Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebersihan diri merupakan langkah awal mewujudkan kesehatan.Dengan tubuh


yang bersih meminimalkan risiko terhadap kemungkinan terjangkitnya suatu penyakit,
terutama penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri yang buruk.Hal-hal yang
muncul bila kurang menjaga kebersihan dirinya diantaranya adalah badan gatal-gatal dan
tubuh lebih mudah terkena penyakit, terutama penyakit kulit. Pada rambut terdapat
ketombe atau kutu ( pediculosis ), penampilan tidak rapi dan bau badan tidak sedap, serta
kuku yang panjang dan kotor dapat menjadi sarang kuman penyebab penyakit saluran
pencernaan, dan bila telinga tidak dibersihkan maka akan dapat menimbulkan gangguan
pendengaran akibat penumpukan kotoran telinga dan dapat menimbulkan infeksi pada
telinga. Pada gigi dan mulut akan menyebabkan karies gigi, gigi berlubang, sakit gigi,
dan bau mulut. (Andarmoyo, 2012).

Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh individu dan kebiasaan.Salah satu
hal diantaranya adalah persepsi seseorang terhadap kesehatan itu sendiri.Jika seseorang
sakit biasanya masalah kesehatan kurang diperhatikan, hal itu terjadi karena mereka
menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele.Padahal jika hal tersebut
dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum (Wartonah & Tarwoto,
2006).Untuk terus menerus meningkatkan kesehatan harus menjalankan cara-cara hidup
yang sehat.Cara hidup sehat adalah cara-cara yang dilakukan untuk dapat menjaga,
mempertahankan, dan meningkatkan kesehatan seseorang.Hal itu termasuk menjaga
kebersihan tubuh (Ismayadi, 2004).

Adapun keluarga dalam hal ini sangat diperlukan yaitu dalam menjaga kesehatan
keluarganya terutama dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene yang kurang karena
keluarga cenderung menjadi seorang reaktor terhadap masalah-masalah kesehatan dan
menjadi aktor dalam menentukan masalah kesehatan anggota keluarganya.Dari sinilah
ada kaitan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan keluarganya bahwa melakukan

1
perawatan personal hygiene dengan benar merupakan hal yang sangat penting dalam
membantu anggota keluarga untuk mencapai suatu keadaan yang sehat.

Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk


mempertahankan kesehatan (Sharma, 2007). Perawatan fisik diri sendiri mencakup
perawatan kulit badan, kuku, rambut, mata, gigi, mulut, telinga,dan hidung (Setiabudhi ,
2002). Peningkatan personal hygiene dan perlindungan terhadap lingkungan yang tidak
menguntungkan merupakan perlindungan khusus yang dapat mempengaruhi tingkat
kesehatan (Dainur,1995).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep kebutuhan dasar personal hygine ?
2. Apa saja fisiologi sistem atau fungsi normal sistem kebutuhan personal hygine ?
3. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi sistem kebutuhan
personal hygine ?
4. Apa saja macam – macam gangguan yang mungkin terjadi pada sistem kebutuhan
personal hygine ?
5. Bagaimana asuhan keperawatan kebutuhan personal hygine ?

C. Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui konsep kebutuhan dasar personal hygine
2. Agar mengetahui fisiologi sistem atau fungsi normal sistem kebutuhan personal
hygine
3. Agar mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi sistem
kebutuhan personal hygine
4. Agar mengetahui macam – macam gangguan yang mungkin terjadi pada sistem
kebutuhan personal hygine
5. Agar mengetahui asuhan keperawatan kebutuhan personal hygine

2
D. Sistematika Penulisan
BAB I : pendahuluan terdiri dari latar belakang yang mengenai pokok pembahasan,
rumusan masalah dan tujuan penulisan
BAB II: tinjauan teori terdiri dari definisi personal hygine, fisiologi personal hygine,
faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygine, macam – macam
gangguan personal hygine.
BAB III: asuhan keperawatan terdiri dari data fokus, analisis data, rumusan diagnosa,
perencanaan, tindakan keperawatan dan evaluasi.
BAB IV : penutup terdiri kesimpulan dari materi yang telah dipaparkan dan saran.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.Pengertian
Personal Hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti Personal
yang artinya perorangan dan Hygiene berarti sehat. Personal Hygieneadalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatanseseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Wartonah,
2004).
Personal Hygiene adalah salah satu kemampuan dasar manusiadalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan
kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat
melakukanperawatan diri (Direja, 2011).
Defisit Perawatan Diri adalah keadaan ketika individu mengalamisuatu kerusakan fungsi
motorik atau fungsi kognitif, yang menyebabkanpenurunan kemampuan untuk melakukan
aktivitas perawatan diri(Carpenito, 2006).
Perawatan diri atau kebersihan diri (personal hiygiene) merupakanperawatan diri sendiri
yang di lakukan untuk mempertahankan kesehatan,baik secara fisik maupun psikologis (Hidayat,
2006).
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwaterjadi akibat adanya
perubahan proses pikir sehingga kemampuan untukmelakukan aktifitas perawatan diri menurun.
Kurang perawatan diri tampak dari ketidak mampuan merawat kebersihan diri, makan
secaramandiri, berhias secara mandiri, dan toileting (Damaiyanti, 2008).
Berdasarkan pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwaDefisit Perawatan Diri
(Personal Hygiene) adalah kurannya pemeliharaandiri untuk menjaga kebersihan dan kesehatan
diri

Klasifikasi
Menurut Tarwoto (2004), macam-macam personal hygiene antara lain:

1. Perawatan kulit kepala dan rambut


2. Perawatan mata
3. Perawatan hidung

4
4. Perawatan telinga
5. Perawatan kuku kaki dan tangan
6. Perawatan genetalia
7. Perawatan kulit seruruh tubuh
8. Perawatan tubuh secara keseluruhan

Menurut Effendy (1997), jenis kebersihan diri antara lain:


1. Kebersihan rambut
2. Kebersihan gigi dan mulut
3. Kebersihan mata
4. Kebersihan telinga
5. Kebersihan kuku
6. Kebersihan kulit

Tujuan

1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang


2. Memelihara kebersihan diri seseorang
3. Memperbaiki personal hyiene yang kurang
4. Mencagah penyakit
5. Meningkatkan rasa percaya diri
6. Menciptakan keindahan

Faktor yang Mempengaruhi Hygiene Personal

Faktor-faktor yang mempengaruhi hygiene personal antara lain:

5
1. Budaya, sejumlah mitos yang berkembang di masyarakat menjelaskan bahwa saat
individu sakit ia tidak boleh dimandikan karena dapat memperparah penyakitnya.
2. Status sosial-ekonomi, untuk melakukan hygiene personal yang baik di butuhkan sarana
dan prasarana yang memadai, seperti kamar mandi, peralatan mandi, serta perlengkapan
mandi yang cukup (mis.sabun, sikat, gigi, sampo, dll). Itu semua membutuhkan biaya.
Dengan kata lain, sumber keuangan individu akan berpengaruh pada kemampuannya
mempertahankan hygiene personal yang baik.
3. Agama. Agama juga berpengaruh pada keyakinan individu dalam melaksanakan
kebiasaan sehari-hari. Agama islam misalnya, umat islam di perintahkan untuk selalu
menjaga kebersihan karena kebersihan adalah sebagian dari iman. Hal ini tentu akan
mendorong individu untuk mengingat pentingnya kebersihan diri bagi kelangsungan
hidup.
4. Tingkat pengetahuan atau perkembangan individu, kedewasaan seseorang akan memberi
pengaruh tertentu pada diri orang tersebut, salah satunya adalah yang lebih baik.
Pengetahuan itu penting dalam meningkatakan status kesehatan individu. Sebagai contoh,
agar terhindar dari penyakit kulit, kita harus mandi dengan bersih setiap hari.
5. Status kesehatan, kondisis sakit atau cedera akan menghambat kemampuan individu
dalam melakukan perawatan diri. Hal ini ternyata akan berpengaruh pada tingkat
kesehatan individu. Individu akan semakin lemah yang pada akhirnya jatuh sakit.
6. Kebisaan, ini ada kaitannya dengan kebiasaan individu dalam menggunakan produk-
produk tertentu dalam melakukan perawatan diri, misalnya menggunakan shower, sabun
padat, sabun cair, shampoo, dll.
7. Cacat jasmani atau mental bawaan, kondisi cacat dan gangguan mental menghambat
kemampuan individu untuk melakukan perawatan diri secara mandiri (Wahit Iqbal
Mubarak, 2007).
 
 
 

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Praktik Hygiene

1. Citra tubuh

6
Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentingnya pada orang
tersebut.Citra tubuh merupakan konsep subyektif seseorang tentang penampilan
fisiknya.Citra tubuh ini sering kali berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara
mempertahankan hygiene. Jika seseorang klien rapi sekali maka perawat
mempertimbangkan rincian kerapian ketika merencanakan perawatan dan berkonsultasi
pada klien sebelum membuat keputusan tentang bagaimana memberikan perawatan
hygiene.Klien yang kelihatan tidak rapi atau tidak tertarik pada hygiene membutuhkan
pendidikan tentang pentingnya hygiene.Perawatan harus sensitive dalam
mempertimbangkan status ekonomi klien dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
mempertahankan hygiene secara teratur.Perawat tidak harus menyampaikan perasaan
tentang penolakan atau perubahan ketika merawat klien yang praktik hygiene berbeda
dengan perawat.

2. Praktik Sosial
Kelompok sosial mempengaruhi pilihan hygiene, termasuk prouduk dan frekuensi
perawatan pribadi.Selama masa kanak-kanak, kebiasaan keluarga mempengaruhi
hygiene, misalnya frekuensi mandi, dan jenis hygiene mulut.Pada masa remaja, hygiene
pribadi dipengaruhi oleh kelompok teman.Remaja wanita misalnya menjadi tertarik pada
penampilan pribadi dan mulai memakai riasan membentuk harapan tentang penampilan
pribadi.Beberapa praktik hygiene pada lansia berubah karena kondisi hidupnya dan
sumber yang tersedia.

3. Pilihan Pribadi

Tiap klien memiliki keinginan sendiri dalam menetukan waktu bercukur, mandi,
dan mengurus rambut, pemilihan produk didasarkan pada selera pribadi, kebutuhan, dan
dana. Pengetahuan tentang pilihan klien akan membantu perawatan yang
terindividualisasi. Selain itu, bantu klien untuk membangun praktik hygiene baru jika ada
penyakit. Contohnya, anda harus mengajarkan perawatan hygiene kaki pada klien
penderita diabetes.

7
4. Status sosial ekonomi

Status ekonomi akan memepengaruhi jenis dfan sejauh mana praktik hygiene
dilakukan. Anda harus sensitive terhadap kemampuan pemeliharaan hygienenya. Jika
klien mengalami masalah ekonomi, dirinya akan sulit berpartisispasi dalam aktivitas
promosi kesehatan seperti hygiene dasar. Jika barang perawatan dasar tidak dapat dibeli
oleh klien, carilah alternatifnya.Pelajari juga apakah penggunaan produk tersebut
merupakan dari kebiasaan yang dilakukan oleh kelompok sosial klien.Contohnya, tidak
semua klien menggunakan deodorant atau kosmetik.

5. Kepercayaan dan motivasi kesehatan

Pengetahuan tentang hygiene akan mempengaruhi praktik hygiene. Namun, hal


ini saja tidak cukup, karena motivasi merupakan kunci penting dalam pelaksanaan
hygiene.Kesulitan internal yang mempengaruhi akses praktik hygiene adalah ketiadaan
motivasi karena kurangnya penegtahuan.Atasi hal ini dengan memeriksa kebutuhan klien
dan memberikan informasi yang tepat.Berikan materi yang mendiskusikan kesehatan
sesuai dengan perilaku yang ingin dicapai, termasuk konsekuensi jangka panjang dan
pendek bagi klien.Klien berperan penting dalam menentukan kesehatan dirinya karena
perawatan diri merupakan hal yang paling dominan pada kesehatan masyarakat kita.
Banyak keputusan pribadi yang di buat tiap hari yang membentuk gaya hidup dan
lingkungan sosial dan fisik.

Penting untuk mengetahui apakah klien merasa dirinya memiliki


resiko.Contohnya, apakah klien merasa beresiko menderita penyakit gigi, penyakit gig
bersifat serius, dan apakah menyikat gigi dan menggunakan benang gigi dapat
mengurangi risiko ini? Jika klien mengetahui resiko dan bertindak tanpa konsekuensi
negative, mereka lebih cenderung untuk menerima konseling oleh perawat (Potter,
Patricia A: 2010).
6. Variable budaya
Kepercayaan budaya dan nilai pribadi klien akan mempengaruhi perawatan hygiene.
Berbagai budaya memiliki praktik hygiene yang berbeda.Beberapa budaya tidak

8
menganggap kesehatan sebagai hal yang penting (Galanti, 2004 dalam Buku Potter,
Patricia A, 2010).Jangan nyatakan ketidak setujuan anda jika klien memiliki praktik
hygiene yang berbeda dari anda. Di Amerika kebiasaan mandi adalah setiap hari,
sedangkan pada budaya lain hal ini hanya dilakukan satu kali seminggu.
7. Kondisi fisik
Klien dengan keterbatasan fisik biasanya tidak memiliki energy dan ketangkasan untuk
melakukan hygiene. Contohnya pada klien dengan traksi atau gips, atau terpasang infuse
intravena. Penyakit denga rasa nyeri membatasi ketangkasan dan rentan gerak.Klien di
bawah efek sedasi tidak memiliki koordinasi mental untuk melakukan perawatan diri,
penyakit kronis (jantung, kanker, neurologis, psikiatrik) sering melelehkan klien.
Genggaman yang melemah akibat arthritis, stroke, atau kelainan otot menghambat klien
untuk menggunakan sikat gigi, handuk basah, atau sisir (Potter, Patricia A: 2010).

2.1.6   Prinsip Hygiene Personal

Kebersihan kulit dan membran mukosa sangatlah penting karena kulit merupakan
garis pertahanan tubuh yang pertama dari kuman penyakit. Prinsip hygiene personal
dapat meliputi beberapa hal, yaitu:

1. Kulit. Umumnya, kulit di bersihkan dengan cara mandi. Ketika mandi, kita
sebaiknya menggunakan sabun yang bnayak mengandung lemak nabati karena
dapat mencegah hilangnya kelembapan dan kehalusan kulit. Sabun deterjen jarang
di gunakan untuk mandi karena sifatnya iritatif. Dalam memilih dan memakai
sabun, make-up, deodorant, dan shampoo hendaknya memilih produk yangtidak
menimbulkan rasa perih atau iritasi. Kulit anak-anak cenderung lebih tahan
terhadap trauma dan infeksi. Meski demikian, kita harus rutin membersihkannya
karena anak sering sekali buang air dan senang bermain dengan kotoran. Cara
perawatan kulit adalah sebagai berikut:
a. Biasakan mandi minimal dua kali sehari atau setelah beraktivitas
b. Gunakan sabun yang tidak bersifat iritatif
c. Sabuni seluruh tubuh, terutama area lipatan kulit seperti sela-sela jari,
ketiak, belakang telinga, dll
d. Jangan gunakan sabun mandi untuk wajah

9
e. Segera keringkan tubuh dengan handuk yang lembut dari wajah, tangan,
badan, hingga kaki.

Hal-hal yang membahayakan kulit antara lain sinar matahari, rokok,


alcohol, dan kondisi stress, pengaruh sinar matahari dapat menyebabkan
kerusakan serat elastin yang memberikan kelenturan pada kulit juga kolagen yang
membentuk serta menunjang jaringan kulit. Rokok dapat mempercepat penuaan
kulit karena zat yang terkandung di dalamnya dapat mengurangi cadangan
vitamin C tubuh. Alcohol dapat menyebabkan kerusakan vitamin B dan cadangan
vitamin C. kondisi stress dapat memicu berbagai kelainan dalam tubuh termasuk
kulit.

2. Kuku. Kuku merupakan pelengkap kulit. Kuku terdiri atas jaringa epitel. Badan
kuku adalah bagian yang tampak di sebelah luar, sedangkan akarnya terletak di
dalam lekuk kuku tempat kuku tumbuh dan mendapat makanan. Kuku yang sehat
berwarna merah muda, cara-car merawat kuku antara lain :
a. Kuku jari tangan dapat di potong dengan pengikir atau memotongnya
dalam bentuk oval atau bujur atau mengikuti bentuk jari. Sedangkan kuku
jari kaki di potong dalam bentuk lurus
b. Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bias melukai selaput
kulitnya dan kulit disekitar kuku
c. Jangan membersihkan kotoran di balik kuku dengan benda tajam, sebab
akan merusak jaringan di bawah kuku
d. Potong kuku seminggu sekali atau sesuai kebutuhan
e. Khusus untuk jari kaki, sebaiknya kuku di potong segera setelah mandi
atau direndam dengan air hangat terlebih dahulu
f. Jangan menggigiti kuku Karena akan merusak bagian kuku

3. Rambut. Rambut merupakan struktur kulit. Rambut terdiri atas tangkai rambut
yang tumbuh melalui dermis dan menembus permukaan kulit, serta kantung
rambut yang terletak di dalam dermis. Rambut yang sehat terlihat mengkilap,
tidak berminyak, tidak kering, atau mudah patah. Pertumbuhan rambut

10
bergantung pada keadaan umum tubuh. Normalnya, rambut tumbuh karena
mendapat suplai darah dari pembuluh-pembuluh darah disekitar rambut. Beberapa
hal yang dapat mengganggu pertumbuhan rambut antar lain panas dan kondisi
malnutrisi. Fungsi rambut sendiri adalah untuk keindahan dan penahan panas.
Bila rambut kotor dan tidak di bersihkan lama kelamaan akan menjadi sarang kutu
kepala. Umumnya, rambut yang pendek lebih mudah perawatannya di bandingkan
rambut yang panjang. Cara-cara merawat rambut antara lain :
a. Cuci rambut 1-2 kali seminggu atau sesuai kebutuhan dengan memakai
shampoo yang cocok
b. Pangkas rambut agar terlihat rapi
c. Gunakan sisir yang bergigi besar untuk merapikan rambut keriting dan
olesi rambut dengan minyak
d. Jangan gunakan sisir yang bergigi tajam karena bias melukai kulit kepala
e. Pijat-pijat kulit kepala pada saat mencuci rambut untuk merangsang
pertumbuhan rambut
f. Pada jenis rambut ikal dan keriting, sisir rambut mulai dari bagian ujung
hingga ke pangkal dengan pelan dan hati-hati
4. Gigi dan Mulut. Mulut merupakan bagian yang pertama dari system pencernaan
dan merupakan bagian tambahan dari system pernafasan. Dalam rongga mulut
terdapat gigi dan lidah yang berperanan penting dalam proses pencernaan awal.
Selain gig dan lidah, ada pula saliva yang penting untuk membersihkan mulut
secara mekanis.
Mulut merupakan rongga yang tidak bersih dan penuh dengan bakteri, karenanya
harus selalu di bersihkan. Kerusakan gigi bias di sebabkan oleh kebiasaan
mengkonsumsi makanan manis, mengigit benda keras, dan kebersihan mulut yang
kurang. Perawatan gigi dan mulut pada balita ternyata cukup menentukan
kesehatan gigi dan mulut mereka pada tingkatan usia selanjutnya. Beberapa
penyakit yang mungkin muncul akibat perawatan gigi dan mulut yang buruk pada
balita adalah karies, gingivitis atau radang gusi, dan sariawan. Salah satu tujuan
perawatan gigi dan mulut adalah untuk mencegah penyebaran penyakit yang

11
ditularkan melalui mulut (mis., tifus, hepatitis), mencegah penyakit mulut dan
gigi, meningkatkan daya tahan tubuh. Cara merawat gigi dan mulut antar lain:
a. Tidak makan makanan yang terlalu manis dan asam
b. Tidak menggunakan gigi untuk menggigit atau mencongkel benda keras
(mis., membuka tutup botol)
c. Menghindari kecelakaan seperti jatuh yang dapat menyebabkan gigi patah
d. Menyikat gigi sesudah makan dan khususnya sebelum tidur
e. Memakai sikat gigi yang berbulu banyak, halus, dan kecil sehingga dapat
menjangkau bagian dalam gigi
f. Meletakkan sikat pada sudut 450 di pertemuan antara gigi dan gusi dan
sikat menghadap kearah yang sama dengan gusi
g. Menyikat gigi dari atas ke bawah dan seterusnya
h. Memeriksakan gigi secara teratur setiap enam bulan
i. Mata. Tujuan menjaga kebersihan mata adalah untuk mempertahankan
kesehatan mata dan mencegah infeksi. Mata yang sehat akan tampak
jernih dan bersih dari kotoran. Kotoran mata dapat menempel pada bulu
mata dan sudut mata. Cara merawat mata antara lain:
a. Usaplah kotoran mata dari sudut mata bagian dalam kesudut
bagian luar
b. Saat mengusap mata, gunakanlah kain yang paling bersih dan
lembu
c. Lindungi mata dari kemasukan debu dan kotoran
d. Bila menggunakan kacamata, hendaklah selalu di pakai
e. Bila mata sakit cepat periksa ke dokter
f. Hidung. Cara merawat hidung antara lain:
a. Jaga agar lubang hidung tidak kemasukan air atau benda
asing.
b. Jangan biarkan benda kecil masuk ke dalam hidung, sebab
nantinya dapat terhisap dan menyumbat jalan nafas serta
menyebabkan luka pada membrane mukosa.

12
c. Sewaktu mengeluarkan debu dari lubang hidung,
hembuskan secara perlahan dengan menbiarkan kedua
lubang hidung tetap terbuka.
d. Jangan mengeluarkan kotoran dari lubang hidung dengan
menggunakan jari karena dapat mengiritasi mukosa hidung.
e. Telinga. Saat membersihkan telinga bagian luar, hendaklah
kita tetap memperhatikan telinga bagian dalam. Cara-cara
merawat telinga adalah sebagai berikut:
a. Bila ada kotoran yang menyumbat telinga, keluarkan secara pelan dengan
menggunakan penyedot telinga
b. Bila menggunakan air yang disemprotkan, lakukan dengan hati-hati agar tidak
menimbulkan kerusakan pada telinga akibat tekanan air yang berlebihan
c. Aliran air yang masuk hendaklah di arahkan ke saluran telinga dan bukan
langsung kegendang telinga
d. Jangan menggunakan peniti atau jepit rambut untul membersihkan kotoran
telinga karena dapat emnusuk gendang telinga
8. Perineum. Tujuan perawatan perineum adalah untuk mencegah dan mengontrol infeksi,
mencegah kerusakan kulit, meningkatkan kenyamanan, serta mempertahankan
kebersihan. Pada wanita, perawatan perineum di lakukan dengan membersihkan area
genetalia eksterna pada saat mandi. Umumnya, wanita lebih suka melakukannya sendiri
tanpa bantuan orang lain apabila mereka masih mampu secara fisik. Sedangkan pada pria,
perawatan yang sama juga di lakukan dua kali sehari saat mandi, terutama pada mereka
yang belum di sirkumsisi. Adanya kulup pada penis menyebabkan urine mudah
terkumpul di sekitar gland penis. Kondisi ini lama kelamaan dapat menyebabkan
berbagai penyakit, contohnya kanker serviks (Wahit Iqbal Wubarak, 2007).

13
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

FORMAT PENGKAJIAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

GANGGUAN KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE

Tanggal Masuk RS : 14 Oktober 2018 Tanggal Masuk : 14 Oktober 2018

Ruang : 1104 (alamanda I) Tgl Pengkajian : 15 Oktober2018

No. Register Medis : 03-80-84 Diagnosa Medis : anemia renal infusiensy

A. Data Biografi
1. Inisial Nama Lengkap : ny. s
2. Tempat Tanggal Lahir / Umur : Jakarta, 12-04-1945, 73 tahun, 6 bulan, 3 hari
3. Jenis Kelamin : perempuan
4. Agama : islam
5. Bangsa / Suku / Bahasa : Indonesia/betawi/indonesia
6. Pendidikan : SD
7. Pekerjaan : ibu rumah tangga
8. Status Perkawinan : kawin
9. Alamat Rumah : jl. Utama 2 srengseng sawah
B. Riwayat keperawatan
1. Riwayat penyakit sekarang
a. Keluhan yang dirasakan

14
( ) kulit kering ( ) kulit kemerahan ( ) dermatitis
( ) berjerawat ( ) abrasi kulit ( ) ada penyakit kuku dan kaki
( ) berketombe ( ) pedikulosis kepala ( ) pedikulosis tubuh
( ) botak/alopecia ( ) rambut rontok ( ) rambut kusam
( ) lain-lain……….
b. Terjadinya keluhan : ( ) tiba-tiba ( ) berangsur-angsur
 Lama keluhan : satu minggu yang lalu
 Faktor pencetus keluhan : nyeri daerah kaki kanan bawah, bokong, lemas dan
gemetaran
( ) cedera ( ) status volume ( )penyakit
( )pengobatan ( ) sosiokultural ( ) proses bedah
( )mkanan& minuman ( ) tonus otot ( ) pemeriksaan diagnostik
( ) kebiasaan ( ) tumbuh kembang ( ) psikososial
( ) psikologis ( ) lingkungan ( ) lain-lain …………..
 Faktor yang dapat mengurangi : diurut
 Faktor yang dapat memperberat : tidak bia tidur, lemas, serta cemas
c. Obat-obat yang rutin dikonsumsi (jika klien ingat, cantumkan nama, dosis dan waktu)
Amplodipine, omeprazole, isosorbide dinitrat
2. Riwayat kesehatan dahulu
d. Penyakit berat yang pernah dialami : jantung, hipertensi
e. Operasi yang pernah dialami : -
3. Riwayat kesehatan keluarga
Genogram

C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Baik Tingkat Kesadaran : Kompos Mentis
2. Tanda-Tanda Vital :
 Tekanan Darah : 130/90 mmHg Denyut Nadi : 78 x/m
 Pernafasan : 20 x/menit Suhu : 36,8 C
3. Pola kebersihan

15
 Frekuensi mandi : 1x ( dirumah sebelum ke RS)
 Frekuensi mencuci rambut :-
 Frekuensi menggosok gigi : 1x
 Frekuensi ganti pakaian :-
4. Rambut dan kepala (deskripsikan tekstur, warna, distribusi, keluhan dan kebersihan)
Tekstur : lembut tidak berketombe
Warna : putih kehitaman
Kebersihan : baik
Keluhan : -
5. Mata ( deskripsikan kebersihan dan keluhan mata)
Konjungtiva anemis
Mata terasa perih
6. Hidung ( deskripsikan membrane mukosa, kondisi septum, kebersihan dan keluhan mata
misalnya pilek, alergi, perdarahan, perubahan penciuman
Baik semua
7. Gigi dan mulut ( deskripsikan kelengkapan gigi, kondisi mukosa mulut, kebersihan dan
maslah gigi mulut misalnya : karies, lesi
Kelengkapan gigi : masih lengkap
Masalah gigi : gigi kuning dan kotor
Kebersihan : gigi terlihat kuning klien mengatakan belom gosok gigi
Bau mulut: ada
8. Telinga (deskripsikan kebersihan dan masalah telinga misalnya lesi, infeksi)
Kebersihan telinga baik, tidak ada lesi maupun infeksi, tetapi fungsi telinga yang
terganggu (kurang pendengaran)
9. Kuku tangan dan kaki (deskripsikan bentuk kuku, warna kuku, panjang kuku, kebersihan
dan masalah kuku tangan dan kaki)
Bentuk kuku : normal
Warna kuku : putih pucat
Kebersihan : kuku terlihat panjang dan kotor, klien mengatakanbelum memotong
kukunya sudah satu minggu
10. Kulit (dekripsikan tekstur warna dan kebersihan kulit)

16
Terkstur : kasar, kering dan kenyat
Kulit tampak lengket
11. Genitalia (deskripsikan kebersihan dan masalah genital misalnya gatal, kemerahan, dan
cairan yang abnormal yang keluar.

PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN KERIS HUSADA

Jl.Yos Sudarso Komplek Marinir Jakarta

IDENTITAS KLIEN

Nama :ny. S

Umur : 73 tahun

Diagnosa Medis : melena, anemia renal insufisiensi

Tanggal pengkajian : 15 oktober 2018

Data Subjektif Data Objektif


 Klien mengatakan lemas  Pasien tampak lemah
 Pasien mengatakan ia selalu  Pasien tampak pucat
gemetaran  Konjungtiva anemis
 Pasien mengatakan belum memotong  Gigi terlihat kuning dan terdapat
kuku selama sakit karies pada gigi pasien
 Pasien mengatakan belom menggosok  Kuku klien terlihat panjang dan
gigi Karena tidak mampu ke kamar terdapat kotoran pada kuku
mandi  Mukosa bibir kering
 Pasien mengatakan belum mandi dan  Tercium bau mulut saat berbicara
belum bisa mengganti baju selama 2  Terlihat pasien tidak dapat turun dari
hari tempat tidur karena kelemahan
 Pasien tidak dapat mengganti

17
bajunya dan anak pasien takut  Terlihat kedua kaki pasien saat
menggntikan bajunya karena takut ditekuk merasa sakit
infusnya lepas  Ttv
 Keluarga pasien mengatakan selama Td : 130/90 mmHg
sakit ini pasien tidak dapat berjalan N : 78 x/menit
sendiri karena kelemahan S : 36.8 C
 Pasien mengatakan nyeri pada bagian RR : 20 x/menit
telapak kaki  Pasien terlihat cemas
 keluarga mengatakan pasien nafsu  BAB kehitaman
makan menurun  Bibir pasien terlihat pecah-pecah
 klien mengatakan merasa tidak 
nyaman pada mulut

18
ANALISA DATA

No Pengelompokan Data Etiologi Problem


1. DS : Kelemahan fisik Defisit perawatan diri :
 Pasien mengatakan belum mandi
memotong kuku selama sakit
 Pasien mengatakan belum mandi
dan belum bisa mengganti baju
selama 2 hari
 Pasien mengatakan belom
menggosok gigi Karena tidak
mampu ke kamar mandi
 keluarga mengatakan pasien
nafsu makan menurun
DO :
 Pasien tampak lemah
 Bibir pasien terlihat pecah-pecah
 Mukosa bibir kering
 Tercium bau mulut saat
berbicara
 Gigi terlihat kuning dan terdapat
karies pada gigi pasien
 Kuku klien terlihat panjang dan
terdapat kotoran pada kuku
2. DS : Keletihan dan Defisit perawatan diri :
 Pasien tidak dapat mengganti kelemahan berpakaian
bajunya dan anak pasien takut
menggntikan bajunya karena
takut infusnya lepas
 Keluarga pasien mengatakan
selama sakit ini pasien tidak

19
dapat berjalan sendiri karena
kelemahan
DO :
 Pasien tampak lemah, dan pucat
 Pasien terlihat tidak dapat
mengganti pakainnya
 Pasien tampak tidak bersemangat
3.
Kelemahan Fisik Intoleransi aktifitas
DS :
 Pasien mengatakan ia selalu
gemetaran
 Pasien mengatakan nyeri pada
bagian telapak kaki
 Keluarga pasien mengatakan
selama sakit ini pasien tidak
dapat berjalan sendiri karena
kelemahan
DO :
 Terlihat kedua kaki pasien saat
ditekuk merasa sakit
 Terlihat pasien tidak dapat turun
dari tempat tidur karena
kelemahan
 Pasien tampak lemah dan pucat

20
RUMUSAN DIAGNOSA MASALAH KEPERAWATAN

1. Defisit Perawatan Diri : mandi, berhubungan dengan Kelemahan Fisik ditandai


dengan Pasien tampak lemah, Bibir pasien terlihat pecah-pecah, Mukosa bibir kering,
Tercium bau mulut saat berbicara, Gigi terlihat kuning dan terdapat karies pada gigi
pasien, Kuku klien terlihat panjang dan terdapat kotoran pada kuku
2. Defisit Perawatan Diri : berpakaian, berhubungan dengan Keletihan dan
Kelemahan ditandai dengan Pasien tampak lemah, dan pucat, Pasien terlihat tidak dapat
mengganti pakainnya, Pasien tampak tidak bersemangat
3. Intoleransi Aktifitas berhubungan dengan Kelemahan Fisik ditandai dengan Terlihat
kedua kaki pasien saat ditekuk merasa sakit, Terlihat pasien tidak dapat turun dari tempat
tidur karena kelemahan, Pasien tampak lemah dan pucat

4.

21
RENCANA KEPERAWATAN (INTERVENSI)

No. Diagnosis Keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Rencana Tindakan


1. Deficit perawatan diri : Setelah di lakukan asuhan 1. kaji pola kebutuhan
mandi berhubungan dengan keperawatan selama 2x24 jam personal hygiene pasien
kelemahan fisik pasien mampu mempertahankan 2. bantu klien memotong
kebersihan mulutnya dengan kuku
Kriteria Hasil : 3. bantu klien menggosok
1. Perawatan diri hygiene gigi
oral : mampu merawat 4. bantu klien mandi diatas
mulut dan gigi secara tempat tidur
mandiri atau dengan alat 5. berikan lotion pada kulit
bantu agar lembap
2. Kuku klien bersih dan 6. libatkan keluarga dalam
rapi memnuhi kebutuhan
3. Perawatan personal personal hygiene pasien
hygiene pasien terpenuhi ditempat tidur
4. Mampu mempertahankan ( memandikan, gosok
kebersihan dan gigi, gunting kuku)
penampilan yang rapi 7. berikan pendidikan
5. perawatan diri aktivitas kesehatan mengenai
kehidupan sehari-hari kebersihan diri klien.
(ADL) mampu
melakukan aktivitas
perawatan diri
2. Deficit perawatan diri : Setelah di lakukan asuhan 4. Bantu pasien memilih
berpakaian keperawatan selama 3x24 jam pakaian yang mudah
masalah pasien teratasi dengan, dipakai dan dilepas
Kriteria Hasil : ( baju berkancing )
1. pasien mampu 5. Bantu klien mengganti
mengenakan pakaiannya pakaian
2. keluarga dapat 6. Pertahankan privasi saat

22
membantu pasien dalam mengganti pakaian
memakai pakaian pasien
3. pasien mampu 7. Pantau tingkat kekuatan
merapikan dirinya dan toleransi aktifitas
sendiri 8. Libatkan keluarga agar
keluarga tidak takut
untuk mengganti pakaian
pasien yang terpasang
infus
9. Lakukan ROM

Intoleransi aktifitas 1. Monitor ttv


berhubungan dengan Setelah di lakukan asuhan 2. Bantu klien untuk
kelemahan fisik keperawatan selama 3 x24 jam mengidentifikasi
masalah pasien teratasi dengan, akfititas yang mampu
Kriteria Hasil : dilakukan secara
1. ttv dalam batas normal konsisten
2. mampu melakukan 3. Bantu klien dalam
aktifitas sehari-hari secara berjalan
mandiri 4. Bantu klien melakukan
3. mampu berjalan dan ROM aktif
berpindah dengan atau
tanpa alat bantu

23
IMPLEMENTASI

No Tanggal / Waktu No. Dx Tindakan Dan Respon Ttd


1. 16-10-18 1 1. Mengkaji pola kebutuhan personal hygiene
 R : Pasien tampak lebih nyaman
 H : Kuku Pasien tidak panjan lagi, gigi bersih,
dan kulit tidak lengket lagi
2. Membantu klien memotong kuku
 R : Pasien tampak lebih nyaman
 H : Kuku tidak panjang lagi
3. Membantu klien menggosok gigi
 R : Pasien mengatakan lebih enak untuk makan
dan gigi bersih
 H : mulut dan gigi pasien terlihat bersih dan tidak
bau
4. Memberi lotion pada kulit klien agar lembab
5. Memberi pendidikan kesehatan tentang
kebersihan diri pada klien
 R : Pasien bersedia diberikan penyuluhan
 H : Pasien mengerti dan dapat memahami dengan
menyebutkan kembali
6. Melibatkan keluarga dalam merawat pasien di
tempat tidur (memandikan, guntig kuku, gosok
gigi dll)
 R : Keluarga bersedia
 H : Klien terlihat bersih dan rapi
2. 16-10-18 2 1. Membantu pasien memilih pakaian yang mudah
dipakai dan dilepas
 R : Pasien mengguakan baju yang berkancing
 H : Menggunakan baju yang berkancing
2. Membantu klien mengganti pakaian
 R : Pasien bersedia

24
 H : Pasien Pakaiannya terganti
3. Melibatkan keluarga agar keluarga klien tidak
takut untuk mengganti pakaian klien
 R : Keluarga bersedia
 H : Keluarga bersedia melakukannya
4. Melakukan ROM
 R : Pasien bersedia dilakukan ROM
 H : Pasien dapat mengikuti ROM pasif dan aktif

3. 16-10-18 3 1. Memonitor TTV


 R : Pasien mengatakan sedikit lemas dan pusing
 H : TTV
Td : 130/90 mmHg
N : 78 x/menit
S : 36.8 C
RR : 20 x/menit
2. Membantu klien untuk mengidentifikasi akfititas
yang mampu dilakukan secara konsisten
 R : Pasien mau melakukan aktifitas dengan
konsisten
 H : Pasien dapat melakukan aktifitas dengan baik
3. Membantu klien dalam berjalan
 R : Pasien bersemangat saat ingin latihan berjalan
 H : Pasien tidak terlihat lemas
4. Membantu klien melakukan ROM aktif
 R : Pasien bersedia dilakukan ROM
 H : Pasien dapat mengikuti ROM pasif dan aktif

25
26
EVALUASI

No Hari / Tanggal No.Dx Evaluasi Ttd


1. 16-10-18 1 S : -Pasien mengatakan kukunya panjang dan area
mlutnya tidak enak
-Pasien mengatakan sudah lama sekitar 3 hari
belum menggosok gigi karena tidak mampu ke
kamar mandi
O : -Pasien tampak lemas
-Pasien tampak pucat
-Gigi terlihat kuning terdapat karies gigi
-Kuku terlihat kotor dan panjang
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjtkan
-Bantu klien memotong kuku
-Bantu klien menggosok gigi
-Libatkan keluarga dalam merawat pasien di
tempat tidur (mandi,gunting kuku, sikat gigi dll)
-Berikan lotion pada kulit agar lembab

16-10-18 2 S : Pasien mengatakan tidak dapat menggunakan


pakaian sendiri
2. -Keluarga pasien mengatakan masih takut jika
mengganti pakaian ibunya
-Pasien mengatakan kakinya tidak bias dgerakkan
O : Pasien tampak lemah, pucat
-Pasien terlihat tidak dapat mengganti pakaiannya
dan keluarganya masih takut
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
-Bantu pasien / keluarga memilih pakaian yang
mudah dipakai dan dilepaskan ( Baju

27
bekancing/daster)
-Bantu klien mengganti pakaian
-Libatkan keluarga agar keluarga tidak takut
-lakukan ROM
-Pantau tingkat kekuatan

16-10-2018 3 S : -Pasien mengatakan ia selalu gemetaran


-Pasien mengatakan nyeri pada bagian telapak kaki
-Keluarga pasien mengatakan selama sakit ini
pasien tidak dapat berjalan sendiri karena
kelemahan
O : -Terlihat kedua kaki pasien saat ditekuk
merasa sakit
-Terlihat pasien tidak dapat turun dari tempat tidur
karena kelemahan
-Pasien tampak lemah dan pucat
-TTV:
Td : 130/90 mmHg
N : 78 x/menit
S : 36.8 C
RR : 20 x/menit
A : Masalah Belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
-Monitor ttv
-Bantu klien untuk mengidentifikasi akfititas yang
mampu dilakukan secara konsisten
-Bantu klien dalam berjalan
-Bantu klien melakukan ROM aktif

4 17-10-18 1 -Bantu klien memotong kuku


- Bantu klien menggosok gigi
- Libatkan keluarga dalam merawat pasien di

28
tempat tidur
- Berikan lotion pada kulit agar kulit lembab
S : -Pasien mengatakan merasa lebi nyaman dari
sebelumnya
-Pasien merasa wangi dan bersih
O : - Pasien tampak lebih rileks dan segar
-Kuku pasien pendek dan rapi
-Gigi dan mulut pasien tampak bersih dan tidak
bau
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
-Beri pendidikan kesehatan tentang kebersihan
pada klien

5. 17-10-18 2 - Bantu pasien/keluarga memilih pakaian yang


mudah dipakai dna dilepaskan
-Bantu klien mengganti pakaian
-Libatkan keluarga
S : -Pasien mengatakan dapat menggunakan
pakaiannya
-Keluarga pasien mengatakan sudah tidak takut
dalam mengganti baju ibunya
O : -Pasien tampak lebih nyaman
-Pasien tampak mulai bias menggerakkan kakinya
-Keluarga pasien dapat memakaikan pakaian
ibunya
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
-Lakukan ROM
-Pantau tingkat kekuatan otot

6. 17-10-18 3 -Monitor ttv

29
-Bantu klien untuk mengidentifikasi akfititas yang
mampu dilakukan secara konsisten
-Bantu klien dalam berjalan
-Bantu klien melakukan ROM aktif
S : -Klien mengatakan ingin beraktivitas makan
dan minum sendiri
O : -TTV
Td : 120/90 mmHg
N : 78 x/menit
S : 36.8 C
RR : 20 x/menit
-Klien tampak bersemangat melakukan aktivitas
makan dan minum
-Klien mampu melakukan aktivitas dengan baik
-Gerakan ROM aktif klien normal
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
-Bantu klien berjalan
7. 18-10-18 1 -Beri pendidikan kesehatan tentang kebersihan
pada klien
S : -Pasien mengatakan mengerti dalam melakukan
kebersihan/menjaga kebersihan dirinya
- Pasien mengatakan nyaman dan lebih baik dari
sebelumnya
O : Pasien tampak lebih rileks dan tidak ada
keluhan tentang kebersihan dirinya
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
8. 18-10-18 2 -Lakukan ROM
-Pantau tingkat kekuatan otot
S : Pasien mengatakan sudah mampu
menggerakkan kakinya dan mengangkat kakinya

30
secara mandiri
O : -Kekuatan otot
5545 5555
3554 5555
-Pasien tampak dapat menahan beban yang
diberikan perawat ketika melkukan pemeriksaan
kekuatan otot
-Pasien dan keluarga dapat mengganti
pakaiannya/pakaian pasien secara mandiri tanpa
bantuan perawat
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi dihentikan

9. 18-10-18 3 -Bantu klien berjalan


S :- Pasien mengatakan mampu berdiri secara
perlahan
-Pasien mengatakan tidak ada rasa nyeri saat
melangkah
O : -Pasien mampu melangkah dengan baik
-Pasien mulai seimbang dalam berjalan
-Kekuatan otot pasien konsisten dan normal
A : Masalah Teratasi
P: Intervensi dihentikan

31

Anda mungkin juga menyukai