Anda di halaman 1dari 6

PORTOFOLIO PENDIDIKAN PROFESI NERS

STASE KEPERAWATAN GERONTIK

OLEH:

Nur Azizah Faelasufah

P1337420918099

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2019
PORTOFOLIO PENDIKAN PROFESI NERS

Praktik profesi keperawatan gerontik yang saya jalani selama 2 minggu di


RSUD Ungaran dan 1 minggu di Panti Wredha Wisma Harapan Asri Banyumanik
berfokus pada klien usia lanjut dengan masalah kesehatan yang bersifat aktual, risiko,
dan potensial serta untuk meningkatkan kualitas hidup klien. Selama 2 minggu di
RSUD Ungaran bayak sekali masalah yang dihadapi klien usia lanjut sehingga
beberapa target kompetensi dapat tercapai. Beberapa masalah yang saya temui yaitu
masalah klien usia lanjut dengan masalah oksigenasi: COPD, hipertensi; lansia dengan
masalah eliminasi: BPH; lansia dengan masalah pemenuhan kebutuhan cairan dan
elektrolit: diare; dan lansia dengan masalah keamanan fisik dan mobilitas fisik:
fraktur. Dalam mengelola klien lansia sangatlah jauh berbeda saat mengelola klien
dewasa. Perlu adanya komunikasi yang lebih dengan penggunaaan kata dan kalimat
yang sesuai dengan kondisi klien sehingga diharapkan saa kita berkomunikasi tidak
menyinggung perasaan klien dan klien menjadi lebih tertutup. Permasalahan lain saat
mengelola klien di RS, klien merasa sendiri dan kurang perhatian karena berada di RS
dan jarang ditunggui oleh keluarganya sehingga klien merasa kurang bersemangat
untuk sembuh. Sehingga kita perlu memberikan dorongan dan motivasi pada klien
untuk tetap bersemangat supaya dapat pulang dan berkumpul lagi dengan keluarganya.

Selama 1 minggu mengelola lansia di Panti Wredha Wisma Harapan Asri


Banyumanik banyak sekali pengalaman yang saya peroleh. Berbeda jauh
permasalahan yang ada pada lansia saat berada di RS yang mayoritas klien mengeluh
sakit fisik dengan permasalahan pada lansia yang ada di Panti yang mayoritas tidak
hanya gangguan fisik tapi juga gangguan psikologi. Rata-rata lansia sudah mengalami
masalah demensia sedang-berat dan depresi ringan-berat. Sebelum saya berkomunikasi
dengan lansia, saya terlebih dahulu bertanya kepada perawat atau pengasuh lansia
untuk mencari tahu karakteristik lansia, apakah lansia menerima orang baru untuk
diajak berkomunikasi atau malah sebaliknya. Sangatlah sulit untuk membuat lansia
menerima kedatangan kita, kita harus sabar dan terus mengajaknya berbicara. Namun
jika lansia sudah terlihat bosan maka jangan paksa klien untuk terus kita ajak
mengobrol karena akan membuat klien malas untuk bertemu dengan kita lagi. Salah
satu klien kelolaan saya yaitu Ny. P berusia 80 tahun yang memiliki riwayat DM dan
osteoartritis. Pada hari pertama pengkajian diddapatkan data bahwa klein mengeluh
kaki sering mengalami kesemutan. Hasil pemeriksaan GDS yaitu 140 mg/dL. Klien
mengatakan jika lutut kaki kanan terasa nyeri (P=osteoatritis, Q = seperti ditusuk-
tusuk, R = lutut kaki kanan, S = 3, T = hilang timbul). Klien menggunakan alat bantu
walker dalam aktivitasnya. Hal ini dikarenakan kekuatan otot ektremitas bawah yang
sudah mengalami penurunan yaitu skala 4.

Hasil pengkajian didapatkan hasil bahwa MMSE menunjukkan skor 27 yang


berarti bahwa klien belum mengalami demensia atau klien masih normal, hasil
pengkajian keseimbangan lansia BBS menunjukkan skor 9 yang berarti bahwa klien
memiliki risiko tinggi jatuh, dan hasil pengkajian kemandirian lansia Barthel Indeks
menunjukkan hasil ketergantungan moderat. Ny. P mengatakan jika klien sudah tau
diit makanan yang harus dilakukan untuk mencegah supaya gulanya tidak naik.
Namun klien belum mengetahui aktivitas apa yang harus dilakukan untuk membuat
gulanya tetap stabil dan memperlancar aliran darah ke kakinya sehingga kesemutan
yang dikeluhkan klien dapat sembuh. Untuk itu saya memberikan intervensi yaitu
latihan senam kaki diabetik untuk mencegah terjadinya kaki diabetik dan melatih
aktivitas klien. Selama 3 hari tindakan Ny. P sudah mampu melakukan tindakan senam
kaki secara mandiri meskipun terkadang lupa akan gerakannya. Kesemutan yang
dirasakan klien juga sudah berkurang dibanding sebelum melakukan senam kaki. Saya
merasa senang karena dapat membantu mengurangi rasa ketidaknyamanan yang klien
rasakan. Namun saya merasa belum puas dalam mengeolala Ny. P karena klien masih
kurang bersosialisasi dengan lansia yang lain. Klien masih senang berada dikamar dan
tidak pernah keluar kamar untuk sekedar mengobrol atau mencari suasana baru.
Sehingga untuk kedepannya perlu adanya motivasi pada Ny. P untuk bisa bersosialiasi
dengan lansia yang lain untuk meningkatkan rasa sosialnya.
REFLEKSI DIRI AKHIR PROFESI NERS
STASE KEPERAWATAN GERONTIK

OLEH:

Nur Azizah Faelasufah

P133742091809

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2019
REFLEKSI DIRI AKHIR PROFESI NERS

1. Selama 3 minggu saya praktik stase keperawatan gerontik dimana 2 minggu praktik
di RSUD Ungaran dan 1 minggu praktik di Panti Wredha Wisma Harapan Asri
Banyumanik, Semarang. Saat berada di RS saya menemukan berbagai masalah
yang dihadapi lansia terutama masalah kesehatan fisik. Jauh berbeda saat berada di
panti dimana permasalahan yang dihadapi lansia sangatlah kompleks. Hampir
semua lansia mengalami demensia dan depresi yang sangat berat karena dibawa ke
panti tanpa persetujuan mereka. Hal terpenting yang saya pelajari selama 3 minggu
praktik yaitu bahwa sangatlah susah untuk melakukan pendekatan kepada lansia
apalagi dengan lansia yang memiliki sikap tertutup pada perawat. Kita harus sabar
dan pelan-pelan untuk dapat akrab dengan lansia. Apalagi lansia yang memiliki
pengalaman yang buruk dengan orang baru, kita harus ekstra sabar dalam
melakukan pendekatan. Belum lagi lansia yang memiliki demensia berat dan juga
mengalami depresi berat, setiap kita mengajak berbicara klien sudah lupa dan terus
mengulangi setiap kalimat yang sedang klien rasakan.
2. Ya, saya ingin mempelaji lebih lanjut terkait demensia dan depresi pada manusia
terutama pada lansia. Karena hampir semua lansia mengalami demensia karena
proses usia yang sudah lanjut.
3. Hal yang paling istimewa yang telah saya pelajari adalah mengenai depresi dan
demensia pada lansia. Karena pada lansia yang memiliki depresi butuh pendekatan
ekstra lebih untuk dapat masuk kedalam kehidupannya. Sedangkan pada lansia
yang mengalami demensia telah terjadi penurunan kemampuan fungsi otak, seperti
berkurangnya daya ingat, menurunnya kemampuan berpikir, memahami sesuatu,
melakukan pertimbangan, dan memahami bahasa, serta menurunnya kecerdasan
mental sehingga perlu adanya pendekatan lebih. Pada salah satu klien yang saya
kelola ada yang mengalami demensia berat, klien sering menceritakan anak-
anaknya yang sudah sukses akan tetapi tidak mau merawatnya. Klien terlihgat
terbuka dan welcome kepada kami sehingga asuhan keperawatan yang kami
berikan dapat dengan mudah diterima meskipun kita harus berungkali
melakukannya karena demensia yang dimiliki klien sudah sangat berat.
4. Yang ingin saya pelajari yang akan datang yaitu bagaimana merawat lansia yang
memiliki harga diri rendah sehingga klien lebih suka menyendiri dan kurang
bersosialisasi dengan orang lain. Klien yang memiliki harga diri rendah pasti lebih
suka bersikap ekstrofet sehingga saya ingin mengetahui bagaimana cara kita
melakukan pendekatan dan menaikkan harga dirinya.

Anda mungkin juga menyukai