Anda di halaman 1dari 33

CASE

REPORT :
STRUMA NODUSA NON
TOKSIK
Yuliana Wahyuni | 1102014285

Pembimbing :
dr. M. Rizal Isburhan Sp.B
TENTANG
PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. A
Umur : 38 Tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Suku : Sunda
Alamat : Margaluyu
Tanggal Pemeriksaan : 10 Mei 2021
PENDAHULUAN

Penyakit trofoblas gestasional


(Gestational trophoblastic Neoplasia /
GTN) mengacu pada suatu kelompok
tumor jinak dan ganas yang
berkembang di rahim dari jaringan
plasenta.
CASE TIMELINE

1 Tahun SMRS DAY 3


Jupiter is the biggest Saturn is the ringed
planet of them all one and a gas giant

Benjolan tidak nyeri Despite being red, Mars


saat di pegang is actually a cold place
sebesar uang koin
500. DAY 2 DAY 4
LAPORAN KASUS
Pasien datang ke Poliklinik Bedah RSU dr. Slamet Garut oleh keluarganya dengan
keluhan benjolan di leher. Benjolan sudah ada sejak 1 tahun SMRS dan tidak ada
rasa nyeri saat dipegang ataupun saat beraktivitas. Benjolan awalnya kecil sebesar
koin 500 sehingga pasien tidak memperdulikan benjolan, namun semakin lama
benjolan semakin membesar sebesar telur ayam. Benjolan teraba kenyal, berbatas
tegas, permukaan datar, tidak nyeri dan benjolan mengikuti gerakan menelan.
C
Pasien mengatakan bahwa tidak merasa sesak, namun agak sedikit mengganjal
ketika mengunyah makanan dan menelan. Pasien tidak merasakan berdebar-
debar maupun berkeringat. Pasien mengatakan bahwa tidak merasa lemas
ataupun cepat lelah dan tidak adanya penonjolan pada kedua bola mata pasien.
Pasien mengatakan tidak ada perubahan suara dan tidak ada penurunan berat
badan.

Pasien mengatakan belum pernah mengalami keluhan


yang sama sebelumnya. riwayat diabetes melitus, penyakit
jantung, hipertensi, penyakit ginjal, penyakit paru-paru,
alergi atau penyakit keganasan disangkal.
Pasien mengatakan keluarga tidak ada yang memiliki
riwayat penyakit yang sama. Tidak ada anggota
keluarga yang memiliki riwayat diabetes melitus,
penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal, penyakit
paru-paru, alergi atau penyakit keganasan.
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Composmentis
Pemeriksaan Tanda Vital
• Tekanan Darah : 110/70 mmHg
• Nadi : 80 x/menit
• Suhu : 36°C
• Frekuensi Nafas : 20 x/menit
Status Generalis
• Kepala : Normocephali, distribusi rambut normal
• Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor …………. diameter 2 mm,
reflex cahaya langsung +/+, reflex cahaya …………. tidak langsung +/+, exopthalamus -/-
• Telinga : Normotia, serumen (-), liang telinga lapang
• Hidung : Deviasi hidung (-), normosepta, sekret (-)
• Tenggorokkan : T1-T1 tenang, faring tidak hiperemis
• Leher : Tampak pembesaran tiroid, tidak tampak pembesaran KGB
• Kulit : Warna kuning langsat, turgor kulit baik, ikterik (-), sianosis ………... (-), anemis
(-), suhu lembab.
Paru-paru
Inspeksi : bentuk dada normal, simetris dalam keadaan statis maupun
………………… . dinamis, retraksi iga (-).
Palpasi : fremitus baik simetris, nyeri tekan (-), massa (-)
Perkusi : sonor di seluruh lapangan paru
Auskultasi : suara napas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
  Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus cordis teraba di ICS IV Linea Midclavicula kiri, reguler,
kuat angkat
Perkusi : batas atas jantung di ICS II linea parasternal kiri.
batas kiri jantung di ICS VI, linea midclavicula kiri.
batas kanan jantung di ICS IV, linea sternal kanan.
Auskultasi : BJ I/II murni reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru-paru
Inspeksi : bentuk dada normal, simetris dalam keadaan statis maupun
………………… . dinamis, retraksi iga (-).
Palpasi : fremitus baik simetris, nyeri tekan (-), massa (-)
Perkusi : sonor di seluruh lapangan paru
Auskultasi : suara napas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
  Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus cordis teraba di ICS IV Linea Midclavicula kiri, reguler,
kuat angkat
Perkusi : batas atas jantung di ICS II linea parasternal kiri.
batas kiri jantung di ICS VI, linea midclavicula kiri.
batas kanan jantung di ICS IV, linea sternal kanan.
Auskultasi : BJ I/II murni reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : warna kulit kuning langsat, perut datar, pelebaran pembuluh
……..darah (-), bekas operasi (-)
Palpasi : Supel, defens muskular (-), nyeri tekan (-) seluruh kwadaran
……perut, massa (-), Murphy sign (-), nyeri tekan Mc Burney (-),
……Rovsing’s Sign (-), Blumberg sign (-), Undulasi (-), Psoas sign
……(-), Abturator sign (-), nyeri ketok CVA (-).
Perkusi : Timpani, shiffting dullnes (-)
Auskultasi :Bising usus(+), metalik sound (-)
Ekstremitas : akral hangat +/+, odema -/-
STATUS LOKALIS
Regio Colli

• Inspeksi : Tampak benjolan di regio colli anterior dextra sinistra


berukuran 10x5 cm. Benjolan tidak berbenjol-benjol dan tidak tampak
adanya pulsasi.
• Palpasi : Benjolan terasa kenyal, mobile saat menelan, nyeri tekan
tidak ada.. Pembesaran KGB tidak ditemukan.
• Auskultasi : bruit negative
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi

Massa perdarahan 2.30” menit 1-3 menit

Masa pembekuan 8 menit 1-11

Darah Rutin

Hb 11.8 g/dL 12.0-16.0 g/dL

Ht 36 % 35-47 %

Leukosit 7700/mm3 3,000-10,000/mm3

Trombosit 377,000 mm3 150,000-440,000 mm3

Eritrosit 4.83 juta/uL 3.6-5.8 juta/uL


Pemeriksaan Penunjang
Imunoserologi

FT4 1,68 ng/dL 0.82-1.31 ng/dL

TSHS 0.19 uIU/mL 0.27-4.7 uIU/mL

Kimia Klinik

Ureum 16 mg/dL 15-50 mg/dL

Kreatinin 0.6 mg/dL 0.5-1.3 mg/dL

GDS 90 mg/dL < 140 mg/dL


Pemeriksaan Penunjang
Radiologi Thorax (10 Mei 2021)

Hasil Pembacaan:
- Cor tidak membesar
- Sinus dan diafragma normal
- Pulmo
Hilus normal
Corakan bronkovaskuler bertambah
Tidak tampak bercak lunak
Kesan :
- Cor dan Pulmo tampak normal
Pemeriksaan Penunjang
USG Thyroid (7 September 2020)
Klinis: tumor tyroid dengan epilepsy
Scan Tiroid Kanan
Ukuran membesar, parenkim inhomogen, tampak nodul hiperekholk
inhomogen batas tidak tegas multiple pada kedua tiroid
Scan Colli bilateral
Tidak tampak nodul hipoekhoik batas tegas pada kedua colli
Kesan:
 Nodul solid multiple pada kedua tiroid
 Tidak tampak pembesaran KGB pada colli bilateral
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Histopatologi :
Makros:
I.Diterima 8 buah slide biopsy aspirasi tyroid kanan
II.Diterima 6 buah slide apus biopsy aspirasi tiroid kiri
Mikros :
I&II. Sediaan apus biopsy aspirasi dari tiroid bilateral menunjukkan gambaran yang
serupa terdiri dari massa koloid dan foamy macrophage serta sel sel folikel tyroid yang
tersebar maupun berkelompok, monolayer, membentuk folikular, inti sel dalam batas
normal. Tidak tampak sel tumor ganas.
Kesimpulan :
I&II. Adenomatous Goiter bilateral
DIAGNOSIS

Diagnosis Kerja
Struma Nodusa Non Toksik Bilateral

Diagnosis Banding
Struma difusa nontoksik
Struma nodusa toksik
Terapi
Rencana Tiroidectomy Total
• Konsul anestesi
• Inform consent
• IVFD RL 1500cc/24 jam 20tpm
• Ceftriaxone 2x1gr
• Cek ulang darah rutin, ureum, kreatinin, GDS
• Cek ulang Rontgen Thoraks

Tatalaksana di ruang perawatan


• Puasa hingga sadar penuh
• IVFD RL 1500/24 jam 20 tmp
• ceftriaxone 2x1 gr IV
• Asam Tranexamat 3x1 amp IV
• Ketorolac 3x1 amp IV
PROGNOSIS

Ad vitam : dubia ad bonam


Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanactionam : dubia ad bonam
 
DISCUSSION
Struma adalah pembesaran kelenjar tiroid yang
disebabkan oleh penambahan jaringan kelenjar
tiroid itu sendiri yang biasanya terjadi karena
folikel-folikel terisi koloid secara berlebihan.

Struma nodosa non toksik adalah


pembesaran kelenjar tyroid yang secara
klinik teraba nodul satu atau lebih tanpa
disertai tanda-tanda hipertiroidisme.
EPIDEMIOLOGY
National Cancer Institute dalam survei yang
telah dilakukan melaporkan bahwa dari
100.000 orang ditemukan kasus karsinoma Insidensi berdasarkan umur
tiroid sebesar 12,9% per tahun baik pria
maupun wanita.

Jumlah kasus baru karsinoma tiroid adalah


62.980 orang pada tahun 2014. Sedangkan
estimasi kematian pada tahun 2014 sebesar
1.890 orang.

Karsinoma tiroid ini merupakan jenis


keganasan jaringan endokrin yang terbanyak, <20 th 20-34th 35-44th 75-84th
yaitu 90% dari seluruh kanker endokrin.
KLASIFIKASI
Struma Toksik
Difusa : yaitu jika pembesaran kelenjar tiroid meliputi seluruh lobus, seperti yang
ditemukan pada Grave’s disease.
Nodosa, yaitu jika pembesaran kelenjar tiroid hanya mengenai salah satu lobus, seperti
yang ditemukan pada Plummer’s disease

Struma nontoksik
Diffusa, seperti yang ditemukan pada endemik goiter
Nodosa, seperti yang ditemukan pada keganasan tiroid
Hipertiroidi : produksi hormontiroksin berlebihan.
Eutiroid : produksi hormone tiroksin berkurang
Struma nodusa non toksik : tanpa ada tanda hipertiroid

Struma nodusa soliter : nodul hanya satu


Struma multinodusa

Nodul lunak, kistik, keras dan sangat keras.


ETIOLOGI

• Hiperplasia
• Hipertrofi
• Inflamasi atau infeksi
• Neoplasia
MANIFESTASI KLINIS

Gejala Hipertiroid
• Peningkatan nafsu makan dan penurunan berat badan
• Hiperhidrosis
• Palpitasi
• Tremor
• Diare
• Exophtalmus
• Infertilitas

Gejala Hipotiroid
• Nafsu makan menurun, berat badan bertambah
• Tidak tahan dingin
• Bradikardi
• Gerak tubuh lamban dan edema.
DIAGNOSIS
• Anamnesis : benjolan di leher yang sudah berlangsung lama, rasa berat di
leher, benjolan bergerak saat menelan.
• Pemeriksaan fisik : palpasi saat menelan benjolan ikut bergerak.
• Pemeriksaaan penunjang : Pemeriksaan Lab (TSH), USG, Rontgen, FNAB,
Histopatologi.
DIAGNOSIS BANDING
• STRUMA DIFUSA TOKSIK
• STRUMA NODUSA TOKSIK
• STRUMA DIFUSA NONTOKSIK
• GOITER DIFUS
• KARSINOMA TIROID
Pemberian Tiroksin dan obat Anti-Tiroid : untuk menyusutkan
ukuran struma, selama ini diyakini bahwa pertumbuhan sel
kanker tiroid dipengaruhi hormon TSH.

Pembedahan : Terapi ini tepat untuk para pasien


hipotiroidisme yang tidak mau
mempertimbangkan yodium radioaktif dan tidak
dapat diterapi dengan obat-obat anti tiroid.

Yodium radioaktif memberikan radiasi


dengan dosis yang tinggi pada kelenjar
tiroid sehingga menghasilkan ablasi
jaringan.
CONCLUSIONS

Prognosis struma dapat berbeda-beda,


tergantung dari penyebabnya. Contohnya,
struma yang disebabkan kekurangan iodin
tentunya akan memiliki prognosis lebih baik
daripada yang disebabkan kanker. Pada
umumnya prognosis Struma Nodusa Non Toksik
baik
DAFTAR PUSTAKA
1. Wim de jong, Sjamsuhidayat.R. 2011 Buku ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta : EGC

2. Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Penterjemah: Irawati, Ramadani D, Indriyani F. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2006.

3. Sherwood, L., 2009. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi VI. Jakarta : EGC

4. Dean DS, Gharib H. 2008. Epidemiology of thyroid nodules. Clin Endocrinol. Metab.22(6): 901

5. Reiners C, Wegscheider K, Schicha H, Vaupel R, Wrbitzky R, Draeger PMS. 2004. Prevalence of thyroid disorders in the
working population of Germany ultrasonography screening in 96.278 unselected employees. Thyroid. 14(11):926-32 .
6. Kumar V, Maitra A. 2007. Sistem endokrin dalam: Kumar, Cotran, Robbins. Buku ajar patologi. Edisi ke-7. Jakarta: EGC
7. Hegedus L. 2004. The thyroid nodule. N Engl J Med. 351(1): 1764-71
8. Thyroid disease manager. 2012. Thyroid nodules. Shout Darmouth: Thyroid disease manager. Diakses dari
http://www.thyroidmanager.org/chapter/thyroid-nodules/#toc-therapy-for-nodules-table-18-318-4-figure-18-13 . Pada
tanggal 20 Mei 2021.
9. Clark DP, Faquin WC. 2005. Thyroid cytopathology. 2 nded. New York: Springer
10. Sriwidyani NP, Mulyadi K. 2007. Peranan fnab untuk diagnosis pembesaran kelenjar tiroid. Medicine.

Anda mungkin juga menyukai