Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok bahasan : Pengertian Mastitis, Macam-macam Mastitis, Penybab Mastitis, Tanda


dan Gejala Mastitis, Pencegahan Mastitis, Penanganan Mastitis,
Komplikasi Mastitis.

Sub pokok bahasan : Mastitis

Sasaran : Ibu yang Menyusui

Hari / tanggal : Rabu, 18 September 2019

Waktu : 10.00-10.30 (30 menit)

Tempat : Aula Balai Desa

Penyaji : 1. Jessi Novianti

2. Junita Pratiwi

3. Milandari

4. Sintia Nurbayiti

5. Zahratun Nisa

6. Tri Ludita A

Metode : Ceramah dan Tanya Jawab

Media : Lembar Balik


A. Latar Belakang

Peradangan payudara adalah suatu hal yang sangat biasa pada wanita yang pernah
hamil, malahan dalam praktek sehari-hari yang tidak hamil pun kadang-kadang kita temukan
dengan mastitis (Prawiroharjo,1999).
Bilamana pembesaran payudara hampir terjadi pada semua wanita pada dua sampai tiga
hari pertama setelah kelahiran, tetapi jarang akan menetap dan biasanya tidak disertai dengan
peningkatan temperature yang lebih tinggi . Kongesti cenderung terjadi menyeluruh dengan
pembesaran vena superficial (Friedman,1998).
Mastitis adalah infeksi payudara yang kebanyakan terjadi pada ibu yang baru pertama
kali menyusui bayinya. Mastitis hampir selalu umlateral dan berkembang setelah terjadi aliran
susu. (Bobak,2005). Mastitis adalah radang pada payudara soetjingnisah (1997). Mastitis adalah
abses atau nanah atau radang payudara.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan seluruh ibu yang menyusui memahami
dan dapat melakukan pengertian mastitis, macam-macam mastitis, penyebab mastitis,
tanda dan gejala mastitis, pencegahan mastitis, penanganan mastitis, komplikasi
mastitis.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan ibu-ibu yang menyusui dapat :
 Menjelaskan pengertian mastitis pada ibu menyusui.
 Menyebutkan macam-macam mastitis pada ibu menyusui.
 Menyebutkan penyebab mastitis pada ibu menyusui.
 Mampu menyebutkan tanda dan gejala mastitis pada ibu menyusui.
 Mampu menyebutkan pencegahan mastitis pada ibu menyusui.
 Mampu menyebutkan penanganan mastitis ibu menyusui.
 Mampu menyebutkan komplikasi mastitis pada ibu menyusui.
KEGIATAN PENYULUHAN

Kegiatan Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Metode


Pendahuluan 5 Menit 1. Salam Mendengarkan, Ceramah, Tanya
2. Perkenalan Memperhatikan Jawab,Berdiskusi
3. Kontrak Waktu dan Menanggapi
4. Menggali Pertanyaan
Pengetahuan Penyuluhan
Peserta Tentang
Mastitis
Penyajian 15 Menit Menjelaskan Tentang : Memperhatikan Ceramah, Tanya
1. Pengertian Penjelasan Jawab
Mastitis Perawat(Penyuluh)
2. Macam-macam
Mastitis
3. Penyebab
Mastitis
4. Tanda dan
Gejala
5. Pencegahan
Mastitis
6. Penanganan
Mastitis
7. Komplikasi
Mastitis
Evaluasi 10 Menit 1. Memberikan Mengajukan Tanya jawab dan
Kesempatan pertanyaan , diskusi
Kepada Peserta menjawab
Untuk Bertanya pertanyaan dengan
2. Memberikan benar
Pertanyaan Pada
Peserta
Mengenai
Mastitis
3. Membacakan
Kesimpulan
4. Salam Penutup
C. Evaluasi

1. Evaluasi Proses
a. Ibu-ibu menyusui antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Ibu-ibu menyusui konsentrasi mendengarkan penyuluhan.
c. Ibu-ibu menyusui mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
lengkap dan baik.
2. Evaluasi Hasil
a. Ibu-ibu mampu menjelaskan pengertian mastitis pada ibu menyusui.
b. Ibu-ibu mampu menyebutkan macam-macam mastitis pada ibu menyusui.
c. Ibu-ibu mampu menyebutkan penyebab mastitis pada ibu menyusui.
d. Ibu-ibu mampu menyebutkan tanda dan gejala mastitis pada ibu menyusui.
e. Ibu-ibu mampu menyebutkan pencegahan mastitis pada ibu menyusui.
f. Ibu-ibu mampu menyebutkan penanganan mastitis ibu menyusui.
g. Ibu-ibu mampu menyebutkan komplikasi mastitis pada ibu menyusui.
MATERI PENYULUHAN

MASTITIS

1. Pengertian
Mastitis adalah suatu infeksi pada jaringan payudara (infeksi pada payudara).
Pada infeksi yang berat atau tidak diobati, bisa terbentuk pembengkakan payudara
(penimbunan nanah di dalam payudara). Mastitis biasanya terjadi pada wanita yang
manyusui dan paling sering terjadi waktu 1-3 bulan setelah melahirkan.

2. Macam-macam Mastitis
Ada 2 macam mastitis yaitu : mastitis infektif dan non infektif .
a. Mastitis infektif: diakibatkan oleh kuman yang masuk ke saluran air susu
diputing payudara melalui perantaraan dari mulut atau hidung bayi anda saat
menyusui.
b. Mastitis non infektif: Mastitis terjadi karena antara lain saluran air susu yang
tersumbatan atau juga karena menyusui yang salah.
Para wanita yang baru pertama kali menyusui cenderung lebih sering terkena
mastitis. Mastitis ini dapat terjadi kapan saja sepanjang masa periode menyusui,
tapi lebih sering terjadi antara hari ke 10 dan ke 28 setelah kelahiran.

3. Penyebab Mastitis
a. Bayi tidak mau disusui
Biasanya suatu keadaan yang membuat bayi tidak mau menyusu. Misalnya, asi
keluar terlalu deras sehingga setiap kali menghisap putting susu ibunya, bayi jadi
gelagapan.
b. Ibu tidak teratur mengeluarkan asi karena :
a) Terpisah sementara dari si kecil. Misalnya ibu yang bekerja dan tidak
mengeluarkan ASI-nya dengan diperas/dipompa
b) Ibu menyelingi pemberian ASI dengan susu botol. Jadi ada jarak waktu
dimana ibu tidak mengeluarkan ASI
c) Putting terluka atau lecet sehingga ibu tidak menyusui . Lecet pada
putting susu menyebabkan kuman staphylococcus aurens masuk
menyebabkan infeksi mastitis.

Apa pun penyebabnya, ASI yang tidak dikeluarkan mengakibatkan


terjadinya penggumpulan air susu dalam kelenjar susu dipayudara (ini
bisa terlihat dari bengkaknya payudara ibu). Makin lama, penggumpalan
tersebut akan menyumbat kelenjar susu sehingga volume ASI yang keluar
jadi sedikit. Penyempitan ASI yang tidak lancar inilah yang menimbulkan
rasa sakit pada payudara.
Mastitis terjadi jika ada kuman masuk ke dalam kelenjar susu melalui
puting susu. Bisa karena luka akibat posisi mulut bayi yang tidak tepat
atau karena kurangnya higienitas puting. Umumnya bakteri yang
menginfeksi adalah staphylococcus aureus. Bakteri biasanya masuk
melalui puting susu yang pecah-pecah atau terluka. Atau bisa juga karena
adanya sumbatan pada saluran ASI .
Jika sudah terinfeksi, payudara akan bengkak dan terasa nyeri, terasa
keras saat diraba dan tampak memerah. Permukaan kulit dari payuadara
yang terkena infeksi juga tampak seperti pecah-pecah. Badan demam
seperti terserang flu. Namun bila karena sumbatan tanpa infeksi, biasanya
badan tidak terasa nyeri dan tidak demam. Pada payudara juga tidak
teraba bagian yang keras dan nyeri, serta memerah.

4. Tanda dan gejala


Jika sudah terinfeksi, payudara akan bengkak dan terasa nyeri, terasa keras saat diraba
dan tampak memerah. Permukaan kulit dari payudara yang terkena infeksi juga tampak
seperti pecah-pecah. Badan demam seperti terserang flu. Namun bila karena sumbatan
tanpa infeksi, biasanya badan tidak teras nyeri dan tidak demam. Pada payudraa juga
tidak teraba bagian yang keras dan nyeri, serta merah.
Tanda-tanda dan gejala mastitis dapat muncul tiba-tiba dan bisa mencakup:
1) Nyeri pada payudara
2) Pembengkakan payudara
3) Benjolan pada payudara
4) Keluar cairan dari puting susu, bisa mengandung nanah
5) Demam

5. Pencegah
1) Susu bayi segera dan sesering mungkin
Bila payudara terasa penuh, segera keluarkan dengan cara menyusui langsung pada bayi.
Kalau pun bayi belum lapar, keluarkan ASI dengan cara peras atau dipompa sehingga
pengeluaran ASI tetap lancar.
2) Jaga kebersihan sekitar puting dan payudara
Selesai menyusui, bersihkan puting dengan menggunakan kapas yang dibasahi air
matang. Keringkan puting dengan handuk agar suasana di sekitarnya tidak lembab.
Kelembapan akan memudahkan kuman berkembang biak.
3) Jangan membersihkan puting dengan sabun
Kandungan soda pada sabun dapat membuat kulit menjadi kering sehingga mudah terjadi
iritasi seperti lecet atau luka bila disusui bayi. Puting yang luka harus tetap dibersihkan
sehabis diisap bayi.
4) Pilih bra khusus untuk ibu menyusui dengan bahan yang menyerap keringat.
Jangan gunakan bra yang terlalu menekan payudara. Demi menjaga higienitas daerah
payudara, ganti bra sesering mungkin setiap kali basah. Karena keringat atau setelah
dipakai seharian.

6. Penanganan
Adapun penanganan yang dapat dilakukan pada pasien mastitis adalah:
a) Payudara dikompres dengan air hangat
b) Untuk mengurangi rasa sakit nyeri dapat diberikan analgetika misalnya
acetaminophen atau ibuprofen
c) Untuk mengurangi infeksi dapat diberikan antibiotika
d) Anjurkan ibu selalu menyusui bayinya
e) Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan makan-makanan yang bergizi.

Istirahat akan menghilangkan stress dan meningkatkan kekebalan tubuh anda


kembali. Cara ini pun bisa meningkatkan daya tahan tubuh karena istirahat dan
memulihkan kondisi tubuh. Jangan lakukan pemijatan karena dikhawatirkan justru
membuat kuman tersebar ke seluruh bagian payudara dan menambah risiko infeksi.
Bayi masih boleh menyusu kecuali bila terjadi abses. Kalau demikian keadaannya,
untuk mengurangi bengkak, ASI harus tetap dipompa keluar. Bayi sebaiknya tetap
menyusu pada payudara yang tidak terinfeksi. Penghentian ini dapat menyebabkan
terjadinya infeksi kuman penyakit pada payudara yang dapat berlanjut menjadi abses
payudara (payudara menanah) susuilah lebih sering dipayudara yang meradang.
Susuilah payudara yang meradang sampai kosong, karena apabila ada yang tersisa
akan lebih mudah terinfeksi lagi. Sebaiknya langsung susui bayi (jangan pompa),
kecuali jika terpaksa karena bayi menolak menyusu, keluarkan ASI dengan tangan
atau dipompa. Mulailah menyusui dengan payudara yang sehat, setelah itu baru ganti
ke payudara yang sakit. Cara ini akan mengurangi nyeri saat menyusu.
Apabila bayi anda menolak untuk menyusu pada payudara yang meradang, ini
dapat disebabkan karena peradangan kelenjar susu meningkatkan kadar sodium
(garam) pada ASI sehingga rasanya jadi asin. Kebanyakan bayi tidak menyadari rasa
asin ini, tetap ada bayi yang menolak untuk meminumnya. Apabila bayi anda
menolak, mulailah menyusui dari payudara yang sehat, baru selanjutnya tukar ke
payudara yang meradang. Apabila peradangan terus berlanjut,segeralah periksa ke
dokter. Makanlah makanan bergizi dan banyak minum karena kondisi mastitis
membuat daya tahan tubuh ibu menurun. Daya tahan tubuh yang meningkat dapat
mengatasi infeksi.

7. Komplikasi
Pada mastitis jika tidak diobati dapat terjadi Abses (penimbunan nanah didalam
payudara) jika terjadi abses dapat dilakukan dengan insisi.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/mastitis-pencegahan-dan-penanganan
http://scholar.unand.ac.id/33030/2/BAB%201%20Pendahuluan.pdf
http://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/66230/WHO_FCH_CAH_00.13_i
nd.pd
f;jsessionid=EF9F30F3D533B7721E5DC412A9BA65DF?sequence=2
https://id.scribd.com/doc/259517783/Referat-Mastitis

Anda mungkin juga menyukai