LITERATUR REVIEW
Disusun Oleh :
JUNITA PRATIWI
17018
2020
ABSTRAK
Tuberkulosis (TB) paru adalah penyakit menular langsung yang menyerang paru–
paru. Gejala yang ditimbulkan berupa gejala respiratorik seperti batuk lebih dari 3
minggu, batuk berdarah, sesak nafas, dan nyeri dada. Namun terkadang muncul
gejala sistemik seperti penurunan berat badan, suhu badan meningkat, dan
malaise. Teknik latihan batuk efektif adalam tindakan yang diperlukan untuk
membersihkan sekresi. Tujuan dari batuk efektif yaitu untuk meningkatkan
ekspansi paru, mobilisasi sekresi, dan mencegah efek samping sari retensi sekresi.
Penelitian menggunakan desain penelitian yaitu deskriptif kuantitatif dengan
pendekatan literature review. Terdapat 65 artikel yang dipublikasi dari tahun
2015-2020. Dari 65 artikel 5 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan
pertanyaan penelitian, dimana kriteria inklusi tersebut ialah penelitian
menggunakan besar sampel lebih dari 10 respondent, penelitian tentang teknik
batuk efektif terhadap pengeluaran sputum dan bersihan jalan nafas, penelitian ini
dilakukan oleh manusia dewasa dengan penyakit gangguan pernafasan, publikasi
melalui jurnal atau artikel penelitian, naskah publikasi, dan skirpsi publikasi
terbitan tahun 2015-2020, artikel yang berfokus pada batuk efektif terhadap
pengelaran sputum berdasarkan faktor usia, pendidikan dan pengobatan sebagai
alat ukur.
Berdasarkan hasil Literatur Review yang telah dilakukan tentang teknik batuk
efektif terhadap pengeluaran sputum agar pasien TB dengan melakukan batuk
yang benar yaitu batuk efektif dapat menghemat energi sehingga tidak mudah
lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara maksimal dan dianjurkan satu hari
sebelum pemeriksaan sputum, pasien dianjurkan minum ± 2 liter untuk
mempermudah pengeluaran sputum.
Kata kunci : teknik batuk efektif, pengeluaran sputum, TB paru
ABSTRACT
Pulmonary tuberculosis (TB) is a direct infectious disease that attacks the lungs.
Symptoms caused by respiratory symptoms such as coughing for more than 3
weeks, coughing leeding, shortness of breath, and chest pain. But sometimes
systemic symptoms appear weight loss, increased body temperature, and malaise.
Effective cough training techniques are the actions needed to clear secretions. The
purpose of an effective cough is to increase lung expansion, mobilize secretions,
and prevent side effects of retention of secretions. The study uses a descriptive
quantitative research design with a literature review approach. There are 65
articles published from 2015-2020. Of the 65 articles 5 articles that fit the
inclusion criteria and research questions, where the inclusion criteria are studies
using a large sample of more than 10 respondents, research on effective coughing
techniques for sputum removal and airway clearance, this study was conducted by
adult humans with disorders breathing, publication through journals or research
articles, manuscripts, and publications published in 2015-2020, articles that focus
on effective coughing on sputum production based on age, education and
treatment as a measurement. Based on the results of the Literature Review system
that has been carried out on effective cough techniques on sputum removal so that
TB patients do the right cough effective cough can save energy so that it does not
get tired easily and can expel phlegm maximally and is recommended one day
before sputum examination, patients are advised to drink ± 2 liters to facilitate
sputum removal.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bahwa penyakit tuberculosis paru atau yang biasanya di kenal dengan sebutan
kedua di dunia. Pada tahun 2015 menunjukkan bahwa jumlah kasus tuberculosis
paru mencapai 10,4 juta jiwa meningkat dari sebelumnya yang hanya 9,6 juta.
Adapun jumlah temuan tuberculosis paru terbesar di dunia adalah India sebanyak
2,8 juta kasus, dan di Indonesia menjadi terbesar ketiga di dunia yaitu sebanyak
Data dari Global Tuberculosis Report pada tahun 2016 menunjukkan angka
kematian akibat tuberculosis paru di Indonesia mencapai 100 ribu jiwa dalam
setahun. Pada tahun 2017 jumlah kasus tuberculosis paru di Indonesia sebanyak
makanan yang bergizi dan kurang pengetahuan mengenai tindakan yang dapat
Seribu. Saat ini jumlah penderita tuberculosis paru di provinsi DKI Jakarta pada
Dari jumlah tersebut didapatkan 12.880 penderita yaitu diantaranya kasus baru
dengan tuberculosis paru positif dan terjadi peningkatan dibandingkan pada tahun
sebelumnya sebesar 7.302 penderita. Pada tahun 2015 sebesar 5.574 penderita
Jakarta Timur, Jakarta Barat, dan Jakarta Selatan merupakan suatu wilayah
dengan jumlah BTA+ terbesar di provinsi DKI Jakarta yaitu dengan rata-rata
DKI Jakarta sampai dengan saat ini disebabkan karena beberapa faktor
dan etika batuk, penularan dari penderita lama ke penderita baru dan pengobatan
yang tidak tuntas serta skrining kesehatan oleh petugas kesehatan yang lebih baik
Dari banyaknya data tersebut maka pasien dengan kasus tuberculosis paru
paru mengalami masalah seperti sesak nafas, batuk-batuk, demam disertai sesak
yang melekat pada jalan nafas serta dapat menjaga paru-paru agar tetap bersih dan
juga pola nafas pasien akan tetap menjadi efektif (Smeltzer & Bare, 2016).
Penerapan latihan batuk efektif yang benar pada pasien tuberkulosis paru yang
alasan seperti pasien belum sama sekali tahu tentang batuk efektif, dan
dikarenakan dengan batuk biasa tetap saja merasa sesak nafas. Selain itu,
yang sulit mendapatkan sampel sputum pasien dengan tuberculosis paru untuk
pengecekkan laboratorium
paru, dan teknik ini juga dapat diberikan sebagai terapi modalitas yang bertujuan
agar pasien menjadi lebih tahu dan paham mengenai batuk efektif khususnya pada
untuk melakukan studi kasus dengan telaah jurnal mengenai pemberian terapi
latihan batuk efektif terhadap pengeluaran sputum pada pasien tuberculosis paru.
B. Rumusan Masalah
Tuberculosis Paru.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus :
berdasarkan usia.
D. Manfaat
Hasil literature review ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi ruang
1. Bagi mahasiswa
Literature review ini diharapkan dapat memberikan acuan dalam
modalitas bagi pasien penderita tuberculosis paru agar lebih mudah untuk
pernafasannya
BAB II
A. Desain penelitian
Desain dalam penelitian ini adalah literature review atau tinjauan pustaka.
Studi literature review adalah cara yang dipakai untuk mengumpulkan data atau
sumber yang berhubungan pada sebuah topik tertentu yang bisa di dapat dari
berbagai sumber litearatur seperti jurnal, buku, internet, skripsi, dan pustaka
lainnya. Adapun sifat dari penelitian ini adalah analisis deskriptif, yakni
pemahaman dan penjelasan agar dapt dipahami dengan baik oleh pembaca.
dengan mencari atau menggali data dari literatur yang terkait dengan apa yang
dengan menggunakan sumber data base dari studi, dan strategi penelusuran
scholar dan portal garuda dengan kata kunci yang digunakan dalam pencarian
jurnal yaitu penerapan latihan batuk efektif terhadap pengeluaran sputum pada
pasien tuberculosis paru, ada 5 literatur yang digunakan untuk menyusul literature
sampel lebih dari 8-30 respondent, penelitian tentang teknik batuk efektif terhadap
pengeluaran sputum dan bersihan jalan nafas, penelitian ini dilakukan oleh
atau artikel penelitian, naskah publikasi, dan skirpsi publikasi terbitan tahun
publikasi terbitan lebih dari 5 tahun. Literature yang digunakan adalah literature
dengan kata kunci teknik batuk efektif, pengeluaran sputum, pasien Tuberculosis
artikel yang sesuai dengan kata kunci. Selain itu peneliti melakukan penelusuran
artikel pada google Scholar sesuar dengan kata kunci yaitu “batuk efektif”,
scholar sesuai dengan kata kunci didapat 65 hasil baik jurnal amupun skripsi
ditentukan oleh peneliti yaitu diambil 5 literatur yang sesuai dengan tema yang
ditentukan, hasil tersebut akan ditelaan secara mendalam oleh penulis dalam
melakukan literature review ini. Sumber data base penelitian yang diperoleh
sebagi berikut :
RINGKASAN PUSTAKA
Batuk efektif Kediri, Pada penelitian Lebih dari Intervensi Desain yang Hasil penelitian yang
dalam 2011 ini sampel 46 tahun diberikan digunakan adalah telah dilakukan yaitu
pengeluaran diambil dari sebelum dan pra eksperiment pengeluaran dahak
dahak pada pasien yang sesudah one grup pretest – pada pasien dengan
pasien akan di lakukan dilakukan post test , dengan ketidakefektifan
dengan tindakan tindakan batuk menggunakan alat bersihan jalan nafas di
ketidakefekti nebulizer di efektif dalam ukur yaitu lembar instalasi rehabilitasi
fan bersihan rehabilitasi pengeluaran observasi batuk medik rs baptis kediri
jalan nafas medik rumah sputum efektif, serta gelas sebelum diberikan
di instalasi sakit baptis ukur atau pot tindakan batuk efektif
rehabilitasi kediri yang sputum adalah banyak
medik memenuhi sebanyak 2 (13,3%)
rumah sakit kriteria inklusi responden.
baptis kediri dengan jumlah Pengeluaran dahak
27 pasien setelah diberikan
(Yosep tindakan batuk efektif
Nugroho, pada pasien dengan
2011) ketidakefektifan
bersihan jalan nafas di
instalasi rehabilitasi
medik rs baptis kediri
adalah banyak
sebanyak 10
( 66,66% ) responden.
Terdapat pengaruh
yang signifikan /
bermakna sebelum dan
sesudah perlakuan
batuk efektik pada
pasien dengan
ketidakefektifan
bersihan jalan nafas di
instalasi rehabilitasi
medik rs baptis kediri
Efektifitas Salatiga Sampel yang Rentang 11 responden Desain penelitian Hasil penelitian
batu efektif digunakan usia 41-60 yang yang digunakan menunjukkan terdapat
pagi dan dalam tahun mengikuti adalah Pra perbedaan yang
siang hari penelitian ini penelitian Experiment dengan signifikan antara
terhadap sejumlah 11 batuk efektif jenis penelitian intervensi pagi dan
pengeluaran respondent pagi dan siang yang digunakan siang hari. Ter;lihat
sputum dengan teknik hari terhadap adalah One dari hasil pengeluaran
pasien asma total sampling pengeluaran Group Pre Test- sputum pada
bronkial di sputum Post test design. kelompok intervensi
RS Paru dr. dilakukan Serta dalam pagi hari keluarnya
ario wirawan intervensi penelitian ini sputum 4- < 6
sebelum dan penggumpulan mldiperoleh dari 7
(W.N. sesudah data dengan responden (63,6%),
Khasanah, dilakukan menggunakan sedangkan paling
2015) penelitian alat ukur gelas sedikit yaitu 2- <3 ml
ukur untuk diperoleh dari 4
menampung responden (36,4%).
sputum dan lembar Kemudian pada
observasi untuk kelompok intervensi
mencatat hasil siang hari pengeluaran
sputum, lembar sputum dari 11
observasi yang responden seluruhnya
berisi tentang sebanyak 1- <2 ml,
identitas dari hasil tersebut
responden, dan menunjukkan nilai
volume sputum yang signifikan 0,000
(ml) (<0,05), artinya ada
efektifitas batuk
efektif terhadap
pengeluaran sputum
pagi dan siang hari
PEMBAHASAN
pengeluaran sputum pasien tuberculosis paru. Diantara pengaruh yang terjadi pada
pasien setelah diberikan intervensi teknik batuk efektif ialah terjadi peningkatan
jumlah sputum yang dikeluarkan pada pasien tuberculosis paru, yang dimana
keperawatan. Teknik ini mampu mengurangi sesak nafas dan mencegah terjadinya
retensi secret didalam saluran pernafasan selain itu juga teknik batuk efektif ini
berguna untuk menjaga agar saluran pernafasan menjadi tetap paten, teknik batuk
efektif ini apabila dilakukan dengan pasen secara terus menerus untuk
membersihkan saluran nafas dari secret. Hal ini sejalan dengan teori-teori yang
mengatakan bahwa teknik batuk efektif dapat membantu pasien tuberculosis paru
yang memiliki ketidakefektifan bersihan jalan nafas menjadi paten yaitu dari
ekspansi paru, mobilisasi sekresi, dan mencegah efek samping sari retensi sekresi.
Salah satu tindakan non farmakologi untuk mengeluarkan sputum yaitu dengan
kriteria usia alam penelitiannya yaitu < 70 tahun akan tetapi berdasarkan hasil dari
berusia 36-50 tahun sebesar 11 responden (45,8%), selain itu juga dilakukan
tindakan latihan batuk efektif baik sesudah dan sebelum mendapatkan perlakuan
berdasarkan usia bahwa hasil dari pengeluaran sputum sebelum dan sesudah
dilakukan latitan batuk efektif yaitu 5 responden berumur lebih dari 70 tahun atau
sudah lansia hal ini dapat menjadi faktor yang mempengaruhi dalam pengeluaran
sputum.
Penelitian yang dilakukan oleh Yosep Nurgoro, 2011 bahwa teknik batuk
berdasarkan usia yaitu 56,7% responden merupakan kelompok umur 32-48 tahun.
Hasil penelitian ini sejalan degan hasil penelitian Joko Ariyanto, 2018 dengan
umur responden 32-48 tahun, dikarenakan dipenggaruhi oleh faktor usiaa maka
tidak 100% menciptakan hasil yang baik. Hasil penelitian yang dilakukan oleh W.
N. Khasana, 2015 menunjukkan bahwa faktor usia yang menjadi variable dalam
diperoleh data dari setengah responden berusia 21- 30 tahun dan 41-50 tahun yang
masing masing terdir dari 3 responden (27%), setelah dilakukan latihan batuk
efektif terdapat hasil bahwa 4 responden (36%) dalam pelaksanaan batuk efektif
terhadap pengeluaran sputumnya cukup, hal ini dapat disebabkan karena faktor
berusia 61-70 tahun ini termasuk dalam masa lansia dan dapat mempengaruhi
daya ingat mengenai batuk efektif dan dalam pengeluaran sputum karena
kemungkinan responden pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi tubuh sehingga
sulit untuk mengeluarkan dahak. Oleh karena itu diberikan perlakuan batuk efektif
dan membuktikan bahwa tindakan batuk efektif terbukti efektif dan dapat
memberikan perubahan pada pengeluaran dahak seseorang, karena dengan batuk
efektif responden bisa mengeluarkan dahak dengan maksimal dan banyak serta
Selain faktor usia faktor lain yang mempengaruhi batuk efektif terhadap
yang dilakukan oleh Alie Rodiyah tahun 2013 menyataka bahwa Dalam
responden (95,8%) dan seluruh responden tidak pernah dilakukan latihan batuk
dilkukan oleh Yosep Nugroho tahun 2011 menunjukkan paling banyak responden
tahun 2015 dalam penelitiannya yaitu 60% memiliki riwayat pendidikan SD dari
Dan juga penelitian yang dilakukan oleh Rahmad Karyanto tahun 2018 yaitu
bagaimana cara batuk yang benar dan sebelumnya tidak pernah mendapat
karena jumlah sputum tidak sesuai dengan jumah yang diharapkan (Ns. Linda
Widiastutu, 2019). Selain kedua faktor tersebut satu faktor lagi dapat
penelitian yang dilkukan oleh Alie Rodiyah tahun 2013 yaitu setengahnya
responden. Penelitian tersebut sam dengan penelitian Ns. Linda Widiatuti tahun
sputum dapat dipengaruhi beberapa hal yaitu sebagian besar responden sudah
sputum menjadi berkurang dengan begitu batuk efektif sangat perlukan supaya
air 2 liter.
dilakukan oleh Alie rodiah tahun 2013 posisi yang digunakan saat dilakukan
batuk efektif yaitu posisi badan agar condong kedepan/ membungkuk, serta
dianjurkan pasien untuk minum air hangat sebelum dilakukan batuk efektif untuk
yang dilakukan oleh W.N. Khasanah 2015 dan Devi Listiana 2020 mengenai
posisi saat dilakukan batuk efektif. Berdasarkan penelitian Yosep Nugroho tahun
2011 dalam memberikan posisi duduk tegak ditempat tidur dengan kaki disokong
agar lebih nyaman dalam latihan batuk dan lebih banyak lender yang dikeluarkan
dengan posisi seperti ini (Potter &Perry, 2006). Begitu juga dengan penelitian
joko ariyanto taun 2018 dalam penelitiannya khusunya pada intervensi batuk
secret agar mudah dikeluarkan kemudian memberikan posisi badan duduk tegak
Hasil dari 5 penelitian yang telah di review tentang teknik batuk efektif
batuk efektif terhadap pengeluaran sputum pada pasien tuberculosis paru (Joko
batas tahun yang ditetapkan, banyak yang tidak sesuai dengan kriteria inklusi
salah satunya tahun dalam mencari jurnal tersebut oleh karena itu penulis
mengambil jurnal tahun 2013 dan 2011 karena itu sangat mendukung dalam
penelitian ini.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil Literatur Review yang telah dilakukan pada penelitian ini yaitu
artikel yang dinilai efektif, baik artikel nasional maupun internasional yang
ini jika dilakukan dengan baik dan benar maka akan menimbulkan dampak yang
baik dalam pengeluaran sputum, tidak hanya mengeluarkan sputum saja akan
tetapi dapat menghilangkan sesak nafas akibat akumulasi secret yang ada pada
jalan nafas, SOP yang ada juga sangat mudah untuk dilakukannya dan tidak perlu
Tidak hanya itu batuk efektif ini juga memiliki faktor yang dapat
mempengaruhi dalam pengeluaran sputum yaitu faktor usia, pendidikan, dan fakor
pengobatan sehingga dapat menurunkan produksi sputum, oleh karena itu kita
sebagai perawat wajib sekali mengajarkan teknik batuk efektif ini sedari awal
pasien menimbulkan gejala seperti batu produktif agar bermanfaat untuk dirinya
nafas, dan latihan batuk efektif ini bisa dilakukan supervise setiap tahun agar
mahasiswa dapat ber inisiatif untuk melakukan tindakan modalitas ini disaat