Langkah
LPM
1.
Identifikasi
masalah
2.
Merumuskan
masalah
3.
Menetapkan
prioritas
masalah
4.
Mencari
kemungkinan
penyebab
masalah
5.
Menentukan
penyebab
masalah
yang
dominan
6.
Menetapkan
alternatif
pemecahan
masalah
7.
Menentukan
rencana
cara
pemecahan
masalah
yang
paling
feasible
8.
Menyusun
rencana
pemecahan
masalah
9.
Melaksanakan
rencana
pemecahan
masalah
10.
Melakukan
evaluasi
hasil
kerja
2.
Jelasin
masalah
pada
program
puskesmas
Masalah
program
puskesmas
terdapat
pada
output
dan
outcome
Output:
hasil
yang
didapatkan
setelah
program
telah
dilaksanakan
Outcome:
dampak
beberapa
waktu
ke
depan
setelah
hasil
output
telah
keluar
Contohnya:
pada
penyakit
TB,
angka
cure
rate
atau
success
rate
yang
menunjukkan
keberhasilan
pengobatan
TB
3. Keunggulan
dan
kelemahan
metode
MCUA
dan
PAHO
MCUA
a.
Keunggulan:
mudah
dilaksanakan,
biaya
murah,
dapat
memecahkan
masalah
dengan
sempurna,
waktu
penerapan
masalah
sampai
terpecahkan
tidak
lama
b.
Kelemahan:
seleksi
anggota
yang
tidak
teliti
dapat
menghasilkan
keputusan
yang
tidak
tepat,
selisih
yang
kecil
(<5%)
pada
hasil
perhitungan
dianggap
bermakna
PAHO
a.
Keunggulan:
dapat
digunakan
jika
data
tidak
tersedia,
untuk
jumlah
kegiatan
yang
sedikit
lebih
mudah
menentukan
masalah
karena
perhitungannya
dapat
menghasilkan
final
score
antara
satu
masalah
dengan
yang
lain
jarang
ditemukan
angka
kembar
atau
intervalnya
jauh.
b.
Kelemahan:
tidak
terdapat
pembobotan
sehingga
semua
masalah
dapat
dianggap
sama.
sulit
untuk
dapat
menentukan
prioritas
masalah
karena
bisa
sangat
subjektif
bila
tanpa
mengetahui
data,
harus
menentukan
siapa
yg
disebut
ahli
atau
pakar
4. Tahapan
metode
MCUA
pada
LPM
MCUA
digunakan
pada
tahap
menentukan
a. Prioritas
masalah:
dengan
menggunakan
metode
ini
setiap
kriteria
dapat
diberikan
pembobotan
nilai
dan
dikalikan
nilainya
dari
setiap
permasalahan
yang
ada
dan
menghasilkan
final
score
sehingga
metode
ini
dapat
melihat
atau
memperhitungkan
masalah
yang
mempunyai
critical
yang
lebih
tinggi
b. Prioritas
pemecahan
alternative
masalah:
dengan
4
kriteria,
mudah
dilaksanakan,
dapat
memecahkan
masalah
dengan
sempurna,
biaya
murah,
waktu
penyelesaian
cepat
5. Fishbone
Metode
pendekatan
system
yang
digunakan
untuk
mengetahui
dan
menganalisis
manajemen
puskesmas
atau
program-‐program
yang
ada
di
puskesmas
Subsistem
Input:
A.
Man:
jumlah
staf,
keterampilan,
pengetahuan
B.
Money:
jumlah
dana
yang
tersedia
C.
Material:
jumlah
peralatan
medis
dan
jenis
obat
D.
Method:
mekanisme
cara
yang
digunakan
Subsistem
Proses:
A.
Planning:
proses
memulai
tujuan
sampai
dengan
menetapkan
alternatif
kegiatan
B.
Organizing:
rangkaian
kegiatan
untuk
menghimpun
semua
sumber
daya
C.
Actuating:
proses
bimbingan
kepada
staf
agar
dpt
bekerja
secara
optimal
dlm
melakukan
tugas
D.
Controlling:
proses
untuk
mengamati
secara
terus
menerus
dalam
melaksanakan
kegiatan
dan
mengoreksi
apabila
terdapat
penyimpangan
Subsistem
Environment:
di
luar
system
puskesmas,
puskesmas
tidak
bisa
mengintervensi
tetapi
bisa
memengaruhi
program
puskesmas
6. Program
puskesmas:
UKP:
one
day
care,
rawat
jalan,
UGD,
dsb
UKM:
Essensial:
KIA/KB,
Kesling,
P2M,
Promkes,
Perbaikan
gizi
masyarakat,
Upaya
pengobatan
Pengembangan:
poli
gigi,
poli
kesehatan
jiwa,
posyandu
lansia
(penyuluhan
dan
screening
kesehatan)
7. Definisi
diagnostic
holistik:
kegiatan
untuk
mengidentifikasi
menentukan
dan
mengidentifikasi
penyebab
penyakit
secara
menyeluruh
dan
mencakup
seluruh
tubuh
baik
jasmani
dan
rohani
yang
berdasarkan
pada
patient
dan
family
oriented,
dan
memandang
manusia
sebagai
mahkluk
biopsikososial
pada
ekosistemnya
1.
Aspek
personal:
alasan
kedatangan
(keluhan
utama
dan
keluhan
tambahan),
harapan,
kekhawatiran,
dan
persepsi
pasien
2.
Aspek
klinis:
masalah
medis,
diagnosis
kerja,
terapi
3.
Aspek
risiko
internal:
pengaruh
genetik,
gaya
hidup,
hobi,
pola
makan,
pekerjaan
4.
Aspek
risiko
eksternal:
berasal
dr
lingkungan
misal
keluarga,
tempat
kerja,
budaya
5.
Derajat
fungsional:
kualitas
hidup
pasien
dengan
skor
1-‐5
berdasarkan
disabilitas
pasien
8. Teori
mandala
of
health
dalam
diagnostik
holistik
a.
Model
yang
menggambarkan
ekosistem
manusia
bahwa
manusia
sebagai
individu
yang
kompleks
dimana
setiap
komponen
memiliki
potensi
yang
dapat
memengaruhi
kesehatan
manusia.
b.
Melihat
individu
sebagai
bagian
dari
komunitasnya
(keluarga,
tempat
kerja,
budaya,
negara)
c.
Memahami
pasien
bahwa
pasien
merupakan
makhluk
yang
utuh
yang
terdiri
dari
fisik,
jiwa,
dan
psikis
Dalam
menetapkan
masalah
serta
faktor
yang
mempengaruhi,
digunakan
konsep
Mandala
of
health:
family,
pasien
(body,
mine,
spirit),
gaya
hidup,
perilaku
kesehatan
lingkungan
psiko
sosio
ekonomi,
pelayanan
kesehatan,
lingkungan
kerja,
faktor
biologi,
lingkungan
fisik,
komunitas
9. Aspek
internal
tb
paru
a.
Perilaku
berobat
b.
Perilaku
jarang
berolahraga
c.
Perilaku
dalam
beretika
batuk
yang
tidak
tepat
dapat
menularkan
anggota
keluarga
d.
Kebiasaan
merokok
10.
Aspek
eksternal
tb
paru
a.
Rumah
pada
lingkungan
padat
dan
kumuh,
jika
ada
penderita
mengeluarkan
droplet
dan
terkena
benda
mati
akan
tertimbun
lama
di
rumah
dan
berisiko
tinggi
penularan
terhadap
keluarga
b.
Kesadaran
akan
kesehatan
yang
rendah
pada
keluarga
c.
Kurangnya
partisipasi
keluarga
dalam
penatalaksanaan
kesehatan
pasien
d.
Ventilasi
pencahayaan
kurang
e.
Kebersihan
lingkungan
kurang
f.
Letak
barang
tidak
teratur
g.
MCK,
tempat
mencuci
dan
dapur
berdekatan
11.
Parameter
MCUA
A.
Emergency:
menunjukkan
seberapa
fatal
suatu
permasalahan
sehingga
menyebabkan
kematian
atau
kesakitan.
B.
Greatest
member:
menunjukkan
berapa
banyak
penduduk
yang
terkena
masalah
atau
penyakit
C.
Expanding
scope:
seberapa
luas
pengaruh
suatu
permasalahan
terhadap
sektor
di
luar
kesehatan
D.
Feasibility:
kriteria
yang
digunakan
utk
menilai
seberapa
mungkin
suatu
masalah
dpt
diselesaikan
menggunakan
E.
Policy:
apakah
pemerintah
memiliki
concern
terhadap
masalah
tersebut
Parameter
PAHO
A.
Magnitude:
berapa
banyak
penduduk
yang
terkena
masalah
atau
penyakit
ditunjukan
dengan
angka
prevalensi
B.
Severity:
besarnya
kerugian
yang
timbul
ditunjukan
dengan
CFR
C.
Vulnerability:
sejauh
mana
ketersediaan
teknologi
atau
obat
yg
efektif
utk
megatasi
masalah
D.
Community
and
political
concern:
sejauh
mana
masalah
menjadi
concern
masyarakat
dan
politisi
E.
Affordability:
ada
tidaknya
dana
yang
tersedia
12. Perbedaan
output
dan
outcome
Output:
hasil
yang
keluar
ketika
program
selesai
dilaksanakan
misalnya
angka
cakupan
Pemberantasan
Jentik
Berkala
Outcome:
dampak
beberapa
saat
setelah
output
selesai
contoh
program
P2TB
(pencegahan
dan
penanggulangan
tb
paru)
memiliki
angka
success
rate,
cure
rate,
convention
rate
13. COVID
19
Definisi:
virus
baru
yang
menyebabkan
penyakit
saluran
pernapasan,
berasal
dari
china
merupakan
satu
keluarga
dengan
virus
penyebab
SARS
dan
MERS
Jenis:
alpha,
beta
(covid
19,
SARS,
MERS),
delta,
gamma
Cara
penularan:
droplet
percikan
saat
batuk
atau
bersin
dan
kontaminasi
benda
Masa
inkubasi:
14
hari
Gejala:
A.
Ringan:
demam
low
grade/subjektif,
batuk
kering,
mialgia,
atralgia,
kongesti
nasal,
sakit
kepala,
sakit
tenggorokan
B.
Sedang:
demam
high
grade,
sesak
napas,
tanda2
radiologis
pneumonia,
menggigil,
letih
C.
Berat:
sesak
napas
berat,
hipoksia,
dehidrasi,
pencitraan:
tampak
infiltrat
bilateral
D.
Kritis:
gagal
napas,
syok,
kegagalan
multi
organ
Klasifikasi
kasus:
a.
ODP:
demam/riwayat
demam
(≥ 38℃),
gejala
pernapasan,
riwayat
perjalanan/lokal
14
hari
sblm
gejala
timbul,
kontak
dengan
pasien
probable/confirm
b.
PDP:
demam/riwayat
demam
(≥ 38℃),
gejala
pernapasan
akut/akut
berat
(sesak
butuh
dirawat
di
RS),
riwayat
perjalanan/lokal
14
hari
sblm
gejala
timbul,
kontak
dengan
pasien
probable/confirm
c.
Probable:
suspek
yang
lab
tidak
meyakinkan,
suspek
yang
lab
tidak
dapat
dilakukan
d.
Confirm:
hasil
lab
positif
meskipun
tidak
ada
gejala
e.
OTG:
seseorang
yang
tidak
bergejala
namun
memiliki
kontak
erat
dengan
kasus
konfirmasi
COVID
19
Syarat
terpajan:
kontak
4
mata
dengan
kasus
confirmed
jarak
1
meter
selama
15
menit,
kontak
fisik
langsung
dengan
px
probable/confirm,
petugas
medis
yang
lgsg
menangani
px
probable/confirm
Gold
standard:
PCR
Pemeriksaan
penunjang:
rapid
test
Pengobatan:
suportif
tidak
perlu
terapi
definitif
atau
vaksin,
suplementasi
oksigen
5
LPM
utk
pasien
syok,
hipoksemia,
gagal
napas,
antibiotik
empiris
untuk
pneumonia
bilateral
Pencegahan:
olahraga
cukup
dan
gizi
seimbang,
cuci
tangan
pakai
sabun,
pakai
masker
bila
batuk
dan
pilek,
jangan
mengkonsumsi
daging
yang
tidak
dimasak,
lindungi
hidung
dan
mulut
dengan
tisu
atau
bagian
dlm
siku
saat
batuk/bersin,
hindari
kontak
dengan
orang
yg
menunjukkan
gejala
Jumlah
kasus
di
dunia:
14
april
2020
(1.925.811)
Jumlah
kasus
di
Indonesia:
14
april
2020
(4.839)
Populasi
berisiko:
pasien
kanker,
perokok
pasif
maupun
aktif,
lansia,
pasien
PPOK,
ibu
hamil
dan
bayi
14. Bentuk-‐bentuk
keluarga
1.
Keluarga
inti
(nuclear
family)
Keluarga
yang
terdiri
dari
suami,
istri
serta
anak-‐anak
kandung.
2.
Keluarga
besar
(extended
family)
Keluarga
yang
disamping
terdiri
dari
suami,
istri,
dan
anak-‐anak
kandung,
juga
sanak
saudara
lainnya,
baik
menurut
garis
vertikal
(ibu,
bapak,
kakek,
nenek,
mantu,
cucu,
cicit),
maupun
menurut
garis
horizontal
(kakak,
adik,
ipar)
yang
berasal
dari
pihak
suami
atau
pihak
isteri.
3.
Keluarga
campuran
(blended
family)
Keluarga
yang
terdiri
dari
suami,
istri,
anak-‐anak
kandung
serta
anak-‐anak
tiri.
4.
Keluarga
menurut
hukum
umum
(common
law
family)
Keluarga
yang
terdiri
dari
pria
dan
wanita
yang
tidak
terikat
dalam
perkawinan
sah
serta
anak-‐anak
mereka
yang
tinggal
bersama.
5.
Keluarga
orang
tua
tunggal
(single
parent
family)
Keluarga
yang
terdiri
dari
pria
atau
wanita,
mungkin
karena
bercerai,
berpisah,
ditinggal
mati
atau
mungkin
tidak
pernah
menikah,
serta
anak-‐anak
mereka
tinggal
bersama.
6.
Keluarga
hidup
bersama
(commune
family)
Keluarga
yang
terdiri
dari
pria,
wanita
dan
anak-‐anak
yang
tinggal
bersama,
berbagi
hak,
dan
tanggung
jawab
serta
memiliki
kekayaan
bersama.
7.
Keluarga
serial
(serial
family)
Keluarga
yang
terdiri
dari
pria
dan
wanita
yang
telah
menikah
dan
mungkin
telah
punya
anak,
tetapi
kemudian
bercerai
dan
masing-‐masing
menikah
lagi
serta
memiliki
anak-‐
anak
dengan
pasangan
masing-‐masing,
tetapi
semuanya
menganggap
sebagai
satu
keluarga.
8.
Keluarga
gabungan/komposit
(composite
family)
Keluarga
terdiri
dari
suami
dengan
beberapa
istri
dan
anak-‐anaknya
(poliandri)
atau
istri
dengan
beberapa
suami
dan
anak-‐anaknya
(poligini)
yang
hidup
bersama.
9.
Keluarga
tinggal
bersama
(cohabitation
family)
Keluarga
yang
terdiri
dari
pria
dan
wanita
yang
hidup
bersama
tanpa
ada
ikatan
perkawinan
yang
sah.
15. Perbedaan
identifikasi
dengan
rumusan
masalah
Identifikasi
masalah
dilakukan
untuk
mencari
masalah
yang
ada
disuatu
program
sedangkan
rumusan
masalah
dilakukan
untuk
mencari
suatu
masalah
dalam
program
yang
tidak
sesuai
dengan
target
atau
indikator
program
dengan
metode
4W
(what,
when,
where,
whose)
1H
(how
much)
16. Akar
penyebab
masalah
dominan
Setelah
menetapkan
kemungkinan
penyebab
masalah,
dilakukan
diskusi
untuk
menemukan
beberapa
akar
penyebab
masalah
yang
sama,
argumentasi
untuk
mengambil
penyebab
masalah
yang
dominan,
dan
justifikasi
untuk
mengambil
penyebab
masalah
yang
dominan
yang
dapat
menyelesaikan
sebagian
besar
kemungkinan
penyebab
masalah
yang
ada.
17. Penentuan
masalah
yang
feasible
dengan
4
kriteria,
mudah
dilaksanakan,
dapat
memecahkan
masalah
dengan
sempurnya,
biaya
murah,
waktu
penyelesaian
cepat
18. Rangkuman
materi
Dr.
Yusnita
Pasien
diberi
kertas
dan
mengisikan
menu
makannya
selama
3
hari
selang
seling.
Setelah
itu
tiap
makanan
dihitung
jumlah
kalori
dan
kandungannya,
ditotalkan
perharinya.
Setelah
itu
menghitung
jumlah
kalori
yang
dibutuhkan
oleh
pasien.
Perhitungan
Kalori
:
1.
Kalori
basal:
a.
Perempuan:
25
kal/kgBB
b.
Laki-‐laki:
30
kal/kgBB
2.
Faktor
Koreksi:
A.
Usia:
a.
40
–
59
tahun
:
-‐
5%
kalori
basal
b.
60
–
69
tahun
:
-‐
10%
kalori
basal
c.
70
–
79
tahun
:
-‐
15%
kalori
basal
B.
Aktivitas
Fisik
:
a.
Ringan
:
+
10-‐20%
kalori
basal
b.
Sedang
:
+
20-‐30%
kalori
basal
c.
Berat
:
+
30-‐40%
kalori
basal
C.
Berat
Badan
:
a.
Underweight
:
+
20%
kalori
basal
b.
Overweight
:
-‐
10%
kalori
basal
c.
Obesitas
:
-‐
20%
kalori
basal
D.
Stress
Metabolik
:
a.
Ringan
:
+
10%
kalori
basal
b.
Sedang
:
+
20%
kalori
basal
c.
Berat
:
+
30%
kalori
basal
E.
Keadaan
khusus
:
a.
Hamil
:
+
300
kalori
basal
b.
Menyusui
:
+
500
kalori
basal
1)
Kebutuhan
kalori:
Kalori
Basal
=
BB
Ideal
x
kalori
perempuan
Koreksi:
a.
Aktivitas
fisik
ringan
+
10%
kalori
basal
b.
Overweight
-‐
10%
kalori
basal
c.
Kebutuhan
kalori
total
Kebutuhan
zat
gizi:
a.
Protein
10%
dari
total
kalori
b.
Lemak
20%
dari
total
kalori
c.
Karbohidrat,
sisa
dari
total
kalori
dikurangi
persentase
protein
dan
lemak
Dr.
Dini
Prinsip
diagnostic
holistic:
A. Holistik:
patient
and
family
oriented,
pasien
sebagai
aspek
biopsikososial,
mengobati
seluruhnya
jasmani
dan
rohani
B. Komprehensif:
tidak
hanya
kuratif,
tetapi
pencegahan
dan
pemulihan,
5
levels
of
prevention
C. Berkesinambungan:
tidak
sesaat,
ada
follow
upnya
dan
perncenaan
manajemen
pasien
D. Terpadu/integrasi/kolaborasi:
memakai
seluruh
ilmu
kedokteran,
bekerja
sama
dengan
pasien,
keluarga,
dokter
spesialis,
atau
tenaga
kesehatan
lain
Definisi
diagnostic
holistik:
kegiatan
untuk
mengidentifikasi
menentukan
dan
mengidentifikasi
penyebab
penyakit
secara
menyeluruh
dan
mencakup
seluruh
tubuh
baik
jasmani
dan
rohani
yang
berdasarkan
pada
patient
dan
family
oriented,
dan
memandang
manusia
sebagai
mahkluk
biopsikososial
pada
ekosistemnya
1.
Aspek
personal:
alasan
kedatangan
(keluhan
utama
dan
keluhan
tambahan),
harapan,
kekhawatiran,
dan
persepsi
pasien
2.
Aspek
klinis:
masalah
medis,
diagnosis
kerja,
terapi
3.
Aspek
risiko
internal:
pengaruh
genetik,
gaya
hidup,
hobi,
pola
makan,
pekerjaan
4.
Aspek
risiko
eksternal:
berasal
dr
lingkungan
misal
keluarga,
tempat
kerja,
budaya
5.
Derajat
fungsional:
kualitas
hidup
pasien
dengan
skor
1-‐5
berdasarkan
disabilitas
pasien
Dr.
Maya
Konseling:
proses
dimana
seseorang
dengan
tulus
dan
tujuan
jelas
memberikan
waktu
untuk
membantu
dan
membimbing
klien
untuk
mengidentifikasi
dan
mencari
jalan
keluar
sesuai
keadaan
permasalahan
client
Tahapan
konseling:
pembukaan
(jalin
hubungan,
tanya
identitas
missal
nama,
pekerjaan,
status
perkawinan),
menggali
masalah
(tanyain
masalahnya
apa
dg
pertanyaan
terbuka,
konfirmasi
dg
pertanyaan
tertutup),
mengambil
keputusan
(membantu
menimbang
baik
buruknya
masalah),
menjalankan
keputusan
(jangan
lupa
tanya
lagi
kapan
konsul
lagi)
Dokter
yang
baik
sebagai
konselor:
berwawasan
luas,
memberikan
waktu
luang,
dapat
dipercaya,
menjaga
kerahasiaan,
sensitive
pada
budaya,
mendengarkan
aktif,
menerima
pasien,
respect
terhadap
pasien
Seks:
karakteristik
yang
dimiliki
pria/wanita,
kodrat
dari
Tuhan,
tidak
bisa
berubah,
dan
berlaku
sepanjang
masa
Gender:
sifat
yang
dapat
dikonstruksi
secara
social
dan
budaya
pada
pria/wanita,
dapat
berubah
Orientasi
seksual:
kecendrungan
seseorang
terhadap
seks,
romantisme,
emosional
yang
dirasakan
individu
(Homoseksual
dan
Heteroseksual)
Transgender:
jiwa
tidak
sama
dengan
tubuh,
jiwa
terperangkap
dalam
tubuh,
identitas
gender
berbeda
dengan
alat
seks
yang
ditunjuknya
saat
lahir
Transseksual:
transgender
yang
sudah
operasi
kelamin
tahapnya
(konseling
dulu,
pemeriksaan
hormonal)
Interseksual:
hermafrodit,
bisa
milih
mana
kelamin
yang
paling
berfungsi
dg
baik
(konseling,
periksa
hormone,
operasi,
pengesahan
negara)
Transvertite:
orang
yang
suka
pake
asesoris
lawan
jenis
Masalah
kesehatan
reproduksi
remaja:
aborsi,
kawin
muda,
NAPZA,
kelahiran
yang
tidak
diinginkan,
seks
bebas,
PMS,
kekerasan
seksual
Sisanya
HIV
buka
di
kedkom
ya
Bu
Rifqa
Konsep
sakit
Orang
sakit
itu
mulia,
tanyain
kalo
itu
udah
sholat
belum,
cara
tayamum
orang
sakit
bagaimana?
Doa
menjenguk
orang
sakit
Konsep
sehat
Kalo
bersyukur
nikmatnya
akan
ditambah
Setiap
penyakit
ada
obatnya
Istidraj
Bu
Kholis
Rumah
sehat
3
aspek:
Buka
di
LPM
ada
ya
Fisik
(bobot
31)
Sanitasi
(bobot
25)
Perilaku
penghuni
(bobot
44)
Dr.
Fathul
LPM
(sudah
dijelaskan
di
pertanyaan2
atas)