“RANGKUMAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN
SISTEM GENITOURINARIA DAN SITEM GASTROINTESTINAL”
Dosen Pembimbing :
Ns. Ari pristiani Dewi, M.Kep
Disusun oleh:
DINI SISWARE YULIA
1611114015
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU 2019 1. Askep lansia dengan gangguan sistem genitourinaria Genitourinaria atau sistem urogenital adalah suatu sistem organ yang berasal dari sistem reproduksi dan sistem kemih, kedua sistem tersebut dikelempokkan bersama karena posisi kedua sistem tersebut berdekatan, da menggunakan jalur yang sama. Sistem genitourinaria ini biasa disebut dengan sistem perkemihan, organ yang paling berfungsi adalah ginjal. Seiring dengan bertambahnya usia manusia akan mengalami penurunan secara psikologis maupun fisiologis. Perubahan fisik ini salah satunya terjadi pada sistem genitourinaria, yaitu Inkontinensia urin, infeksi saluran kemih (ISK), batu saluran kemih, dan gagal ginjal. Gangguan sitem genitourinaria yang pertama adalah inkontinensia urin. Inkontinensia urin merupakan suatu keadaan dimana keluarnya urin yang tidak tidak bisa dikendalikan sehingga menimbulkan masalah seperti higien, depresi, isolasi sosial, dan lainnya. Penyebab dari inkontinensia urin ini adalah kelainan pada urologis, neurologis, dan fungsional. Pada urologis disebabkan oleh adanya tumor , pada neurologis terjadi kerusakan pada pusat miksi yaitu pada pons yang menyebabkan hilangnya fungsi dan sensibilitas kandung kemih. Selain itu, merokok dan mengkonsumsi alcohol dan kafein dapat juga menyebabkan terjadinya inkontinensia urin pada lansia. Inkontinensia urin ini terbagi menjadi dua yaitu, inkontinensia urin akut dan inkontinensia urin kronik (persisten). Inkontinensia urin akut ini terjadi kurang dari 6 bulan, dan inkontinensia urine kronik terjadi berlangsung lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Yang kedua, Infeksi saluran kemih atau biasa disingkat dengan ISK adalah suatu keadaan ditemukannya infeksi pada saluran kemih yang disebabkan oleh mikroorganisme dengan jumlah tertentu pada urin. Mikroorganisme yang sering ditemukan adalah Escheria coli, proteus, klebsiella, dan pseudomonas. ISK ini terbagi menjadi dua yaitu, ISK bagian atas dan bagian bawah. Yang ketiga, batu saluran kemih atau biasa disebut dengan urothiasis. Urothiasis adalah keadaan dimana adanya batu ataupun kristal dalam saluran kemih seseorang. Penyebab urothiasis ini adalah karena kurangnya konsumsi air minum, PH urine, ataupun yang lainnya. Dan yang keempat atau yang terakhir adalah gagal ginjal. Gagal ginjal adalah suatu keadaan dimana terjadinya kerusakan atau penurunan fungsi ginjal yang irreversible. Biasanya gagal ginjal ini diobati dengan prosedur penggantian ginjal ataupun dialisi. Gagal ginjal ini terbagi dua yaitu gagal ginjal akut atau biasa disingkat dengan GGA dan gagal ginjal kronis yang biasa disingkat dengan GGK. Adapun asuhan keperawatan pada lansia yang mengalami gangguan sistem genitourinaria, yaitu dimulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi hamper sama dengan asuhan keperawatan pada pasien dengan kasus laiinya, bedanya hanya pada intervnsi dan impementasi sesuai dengan diagnosa yang ditemukan. 2. Askep lansia dengan gangguan sistem gastrointestinal Seiring dengan bertambahnya usia manusia akan mengalami penurunan secara psikologis maupun fisiologis. Perubahan fisik ini salah satunya terjadi pada sistem gastrointestinal, gastrointestinal biasa disingkat denga GI. GI ini adalah suatu jalur pencenaan yang dimulai dari pemasukan makanan, sekresi, pencampuran, pencernaan dan penyerapan.. pada lansia biasanya sistem pencernaan tidak berfungsi seperti saat muda dulu, otot-otot pencernaan kaku dan lemah, dan jaringan pada saluran pencernaan menjadi muda luka. Gangguan pada sistem pencernaan yang biasa dialami lansia adalah penyakit asam lambung, yaitu kondisi dimana asam lambung naik ke tenggorokan karena lemahnya otot katup yenggorokan. Kedua, gangguan saluran pencernaan yang sering dialami lansia adalah kanker kolorektal. Penyebab kanker ini adalah kebiasaan makan yang tinggi karbohidrat dan tinggi lemak dan kurangnya konsumsi vitamin A, C dan E dan juga kurangnya konsumsi makanan yang berserat. Yang ketiga, gangguan saluran pencernaan yang sering dialami lansia adalah hemmoroid. Hemmoroid adalah suatu penyakit yang terjadi karena pola buang air besar lansia yang salah, konstipasi, diare, kurangnya konsumsi serat dan kurang imobilisasi dan olahraga. Tanda dan gejala dari gangguan sistem gastrointestinal ini adalah berupa mengejan yang berlebihan saat BAB, feses keras, saat BAB merasa tidak puas, nyeri pada bagian rectum pada saat BAB, dan menggunakan bantuan jari-jari saat mengeluarkan feses. Ada beberapa faktor- faktor yang mempengaaruhi sistem pencernaan pada lansia, yaitu kesehatan oral, biasanya gigi lansia mudah rapuh dan produksi saliva berkurang, hal tersebut menggangu proses penghancuran makanan. Faktor selanjutnya yaitu fungsional seperti mobilitas ataupun penglihatan pada lansia yang berdampak pada proses menyiapkan makanan sampai ke pemenuhan nutrisi. Faktor selanjutnya yaitu obat-obatan, konsumsi obat-obatan tertentu akan memberikan efek samping pada saluran pencernaan. Faktor selanjutnya yaitu gaya hidup, gaaya hidup seperti merokok dan mengkinsumsi alcohol dapat mempengaruhi sistem pencernaan pada lansia. Faktor selanjutnya yaitu penyakit kronis, suatu penyakit yang dialami lansia akan mempengaruhi kemampuan lansia untuk melakukan aktifitas, seperti makan dan lain-lain. Dan masih banyak lagi faktor yang mempengaruhi sistem pencernaan lansia. Adapula beberapa pemeriksaan untuk mengetahui suatu gangguan pada sistem pencernaan lansia, yaitu pemeriksaan endoskopi, pemeriksaan x-ray, MRI/CT-scan. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi lansia. Pertanyaan : 1. Seorang laki-laki berusia 69 tahun, di rawat di RS karena ISK. Pasien mengatakan sering BAK, abdomen tegang, urine terus menetes setelah berkemih. Keadaan umum : lemah, TD : 110/80mmHg, suhu : 36,5 C, Nadi : 80 x/menit, Pernapasan : 22 x/menit. Apakah masalah keperawatan utama yang muncul pada pasien tersebut ? a. Nyeri b. Disfungsi seksual c. Gangguan eliminasi BAK d. Perubahan nutrisi e. Resiko tinggi infeksi.