ORAL HYGIENE
Di Susun Oleh :
Nama :
Nim :
Tingkat :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MALUKU
PRODI KEPERAWATAN MASOHI
TA. 2016/2017
https://blogakpermasohi.blogspot.co.id/
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Hari / Tanggal :
Waktu : 30 menit
P u k ul : 10.00 WIB
I. Tujuan Umum :
5. Mampu menjelaskan tata cara oral hygiene pada pasien dengan penurunan
kesadaran
III. Materi :
Pokok Bahasan :
Oral Hygiene (Materi Terlampir)
Sub Pokok Bahasan :
https://blogakpermasohi.blogspot.co.id/
IV. Metode :
1. Ceramah
2. Diskusi.
V. Media / Alat :
1. Leaflet
2. Laptop
3. LCD
VII. Pengorganisasian
https://blogakpermasohi.blogspot.co.id/
VIII. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
b. Evaluasi Proses
c. Evaluasi Hasil
Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab pertanyaan
yang diajukan pemateri.
Daftar Pustaka
Potter & Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik.
Ed 4, vol 2. Jakarta : EGC.
http://www.simplyteeth.com/category/sections/adult/CaringTeethGums/OralHygieneProgr
amme.asp?category=null§ion=4&page=2 diakses tanggal 22 November 2010
pukul 15.00 WIB.
Carpenito, Lynda. Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan. Aplikasi pada praktik klinis edisi 6.
Jakarta : EGC
MATERI PENYULUHAN
https://blogakpermasohi.blogspot.co.id/
A. DEFINISI
Oral hygiene atau hygiene mulut merupakan suatu usaha untuk membantu
mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, dan gusi. Menggosok membersihkan
gigi dari partikel – partikel makanan, plak, dan bakteri; memasase gusi; dan
mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa tidak nyaman.
2. Plak gigi
https://blogakpermasohi.blogspot.co.id/
Lapisan gigi yang transparan dan melekat pada gigi, khususnya dekat dasar
kepala gigi pada margin gusi. Plak mencegah dilusi asam normal dan
netralisasi, yang mencegah disolusi bakteri pada rongga mulut.
3. Penyakit periodontal
Penyakit jaringan sekitar gigi, seperti peradangan membrane periodontal atau
ligament periodontal. Gejalanya adalah gusi berdarah, bengkak, jaringan yang
radang, garis gusi yang menyusut, dengan pembentukan celah atau kantong
antara gigi dan gusi, serta kehilangan gigi tiba – tiba.
4. Halitosis (bau napas)
Merupakan masalah umum rongga mulut. Hal ini diakibatkan hygiene mulut
yang buruk, pemasukan makanan tertentu, atau proses infeksi atau penyakit.
Hygiene mulut yang tepat dapat mengeliminasi bau kecuali penyebabnya
adalah kondisi sistemik seperti penyakit liver atau diabetes.
5. Keilosis
Gangguan termasuk bibir yang retak, terutama pada sudut mulut. Defisiensi
riboflavin, napas mulut dan salivasi yang berlebihan dapat menyebabkan
keilosis. Pemberian minyak atau madu pada bibir mempertahankan
kelembaban, dan salep anti jamur atau antibakteri memperkecil perkembangan
mikroorganisme.
6. Stomatitis
Merupakan kondisi peradangan pada mulut karena kontak dengan pengiritasi,
seperti: tembakau; defisiensi vitamin; infeksi oleh bakteri, virus atau jamur; atau
penggunaan obat kemoterapi.
7. Glositis
Merupakan peradangan lidah akibat penyakit infeksi atau cidera, seperti luka
bakar atau gigitan.
8. Gingivitis
Peradangan gusi, biasanya karena perawatan hygiene mulut yang buruk atau
terjadi tanda leukemia, defisiensi vitamin, atau diabetes mellitus.
https://blogakpermasohi.blogspot.co.id/
Menurut Denstisty (2010), cara-cara yang dapat dilakukan sendiri dan efektif
dalam menjaga oral hygiene, adalah sebagai berikut:
a. Sikat gigi
Pengenalan teknik sikat gigi yang tepat, memotivasi untuk sikat gigi secara teratur
dan pemilihan pasta gigi dengan tepat. Teknik sikat gigi yang secara horisontal
adalah umum dilakukan dan itu merupakan suatu kesalahan karena dengan cara
demikian lambat laun dapat menimbulkan resesi gingival dan abrasi gigi. Pada
pasien yang tidak sadar, sikat gigi diganti dengan kain pembungkus handuk atau
kasa pada ujung batang jari. Pasta gigi membantu tetapi tidak perlu.
b. Kumur-kumur antiseptik
Terdapat berbagai bahan aktif yang sering digunakan sebagai kumur-kumur,
seperti metal salisilat, chlorhexidine 0,20% dan H2O2 1,5% atau 3,0%. Kumur-
kumur yang lebih murah dan cukup efektif adalah dengan air garam hangat.
c. Dental flos atau benang gigi
Cara ini mulai banyak diperkenalkan dan cukup ampuh untuk membersihkan di
sela-sela gigi.
d. Pembersih lidah
Tumpukan debris di dorsum lidah penuh dengan kuman-kuman oportunis serta
candida yang bermukim sebagai flora normal maupun transient.
https://blogakpermasohi.blogspot.co.id/
1. Dekatkan alat-alat
2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
3. Uji adanya reflex muntah dengan menempatkan spatel lidah diatas bagian
belakang lidah (pasien dengan gangguan reflex menelan memerlukan
perawatan khusus)
4. Inspeksi rongga mulut
5. Posisikan klien dekat ke sisi tempat tidur, balik kepala pasien ke arah
matras, bila perlu nyalahkan mesin pengisap dan sambungkan slang ke
kateter pengisap.
6. Tempatkan handuk dibawah wajah pasien dan bengkok di bawah dagu.
7. Secara hati-hati regangkan gigi atas dan bawah pasien dengan spatel lidah
dengan memasukkan tong spatel secara cepat tetapi lembut, diantara molar
belakang. Masukkan bila pasien relaks. (Jangan memaksa).
8. Bersihkan mulut pasien menggunakan spatel lidah yang dibasahi dengan air
segar. Isap sesuai kebutuhan selama pembersihan. Bersihkan permukaan
penguyah dan permukaan dalam pertama. Bersihkan atap mulut dan bagian
dalam pipi dan bibir. Gosok lidah tetapi hindari menyebabkan reflex muntah
bila ada. Basahi aplikator bersih dengan air dan gosok mulut untuk mencuci.
Ulangi sesuai kebutuhan.
9. Isap sekresi bila terakumulasi.
10. Lepaskan sarung tangan.
11. Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman.
12. Bersihkan peralatan dan kembalikan pada tempatnya.
https://blogakpermasohi.blogspot.co.id/