PENDAHULUAN
Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh individu dan kebiasaan.Salah satu
hal diantaranya adalah persepsi seseorang terhadap kesehatan itu sendiri.Jika seseorang
sakit biasanya masalah kesehatan kurang diperhatikan, hal itu terjadi karena mereka
menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele.Padahal jika hal tersebut
dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum (Wartonah & Tarwoto,
2006).Untuk terus menerus meningkatkan kesehatan harus menjalankan cara-cara hidup
yang sehat.Cara hidup sehat adalah cara-cara yang dilakukan untuk dapat menjaga,
mempertahankan, dan meningkatkan kesehatan seseorang.Hal itu termasuk menjaga
kebersihan tubuh (Ismayadi, 2004).
Adapun keluarga dalam hal ini sangat diperlukan yaitu dalam menjaga kesehatan
keluarganya terutama dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene yang kurang karena
keluarga cenderung menjadi seorang reaktor terhadap masalah-masalah kesehatan dan
menjadi aktor dalam menentukan masalah kesehatan anggota keluarganya.Dari sinilah
ada kaitan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan keluarganya bahwa melakukan
1
perawatan personal hygiene dengan benar merupakan hal yang sangat penting dalam
membantu anggota keluarga untuk mencapai suatu keadaan yang sehat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep kebutuhan dasar personal hygine ?
2. Apa saja fisiologi sistem atau fungsi normal sistem kebutuhan personal hygine ?
3. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi sistem kebutuhan
personal hygine ?
4. Apa saja macam – macam gangguan yang mungkin terjadi pada sistem kebutuhan
personal hygine ?
5. Bagaimana asuhan keperawatan kebutuhan personal hygine ?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui konsep kebutuhan dasar personal hygine
2. Agar mengetahui fisiologi sistem atau fungsi normal sistem kebutuhan personal
hygine
3. Agar mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi sistem
kebutuhan personal hygine
4. Agar mengetahui macam – macam gangguan yang mungkin terjadi pada sistem
kebutuhan personal hygine
5. Agar mengetahui asuhan keperawatan kebutuhan personal hygine
2
D. Sistematika Penulisan
BAB I : pendahuluan terdiri dari latar belakang yang mengenai pokok pembahasan,
rumusan masalah dan tujuan penulisan
BAB II: tinjauan teori terdiri dari definisi personal hygine, fisiologi personal hygine,
faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygine, macam – macam
gangguan personal hygine.
BAB III: asuhan keperawatan terdiri dari data fokus, analisis data, rumusan diagnosa,
perencanaan, tindakan keperawatan dan evaluasi.
BAB IV : penutup terdiri kesimpulan dari materi yang telah dipaparkan dan saran.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.Pengertian
Personal Hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti Personal
yang artinya perorangan dan Hygiene berarti sehat. Personal Hygieneadalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatanseseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Wartonah,
2004).
Personal Hygiene adalah salah satu kemampuan dasar manusiadalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan
kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat
melakukanperawatan diri (Direja, 2011).
Defisit Perawatan Diri adalah keadaan ketika individu mengalamisuatu kerusakan fungsi
motorik atau fungsi kognitif, yang menyebabkanpenurunan kemampuan untuk melakukan
aktivitas perawatan diri(Carpenito, 2006).
Perawatan diri atau kebersihan diri (personal hiygiene) merupakanperawatan diri sendiri
yang di lakukan untuk mempertahankan kesehatan,baik secara fisik maupun psikologis (Hidayat,
2006).
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwaterjadi akibat adanya
perubahan proses pikir sehingga kemampuan untukmelakukan aktifitas perawatan diri menurun.
Kurang perawatan diri tampak dari ketidak mampuan merawat kebersihan diri, makan
secaramandiri, berhias secara mandiri, dan toileting (Damaiyanti, 2008).
Berdasarkan pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwaDefisit Perawatan Diri
(Personal Hygiene) adalah kurannya pemeliharaandiri untuk menjaga kebersihan dan kesehatan
diri
Klasifikasi
Menurut Tarwoto (2004), macam-macam personal hygiene antara lain:
4
4. Perawatan telinga
5. Perawatan kuku kaki dan tangan
6. Perawatan genetalia
7. Perawatan kulit seruruh tubuh
8. Perawatan tubuh secara keseluruhan
Tujuan
5
1. Budaya, sejumlah mitos yang berkembang di masyarakat menjelaskan bahwa saat
individu sakit ia tidak boleh dimandikan karena dapat memperparah penyakitnya.
2. Status sosial-ekonomi, untuk melakukan hygiene personal yang baik di butuhkan sarana
dan prasarana yang memadai, seperti kamar mandi, peralatan mandi, serta perlengkapan
mandi yang cukup (mis.sabun, sikat, gigi, sampo, dll). Itu semua membutuhkan biaya.
Dengan kata lain, sumber keuangan individu akan berpengaruh pada kemampuannya
mempertahankan hygiene personal yang baik.
3. Agama. Agama juga berpengaruh pada keyakinan individu dalam melaksanakan
kebiasaan sehari-hari. Agama islam misalnya, umat islam di perintahkan untuk selalu
menjaga kebersihan karena kebersihan adalah sebagian dari iman. Hal ini tentu akan
mendorong individu untuk mengingat pentingnya kebersihan diri bagi kelangsungan
hidup.
4. Tingkat pengetahuan atau perkembangan individu, kedewasaan seseorang akan memberi
pengaruh tertentu pada diri orang tersebut, salah satunya adalah yang lebih baik.
Pengetahuan itu penting dalam meningkatakan status kesehatan individu. Sebagai contoh,
agar terhindar dari penyakit kulit, kita harus mandi dengan bersih setiap hari.
5. Status kesehatan, kondisis sakit atau cedera akan menghambat kemampuan individu
dalam melakukan perawatan diri. Hal ini ternyata akan berpengaruh pada tingkat
kesehatan individu. Individu akan semakin lemah yang pada akhirnya jatuh sakit.
6. Kebisaan, ini ada kaitannya dengan kebiasaan individu dalam menggunakan produk-
produk tertentu dalam melakukan perawatan diri, misalnya menggunakan shower, sabun
padat, sabun cair, shampoo, dll.
7. Cacat jasmani atau mental bawaan, kondisi cacat dan gangguan mental menghambat
kemampuan individu untuk melakukan perawatan diri secara mandiri (Wahit Iqbal
Mubarak, 2007).
1. Citra tubuh
6
Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentingnya pada orang
tersebut.Citra tubuh merupakan konsep subyektif seseorang tentang penampilan
fisiknya.Citra tubuh ini sering kali berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara
mempertahankan hygiene. Jika seseorang klien rapi sekali maka perawat
mempertimbangkan rincian kerapian ketika merencanakan perawatan dan berkonsultasi
pada klien sebelum membuat keputusan tentang bagaimana memberikan perawatan
hygiene.Klien yang kelihatan tidak rapi atau tidak tertarik pada hygiene membutuhkan
pendidikan tentang pentingnya hygiene.Perawatan harus sensitive dalam
mempertimbangkan status ekonomi klien dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
mempertahankan hygiene secara teratur.Perawat tidak harus menyampaikan perasaan
tentang penolakan atau perubahan ketika merawat klien yang praktik hygiene berbeda
dengan perawat.
2. Praktik Sosial
Kelompok sosial mempengaruhi pilihan hygiene, termasuk prouduk dan frekuensi
perawatan pribadi.Selama masa kanak-kanak, kebiasaan keluarga mempengaruhi
hygiene, misalnya frekuensi mandi, dan jenis hygiene mulut.Pada masa remaja, hygiene
pribadi dipengaruhi oleh kelompok teman.Remaja wanita misalnya menjadi tertarik pada
penampilan pribadi dan mulai memakai riasan membentuk harapan tentang penampilan
pribadi.Beberapa praktik hygiene pada lansia berubah karena kondisi hidupnya dan
sumber yang tersedia.
3. Pilihan Pribadi
Tiap klien memiliki keinginan sendiri dalam menetukan waktu bercukur, mandi,
dan mengurus rambut, pemilihan produk didasarkan pada selera pribadi, kebutuhan, dan
dana. Pengetahuan tentang pilihan klien akan membantu perawatan yang
terindividualisasi. Selain itu, bantu klien untuk membangun praktik hygiene baru jika ada
penyakit. Contohnya, anda harus mengajarkan perawatan hygiene kaki pada klien
penderita diabetes.
7
4. Status sosial ekonomi
Status ekonomi akan memepengaruhi jenis dfan sejauh mana praktik hygiene
dilakukan. Anda harus sensitive terhadap kemampuan pemeliharaan hygienenya. Jika
klien mengalami masalah ekonomi, dirinya akan sulit berpartisispasi dalam aktivitas
promosi kesehatan seperti hygiene dasar. Jika barang perawatan dasar tidak dapat dibeli
oleh klien, carilah alternatifnya.Pelajari juga apakah penggunaan produk tersebut
merupakan dari kebiasaan yang dilakukan oleh kelompok sosial klien.Contohnya, tidak
semua klien menggunakan deodorant atau kosmetik.
8
menganggap kesehatan sebagai hal yang penting (Galanti, 2004 dalam Buku Potter,
Patricia A, 2010).Jangan nyatakan ketidak setujuan anda jika klien memiliki praktik
hygiene yang berbeda dari anda. Di Amerika kebiasaan mandi adalah setiap hari,
sedangkan pada budaya lain hal ini hanya dilakukan satu kali seminggu.
7. Kondisi fisik
Klien dengan keterbatasan fisik biasanya tidak memiliki energy dan ketangkasan untuk
melakukan hygiene. Contohnya pada klien dengan traksi atau gips, atau terpasang infuse
intravena. Penyakit denga rasa nyeri membatasi ketangkasan dan rentan gerak.Klien di
bawah efek sedasi tidak memiliki koordinasi mental untuk melakukan perawatan diri,
penyakit kronis (jantung, kanker, neurologis, psikiatrik) sering melelehkan klien.
Genggaman yang melemah akibat arthritis, stroke, atau kelainan otot menghambat klien
untuk menggunakan sikat gigi, handuk basah, atau sisir (Potter, Patricia A: 2010).
Kebersihan kulit dan membran mukosa sangatlah penting karena kulit merupakan
garis pertahanan tubuh yang pertama dari kuman penyakit. Prinsip hygiene personal
dapat meliputi beberapa hal, yaitu:
1. Kulit. Umumnya, kulit di bersihkan dengan cara mandi. Ketika mandi, kita
sebaiknya menggunakan sabun yang bnayak mengandung lemak nabati karena
dapat mencegah hilangnya kelembapan dan kehalusan kulit. Sabun deterjen jarang
di gunakan untuk mandi karena sifatnya iritatif. Dalam memilih dan memakai
sabun, make-up, deodorant, dan shampoo hendaknya memilih produk yangtidak
menimbulkan rasa perih atau iritasi. Kulit anak-anak cenderung lebih tahan
terhadap trauma dan infeksi. Meski demikian, kita harus rutin membersihkannya
karena anak sering sekali buang air dan senang bermain dengan kotoran. Cara
perawatan kulit adalah sebagai berikut:
a. Biasakan mandi minimal dua kali sehari atau setelah beraktivitas
b. Gunakan sabun yang tidak bersifat iritatif
c. Sabuni seluruh tubuh, terutama area lipatan kulit seperti sela-sela jari,
ketiak, belakang telinga, dll
d. Jangan gunakan sabun mandi untuk wajah
9
e. Segera keringkan tubuh dengan handuk yang lembut dari wajah, tangan,
badan, hingga kaki.
2. Kuku. Kuku merupakan pelengkap kulit. Kuku terdiri atas jaringa epitel. Badan
kuku adalah bagian yang tampak di sebelah luar, sedangkan akarnya terletak di
dalam lekuk kuku tempat kuku tumbuh dan mendapat makanan. Kuku yang sehat
berwarna merah muda, cara-car merawat kuku antara lain :
a. Kuku jari tangan dapat di potong dengan pengikir atau memotongnya
dalam bentuk oval atau bujur atau mengikuti bentuk jari. Sedangkan kuku
jari kaki di potong dalam bentuk lurus
b. Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bias melukai selaput
kulitnya dan kulit disekitar kuku
c. Jangan membersihkan kotoran di balik kuku dengan benda tajam, sebab
akan merusak jaringan di bawah kuku
d. Potong kuku seminggu sekali atau sesuai kebutuhan
e. Khusus untuk jari kaki, sebaiknya kuku di potong segera setelah mandi
atau direndam dengan air hangat terlebih dahulu
f. Jangan menggigiti kuku Karena akan merusak bagian kuku
3. Rambut. Rambut merupakan struktur kulit. Rambut terdiri atas tangkai rambut
yang tumbuh melalui dermis dan menembus permukaan kulit, serta kantung
rambut yang terletak di dalam dermis. Rambut yang sehat terlihat mengkilap,
tidak berminyak, tidak kering, atau mudah patah. Pertumbuhan rambut
10
bergantung pada keadaan umum tubuh. Normalnya, rambut tumbuh karena
mendapat suplai darah dari pembuluh-pembuluh darah disekitar rambut. Beberapa
hal yang dapat mengganggu pertumbuhan rambut antar lain panas dan kondisi
malnutrisi. Fungsi rambut sendiri adalah untuk keindahan dan penahan panas.
Bila rambut kotor dan tidak di bersihkan lama kelamaan akan menjadi sarang kutu
kepala. Umumnya, rambut yang pendek lebih mudah perawatannya di bandingkan
rambut yang panjang. Cara-cara merawat rambut antara lain :
a. Cuci rambut 1-2 kali seminggu atau sesuai kebutuhan dengan memakai
shampoo yang cocok
b. Pangkas rambut agar terlihat rapi
c. Gunakan sisir yang bergigi besar untuk merapikan rambut keriting dan
olesi rambut dengan minyak
d. Jangan gunakan sisir yang bergigi tajam karena bias melukai kulit kepala
e. Pijat-pijat kulit kepala pada saat mencuci rambut untuk merangsang
pertumbuhan rambut
f. Pada jenis rambut ikal dan keriting, sisir rambut mulai dari bagian ujung
hingga ke pangkal dengan pelan dan hati-hati
4. Gigi dan Mulut. Mulut merupakan bagian yang pertama dari system pencernaan
dan merupakan bagian tambahan dari system pernafasan. Dalam rongga mulut
terdapat gigi dan lidah yang berperanan penting dalam proses pencernaan awal.
Selain gig dan lidah, ada pula saliva yang penting untuk membersihkan mulut
secara mekanis.
Mulut merupakan rongga yang tidak bersih dan penuh dengan bakteri, karenanya
harus selalu di bersihkan. Kerusakan gigi bias di sebabkan oleh kebiasaan
mengkonsumsi makanan manis, mengigit benda keras, dan kebersihan mulut yang
kurang. Perawatan gigi dan mulut pada balita ternyata cukup menentukan
kesehatan gigi dan mulut mereka pada tingkatan usia selanjutnya. Beberapa
penyakit yang mungkin muncul akibat perawatan gigi dan mulut yang buruk pada
balita adalah karies, gingivitis atau radang gusi, dan sariawan. Salah satu tujuan
perawatan gigi dan mulut adalah untuk mencegah penyebaran penyakit yang
11
ditularkan melalui mulut (mis., tifus, hepatitis), mencegah penyakit mulut dan
gigi, meningkatkan daya tahan tubuh. Cara merawat gigi dan mulut antar lain:
a. Tidak makan makanan yang terlalu manis dan asam
b. Tidak menggunakan gigi untuk menggigit atau mencongkel benda keras
(mis., membuka tutup botol)
c. Menghindari kecelakaan seperti jatuh yang dapat menyebabkan gigi patah
d. Menyikat gigi sesudah makan dan khususnya sebelum tidur
e. Memakai sikat gigi yang berbulu banyak, halus, dan kecil sehingga dapat
menjangkau bagian dalam gigi
f. Meletakkan sikat pada sudut 450 di pertemuan antara gigi dan gusi dan
sikat menghadap kearah yang sama dengan gusi
g. Menyikat gigi dari atas ke bawah dan seterusnya
h. Memeriksakan gigi secara teratur setiap enam bulan
i. Mata. Tujuan menjaga kebersihan mata adalah untuk mempertahankan
kesehatan mata dan mencegah infeksi. Mata yang sehat akan tampak
jernih dan bersih dari kotoran. Kotoran mata dapat menempel pada bulu
mata dan sudut mata. Cara merawat mata antara lain:
a. Usaplah kotoran mata dari sudut mata bagian dalam kesudut
bagian luar
b. Saat mengusap mata, gunakanlah kain yang paling bersih dan
lembu
c. Lindungi mata dari kemasukan debu dan kotoran
d. Bila menggunakan kacamata, hendaklah selalu di pakai
e. Bila mata sakit cepat periksa ke dokter
f. Hidung. Cara merawat hidung antara lain:
a. Jaga agar lubang hidung tidak kemasukan air atau benda
asing.
b. Jangan biarkan benda kecil masuk ke dalam hidung, sebab
nantinya dapat terhisap dan menyumbat jalan nafas serta
menyebabkan luka pada membrane mukosa.
12
c. Sewaktu mengeluarkan debu dari lubang hidung,
hembuskan secara perlahan dengan menbiarkan kedua
lubang hidung tetap terbuka.
d. Jangan mengeluarkan kotoran dari lubang hidung dengan
menggunakan jari karena dapat mengiritasi mukosa hidung.
e. Telinga. Saat membersihkan telinga bagian luar, hendaklah
kita tetap memperhatikan telinga bagian dalam. Cara-cara
merawat telinga adalah sebagai berikut:
a. Bila ada kotoran yang menyumbat telinga, keluarkan secara pelan dengan
menggunakan penyedot telinga
b. Bila menggunakan air yang disemprotkan, lakukan dengan hati-hati agar tidak
menimbulkan kerusakan pada telinga akibat tekanan air yang berlebihan
c. Aliran air yang masuk hendaklah di arahkan ke saluran telinga dan bukan
langsung kegendang telinga
d. Jangan menggunakan peniti atau jepit rambut untul membersihkan kotoran
telinga karena dapat emnusuk gendang telinga
8. Perineum. Tujuan perawatan perineum adalah untuk mencegah dan mengontrol infeksi,
mencegah kerusakan kulit, meningkatkan kenyamanan, serta mempertahankan
kebersihan. Pada wanita, perawatan perineum di lakukan dengan membersihkan area
genetalia eksterna pada saat mandi. Umumnya, wanita lebih suka melakukannya sendiri
tanpa bantuan orang lain apabila mereka masih mampu secara fisik. Sedangkan pada pria,
perawatan yang sama juga di lakukan dua kali sehari saat mandi, terutama pada mereka
yang belum di sirkumsisi. Adanya kulup pada penis menyebabkan urine mudah
terkumpul di sekitar gland penis. Kondisi ini lama kelamaan dapat menyebabkan
berbagai penyakit, contohnya kanker serviks (Wahit Iqbal Wubarak, 2007).
13
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Data Biografi
1. Inisial Nama Lengkap : ny. s
2. Tempat Tanggal Lahir / Umur : Jakarta, 12-04-1945, 73 tahun, 6 bulan, 3 hari
3. Jenis Kelamin : perempuan
4. Agama : islam
5. Bangsa / Suku / Bahasa : Indonesia/betawi/indonesia
6. Pendidikan : SD
7. Pekerjaan : ibu rumah tangga
8. Status Perkawinan : kawin
9. Alamat Rumah : jl. Utama 2 srengseng sawah
B. Riwayat keperawatan
1. Riwayat penyakit sekarang
a. Keluhan yang dirasakan
14
( ) kulit kering ( ) kulit kemerahan ( ) dermatitis
( ) berjerawat ( ) abrasi kulit ( ) ada penyakit kuku dan kaki
( ) berketombe ( ) pedikulosis kepala ( ) pedikulosis tubuh
( ) botak/alopecia ( ) rambut rontok ( ) rambut kusam
( ) lain-lain……….
b. Terjadinya keluhan : ( ) tiba-tiba ( ) berangsur-angsur
Lama keluhan : satu minggu yang lalu
Faktor pencetus keluhan : nyeri daerah kaki kanan bawah, bokong, lemas dan
gemetaran
( ) cedera ( ) status volume ( )penyakit
( )pengobatan ( ) sosiokultural ( ) proses bedah
( )mkanan& minuman ( ) tonus otot ( ) pemeriksaan diagnostik
( ) kebiasaan ( ) tumbuh kembang ( ) psikososial
( ) psikologis ( ) lingkungan ( ) lain-lain …………..
Faktor yang dapat mengurangi : diurut
Faktor yang dapat memperberat : tidak bia tidur, lemas, serta cemas
c. Obat-obat yang rutin dikonsumsi (jika klien ingat, cantumkan nama, dosis dan waktu)
Amplodipine, omeprazole, isosorbide dinitrat
2. Riwayat kesehatan dahulu
d. Penyakit berat yang pernah dialami : jantung, hipertensi
e. Operasi yang pernah dialami : -
3. Riwayat kesehatan keluarga
Genogram
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Baik Tingkat Kesadaran : Kompos Mentis
2. Tanda-Tanda Vital :
Tekanan Darah : 130/90 mmHg Denyut Nadi : 78 x/m
Pernafasan : 20 x/menit Suhu : 36,8 C
3. Pola kebersihan
15
Frekuensi mandi : 1x ( dirumah sebelum ke RS)
Frekuensi mencuci rambut :-
Frekuensi menggosok gigi : 1x
Frekuensi ganti pakaian :-
4. Rambut dan kepala (deskripsikan tekstur, warna, distribusi, keluhan dan kebersihan)
Tekstur : lembut tidak berketombe
Warna : putih kehitaman
Kebersihan : baik
Keluhan : -
5. Mata ( deskripsikan kebersihan dan keluhan mata)
Konjungtiva anemis
Mata terasa perih
6. Hidung ( deskripsikan membrane mukosa, kondisi septum, kebersihan dan keluhan mata
misalnya pilek, alergi, perdarahan, perubahan penciuman
Baik semua
7. Gigi dan mulut ( deskripsikan kelengkapan gigi, kondisi mukosa mulut, kebersihan dan
maslah gigi mulut misalnya : karies, lesi
Kelengkapan gigi : masih lengkap
Masalah gigi : gigi kuning dan kotor
Kebersihan : gigi terlihat kuning klien mengatakan belom gosok gigi
Bau mulut: ada
8. Telinga (deskripsikan kebersihan dan masalah telinga misalnya lesi, infeksi)
Kebersihan telinga baik, tidak ada lesi maupun infeksi, tetapi fungsi telinga yang
terganggu (kurang pendengaran)
9. Kuku tangan dan kaki (deskripsikan bentuk kuku, warna kuku, panjang kuku, kebersihan
dan masalah kuku tangan dan kaki)
Bentuk kuku : normal
Warna kuku : putih pucat
Kebersihan : kuku terlihat panjang dan kotor, klien mengatakanbelum memotong
kukunya sudah satu minggu
10. Kulit (dekripsikan tekstur warna dan kebersihan kulit)
16
Terkstur : kasar, kering dan kenyat
Kulit tampak lengket
11. Genitalia (deskripsikan kebersihan dan masalah genital misalnya gatal, kemerahan, dan
cairan yang abnormal yang keluar.
IDENTITAS KLIEN
Nama :ny. S
Umur : 73 tahun
17
bajunya dan anak pasien takut Terlihat kedua kaki pasien saat
menggntikan bajunya karena takut ditekuk merasa sakit
infusnya lepas Ttv
Keluarga pasien mengatakan selama Td : 130/90 mmHg
sakit ini pasien tidak dapat berjalan N : 78 x/menit
sendiri karena kelemahan S : 36.8 C
Pasien mengatakan nyeri pada bagian RR : 20 x/menit
telapak kaki Pasien terlihat cemas
keluarga mengatakan pasien nafsu BAB kehitaman
makan menurun Bibir pasien terlihat pecah-pecah
klien mengatakan merasa tidak
nyaman pada mulut
18
ANALISA DATA
19
dapat berjalan sendiri karena
kelemahan
DO :
Pasien tampak lemah, dan pucat
Pasien terlihat tidak dapat
mengganti pakainnya
Pasien tampak tidak bersemangat
3.
Kelemahan Fisik Intoleransi aktifitas
DS :
Pasien mengatakan ia selalu
gemetaran
Pasien mengatakan nyeri pada
bagian telapak kaki
Keluarga pasien mengatakan
selama sakit ini pasien tidak
dapat berjalan sendiri karena
kelemahan
DO :
Terlihat kedua kaki pasien saat
ditekuk merasa sakit
Terlihat pasien tidak dapat turun
dari tempat tidur karena
kelemahan
Pasien tampak lemah dan pucat
20
RUMUSAN DIAGNOSA MASALAH KEPERAWATAN
4.
21
RENCANA KEPERAWATAN (INTERVENSI)
22
membantu pasien dalam mengganti pakaian
memakai pakaian pasien
3. pasien mampu 7. Pantau tingkat kekuatan
merapikan dirinya dan toleransi aktifitas
sendiri 8. Libatkan keluarga agar
keluarga tidak takut
untuk mengganti pakaian
pasien yang terpasang
infus
9. Lakukan ROM
23
IMPLEMENTASI
24
H : Pasien Pakaiannya terganti
3. Melibatkan keluarga agar keluarga klien tidak
takut untuk mengganti pakaian klien
R : Keluarga bersedia
H : Keluarga bersedia melakukannya
4. Melakukan ROM
R : Pasien bersedia dilakukan ROM
H : Pasien dapat mengikuti ROM pasif dan aktif
25
26
EVALUASI
27
bekancing/daster)
-Bantu klien mengganti pakaian
-Libatkan keluarga agar keluarga tidak takut
-lakukan ROM
-Pantau tingkat kekuatan
28
tempat tidur
- Berikan lotion pada kulit agar kulit lembab
S : -Pasien mengatakan merasa lebi nyaman dari
sebelumnya
-Pasien merasa wangi dan bersih
O : - Pasien tampak lebih rileks dan segar
-Kuku pasien pendek dan rapi
-Gigi dan mulut pasien tampak bersih dan tidak
bau
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
-Beri pendidikan kesehatan tentang kebersihan
pada klien
29
-Bantu klien untuk mengidentifikasi akfititas yang
mampu dilakukan secara konsisten
-Bantu klien dalam berjalan
-Bantu klien melakukan ROM aktif
S : -Klien mengatakan ingin beraktivitas makan
dan minum sendiri
O : -TTV
Td : 120/90 mmHg
N : 78 x/menit
S : 36.8 C
RR : 20 x/menit
-Klien tampak bersemangat melakukan aktivitas
makan dan minum
-Klien mampu melakukan aktivitas dengan baik
-Gerakan ROM aktif klien normal
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
-Bantu klien berjalan
7. 18-10-18 1 -Beri pendidikan kesehatan tentang kebersihan
pada klien
S : -Pasien mengatakan mengerti dalam melakukan
kebersihan/menjaga kebersihan dirinya
- Pasien mengatakan nyaman dan lebih baik dari
sebelumnya
O : Pasien tampak lebih rileks dan tidak ada
keluhan tentang kebersihan dirinya
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
8. 18-10-18 2 -Lakukan ROM
-Pantau tingkat kekuatan otot
S : Pasien mengatakan sudah mampu
menggerakkan kakinya dan mengangkat kakinya
30
secara mandiri
O : -Kekuatan otot
5545 5555
3554 5555
-Pasien tampak dapat menahan beban yang
diberikan perawat ketika melkukan pemeriksaan
kekuatan otot
-Pasien dan keluarga dapat mengganti
pakaiannya/pakaian pasien secara mandiri tanpa
bantuan perawat
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi dihentikan
31