Anda di halaman 1dari 22

 

5/25/2018 Ne frolitia sis - Re fe ra t Dr He nr y - slide pdf.c om

REFERAT

NEFROLITIASIS

oleh :

ANGGI NOVITA E
1102010022

Pembimbing :

dr. Henry Moesfairil Sp.B

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI


KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN BEDAH RSUD SOREANG
BANDUNG

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ne frolitia sis-re fe ra t-dr-he nr y 1/22


 

5/25/2018 Ne frolitia sis - Re fe ra t Dr He nr y - slide pdf.c om

Referat Nefrolitiasis

TINJAUAN TEORI

A.  Anatomi Sistem Perkemihan

Gambar 2.1 Sistem Perkemihan

Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses penyaringan

darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak
dipergunakan lagi oleh tubuh larut dlam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua  ginjal,  dua ureter, kandung kemih,  dua
otot sphincter , dan uretra. 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ne frolitia sis-re fe ra t-dr-he nr y 2/22


 

5/25/2018 Ne frolitia sis - Re fe ra t Dr He nr y - slide pdf.c om

1.  Ginjal

Gambar 2.2 Ginjal

Kedudukan ginjal di belakang dari kavum abdominalis di belakang


 peritoneum pada kedua sisi vertebra lumbalis III melekat langsung pada
dinding abdomen.
Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang perut atau

abdomen.Ginjal ini terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati
dan limpa.Di bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga
disebut kelenjar suprarenal).
Ginjal bersifat retroperitoneal, yang berarti terletak di belakang
 peritoneum yang melapisi rongga abdomen.Kedua ginjal terletak di sekitar
vertebra T12 hingga L3.Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal
kiri untuk memberi tempat untuk hati.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ne frolitia sis-re fe ra t-dr-he nr y 3/22


 

5/25/2018 Ne frolitia sis - Re fe ra t Dr He nr y - slide pdf.c om

Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan
duabelas.Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan
lemak pararenal) yang membantu meredam goncangan.
Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip
kacang.Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran
(terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam
 bentuk urin.Cabang dari kedokteran yang mempelajari ginjal dan penyakitnya
disebut nefrologi.
a.  Lapisan ginjal
Setiap ginjal terbungkus selaput tipis (kapsula renalis) berupa jaringan
fibrus berwarna ungu tua. Lapisan ginjal terbagi atas :
   lapisan luar (yaitu lapisan korteks / substantia kortekalis)
   lapisan dalam (yaitu medulla (substantia medullaris)
Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi
disebut medulla.Bagian paling dalam disebut pelvis.Pada bagian medulla
ginjal manusia dapat pula dilihat adanya piramida yang merupakan bukaan
saluran pengumpul.Ginjal dibungkus oleh lapisan jaringan ikat longgar
yang disebut kapsula.
 b.  Unit Fungsional Ginjal

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ne frolitia sis-re fe ra t-dr-he nr y 4/22


 

5/25/2018 Ne frolitia sis - Re fe ra t Dr He nr y - slide pdf.c om

Gambar 2.3 Nefron Ginjal


Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah
lebih dari satu juta buah dalam satu ginjal normal manusia dewasa. Nefron
 berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam
tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan
molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya
akan dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan
mekanisme pertukaran lawan arus dan kotranspor. Hasil akhir yang
kemudian diekskresikan disebut urin.
Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut
korpuskula (atau badan Malphigi) yang dilanjutkan oleh saluran-saluran
(tubulus).
Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang disebut
glomerulus yang berada dalam kapsula Bowman.Setiap glomerulus
mendapat aliran darah dari arteri aferen. Dinding kapiler dari glomerulus
memiliki pori-pori untuk filtrasi atau penyaringan. Darah dapat disaring
melalui dinding epitelium tipis yang berpori dari glomerulus dan kapsula
Bowman karena adanya tekanan dari darah yang mendorong plasma darah.
Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke dalan tubulus ginjal. Darah yang
telah tersaring akan meninggalkan ginjal lewat arteri eferen.
Tubulus ginjal merupakan lanjutan dari kapsula Bowman.Bagian yang
mengalirkan filtrat glomerular dari kapsula Bowman disebut tubulus
konvulasi proksimal.Bagian selanjutnya adalah lengkung Henle yang
 bermuara pada tubulus konvulasi distal.
Lengkung Henle diberi nama berdasar penemunya yaitu Friedrich
Gustav Jakob Henle di awal tahun 1860-an. Lengkung Henle menjaga
gradien osmotik dalam pertukaran lawan arus yang digunakan untuk
filtrasi. Sel yang melapisi tubulus memiliki banyak mitokondria yang
menghasilkan ATP dan memungkinkan terjadinya transpor aktif untuk
menyerap kembali glukosa, asam amino, dan berbagai ion
mineral.Sebagian besar air (97.7%) dalam filtrat masuk ke dalam tubulus
konvulasi dan tubulus kolektivus melalui osmosis.

Cairan mengalir dari tubulus konvulasi distal ke dalam sistem


 pengumpul yang terdiri dari:

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ne frolitia sis-re fe ra t-dr-he nr y 5/22


 

5/25/2018 Ne frolitia sis - Re fe ra t Dr He nr y - slide pdf.c om

   tubulus penghubung
   tubulus kolektivus kortikal
   tubulus kloektivus medularis

Tempat lengkung Henle bersinggungan dengan arteri aferen disebut


aparatus juxtaglomerular, mengandung macula densa dan sel
 juxtaglomerular.Sel juxtaglomerular adalah tempat terjadinya sintesis dan
sekresi renin.Cairan menjadi makin kental di sepanjang tubulus dan
saluran untuk membentuk urin, yang kemudian dibawa ke kandung kemih
melewati ureter.
c.  Persyarafan pada ginjal
Ginjal mendapat persarafan dari nervus renalis (vasomotor), saraf ini
 berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf
ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal
2.  Ureter
Ureter merupakan saluran sepanjang 25-30 cm yang membawa hasil
 penyaringan ginjal (filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis menuju
vesica urinaria.Terdapat sepasang ureter yang terletak retroperitoneal, masing-
masing satu untuk setiap ginjal.
Ureter laki-laki melintas di bawah lig. umbilikal lateral dan ductus
deferens sedangkan pureter oerempuan melintas di sepanjang sisi cervix uteri
dan bagian atas vagina
Ureter setelah keluar dari ginjal (melalui pelvis) akan turun di depan
m.psoas major, lalu menyilangi pintu atas panggul dengan a.iliaca communis.
Ureter berjalan secara postero-inferior di dinding lateral pelvis, lalu
melengkung secara ventro-medial untuk mencapai vesica urinaria. Adanya
katup uretero-vesical mencegah aliran balik urine setelah memasuki kandung
kemih. Terdapat beberapa tempat di mana ureter mengalami penyempitan
yaitu peralihan pelvis renalis-ureter, fleksura marginalis serta muara ureter ke
dalam vesica urinaria.Tempat-tempat seperti ini sering terbentuk
 batu/kalkulus.
Ureter diperdarahi oleh cabang dari a.renalis, aorta abdominalis, a.iliaca
communis, a.testicularis/ovarica serta a.vesicalis inferior. Sedangkan

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ne frolitia sis-re fe ra t-dr-he nr y 6/22


 

5/25/2018 Ne frolitia sis - Re fe ra t Dr He nr y - slide pdf.c om

 persarafan ureter melalui segmen T10-L1 atau L2 melalui pleksus renalis,


 pleksus aorticus, serta pleksus hipogastricus superior dan inferior.

3.  Vesika Urinaria

Gambar 2.4 Vesika Urinaria

Vesika urinaria atau kandung kemih adalah satu kantung berotot yang
dapat mengempis, terletak di belakang simfisis pubis. Kandung kemih
mempunyai tiga muara, yaitu dua muara ureter dan satu muara uretra.
Sebagian besar dinding kandung kemih tersusun dari otot polos yang di sebut
muskulus destrusor. Di dinding kandung kemih terdapat scratch reseptor yang
akan bekerja memberikan stimulus sensasi berkemih apabila volume kandung
kemih telah mencapai kurang lebih 150 cc.

4.  Uretra
Uretra merupakan saluran yang membawa urine keluar dari vesica urinaria
menuju lingkungan luar.Terdapat beberapa perbedaan uretra pada pria dan

wanita. Uretra pada pria memiliki panjang sekitar 20 cm dan juga berfungsi
sebagai organ seksual (berhubungan dengan kelenjar prostat), sedangkan

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ne frolitia sis-re fe ra t-dr-he nr y 7/22


 

5/25/2018 Ne frolitia sis - Re fe ra t Dr He nr y - slide pdf.c om

uretra pada wanita panjangnya sekitar 3.5 cm. selain itu, Pria memiliki dua
otot sphincter yaitu m.sphincter interna (otot polos terusan dari m.detrusor dan
 bersifat involunter) dan m.sphincter externa (di uretra pars membranosa,
 bersifat volunter), sedangkan pada wanita hanya memiliki m.sphincter externa
(distal inferior dari kandun kemih dan bersifat volunter).

Gambar 2.5 Uretra pria


Pada pria, uretra dapat dibagi atas pars pre-prostatika, pars prostatika, pars
membranosa dan pars spongiosa.
   Pars pre-prostatika (1-1.5 cm), merupakan bagian dari collum vesicae

dan aspek superior kelenjar prostat. Pars pre-prostatika dikelilingi otot


m. sphincter urethrae internal yang berlanjut dengan kapsul kelenjar
 prostat. Bagian ini disuplai oleh persarafan simpatis.

   Pars prostatika (3-4 cm), merupakan bagian yang melewati/menembus


kelenjar prostat. Bagian ini dapat lebih dapat berdilatasi/melebar
dibanding bagian lainnya.
   Pars membranosa (12-19 mm), merupakan bagian yang terpendek dan

tersempit. Bagian ini menghubungkan dari prostat menuju bulbus penis


melintasi diafragma urogenital. Diliputi otot polos dan di luarnya oleh
m.sphincter urethrae eksternal yang berada di bawah kendali volunter
(somatis).
   Pars spongiosa (15 cm), merupakan bagian uretra paling panjang,
membentang dari pars membranosa sampai orifisium di ujung kelenjar
 penis. Bagian ini dilapisi oleh korpus spongiosum di bagian luarnya.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ne frolitia sis-re fe ra t-dr-he nr y 8/22


 

5/25/2018 Ne frolitia sis - Re fe ra t Dr He nr y - slide pdf.c om

 
Gambar 2.6 Uretra wanita

Letak uretra wanita berada di bawah simphis pubis dan bermuara


disebelah anterior vagina. Di dalam uretra bermuara kelenjar periuretra
diantara kelenjar skene. Kurang lebih 1/3 medial uretra, terdapat sfingter
uretra eksterna yang terdiri dari otot bergaris. Tonus otot sfingter uretra
terdapat eksterna dan tonus otot levator ini berfungsimempertahankan urine
tetap berada di dalam buli pada saat perasaan ingin miksi. Miksi terjadi jika
tekanan intra vesika melebihi tekanan intrauretra akibat kontraksi otot
destrusor dan relaksasi sfingter uretra eksterna.

B.  Fisiologi Sistem Perkemihan

Fungsi primer ginjal adalah mempertahankan volume dan komposisi cairan


ekstrasel dalam batas  –   batas normal. Komposisi dan volume cairan ekstra sel ini
dikontrol oleh filtrasi glomerolus, reabsorpsi dan sekresi tubulus. Untuk lebih jelasnya
fungsi dasar ginjal dapat dibagi menjadi dua fungsi, yaitu :

   Fungsi Eksresi
a.  Mempertahankan osmolalitas plasma sekitar 285 m-osmol dengan
mengubah  –  ubah eksresi air.
 b.  Mempertahankan kadar masing  –   masing elektrolit plasma dalam rentang
normal.
c.  Mempertahankan Ph plasma sekitar 7.4 dengan mengeluarkan H +  dan
membentuk kembali HCO3- .

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ne frolitia sis-re fe ra t-dr-he nr y 9/22


 

5/25/2018 Ne frolitia sis - Re fe ra t Dr He nr y - slide pdf.c om

d.  Mengeksresikan produk akhir nitrogen dari metabolisme protein, terutama


urea, asam urat dan kreatinin.
   Fungsi Non  –  Eksresi
 
a. Menghasilkan renin, penting untuk pengaturan tekanan darah.
 b.  Menghasilkan eritripoetin, faktor penting dalam stimulasi produksi sel
darah merah oleh sum  –  sum tulang.
c.  Metabolisme vitamin D menjadi bentuk aktif.
d.  Degradasi insulin, sekitar 20 % dari insulin dibentuk oleh pankreas dan
didegradasi oleh sel  –  sel tubulus ginjal, akibatnya penderita diabetes yang
menderita payah ginjal mungkin membutuhkan insulin yang jumlahnya
sedikit. (Suharyanto, Toto & Abdul Madjid. 2009:18)
1.  Pembentukan Urine
Pembentukan urine adalah fungsi ginjal yang paling esensial dalam
mempertahankan homeostasis tubuh. Pembentukan urine berlangsung dalam
tiga tahap yaitu :
a.  Filtrasi glomerulus
Tahap filtrasi terjadi di badan Malpighi yang di dalamnya terdapat
glomerulus yang dikelilingi sangat dekat oleh kapsula Bowman .
Proses filtrasi: Ketika darah yang mengandung air, garam, gula, urea
dan zat-zat lain serta sel-sel darah dan molekul protein masuk ke
glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong air dan
komponen-komponen yang tidak dapat larut, melewati pori-pori
endotelium kapiler glomerulus, kecuali sel-sel darah dan molekul
 protein. Kemudian menuju membran dasar dan melewati lempeng
filtrasi, masuk ke dalam ruang kapsula Bowman. Hasil filtrasi dari
glomerulus dan kapsula Bowman disebut filtrat glomerulus atau urine
 primer. Urine primer ini mengandung: air, protein, glukosa, asam
amino, urea dan ion anorganik. Glukosa, ion anorganik dan asam
amino masih diperlukan tubuh.
 b.  Reabsorpsi
Reabsorpsi yaitu proses penyerapan kembali zat-zat hasil filtrasi yang
masih diperlukan tubuh misalnya vitamin, glukosa & asam amino.

Dimulai dari tubulus kontortus proksimal, reabsorpsi dilakukan oleh


dinding usus secara difusi & transfor aktif. Dinamakan reabsorpsi

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ne frolitia sis-re fe ra t-dr-he nr y 10/22


 

5/25/2018 Ne frolitia sis - Re fe ra t Dr He nr y - slide pdf.c om

obligat, dimana 80% air diserap kembali di tubulus ini. Filtrat yang
keluar dinamakan urine sekunder/filtrat tubulus. Lalu masuk melewati
lengkung henle desenden(turun) terjadi reabsorpsi 6% air dan
lengkung henle asenden(naik) terjadi reabsorosi Na+ & Cl-. Akhirnya
masuk ke tubulus kontortus distal, terjadi penambahan dan
 pengurangan filtrat. Reabsorpsi Na+, Ca2+ & air dikontrol oleh
hormon antideuretik(ADH), reabsorbsi ini dinamakan reabsorpsi
fakultatif karena reabsorpsinya disesuikan dengan kebutuhan.
c.  Sekresi
sekresi beberapa zat dari darah dikapiler ke filtrat berupa ion K+, PO3-
, keratin, obat-obatan dan senyawa toksik terjadi di tubulus kontortus
distal, lalu mengalir ke duktus kolektifus akan terjadi reabsorpsi air
dan ion Na+ dipengaruhi oleh ADH & aldesteron dan augmentasi ion
K+ dan ion bikarbonat. Kemudian urine diampung di katung kemih,
daya tampungnya 300 cc, tekanan ke dinding katung menyababkan
ingin buang air kencing..

C.  Nefrolitiasis
1.  Pengertian

Gambar 2.7 Nefrolitiasis

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ne frolitia sis-re fe ra t-dr-he nr y 11/22


 

5/25/2018 Ne frolitia sis - Re fe ra t Dr He nr y - slide pdf.c om

 Nefrolitiasis adalah suatu keadaan terdapatnya batu dalam saluran kemih baik
dalam ginjal,ureter maupun buli-buli.
 Nefrolitiasis adalah adanya batu pada atau kalkulus dalam velvis
renal, pembentukan deposit mineral yang kebanyakan adalah kalsium oksalat dan
kalsium phospat meskipun juga yang lain urid acid dan kristal, juga membentuk
kalkulus ( batu ginjal ).
Batu ginjal adalah istilah umum batu ginjal disembarang tempat. Batu ini
terdiri atas garam kalsium, asam urat, oksalat, sistin, xantin, dan struvit
(Patofisiologi keperawatan, 2000 ).
 Nefrolitiasis merupakan penyakit kencing batu yang terjadi di ginjal yang
menyebabkan tidak bisa buang air kecil secara normal dan terjadi rasa nyeri
karena adanya batu atau zat yang mengkristal di dalam ginjal.

2.  Etiologi
Batu terbentuk dari traktus urinarius ketika konsentrasi subtansi tertentu
seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat meningkat. Batu juga dapat
terbentuk ketika terdapat defisiensi subtansi tertentu, seperti sitrat yang secara
normal mencegah kristalisasi dalam urine. Kondisi lain yang mempengaruhi laju
 pembentukan batu mencakup pH urin dan status cairan pasien (batu cenderung
terjadi pada pasien dehidrasi).
Penyebab terbentuknya batu digolongkan dalma 2 faktor :
a.  Factor endogen :
   Hyperkalsemia : Meningkatnya kalsium dalam darah
   Hyperkasiuria : Meningkatnya kalsium dalam urin
   Ph urin
   Kelebihan pemasukan cairan dlam tubuh yang bertolak belakang
dengan keseimbangan cairan yang masuk dalam tubuh
 b.  Factor eksogen :
   Air minum
Kurang minum atau kurang mengkonsumsi air mengakibatkan
terjadinya pengendapan kalsium dalam pelvis renal akibat ketidak
seimbangan cairan yang masuk

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ne frolitia sis-re fe ra t-dr-he nr y 12/22


 

5/25/2018 Ne frolitia sis - Re fe ra t Dr He nr y - slide pdf.c om

   Suhu
Tempar yang bersuhu panas menyebabkan banyaknya pengeluaran
keringat,yang akan mempermudah pengurangan produksi urin dan

mempermudah terbentuknya batu.


   Makanan
Kurangnya mengkonsumsi protein dapat menjadi factor terbentuknya
 batu
   Dehidrasi
Kurangnya pemasukan cairan dalam tubuh juga ikut membantu proses
 pembentukan urin.

3.  Patofisiologi
 Nefrolitiasis merupakan kristalisasi dari mineral dan matriks seperti pus darah,
 jaringan yang tidak vital dan tumor. Komposisi dari batu ginjal bervariasi, kira-
kira tiga perempat dari batu adalah kalsium, fosfat, asam urin dan
cistien.peningkatan konsentrasi larutan akibat dari intake yang rendah dan juga
 peningkatan bahan-bahan organic akibat infeksi saluran kemih atau urin ststis
sehingga membuat tempat untuk pembentukan batu. Ditambah dengan adanya
infeksi meningkatkan kebasaan urin oleh produksi ammonium yang berakibat
 presipitasi kalsium dan magnesium pospat (Jong, 1996 : 323)
Proses pembentukan batu ginjal dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
kemudian dijadikan dalam beberapa teori :
a.  Teori supersaturasi
Tingkat kejenuhan kompone-komponen pembentuk batu ginjal
mendukung terjadinya kristalisasi. Kristal yang banyak menetap
menyebabkan terjadinya agresi kristal kemudian timbul menjadi batu.  
 b.  Teori matriks 
Matriks merupakan mukoprotein yang terdiri dari 65% protein, 10%
heksose, 3-5 heksosamin dan 10% air. Adapun matriks menyebabkan
 penempelan kristal-kristal sehingga menjadi batu.
c.  Teori kurang inhibitor
Pada kondisi normal kalsium dan fosfat hadir dalam jumlah yang
melampui daya kelarutan, sehingga diperlukan zat penghambat

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ne frolitia sis-re fe ra t-dr-he nr y 13/22


 

5/25/2018 Ne frolitia sis - Re fe ra t Dr He nr y - slide pdf.c om

 pengendapat. Phospat mukopolisakarida dan dipospat merupakan


 penghambatan pembentukan kristal. Bila terjadi kekurangan zat ini maka
akan mudah terjadi pengendapan.
d.  Teori epistaxi 
Merupakan pembentukan baru oleh beberapa zat secra- bersama-sama,
salauh satu batu merupakan inti dari batu yang merupakan pembentuk
 pada lapisan luarnya. Contohnya ekskresi asam urayt yanga berlebihan
dalam urin akan mendukung pembentukan batu kalsium dengan bahan urat
sebagai inti pengendapan kalsium.
e.  Teori kombinasi
Batu terbentuk karena kombinasi dari berbagai macam teori di atas.  

4.  Jenis-jenis Batu dan Komposisi Batu


Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur kalsium: kalsium
oksalat atau kalsium fosfat, asam urat, magnesium-amonium-fosfat (MAP),
xanthyn, da sistin, silikat dan senyawa lainnya. Data mengenai kandungan /

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ne frolitia sis-re fe ra t-dr-he nr y 14/22


 

5/25/2018 Ne frolitia sis - Re fe ra t Dr He nr y - slide pdf.c om

komposisi zat yang terdapat pada batu sangat penting untuk usaha pencegahan
terhadap kemungkinan timbulnya batu residif.
a.  Batu Kalsium 
Batu jenis ini paling banyak di jumpai, yaitu kurang lebih 70 - 80% dari
seluruh batu saluran kemih. Kandungan batu jenis ini terdiri atas kalsium
oksalat, kalsium fosfat, atau campuran dari kedua unsur itu. Faktor
terjadinya batu kalsium adalah hiperkalsiuri, hiperoksaluri,
hiperurikosuria, dan hipositraturia
 b.  Batu Struvit 
Batu struvit disebut juga sebagai batu infeksi, karena terbentuknya batu
ini disebabkan oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab
infeksi ini adalah kuman golongan pemecah urea atau urea splitter yang
dapat menghasilkan enzim urease dan merubah urine menjadi bersuasana
 basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Kuman-kuman yang
termasuk pemecah urea di antaranya adalah : Proteusspp, Klebsiella,
Serratia, Enterobakter, Pseudomonas, dan Stafilokokus. Meskipun E coli
 banyak menimbulkan infeksi saluran kemih tetapi kuman ini bukan
termasuk pemecah urea. 
c.  Batu Asam Urat
Batu asam urat merupakan 5-10% dari seluruh batu saluran kemih. Di
antaranya 75-80% batu asam urat terdiri atas asam murni dan sisanya
merupakan campuran kalsium oksalat. Penyakit batu asam urat banyak
diderita oleh pasien-pasien gout, penyakit mieloproliferatif, pasien yang
mendapatkan terapi antikanker, dan yang banyak mempergunakan obat
urikosurik diantaranya adalah sulfinpirazone, thiazide, dan salisilat.
Kegemukan, peminum alkohol, dan diet tinggi protein mempunyai
 peluang yang lebih besar untuk mendapatkan penyakit ini.

5.  Tanda dan Gejala


Batu yang terjebak diureter menyebabkan gelombang nyeri yang luar biasa,
akut, kolik, yang menyebar kepaha dan genitalia. Pasien merasa selalu ingin
 berkemih, namun hanya sedikit urin yang keluar dan biasanya mengandung darah

akibat aksi abrasive batu. Batu yang terjebak dikandung kemih biasanya

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ne frolitia sis-re fe ra t-dr-he nr y 15/22


 

5/25/2018 Ne frolitia sis - Re fe ra t Dr He nr y - slide pdf.c om

menyebabkan gejala iritasi dan berhubungan dengan infeksi traktus urinarius dan
hematuria.
Keluhan yang sering ditemukan adalah sebagai berikut :
a.  Hematuria 
 b.  Piuria 
c.  Polakisuria/fregnancy 
d.  Urgency 
e.   Nyeri pinggang menjalar ke daerah pingggul, bersifat terus menerus pada
daerah pinggang. 
f.  Kolik ginjal yang terjadi tiba-tiba dan menghilang secara perlahan-lahan. 
g.  Rasa nyeri pada daerah pinggang, menjalar ke perut tengah bawah,
selanjutnya ke arah penis atau vulva.  
h.  Anorexia, muntah dan perut kembung 
i.  Hasil pemeriksaan laboratorium, dinyatakan urine tidak ditemukan adanya
 batu leukosit meningkat. 

6.  Komplikasi
Menurut guyton, 1993 komplikasi dari nefrolitiasis adalah :
a.  Gagal ginjal
Terjadinya karena kerusakan neuron yang lebih lanjut dan pembuluh darah
yang disebut kompresi batu pada membrane ginjal oleh karena suplai
oksigen terhambat. Hal in menyebabkan iskemis ginjal dan jika dibiarkan
menyebabkan gagal ginjal
 b.  Infeksi
Dalam aliran urin yang statis merupakan tempat yang baik untuk
 perkembangbiakan microorganisme. Sehingga akan menyebabkan infeksi
 pada peritoneal.
c.  Hidronefrosis
Oleh karena aliran urin terhambat menyebabkan urin tertahan dan
menumpuk diginjal dan lam-kelamaan ginjal akan membesar karena
 penumpukan urin
d.  Avaskuler ischemia

Terjadi karena aliran darah ke dalam jaringan berkurang sehingga terjadi


kematian jaringan.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ne frolitia sis-re fe ra t-dr-he nr y 16/22


 

5/25/2018 Ne frolitia sis - Re fe ra t Dr He nr y - slide pdf.c om

 
7.  Pemeriksaan Diagnostik
a.  Pemeriksaan Urin 
  
PH lebih dari 7,6 
   Sediment sel darah merah lebih dari 90%  
   Biakan urin 
   Ekskresi kalsium fosfor, asam urat  
 b.  Pemeriksaan darah 
   Hb turun 
   Leukositosis 
  
Urium krestinin 
   Kalsium, fosfor, asam urat 
c.  Pemeriksaan Radiologist 
Foto Polos perut / BNO (Bladder Neck Obstruction) dan Pemeriksaan
rontgen saluran kemih / IVP ( Intranenous Pyelogram) untuk melihat
lokasi batu dan besar batu 
d.  CT helikal tanpa kontras

CT helical tanpa kontras adalah teknik pencitraan yang dianjurkan pada


 pasien yang diduga menderita nefrolitiasis. Teknik tersebut memiliki
 beberapa keuntungan dibandingkan teknik pencitraan lainnya, antara lain:
tidak memerlukan material radiokontras; dapat memperlihatkan bagian
distal ureter; dapat mendeteksi batu radiolusen (seperti batu asam urat),
 batu radio-opaque, dan batu kecil sebesar 1-2 mm; dan dapat mendeteksi
hidronefrosis dan kelainan ginjal dan intra-abdomen selain batu yang dapat
menyebabkan timbulnya gejala pada pasien. Pada penelitian yang
dilakukan terhadap 100 pasien yang datang ke UGD dengan nyeri
 pinggang, CT helikal memiliki sensitivitas 98%, spesifisitas 100%, dan
nilai prediktif negatif 97% untuk diagnosis batu ureter.
c.  USG abdomen 
Ultrasonografi memiliki kelebihan karena tidak menggunakan radiasi,
tetapi teknik ini kurang sensitif dalam mendeteksi batu dan hanya bisa
memperlihatkan ginjal dan ureter proksimal. Penelitian retrospektif pada
123 pasien menunjukkan bahwa, dibandingkan dengan CT Helikal sebagai

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ne frolitia sis-re fe ra t-dr-he nr y 17/22


 

5/25/2018 Ne frolitia sis - Re fe ra t Dr He nr y - slide pdf.c om

 gold standard , ultrasonografi memiliki sensitivitas 24% dan spesifisitas


90%. Batu dengan diameter lebih kecil dari 3 mm juga sering terlewatkan
dengan ultrasonografi.

8.  Penatalaksanaan Medis


Sjamsuhidrajat (2004) menjelaskan penatalaksanaan pada nefrolitiasis terdiri
dari :
a.  Obat diuretik thiazid(misalnya trichlormetazid) akan mengurangi
 pembentukan batu yang baru.
 b.  Dianjurkan untuk minum banyak air putih (8-10 gelas/hari).
c.  Diet rendah kalsium dan mengkonsumsi natrium selulosa fosfat.
d.  Untuk meningkatkan kadar sitrat (zat penghambat pembentukan batu
kalsium) di dalam air kemih, diberikan kalium sitrat.
e.  Kadar oksalat yang tinggi dalam air kemih, yang menyokong terbentuknya
 batu kalsium, merupakan akibat dari mengkonsumsi makanan yang kaya
oksalat (misalnya bayam, coklat, kacang-kacangan, merica dan teh). Oleh
karena itu sebaiknya asupan makanan tersebut dikurangi.
f.  Kadang batu kalsium terbentuk akibat penyakit lain, seperti
hiperparatiroidisme, sarkoidosis, keracunan vitamin D, asidosis tubulus
renalis atau kanker. Pada kasus ini sebaiknya dilakukan pengobatan
terhadap penyakit-penyakit tersebut. Batu asam urat.
g.  Dianjurkan untuk mengurangi asupan daging, ikan dan unggas, karena
makanan tersebut menyebabkan meningkatnya kadar asam urat di dalam
air kemih.
h.  Untuk mengurangi pembentukan asam urat bisa diberikan allopurinol.
i.  Batu asam urat terbentuk jika keasaman air kemih bertambah, karena itu
untuk menciptakan suasana air kemih yang alkalis (basa), bisa diberikan
kalium sitrat.
 j.  Dianjurkan untuk banyak minum air putih.
Sedangkan menurut Purnomo BB (2003), penatalaksanaan nefrolitiasin adalah
:

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ne frolitia sis-re fe ra t-dr-he nr y 18/22


 

5/25/2018 Ne frolitia sis - Re fe ra t Dr He nr y - slide pdf.c om

Penatalaksanaan Medis Batu Saluran Kemih


Tujuan dasar penatalaksanaan medis BSK adalah untuk menghilangkan batu,
menentukan jenis batu, mencegah kerusakan nefron, mengendalikan infeksi, dan
mengurangi obstruksi yang terjadi.

Batu dapat dikeluarkan dengan cara medikamentosa, pengobatan medik selektif


dengan pemberian obat-obatan, tanpa operasi, dan pembedahan terbuka.

8.1 Medikamentosa
Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang berukuran lebih kecil yaitu dengan
diameter kurang dari 5 mm, karena diharapkan batu dapat keluar tanpa intervensi
medis.

Dengan cara mempertahankan keenceran urine dan diet makanan tertentu yang dapat
merupakan bahan utama pembentuk batu ( misalnya kalsium) yang efektif mencegah
 pembentukan batu atau lebih jauh meningkatkan ukuran batu yang telah ada. Setiap
 pasien BSK harus minum paling sedikit 8 gelas air sehari.

8.2 Pengobatan Medik Selektif dengan Pemberian Obat-obatan


Analgesia dapat diberikan untuk meredakan nyeri dan mengusahakan agar batu dapat
keluar sendiri secara spontan. Opioid seperti injeksi morfin sulfat yaitu petidin
hidroklorida atau obat anti inflamasi nonsteroid seperti ketorolac dan naproxen dapat
diberikan tergantung pada intensitas nyeri. Propantelin dapat digunakan untuk
mengatasi spasme ureter. Pemberian antibiotik apabila terdapat infeksi saluran kemih
atau pada pengangkatan batu untuk mencegah infeksi sekunder. Setelah batu
dikeluarkan, BSK dapat dianalisis untuk mengetahui komposisi dan obat tertentu
dapat diresepkan untuk mencegah atau menghambat pembentukan batu berikutnya.

8.3 ESWL (Ex tr acor poreal Shockwave L i thotr i psy 


)
Merupakan tindakan non-invasif dan tanpa pembiusan, pada tindakan ini digunakan
gelombang kejut eksternal yang dialirkan melalui tubuh untuk memecah batu. Alat
ESWL adalah pemecah batu yang diperkenalkan pertama kali oleh Caussy pada tahun
1980. Alat ini dapat memecah batu ginjal, batu ureter proximal, atau menjadi
fragmen-fragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran kemih. ESWL
dapat mengurangi keharusan melakukan prosedur invasif dan terbukti dapat
menurunkan lama rawat inap di rumah sakit.

8.4 Endourologi
Tindakan endourologi adalah tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan BSK
yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari saluran kemih
melalui alat yang dimasukan langsung kedalam saluran kemih. Alat tersebut

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ne frolitia sis-re fe ra t-dr-he nr y 19/22


 

5/25/2018 Ne frolitia sis - Re fe ra t Dr He nr y - slide pdf.c om

dimasukan melalui uretra atau melalui insisi kecil pada kulit (perkutan). Beberapa
tindakan endourologi tersebut adalah : 
a.  PNL ( Percutaneous Nephro Litholapaxy) adalah usaha mengeluarkan batu yang
 berada di dalam saluran ginjal dengan cara memasukan alat endoskopi ke sistem

kalies melalui insisi pada kulit. Batu kemudian dikeluarkan atau dipecah terlebih
dahulu menjadi fragmen-fragmen kecil.
 b.  Litotripsi adalah memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan memasukan alat
 pemecah batu (litotriptor) ke dalam buli-buli.
c.  Ureteroskopi atau uretero-renoskopi adalah dengan memasukan alat ureteroskopi
 per-uretram. Dengan memakai energi tertentu, batu yang berada di dalam ureter
maupun sistem pelvikalises dapat dipecah melalui tuntunan
ureteroskopi/ureterorenoskopi ini.
d.  Ekstrasi Dormia adalah mengeluarkan batu ureter dengan menjaringnya melalui
alat keranjang Dormia.

8.5 Tindakan Operasi
Penanganan BSK, biasanya terlebih dahulu diusahakan untuk mengeluarkan batu
secara spontan tanpa pembedahan/operasi. Tindakan bedah dilakukan jika batu tidak
merespon terhadap bentuk penanganan lainnya. Ada beberapa jenis tindakan
 pembedahan, nama dari tindakan pembedahan tersebut tergantung dari lokasi dimana
 batu berada, yaitu :
a.  Nefrolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada di
dalam ginjal
 b.  Ureterolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada di
ureter
c.  Vesikolitomi merupakan operasi tebuka untuk mengambil batu yang berada di
vesica urinearia
d.  Uretrolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada di
uretra

9. Pencegahan Batu Saluran Kemih


Pencegahan BSK terdiri dari pencegahan primer atau pencegahan tingkat pertama,

 pencegahan sekunder atau pencegahan tingkat kedua, dan pencegahan tersier atau
 pencegahan tingkat ketiga. Tindakan pencegahan tersebut antara lain :

9.1 Pencegahan Primer
Tujuan dari pencegahan primer adalah untuk mencegah agar tidak terjadinya penyakit
BSK dengan cara mengendalikan faktor penyebab dari penyakit BSK. Sasarannya
ditujukan kepada orang-orang yang masih sehat, belum pernah menderita penyakit
BSK. Kegiatan yang dilakukan meliputi promosi kesehatan, pendidikan kesehatan,
dan perlindungan kesehatan. Contohnya adalah untuk menghindari terjadinya
 penyakit BSK, dianjurkan untuk minum air putih minimal 2 liter per hari. Konsumsi
air putih dapat meningkatkan aliran kemih dan menurunkan konsentrasi pembentuk

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ne frolitia sis-re fe ra t-dr-he nr y 20/22


 

5/25/2018 Ne frolitia sis - Re fe ra t Dr He nr y - slide pdf.c om

 batu dalam air kemih. Serta olahraga yang cukup terutama bagi individu yang
 pekerjaannya lebih banyak duduk atau statis.

9.2 Pencegahan Sekunder

Tujuan dari pencegahan sekunder adalah untuk menghentikan perkembangan


 penyakit agar tidak menyebar dan mencegah terjadinya komplikasi. Sasarannya
ditujukan kepada orang yang telah menderita penyakit BSK. Kegiatan yang dilakukan
dengan diagnosis dan pengobatan sejak dini. Diagnosis Batu Saluran Kemih dapat
dilakukan dengan cara pemeriksaan fisik, laboraturium, dan radiologis.

Hasil pemeriksaan fisik dapat dilihat berdasarkan kelainan fisik pada daerah organ
yang bersangkutan :
a.  Keluhan lain selain nyeri kolik adalah takikardia, keringatan, mual, dan demam
(tidak selalu). 
 b. Pada keadaan akut, paling sering ditemukan kelembutan pada daerah pinggul ( flank
tenderness), hal ini disebabkan akibat obstruksi sementara yaitu saat batu melewati
ureter menuju kandung kemih. 
Urinalisis dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi infeksi yaitu peningkatan
 jumlah leukosit dalam darah, hematuria dan bakteriuria, dengan adanya kandungan
nitrit dalam urine. Selain itu, nilai pH urine harus diuji karena batu sistin dan asam
urat dapat terbentuk jika nilai pH kurang dari 6,0, sementara batu fosfat dan struvit
lebih mudah terbentuk pada pH urine lebih dari 7,2.

Diagnosis BSK dapat dilakukan dengan beberapa tindakan radiologis yaitu:


a. Sinar X abdomen
Untuk melihat batu di daerah ginjal, ureter dan kandung kemih. Dimana dapat
menunjukan ukuran, bentuk, posisi batu dan dapat membedakan klasifikasi batu yaitu
dengan densitas tinggi biasanya menunjukan jenis batu kalsium oksalat dan kalsium
fosfat, sedangkan dengan densitas rendah menunjukan jenis batu struvit, sistin dan
campuran. Pemeriksaan ini tidak dapat membedakan batu di dalam ginjal maupun
 batu diluar ginjal.
 b.  Intravenous Pyelogram (IVP)

Pemeriksaan ini bertujuan menilai anatomi dan fungsi ginjal. Jika IVP belum dapat
menjelaskan keadaan sistem saluran kemih akibat adanya penurunan fungsi ginjal,
sebagai penggantinya adalah pemeriksaan pielografi retrograd.
c. Ultrasonografi (USG)
USG dapat menunjukan ukuran, bentuk, posisi batu  dan adanya obstruksi.
Pemeriksaan dengan ultrasonografi diperlukan pada wanita hamil dan pasien yang
alergi terhadap kontras radiologi. Keterbatasn pemeriksaan ini adalah kesulitan untuk
menunjukan batu ureter, dan tidak dapat membedakan klasifikasi batu.
d.Pemindaian CT akan menghasilkan gambar yang lebih jelas tentang ukuran dan
lokasi batu.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ne frolitia sis-re fe ra t-dr-he nr y 21/22


 

5/25/2018 Ne frolitia sis - Re fe ra t Dr He nr y - slide pdf.c om

9.3 Pencegahan Tersier 

Tujuan dari pencegahan tersier adalah untuk mencegah agar tidak terjadi komplikasi
sehingga tidak berkembang ke tahap lanjut yang membutuhkan perawatan intensif.

Sasarannya ditujukan kepada orang yang sudah menderita penyakit BSK agar
 penyakitnya tidak bertambah berat. Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan
rehabilitasi seperti konseling kesehatan agar orang tersebut lebih memahami tentang
cara menjaga fungsi saluran kemih terutama ginjal yang telah rusak akibat dari BSK
sehingga fungsi organ tersebut dapat maksimal kembali dan tidak terjadi kekambuhan
 penyakit BSK , dan dapat memberikan kualitas hidup sebaik mungkin sesuai dengan
kemampuannya.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ne frolitia sis-re fe ra t-dr-he nr y 22/22

Anda mungkin juga menyukai