Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

ORAL HYGINE PASIEN CVA

Oleh:
Tim PKRS Ruang 26 Unit Stroke

Pemerintah Provinsi Jawa Timur


Rumah Sakit Umum Daerah dr Saiful Anwar
Malang
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
ORAL HYGIENE PADA PASIEN DENGAN CVA
di RUANG 26 UNIT STROKE RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Oleh
Kelompok 1

1. Asfian Kaimudin (1914314901003)


2. Laurentina Dos Reis Lopes (181431490019)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES MAHARANI MALANG
2019
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
ORAL HYGIENE PADA PASIEN DENGAN CVA
di R. 26s. STROKE UNIT RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

DEPARTEMEN MEDIKAL

Disusun Oleh : 1. Laurentina Dos Reis Lopes (1814314901019)


2. Asfian Kaimudin (1914314901003)

Program Studi : Profesi Ners


Instansi : STIKes Maharani Malang

Malang, September 2019

Disetujui Oleh :

Kepala Ruangan

Pembimbing Lahan Pembimbing Institusi


SATUAN ACARA PENYULUHAN ORAL HYGIENE

Topik : Oral Hygiene


Sasaran : Keluarga Pasien di ruang 26 S
Hari/ tanggal : Sabtu, 14 September 2019
Tempat : Ruang 26S
Pukul : 10.00
Alokasi waktu : 30 menit

I. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan mengenai Oral Hygiene selama 30 menit, keluarga
pasien di ruang 26 S dapat memahami tentang Oral Hygiene.

II. Tujuan Khusus


1. Mampu menjelaskan pengertian Oral Hygiene.
2. Mampu menjelaskan pentingnya Oral Hygiene.
3. Mampu menjelaskan bahaya kurangya menjaga kebersihan mulut
4. Mampu menjelaskan cara menjaga oral hygiene
5. Mampu menjelaskan tata cara oral hygiene pada pasien dengan penurunan kesadaran
6. Keluarga pasien mampu melakukan praktik oral hygiene

III. Materi
Pokok Bahasan : Oral Hygiene (Materi Terlampir)
Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian Oral Hygiene.
2. Pentingnya Oral Hygiene.
3. Bahaya kurangnya menjaga kebersihan mulut
4. Cara menjaga oral hygiene
5. Tata cara Oral Hygiene pada pasien dengan penurunan kesadaran
IV. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi.
V. Media / Alat
1. Leaflet
2. Laptop
3. LCD
VI. Pengorganisasian
1. Moderator : Asfian Kaimudin ( STIKes Maharani Malang)
2. Pemateri : Yurike ( Universitas Brawijaya)
3. Notulen : Laurentina (STIKes Maharani Malang)

VII.Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Kegiatan Kegiatan audiens
kegiatan
1. Pembukaan Pembukaan (Moderator)
1. Menjawab salam
(5 menit) 1. Membuka kegiatan dengan
2. Mendengarkan dan
mengucapkan salam.
memperhatikan materi
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan dan manfaat yang disampaikan
penyuluhan. penyaji
4. Menyebutkan materi yang akan
diberikan.
5. Kontrak Waktu
2. Kegiatan Inti 1. Ceramah (Penyuluh)
(20 Menit) Menjelaskan tentang: 1. Memperhatikan
a. Pengertian Oral Hygiene 2. Bertanya

b. Pentingnya Oral Hygiene


c. Bahaya kurangnya menjaga
kebersihan mulut
d. Cara menjaga oral hygiene
e. Tata cara Oral Hygiene pada
pasien dengan penurunan
kesadaran
f. Mempraktikkan bersama oral
hygiene dengan keluarga pasien
2. Diskusi (moderator dan fasilitator)
Memberikan kesempatan peserta
untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan
4. Penutup 1. Melakukan evaluasi mengenai 1. Peserta menjawab
2. Mendengarkan dan
5 Menit materi yang telah di sampaikan
2. Menyampaikan kesimpulan materi memperhatikan
3. Mengakhiri penyuluhan dan 3. Menjawab salam
mengucapkan salam

VIII. Evaluasi
1. Pemantauan
a. Input
1) Kegiatan penyuluhan kelompok dihadiri oleh 5 orang peserta
2) Media penyuluhan yang digunakan adalah leptop, lcd, dan leaflet
3) Paket penyuluhan harus sesuai SOP dan uptodate
4) Waktu penyuluhan adalah 30 menit
5) Tempat penyuluhan di lakukan di tempat penyuluhan
6) Pengorganisasian penyuluhan disampaikan beberapa hari sebelum kegiatan
penyuluhan
b. Proses
1) Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti penyuluhan
2) Tidak ada peserta yang meninggalkan kegiatan penyuluhan saat penyuluhan
berlangsung
3) Narasumber menguasai penyuluhan dengan baik
c. Output
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan diharapkan peserta dapat mengerti
dengan materi penyuluhan
d. Outcome
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan ada perubahan perilaku kesehatan yang
lebih baik
2. Evaluasi
Evaluasi pelaksanaan promosi kesehatan rumah sakit untuk mengetahui efektivitas
PKRS terhadap indikator dampak (oral hygiene pada pasien dengan penurunan
kesadaran).

Lampiran materi
ORAL HYGIENE

A. Definisi
Oral hygiene atau hygiene mulut merupakan suatu usaha untuk membantu
mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, dan gusi. Menggosok membersihkan gigi dari
partikel – partikel makanan, plak, dan bakteri; memasase gusi; dan mengurangi
ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa tidak nyaman.
B. Pentingnya Oral Hygiene
Oral hygiene atau hygiene mulut sangat penting dilakukan karena beberapa hal,
diantaranya:
1. Mengurangi kehilangan gigi akibat gigi yang rusak atau penyakit periodontal bagi orang
yang berusia 35 sampai 44 tahun
2. Mengurangi jumlah lansia yang kehilangan gigi alami mereka
3. Mengurangi prevalensi gingivitis
4. Mengurangi penyakit periodontal dekstruktif di antara individu berusia 35 sampai 44
tahun
5. Pada klien yang tidak sadar lebih rentan terkena kekeringan sekresi air liur pada mukosa
yang tebal karena mereka tidak mampu makan atau minum, sering bernapas melalui
mulut, dan seringkali memperoleh terapi oksigen. Klien yang tidak sadar juga tidak dapat
menelan sekresi air liur yang mengumpul dalam mulut. Sekresi ini sering terdiri dari
bakteri gram-negatif yang dapat menyebabkan pneumonia jika sampai masuk ke paru –
paru. Dengan demikian kita harus melindungi mereka dari hambatan dan aspirasi
sehingga pembersihan dan pembilasan secara teratur pada rongga mulut adalah mutlak
harus dilakukan.

C. Bahaya Kurangnya Menjaga Kebersihan Mulut


Ada bermacam – macam masalah pada mulut yang dapat timbul akibat kurangnya
kebersihan mulut. Masalah – masalah tersebut, diantaranya:
1. Karies gigi
Merupakan masalah mulut paling umum dari orang muda. Perkembangan lubang
merupakan proses patologis yang melibatkan kerusakan email gigi pada akhirnya melalui
kekurangan kalsium. Kekurangan kalsium adalah hasil dari akumulasi musin,
karbohidrat, basilus asam laktat pada saliva yang normal yang ditemukan pada mulut.
2. Plak gigi
Lapisan gigi yang transparan dan melekat pada gigi, khususnya dekat dasar kepala
gigi pada margin gusi. Plak mencegah dilusi asam normal dan netralisasi, yang mencegah
disolusi bakteri pada rongga mulut.
3. Penyakit periodontal
Penyakit jaringan sekitar gigi, seperti peradangan membrane periodontal atau
ligament periodontal. Gejalanya adalah gusi berdarah, bengkak, jaringan yang radang,
garis gusi yang menyusut, dengan pembentukan celah atau kantong antara gigi dan gusi,
serta kehilangan gigi tiba – tiba.
4. Halitosis (bau napas)
Merupakan masalah umum rongga mulut. Hal ini diakibatkan hygiene mulut yang
buruk, pemasukan makanan tertentu, atau proses infeksi atau penyakit. Hygiene mulut
yang tepat dapat mengeliminasi bau kecuali penyebabnya adalah kondisi sistemik seperti
penyakit liver atau diabetes.
5. Keilosis
Gangguan termasuk bibir yang retak, terutama pada sudut mulut. Defisiensi
riboflavin, napas mulut dan salivasi yang berlebihan dapat menyebabkan keilosis.
Pemberian minyak atau madu pada bibir mempertahankan kelembaban, dan salep anti
jamur atau antibakteri memperkecil perkembangan mikroorganisme.
6. Stomatitis
Merupakan kondisi peradangan pada mulut karena kontak dengan pengiritasi,
seperti: tembakau; defisiensi vitamin; infeksi oleh bakteri, virus atau jamur; atau
penggunaan obat kemoterapi.
7. Glositis
Merupakan peradangan lidah akibat penyakit infeksi atau cidera, seperti luka bakar
atau gigitan.
8. Gingivitis
Peradangan gusi, biasanya karena perawatan hygiene mulut yang buruk atau terjadi
tanda leukemia, defisiensi vitamin, atau diabetes mellitus.

D. Cara Menjaga Oral Hygiene


Menurut Denstisty (2010), cara-cara yang dapat dilakukan sendiri dan efektif dalam
menjaga oral hygiene, adalah sebagai berikut:
a. Sikat gigi
Pengenalan teknik sikat gigi yang tepat, memotivasi untuk sikat gigi secara teratur
dan pemilihan pasta gigi dengan tepat. Teknik sikat gigi yang secara horisontal adalah
umum dilakukan dan itu merupakan suatu kesalahan karena dengan cara demikian lambat
laun dapat menimbulkan resesi gingival dan abrasi gigi. Pada pasien yang tidak sadar,
sikat gigi diganti dengan kain pembungkus handuk atau kasa pada ujung batang jari.
Pasta gigi membantu tetapi tidak perlu.
b. Kumur-kumur antiseptik
Terdapat berbagai bahan aktif yang sering digunakan sebagai kumur-kumur, seperti
metal salisilat, chlorhexidine 0,20% dan H2O2 1,5% atau 3,0%. Kumur-kumur yang lebih
murah dan cukup efektif adalah dengan air garam hangat.
c. Dental flos atau benang gigi
Cara ini mulai banyak diperkenalkan dan cukup ampuh untuk membersihkan di
sela-sela gigi.
d. Pembersih lidah
Tumpukan debris di dorsum lidah penuh dengan kuman-kuman oportunis serta
candida yang bermukim sebagai flora normal maupun transient.

E. Tata Cara Oral Hygiene Pada Pasien Dengan Penurunan Kesadaran


Menurut Perry (2005), adapun perawatan oral hygiene pada pasien dengan penurunan
tingkat kesadaran, sebagai berikut:
a. Peralatan
1) Air bersih (air matang)
2) Ujung sendok atau sikat gigi
3) Handuk wajah atau tissue wajah
4) Mangkuk kecil untuk meletakkan kasa bersih
5) Tempat sampah atau kresek
6) Gelas diisi air bersih
7) Sarung tangan sekali pakai
8) Pinset
9) Kasa bersih
10) Sikat gigi
11) Pasta gigi
12) Pelembab bibir
b. Prosedur tindakan
1) Dekatkan alat-alat
2) Cuci tangan dan gunakan sarung tangan sekali pakai
3) periksa adanya reflex muntah dengan menempatkan Ujung sendok atau ujung sikat
gigi diatas bagian belakang lidah (pasien dengan gangguan reflex menelan
memerlukan perawatan khusus)
4) Melihat rongga mulut
5) Posisikan klien dekat ke sisi tempat tidur (miringkan kepala klien ke sisi tempat
tidur)
6) Tempatkan handuk dibawah wajah pasien dan Tempat sampah atau kresek di bawah
dagu.
7) Secara hati-hati regangkan gigi atas dan bawah pasien dengan Ujung sendok atau
ujung sikat gigi dengan memasukkan Ujung sendok atau ujung sikat gigi secara cepat
tetapi lembut, diantara rongga mulut belakang. Masukkan bila pasien relaks. (Jangan
memaksa).
8) Ambil sikat gigi yang sudah diberi pasta gigi sebiji jagung, gosok perlahan ke gigi
pasien (mulai gigi depan, belakang, samping sampai dalam). Jika pasien bisa kumur
sendiri instruksikan pasien untuk kumur dengan air bersih kemudian buang ke tempat
sampah atau kresek. Jika pasien tidak sadar, maka sikat gigi dibilas dengan air bersih
lalu ulangi menyikat lagi gigi klien sampai sisa pasta gigi berkurang.
9) Bersihkan mulut pasien menggunakan kasa bersih yang dijepit pinset yang dibasahi
dengan air bersih matang di mangkuk kecil. Bersihkan secara perlahan area sekitar
gigi, lidah sampai mulut dalam, Bersihkan atap mulut dan bagian dalam pipi dan
bibir. Gosok lidah tetapi hindari menyebabkan reflex muntah bila ada. ulangi
pembersihan sampai sisa pasta gigi hilang dan mulut pasien bersih.
10) Oleskan pelembab bibir pada bibir klien
11) Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman
12) Bersihkan peralatan dan kembalikan pada tempatnya.
13) Lepaskan sarung tangan (buang ke tempat sampah) dan cuci tangan

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda. Juall. 2009. Diagnosa Keperawatan. Aplikasi pada praktik klinis edisi 6.
Jakarta : EGC

Doengoes, Marilynn E, dkk. 2012. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.

http://www.simplyteeth.com/category/sections/adult/CaringTeethGums/OralHygieneProgra
mme.asp?category=null&section=4&page=2 diakses tanggal 12 September 2019 pukul
08:10 WIB.
Potter & Perry. 2012 . Fundamental of Nursing . Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai