KESEHATAN JIWA
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. I(L/P)
Umur : 46 Tahun
Alamat : Jakarta
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Pekerjaan : Sebelumnya pernah bekerja di pemasaran
JenisKel. : Perempuan
No CM : 128666
b. Data Sekunder
Perawat ruang melati mengatakan pasien dibawa ke RSJ oleh dinas sosial Surabaya
karena keluyuran di jalan
c. Keluhan Utama Saat Pengkajian
Pasien mengatakan bingung memikirkan kehidupannya , lebih suka sendiri karena
kalau ramai malas untuk berkenalan.
Pasien datang pada tanggal 19 – 02 – 2019 diantar oleh dinas sosial Surabaya. Pasien
ditempatkan ke ruang melati .
36
IV. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU (FAKTOR PREDISPOSISI)
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya.
2. Faktor
Penyebab/Pendukung : a.
Riwayat Trauma
Usia Pelaku Korban Saksi
1. Aniayafisik Tidak pernah Tidak pernah Tidak pernah Tidak pernah
4. Kekerasan dalam keluarga Tidak pernah Tidak pernah Tidak pernah Tidak pernah
5. Tindakan kriminal Tidak pernah Tidak pernah Tidak pernah Tidak pernah
Ny. I bercerita kalau dia anak tunggal, ayahnya sudah meninggal dan hanya
tinggal dengan ibunya saja setelalah itu ibunya sakit keras dan meninggal
sehingga Ny.I tinggal sendiri dan mencari pekerjaan sendiri di pemasaran. Ny.I
tidak tau cara menghidupi dirinya sendiri sehingga hidup dijalanan selama 7 tahun
dan akhirnya ditangkap satpol pp.
Diagnosa Keperawatan : -
37
e. Riwayat Penggunaan NAPZA
Pasien tidak pernah menggunakan obat – obat terlarang.
Tidak ada
Pasien
Pasien merupakan anak tunggal dan belum menikah , pasien hanya mengingat
bahwasanya tidak mempunyai siapa- siapa lagi.
2. Konsep Diri
a. Citra tubuh :
Pasien menyukai bentuk tubuhnya dan tidak pernah mengeluh tentang tubuhnya.
b. Identitas :
Pasien mengatakan dirinya hanya sendiri (sebatang kara). Pasien mengerti akan
namanya , usianya dan tempat tinggal sebelumnya.
c. Peran :
Pasien mengatakan bahwa berperan sebagai anak
38
d. Ideal diri :
Pasien mengatakan bingung mau kemana
e. Hargadiri :
Pasien mengatakan “ ngapain saya malu mbak?” ketika perawat mengatakan
bagaimana perasaan mbak saat ini? Apakah Ny. I malu dengan keadaan mbak saat
ini ?
Diagnosa Keperawatan : -
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti/terdekat
Pasien susah untuk berinteraksi dengan orang lain. Pasien mengatakan orang yang
berarti terdekat yakni ibu, namun saat ibunya meninggal dan tidak mempunyai
siapa – siapa lagi dan di RSJ tidak mempunyai teman
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat dan hubungan sosial
Pasien mengakatakan tidak pernah ikut serta dalam kegiatan di masyarakat.
kurang dalam berinteraksi dengan orang lain sebelum sakit pasien jarang
berinteraksi di masyarakat.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien susah berinteraksi, pasien mengatakan tidak mengenal secara keseluruhan
dengan teman – teman sekamarnya. “ sudah berapa lama disini?” kenal apa tidak
sama teman disebelahnya? Pasien mengatakan malas untuk berkenalan.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
39
3. Tanda vital:
TD : 110/70 mm/Hg
N : 86x/menit
O
S :36,3 C
P : 20 x/menit
4. Ukur:
BB : 61 Kg
TB : 168 Cm
5. Keluhan fisik:
Jelaskan :
Pasien mengatakan tidak memiliki keluhan apa – apa.
Diagnosa Keperawatan : -
Aktivitas motorik normal tidak ada masalah. Pasien pasif, suka menyendiri, tidak mau
melakukan aktivitas/ kegiatam ruangan
Peningkatan :
Pasien saat berinteraksi menunjukan sikap pasif, tangan dan kaki tremor.
Diagnosa Keperawatan : Defisit Aktivitas
4. Mood dan Afek
a. Mood
Kesepian
Pasien lebih suka menyendiri, malas untuk berkenalan ataupun ngobrol dengan
orang lain. Pasien mengatakanmerasa kesepian.
b. Afek
Tumpul/dangkal/datar
Afek pasien datar tidak sesuai dengan mood pasien , tidak ada perubahan ekspresi
wajah saat berinteraksi dengan perawat
Diagnosa Keperawatan : kis
40
5. Interaksi Selama Wawancara
Tidak kooperatif
Pada saat berbincang – bincang pasien tidak pernah melihat perawat , kontak mata
kurang , pasien lebih sering menunduk
Dx kep : isos
6. Persepsi Sensori
Pasien mengatakan tidak ada halusinasi, tetapi secara onyektif pasien seperti sering
melamun, suka senyum - sendiri.
Diagnosa Keperawatan : resiko gsp : halusinasi
7. Proses Pikir
a. Arus Pikir:
Koheren
Saat diajak berbincang – bincang pasien kooperatif dan komunikasi terarah namun
pasien menjawab dengan singkat dan datar
b. Isi Pikiran
Pasien mengatakan “ saya malas untuk berkenalan saya lebih suka sendiri”. Pasien
susah berinteraksi , pasien mengatakan tidak mengenal secara keseluruhan dengan
teman – temannya sekamar. Ketika perawat bertanya “ kenal gak teman di
sebelahnya” pasien menjawab “ malas untuk berkenalan”.
c. Bentuk pikir :
Realistik
8. Kesadaran
Kesadaran berubah
Pasien ketika ditanya terkadang bingung dengan apa yang ditanyakan , kadang
menurut, kadang malas/ tidak mau..... relas ....
Dx kep : gpp
9. Memori
41
10. Tingkat Konsentrasi danBerhitung
a. Konsentrasi
Mudah beralih
Pasien mampu memilih antara makan dulu atau mandi dulu. Hasilnya pasien memilih
mandi terlebih dahulu sebelum makan walaupun saat memilih pasien terlihat berpikir
terlebih dahulu.
Diagnosa Keperawatan: -
12. Daya Tilik Diri
Pasien mengatakan dirinya sedang sakit, tapi tidak tahu sakit apa,
Diagnosa Keperawatan: gpp
42
4) Toileting (BAK, BAB)
Jelaskan :
Pasien mampu melakukan/ memenuhi kebutuhan BAK dan BAB mandiri
di kamar mandi
Diagnosa Keperawatan: Defisite Perawatan Diri : mandi
b. Nutrisi
Setiap makan selalu habis. Frekuensi makan 3x sehari, frekuensi minum lebih
kurang 800 ml/hari. Nafsu makan baik.
c. Tidur
1) Istirahat dan tidur
Tidur siang, lama : 12.30 s/d 13.00
Tidur malam, lama : 21.00s/d 04.30
Aktifitas sebelum/sesudah tidur : Pasien mengatakan bisa tidur
2) Gangguan tidur
Tidak ada gangguan pola tidur
4. Sistem Pendukung
Tidak ada faktor pendukung keluarga , dikarenakan pasien sudah tidak mempunyai
siapa-siapa.tidak mempunyai teman sejawat karena pasien tidak mengenal teman-
temannnya di ruangan. Faktor pendukung dalam ruangan yakni perawat ruangan
maupun dokter.
Pasien mengatakan jika ada masalah tidak mau bercerita hanya dipendam sendiri dan
tidak segera menyelesaikannya.
Diagnosa Keperawatan: Koping Individu Tidak Efektif
43
Masalah dengan pendidikan, spesifiknya
Pasien mengatakan pendidikan lulusan SD
Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya
Sebelumnya pasien bekerja di pemasaran
Masalah dengan perumahan, spesifiknya
Pasien mengatakan “ saya tidak mempunyai siapa – siapa setelah ditinggal kedua
orang tuanya meninggal
1. Diagnosa Medis
F.201 : Skizofenia Heberfrenik
2. Diagnosis Multi Axis
Axis I : F20.1 : Skizofenia Heberfrenik
Axis II :
Axis III :
Axis IV : Masalah dengan primary support group ( keluarga), masakah dengan
lingkungan sosial
Axis V : 40-31
2. Terapi Medis
a. Tablet Trifluoperazine 5mg : 1-0-1
b. Triheksifenedil 2mg : 1-0-1
c. Clorpromazin 100 mg : 0-0-1
44
45
XIII. ANALISA DATA
DIAGNOSA
NO DATA
KEPERAWATAN
1. DS:
- Pasien mengatakan tidak mengenal
keseluruhan teman sekamarnya dan
tidak mengenal teman sebelahnya.
- Pasien mengatakan malas untuk
berkenalan. ISOLASI SOSIAL
( Menarik Diri )
DO:
- Kontak mata kurang
- Suka menyendiri
- Tremor saat berinteraksi
2. DS:
-
DO:
- Sering melamun
- Kontak Mata Kurang
- Suka menyendiri
- Suka senyum- senyum Sendiri Resiko Gangguan Sensori
Persepsi : Halusinasi
.
3. DS:
-
DO:
- Gigi kuning
- Bau mulut
- Rambut kotor
- Tidak pandai berias (bedak tidak rata)
- Kramas 1 minggu sekali Defisite Perawatan Diri
- Kulit kering
46
DS:
- Pasien mengatakan jika ada masalah
tidak mau bercerita hanya di pendam
sendiri dan tidak segera
menyelesaikannya.
4. Kopng Indifidu Tidak Efektif
DO:
47
XIV. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Isolasi Sosial : Menarik Diri
2. Defisiste Perawatan Diri
3. Koping Individu Tidak Efektif
4. Resiko Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi
48