Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada tahun 2014 perkembangan kasus DBD di tingkat global semakin meningkat,
dilaporkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni pada tahun 1954-1959
terdapat 980 kasus di hampir 100 negara, menjadi 1.016.612 kasus di 60 negara
pada tahun 2000-2009 (WHO, 2014). Menurut data Kemenkes RI (2018) Angka
penderita Dengue Hemoragik Fever (DHF) di Indonesia mencapai 68.407 pada
tahun 2017. Sedangkan angka kejadian penyakit Dengue Hemoragik Fever di
daerah DKI Jakarta menurut data dan riset kesehatan dasar tahun 2017 menduduki
urutan ke enam dari 34 provinsi di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter/gejala
sebesar 3.350 orang yang terkena penyakit DHF.

Penyakit Dengue Hemoragik Fever merupakan salah satu masalah kesehatan


masyarakat di Indonesia, dikarenakan jumlah penderita dan luas daerah
penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan
kepadatan penduduk (Kemenkes RI, 2010). Demam Berdarah ditemukan hampir
di seluruh dunia terutama negara tropis dan subtropis (Ariani, 2016).

Demam yang dialami penderita penyakit ini umumnya memiliki pola khusus
dengan kenaikan suhu tubuh yang sangat tinggi secara tiba-tiba. Hal yang terjadi
dapat menimbulkan nyeri pada otot, sakit kepala, mual dan muntah. Upaya
penyembuhan pada Dengue Hemoragik Fever agar dapat di minimalisir yaitu
dengan memberikan kompres hangat. Kompres hangat adalah salah satu metode
fisik non farmakologi untuk menurunkan suhu tubuh pada saat demam.
Berdasarkan hasil penelitian Dede (2015) menunjukkan bahwa rata-rata suhu
tubuh sebelum diberikan kompres air hangat basah yaitu 38,14 0C dan terjadi
penurunan setelah diberikan kompres air hangat basah yaitu menjadi 37,04 0C
dengan selisih rata-rata penurunan suhu yaitu 1,10 0C. Sedangkan pada hasil rata-
rata suhu tubuh sebelum diberikan plester kompres yaitu 38,020C terjadi
penurunan setelah diberikan plester kompres yaitu menjadi 37,600C dengan selisih
rata-rata penurunan suhu tubuh sebesar 0,420C. Hal ini membuktikan bahwa
kompres hangat basah lebih efektif untuk menurunkan suhu tubuh pada pasien
demam.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Aryanti (2016). Rata-rata suhu tubuh pada
pasien demam sebelum dilakukan kompres hangat yaitu 38,50C dan setelah
dilakukan kompres hangat rata-rata suhu tubuhnya yaitu 38,00C, sedangkan pada
pasien demam yang belum dilakukan tepid sponge rata-rata suhu tubuhnya yaitu
38,80C dan setelah dilakukan tepid sponge rata-rata suhu tubuhnya menurun
menjadi 38,00C. Dari hasil penelitian tersebut ada perbedaan hasil yang
efektiftifitas dari pemberian kompres hangat dan tepid sponge terhadap penurunan
suhu tubuh yang mengalami demam.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri Hartini (2015) menunjukkan rata-rata
suhu tubuh sebelum diberikan tindakan kompres air hangat adalah 38,650C. setelah
dilakukan tindakan kompres air hangat rata-rata suhu tubuh menjadi 37,27 0C. Dari
hasil tersebut terdapat rata-rata penurunan suhu tubuh 1,3 0C dengan hasil nilai p=
0,000 (p>0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kompres air hangat dapat
menurunkan suhu tubuh pada pasien demam di SMC RS Telogorejo Semarang.

Menurut penelitian Riskha, dkk (2016) rata-rata suhu tubuh pasien demam
sebelum diberikan kompres hangat di aksila dan femoral yaitu 37,8 0C. Suhu pasien
demam sesudah diberikan kompres hangat di aksila rata-rata 36,5 0C, sedangkan
suhu tubuh pasien demam sesudah diberikan kompres hangat di femoral rata-rata
37,10C. Dari hasil tersebut terdapat perbedaan yang signifikan suhu tubuh sebelum
dan sesudah dilakukan kompres hangat di femoral dan aksila pada pasien demam
di RSUD Ambarawa dengan nilai p value 0,000.

Hasil dari penelitian Eny, dkk (2015) kenyataan yang ditemukan di lokasi yaitu di
Klinik PKU Muhammadiyah Kutoarjo, dengan jumlah rata-rata 40 pasien demam
setiap bulan dengan lama 3-4 hari perawatan, bahwa dari hasil penelitian di Klinik
PKU Muhammadiyah Kutoarjo, rerata derajat penurunan suhu tubuh sebelum dan
sesudah dilakukan kompres hangat di area aksila pada pasien demam yaitu sebesar
0,2470C, dan rerata derajat penurunan suhu tubuh di area dahi pada pasien demam
yaitu sebesar 0,1110C. Dari hasil penelitian tersebut bahwa teknik pemberian
kompres hangat di area aksila lebih efektif terhadap penurunan suhu tubuh
dibandingkan dengan teknik pemberian kompres hangat di area dahi, karena di
daerah aksila banyak terdapat pembuluh darah besar dan banyak terdapat kelenjar
apokrin yang memiliki banyak vaskuler sehingga dapat memperluas daerah yang
mengalami vasodilatasi yang akan mempercepat perpindahan panas dalam tubuh
ke kulit hingga 8 kali lipat lebih banyak.

Berdasarkan pengalaman selama praktek di Rumah Sakit, pasien dan keluarga


tidak mengetahui kompres hangat pada area aksila dan lebih memilih untuk
melakukan kompres hangat pada area dahi dengan alasan kompres hangat pada
area dahi lebih mudah dilakukan dibandingkan di area aksila, karena menurut
pasien dan keluarga kompres hangat di area aksila dapat membasahi baju dan
kasur.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas, Penerapan


Kompres Hangat di Aksila Terhadap Perubahan Suhu Tubuh Pada Pasien Dengue
Hemoragik Fever melalui pendekatan studi litertur.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah bagaimana Penerapan
Kompres hangat Di Aksila terhadap Perubahan Suhu Tubuh setelah di berikan
kompres hangat pada Pasien Dengue Hemoragik Fever. Dengan dukungan teori,
pengamatan dan studi literature yang dilakukan pada pasien yang dilakukan
kompres hangat sebagai terapi perubahan suhu tubuh di berbagai tatanan
perawatan maka penulis tertarik untuk menggali pertanyaan :
Bagaimanakah fisiologi penyembuhan demam melalui terapi kompres hangat?
Bagaimanakah proses penyembuhan demam menggunakan terapi kompres hangat?
Bagaimanakah prosedur penggunaan kompres hangat untuk terapi penyembuhan
demam?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Diketahui pengaruh penerapan kompres hangat di aksila terhadap perubahan


suhu tubuh pada pasien Dengue Hemoragik Fever.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya fisiologi penyembuhan demam melalui terapi kompres


hangat
b. Diketahuinya proses penyembuhan demam menggunakan terapi kompres
hangat
c. Diketahuinya prosedur penggunaan kompres hangat untuk terapi
penyembuhan demam

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diambil dari penelitian ini untuk memperoleh pengalaman dalam
asuhan keperawatan dan dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama
pembelajaran serta memberikan masukan yang membangun untuk mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah tentang Penerapan Kompres Hangat di Aksila
terhadap Perubahan Suhu Tubuh pada Pasien Dengue Hemoragik fever.

Anda mungkin juga menyukai