Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

PENGKAJIAN KOMUNITAS

Stase Keperawatan Komunitas

NUR FADLIYA

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES BANI SALEH BEKASI

2020
LANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas adalah asuhan keperawatan yang diberikan secara

langsung pada masyarakat untuk mengidentifikasi berbagai masalah yang ditemukan

di masyarakat dan lingkungan sosial serta meningkatkan partisipasi masyarakat untuk

mencapai kondisi sehat.

Pada pengkajian keperawatan komunitas menggunakan teori “Community as

partner” yakni didasarkan pada pendapat Anderson dan Mc farlee (2000) bahwa

kelompok keluarga pada agregrat tertentu sebagai inti dari pemberian asuhan

keperawatan komunitas. Newman memandang klien sebagai yang terbuka dimana

klien dan lingkungannya berada dalam interaksi yang dinamis. Konsep model

keperawatan Betty Newman dipandang lebih kompleks dan tepat untuk berbagai

dinamika di masayarat dengan memandang struktur dan fungsi keluarga yang

dikemukakan oleh Friedman sebagai titik sentral asuhan keperawatan komunitas.

Model keperawatan Community as partner ini didasarkan pada model tentang

pendekatan manusia secara total untuk menggambarkan masalah passion yang

dikembangkan oleh Betty Newman (1972). Model ini berfokus pada filosofi Primary

Health Care (PHC) yang didefinisikan oleh WHO (1978). Dua komponen utama dari

model keperawatan Comunity as partner meliputi dua lingkaran atau pengkajian pada

komunitas dan proses keperawatan. pada lingkaran pengkajian komunitas digunakan

untuk melakukan pangkajian komunitas, yang terdiri dari dua bagian utama yaitu core

atau inti dan delapan sub pengkajian yang lain. Inti atau core model ini menunjukkan

data demografi penduduk diantaranya nilai, kepercayan dan riwayat komunitas.

Delapan sub yang lain meliputi lingkungan fisik, pendidikan, transportasi dan
keamanan, pemerintahan dan politik, layanan kesehatan dan sosial, komunikasi,

ekonomi dan rekreasi. Model ini menjelaskan tentang pengaruh lingkungan, masalah

kesehatan yang timbul akibat besarnya stressor dan reaksi masyarakat, pencegahan

primer, sekunder, dan tersier.


B. Tujuan Keperawatan Komunitas

1. Tujuan Umum

Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai

derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai

dengan kapasitas yang mereka miliki.

2. Tujuan Khusus

Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok

khusus dan masyarakat dalam hal:

a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi

b. Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah

c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/keperawatan

d. Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi

e. Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/keperawatan

f. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan

kesehatan/keperawatan

g. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self

care).

h. Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan, dan

i. Lebih spesifik lagi adalah untuk menunjang fungsi Puskesmas dalam

menurunkan angka kematian bayi, ibu dan balita serta diterimanya norma

keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

j. Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap masalah

kesehatan.
C. Konsep Teori Pengkajian Komunitas

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat, metode yang

digunakan adalah proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah di dalam

bidang keperawatan, melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Pengkajian

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat kesehatan masyarakat dalam

mengkaji masalah kesehatan baik di tingkat individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat.

2. Pengumpulan Data

Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang

dihadapi individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat melalui wawancara,

observasi, studi dokumentasi dengan menggunakan instrumen pengumpulan data

dalam menghimpun informasi.

Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor

lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas menurut Anderson dan MC. Forlane

(1958) terdiri dari inti komunitas, yaitu meliputi demografi; populasi; nilai-nilai

keyakinan dan riwayat individu termasuk riwayat kesehatan. Sedangkan faktor

lingkungan adalah lingkungan fisik; pendidikan; keamanan dan transportasi; politik

dan pemerintahan; pelayanan kesehatan dan sosial; komunikasi; ekonomi dan

rekreasi.

Hal diatas perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang sesuai dan efektif

dalam langkah-langkah selanjutnya.


3. Analisa Data

Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan

disusun dalam suatu format yang etis. Dalam menganalisa data memerlukan

pemikiran yang kritis.

Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor stressor yang

mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul di komunitas. Selanjutnya

dirumuskan maslah atau diagnosa keperawatan. Menurut Mueke (1987) maslah

tersebut terdiri dari:

a. Masalah sehat sakit

b. Karakteristik populasi

c. Karakteristik lingkungan

4. Perumusan Masalah dan Diagnosa Keperawatan/Kesehatan

Kegiatan ini dilakukan diberbagai tingkat sesuai dengan urutan prioritasnya.

Diagnosa keperawatan yang dirumuskan dapat aktual, ancaman resiko atau

wellness.

Dasar penentuan masalah keperawatan kesehatan masyarakat antara lain:

a. Masalah yang ditetapkan dari data umum

b. Masalah yang dianalisa dari hasil kessenjangan pelayanan kesehatan

Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk menentukan tindakan yang

lebih dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam kehidupan

masyarakat secara keseluruhan dengan mempertimbangkan:

a. Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat

b. Kebijaksanaan nasional dan wilayah setempat

c. Kemampuan dan sumber daya masyarakat

d. Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat


Kriteria skala prioritas:

a. Perhatian masyarakat, meliputi: pengetahuan, sikap, keterlibatan emosi

masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan urgensinya untuk

segera ditanggulangi.

b. Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu kurun waktu

tertentu

c. Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat menimbulkan

gangguan terhadap kesehatan masyarakat

d. Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan mempertimbangkan

berbagai alternatif dalam cara-cara pengelolaan masalah yang menyangkut

biaya, sumber daya, srana yang tersedia dan kesulitan yang mungkin timbul

(Effendi Nasrul, 1995).

5. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

a. Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan

b. Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan

keperawatan

c. Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan dilakukan.

6. Pelaksanaan

Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan melibatkan

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi

masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi. Hal-hal yang perlu

dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat

adalah:
a. Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi

terkait

b. Mengikutsertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

dalam mengatasi masalah kesehatannya

c. Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat

Level pencegahan dalam pelaksanaan praktik keperawatan komunitas terdiri

atas:

a. Pencegahan Primer

Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidakfungsian dan

diaplikasikannya ke dalam populasi sehat pada umumnya dan perlindungan

khusus terhadap penyakit.

b. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang

tepat untuk menghambat proses patologis, sehingga memprependek waktu sakit

dan tingkat keparahan.

c. Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier dimulai pad saat cacat atau terjadi ketidakmampuan

sambil stabil atau menetap atau tidak dapat diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi

sebagai pencegahan primer lebih dari upaya menghambat proses penyakit

sendiri, yaitu mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal

dari ketidakmampuannya.

7. Penilaian/Evaluasi

Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program kesehatan. Hal-

hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input), pelaksanaan (proses) dan hasil

akhir (output).
Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai, sesuai

dengan perencanaan yang telah disusun semula. Ada 4 dimensi yang harus

dipertimbangkan dalam melaksanakan penilaian, yaitu:

a. Daya guna

b. Hasil guna

c. Kelayakan

d. Kecukupan

Fokus evaluasi adalah:

a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan

b. Perkembangan atau kemajuan proses

c. Efisiensi biaya

d. Efektifitas kerja

e. Dampak: apakah status kesehatan meningkat/menurun, dalam rangka waktu

berapa?

Perubahan ini dapat diamati seperti gambar dibawah ini:

Keterangan:

: peran masyarakat

: peran perawat

Pada gambar diatas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan klien

dalam menanggulangi masalah kesehatan, pada awalnya peran perawat lebih besar

daripada klien dan berangsur-angsur peran klien lebih besar daripada perawat.
Tujuan akhir perawatan komunitas adalah kemandirian keluarga yang

terkait dengan lima tugas kesehatan, yaitu: mengenal masalah kesehatan,

mengambil keputusan tindakan kesehatan, merawat anggota keluarga, menciptakan

lingkungan yang dapat mendukung upaya peningkatan kesehatan keluarga serta

memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia, sedangkan pendekatan

yang digunakan adalah pemecahan masalah keperawatan yaitu melalui proses

keperawatan.

D. Peran Perawat Komunitas

Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat

dan praktek, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi

kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung keperawatan

secara professional sesuai dengan kode etik profesional. Menurut pendapat Doheny

(1982) ada beberapa elemen peran perawat komunitas antara lain; edukator, konselor,

pembaharu, advokasi, kolaborator, dan konsultan.

1. Edukator

Mengajarkan masyarakat tentang kesehatan, sakit, dinamika keluarga,

pengasuhan anak, perlakuan perawatan kesehatan.

2. Konselor

Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi

tekanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal

yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang yang didalamnya

diberikan dukungan emosional dan intelektual.


3. Pembaharu

Pembaharu adalah seorang atau kelompok yang berinisiatif merubah atau

yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada (Kemp,

1986).

4. Advokasi

Menurut Kosik (1972, dalam Friedman 1998) menerangkan bahwa advokasi

adalah memandang klien mengetahui apa yang diharapkan, apa yang menjadi

haknya, dan menunjukkan keinginan dan semangat bahwa yang dibuat tidak

menghalangi untuk memperoleh haknya.

5. Kolaborator

Menurut Gless (1987, dalam Friedman 1998) mengatakan kolaborasi atau

keperawatan kolaboratif mengacu pada keperawatan yang diberikan oleh sejumlah

profesional dalam bidang perawatan kesehatan yang bekerja sama secara erat untuk

memberikan perawatan yang komprehensif dan terintegrasi.

6. Konsultan

Perawat berperan sebagai tempat konsultasi bagi klien terhadap masalah

yang dialami oleh klien atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan.

E. Intervensi Keperawatan Komunitas

Perencanaan dalah fase penting dalam pemberian asuhan keperawatan, karena

harus, membuat keputusan dalam memprioritaskan masalah. Dalam perencanaan,

merujuk pada pengkajian data dan pernyataan masalah untuk mengharapkan formulasi

tujuan dan merancang strategi keperawatan yang diperlukan untuk mencegah,

mengurangi atau menghilangkan masalah-masalah kesehatan klien. Langkah-langkah

dalam perencanaan mencakup hal-hal sebagai berikut :


1. Menentukan keberadaan tingkatan permasalahan pada level yang pasti sehingga

memudahkan intervensi.

2. Merencanakan intervensi sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Intervensi

dapat berfokus pada tiga tingkatan prevensi, yaitu :

a. Prevensi Primer, meliputi promosi kesehatan dan proteksi spesifik.

b. Prevensi Sekunder, mencakup diagnosis awal dan pengobatan dini.

c. Prevensi Tersier, mencakup penanganan masalah dan kolaborasi dengan tim

kesehatan yang profesional dibidangnya.

3. Validasi kembali perencanaan yang telah dibuat agar tetap sesuai dengan

ketersediaan sumber daya, baik personal, kelompok, maupun supra yang ada. Yang

terakhir adaalah membuat jadwal intervensi dengan melibatkan klien atau

kelompok agar dapat mencapai hasil yang optimal.

E. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas

Strategi intervensi keperawatan komunitas :

1. Proses kelompok (Group Process)

2. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)

3. Kerja sama (Partnership)

4. Pemberdayaan (Empowerment)

Anda mungkin juga menyukai