NIM : P1337420918099
1. Keratin adalah serat protein yang berfungsi sebagai struktur utama pembentuk
lapisan luar kulit manusia.
2. Korpuskula ruffini adalah saraf yang berfungsi sebagai reseptor panas.
3. Freckle (bintik hitam) adalah melanin yang terkonsentrasi di suatu tempat di kulit
yang menyebabkan kulit terlihat ada bintik-bintik hitam.
4. Kelenjar keringat adalah kelenjar di dalam kulit yang berfungsi mengeluarkan
keringat. Fungsi kelenjar keringat adalah sebagai salah satu alat ekskresi berupa
keringat dan untuk mendinginkan suhu tubuh.
5. Korpuskula meissner’s adalah saraf yang berfungsi sebagai reseptor rabaan.
6. Korpuskula pacini adalah saraf yang berfungsi sebagai reseptor tekanan.
7. Kolagen dan serat elastik adalah salah satu jenis protein yang berfungsi untuk
mengencangkan kulit.
8. Epidermis adalah lapisan terluar kulit yang berisi jaringan epitel pipih berlapis
banyak. Fungsi epidermis adalah melindungi tubuh dari bakteri, sinar UV, dan
berbagai zat kimia dari luar tubuh.
9. Dermis adalah lapisan kulit yang terletak di antara epidermis dan jaringan ikat
(subkutaneus). Fungsi dermis sangat beragam mulai dari tempat saraf reseptor, tempat
akar rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar minyak.
10. Subkutaneus (jaringan subkutan) adalah lapisan terbawah kulit yang terdapat
jaringan lemak dan pembuluh darah besar. Fungsi subkutaneus adalah sebagai
penghangat tubuh.
11. Korpuskula krause adalah saraf yang berfungsi sebagai reseptor dingin.
12. Pembuluh darah berfungsi untuk mengalirkan darah ke seluruh bagian kulit.
13. Bulbus rambut adalah bagian akar rambut yang menggembung dan mengandung sel
yang aktif membentuk rambut. Fungsi bulbus rambut adalah untuk memanjangkan
rambut.
14. Kelenjar apokrin adalah kelenjar keringat yang salurannya terletak di rambut dan
biasanya terdapat di lipatan tubuh. Fungsi kelenjar apokrin adalah untuk melicinkan
bagian lipatan tubuh tersebut supaya tidak terjadi gesekan.
15. Folikel rambut adalah tempat tumbuhnya rambut. Fungsi folikel rambut adalah
sebagai tempat untuk menumbuhkan rambut.
16. Otot erektor adalah otot yang terdapat di rambut. Fungsi otot erektor adalah untuk
mengatur gerakan rambut pada kulit.
17. Kelenjar minyak (kelenjar sebacea) adalah kelenjar eksokrin di kulit yang
mengeluarkan cairan seperti miyak atau lilin yang disebut sebum. Fungsi kelenjar
minyak adalah untuk meminyaki kulit dan rambut supaya tetap lembab.
18. Melanosit adalah sel-sel yang terletak di lapisan bawah epidermis kulit. Fungsi
melanosit adalah sebagai pigmen yang mengatur warna kulit.
19. Korpuskula ujung saraf adalah saraf yang berfungsi sebagai reseptor rasa
nyeri/sakit.
20. Granula pigmen adalah pigmen yang berfungsi untuk menentukan warna kulit
B. Fase Penyembuhan Luka
Fase penyembuhan luka dapat terbagi menjadi fase inflamasi, proliferasi, dan
maturasi dimana jangka waktu terjadinya proses tersebut dapat dilihat pada gambar 1..
3. Fase maturasi
Terjadi mulai dari hari ke 8 hingga bulanan
Pada fase ini, dimulai penyusunan kembali komponen kolagen dengan cara
degradasi kolagen oleh matriks metaloproteinase sehingga terjadi
keseimbangan antara sintesis dan lisis dari kolagen.
terjadi pula pergeseran komposisi matriks sehingga menjadi dominan fibril
yang menyebabkan kekuatan dari jaringan bertambah, dan kemudian akan
menjadi luka yang matur (avaskular dan aselular).
C. Derajat Luka
Klasifikasi luka bakar menurut kedalaman
1. Luka bakar derajat I
Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis superfisial, kulit kering hiperemik, berupa
eritema, tidak dijumpai pula nyeri karena ujung –ujung syaraf sensorik teriritasi,
penyembuhannya terjadi secara spontan dalam waktu 5 -10 hari (Brunicardi et al.,
2005).
2. Luka bakar derajat II
Kerusakan terjadi pada seluruh lapisan epidermis dan sebagai lapisan dermis, berupa
reaksi inflamasi disertai proses eksudasi. Dijumpai pula, pembentukan scar, dan nyeri
karena ujung –ujung syaraf sensorik teriritasi. Dasar luka berwarna merah atau pucat.
Sering terletak lebih tinggi diatas kulit normal (Moenadjat, 2001).
a. Derajat II Dangkal (Superficial)
1) Kerusakan mengenai bagian superficial dari dermis.
2) Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea
masih utuh.
3) Bula mungkin tidak terbentuk beberapa jam setelah cedera, dan luka bakar
pada mulanya tampak seperti luka bakar derajat I dan mungkin terdiagnosa
sebagai derajat II superficial setelah 12-24 jam
4) Ketika bula dihilangkan, luka tampak berwarna merah muda dan basah.
5) Jarang menyebabkan hypertrophic scar
6) Jika infeksi dicegah maka penyembuhan akan terjadi secara spontan kurang
dari 3 minggu (Brunicardi et al., 2005).
b. Derajat II dalam (Deep)
1) Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis
2) Organ-organ kulit seperti folikel-folikel rambut, kelenjar keringat,kelenjar
sebasea sebagian besar masih utuh.
3) Penyembuhan terjadi lebih lama tergantung biji epitel yang tersisa.
4) Juga dijumpai bula, akan tetapi permukaan luka biasanya tanpak berwarna
merah muda dan putih segera setelah terjadi cedera karena variasi suplay
darah dermis (daerah yang berwarna putih mengindikasikan aliran darah yang
sedikit atau tidak ada sama sekali, daerah yg berwarna merah muda
mengindikasikan masih ada beberapa aliran darah ) (Moenadjat, 2001)
5) Jika infeksi dicegah, luka bakar akan sembuh dalam 3 -9 minggu (Brunicardi
et al., 2005)
c. Luka bakar derajat III (Full Thickness burn)
Kerusakan meliputi seluruh tebal dermis dermis dan lapisan lebih dalam, tidak
dijumpai bula, apendises kulit rusak, kulit yang terbakar berwarna putih dan pucat.
Karena kering, letak nya lebih rendah dibandingkan kulit sekitar. Terjadi
koagulasi protein pada epidermis yang dikenal sebagai scar, tidak dijumpai rasa
nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung –ujung syaraf sensorik mengalami
kerusakan atau kematian. Penyembuhanterjadi lama karena tidak ada proses
epitelisasi spontan dari dasar luka (Moenadjat, 2001).
d. Luka bakar derajat IV
Luka full thickness yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan ltulang
dengan adanya kerusakan yang luas. Kerusakan meliputi seluruh dermis, organ-
organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat
mengalami kerusakan, tidak dijumpai bula, kulit yang terbakar berwarna abu-abu
dan pucat, terletak lebih rendah dibandingkan kulit sekitar, terjadi koagulasi
protein pada epidemis dan dermis yang dikenal scar, tidak dijumpai rasa nyeri dan
hilang sensori karena ujung-ujung syaraf sensorik mengalami kerusakan dan
kematian. penyembuhannya terjadi lebih lama karena ada proses epitelisasi
spontan dan rasa luka (Moenadjat, 2001).
E. Jenis-jenis Luka
Menurut tipenya luka dibedakan menjadi 4 tipe luka yaitu :
1. Clean wound/luka bersih
Clean wound atau luka bersih adalah luka yang dibuat oleh karena tindakan operasi
dengan tehnik steril , pada daerah body wall dan non contaminated deep tissue (
tiroid, kelenjar, pembuluh darah, otak, tulang)
2. Clean contaminated wound
Merupakan luka yang terjadi karena benda tajam, bersih dan rapi, lingkungan tidak
steril atau operasi yang mengenai daerah small bowel dan bronchial.
3. Contaminated wound
Luka ini tidak rapi, terkontaminasi oleh lingkungan kotor, operasi pada saluran
terinfeksi (large bowel/rektum, infeksi broncial, infeksi perkemihan)
4. Infected wound
Jenis luka ini diikuti oleh adanya infeksi, kerusakan jaringan, serta kurangnya
vaskularisasi pada jaringan luka.