Tn. A usia 46 tahun di bawa ke Ruang 16 (combustio) karena mengalami
luka bakar di bagian wajah dan alis terbakar, kedua lengan dan kedua kaki setelah terkena ledakan gas elpiji 3 kg ± pukul 01.00 WIB (malam). Klien di rujuk dari RS Wava Husada Kepanjen ke RSSA Malang, dan telah di diagnosa combustio grade II A 16%. Sebelum kejadian, klien mengatakan ingin ke dapur untuk memasak makanan, saat itu gas dalam kondisi bocor dan klien merokok didalam dapur dan tiba- tiba gas elpiji meledak dan mengeluarkan api serta mengenai klien. Saat ini klien mengeluh nyeri dan terasa panas di wajah, kedua lengan dan kaki. Klien tidak sesak napas maupun batuk, area kulit pada area luka bakar tampak lebih cerah dibandingkan area kulit bagian tubuh lain, tidak terdapat bullae pada area luka bakar. Kulit wajah tampak lebih cerah dan berair. Warna bibir coklat coklat tua, terasa nyeri bila ditekan, bibir pecah- pecah. Warna kulit terang pucat, kemerahan dan akral dingin, CRT>3dtk. Hasil pemeriksaan fisik : - keadaan umum : lemah - kesadaran : compas mentis - Tanda- tanda Vital : - TD : 120/70mmHg - Nadi: 84x/mnt - suhu : 36,7˚C - RR : 22x/mnt - TB : 169cm - BB : 57 kg - konjungtiva anemis - reaksi pupil 3mm/3mm - reflek cahaya : +/+ ANALISA DATA NO DATA ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN 1 DS: klien mengeluh nyeri Ledakan gas elpiji Nyeri Akut pada wajah , kedua lengan, Combustio grade II A dan kaki 16% P : terkena ledakan gas Kerusakan kulit dan elpiji mukosa Q : Nyeri seperti ditusuk- Pelepasan mediator tusuk nyeri (histamin, R : Nyeri terasa di area prostaglandin,bradikini n) luka bakar saja (wajah, kedua lengan, kaki) Merangsang S : skala nyeri 5 nosireseptor T : nyeri terasa terus menerus dan sangat nyeeri Nyeri Akut jika di tekan DO : - skala nyeri 5 - wajah grimace (+) - TD : 120/70mm/Hg - N : 84x/mnt - RR : 20x/mnt T : 36,7˚C - Combustio grade II A, 16% 2 DS : - klien mengatakan Ledakan gas elpiji Kerusakan wajah, kedua lengan dan Integritas Kulit Combustio gradde II A kakinya mengalami luka 16% bakar Pada wajah, kedua DO : lengan, kaki - kulit tampak terang pucat hdhfljds;gjfr Kerusakan kulit dan - combustio grade II mukosa A,16% Mengenai lapisan - eritema (+) epidermis dan dermis - CRT > 3dtk Kerusakan integritas - hisung dan mulut kering kulit 3 DS : Klien mengatakan Ledakan gas elpiji Resiko infeksi terdapat luka bakar Combustio grade II A diwajah, kedua lengan dan 16% kaki Pada wajah, kedua DO : - terdapat luka bakar lengan dan kaki combustio grade II A 16 % Kerusakan kulit di wajah, kedua lengan dan kaki Kehilangan barier kulit - eritema (+) Port de entry bakteri - lapisan kulit yang Resiko infeksi terbakar hingga dermis - pus (-) - leukosit : 7,51x103/µL RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Diagnosa Tujian dan kriteria hasil Intervensi keprawatan Nyeri akut b/d Setelah dilakukan tindakan - Kaji lokasi nyeri, agen injuri keperawatan selama 2x24 jam perhatikan lokasi, dan nyeri berkurang atau terkontrol karakter S:0-10 - Pertahankan suhu Kriteria Hasil : lingkungan nyaman - klien mengatakan nyeri - anjurkan penggunaan berkurang tekhnik manajemen nyeri - skala nyeri 3 seperti relaksasi dan napas - ekspresi wajah rileks dalam - TTV dalam batas normal : - kolaborasi dengan dokter - TD :100-140/60-90 mm/Hg untuk pemberian analgetik - N : 60-100x/mnt - Tax : 36,5˚C- 37,5˚C - RR : 16-24x/mnt
Kerusakan Setelah dilakukan tindakan - Jaga kebersihan luka
integritas kulit keperawatan selama 5x24 jam, - Ubah posisi pasien tiap 2 b/d faktor terjadi peningkatan pertumbuhan jam mekanik kulit - kaji/ catat warna, kedalaman luka, Kriteria Hasil : perhatikan adanya - Membran mukosa menjadi jaringan nekrotik dan lembab kondisi sekitar luka - tidak terjadi pemburukan - lakukan perawatan luka kondisi luka bakar yang tepat dan - Luka bersih tindakan kontrol infeksi - lakukan perawatan luka secara rutin. Risiko Infeksi Setelah dilakukan tindakan - Pantau TTV pasien keperawatan selama 5x24 jam - batasi pengunjung dan klien dapat terhindar dari infeksi tempatkan pasien di ruang khusus Kriteria Hasil : - lakukan perawatan luka - tidak ada tanda- tanda infeksi bakar dengan prinsip steril - tidak terdapat pus/ nanah dan balut dengan balutan - suhu 36,5˚C-37,5˚C steril - terjadi pembentukan epitelisasi - kolaborasi untuk dan granulasi pemberian analgetik jika perlu