Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN SEHAT JIWA

DI PUSKESMAS HALMAHERA KOTA SEMARANG

Disusun oleh :
Nur Azizah Faelasufah
NIM P1337420918099

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI NERS
TAHUN 2018
A. Pengertian Kesehatan Jiwa
Pengertian kesehatan jiwa banyak dikemukakan oleh para ahli termasuk oleh
organisasi, diantaranya menurut :
1. WHO
Kesehatan jiwa bukan hanya tidak ada gangguan jiwa, melainkan mengandung
berbagai karakteristik yang positif yang menggambarkan keselarasan dan
keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadiannya.
2. UU Kesehatan Jiwa No 3 tahun 1996
Kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelectual, emocional secara
optimal dari seseorang dan perkembangan ini berjalan selaras dengan orang lain.
3. Stuart & Laraia
Indikator sehat jiwa meliputi sifat yang positif terhadap diri sendiri, tumbuh,
berkembang, memiliki aktualisasi diri, keutuhan, kebebasan diri, memiliki
persepsi sesuai kenyataan dan kecakapan dalam beradaptasi dengan lingkungan

B. Kriteria Sehat Jiwa


1. WHO, mengemukakan bahwa kriteria sehat jiwa terdiri dari :
a. Sikap positif terhadap diri sendiri
Hal ini dapat dipercayai jika melihat diri sendiri secara utuh/total
Contoh: membendingkan dengan teman sebaya pasti ada kekurangan dan
kelebihan. Apakah kekurangan tersebut dapat diperbaiki atau tidak. Ingat,
jangan mimpi bahwa anda tidak punya kelemahan.
b. Tumbuh dan berkembang baik fisik dan psikologis dan puncaknya adalah
aktualisasi diri
c. Integrasi
Harus mempunyai satu kesatuan yang utuh. Jangan hanya menonjolkan yang
positif saja tapi yang negatif juga merupakan bagian anda. Jadi seluruh aspek
merupakan satu kesatuan.
d. Otonomi
Orang dewasa harus mengambil keputusan untuk diri sendiri dan menerima
masukan dari orang lain dengan keputusan sendiri sehingga keputusan
pasienpun bukan diatur oleh perawat tapi mereka yang memilih sendiri
e. Persepsi sesuai dengan kenyataan
Stressor sering dimulai secara tidak akurat. Contoh: putus pacar karena
perbedaan adat
f. A. H. Maslow
Bila kebutuhan dasar terpenuhi maka akan tercapai aktualisasi diri. Cirinya
adalah:
1) Persepsi akurat terhadap realitas
2) Menerima diri orang lain, dan hakekat manusia tinggi
3) Mewujudkan spontanitas
4) Promblem centered yang akhirnya memerlukan self centered
5) Butuh privasi
6) Otonomi dan mandiri
7) Penghargaan baru, hal ini bersifat dinamis sehingga mampu
memperbaiki diri
8) Mengalami pengalaman pribadi yang dalam dan tinggi
9) Berminat terhadap kesejahteraan manusia
10) Hubungan intim dengan orang terdekat
11) Demokrasi
12) Etik kuat
13) Humor/tidak bermusuhan
14) Kreatif
15) Bertahan atau melawan persetujuan asal bapak senang

C. Pengertian Keperawatan Kesehatan Jiwa


1. Menurut Dorothy, Cecelia
Perawatan Psikiatric/Keperawatan Kesehatan Jiwa adalah proses dimana
perawat membantu individu/kelompok dalam mengembangkan konsep diri yang
positif, meningkatkan pola hubungan antar pribadi yang lebih harnonis serta
agar berperan lebih produktif di masyarakat.
2. Menurut ANA
Keperawatan Jiwa adalah area khusus dalam praktek keperawatan yang
menggunakan ilmu tingkah laku manusia sebagai dasar dan menggunakan diri
sendiri secara terapeutik dalam meningkatkan, mempertahankan, memulihkan
kesehatan mental klien dan kesehatan mental masyarakat dimana klien berada
3. Menurut Kaplan Sadock
Proses interpersonal yang berupaya untuk meningkatkan dan mempertahankan
prilaku yang akan mendukung integrasi. Pasien atau klien dapat berupa individu,
keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas
4. Caroline dalam Basic Nursing, 1999
Keahlian perawat kesehatan mental adalah merawat seseorang dengan
penyimpangan mental, dimana memberikan kesempatan kepada perawat untuk
mengoptimalkan kemampuannya, harus peka, memiliki kemampuan untuk
mendengar, tidak hanya menyalahkan, memberikan penguatan atau dukungan,
memahami dan memberikan dorongan.
5. Menurut Stuart Sundeen
Keperawatan mental adalah proses interpersonal dalam meningkatkan dan
mempertahankan perilaku yang berpengaruh pada fungsi integrasi. Pasien
tersebut biasa individu, keluarga, kelompok, organisasi atau masyarakat. Tiga
area praktik keperawatan mental yaitu perawatan langsung, komunikasi dan
management.

D. Peran Perawat Kesehatan Jiwa


1. Menurut Weiss (1947) yang dikutip oleh Stuart Sundeen dalam Principles and
Practice of Psychiatric Nursing Care (1995), peran perawat adalah
sebagai Attitude Therapy, yakni:
a. Mengobservasi perubahan, baik perubahan kecil atau menetap yang terjadi
pada klien
b. Mendemontrasikan penerimaan
c. Respek
d. Memahami klien
e. Mempromosikan ketertarikan klien dan beradaptasi dalam interaksi
2. Sedangkan menurut Peplau, peran perawat meliputi:
a. Sebagai pendidik
b. Sebagai pemimpin dalam situasi yang bersifat lokal, nasional dan
internasional
c. Sebagai ”surrogate parent”
d. Sebagai konselor.
e. Dan yang lain dari peran perawat adalah:
f. Bekerjasama dengan lembaga kesehatan mental
g. Konsultasi dengan yayasan kesejahteraan
h. Memberikan pelayanan pada klien di luar klinik
i. Aktif melakukan penelitian
j. Membantu pendidikan masyarakat.

E. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
2. Perawat perlu mengkaji data demografi, riwayat kesehatan dahulu, kegiatan
hidup klien sehari-hari, keadaan fifik, status mental, hubungan interpersonal
serta riwayat personal dan keluarga
a. Data demografi
Pengkajian data demografi meliputi nama, tempat dan tanggal lahir klien,
pendidikan, alamat orang tua, serta data lain yang dianggap perlu diketahui.
Riwayat kelahiran, alergi, penyakit dan pengobatan yang pernah diterima
klien, juga perlu dikaji. Selain itu kehidupan sehari-hari klien meliputi
keadaan gizi termasuk berat badan, jadwal makan dan minat terhadap
makanan tertentu, tidur termasuk kebiasaan dan kualitas tidur, eliminasi
meliputi kebiasaan dan masalah yang berkaitan dengan eliminasi, kecacatan
dan keterbatasan lainnya.
b. Fisik
Dalam pengkajian fisik perlu diperiksa keadaan kulit, kepala rambut, mata,
telinga, hidung, mulut, pernapasan, kardiovaskuler, musculoskeletal dan
neurologis klien. Pemeriksaan fisik lengkap saat diperlukan untuk mengetahui
kemungkinan pengaruh gangguan fisik terhadap perilaku klien. Misalnya
klien yang menderita DM atau asma sering berperilaku merusak dalam
usahanya untuk mengendalikan lingkungan. Selain itu hasil pemeriksaan fisik
berguna sebagai dasar dalam menentukan pengobatan yang diperlukan.
Bahkan untuk mengetahui kemungkinan bekas penganiayaan yang pernah
dialami klien.
c. Status mental
Pemeriksaan status mental klien bermanfaat untuk memberikan gambaran
mengenai fungsi ego klien. Perawat membandingkan perilaku dengan tingkat
fungsi ego klien dari waktu ke waktu. Oleh karena itu status mental klien
perlu dikaji setiap waktu dengan suasana santai bagi klien.
Pemeriksaan status mental meliputi: keadaan emosi, proses berfikir dan isi
pikir, halusinasi dan persepsi, cara berbicara dan orientasi, keinginan untuk
bunuh diri dan membunuh. Pengkajian terhadap hubungan interpersonal klien
dilihat dalam hubungannya dengan orang lain yang penting untuk mengetahui
kesesuaian perilaku dengan usia. Pertanyaan yang perlu diperhatikan perawat
ketika mengkaji hubungan interpersonal klien antara lain:
1) Apakah klien berhubungan dengan orang lain dengan usia sebanya dan
dengan jenis kelamin tertentu.
2) Apa posisi klien dalam struktur kekuasaan dalam kelompok
3) Bagaimana ketermpilan sosial klien ketika menjalin dan berhubungan
dengan orang lain.
4) Apakah klien mempunyai teman dekat.
d. Riwayat personal dan keluarga
Riwayat personal dan keluarga meliputi faktor pencetus masalah, tumbuh
kembang klien, biasanya dikumpulkan oleh tim kesehatan. Data ini sangat
diperlukan untuk mengerti perilaku klien dan membantu menyusun tujuan
asuhan keperawatan.
Pengumpulan data keluarga merupakan bagian penting dari pengkajian
melalui pengalihan fokus dari klien sebagai individu ke sistem keluarga. Tiap
anggota keluarga di beri kesempatan untuk mengidentifikasi siapa yang
bermasalah dan apa yang telah dilakukan oleh keluarga untuk menyelesaikan
masalah tersebut.
ANAK USIA PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL INFANT (0 -18 ) BULAN:
RASA PERCAYA VS TIDAK PERCAYA

A. Pengertian
Perkembangan psikososial anak usia infant adalah proses perkembangan bayi
(0–18 ) bulan, ditandai dengan pemupukan rasa percaya pada orang lain yang
diawali dengan kepercayaan terhadap orangtua (pengasuh), khususnya ibu. Rasa
aman secara fisik dan psikologis berperan penting dalam pembentukan rasa percaya
bayi.

B. Diagnosa Keperawatan
Potensial mengembangkan rasa percaya

C. Intervensi Keperawatan
a. Tujuan
Untuk bayi :
1) Merasa aman dan nyaman
2) Dapat mengembangkan rasa percaya

Untuk keluarga
1) Menjelaskan perilaku yang menggambarkan bayi yang normal dan
menyimpang.
2) Menjelaskan cara menstimulasi perkembangan rasa percaya anaknya.
3) Mendemonstrasikan dan melatih cara memfasilitasi perkembangan rasa
percaya.
4) Merencanakan tindakan untuk menstimulasi perkembangan rasa percaya
anaknya.

b. Tindakan Keperawatan
Untuk perkembangan psikososial bayi :
1) Panggil bayi sesuai namanya.
2) Gendong dan memeluk saat bayi menangis.
3) Pada saat bayi menangis segera cari kebutuhan dasar yang terganggu (lapar,
haus, basah dan sakit).
4) Memenuhi kebutuhan rasa aman dan nyaman bayi.
5) Ajak bayi bermain.
Untuk keluarga
1) Informasikan pada keluarga perilaku bayi yang menggambarkan bayi normal
dan menyimpang, karakteristik perilaku bayi normal:
a) Tersenyum atau tertawa senang ketika ibunya datang menghampiri.
b) Menangis ketika ditinggalkan oleh ibunya.
c) Menangis saat merasa tidak nyaman ( basah, lapar, haus, sakit dan gerah).
d) Memperhatikan/memandang wajah ibu/orang yang mengajak bicara.
e) Mencari suara ibu/orang lain yang memanggilnya.
f) Memeluk tubuh ibu/orang lain saat digendong.
g) Menangis saat digendong orang yang tidak dikenalnya.
h) Menolak saat akan digendong orang yang tidak dikenalnya.
2) Informasikan cara menstimulasi perkembangan rasa percaya anak dengan
cara menjaga kenyamanan dan keamanan/keselamatan bayi.
3) Mendemonstrasikan dan melatih keluarga cara menstimulasi perkembangan.
4) Memberi kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara menjaga
kenyamanan, keamanan dan keselamatan bayi.
ANAK USIA PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL TODDLER (18 – 36) BULAN :
KEMANDIRIAN VS RAGU-RAGU/MALU

A. Pengertian
Perkembangan psikososial pada usia kanak-kanak usia 18 bulan – 3 tahun,
adalah proses perkembangan kemampuan anak untuk mengembangkan
kemandirian dengan cara memberi kebebasan dan membiarkan anak untuk
mempelajari dunianya. Bila anak tidak difasilitasi untuk kebutuhanya, seperti
terlalu dilindungi atau dikendalikan, maka anak anak akan merasa ragu-ragu, takut,
tidak berani dan malu untuk melakukan aktifitasnya sehingga anak akan
bergantung pada orang lain. Sebab itu penting bagi orangtua atau pengasuh untuk
memahami dan memiliki kemampuan dalam menstimulasi anak untuk mencapai
tugas perkembangannya yaitu kemandirian.

B. Diagnosa Keperawatan
Potensial mengembangkan kemandirian

C. Batasan Karakteristik
1. Bergaul dan mandiri :
a. Mengenal dan mengakui namanya
b. Sering menggunakan kata “jangan/tidak/nggak”
c. Banyak bertanya tentang hal/benda yang asing baginya (api, air, ketinggian,
warna dan bentuk benda)
d. Mulai melakukan kegiatan sendiri dan tidak mau diperintah misalnya minum
sendiri, makan sendiri, berpakaian sendiri.
e. Bertindak semaunya sendiri dan tidak mau diperintah
f. Mulai bergaul dengan orang lain tanpa diperintah
g. Mulai bermain dan berkomunikasi dengan anak lain diluar keluarganya.
h. Hanya sebentar mau berpisah dengan orangtua.
i. Menunjukkan rasa suka dan tidak suka.
j. Mengikuti kegiatan keagamaan yang dilakukan keluarga
k. Mampu menyatakan akan buar air besar dan buang air kecil
2. Motorik kasar
Berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan selama paling sedikit 2 hitungan.
3. Motorik halus
Mampu membuat garis lurus.
4. Berbicara, berbahasa dan kecerdasan :
Mampu menyatakan keinginan paling sedikit dengan 2 kata.

D. Intervensi Keperawatan
Tujuan :
Untuk anak
a. Mengembangkan rasa kemandirian dalam melakukan kegiatan sehari - hari.
b. Bekerjasama dan memperlihatkan kelebihan diri diantara orang lain.

Tindakan keperawatan bagi kanak-kanak


a. Latih anak-anak melakukan kegiatan secara mandiri.
b. Puji keberhasilan yang dicapai anak
c. Tidak menggunakan kata yang memerintah tetapi memberikan alternatif untuk
memilih.
d. Hindari suasana yang membuatnya bersikap negatif (memisahkan dengan
orangtuanya, mengambil mainannya, memerintah untuk melakukan sesuatu)
e. Tidak menakut-nakuti dengan kata-kata maupun perbuatan.
f. Berikanan mainan sesuai usianya (boneka, mobil-mobilan, balon, bola, kertas
gambar dan pensil warna )
g. Saat anak mengamuk (temper tantrum) pastikan ia aman dari bahaya cedera
kemudian tinggalkan, awasi dari jauh.
h. Beritahu tindakan-tindakan yang boleh dan tidak boleh dilakukan, yang baik dan
yang buruk dengan kalimat positip.
Contoh :
1) Mau tidak permen Ita diambil orang? Kalau begitu Ita juga tidak boleh
mengambil permen Anto.
2) Supaya cantik bila akan pergi Ita harus memakai baju yang rapi.
i. Libatkan anak dalam kegiatan-kegiatan keagamaan
Tujuan:
Untuk keluarga
a. Menjelaskan perilaku yang menggambarkan perkembangan psikososial
b. Menjelaskan cara menstimulasi perkembangan anaknya (kemandirian)
c. Mendemonstrasikan dan melatih cara memfasilitasi perkembangan kemandirian
anak
d. Merencanakan tindakan untuk menstimulasi perkembangan kemandirian

Tindakan keperawatan untuk keluarga


Informasikan pada keluarga cara yang dapat dilakukan untuk :
a. Memfasilitasi perkembangan psikososial anaknya.
1) Berikan aktivitas bermain yang menggali rasa ingin tahu anak seperti
bermain tanah, pasir, lilin, membuat mainan kertas, mencampur warna,
menggunakana cat air, melihat barang, binatang, tanaman, orang yang
menarik perhatiannya dengan tetap menjaga keamanannya.
2) Berikan kebebasan pada anak untuk melakukan sesuatu yang diinginkan
tetapi tetap memberi batasan. Misalnya membolehkan anak memanjat dengan
syarat ada yang mendampingi/mengawasi atau mengajarkan cara agar tidak
jatuh.
3) Menstimulasi /latihan perkembangannya :
a) Melatih anak melompat ke depan dengan kedua kaki diangkat bersamaan.
b) Mengajak anak bermain menumpuk dan menyusun balok /kubus/ kotak
menjadi “menara”, “jembatan” dan lain-lain.
c) Melatih anak memilih dan mengelompokkan benda menurut jenisnya.
(kancing, kelereng, uang logam dan lain-lain)
d) Melatih anak menghitung jumlah benda
e) Melatih anak mencocokan gambar dengan benda sesungguhnya,
bicaralah tentang sifatnya, bentuk , warna dan sebagainya.
f) Melatih anak menyebut namanya
g) Melatih anak menyebut nama benda dan mengenal sifatnya.
h) Melatih mencuci tangan/kaki dan mengeringkannya sendiri.
i) Memberi kesempatan kepada anak, untuk memilih baju yang akan
dipakai

ANAK USIA PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL PRA SEKOLAH (3 - 6)


TAHUN : INISIATIF VS RASA BERSALAH

A. Pengertian
Adalah tahap perkembangan anak usia 3-6 th dimana pada usia ini anak akan
belajar berinteraksi dengan orang lain, berfantasi dan berinisiatif, pengenalan
identitas kelamin, meniru

B. Batasan Karakteristik:
1. Anak suka mengkhayal dan kreatif
2. Anak punya inisiatif bermain dengan alat-alat dirumah
3. Anak suka bermain dengan teman sebaya
4. Anak mudah berpisah dengan orang tua
5. Anak mengerti mana yang benar dan yang salah
6. Anak belajar merangkai kata dan kalimat
7. Anak mengenal berbagai warna
8. Anak membantu melakukan pekerjaan rumah sederhana
9. Anak mengenal jenis kelaminnya
10. Belajar ketrampilan baru melalui permainan

C. Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan data yang didapat melalui wawancara, observasi, maka perawat dapat
merumuskan diagnosa keperawatan sebagai berikut: Potensial mengembangkan
rasa inisiatif

D. Rencana Tindakan Keperawatan Pasien


Tujuan
1. Mempertahankan pemenuhan kebutuhan fisik yang optimal
2. Mengembangkan ketrampilan motorik kasar dan halus
3. Mengembangkan ketrampilan berbahasa
4. Mengembangkan ketrampilan adaptasi psikososial
5. Pembentukan indentitas dan peran sesuai jenis kelamin
6. Mengembangkan kecerdasan
7. Mengembangkan nilai-nilai moral
8. Meningkatkan peran serta keluarga dalam meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan

Tindakan keperawatan
1. Pemenuhan kebutuhan fisik yang optimal
a. Kaji pemenuhan kebutuhan fisik anak
b. Anjurkan pemberian makanan dengan gizi yang seimbang
c. Kaji pemberian vitamin dan imunisasi ulangan (booster)
d. Ajarkan kebersihan diri
2. Mengembangkan ketrampilan motorik kasar dan halus
a. Kaji kemampuan motorik kasar dan halus anak
b. Fasilitasi anak untuk bermain yang menggunakan motorik kasar (kejar-
kejaran, papan seluncur, sepeda, sepak bola, tangkap bola dll)
c. Fasilitasi anak untuk kegiatan dengan menggunakan motorik halus (belajar
menggambar, menulis, mewarna, menyusun balok dll)
d. Menciptakan lingkungan aman dan nyaman bagi anak untuk bermain di
rumah
3. Mengembangkan ketrampilan bahasa
a. Kaji ketrampilan bahasa yang dikuasai anak
b. Berikan kesempatan anak bertanya dan bercerita
c. Sering mengajak komunikasi
d. Ajari anak belajar membaca
e. Belajar bernyanyi
4. Mengembangkan ketrampilan adaptasi psikososial
a. Kaji ketrampilan adaptasi psikososial anak
b. Berikan kesempatan anak bermain dengan teman sebaya
c. Berikan dorongan dan kesempatan ikut perlombaan
d. Latih anak berhubungan dengan orang lain yang lebih dewasa

5. Membentuk indentitas dan peran sesuai jenis kelamin


a. Kaji identitas dan peran sesuai jenis kelamin
b. Ajari mengenal bagian-bagian tubuh
c. Ajari mengenal jenis kelamin sendiri dan membedakan dengan jenis kelamin
anak lain
d. Berikan pakaian dan mainan sesuai jenis kelamin
6. Mengembangkan kecerdasan
a. Kaji perkembangan kecerdasan anak
b. Bimbing anak dengan imajinasinya untuk menggali kreatifitas, bercerita
c. Bimbing anak belajar ketrampilan baru
d. Berikan kesempatan dan bimbing anak membantu melakukan pekerjaan rumah
sederhana
e. Ajari pengenalan benda, warna, huruf, angka
f. Latih membaca, menggambar dan berhitung
7. Mengembangkan nilai moral
a. Kaji nilai-nilai moral yang sudah diajarkan pada anak
b. Ajarkan dan latih menerapkan nilai agama dan budaya yang positif
c. Kenalkan anak terhadap nilai-nilai mana yang baik dan tidak
d. Berikan pujian atas nilai-nilai positif yang dilakukan anak
e. Latih kedisplinan
8. Meningkatkan peran serta keluarga dalam meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan
a. Tanyakan kondisi pertumbuhan dan perkembangan anak
b. Tanyakan upaya yang sudah dilakukan keluarga terhadap anak
c. Berikan reinforcement atas upaya positif yang sudah dilakukan keluarga
d. Anjurkan keluarga untuk tetap rutin membawa anaknya ke fasilitas kesehatan
(posyandu, puskesmas dll)
e. Anjurkan pada keluarga untuk memberikan makan bergizi seimbang
f. Berikan pendidikan kesehatan tentang tugas perkembangan normal pada usia
pra sekolah
g. Berikan informasi cara menstimulasi perkembangan pada usia pra sekolah
DAFTAR PUSTAKA

Potter, Patricia A. and Perry, Anee G. (1985). Fundamentals of Nursing concept,


process, and practice. St. Louis : The C.V. Mosby Company

Spesialis Jiwa FIK 2005-2007 dan tim pengajar spesialis jiwa (2008). Draft Standar
Asuhan Keperawatan Program Spesialis Jiwa. Jakarta : Program Magister
Keperawatan Jiwa FIK UI

Anda mungkin juga menyukai