Anda di halaman 1dari 16

KONSEP MEDIS

A. DEFENISI

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestisasi dan sensitisasi terhadap

sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya. Sinnim dari penyakit ini adalah kudis,

the itch, gudig, budukan, dan gatal agogo.

Penyakit scabies ini merupakan penyakit menular oleh kutu tuma gatal sarcoptes

scabei tersebut, kutu tersebut memasuki kulit stratum korneum, membentuk kanalikuli

atau terowongan lurus atau berkelok sepanjang 0,6 sampai 1,2 centimeter.

B.ETIOLOGI

Scabies dapat disebabkan oleh kutu atau kuman sercoptes scabei varian hominis.

Sarcoptes scabieiini termasuk filum Arthopoda, kelas Arachnida, ordo Ackarina,

superfamili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabiei var. hominis. Kecuali itu

terdapat S. scabiei yang lainnya pada kambing dan babi. Secara morfologik merupakan

tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini

transient, berwarna putih kotor, dan tidak bermata.

C. KLASIFIKASI

a.Skabies pada orang bersih (scabies of cultivated).

Bentuk ini ditandai dengan lesi berupa papul dan terowongan yang sedikit jumlahnya

sehingga sangat sukar ditemukan.

b.Skabies incognito.

Bentuk ini timbul pada scabies yang diobati dengan kortikosteroid sehingga gejala dan

tanda klinis membaik, tetapi tungau tetap ada dan penularan masih bisa terjadi.

Skabies incognito sering juga menunjukkan gejala klinis yang tidak biasa, distribusi

atipik, lesi luas dan mirip penyakit lain.

Laporan Pendahuluan Skabies Page 1


c. Skabies nodular

Pada bentuk ini lesi berupa nodus coklat kemerahan yang gatal. Nodus biasanya

terdapat didaerah tertutup, terutama pada genitalia laki-laki, inguinal dan aksila. Nodus

ini timbul sebagai reaksi hipersensetivitas terhadap tungau scabies.

Pada nodus yang berumur lebih dari satu bulan tungau jarang ditemukan. Nodus

mungkin dapat menetap selama beberapa bulan sampai satu tahun meskipun telah

diberi pengobatan anti scabies dan kortikosteroid.

d.Skabies yang ditularkan melalui hewan.

Di Amerika, sumber utama skabies adalah anjing. Kelainan ini berbeda dengan

skabies manusia yaitu tidak terdapat terowongan, tidak menyerang sela jari dan

genitalia eksterna. Lesi biasanya terdapat pada daerah dimana orang sering

kontak/memeluk binatang kesayangannya yaitu paha, perut, dada dan lengan. Masa

inkubasi lebih pendek

dan transmisi lebih mudah. Kelainan ini bersifat sementara (4  –  8 minggu) dan
dapat sembuh sendiri karena S. scabiei var. binatang tidak dapat melanjutkan
siklus hidupnya

pada manusia.

e.Skabies Norwegia.

Skabies Norwegia atau skabies krustosa ditandai oleh lesi yang luas dengan krusta,

skuama generalisata dan hyperkeratosis yang tebal. Tempat predileksi biasanya kulit

kepala yang berambut, telinga bokong, siku, lutut, telapak tangan dan kaki yang dapat

disertai distrofi kuku. Berbeda dengan skabies biasa, rasa gatal pada penderita skabies

Norwegia tidak menonjol tetapi bentuk ini sangat menular karena jumlah tungau yang

menginfestasi sangat banyak (ribuan). Skabies Norwegia terjadi akibat defisiensi

imunologik sehingga sistem imun tubuh gagal membatasi proliferasi tungau dapat

berkembangbiak dengan mudah.

f.Skabies pada bayi dan anak.

Lesi scabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk seluruh kepala, leher,

telapak tangan, telapak kaki, dan sering terjadi infeksi sekunder berupa impetigo,

ektima sehingga terowongan jarang ditemukan. Pada bayi, lesi di muka.

g.Skabies terbaring ditempat tidur (bed ridden).

Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus tinggal ditempat tidur
dapat menderita skabies yang lesinya terbatas.
D.PATOFISIOLOGI

Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya dari tungau scabies, akan tetapi juga oleh

penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau bergandengan sehingga

terjadi kontak kulit yang kuat,menyebabkan lesi timbul pada pergelangan tangan. Gatal

yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap secret dan ekskret tungau yang

memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit

menyerupai dermatitis dengan ditemuannya papul, vesikel, dan urtika. Dengan garukan

dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder. Kelainan kulit dan gatal yang

terjadi dapat lebih luas dari lokasi tungau.

E. MANIFESTASI KLINIS

a) Pruritus nktuma (gatal pada malam hari) karena aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu

yang lembab dan panas.

b) Umumnya ditemukan pada sekelompok manusia, misalnya mengenai seluruhanggota

keluarga.

c) Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih

atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1cm, pada

ujung menjadi pimorfi (pustu, ekskoriosi). Tempat predileksi biasanya daerah dengan

stratum komeum tipis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar,

siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, aerola mammae dan lipat glutea, umbilicus,

bokong, genitalia eksterna, dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang

bagian telapak tangan dan telapak kaki bahkan seluruh permukaan kulit. Pada remaja

dan orang dewasa dapat timbul pada kulit kepala dan wajah.

d) Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat ditemukan satu atau

lebih stadium hidup tungau ini. Pada pasien yang selalu menjaga hgiene, lesi yang

timbul hanya sedikit sehingga diagnosis kadang kala sulit ditegakkan. Jika penyakit

berlangsung lama, dapat timbul likenifikasi, impetigo, dan furunkulsis.


F.KOMPLIKASI

Bila skabies tidak diobati selama beberapa minggu atau bulan, dapat timbul dermatitis

akibat garukan.Erupsi dapat berbentuk impetigo, ektima, sellulitis, limfangitis, dan

furunkel.Infeksi bakteri pada bayi dan anak kecil yang diserang scabies dapat

menimbulkan komplikasi pada ginjal.Dermatitis iritan dapat timbul karena penggunaan

preparat anti skabies yang berlebihan, baik pada terapi awal ataupun pemakaian yang

terlalu sering.

a. Urtikaria

Urtikaria adalah reaksi dari pembuluh darah berupa erupsi pada kulit yang berbatas

tegas dan menimbul (bentol), berwarna merah, memutih bila ditekan, dan disertai

rasa gatal.Urtikaria dapat berlangsung secara akut, kronik, atau berulang. Urtikaria

akut umumnya berlangsung 20 menit sampai 3 jam, menghilang dan mungkin

muncul di bagian kulit lain.

b. Infeksi sekunder

c. Folikulitis

Folikulitis adalah peradangan pada selubung akar rambut (folikel). Pada kulit yang

terkena akan timbul ruam, kemerahan dan rasa gatal. Di sekitar folikel rambut tampak
beruntus-beruntus kecil berisi cairan yang bisa pecah lalu mengering dan membentuk keropeng.

ikel rambut dan jaringan subkutaneus di sekitarnya.Paling sering ditemukan di daerah leher, payudara, wajah dan bokong.Akan terasa sangat
na merah yang mengandung nanah. Lalu benjolan ini akan berfluktasi dan ditengahnya menjadi putih atau kuning (membentuk pustula). Bisul
e. Infiltrat

f. Eksema infantum

Eksema atau Dermatitis atopik atau peradangan kronik kulit yang kering dan gatal yang

umumnya dimulai pada awal masa kanak-kanak.Eksema dapat menyebabkan gatal yang

tidak tertahankan, peradangan, dan gangguan tidur.

G.PENATALAKSANAAN

Syarat obat yang ideal adalah efektif terhadap semua stadium tungau, tidak

menimbulkan iritasi dan toksik, tidak berbau atau kotor, tidak merusak atau mewarnai

pakaian, mudah diperoleh dan harganya murah.

Jenis obat topical :

1. Belerang endap (sulfur presipitatum) 4-20% dalam bentuk salep atau krim. Pada

bayi dan orang dewasa sulfur presipitatum 5% dalam minyak sangat aman dan

efektif. Kekurangannya adalah pemakaian tidak boleh kurang dari 3 hari karena

tidak efektif terhadap stadium telur, berbau, mengotori pakaian dan dapat

menimbulkan iritasi.

2. Emulsi benzyl-benzoat 20-25% efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap

malam selama 3 kali. Obat ini sulit diperoleh, sering memberi iritasi, dan kadang-

kadang makin gatal setelah dipakai.

3. Gama benzena heksa klorida (gameksan) 1% daam bentuk krim atau losio,

termasuk obat pilihan arena efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan, dan

jarang memberi iritasi. Obat ini tidak dianurkan pada anak dibawah umur 6 tahun

dan wanta hamil karena toksi terhadap susunan saraf pusat. Pemberiannya cup

sekali dalam 8

 jam. Jika masihada gejala, diulangi seminggu kemudian.

4. Krokamiton 10% dalamkrim atau losio mempunyaidua efek sebagai antiskabies dan

antigatal. Harus dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra. Krim( eurax) hanya efetif

pada 50-60% pasien. Digunakan selama 2 malam berturut-turut dan dbersihkan

setelah 24
 jam pemakaian terakhir.

5. Krim permetrin 5% merupakan obat yang paling efektif dan aman arena sangat

mematikan untuk parasit S.scabei dan memiliki toksisitas rendah pada manusia.
6.Pemberian antibitika dapat digunakan jika ada infeksi sekunder, misalnya bernanah di area yang terkena (sela-sela jari, a
KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1.Biodata

a.Identitas pasien

b.Identitas penanggungjawab

2.Riwayat kesehatan

a.Keluhan utama

Pada pasien scabies terdapat lesi dikulit bagian punggung dan merasakan gatal terutama

pada malam hari.

b.Riwayat kesehatan sekarang

Pasien mulai merasakan gatal yang memanas dan kemudian menjadi edema karena

garukan akibat rasa gatal yang sangat hebat.

c. Riwayat kesehatan dahulu

Pasien pernah masuk RS karena

alergi d. Riwayat kesehatan

keluarga

Dalam keluarga pasien ada yang menderita penyakit seperti yang klien alami yaitu kurap,

kudis.

3.Pola fungsi kesehatan

a.Pola persepsi terhadap kesehatan

Apabila sakit, klien biasa membeliobat di tko obat terdeat atauapabila tidak terjadi

perubahan pasien memaksakan diri ke puskesmas atau RS terdekat.

b.Pola aktivitas latihan

Aktivitas latihan selama sakit

1. Aktivitas 0 1 2 3 4

2. Makan

3. Mandi
4. Berpakaian
5. Eliminasi

6. Mobilisasi di tempat tidur

c. Pola istirahat tidur

Pada pasien scabies terjadi gangguan pola tidur akibat gatal yanghebat pada malam

hari. d. Pola nutrisi metabolik

Tidak ada gangguan dalam nutrisi

metaboliknya. e. Pola elimnesi

Klien BAB 1x sehari, dengan konsitensi lembek, wrna kuning bau khas dan BAK 4-5x

sehari, dengan bau khas warna kuning jernih.

f.Pola kognitif perceptual

Saat pengkajian kien dalam keadaan sadar, bicara jelas, pendengarandan penglihatan

normal.

g. Pola peran hubungan

h.Pola konep diri

i.Pola seksual reproduksi

 j. Pada klien scabies mengalami gangguan pada seksual

reproduksinya k. Pola koping

1) Masalah utama yang terjadi selama klien sakit, klien selalu merasa gatal, dan

pasien menjadi malas untuk bekerja.

2) Kehilangan atau perubahan yang terjadi

3) perubahan yang terjadi klien malas untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

4) Takut terhadap kekerasan : tidak

5) Pandangan terhadap masa depan

6) klien optimis untuk sembuh


B. DIAGNOSA

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera

biolgi 2. Gangguan pola tidur berhubungan

dengan nyeri

3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampian

sekunder 4. Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

5.Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema

6.Resiko infeksi berhubungan dengan jaringan kuit rusak dan prosedur infasif

C. INTERVENSI

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologi

Tujuan : Nyeri pada pasien dapat berkurang atau hilang

Intervensi :

a. Kaji intensitas nyeri, karakteristik dan catat lokasi

b. Berikan perawatan kulit dengan sering, hilangkan rangsangan lingungan yang

kurang menyenangkan

c. Kolaborasi dengan dokter pemberi analgesic

d. Kolaborasi pemberian antibiotik

2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri

Tujuan : Kebutuhan tidur klien terpenuhi

Intervensi :

a. Kaji tidur klien

b. Berikan kenyamanan pada klien (kebersihan tempat tidur klien)

c. Kolaborasi dengan dokter pemberia analgeti

d. Catat banyaknya klien terbangun dimalam hari

e. Berikan lingkungan yang nyamandan kurangi kebisingan

f. Berikan minum hangat (susu) jika perlu

g. Berikan musik klasik sebagai pengantar tidur


3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampilan sekunder

Tujuan : Gangguan citra tubuh tidak terjadi

Intervensi :

a. Dorong individu untuk mengekspresian perasaan khususnya mengenai pikiran,

pandangan dirinya

b. Dorong individu untuk bertanya mengenai masalah penanganan, perkembangan

kesehatan

c. Ijinkan pasien mengungkapkan emosi negatif seperti marah

4. Cemas berhubungan dengan perubahan status

kesehatan Tujuan : Agar klien tidak cemas lagi.

Intervensi :

a. Identifiasi kecemasan

b. Gunakan pendekatan yang menenangan

c. Temani pasien untuk memberian keamanan dan mengurangi takut

d. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan

e. Berikan informasi faktual tentang diagnosis, tindakan prognosis

f. Berikan obat untuk mengurangi kecamasan

5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema

Tujuan : Diharapkan lapisan kulit klien terlihat

normal Intervensi :

a. Anjurkan pasien menggunakan pakaian yang longgar

b.  jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering

c. Monitor kulit akan adanya kemerahan

d. Mandikan pasien dengan air hangat dan sabun

6. Resiko infeksi berhubungan dengan jaringan kuit rusak dan prosedur

infasif Tujuan : Diharapkan klien tidak terjadi resiko infeksi

Intervensi :

a. Monitor tanda dan gejala infeksi

b. Monitor kerentanan terhadap infeksi


Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saatberkunjung dan setelah

meninggalkan pasien

Pertahankan lingkngan aseptik selama pemasangan alat

Berikan perawatan kulit pada area epidema

Inspeksi kulit dan membranmukosa terhadap kemerahan dan panas

Inspeksi kondisi luka

Berikan terapi anibiotik bila perlu

Ajarkan cara menghindari infeksi

D. IMPLEMENTASI

Implementasi sesuai dengan intervensi keperawatan

E. EVALUASI
Evaluasi dilakukan berdasarkan pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi dan implementasi
DAFTAR PUSTAKA

1) Arief, M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, ED : 3

 jilid : 1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.

2) Carpenito, Linda Juall. 2001. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.

3) Closkey, Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis

4) Harahap. M, 2000. Ilmu penyakit kulit. Hipokrates. Jakarta.

5) Santosa, Budi. 2005-2006. Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima Medikal.


Tugas individu

LAPORAN PENDAHULUAN

PENYAKIT SKABIES

RS. DR. TADJUDDIN CHALID MAKASSAR

DISUSUN OLEH :

FARADILLAH

RAMADHANY 11.01.073

S1 KEPERAWATAN 2011

CI LAHAN
CI INSTITUSI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

PANAKKUKANG MAKASSAR 2013

Laporan Pendahuluan Skabies Page 13

Anda mungkin juga menyukai