Oleh:
Indah R. I. Amfotis
BAB 1
KONSEP DASAR PENYAKIT
1. 1 KONSEP DASAR PENYAKIT
A. Defenisi
Stroke atau cedera serebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh terhentinya suplai darah ke bagian otak (Smeltzer & Bare
2011).
Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresif,
cepat berupa defisit neurologis vokal atau global yang berlangsung 24 jam
atau lebih atau langsung menimbulkan kematian. Semata-mata disebabkan
oleh peredaran darah otak non traumatik (Mansjoer, 2000).
Stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat
gangguan fungsi otak baik lokal maupun menyeluruh (global) yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih atau menyebabkan kematian tanpa
adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler
B. Klasifikasi
Stroke dapat diklasifikasikan menurut patologi dan gejala kliniknya, yaitu :
a. Stroke Haemoraghi
Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan
subarachoid. Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada
daerah otak tertentu. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas
atau saat sakit, namun bisa juga terjadi saat aktif, namun bisa juga
terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun. Stroke
hemoragi adalah disfungsi neurologi vokal yang akut dan disebabkan
oleh perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara spontan
bukan oleh karena trauma kapitis, disebabkan oleh karena pecahnya
pembuluh arteri, vena dan kapiler. (Widjaja, 1994)
Perdarahan otak dibagi 2 yaitu :
1) Perdarahan intraserebral : pecahnya pembuluh
darah
jaringan
otak
dan
menimbulkan
edema
otak.
stroke.
Penderita
embolisme
biasanya
lebih
muda
dibawah
durameter
(hemoragi
subdural),
diluar
Stress,
alkohol,
Non
Angiotensi
epinefrin
(hati)
Vasomotor
Pengeluarmedula
Vasokontrik
otak
an
si arteri
aldosteron
aferen
Medulla
oleh
spinalis
korteks asetil kolin
adrenal
Vasokonstrik
Retensi
si
natrium dan
air
GFR
Curah
Pelepasan
jantung
rennin oleh
juksta
glumerular
Tekanan
vascular
serebral
Hipertensi
Aterosklero
sis
Ateroma/pl
ak pada
lumen
areri besar
Penyempitan
lumen
peredaran
darah
Suplai darah,
nutrient dan
O2 ke otak
Iskemia
otak
Kemoresept
or
Ruptur
serebral
Perdarahan
serebral
Stroke
DM
Lipofisis
meningkat
Penumpuk
an lemak
pada
pembuluh
darah
Peningkat
an
tahanan
perifer
Pembentuk
an
thrombus
dan emboli
Emboli
menyumb
at
pembuluh
otak
Hiperkolesterole
mia
LDL dan
VLDL pada
dinding
Matrik
kolagen
pembuluh
dan darah
serabut
elasastis
Kerusaka
Plak fibrosa
n
endostel
pembuluh
darah
Agregasi
trombosit
dan
monosit
Sel otot
polos
bermigrasi
dan
provilerasi
B2
B1
Hipoksia
serebral
Sumbatan aliran
darah ke otak
Pasien datang
dalam keadaan
koma
Penurunan kemampuan
untuk mengelurakan
sputum
Penumpukan sekret
dalam tubuh
Penurunan
sirkulasi darah di
dalam otak
Penurunan
konsentrasi oksigen
di otak (hipoksia
otak)
Iskemik otak
Penimbunan natrium
Tekanan osmotik
dalam sel
meningkat
Edema otak
Stroke
hemoragik:
perdarahan di
otak
Peningkatan TIK
Kompensasi tubuh
dengan lakukan
vasokonstriksi arteri
serebri
Penurunan
sirkulasi O2 ke
Peningkatan kerja
jantung
perifer
Peningkatan kontraksi
jantung
Bradipnea, CRT
Peningkatan
> 3 detik,
vasospasme serebri
bradikardi
Peningkatan pusat
pernafasan
Ketidakefektifan
perfusi jaringan
Perubahan irama
perifer
dalam dan kuat,
peningkatan
pernafasan
Pola nafas tidak
efektif
Perubahan dalam
volume sekuncup
Bradikardi,
bradipnea,
penurunan volume
sekuncup, CRT < 3
dtk
Penurunan curah
B3
perdarahan di
otak
Peningkatan TIK
Penekanan pada
syaraf-syaraf di
dalam otak
Pelepasan mediator
kimiawi
Merangsang
nociseptor
Peningkatan
TIK
Kontriksi arteri
serebri
Hipoksia dan
peningkatan
TIK
Transeksi pada
medula spinalis
Penurunan tekanan
darah dengan
turunkan aliran
darah
Paralisis saraf
IX, X, XII
Kesulitan dalam
berbicara
Penurunan
aliran darah ke
semua organ
termasuk otak
Hambatan
komunikasi
verbal
Hipotalamus
Cortex serebri
Sistem saraf
pusat
Nyeri kepala
Ekspresi meringis,
gelisah
Gangguan rasa nyaman:
nyeri
Otak
kekurangan
oksigen
Penurunan kesadaran
(konfusi, delirium, letargi,
stupor, atau koma)
Gangguan perfusi
jaringan serebral
Risiko cidera
B3
NI
N
2
N 3, 4,
6
N5
N7
N 9,
10
Hipoksia di otak
Hipoksia di otak
Hipoksia di otak
dan peningkatan
dan peningkatan
dan peningkatan
peningkatan TIK
peningkatan TIK
TIK
TIK
TIK
Iskemia dan
penekanan pada
Transeksi
pada
medula spinalis
saraf optikus
Paralisis pada satu sisi
Hemianopsia
otot-otot okularis
Transeksi
pada
Gangguan
persepsi
sensori :
pengelihatan
kemampuan
koordinasi gerakan
mengunyah, penyimpangan
rahang bawah ke sisi
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
penekanan pada
penekanan pada
saraf fasialis
saraf asesorius
Gangguan pada
Kemampuan yang
fungsi kontrol
volunter terhadap
kesulitan
gerakan motorik
membuka mulut
penurunan kemampuan
ipsilateral, serta
Risiko
cidera
Iskemia dan
medula spinalis
dan diplopia
Penurunan
Iskemia dan
Hemipasresis,
hemiplegia
Hambatan
mobilitas
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
fisik
eksternus.
Risiko cidera
kebutuhan tubuh
B5
B4
Kerusakan
kontrol motorik
Kekuatan
spingter
Peningkatan
TIK
Mengaktivasi
pusat mual dan
muntah di otak
eksterna tidak
mampu
Refleks
mengontrol
berkemih
Disfungsi
kandung kemih
Gangguan pola
eliminasi urin
(inkontinensia)
kerongkongan serta
neuron-neuro
Mual/munta
h
motorik
spinalis
ke otot
Risiko
kekurangan
abdomen
dia
volumedan
cairan
agma
B6
Rangsangan
sistem
simpatis
terganggu
Stroke iskemik:
terjadi hipoksia
di otak
Peristaltik usus
menurun
Iskemik di
jaringan otak
Konstipasi
Lesi pada
arteria serebri
media
Gangguan pola
eliminasi alvi
Hilangnya fungsi
kontrol volunter
terhadap gerakan
motorik
Hemiplegia,
hemiparesis
Hambatan mobilitas fisik
F. Manifestasi klinis
Pada stroke Non Haemoragik gejala utamanya adalah timbulnya defisit
neurologis secara mendadak atau subakut , didahului gejala prodormal,
terjadi pada waktu istirahat atau bangun pagi dan kesadaran biasanya tak
menurun, kecuali bila embolus cukup besar. (Mansjoer, 2000).
Menurut WHO,dalam International Statistic Of Disiase And Related
Health Problem 10 th Revision, stroke dapat dibagi atas :
a. Perdarahan intraserbral (PIS)
b. Perdarahan subaraknoid (PSA)
Manifestasi klinik dapat berupa :
1) Kelumpuhan wajah dan anggota badan yang timbul mendadak
2) Gangguan sensibilitas pada satrau atau lebih anggota badan
3) Perubahan mendadak status mental
4) Afasia (bicara tidak lancar, kurangnya ucapan atau kesulitan
memahami ucapan
5) Ataksia anggota badan
6) Vertigo, mual, muntah atau nyeri kepala (Mansjoer, 2000).
Gejala khusus pada pasien stroke :
a) Kehilangan motorik
Stroke adalah penyakit motorik neuron atas dan mengakibatkan
kehilangan kontrol volunter terhadap gerakan motorik, misalnya :
Hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi tubuh)
Hemiparesis (kelemahan pada salah satu sisi tubuh)
Menurunnya tonus otot abnormal
b) Kehilangan komunikasi
Fungsi otak yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan
komunikasi, misalnya:
Disartria, yaitu kesulitan berbicara yang ditunjukkan dengan bicara
yang sulit dimengerti yang disebabkan oleh paralisis otot yang
bertanggung jawab untuk menghasilkan bicara
Disfasia atau afasia atau kehilangan bicara yang terutama
ekspresif / represif. Apraksia yaitu ketidakmampuan untuk
melakukan tindakan yang dipelajari sebelumnya.
c) Gangguan persepsi
Homonimus hemianopsia, yaitu kehilangan setengah lapang
pandang dimana sisi visual yang terkena berkaitan dengan sisi
tubuh yang paralisis.
stroke
secara
spesifik
seperti
Sedangkan
tekanan
yang
meningklat
dan
cairan
yang
stroke
akut
dapat
terjadi
di
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
2.1.1 Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian identitas:
a) Umur
: Biasanya mengenai penderita usia 45-80 tahun.
b) Jenis kelamin
c) Pekerjaan
terkena
stres
psikologis
berulangkali
pada
hemisensorik),
satu
atau
perubahan
lebih
anggota
mendadak
badan
(gangguan
status
mental
pada
klien
dengan
peningkatan
produksi
sekret
dan
klien
dengan
peningkatan
produksi
sekret
dan
koma.
Tekanan darah biasanya terjadi peningkatan dan dapat
terjadi hipertensi masif (tekanan darah >200 mmHg),
c) B3 (Brain):
(konfusi,delirium,letargi,stupor,
atau
koma),
dengan
lesi
dan
tidak
mantap,
tidak
mampu
menyatukan
hemiparesis/hemiplegi
11) Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual/muntah
2.1.3 Intervensi Keperawatan
kaki,
kembali normal
Intervensi
Berikan penjelasan kepada keluarga klien tentang sebab peningkatan TIK
dan akibatnya
R/ Keluarga lebih berpartisipasi dalam proses penyembuhan
Baringkan klien (bed rest) total dengan posisi tidur terlentang tanpa bantal
R/ Perubahan pada tekanan intracranial akan dapat menyebabkan resiko
untuk terjadinya herniasi otak
Monitor tanda-tanda status neuroligis dengan GCS
R/ Dapat mengurangi kerusakan otak lebih lanjut
Monitor tanda-tanda vital (TD, nadi, suhu, respirasi) dan hati-hati pada
hipertensi sistolik
R/ Pada keadaan normal autoregulasi mempertahankan keadaan tekanan
darah sistemik berubah secara fluktuasi. Kegagalan autoreguler akan
menyebabkan kerusakan vaskuler serebral yang dapat dimanifestasikan
dengan peningkatan sistolik dan diikuti oleh penurunan tekanan diastolik.
Sedangkan peningkatan suhu dapat menggambarkan perjalanan infeksi
Bantu pasien untuk membatasi muntah, batuk dan mengejan berlebihan.
R/ Aktivitas ini dapat meningkatkan TIK dan intraabdomen. Mengeluarkan
napas sewaktu bergerak atau mengubah posisi dapat melindungi diri dari
efek valsava
Monitor AGD bila diperlukan pemberian oksigen
R/ Adanya kemungkinan asidosis disertai dengan pelepasan oksigen pada
tingkat sel dapat menyebabkan terjadinya iskemik
Berikan terapi sesuai instruksi dokter, seperti : steroid, aminofel, antibiotika
R/ Terapi yang diberikan dengan tujuan :menurunkan permeabilitas kapiler,
menurunkan edema serebri, dan menurunkan metabolic sel/konsumsi dan
kejang
b) Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan penumpukan
sekret
Goal
perdarahan,
bronkospasme,
dan
atau
posisi
dari
selang
tersumbat
dapat
terjadi
pada
pneumonia/atelectasis
akan
DAFTAR PUSTAKA
Ginsberg, Lionel. 2008. Lecture Notes :Neurologi edisi 8. Jakarta : Penerbit Erlangga
Wijaya, Andra.S dan Yessie M. Putri. 2013. Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan
Dewasa). Yogyakarta : Nuha Medika
Ariani, Tutu April. 2012. Sistem Neurobehavior. Jakarta: Salemba Medika
Batticaca, Fransisca B. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika
Nugroho, Taufan. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, Penyakit
Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika
Mansjoer, Arif.dkk,2000, Kapita Selekta Kedokteran Ed.3 jilid 2, Jakarta:Media
Aesculapius
Dewanto,Sp.S, dr.George,dkk, 2009, Panduan Praktis Diagnosis & Tata Laksana
Penyakit Saraf, Jakarta:EGC
Smeltzer & Bare, 2002, Keperawatan Medical Bedah, Edisi 8, Volume 3, Jakarta :
EGC