Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN KESEHATAN MERAWAT BAYI BERAT LAHIR RENDAH


DIRUMAH

OLEH:
Nur Azizah Faelasufah
P1337420918099

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2018
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

A. Topik : Bayi Berat Lahir Rendah


B. Tujuan
1. Tujuan umum : Setelah diberikan penyuluhan, orang tua anak mengetahui
tentang gizi pada anak
2. Tujuan khusus : Setelah dilakukan penyuluhan, orang tua anak dapat
menjelaskan:
a. Tujuan pemberian gizi pada anak
b. Tanda-tanda anak yang mendapatkan kecukupan gizi
c. Persyaratan makanan anak
d. Kemungkinan penyebab kesulitan makan pada anak
e. Akibat gizi kurang pada anak
f. Cara-cara yang dapat membuat anak mau makan

C. Sasaran
Orang tua dan keluarga yang memiliki bayi dengan BBLR

D. Metoda Pembelajaran
1. Ceramah
2. Diskusi tanya jawab

E. Media Pembelajaran
Leaflet dan lembar balik

F. Kegiatan Belajar Mengajar


Penyuluhan dilakukan kurang lebih 30 menit. Setelah penyyuluh selesai
memberikan penyuluhan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.
G. Waktu Pelaksanaan
Waktu Tahapan Kegiatan Peserta
5 menit Pembukaan - Memberikan - Memberikan
salam umpan balik
- Pembukaan dan
menyampaikan tujuan
- Apersepsi materi
15-20 Pelaksanaan - Menjelaskan - Mendengarka
menit Tujuan pemberian gizi n dan
pada anak memperhatikan
- Menjelaskan penyuluhan
tanda-tanda anak yang - Menanyakan
mendapatkan hal-hal yang belum
kecukupan gizi jelas
- Menjelaskan
persyaratan makanan
pada anak
- Menjelaskan
penyebab kesulitan
makan pada anak
- Menjelaskan
akibat gizi kurang pada
anak
- Menjelaskan cara-
cara yang dapat
membuat anak mau
makan
5 menit Penutup - Menyimpulkan Menjawab salam
materi yang telah
disampaikan
- Menutup
penyuluhan dengan
salam

H. Materi
Terlampir

I. Metoda Evaluasi
Memberikan pertanyaan kepada oarang tua atau keluarga klien mengenai
materi yang telah disampaikan.

J. Alat Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a. Kesepakatan pertemuan dengan Orang tua bayi
b. Kesiapan penyaji
2. Evaluasi Proses
a. Peserta
1) Orang tua di PICU-NICU mengikuti kegiatan sampai selesai.
2) Pertemuan berjalan dengan lancar
b. Evaluasi Hasil
1) Tes tidak tertulis /lisan (tanya jawab) di akhir ceramah.
Lampiran materi

A. Pengertian BBLR
Bayi yang pada waktu lahir beratnya : kurang dari 2500 gram.

B. Risiko pada BBLR


Bayi dengan BBLR memiliki risiko:
a. Lemah dan mudah kedinginan karena lapisan lemak bawah kulitnya sangat
tipis.
b. Cepat lelah, sering tersedak pada waktu menyusu dan malas mengisap.
BBLR harus minum ASI lebih sering supaya beratnya menjadi normal.
c. Mudah terkena penyakit
d. Mudah terkena gangguan pernafasan.
e. Mudah meninggal bila terkena penyakit

C. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merawat BBLR


a. Menjaga agar tubuh bayi tetap hangat sampai ia menjadi lebih kuat dan
beratnya menjadi normal. Hal ini penting karena BBLR mudah meninggal
atau terkena penyakit bila tubuhnya dingin.
b. Memberikan air susu ibu (ASI) secepatnya setelah lahir. ASI diberikan
sebanyak mungkin dalam porsi sedikit-sedikit dan sering setiap bayi
menginginkan dan sesuai kemampuan bayi. Perlu dijaga agar bayi jangan
sampai tersedak. Pemberian ASI atau susu sedini mungkin penting sekali
bagi BBLR agar beratnya cepat bertambah dan menjadi normal.
c. Membersihkan luka tali pusat dengan bersih dan teratur memakai betadin
atau povidin yodium. Luka tali pusat yang sudah dibersihkan tidak boleh
dibubuhi ramuan. Tali pusat dibungkus dengan kasa steril (yang dibasahi
alkhohol)
d. Menjauhkan bayi dari orang sakit. Misal bila ibu batuk pilek, ibu memakai
kain penutup pada hidung dan mulut pada waktu menyusui bayi.

D. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusui BBLR


1. Sebelum menyusui, tangan ibu dicuci dengan air dan sabun.
2. Payudara ibu diurut kearah puting susu agar ASI dapat keluar dengan
lancar
3. Kedua puting susu dibersihkan dengan kapas atau kain bersih yang sudah
dibasahi dengan air matang hangat.
4. Bayi dipangku pada posisi tegak. Puting susu dimasukkan ke dalam mulut
bayi sampai bagian berwarna cokelat di sekitar puting tertutup oleh mulut
bayi.
5. Bila bayi tidak dapat menghisap dengan kuat, ibu dapat membantu
memegangi/menyangga dagu bayi.
6. Bila bayi tertidur pada waktu menyusu, bayi dibangunkan dengan
menepuk-nepuk pipinya. Hal ini penting karena bayi dengan berat lahir
rendah lemah, malas mengisap dan cepat tidur, padahal ia harus banyak
minum ASI.

E. Tanda bahaya pada BBLR yang perlu diwaspadai


1. Bayi menjadi lebih lemah dan kurang dapat menghisap puting ibu walaupun
sudah dibantu
2. Bayi tiba-tiba kurang mau minum, tidak seperti biasanya.
3. Bayi kejang-kejang dengan atau tanpa mulut mencucu.
4. Tali pusat bayi berdarah, kemerahan, berbau atau bernanah.
5. Bayi demam
6. Tubuh, tangan dan kaki bayi tetap dingin, walaupun ia sudah dibungkus
dengan kain hangat, kepalanya diberi topi dan didekap.
7. Bayi bernafas dengan cepat atau sulit bernafas.
8. Bayi sulit dibangunkan, yang mungkin disebabkan kesadaran yang
menurun.
9. Bayi tampak kuning, terlihat lebih jelas pada hidung, pipi dan bagian muka
lainnya.
10. Bayi mencret atau muntah-muntah.
11. Bayi mulai merintih, tidak menangis seperti biasanya.

F. Pemantauan (Monitoring)
1. Tumbuh kembang
f. Pantau berat badan bayi secara periodic
g. Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama (sampai 10%
untuk bayi dengan berat lair ≥1500 gram dan 15% untuk bayi dengan
berat lahir <1500>
h. Bila bayi sudah mendapatkan ASI secara penuh (pada semua kategori
berat lahir) dan telah berusia lebih dari 7 hari :
i. Tingkatkan jumlah ASI denga 20 ml/kg/hari sampai tercapai jumlah 180
ml/kg/hari
j. Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan peningkatan berat badan bayi agar
jumlah pemberian ASI tetap 180 ml/kg/hari
k. Apabila kenaikan berat badan tidak adekuat, tingkatkan jumlah
pemberian ASI hingga 200 ml/kg/hari
l. Ukur berat badan setiap hari, panjang badan dan lingkar kepala setiap
minggu.

G. Pemantauan setelah pulang


Diperlukan pemantauan setelah pulang untuk mengetahui perkembangan
bayi dan mencegah/ mengurangi kemungkinan untuk terjadinya komplikasi
setelah pulang sebagai berikut:
1. Sesudah pulang hari ke-2, ke-10, ke-20, ke-30, dilanjutkan setiap bulan.
2. Hitung umur koreksi
3. Pertumbuhan; berat badan, panjang badan dan lingkar kepala.
4. Tes perkembangan, Denver development screening test (DDST)
5. Awasi adanya kelainan bawaan

H. Pencegahan
Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/ preventif adalah
langkah yang penting. Hal-hal yang dapat dilakukan:
1. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama
kurun kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang
diduga berisiko, terutama faktor risiko yang mengarah melahirkan bayi
BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan
kesehatan yang lebih mampu.
2. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim, tanda tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama
kehamilan agar mereka dapat menjaga kesehatannya dan janin yang
dikandung dengan baik.
3. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur
reproduksi sehat (20-34 tahun)
4. Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam
meningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka
dapat meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan
status gizi ibu selama hamil

I. Merawat Bayi Berat Lahir Rendah di Rumah


Adapun hal – hal yang harus diperhatikan atau tips merawat bayi berat
lahir rendah di rumah, setelah masa kritisnya sudah terlewati dan Dokter sudah
memperbolehkan pulang adalah sebagai berikut :
1. Pemberian ASI
ASI tetap harus menjadi pilihan utama sebagai salah satu cara
pemberian nutrisi karena ASI berfungsi untuk kekebalan tubuh serta
manfaat psikologis lainnya. Seorang ibu hamil akan mengeluarkan susu
mengikuti usia gestasi (kehamilan) bayinya. Ibu yang melahirkan bayi
prematur akan mempunyai ASI dengan komposisi sesuai kebutuhan
bayinya. Berilah ASI sedikit demi sedikit tapi usahakan sesering mungkin
untuk mencukupi kebutuhan kalori, protein dan lainnya.
2. Pertahankan Suhu Tubuh Normal
BBLR memang punya masalah tentang mempertahankan suhu tubuh,
hal ini dikarenakan beberapa organ tubuhnya belum siap secara sempurna.
Untuk itu diperlukan kondisi lingkungan sekitar untuk menunjangnya dalam
mempertahankan suhu tubuhnya, misalnya dengan cara :
a. Menjaga suhu tubuhnya misalnya diruangan yang hangat, botol yang
dihangatkan, atau tempat tidur berisi air hangat dan incubator
b. Membungkus tubuh BBLR dengan kain hangat dan diberikan kain
penutup dikepala/ topi
c. Pastikan tangan selalu dalam kondisi hangat saat memegang bayi berat
lahir rendah
d. Usahakan cepat mengganti popok/kain/baju basa
3. Pencegahan Penularan Infeksi
Pencegahan ini bisa dilakukan dengan cara mencuci tangan sebelum
memegang bayi dan menghindarkan kontak dengan orang atau lingkungan
yang beresiko tinggi terhadap penularan infeksi ( tempat umum atau orang
yang sedang sakit)
4. Lakukan Pemijatan bayi secara berkala, untuk itu perlu di tanyakan kepada
dokter ahli tentang cara pemijatannya
5. Segera hubungi dokter jika bayi malas minum, nafas tidak teratur, suhu
badan tidak normal serta tampak kuning
6. Pemberian Suplementasi yang sesuai petunjuk dokter seperti multivitamin,
zat besi, Vitamin E dan sebagainya.
Daftar Pustaka

Departemen Kesehatan, 1986. Perawatan bayi dan anak dengan gizi buruk.
Jakarta.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Bayi Berat Lahir Rendah. Dalam : Standar
Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta : 20011 ; 307-313.
Sitohang NA. Asuhan keperawatan pada bayi berat lahir rendah. Medan :
Universitas Sumatera Utara. 20012.
Tim UPGK, 1999. Buku kader usaha perbaikan gizi keluarga. Departemen
Kesehatan RI, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai