dari target 58.33% dengan skor final 36000.
2) Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus pada bulan Juni–Desember
2020 di Wilayah Kelurahan Rawasari sebesar 70.17% lebih dari target
58.33% dengan skor final 29160.

Selanjutnya prioritas masalah diatas dicari akar penyebab masalah yang paling
dominan dan setelah dilakukan diskusi, argumentasi dan justifikasi maka dapat
disimpulkan akar penyebab masalah yang dominan sebagai berikut:

1) Akar penyebab masalah Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus di


Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Timur periode Juni–Desember 2020
adalah:
a. Kurangnya koordinasi antara penanggung jawab program dengan
petugas di lapangan (Method)
b. Data yang terkumpul kurang dari data aktual di lapangan (Actuating)
2) Akar penyebab masalah Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus di
Wilayah Kelurahan Rawasari periode Juni–Desember 2020 adalah:
a. Data yang terkumpul tidak sesuai dengan data aktual di lapangan
(Planning)

105
b. Data tumpang tindih pada periode berikutnya (Actuating)
5.2. Saran

Berdasarkan permasalahan program kesehatan dasar tersebut, disarankan atau


direkomendasikan beberapa hal kepada Kepala Puskesmas Kecamatan Cempaka
Putih sebagai berikut:

a. Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus pada bulan Juni–Desember 2020


di Wilayah Kelurahan Cempaka Putih Timur sebesar 43.58%
 Melakukan peninjauan langsung oleh penanggungjawab program
bersama petugas lapangan setiap bulan
 Melakukan rapat koordinasi atau evaluasi rutin antara
penanggungjawab program dan petugas lapangan
b. Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus pada bulan Juni–Desember 2020
di Wilayah Kelurahan Rawasari sebesar 70.17%
 Melakukan peninjauan langsung oleh penanggungjawab program
bersama petugas lapangan setiap bulan
 Membuat timeline dan deadline dalam pelaporan data

106
DAFTAR PUSTAKA

Alijoyo A, Wijaya B, Jacob I & Fisabilillah AMS. 2021. Nominal Group


Technique. Bandung: Center of Risk Management & Sustainability.

Hermawan LC & Yussianto A (Eds.). 2010. Pedoman Pemantauan Wilayah


Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA). Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.

Indrizal E. 2017. DISKUSI KELOMPOK TERARAH Focus Group Discussion


(FGD): (Prinsip-Prinsip dan Langkah Pelaksanaan Lapangan). Jurnal
Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya, 16 (1). pp. 75-82. ISSN 2355-5963.

Mulati E, Royati OF & Widyaningsih Y (Eds.). 2014. Buku Ajar Kesehatan Ibu
dan Anak. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.

PKM Cempaka Putih. 2019. Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas
Kecamatan Cempaka Putih. Jakarta: Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih.

Sani RA. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Suharnan. 2005. Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi.

Symond D. 2013. Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan dan Prioritas Jenis


Intervensi Kegiatan Dalam Pelayanan Kesehatan di Suatu Wilayah. Jumal
Kesehatan Masyarakat, Maret 2013 - September 2013, Vol, 7, No. 2.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2012 Tentang Sistem


Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Pedoman


Manajemen Puskesmas.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.

108

Anda mungkin juga menyukai