Anda di halaman 1dari 15

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF KLIEN Tn.

S
DENGAN HIL DEXTRA DILAKUKAN TINDAKAN REPAIR HERNIA
DI RUANG KAMAR OPERASI RSKB DIPONEGORO 21 KLATEN

A. Asuhan Keperawatan Perioperatif


1. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
No RM : 107445
Umur : 54 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Melikan, Wedi, Klaten
Tanggal masuk : 20 Mei 2020
Tanggal pengkajian : 20 Mei 2020
Sumber Informasi : Rekam medis dan Pasien
2. Riwayat Kesehatan
Dx Medis : HIL Dextra
Rencana Op : Repair Hernia
Jenis Anestesi : Spinal Anestesi
Keluhan Utama : Terdapat benjolan di selangkangan kanan
Saat Masuk RS :
Pasien mengatakan terdapat benjolan diselangkangan sebelah kanan sudah ±
1tahun yang lalu, awalnya terasa benjolan kecil seperti kelerang, lama-lama
benjolan tersebut semakin membesar seperti telur puyuh. Benjolan keluar jika
setelah melakukan aktivitas atau berjalan, terasa nyeri seperti tertekan, hilang
timbul, nyeri skala 4. Kemudian pasien datang ke RSKB Diponegoro 21 Klaten
pada tanggal 19 Mei 2020 untuk memeriksakan kondisinya dan hasilnya pasien di
diagnosa menderita HIL Dextra. Pasien dijadwalkan untuk operasi Repair Hernia
pad tanggal 20 Mei 2020 di Instalasi Bedah RSKB Diponegoro 21 Klaten.
Riwayat Penyakit Sebelumnya :
Pasien tidak memiliki riwayat DM, Hipertensi, Asma, jantung dan pasien baru
pertama kali dirawat di rumah sakit.
A. Proses Keperawatan
1. Di Ruang Persiapan Operasi (Tahap Pre Operasi)
a. Pengkajian
1) Kelengkapan Administrasi
- Form Informed concent ada dan sudah ditandatangani oleh keluarga
pasien, dokter dan saksi.
- Form persiapan operasi ada dan sudah diidi lengkap.
Persiapan pasien meliputi puasa mulai jam 12.00 pre operasi. Rekam
medis, Hasil labolatorium, hasil pemeriksaan Rotgen 1 lembar, Hasil
pemeriksaan EKG hasil konsul internis sudah ada. Penggunakan
pakain khusus, program obat yang dioperkan untuk premedikasi sudah.
2) Obat Premedikasi : Cefotaxime 500mg
3) Persiapan saat di ruang penerimaan
- Melakukan “sign in” sebelum pasien dilakukan pembiusan atau
anestesi.
- Konfirmasi kembali tentang Identifikasi identitas dan gelang pasien,
lokasi operasi.
- Terpasang infuse atau cairan parenteral berupa Ringer Lactate dengan
kecepatan aliran 20 tetes/menit.
- Sudah dilakukan skeren sebelum pre operasi
- Pasien tidak ada riwayat alergi obat-obatan ataupun makanan.
- Pasien mengatakan deg-degan, takut akan di operasi karena baru
pertama kali dioperasi dan masuk rumah sakit. Benjolan di
selangkangan terasa sedikit nyeri hilang timbul seperti tertekan.
4) Tanda-tanda vital pasien
Kesadaran : Composmetis (CM)
TD : 130/80 mmHg
RR : 22 x/m
HR : 90 x/m
Akral hangat, pasien tampak gelisah
5) Pemeriksaan Penunjang
a. Labolatorium
Tanggal 20 Mei 2020
Pemeriksaan Hasil Unit Nilai normal
Hemoglobin 14,6 g/dl 13-17
Leukosit 5,2 /ul 4 – 10
Trombosit 216 10’3/ul 150 – 450
M. pembekuan 5’ <7
M. pendarahan 3’ 1-3
Golongan darah AB
Glukosa Adrandon 97 Mg/dl <140
Ureum 26,14 mg/dl 10-50
Creatinin 1,01 mg/dl 0,6 – 1,1
Asam urat 5,70 mg/dl 3,4 -7,0
WBC 5,2 10’9/L -
Lymph# 2,3 10’9/L -
Mid# 0,6 10’9/L -
Gran# 2,3 10’9/L -
Lymph% 43,8 % -
Mid% 11,5 % -
Gran% 44,7 % -
RBC 4,82 10’12/L -
HGB 14,6 g/dL -
HCT 39,8 % -
MCV 82,7 Fl -
MCH 30,2 pg -
MCHC 366 g/l -
RDW-CV 0,115 -
RDW-SD 33,4 Fl -
PLT 216 10’9/L -
MPV 9,7 Fl -
PDW 16,7 -
PCT 2,08 Ml/L -

- HbsAg : Non Reaktif


- HIV : Non Reaktif
b. Hasil Thorax
Kesan :
- Pulmo dan besar cor dalam batas normal
c. Hasil EKG
Normal Sinus Rhythm, HR : 83 bpm

b. Analisa data

TGL/JAM DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM


20/05/2020 DS : Krisis Ansietas
19.30 Pasien mengatakan deg-degan Situasional
takut akkan di operasi karena
baru pertama kali dioperasi dan
masuk rumah sakit.
DO :
Kesadaran : Composmetis
TD : 130/80 mmHg
RR : 22 x/m
HR : 90 x/m
Akral Hangat, pasien tampak
gelisah
20/05/2020 DS : Agen injuri Nyeri akut
19.30 Terdapat benjolan di biologis
selangkangan kanan
P : timbul saat aktivitas atau
berjalan
Q : terasa seperti tertekan
R : di selangkangan
S : Skala 4
T : nyeri hilang timbul
DO :
Kesadaran : Composmetis
TD : 130/80 mmHg
RR : 22 x/m
HR : 90 x/m
Pasien saat berjalan tampak
menahan sakit

c. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan krisis situsional
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis

d. Rencana Keperawatan
Diagnose Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Ansietas b.d Setelah diberikan asuhan - Gunakan pendekatan yang
krisis keperawatan selama 1x10 menit menenangkan
situasional diharapkan cemas berkurang - Jelaskan semua prosedur
dengan kriteria hasil: dan apa yang dirasakan
1. Klien mampu selama prosedur
mengidentifikasi - Temani pasien untuk
menungkapkan gejala cemas memberikan keamanan dan
2. Mengidentifikai mengurangi takut
mengungkapkan dan - Identifikasi tingkat
menunjukan teknik untuk kecemasan
mengontrol cemas - Instruksikan pasien
3. Postur tubuh, ekspresi wajah, menggunakan teknik
bahasa tubuh dan tingkat relaksasi
aktivitas menunjukan - Dorong pasien untuk
berkurangnya kecemasan mengungkapkan perasaan
ketakutan,persepsi
Nyeri akut Setelah diberikan asuhan - Lakukan pengkajian nyeri
b.d agen keperawatan selama 1x10 menit secara komprehensif
injuri diharapkan nyeri berkurang termasuk
biologis dengan kriteria hasil: lokasi,karakteristik,durasi,fr
1. Klien mampu mengontrol ekuensi,kualitas dan faktor
nyeri presepitasi
2. Mampu melaporkan bahwa - Monitor TTV
nyeri berkurang - Observasi reaksi non verbal
3. Menyatakan rasa nyaman dari ketidaknyamanan
setelah nyeri berkurang - Gunakan teknik komunikasi
terapiutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
- Control lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri
- Ajarkan teknik non
farmakologi untuk
mengurangi nyeri

e. Implementasi dan Evaluasi


Hari/TGL Dx Implementasi Evaluasi TTD
Rabu, 20 1 1. Mengukur tanda- S :
Mei 2020 tanda vital pasien pasien mengatakan
2. Melakukan masih merasa takut
komunikasi untuk O:
mengurangi rasa - pasien melakukan
takut relaksasi nafas dalam
3. Menganjurkan - pasien terlihat tenang
pasien untuk tarik dan berdoa
nafas dalam dan - TD : 141/80 mmHg
berdoa. - HR : 77 x/m
- RR : 22 x/m
- SPO2 : 99%
A : masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Kaji TTV
- Anjurkan pasien
untuk relaksasi
dengan tarik nafas
dalam
Rabu, 20 2. 1. Memonitor TTV S:
Mei 2020 2. Menganjurkan pasien mengatakan
untuk relaksasi nyeri masih terasa
nafas dalam - TD : 141/80 mmHg
3. Mengkaji nyeri - HR : 77 x/m
- RR : 22 x/m
- SPO2 : 99%
P : Timbul saat aktivitas
maupun berjalan
Q : Terasa seperti
tertekan
R : Di selangkangan
S : Skala 3
T : Nyeri hilang timbul
O:
- pasien melakukan
relaksasi nafas dalam
- pasien terlihat
menyeringai saat
berjalan
A : masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Anjurkan untuk
relaksasi nafas dalam
- Monitor TTV

2. Di Ruang Operasi (Tahap Intra Operasi)


a. Pengkajian
1) Persiapan perawat :
a) Perawat sudah mempersiapkan peralatan pembedahan yang
steril dan obat anestesi
b) Melakukan “Time Out”
c) Membagi tugas sebagai perawat sirkuler, perawat intrumen,
perawat asisten dan perawat anestesi.
2) Persiapan pasien :
Pasien diposisikan duduk, infus RL sudah terpasang, dilakukan
pemasangan monitor, kemudian dilakukan pembiusan dengan spinal
anestesi. Dokter anestesi akan menandai lokasi yang akan diberikan
anestesi spinal setelah memberi antiseptic terlebih dahulu. Dokter
memasukkan jarum yang sangat halus ke tengah punggung bagian
bawah di ruas tulang belakang, kemudian anestesi disuntikkan
melalui jarum ke cairan serebrospinal yang mengelilingi sumsum
tulang belakang. Kemudian pasien diposisikan supine, dalam 5-10
menit pasien mulai mengalami kelemahan kekuatan otot dan
kesulitan menggerakkan kaki.
3) Prosedur operasi
Pada fase pembedahan, dilakukan desinfeksi dengan betadine
dan alkohol yang diikuti melakukan drapping untuk mempersempit
area operasi sehingga dicapai area sesuai kebutuhan operasi. Setelah
selesai, kemudian dilakukan insisi pada daerah kuadran III. Selama
pembedahan berlangsung hemodinamik stabil dengan tehnik
hipotensi untuk mengurangi perdarahan selama operasi berlangsung.
a) Anestesi mulai jam 19.25 dan selesai jam 20.10
b) Insisi dimulai pukul 19.20 dan operasi selesai pukul 20.10,
pasien keluar kamar operasi 20.30
c) Durasi operasi : 30 menit
d) Jenis anestesi : spinal anestesi
e) Obat medikasi : bunascan 150mg, sotatic 10mg, ketorolac
30mg
f) Lebar sayatan ± 7cm
4) Pengakhiran anestesia dan pembedahan (sign out)
Melakukan konfirmasi kembali dari nama prosedur tindakan,
instrument dan jarum telah di hitung lengkap, specimen telah
diberikan label sesuai nama pasien dan asal jaringan specimen.
Setelah selesai kemudian dilakukan penutupan luka dengan
dijahit dengan model pita, lalu dilakukan penutupan area tempat
operasi dengan menggunakan kasa betadine, daryatul, kasa kering dan
di plester.
5) Perubahan tanda-tanda vitalsetiap 10 menit sekali
10’ pertama :
TD :133/75mmHg
HR : 70x/m
RR : 22x/m
SPO2 : 99%
10’ Kedua :
TD :121/65mmHg
HR : 62x/m
RR : 22x/m
SPO2 : 99%

b. Analisa data
TANGGAL/JAM DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM

20/05/2020 DS : - Prosedur Resiko


19.30 DO : invasif pendarahan
- Pasien terlihat
memejamkan mata
- TD :133/75mmHg
- HR : 70x/m
- RR : 22x/m
- SPO2 : 99%
- Posisi pasien supine
- Lebar sayatan ± 7cm

c. Diagnosa Keperawatan
1) Resiko pendarahan berhubungan dengan prosedur invasive

d. Rencana Keperawatan

Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi


Risiko Setelah diberikan asuhan keperawatan 1. Monitoring tanda-
pendarahan selama 1x30 menit diharapkan pasien tanda perdarahan
berhubungan terhindar dari resiko perdarahan 2. Monitoring TTV
dengan dengan kriteria hasil : 3. Identifikasi
prosedur 1. Tidak terjadi pendarahan penyebab
invasive 2. Tidak ada distensi abdominalis perdarahan
3. Tekanan darah dalam batas normal 4. Monitor status
cairan yang
meliputi intake
output

e. Implementasi dan Evaluasi

Hari/Tgl Dx Implementasi Evaluasi TTD


Rabu, 20 1 1. Memonitor tanda- S :-
Mei 2020 tanda perdarahan O:
2. Memonitor KU - TD :121/65mmHg
dan Vital sign - HR : 62x/m
- RR : 22x/m
- SPO2 : 99%
- Lebar sayatan ± 7cm
- Dilakukan heacting
danditutup kasa
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intevensi

3. Di Ruang Recovery (Tahap Post Operatif)


a. Pengkajian
DS : Pasienmengatakan mengantuk, kaki masih terasa berat susah digerakkan
DO :
- TD : 118/76 mmHg
- HR : 78x/m
- RR : 20x/m
- SPO2 : 99%
- Pasien mencoba menggerakkan kakinya tapi tidak bisa
- Pasien diposisikan semifowler
- Pasien di bius dengan spinal anestesi
- Specimen ada jaringan kantong hernia ± 3cm
- Infus RL 20 tpm
- Luka operasi di jahit dengan model pita
- Panjang luka ± 7cm di tutup hepafix
- Pengkajian skala morse :
No Pengkajian Skala Nilai Ket
1 Riwayat jatuh : apakah Tidak 0 0 -
lansia pernah jatuh Ya 25
dalam 3 bulan terakhir.
2 Diagnosa sekunder : Tidak 0 0 -
Apakah memiliki lebih
dari satu penyakit. Ya 15
3 Alat bantu jalan: 0 0 -
Bedrest / dibantu
perawat
Kruk / tongkat / 15
walker
Berpegangan pada 30
benda- benda sekitar
(kursi, lemari, meja)

4 Teraphy intravena : Tidak 0 20 -


apakah saat ini
Ya 20
terpasang infus.
5 Gaya berjalan / cara 0 10 Karena efek
berpindah : dari
Normal / Bedrest / pembiusan
immobile yang masih
(tidak be20rgerak ada otot
sendiri) masih lemah
Lemah tidak 10 dan sulit
bertenaga digerakkan
Gangguan atau tidak 20
normal (pincang /
diseret).
6 Status mental : 0 0 -
Pasien menyadari
kondisi dirinya.
Pasien mengalami 15
keterbatsan daya
ingat.
Total nilai 30 -
Keterangan :
Tingkatan Resiko Nilai MPS Tindakan
Tidak Beresiko 0-24 Perawatan Dasar
Resiko Rendah 25-50 Pelaksanaan Intervensi
Pencegahan Jatuh Standar.
Resiko Tinggi ≥51 Pelaksanaan Intervensi Pencegahan
Jatuh resiko Tinggi

b. Analisa Data

TGL/JAM DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM


20/05/2020 DS : Efek Resiko jatuh
20.30 Pasien mengatakan mengantuk, anestesi
kaki masih terasa berat dan susah
digerakkan.

DO :
- TD : 118/76 mmHg
- HR : 78x/m
- RR : 20x/m
- SPO2 : 99%
- Pasien mencoba menggerakkan
kakinya tapi tidak bisa
- Pasien diposisikan semifowler
- Hasil dari skala morse adalah
resiko jatuh sedanf dengan
pelaksanaan intervensi
pencegahan jatuh standar
20/05/2020 DS : Tindakan Resiko infeksi
20.30 DO : invasif
- TD : 118/76 mmHg
- HR : 78x/m
- RR : 20x/m
- SPO2 : 99%
- Terdapat jahitan model pita
- Panjang luka ± 7cm ditutup
hepafix

c. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko jatuh berhubungan dengan efek anestesi
2. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasive

d. Rencana Keperawatan
Diagnose Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Risiko jatuh Setelah diberikan asuhan - Sediakan lingkungan yang
b.d efek keperawatan 1x15 menit aman
anestesi diharapkan pasien terhindar - Memasang side rail
dari resiko jatuh dengan branchart
kriteria hasil:
- Berikan penjelasan pada
1. Tidak ada kejadian jatuh
pasien tentang status
2. Pengendalian resiko
kesehatan
jatuh
- Gunakan teknik yang tepat
untuk mentransfer atau
memindahkan pasien ke
branchart
Resiko infeksi Setelah diberikan asuhan - Cuci tangan setiap
b.d tindakan keperawatan selama 1x15 sebelum dan sesudah
invasif menit diharapkan pasien
tindakan keperawatan
terhindar dari resiko infeksi
dengan kriteria hasil: - Pertahankan lingkungan
1. Klien bebas dari tanda dan aseptic selama
gejala infeksi
pemasangan alat
2. Jumlah leukosit dalam
batas normal - Berikan terapi antibiotic
3. Menunjukan kemampuan - Monitor tanda dan gejala
untuk mencegah
infeksi
timbulnya infeksi
- Berikan mrdikasi
perawatan luka
e. Implementasi dan Evaluasi
Hari/TGL Dx Implementasi Evaluasi TTD
Rabu, 20 1 1. Memonitor KU dan S : pasien mengatakan
Mei 2020 TTV lega operasi sudah
selesai, tapi kakinya
2. Memasang said rail
masih terasa berat
branchart O:
3. Memberikan - TD : 118/76 mmHg

penjelasan operasi - HR : 78x/m

sudah selesai dan - RR : 20x/m

jangan banyak - SPO2 : 99%

bergerak terlebih - Pasien terlihat

dahulu karena efek memejamkan mata

anestesinya masih ada - masih sedikit kesulitan


mengerakan kaki
A : masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Monitor Ku dan
TTV
- Pasang said rail
branchart
Rabu, 20 2 1. Memonitor KU dan S:-
Mei 2020 TTV O:
- TD : 118/76 mmHg
2. Mencuci tangan
- HR : 78x/m
sebelum dan sesudah - RR : 20x/m
kontak dengan - SPO2 : 99%
- Terdapat balutan luka
pasien
dengan model pita
3. Monitor luka post op - Tidak ada rembesan di
apakah ada rembesan balutan
A : masalah belum teratasi
di perban.
P : Lanjutkan Intervensi
- Beri antibiotik untuk
mencegah infeksi
- Cuci tangan sebelum
dan sesudah kontak
dengan pasien

Anda mungkin juga menyukai