Anda di halaman 1dari 19

Pengertian

Lupus adalah penyakit yang disebabkan


sistem imun menyerang sel-sel jaringan organ
tubuh yang sehat dengan kata lain, sistem imun
yang terbentuk berlebihan. Kelainan ini dikenal
dengan autoimunitas.
Etiologi
• Faktor genetik
• Faktor lingkungan
• Faktor hormol
• Autoantibody / autoimun
• Infeksi virus dan bakteri juga menyebabkan
perubahan pada sistem imun
Klasifikasi
• Systemic lupus erthematosus (SLE
• Discoid lupus erthematosus,
• Neonatal lupus
• Lupus akibat obat-obatan
• Subacute cutaneous lupus erythematosus,
Patofisiologi
Manifestasi klinis
• Nyeri otot dan sendi
• Ruam kupu kupu
• Ulkus oral/ sariawan diarea mukosa mulut
• Perubahan pada kuku
• Fenomena raynaud
• Rambut rontok
• Demam dan kelelahan
• Hematuria
• Pleuritis / efusi pleura
• Gangguan neurologik : depresi dan psikosis
• Gangguan hematologi : anemia, leukopenia ringan,
trombositopenia
Pemeriksaan diagnostik PENATALAKSANAAN
 Monitoring Teratur
 Istirahat Yang Cukup
 Atasi Infeksi
 Rencanakan Kehamilan/
Hindari Kehamilan
Asuhan keperawatan
Pengkajian
Pemeriksaan fisik
• Sistem musculoskeletal
Pembengkakan sendi, nyeri tekan dan rasa nyeri saat bergerak, rasa kaku pada
pagi hari.
• Sistem integument
Ruam eritematous, plak eritematous pada kulit kepala muka dan leher. Lesi akut
pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-kupu yang melintang pada pangkal
hidung serta pipi. Ulkus oral dapat mengenai mukosa pipi atau palatum durum.
• Sistem kardiovaskular
Friction rub pericardium yang menyertai miokarditis dan efusi pleura. Lesi
eritematous papuler dan purpura yang menjadi nekrosis menunjukkan gangguan vascular
terjadi di ujung jari tangan, siku, jari kaki dan permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi
lateral tangan dan berlanjut nekrosis.
• Sistem pernapasan
Pleuritis dan efusi pleura.
• Sistem renal
Edema dan hematuria
• Sitem syaraf
Sering terjadi depresi dan psikosis, juga serangan kejang-kejang
• Sistem vaskuler
Inflamasi pada arteriole terminalis yang menimbulkan lesi papuler, eritematous
dan purpura di ujung jari kaki, tangan, siku serta permukaan ekstensor lengan bawah atau
sisi lateral tangan dan berlanjut nekrosis.
Pengkajian Pemeriksaan fisik menggunakan empat
langkah

Inspeksi Palpasi
• Ruam wajah dalam pola malar (seperti kupu- – Sklerosis, yaitu yaitu terjadi
kupu) pada daerah pipi dan hidung
• Lesi dan kebiruan diujung jari akibat buruknya
pangencangan dan
sirkulasi dan hipoksia kronik pengerasan kulit jari-jari
• Lesi berskuama di kepala, leher dan punggung, tangan
pada beberapa penderita ditemukan eritema
dan sikatrik. – Nyeri tekan pada daerah
• Luka-luka di selaput lendir dan Faring sendi yang meradang
• Dapat terlihat tanda peradangan satu atau lebih
persendian yaitu pembengkakan, warna – Oedema mata kaki, mungkin
kemerahan, dan rentang gerak yang terbatas. menandakan hipertensi dan
• Perdarahan sering terjadi terutama dari mulut gangguan pada ginjal
dan urine berwarna kemerahan.
• Gerakan dinding toraks mungkin tidak simetris
atau tampak tanda-tanda sesak (bernapas
menggunakan cuping hidung, retrasi supra
sterna, bahkan intercostals apabila terdapat
gangguan pada organ paru)
– Perkusi (pemeriksaan dengan cara mengetuk
bagian tubuh tertentu untuk mengetahui reflek
atau untuk mengetahui kesehatan suatu organ
tubuh, misalnya: perkusi organ dada untuk
mengetahui keadaan paru dan jantung.
Auskultasi (pemeriksaan dengan cara
mendengarkan, biasanya menggunakan stetoskop.
Untuk mendengarkan bunyi jantung dan paru
sehingga dapat mengetahui ada tidaknya
ketidaknormalan dari pada organ.
Diagnosa
• Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan
fungsi barier kulit
• Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan proses
inflamasi/kerusakan jaringan
• Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ulkus oral sehingga nafsu makan menurun
• Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri akibat
adanya pembengkakan sendi
Intervensi
Dx 1
IMPLEMENTASI
DX 1
• Mengobservasi kulit terhadap adanya ruam dan lecet,
warna dan suhu, kelembapan dan kekeringan yang
berlebihan, area kemerahan dan rusak.
• Memonitor status nutrisi pasien
• Membersihkan kulit dan lakukan perawatan luka dengan
prinsip steril
• Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dan
keluarganya tentang pentingnya menjaga kebersihan kulit
sekitar luka guna mempercepat penyembuhan dan ajarkan
teknik perawatannya
• Kolaborasi pemberian obat oleh dokter (obat NSAID /
kortekosteroid) sesuai dengan indikasi.
DX 2
• Melakukan pengkajian nyeri yang komprehensif meliputi
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
atau keparahan nyeri dan faktor presipitasinya
• Mengajarkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi nafas
dalam untuk mengurangi nyeri
• Melakukan penggantian balutan dan debridemen setelah
pasien di beri obat dan/atau pada hidroterapi.
• Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan
keluarga mengenai penyebab dan cara mengatasi nyeri
• Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat
analgesik
DX 3
• Memantau asupan makanan setiap hari
• Membantu pasien dalam pemilihan makanan
atau cairan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi
• Menciptakan lingkungan yang menyenangkan
untuk makan
• Mengajarkan pasien untuk tetap menjaga
kebersihan mulut
• Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemenuhan
kebutuhan nutrisi
DX 4
• Mengkaji mengenai rentang gerak yang
mampu dilakukan oleh pasien
• Mengajarkan dan dukung pasien dalam
latihan ROM aktif atau pasif
• Kolaborasi dengan ahli terapi fisik (fisioterapi)
EVALUASI
• Skala nyeri normal dan nyeri berkurang
• Aktivitas sehari-hari teratur sesuai dengan
kebutuhan dan disesuaikan dengan kondisi klien
• Klien dapar melakukan imobilisasi dalam
memenuhi kegiatan sehari-harinya
• Integritas kulit kembali normal (elastis, tidak
terdapar lesi, halus, dan bersih
• Klien mengerti dan mau menerima kondisi
terhadap penyakitnya
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai