Oleh:
Indah R. I. Amfotis
KUPANG
2015
BAB 1
B. Klasifikasi
Stroke dapat diklasifikasikan menurut patologi dan gejala kliniknya, yaitu :
a. Stroke Haemoraghi
Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan
subarachoid. Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada
daerah otak tertentu. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas
atau saat sakit, namun bisa juga terjadi saat aktif, namun bisa juga
terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun. Stroke
hemoragi adalah disfungsi neurologi vokal yang akut dan disebabkan
oleh perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara spontan
bukan oleh karena trauma kapitis, disebabkan oleh karena pecahnya
pembuluh arteri, vena dan kapiler. (Widjaja, 1994)
Perdarahan otak dibagi 2 yaitu :
1) Perdarahan intraserebral : pecahnya pembuluh darah
(mikroaneurisma) terutama karena hipertensi mengakibatkan
darah masuk kedalam jaringan otak, membentuk massa yang
menekan jaringan otak dan menimbulkan edema otak.
Peningkatan TIK yang cepat, dapat mengakibatkan kematian
mendadak karena hipertensi sering dijumpai di daerah putamen,
thalamus, pons dan serebelum(Siti Rohani, 2000)
2) Perdarahan subarachnoid : perdarahan ini berasal dari pecahnya
aneurisma berry atau AVM. Aneurisma yang pecah ini berasal
dari pembuluh darah sirkulasi Willisi dan cabang-cabangnya yang
terdapat diluar parenkim otak (Juwono 1993 ;19). Pecahnya arteri
dan keluarnya ke ruang subarachoid meyebabkan TIK meningkat
mendadak, meregangnya struktur peka nyeri dan vasospasme
pembuluh darah serebral yang berakibat disfungsi otak global
(nyeri kepala, penurunan kesadaran) maupun vokal (hemiparese,
gangguan hemi sensorik , afasia, dll). (Symposium Nasional
Keperawatan Perhimpunan Perawat Bedah Syaraf Indonesia, Siti
Rohani 2000).
b. Stroke Non Hemorhagic (CVA Infrak)
Dapat berupa iskemia atau emboli dan thrombosis serebral, biasanya
terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi
hari. Tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang
menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder.
Kesadaran umumnya baik .
Menurut perjalanan penyakit atau stadiumya :
1) TIA (Trans Iskemik Attack)
Gangguan neurologis setempat yang terjadi selama beberapa
menit sampai beberapa jam saja. Gejala yang timbul akan hilang
dengan spontan dan sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam.
2) Stroke involusi
Stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana gangguan
neurologis terlihat semakin berat dan bertambah buruk. Proses
dapat berjalan 24 jam atau beberapa hari.
3) Stroke komplit
Gangguan neurologi yang timbul sudah menetap dan permanen.
Sesuai dengan istilah stroke komplit dapat diawali oleh serangan
TIA berulang . (Andra Safery Wijaya & Yessie Mariza Putri, 31-
31:2013)
C. Etiologi
Menurut Smeltzer (2001) stroke biasanya daikibatkan dari salah satu dari
empat kejadian yaitu sebagai berikut:
a. Thrombosis serebral
Aterosklerosis serebral dan perlambatan sirkulasi serebral adalah
penyebab utama thrombosis serebral yang merupakan penyebab
paling umum dari stroke (Smeltzer , 2005). Tanda-tanda thrombosis
serebral bervariasi. Sakit kepala adalah onset yang tidak umum.
Beberapa pasien dapat mengalami pusing, perubahan kognitif, atau
kejang,dan beberapa mengalami onset yang tidak dapat dibedakan
dari hemoragi intraserebral atau embolisme serebral. Secara umum
thrombosis serebral tidak terjadi dengan tiba-tiba dan kehilangan
bicara sementara, hemiplegia, atau parestesiapada setengah tubuh
dapat mendahului onset paralisis berat pada beberapa jam atau hari.
b. Embolisme serebral
Embolisme serebri termasuk ururtan kedua dari berbagai penyebab
utama stroke. Penderita embolisme biasanya lebih muda
dibandingkan dengan penderita thrombosis. Kebanyakan emboli
serebri berasal dari suatu thrombus dalam jantung sehingga masalah
yang dihadapi sesungguhnya merupakan perwujudan penyakit
jantung (Price, 2005)
Embolus biasanya menyumbat arteri serebral tengah atau cabang-
cabangnya sehingga merusak sirkulasi serebral. Onset hemiparesis
atau hemiplegia tiba-tiba dengan afasia, tanpa afasia, atau kehilangan
kesadaran pada pasien dengan penyakit jantung atau pulmonal
adalah karakteristik dari embolisme serebral.
c. Iskemia serebral
Iskemia serebral (insufisiensi suplai darah ke otak) terutama karena
konstriksi ateroma pada arteri yang menyuplai darah ke otak.
d. Hemoragi serebral
Hemoragi dapat terjadi diluar durameter (hemoragi ekstra dular atau
epidular) dibawah durameter (hemoragi subdural), diluar
subarachnoid atau dalam subtansial otak (hemoragi intraserebral)
(Price, 2005).
a) Hemoragi ektradular (hemoragi epidural) adalah kedaruratan
bedah neuro yang memerlukan perawatan segera. Keadaan ini
biasanya mengikuti fraktur tengkorak dengan robekan arteri
tengah dan arterimeninges lain, dan pasien harus diatasi dalam
beberapa jam cedera untuk mempertahankan hidup
b) Hemoragi subdural pada dasarnya sama dengan hemoragi
epidural, kecuali bahwa hematomasubdural biasanya jembatan
vena robek. Oleh karena itu, periode pembentukan hematoma
lebih lama dan menyebabkan tekanan pada otak. Beberapa
pasien mungkin mengalami hemoragi subdural kronik tanpa
menunjukkan tanda atau gejala.
c) Hemoragi subaraknoid dapat terjadi sebagai akibat trauma atau
hipertensi, tetapi penyebab paling tersering adalah kebocoran
aneurisme pada area sirkulus Willisi dan malformasi arteri vena
congenital pada otak.
d) Hemoragi intraserebral adalah perdarahan di substansi dalam
otak, paling umum terjadi pada pasien dengan hipertensi dan
aterosklerosis serebral disebabkan oleh perubahan degeneratif
karena penyakit ini biasanya menyebabkan ruptur pembuluh
darah. Biasanya onset tiba-tiba, dengan sakit kepala berat. Bila
hemoragi membesar, makin jelas defisit neurologik yang terjadi
dalam bentuk penurunan kesadaran dan abnormalitas pada tanda
vital.
(Tutu April Ariyani, 44-45; 2012)
D. Faktor resiko
a. Hipertensi
b. Penyakit kardiovaskuler
c. Diabetes Melitus
d. Merokok
e. Alkoholik
f. Peningkatan kolesterol
g. Obesitas
E. Patofisiogi Pathway dan Respon Masalah Keperawatan (WOC)
Hipertensi DM Hiperkolesterolemia
Stress, alkohol, Aterosklerosis
Retensi natrium
dan air
Curah
jantung
Tekanan vascular
serebral
Ruptur serebral
Perdarahan
serebral
Stroke
B2
B1
Hipoksia serebral Stroke hemoragik:
perdarahan di otak
Penurunan konsentrasi
Penumpukan sekret dalam Penurunan sirkulasi Peningkatan kerja jantung
oksigen di otak (hipoksia
tubuh O2 ke perifer
otak)
Peningkatan kontraksi
Suara nafas tambahan, jantung
Bradipnea, CRT > 3
penggunaan otot bantu Iskemik otak detik, bradikardi
pernafasan
Perubahan dalam volume
Penimbunan natrium sekuncup
Ketidakefektifan perfusi
Bersihan jalan nafas tidak jaringan perifer
Tekanan osmotik dalam
efektif Bradikardi, bradipnea,
sel meningkat Peningkatan vasospasme penurunan volume
serebri sekuncup, CRT < 3 dtk
Edema otak Peningkatan pusat pernafasan
Kontriksi arteri
Peningkatan TIK
serebri Transeksi pada
medula spinalis
Penekanan pada syaraf-
Penurunan tekanan
syaraf di dalam otak
darah dengan turunkan
Paralisis saraf IX, X,
aliran darah
XII
Pelepasan mediator
kimiawi
Penurunan aliran Kesulitan dalam
darah ke semua berbicara
Merangsang nociseptor organ termasuk
otak
Hipotalamus Hambatan
komunikasi
verbal
Cortex serebri Otak kekurangan
oksigen
NI N2 N 3, 4, 6 N5 N7 N 9, 10
Hipoksia di otak Hipoksia di otak Hipoksia di otak Hipoksia di otak dan Hipoksia di otak dan
dan peningkatan dan peningkatan dan peningkatan peningkatan TIK peningkatan TIK
TIK TIK TIK
agma
F. Manifestasi klinis
Pada stroke Non Haemoragik gejala utamanya adalah timbulnya defisit
neurologis secara mendadak atau subakut , didahului gejala prodormal,
terjadi pada waktu istirahat atau bangun pagi dan kesadaran biasanya tak
menurun, kecuali bila embolus cukup besar. (Mansjoer, 2000).
Menurut WHO,dalam International Statistic Of Disiase And Related
Health Problem 10 th Revision, stroke dapat dibagi atas :
a. Perdarahan intraserbral (PIS)
b. Perdarahan subaraknoid (PSA)
Manifestasi klinik dapat berupa :
1) Kelumpuhan wajah dan anggota badan yang timbul mendadak
2) Gangguan sensibilitas pada satrau atau lebih anggota badan
3) Perubahan mendadak status mental
4) Afasia (bicara tidak lancar, kurangnya ucapan atau kesulitan
memahami ucapan
5) Ataksia anggota badan
6) Vertigo, mual, muntah atau nyeri kepala (Mansjoer, 2000).
G. Komplikasi
Komplikasi stroke menurut Satyanegara (1998) adalah sebagai berikut:
1. Komplikasi dini (0-48 jam pertama)
a. Edema serebri: defisit neurologis cenderung memberat, dapat
mengakibatkan peningkatan tekanan intracranial, herniasi, dan
akhirnya menimbulkan kematian
b. Infark miokard: penyebab kematian mendadak pada stroke stadium
awal.
2. Komplikasi jangka pendek (1-14 hari pertama)
a. Pneumonia: akibat imobilisasi lama
b. Infark miokard
c. Emboli paru :cenderung terjadi 7-14 hari pasca stroke, seringkali pada
saat penderita mulai mobilisasi
d. Stroke rekunen: dapat terjadi pada setiap saat.
3. Komplikasi jangka pendek
Stroke rekunen, infark miokard, gangguan vaskular lain:penyakit vaskular
perifer.
Menurut Smeltzer (2001), komplikasi yang terjadi pada pasien stroke yaitu
sebagai berikut :
a. Hipoksia serebral diminimalkan dengan memberi oksigenasi
b. Penurunan darah serebral
c. Embolisme serebral
(Tutu April Ariani,52:2012)
I. Penatalaksanaan
Pendekatan pada terapi darurat memiliki tujuan :
(1) Mencegah cedera otak akut dengan memulihkan perfusi ke daerah
iskemik noninfark,
(2) Membalikan cedera saraf sedapat mungkin dan
(3) Mencegah cedera neurologik lebih lanjut dengan melindungi sel di
daerah penumbra iskemik dari kerusakan lebih lanjut oleh jenjang
glutamat.
Ginsberg, Lionel. 2008. Lecture Notes :Neurologi edisi 8. Jakarta : Penerbit Erlangga
Wijaya, Andra.S dan Yessie M. Putri. 2013. Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan
Dewasa). Yogyakarta : Nuha Medika
Smeltzer & Bare, 2002, “Keperawatan Medical Bedah”, Edisi 8, Volume 3, Jakarta :
EGC
Pudiastuti, Ratna Dewi, 2011, “ Penyakit Pemicu Stroke”, Yogyakarta: Medical Book
Mahdiana, Ratna, 2010, “ Mencegah Penyakit Kronis Sejak Dini”, Yogyakarta: Tora
Book