LP DAN ASKEP DM
DI BUAT :
NIM 2022207209320
DIABETES MILITUS
A. Definisi
Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolit yang ditandai
peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikimia) akibat kerusakan pada sekresi insulin,
kerja insulin atau keduanya (Smeltzer dan Bare, 2016 ). diabetes melitus merupakan
suatu kelimpok penyakit atau gangguan metabolit dengan karakteristik hiperglikimia
yang terjadi karna kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua duanya.
Hiperglikimia kronik pada diabetes melitus berhubungan dengan kerusakan jangka
panjang, disfungsi dan kegagalan beberapa organ tubuh terutama mata, ginjal, saraf,
jatung dan pembulu darah (PERKENI, 2017 dan ADA, 2018).
Diabetes Mellitus (DM) atau penyakit gula atau kencing manis adalah penyakit
yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikemia) akibat
tubuh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. Tingkat kadar glukosa darah dapat
menentukan apakah seseorang memderita Diabetes Mellitus atau tidak (Hasdinah, 2012).
B. Etiologi
Umumnya diabetes melitus disebabkan oleh rusaknya sebagian kecil atau sebagian besar
dari sel sel beta dari pulau pulau langerhans pada pankreas yang berfungsi menghasilkan
insulin, akibatnya tejadi kekurangan insulin. Disamping itu diabetes melitus juga dapat
terjadi karna gangguan terhadap fungsi insulin dalam memasukan glukosa kedalam sel.
Gangguan dapat terjadi karna kegemukan atau sebab lain yang belum di ketahui
(Smeltzer dan Bare, 2016). Diabetes melitus atau labih dikenal dengan istilah penyakit
kencing manis mempunyai beberapa penyebab, antara lain :
1. Pola makan
Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan oleh
dapat memacu timbulnya diabetes melitus. Kosumsi makanan berlebihan dan tidak di
imbangi dengan sekresi insulin dalam jumlah yang memadai dapat menyebabkan
kadar gula dalam darah meningkat dan pasitnya akan menyebabkan diabetes melitus.
2. Obesitas (kegemukan)
Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90kg cenderung memiliki peluang lebih
besar untuk trkena penkit diabetes melitus. Sebilan dari sepuluh orang gemuk
bepotensi untuk teserang diabets melitus.
3. Faktor genetis
Diabetes melitus dapat diariskan orang tua kepada anak. Gen penyebab diabetes
melitus akan dibawa oleh anak jika orangtuanya menderita diabetes nelitus.
Pewarisan gen ini dapat sampai ke cucu cucunya bahkan cicit walaupun resikonya
sangat kecil.
4. Bahan-bahan kimia dan obat obatan
Bahan bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang pangkreas,
radang pada pangkreas akan mengakibatkan fungsi pankres menurun sehingga tidak
ada sekresi hormon hormon untuk pross metabolism tubuh termasuk insulin. Segala
jenis residu obat yang terakumulasi dalam waktu yang lama dapat mengiritasi
pankreas.
5. Penyakit dan infeksi pada pankreas
Infeksi mikro organisme dana virus pada pankreas juga dapat menyebabkan radang
pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun sehingga tidak ada
sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Penyakit
seperti kolesterol tinggi dan dislipedemia dapat meningkatkan resiko terkena diabetes
melitus.
6. Pola Hidup
Pola hidup juga sangat mempengaruhi fakor penyebab diabetes melitus. Jika orang
malas berolah raga memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit diabetes
melitus karena olah raga berfungsi untuk membakar kalori yang tertimbun didalam
tubuh, kalori yang tertimbun didalam tubuh merupakan faktor utama penyebab
diabetes melitus selain disfungsi pankreas.
7. Kadar kortikosteroid yang tinggi.
8. Obat-obatan yang dapat merusak pankreas.
9. Racun yang mempengaruhi pembentukan atau efek dari insulin.
C. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis yang sering dijumpai pada pasien DM menurut Wijaya & Yessie
(2013) yaitu:
J. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d Hipoglikemia/Hiperglikemia d.d
Mengeluh badan lemas, kepala pusing, lemah, mudah merasa lapar (D.0027)
2. Risiko ketidakseimbangan elektrolit d.d faktor risiko ketidakseimbangan cairan
(D.0037)
3. Risiko Defisit Nutrisi d.d faktor risiko ketidakmampuan mencerna makanan
(D.0032)
4. Risiko gangguan integritas jaringan d.d faktor risiko perubahan status nutrisi
(D.0139)
K. Kriteria Hasil & Intervensi
American Diabetes Association (ADA). 2018. Diagnosis and Classification of Diabetes Melitus.
Diabetes Care.
Gillani, S. W., Sulaiman S.A., Abdul, M.I.M., & Saad S.Y. 2018. Aqualitative study to explore
the perception and behavior of patients towards diabetes management with physical
disability, Diabetology & Metabolic Syndrome. Biomed Central.
Price dan Wilson. 2017. Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit. EGC. Jakarta
Smeltzer, S.C. dan Bare, B.G. 2016. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth, edisi 8. EGC : Jakarta
Sri Setyowati dan Arita Murwani. 2016. Diabetes Mellitus di Indonesia. Buku Ajar Penyakit
Dalam Edisi IV. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FK UI : Jakarta.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Indikator Diagnostik Edisi 1. Cetakan III. Jakarta Selatan:Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Edisi 1. Cetakan II. Jakarta Selatan:Dewan Pengurus Pusat
PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2019). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Tindakan Keperawatan. Edisi 1. Cetakan II. Jakarta Selatan:Dewan Pengurus Pusat PPNI
Wijaya, A dan Yessie M Putri. 2013. KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah Keperaatan Dewasa
Teori dan Catatan Askep. Yogyakarta : Nuha Medika.
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Endokrin: Diabetes Melitus
Pada Ny.T Di Rs. Harapan Bunda Lampung Tengah
1. Pengkajian
Ruang : Arrafah
No. Medrek : 111435
Tgl Pengkajian : 1 Oktober 2022
Pukul : 10.00 WIB
A. Data Dasar
1. Data Demografi
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. T
Umur : 60 th
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Suku :
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Tanjung Karang Timur
Tgl. Masuk RS : 1 – 10 – 2022
Tgl. Pengkajian : 1 – 10 – 2022
Diagnosa medis : DM
b. Sumber Informasi
Nama : Tn. G
Umur : 38 Th
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : Tanjung Karang Timur
Hub dg Klien : anak Kandung
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan masuk RS
Klien masuk melalui IGD pada tanggal 1-10-2022, dengan keluhan baan lemas, sering
merasa mudah lapar dan haus, BAK > 10x/hari. Berdasarkan pemeiksaan fisik
didapatkan kesadaran composmentis, TD 130/80 mmHg, N : 88x/mnt, S : 36,3 oC, RR =
20x/mnt, GDS 448 mg/dl. Penatalaksanaan saat di UGD
- IVFD NaCl
- Inj. Ranitidin 1A/12J
- Inj. Cefriaxone 1g/12J
- Inj.Ondacentron 1A/8J
- Glukodon 1 x 1
Cek GDS/4 jam
b. Riwayat penyakit sekarang
1. keluhan utama
Saat dilakukan pengkajian tanggal 1/10/2022 pukul 11.00 WIB klien mengatakan
badannya terasalemas, klien mengatakan lemasnya bertambah apabila klien sedang
beraktivitas, dan lemasnya berurang ketka istirahat. Pada saat pengkajian GDS 361
mg/dl.
2. Keluhan penyerta
Klien mengatakan mudah lapar dan haus, dan sering ke kamar kecil, BAK >
10x/hari.
Keterangan :
= Laki -laki
= Perempuan
= Klien
= Garis keturunan
= Garis pembahasan
= Tinggal serumah
Klien mengatakan di keluarganya tidak ada yang mengalami penyakit seperti klien,dan
tidak ada yang mengalami penyakit menahun atau penakit menular lainnya
e. Riwayat Psikososial Spiritual
1. Psikologis
Klien mengatakan dia adalah seorang ibu rumah tangga. Klien percaya penyakitnya
akan segera sembuh. Klien menerima keadaannya dan kondisinya sekarang. kondisi
emosi klien stabil. klien dapat beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan di
rumah sakit
2. Sosial
Klien mengatakan keluarganya selalu mendukung kesembuhan terhadap
penyakitnya. Klien mengatakan semenjak sakit dia tidak bisa lagi bersosialisasi
dengan tetangganya
3. Spiritual
Sebelum sakit
Klien mengatakan ia rajin shalat 5 waktu, klien mengatakan beragama islam dan
percaya bahwa Tuhan itu ada
Saat sakit
Klien mengatakan ia selalu berdoa agar sakitnya cepat sembuh,klien beribadah di t4
tidur.
g. Lingkungan
Kondisi lingkungan rumah baik dan tidak mempengaruhi kesehatan saat ini, Kondisi
lingkungan sekitar rumah baik. Sinar matahari dan ventilasi cukup
h. Pola kebiasaan sehari-hari sebelum dan saat sakit
1. Pola pemenuhan Nutrisi dan cairan
Pola Nutrisi :
Sebelum masuk rumah sakit
Klien mengatakan sebelum sakit nafsu makannya baik, klien makan 3-4 kali/hari,
klien selalu merasa lapar dan menghabiskan porsi makannya.
Sesudah masuk Rumah Sakit
Klien mengatakan semenjak sakit nafsu makannya menurun, klien hanya
menghabiskan 1/2 sendok makan saja dari porsi yang telah disediakan, klien
mngatakan BBnya menurun, klien mengatakan sebelum sakit Bbnya 55Kg dan
setelah sakit BB klien hanya 51Kg, klien mengatakan tidak mempunyai alergi dan
pantangan terhadap makanan apapun.
Pola Cairan
Sebelum masuk ke Rumah Sakit
Klien mengatakan sebelum sakit minum air putih 7-8 gelas perhari dengan jumlah
2000-2500 cc/hari
Sesudah masuk ke Rumah Sakit
Klien mengatakan saat sakit minum air putih. 5-6 gelas perhari dengan jumlah ±
1500 cc/hari, klien terpasang IVFD NaCl
2. Pola eliminasi
Sebelum masuk ke Rumah Sakit
BAK : Klien mengatakan BAK >6-8x/hari dengan jumlah urine ± 2000 cc/hari,
warna urine jernih, baunya khas, klien mengatakan tidak ada keluhan saat
BAK
BAB : Klien mengatakan BAB 1x/hari, dengan konsistensi lunak berbetuk, warna
kuning, bau khas, klien mengatakan tidak ada keluhan saat BAB
7. Sistem Pencernaan
Klien tidak menggunakan gigi palsu, tidak terdapat carries, tidak tampak stomatitis,
lidah tidak kotor, salifa normal, klien mengatakan tidak nyeri perut, bising usus
belum ada karena masih dalam pengaruh anastesi, klien tidak megalami diare dan
konstipasi, tidak teraba pembesaran hepar, dan abdomen tidak kembung.
8. Sistem immunology
Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening pada leher
9. Sistem Endokrin
nafas bau keton, tidak terdapat luka ganggren.
10. Sistem Urogenital
Klien mengatakan saat sakit BAK > 10x/hari, tidak mengalami distensi kandung
kemih, dan klien tidak menggunakan kateter
11. Sistem Integument
Rambut berwarna hitam, kulit kepala bersih, kuku terlihat pendek dan bersih, turgor
kulit elastis, dan bersih, tidak ada tanda-tanda radang dan infeksi pada kulit.
12. Sistem Musculoskeletal
Klien mengalami keterbatasan dalam pergerakan akibat kelemahan, lien mengatakan
merasa lemas bila beraktvitas, aktivitas dibantu keluarga.
13. Sistem reproduksi
Klien tidak mengalami gangguan seksualitas
4. Pemeriksaan Penunjang
Hasil laboratorium
Hematologi tanggal 02/10/2022
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Leukosit 13.700 5.000 – 10000/ul
Diff Count
- Basofl 0 0 – 1%
- Eousinofil 0 1–4%
- N. Staff 0 2–6%
- N. Segmen 79 50 – 70%
- Limfosit 9 20 - 40%
- Monosit 12 2 - 8%
Trombosit 147.000 150 - 400 x 103 /ul
Pemeriksaan GDS
Tanggal Hasil Nilai normal
10/11/2016 448 <200 mg/dl
11/11/2016 361 <200 mg/dl
12/11/2016 296 <200 mg/dl
13/11/2016 180 <200 mg/dl
5. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
- IVFD NaCl
- Inj. Ranitidin 1A/12J
- Inj. Cefriaxone 1g/12J
- Inj.Ondacentron 1A/8J
- Glukodon 1 x 1
Cek GDS/4 jam
b. Penatalaksanaan keperawatan (Saat pengkajian)
IVFD Asering
Decolin 3gr 1x1
Glimepide 3g 1 x 1
Lantus 1 x 8 Ul
Isoropid 6-6-6
Cek GDS-GDPP /hari
Metformi 1x1
Vit B Complek 3 x1
6. Resume Keperawatan
Klien datang pada tanggal 1-10-2022, dengan keluhan badannya lemas,merasa sering
cepat lapar dan haus,BAK > 10x/hari. Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran
composmentis, TD 130/80 mmHg, N : 88x/mnt, S : 36,3 oC, RR = 20x/mnt.
Penatalaksanaan saat di UGD : IVFD NaCl, Inj. Ranitidin 1A/12J, Inj. Cefriaxone 1g/12J,
Inj.Ondacentron 1A/8J, Glukodon 1 x 1, GDS/448 mg/dl. Kemudian setelah diobservasi
selama 3 jam klien dibawa ke ruang rawat. Saat dilakukan pengkajian tanggal 11/11/2016
pukul 10.00WIB klien mengatakan badannya terasa lemas, klien mengatakan lemasnya
bertambah apabila klien sedang beraktivitas, berkurang apabila klien beristirahat. Klien
mengatakan sering BAK, dan nafsu makannya menurun, klien mengatakan BB menurun
semenjak klien sakit. Pada saat pengkajian didapat GDS 361 mg/dl. Klien mengatakan
hanya berbaring di tempat tidur, semua aktivitasnya dibantu oleh keluarganya.
2. Data Fokus
1. Data Subyektif
- Klien mengatakan badannya lemas
- Klien mengatakan lemasnya bertambah apabila klien beraktivitas dan berkurang apabila
klien beristirahat
- Klien mengatakan tidak tau penyebab penyakit yang dideritanya saat ini
- Klien mengatakan mudah merasa lapar dan haus
- Klien mengatakan sering BAK
- Klien mengatakan nafsu makannya menurun/tidak nafsu makan
- Klien mengatakan BBnya menurun semenjak sakit
- Klien mengatakan hanya berbaring saja di tempat tidur
- Klien mengatakan semua aktivitasnya dibantu oleh keluarganya
b. Data Obyektif
- Klien tampak lemas
- Klien tampak berbaring di tempat tidur saja
- Aktivitas klien dibantu penuh oleh keluarganya
- GDS 448 mg/dl
- Klien tampak tidak menghabiskan porsi makan yang disediakan RS
- Klien tampak tidak nafsu makan
- Klien BAK > 10x/hari
- Klien dan keluarga selalu bertanya penyakit apa sebenarnya yang diderita klien
- BB sebelum sakit 55 Kg, saat sakit 51Kg
3. Analisis Data
DO :
- Klien tampak lemas dan
lesu
- BB klien turun,
BB sebelum sakit 55kg
BB saat sakit 51kg
- Klien tampak tidak
menghabiskan porsi
makan yang telah
disediakan RS
- Klien tampak tidak nafsu
makan
- GDS 448 mg/dl
3 DS Kurangnya Kurang
- Klien mengatakan belum pengetahuan terpajan/tidak
paham tentang mengenai kondisi mengenal sumber
penyakitnya saat ini informasi
- Klien mengatakan tidak
tahu penyebab penyakit
yang dideritanya saat ini
DO
- Klien terlihat cemas dan
sering bertanya mengenai
penyakitnya
4. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik, poliuria
2. Gangguan pemenuhan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake tidak
adekuat, ketidakseimbangan insulin
3. Kurangnya pengetahuan mengenai kondisi berhubungan dengan kurang terpajan/tidak
mengenal sumber informasi
5. Rencana Tindakan Keperawatan
Ruang : Arrafah
No. Medrek : 111435
Tgl Pengkajian : 1 Oktober 2022
Pukul : 10.00 WIB
Lakukan pemberian O
pendidikan kesehatan secara - Klien terlihat cemas dan
bertahap dan sesuai rencana sering bertanya mengenai
pada satuan acara penyakitnya
pembelajaran (SAP).
Rh :Pendkes terlaksana A : Masalah kurang
pengetahuan belum teratasi
Diskusikan bersama pasien
tentang penyakitnya. P : Lanjutkan intervensi
Rh :klien tampak ineraktif dan - Kaji tingkat pengetahuan
sering bertanya tentang fungsi pasien tentang penyakit,
obat2an yg diminum,hasil lab prognosa, dan
dan pola diiit pengobatannya
- Lakukan pemberian
Tinjau ulang program pendidikan kesehatan secara
pengobatan bertahap dan sesuai rencana
Rh : Klien mau menjalankan pada satuan acara
program pengobatan pembelajaran (SAP).
- Diskusikan bersama pasien
tentang penyakitnya.
- Tinjau ulang program
pengobatan
Lakukan pemberian O
pendidikan kesehatan secara - Klien mampu
bertahap dan sesuai rencana menyebutkan penyebab dan
pada satuan acara pengobatan penyakitnya
pembelajaran (SAP).
Rh :Pendkes terlaksana A : Masalah kurang
pengetahuan teratasi
Diskusikan bersama pasien
tentang penyakitnya. P : : intervensi dihentikan
Rh :klien tampak interaktif
dan sering bertanya tentang
fungsi obat2an yg
diminum,hasil lab dan pola
diiit