Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Perkembangan profesi dan tuntutan global memerlukan pengelolaan

secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi.

Manajemen keperawatan di Indonesia pada masa yang akan datang perlu

mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan keperawatan di masa

depan karena sebagaimana kita ketahui bahwa sistem pelayanan kesehatan

mengalami perubahan dasar dalam memasuki abad 21 ini. Perubahan tersebut

sebagai dampak dari perubahan sosial, politik, ekonomi, kependudukan serta

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dariperubahan itu membawa

implikasi terhadap perubahan harapan untuk peningkatan mutu, sistem

pelayanan kesehatan atau keperawatan dan sebagai tantangan bagi tenaga

keperawatan di Indonesia dalam proses menuju profesionalisme.

Keperawatan di Indonesia sampai saat ini masih berada dalam proses

mewujudkan keperawatan sebagai profesi, yaitu suatu proses berjangka

panjang yang ditujukan untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat

Indonesia.

Upaya pengembangan dalam berbagai aspek keperawatan bersifat

saling berhubungan, saling tergantung, saling mempengaruhi yang satu

dengan yang lain, oleh karena itu inovasi dalam pendidikan keperawatan dan

pengembangan praktek keperawatan, ilmu keperawatan adalah merupakan

fokus utama keperawatan Indonesia dalam proses profesionalisme. Salah satu

kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang perawat adalah kemampuan

untuk mengelola (memanajemen) dengan baik dalam bidang keperawatan,

1
bekerja sama atau melaksanakan fungsi koordinasi dengan bidang-bidang

yang lain sebagai bagian dari pelayanan kesehatan yang terintegrasi.

Manajemen adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf

keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional

(Nursalam, 2007). Manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang

harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan,

mengorganisasi, mengarahkan serta mengawasi sumber- sumber yang ada

baik SDM, alat, maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan

keperawatan yang efektif, baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat,

Manajer keperawatan dituntut untuk merencanakan, mengorganisasi,

memimpin dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk dapat

memberikan asuhan keperawatan yang seefektif dan seefisien mungkun bagi

individu, keluarga dan masyarakat.

Model praktek keperawatan menempatkan pendekatan menajemen

(management approach) sebagai pilar praktek profesional yang pertama.Oleh

sebab itu, proses manajemen harus dilaksanakan dengan disiplin demi

menjamin pelayanan yang diberikan kepada pasien dan atau keluarga.(Keliat,

2012).

Manajemen keperawatan mempunyai ruang lingkup manajemen

operasional yang meliputi merencanakan, mengatur, dan mengarahkan para

pelaksana perawatan untuk memberikan pelayanan keperawatan yang terbaik

pada pasien dan masyarakat. Peran dan fungsi manajemen keperawatan masa

sekarang masih berorientasi kepada sentralisasi kewenangan dan tanggung

jawab menjadi desentralisasi dengan pendelegasian wewenang dan tanggung

jawab yang berfokus pada kegiatan koordinasi yang memungkinkan

2
manajemen keperawatan dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan secara

nyata baik di rumah sakit maupun dikomunitas.

Rumah sakit pada masa global saat ini dituntut dalam memberikan

pelayanan kesehatan yang bermutu yang sesuai dengan perkembangan IPTEK

dan harapan masyarakat oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk dapat

mempertahankan serta meningkatkan kualitas dan mutu yang telah

dicapai.Untuk pelayanan rumah sakit yang telah diberikan salah satunya

adalah pelayanan keperawatan yang harus dipantau keberadaanya karena

pelayanan keperawatan tersebut diberikan selama satu hari penuh.Pantauan

ini adalah untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang bermutu sehingga

memerlukan pelayanan pengelolaan manajemen keperawatan secara baik.

Rumah sakit Dr. Arif Zainudin merupakan satu-satunya rumah sakit

jiwa di daerah Surakarta, rumah sakit ini merupakan rumah sakit tipe A,

Rumah sakit Dr. Arif Zainudin memiliki jumlah ruang perawatan sebanyak

16 ruang. Rumah sakit Dr. Arif Zainudin dalam melaksanakan pelayanan

keperawatan telah melakukan manajemen keperawatan secara baik sehingga

menciptakan pelayanan keperawatan yang bermutu.

Dari 16 ruang perawatan di RSJD Dr. Arif Zainudin salah satu ruang

perawatan yang melakukan perawatan paripurna bagi pasien gangguan psikis

yaitu ruang Sumbadra yang terdiri 1 kamar pasien dalam bentuk barak, 1

kamar untuk kelas III dengan jumlah pasien maksimal 15 pasien dan jumlah

tempat tidur 17. Berdasarkan adanya perawatan paripurna yang diperlukan

pasien tersebut, maka manajemen pelayanan keperawatan yang ada di ruang

Sumbadramenjadi lebih luas, sehingga ruang Sumbadra dijadikan sebagai

tempat praktik manajemen bagi Diploma III Keperawatan Stikes ‘Aisyiyah

3
Surakarta dalam periode 2 minggu, dimulai dari tanggal 30 Mei – 10 Juni

2017.

Melalui program Studi Diploma III Keperawatan di Ruang Sumbadra

RSJD dr. Arif Zainudin akan membantu mahasiswa untuk dapat

mengaplikasikan konsep teori yang diperoleh dalam pendidikan formal dan

dapat mengaplikasikan di lahan praktik. Untuk mengelola pelayanan

keperawatan dan kesempatan melakukan pengamatan dalam berlatih menjadi

seorang ketua tim dan perawat pelaksana, mengidentifikasi masalah,

menganalisa dan merumuskan masalah sehingga dapat dirumuskan alternatif

pemecahan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Mengetahui fungsi manajemen keperawatan di ruang sumbadra .

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi bagian pengorganisasi di ruang sumbadra

b. Mengidentifikasi bagian perencanaan di ruang sumbadra

C. MANFAAT

1. Mahasiswa

Untuk menerapkan, mengaplikasikan dan meningkatkan ketrampilan

dalam manajemen keperawatan.

2. Perawat sebagai pelaksana

Sebagai masukan dalam menjalankan profesionalisme di lahan

praktek guna meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

4
BAB II

PENGKAJIAN

A. GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Surakarta yang berada di jalan Ki

Hajar Dewantara No.80 Surakarta. Po BOX 187, dan kontak pos 57126

Surakarta. Memiliki luas tanah 100.67 m2, dan luas bangunan 21.145 m2

dengan kapasitas tempat tidur mencapai 340tempat tidur dan memiliki

jangkauan pelayanan sekaresidenan Surakarta dan sekitarnya.

Sejak diterapkannya UU No.22 Tahun 1999, tentang otonomi daerah,

Rumah Jiwa Sakit Daerah Surakarta (RSJD Surakarta) yang sebelumnya

Rumah Sakit Jiwa Pusat Surakarta berubah menjadi Rumah Sakit Jiwa

Daerah Surakarta. RSJD Surakarta didirikan pada tahun 1918 M, dan

diresmikan penggunaanya tahun 17 Juli 1919 M. Sebelumnya RSJD

Surakarta ini berada di alamat di Jalan Bayangkara No. 80 Surakarta, tepat

disamping Stadion Sriwedari. Sedangkan sekarang berubah nama menjadi

RSJD dr.Arif Zainudin Surakarta. Penamaan RS tersebut di ambil dari salah

satu nama direktur.

Rumah Sakit Jiwa daerah dr. Arif Zainudin Surakarta merupakan

rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang terletak di kota

Surakarta, sebagai rumah sakit rujukan untuk wilayah sekaresidenan

Surakarta dan sekitarnya, juga Jawa Timur bagian Barat dan Jawa Tengah

bagian Timur Selatan. Adapun Visi misi dari Rumah Sakit Jiwa Daerah dr.

Arif Zainudin Surakarta antara lain :

5
1. VISI :

Menjadi pusat pelayanan kesehatan jiwa pilihan yang profesional dan

berbudaya.

2. MISI :

a. Memberikan pelayanan kesehatan jiwa yang bermutu dan terjangkau

masyarakat.

b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan menerapkan nilai-

nilai budaya kerja aparatur.

c. Mengembangkan sarana dan prasarana rumah sakit yang efektif dan

efisien.

d. Membudayakan sikap dan perilaku karyawan dalam memberikan

pelayanan sesuai dengan nilai-nilai keluhuran budaya jawa dan kearifan

lokal.

B. GAMBARAN UMUM RUANGAN

Ruang Sembadra merupakan salah satu ruangan rawat inap di RSJD dr.

Arif Zainudin Surakarta yang memberikan pelayanan untuk perawatan pasien

akut dengan gangguan jiwa yang memiliki masalah psikis. Ruang Sembadra

merupakan ruang rawat inap kelas III yang terdiri dari 1 ruangan dalam

bentuk barakdengan 17 tempat tidur. Kapasitas tempat tidur kelas III terdiri

dari 1 kamar dalam bentuk barak dengan 17 bed, 3 kipas angin.

Ruang Sembadra sudah mempunyai berbagai fasilitas didalam

ruangan yaitu:

1. Ketenagaan Perawat

Jumlah tenaga perawat di ruang Sembadra terdapat 15 perawat

termasuk kepala ruang dengan jumlah S1 Keperawatan berjumlah 8 orang

D3 Keperawatan sebanyak 7 orang.

6
Berdasarkan hasil data ketenagaan di ruang Sumbadra didapatkan

frekuensi hasil tingkat pendidikan perawat yang dapat dilihat pada grafik

dibawah ini.

Grafik2.1 Frekuensi Tingkat Pendidikan Ruang Sembadra RSJD

dr.Arif Zainnudin Surakarta pada Bulan Juni Tahun

2017

Frekuensi Tingkat Pendidikan Perawat


60%
50%
40%
S1 Kep
D3
S1 Kep D3
Frekuensi Tingkat
53% 47%
Pendidikan Perawat

Sumber : Data Kepegawaian di Ruang Sembadra

Berdasarkan hasil data yang diperoleh didapatkan hasil tingkat

pendidikan perawat di ruang Sembadra S1 sebanyak 53%, D3 sebanyak

47%.

7
2. Mahasiswa Praktikan di Ruang Sembadra

Selama bulan Mei - Juni 2017 ada mahasiswa praktik yang berada

di ruang Sembadra karena secara umum ruang digunakan sebagai lahan

praktik. Berikut merupakan tabel jumlah praktikan di ruang Sembadra :

Tabel 2.1 Daftar Praktikan di Ruang Sembadra Bulan Juni 2017

No NAMA INSTITUSI JUMLAH TANGGAL

SISWA PRAKTIK

1 Akper Respati Yogyakarta 6 29 Mei –3 Juni 2017

2 Akper PKU Muh Surakarta 5 29 Mei – 3 Juni 2017

3 Stikes ‘Aisyiyah Surakarta (D3 11 30 Mei – 10 Juni

Keperawatan 2017

4. Poltekkes Kemenkes 5 5 Juni – 17 Juni 2017

Semarang

Sumber : Buku Daftar Kemahasiswaan Ruang Sembadra

3. Fasilitas ruangan

Berdasarkan observasi dan wawancara dengan kepala ruang

Sembadra pada tanggal 3 Juni 2017 ditemukan hasil yaitu:

a. Kamar Pasien Kelas 3= 1 Kamar dalam bentuk barak

b. Kapasitas tempat tidur pasien diruangan berjumlah 17bed.

c. Kamar mandi 4

d. Ruang karu 1

e. Ruang perawat 1

f. Ruang Visite Dokter 1

g. Alat Kesehatan meliputi :

1) Spigmomanometer

2) Stetoskop

8
3) Termometer

4) Timbangan berat badan

5) Pengukur tinggi badan

4. Denah Ruangan Sembadra

9
Gambar 2.1 Denah Ruang Sembadra pada tahun 2017 di RSJD dr.Arif

Zainudin Surakarta

RUANG ALAT

TAMAN SEMBADRA
TAMAN SENA

KAMAR
MANDI
PERAWAT

KAMAR

MANDI
HALAMAN DEPAN HALAMAN
DEPAN PASIEN
PINTU MASUK

KETERANGAN :

: MEJA PERAWAT

: BAD PASIEN

: Meja Ruangan

10
HASIL PENGKAJIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

1. Perencanaan

a. Visi, Misi dan Tujuan

Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara dengan Kepala ruang

yang dilakukan pada tanggal 3 Juni 2017 di ruang Sembadra, kepala

ruang mengatakan bahwa visi dan misi ruang mengacu pada visi dan

misi RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta. Saat dilakukan observasi visi

dan misi sudah ada dan tertempel di bangsal Sembadra.

b. Rencana harian, rencana bulanan, rencana tahunan

1) Rencana Harian

Grafik 2.2 Rencana Harian Kepala Ruang, Ketua Tim dan Perawat

Associate di Ruang Sembadra RSJD dr.Arif Zainnudin Surakarta

Pengkajian Rencana Harian


120%
100%
80%
60% pengkajian rencana
40% harian
20%
0%
Kurang Baik Baik

Sumber : Data Primer SPSS 2017

Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada 15

perawat didapatkan hasil untuk rencana harian perawat di ruang

Sembadra didapatkan hasil baik 100%.Masing-masing perawat

mempunyai rencana harian dan rutin didokumentasikan, Hasil

wawancara dengan kepala ruang didapatkan data bahwarencana

harian dibuat oleh karu, katim, dan perawat pelaksana untuk setiap

harinya. Di ruangan Sembadra sudah mempunyai buku catatan

11
rencana harian.

2) Rencana Bulanan

Grafik 2.3 Rencana Bulanan Kepala Ruang, Ketua Tim dan

Perawat Associate di Ruang Sembadra RSJD dr.Arif Zainnudin

Surakarta

Frekuensi Rencana Bulanan Karu,


KaTim, dan Perawat Associate
120%

100%

80%

60%
Series 1
40%

20%

0%
Kurang baik Baik

Sumber : Data Primer SPSS 2017

Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada 15

perawat didapatkan hasil rencana bulanan perawat di ruang

Sembadra dengan hasil baik sebesar 100%.Hasil observasi dan

wawancara kepada kepala ruang dan ketua tim di ruang Sembadra

didapatkan hasil bahwa Karu dan Katim mempunyai dan

menyusun rencana bulanan yang dilakukan setiap akhir bulan.

Hasil wawancara dengan kepala ruang didapatkan data

bahwa rencana bulanan dibuat oleh Karu dan Katim.Rencana

bulanan sudah dibuat 1 bulan sebelumnya.

Di ruangan Sembadra rencana bulanan sudah terlaksana dan

format rencana bulanan dibuat oleh rumah sakit.

12
3) Rencana Tahunan

Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada kepala ruang

Sembadra didapatkan hasil 100% yang berarti mempunyai rencana

tahunan yang akan dilaksanakan setiap akhir tahun. Rencana

tahunan contohnya pengajuan sarana yang diperlukan di Ruangan

seperti Bed, Almari, alat kesehatan Roadstool.

c. Perencanaan ketenagaan

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang didapatkan

data jumlah perawat di ruang Sembadra sebanyak 15 orang.Tenaga

keperawatan yang ada di RS jiwa Surakarta sebagian besar sudah

melalui proses seleksi CPNS yang telah ditetapkan dari Pemerintah

Provinsi. Berdasarkan hasil wawancara dari Karu, Karu mengatakan

bahwa dalam menentukan jumlah tenaga keperawatan di setiap

ruangan biasanya ditentukan oleh bidang ketenagaan yang berwenang

dan dari ruang khususnya Sembadra hanya dapat mengusulkan jika

kekurangan jumlah tenaga dibutuhkan yang selanjutnya akan

dipertimbangkan dari pihak ketenagaan.

d. Rencana Pengembangan Staf : Pendidikan Dan Pelatihan

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang Sembadra

dan observasi di ruang Sembadradidapatkan data yaitu semua perawat

sudah melakukan pelatihan dasar untuk keperawatan jiwa yang

meliputi BTCLS, Komunikasi Efektif, Askep, PICU. Berdasarkan

hasil wawancara dengan kepala ruang didapatkan hasil bahwa tidak

ada rencana pengajuan pelatihan karena sudah diatur dari pihak rumah

sakit.

13
e. Perencanaan sarana dan prasarana

Berdasarkan hasil pengkajian karu mengatakan bahwa untuk

pengadaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dari tiap ruangan,

khususnya ruang Sembadra harus melalui prosedur yang telah

ditetapkan dari Rumah sakit. Melalui pengajuan kepada pihak bidang

sarana dan prasarana yang menangani dan kemudian akan

dipertimbangkan dari pengajuan tersebut. Pengajuan sarana dan

prasarana dibedakan menjadi dua yaitu pengajuan bulanan dan

pengajuan tahunan. Pengajuan bulanan contohnya seperti alat tulis,

dan perlengkapan pasien sehari hari misalnya peralatan mandi, dan

hand scrub.Di Ruang Sembadra sudah terdapat hand scrub. Poster

langkah cuci tangan yang benar jumlahnya juga masih terbatas, hanya

ada satu poster yang terpasang di ruangan Sembadra dan belum ada

hand scrup maupun sabun cuci tangan di setiap bed pasien.

Berdasarkan wawancara dengan keluarga pasien didapatkan

bahwa perawat telah memberikan edukasi tentang cara mencuci

tangan yang benar kepada keluarga pasien. Berdasarkan observasi dan

wawancara kepada 3 keluarga pasien didapatkan hasil bahwa keluarga

belum menerapkan cuci tangan yang benar setiap hari karena tidak

ingat langkah-langkah cara mencuci tangan yang benar

Sedangkan pengajuan sarana prasarana tahunan contohnya

pengajuan bed dan almari.Perawatan dan pemeliharaan alat kesehatan

dilakukan oleh petugas instalasi khusus selama satu tahun sekali.

Apabila dalam waktu kurang dari satu tahun terdapat alat kesehatan

yang rusak maka perawat mengajukan permohonan perbaikan alat

kepada instalasi khusus.Alur peminjaman alat dari bangsal lain

14
menggunakan buku catatan peminjaman alat dimana peminjam harus

menuliskan identitas di buku tersebut.

f. Keterlibatan stafperawat dalam perencanaan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang di ruang

Sembadradidapatkan hasil bahwa semua staf di ruang Sembadra

terlibat dalam perencanaan dan saling berkesinambungan, sebagai

contoh rapat yang dilakukan setiap 1 bulan sekali.Tetapi, kegiatan

diskusi hanya dilakukan jika terdapat sesuatu yang harus dipecahkan

secara musyawarah bersama oleh perawat di ruang

Sembadra.Keterlibatan staf dan perawat dalam perencanaan tersebut

dapat terwujud dengan baik

2. Pengorganisasian

a. Struktur organisasi Ruang Sembadra

Terlampir

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Ruang Sembadra

Berdasarkan observasi yang dilakukan terdapat struktur

organisasi dibangsal Sembadra. Struktur organisasi sudah ada

diruangan dan sudah tertempel diruangan untuk nama-nama perawat

pelaksana sudah dicantumkan nama perawat. Berdasarkan hasil

wawancara dengan Karu dan Katim untuk pembagian pasien

disesuaikan dengan perbandingan jumlah pasien dengan jumlah

perawat. Pembagian tanggung jawab dan wewenang ketua tim (katim)

kepada pasien di ruang Sembadra:

1) Katim 1

Bertanggung jawab dan membawahi5perawat pelaksana,

memberikan asuhan keperawatan kepada6pasien jiwa.

15
2) Katim 2

Bertanggung jawab dan membawahi 7 perawat pelaksana,

memberikan asuhan keperawatan kepada 7 pasien jiwa.

b. Uraian Tugas

1) Kepala Ruang

Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada

Kepala Instalansi Rawat Inap Jiwa.Kepala Ruang merupakan

seorang perawat yang diberi tanggung jawab dan wewenang

dalam mengelola kegiatan pelayanan keperawatan di ruang

Sembadra.

Tugas kepala ruangan SK.Direktur No: 800/93.34/01/2014 yaitu:

Tugas pokok

a) Melaksanakan pengkajian lanjutan keperawatan pada keluarga.

b) Melaksanakan analisis data komplek untuk merumuskan

diagnosa keperawatan pada keluarga.

c) Menerima konsultasi analisis data sederhana untuk

merumuskan diagnosa keperawatan.

d) Merencanakan tindakan keperawatan kompleks pada keluarga.

e) Menerima konsultasi penyusunan rencana tindakan

keperawatan sederhana

f) Menerima konsultasi penyusunan rencana tindakan

keperawatan kompleks

g) Melaksanakan tindakan keperawatan dasar kategori III

h) Melaksanakan tindakan keperawatan dasar kategori IV

i) Melaksananan tindakan keperawatan kompleks kategori I

j) Melaksananan tindakan keperawatan kompleks kategori II

16
k) Melaksananan tindakan keperawatan kompleks kategori III

l) Melaksananan tindakan keperawatan kompleks kategori IV

m) Menerima konsultasi tindakan keperawatan dasar

n) Menyusun program penyuluhan dengan metode kompleks

o) Melakukan penyuluhan kepada masyarakat

p) Menerima konsultasi penyusunan program pelatihan kader

q) Melaksanakan evaluasi keperawatan kompleks pada keluarga

r) Menerima konsultasi evaluasi keperawatan kompleks pada

individu

s) Menerima konsultasi evaluasi keperawatan kompleks pada

keluarga

t) Melaksanakan pengelolaan pelayanan keperawatan sebagai

pengawas keliling di rumah sakit

u) Melaksanakan kegiatan penanggulangan bencana alam atau

wabah lapangan

v) Membantu dalam kegiatan kesehatan (PMI,YPAC,Olahraga)

w) Melaksanakan tugas supervise bidang kesehatan

x) Melaksanakan penanggulangan penyakit atau wabah dengan

menjadi ketua tim atau anggota tim

Tugas tambahan :

a) Melaksanakan tugas sebagai perawat kontrol

b) Melaksanakan tugas sebagai pembimbing klinik

c) Melaksanakan tugas sebagai anggota komite keperawatan

d) Melaksanakan tugas sebagai anggota pokja akreditasi

e) Melaksanakan tugas sebagai administrasi bangsal

17
2) Ketua Tim

Menurut uraian yang ada ditugas ketua tim meliputi :

a) Melaksanakan kelancaran tugas diruangan bersama kepala

ruang dan perawat pelaksana.

b) Melaksanakan operan pasien yang dirawat oleh tim dan

mengidentifikasi tingkat kebutuhan atau ketergantungan pasien

c) Mengadakan pre dan post conferens dengan perawat

pelaksana:

(1) Intervensi yang akan dilakukan perawar pelaksana (sesuai

dengan masalah pasien)

(2) Mengkaji rencana kegiatan perawat pelaksana dan

memprioritaskan tindakan keperawatan yang akan

dilakukan.

d) Menegakkan diagnosa keperawatan sesuai dengan

permasalahn pasien

e) Membuat program pemeriksaan diagnostic pasien sesuai

advice dokter.

f) Melaksanakan kolaborasi dengan tim kesehatan lain

g) Melaksanakan intervensi keperawatan tertentu (yang tidak

dapat dilakukan perawat pelaksana)

h) Melaksanakan intervensi keperawatan sesuai dengan pasien

yang dikelola

i) Mendiskusikan dengan dokter mengenai perkembangan pasien.

j) Memonitor pelaksanaan tindakan dan membimbing perawat

pelaksana.

k) Menginformasikan tentang hak pasien dan keluarga

18
l) Melaksanakan administrasi bangsal

m) Melaksanakan pendidikan kesehatan kepada pasien dan

keluarga

n) Mendokumentasi dan mengevaluasi hasil tindakan

o) Membuat laporan perkembangan pasien

p) Menyusun rencana hasil

q) Operan

3) Perawat Pelaksana

Menurut uraian tugas perawat pelaksana sesuai dengan SK

Direktur No 800/97.2/01/2014 meliputi :

a) Melaksanakan pengkajian keperawatan kepada keluarga

b) Melaksanakan analisis data sederhana untuk merumuskan

diagnose keperawatan pada individu

c) Merencanakan tindakan keperawatan sederhana pada individu

d) Merencanakan tindakan keperawatan dasar kategori I

e) Merencanakan tindakan keperawatan dasar kategori II

f) Merencanakan tindakan keperawatan dasar kategori III

g) Merencanakan tindakan keperawatan dasar kategori IV

h) Merencanakan tindakan keperawatan kompleks kategori I

i) Melaksanakan penyuluhan pada keluarga

j) Melakukan tugas jaga sore di rumah sakit

k) Melakukan tugas jaga malam di rumah sakit

l) Melaksanakan tugas khusus di unit pelayanan kesehatan yang

mempunyai resiko tinggi

m) Melaksanakan tugas kunjungan pembinaan keluarga,

kelompok, di daerah sulit

19
n) Melaksanakan kegiatan penanggulangan bencana alam atau

wabah dilapangan

o) Membantu dalam kegiatan kesehatan (PMI, YPAC, Olahraga)

p) Melaksanakan penanggulangan penyakit atau wabah dengan

menjadi ketua tim atau menjadi anggota tim.

c. Pengorganisasian perawatan pasien

Kepala Ruang Sembadra membawahi 14 perawat yang dibagi

menjadi 2 ketua tim yaitu tim 1 terdapat 5 perawat pelaksana dan tim

2 terdapat 7 perawat pelaksana. Di ruang Sembadra menggunakan

metode MPKP dengan sistem tim.Ketua tim secara administratif dan

fungsional bertangung jawab kepada kepala ruang yang diberi

wewenang dan ditugaskan untuk mengatu tim tenaga keperawatan

dalam melaksanaan Asuhan keperawatan pada sekelompok pasien di

ruang Sembadra. Perawat pelaksana secara administratif dan

fungsional bertanggung jawab kepada kepala ruang melalui ketua

tim.Pada metode pemberian askep dengan menggunakan pola

pengkajian per sistem.

Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara pada Kepala Ruang

Sembadra pengorganisasian perawatan pasien menggunakan metode

MPKP dengan sistem tim yang terbagi menjadi 2 timyaitu tim 1

terdapat 5 perawat pelaksana dan tim 2 terdapat 7 perawat pelaksana.

Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada Karu.

20
Grafik 2.4 Penilaian struktur organisasi, Pengorganisasian, daftar dinas

(Karu dan Katim)di ruang Sembadra RSJD dr.Arif

Zainnudin Surakarta

Pengkajian Pengorganisasian
120

100

80

60 Pengkajian
Pengorganisasian
40

20

0
Baik Kurang Baik

Sumber : Data Primer 2017

Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada 15 perawat

didapatkanhasil data pengorganisasian di ruang Sembadra sebanyak

100% baik.

d. Pendokumentasian proses keperawatan; format pengkajian, rencana

keperawatan, implementasi tindakan, evaluasi, pasien pulang/follow

up.

Berdasarkan hasil wawancara dengan 15 perawat, didapatkan

hasil bahwa untuk pendokumentasian asuhan keperawatan dalam

pelaksaanan sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan dari Rumah

Sakit.Berdasarkan hasil observasi diperoleh bahwa rekam medis berisi

lembar asessment, lembar laboratorium, lembar edukasi, lembar

catatan perawat, dll. Hasil observasi pendokumentasian asuhan

keperawatan yang diperoleh berdasarkan instrument asuhan

keperawatan di Ruang Sembadra terhadap kelengkapan 10status

pasien, didapatkan hasil sebagai berikut:

21
1. Pendokumentasian sudah lengkap, terisi semua point

2. Yang menuliskan pendokumentasian keperawatan adalah perawat

pelaksana

3. Yang bertanggung jawab dalam pendokumentasian keperawatan

yaitu katim apabila ada masalah yang tidak dapat diselesaikan

maka katim dibantu karu.

e. Jadwal dinas/shift, sistem penyusunan shift/jadwal dinas, penanggung

jawab penugasan, distribusi tenaga berdasarkan pengalaman dan latar

belakang pendidikan.

Sistem penyusunan jadwal dinas di Ruang Sembadra disusun

langsung oleh kepala ruang, dimana perawat primer bertanggung

jawab kepada kepala ruang dan perawat pelaksana bertanggung jawab

terhadap perawat primer. Untuk Katim di ruang Sembadra sudah

berpendidikan sarjana keperawatan dan yang berperan sebagai

perawat primer adalah yang memiliki kompetensi. Pada shift pagi

perawat yang bertugas sebanyak 4-5 orang yang terdiri dari katim dan

perawat pelaksana, shif siang perawat yang bertugas sebanyak 3 orang

yang salah satunya bertugas sebagai perawat penanggung jawab shift.

Pada shif malam perawat yang bertugas 3 orang yang terdiri dari

perawat penanggung jawab shift dan perawat pelaksana. Pembuatan

jadwal dinas/shift dibuat setiap sebulan. Mekanisme penyusunan

jadwal di ruang Sembadra dengan diskusi, didalam diskusi

menampung usulan shift/jadwal seperti permintaan.

22
f. Ketenagaan: orientasi perawat baru

Berdasarkan hasil wawancara dari Kepala Ruang tanggal 3Juni

2017 didapatkan hasil bahwa setiap perawat baru diorientasikan ke

seluruh ruangan di Rumah Sakit, kemudian selama 3 bulan di

shiftpagi untuk selanjutnya di ruangan yang telah ditentukan perawat

baru diorientasikan oleh kepala ruang. Diruang Sembadra perawat

baru di orientasikan tentang ruangan Sembadra dan peraturan-

peraturan yang ada di ruang Sembadra.

3. Pengarahan

a. Motivasi: strategi memotivasi individu atau kelompok, sistem reward

and punishment.

Berdasarkan hasil wawancara yang secara langsung kepada

Kepala Ruang di ruangSembadra strategi untuk memotivasi individu

dengan cara pemberian penghargaan dengan diikutkan pujian, tetapi

pedoman pemberian penghargaan tidak ada SK-nya.Punishment yang

diberlakukan di ruang Sembadra yaitu berdasarkan tingkat kesalahan

yang dilakukan oleh perawat. Perawat yang melakukan kesalahan

ringan namun tidak menimbulkan cidera, kecacatan, maupun kematian

hukuman yang diberlakukan berupa tegurang dari Karu. Punishment

untuk perawat yang melakukan kesalahan yang dapat menimbulkan

kecacatan maupun kematian maka tindakan yang diambil adalah

pembahasan pada forum ruangan, analisa kasus dilakukan untuk

mengetahui kebenaran kasus (kasus dilakukan karena kelalaian

perawat dalam melakukan tindakan sesuai SOP atau tidak), jika

kesalahan yang ada adalah kelalaian dari perawat dan menimbulkan

23
kerugian berupa kecacatan maupun keselamatan pasien maka

hukuman yang diberlakukan sesuai SK dari KaSie dan KaBid.

b. Komunikasi, strategi komunikasi, model komunikasi

Berdasarkan hasil wawancara kepada kepala ruang Sembadra

bahwa jika ada pemberitahuan dari Rumah Sakit diberitahukan kepada

kepala ruang lalu kepala ruang disampaikan kepada Katim selanjutnya

Katim memberitahu tahu kepada perawat pelaksana. Setelah semua

mengetahui pemberitahuan tersebut di diskusikan ketika operan.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan dari tanggal

3Juni 2017 ditemukan bahwa operan, pre dan post conference di

bangsal Sembadra sudah dilakukan namun belum berjalan dengan

maksimal.Ini dibuktikan bahwa pelaksanaan sudah dilakukan tetapi

tidak sesuai dengan SOP.Berdasarkan hasil wawancara dengan Karu,

di Sembadra belumterdapat SOP (Standar Operasional Prosedur)post

conference dan pre conference, ronde keperawata dan operan.

Berdasarkan hasil wawancara bahwa alur operan, pre& post

conference di Sembadra sudah dilakukan namun pelaksanaannya dari

segi kualitas dan kuantitas belum maksimal. Hanya sebagian perawat

yang mengikuti kegiatan operan, pre & post conference. Untuk

kegiatanpre dan post conference dilakukan pada shift pagi saja. Dari

hasil wawancara dengan Karu didapatkan bahwa komunikasi efektif

ronde keperawatan belum terlaksana sesuai prosedur, belum adanya

SOP ronde keperawatan. Berdasarkan hasil wawancara kepada 3

perawat didapatkan hasil bahwa belum semua perawat memahami

tahapan pre dan pro conference.Berdasarkan hasil wawancara dengan

Karu dan observasi yang dilakukan didapatkan hasil bahwa discharge

24
planningsudah terlaksana dengan baik, sehingga terdapat indikator

planning pasien pulang sesuai SPO.

c. Gaya kepemimpinan

Berdasarkan hasil wawancara gaya kepemimpinan yang ada di

ruang Sembadra yaitu demokratis antara kepala ruang dan perawat.

Karu, KaTim dan PP selalu bekerjasama untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan

ditentukan bersama antara Kepala Ruang, KaTim dan PP. Kepala

ruang mengatur dan mengawasi kinerja yang dilakukan perawat,

dimana kinerja yang telah dilakukan telah diatur dengan sedemikian

rupa, sehingga tugas-tugas yang telah diatur jelas.

d. Pendelegasian: jenis, mekanisme, prinsip, penetapan tugas yang akan

didelegasikan dan tugas terurai dengan jelas

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang Sembadra

didapatkan hasil bahwa pendelegasian dilakukan belum optimal,

sebagian perawat belum memahami format pendelegasian.

Pendelegasian dilakukan jika terdapat acara dinas yang berhubungan

dengan rumah sakit yang tidak dapat ditinggalkan. Dari hasil

observasi didapatkan bahwa ruang Sembadra mempunyai buku khusus

dan format dari pendelegasian tetapi tidak berjalan secara maksimal.

Biasanya pendelegasian dilakukan antara Kepala Ruang dengan

Kepala Tim hanya lewat telepon maupun secara langsung dengan

sistem kepercayaan.

e. Manajemen konflik / cara penyelesaian konflik

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada Kepala

Ruang dan KaTim didapatkan hasil bahwa penyelesaian konflik yang

25
dilakukan dengan diskusi untuk memecahkan permasalahan yang ada,

saling mencari solusi untuk menyelesaikan masalah.

f. Kolaborasi dan koordinasi, alur koordinasi

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruang didapatkan

bahwa kolaborasi untuk kepegawaian dilakukan dengan Karu

selanjutannya yang bertanggungjawab adalah KASI.

g. Supervisi

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruang Sembadra,

didapatkan hasil bahwa aktivitas supervisi belum optimal

pelaksanaanya di ruang Sembadra. Bimbingan secara resmi di ruang

Sembadra dari Karu ke Katim dan dari Katim ke Perawat Pelaksana

dilakukan tetapi belum sesuai dengan teori, tetapi apabila ada hal yang

tidak diketahui atau tidak paham maka bisa ditanyakan kepada Kepala

Ruang dan Katim.

4. Pengawasan

a. Metode pengawasan

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang Sembadra

pada tanggal 3 Juni 2017 mengintegrasikan kebutuhan staf dalam

pengambilan keputusan, memberi kesempatan kepada staf menilai dan

mengontrol pekerjaannya, menciptakan hubungan saling percaya dan

kerjasama dengan staf, menjadi role model bagi staf, memberi

reinforcement, membuat perencanaan waktu dan membuat prioritas,

melengkapi prioritas tertinggi dalam menyelesaikan tugas sebelum

memulai tugas baru, identifikasi ketrampilan dan tingkat pendidikan

untuk melaksanakan tugas, memilih perawat yang mampu

melaksanakan tugas yang didelegasikan, mengkomunikasikan dengan

26
jelas apa yang akan dilaksanakan dan menentukan tujuan yang akan

dicapai.

Kemudian dari karu mengawasi kinerja katim dan selanjutnya

dari katim memberi pendelegasian terhadap perawat pelaksana yang

bertujuan untuk mengidentifikasi pencapaian staf dan memberi

reinforcement, mengidentifikasi aspek kerja yang perlu

ditingkatkan.Memberi solusi dan role model untuk meningkatkan

kinerja, menjelaskan tindak lanjut supervisi yang telah dilaksanakan,

reinforcement terhadap pengkajian kinerja staf, operan dilaksanakan

setiap pergantian dinas, preconferentbelum dilakukan secara optimal

di setiap tim sebelum mulai dinas, postconferent juga belum

dilaksanakan secara optimal. Operan dilaksanakan setiap pergantian

shift.

b. Program pengendalian mutu, kegiatan, keterlibatan perawat menyusun

standar mutu pelayanan kesehatan dankeperawatan.

Dari data wawancara didapatkan penilaian pengendalian di Ruang

Sembadra RSJDdr. Arif Zainudin Surakarta, yang dilakukan oleh

perawat sebanyak 100% dari indikator mutu dan pelayanan. Yang

meliputi perhitungann BOR, ALOS, TOI, Kepala Ruang yang

melakukan audit, melakukan pengkajian dan melakukan asuhan

keperawatan, survey kepusaan perawat.

Berdasarkan hasil wawancara penilaian audit dokumentasi

dengan kepala ruang Sembadrapada tanggal 3 Juni 2017didapatkan

bahwa penilaian yang dilakukan adalah 100%, dari aspek yang dinilai

format evaluasi dokumentasi asuhan keperawatan, dokumentasi

asuhan keperawatan pasien pulang/meninggal, dan dokumentasi hasil

27
evaluasi dokumentasi asuhan keperawatan setiap pasien

pulang/meninggal.

c. Audit dokumentasi asuhan keperawatan

Penilaian audit dokumentasi terdiri dari 3 aspek penilaian yang

meliputi : ada format evaluasi dokumentasi asuhan keperawatan, ada

dokumentasi hasil evaluasi dokumentasi asuhan keperawatan tiap

pasien pulang atau meninggal, dokumentasi asuhan keperawatan

pasien pulang atau meninggal. Dari ke 3 nya sudah dilakukan.

Asuhan keperawatan audit dokumentasi :

1) Pengkajian

Berdasarkan observasi dan wawancara terhadap 2 perawat

masalah yang timbul pada pasien dan pengkajian tidak dilakukan

secara continuedari pasien masuk sampai keluar, pengkajian telah

di lakukan di IGD.

2) Diagnosa

Berdasarkan wawancara dengan 2 perawat didapatkan hasil

bahwa dari seluruh aspek penilaian pada poin pengkajian sudah

seluruhnya dilakukan.Diagnosa sudah dirumuskan berdasarkan

masalah yang muncul pada pasien.Apabila terdapat data tentang

pengkajian yang baru maka ditambahkan dengan pengetahuan

dokter dan Karu.Di dalam teori pengkajian yang dilakukan adalah

pengkajian dari setiap diagnosa.

3) Perencanaan

Berdasarkan hasil wawancara dengan 2 perawat didapatkan

hasil bahwa perencanaan dari seluruh aspek penilaian pada poin

pengkajian sudah dilakukan rencana tindakan keperawatan telah

28
berdasarkan pada diagnosa keperawatan dan masalah yang muncul

pada pasien.Rumusan tujuan sudah mengandung komponen pasien,

perubahan kondisi dan kriteria pasien.Kalimat perintah dalam

perencanaan keperawatan terinci dan jelas serta melibatkan pasien

dan keluarga.

4) Implementasi

Berdasarkan wawancarai terhadap 2 perawat dari tindakan

keperawatan yang dilakukan sudah mengacu pada rencana tindakan

keperawatan dan respon pasien terhadap tindakan keperawatan

sudah diobservasi serta didokumentasikan oleh perawat.

5) Evaluasi

Berdasarkan wawancara terhadap 2 perawat dari seluruh

aspek penilaian pada poin sudah dilakukan sesuai dengan

pendokumentasian evaluasi terhadap keadaan pasien.

d. Keterlibatan perawat dalam kegiatan audit

Dalam hal dokumentasi perawat pelaksana terlibat hanya pada

implementasi dan evaluasi asuhan keperawatan. Sedangkan untuk

evaluasi dokumen keperawatan pasien pulang/ meninggal dilakukan

audit oleh semua pihak meliputi Karu, Katim, dan Perawat Pelaksana.

e. Kepuasan

Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada tanggal

3 Juni 2017 terhadap 3 keluarga pasien didapatkan tingkat kepuasan

keluarga pasien tentang pelayanan keperawatan di Ruang Sembadra

sebanyak 3 keluarga pasien merasa puas dengan pelayanan yang ada

di Sembadra. Keluarga mengatakan perawat memberikan

29
pelayananyang baik yaitu seperti pelayanan yang cepat, bertanggung

jawab, serta memberikan rasa aman dan nyaman kepada pasien.

30
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Beberapa rencana tindakan telah dilaksanakan sesuai dengan

program atau tujuan yang telah ditetapkan kelompok dalam praktek

manajemen keperawatan di Ruang Sembadra RSJD dr. Arif Zainnudin

Surakarta

1. Penerapan pre danpost conference keperawatan di ruang Sembadra

sudah terlaksana dengan baik

2. Penerapan pendelegasian di Ruang Sembadra RSJD dr. ArifZainnudin

Surakarta sudah dilaksanakan, dari hasilobservasi yang dilakukan

kepada Karu dan Katim sudah memahami bagaimana pentingnya

pendelegasian tetapi belum dilaksanakan secara maksimal.

3. Penerapan pelaksanaan Hand Hygiene di ruang Sembadra RSJD dr.

Arif Zainnudin Surakarta sudahberjalanbaik.

B. SARAN

1. KepalaRuang

Diharapkan lebih optimal lagi dalam pelaksanaan pre danpost

conference, pendelegasian, dan Hand Hygiene.

2. Ketua Tim

Diharapkan selalu mengarahkan dan membimbing perawat pelaksana

dalam pelaksanaan pre danpost conference, pendelegasian, danHand

Hygiene

3. PerawatPelaksana

Diharapkan lebih meningkatkkan kesadarannya tentang Hand Hygiene.

31

Anda mungkin juga menyukai