Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

ORAL HYGIENE

Di Susun Oleh :

Nama :
Nim :
Tingkat :

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MALUKU
PRODI KEPERAWATAN MASOHI
TA. 2016/2017

https://blogakpermasohi.blogspot.co.id/
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok BahasaN : Oral Hygiene

Sub Bahasan : Oral hygiene pada pasien dengan penurunan kesadaran

Sasaran : Keluarga Pasien di ruang 26 HCU

Tempat : Ruang 26 HCU

Hari / Tanggal :

Waktu : 30 menit

P u k ul : 10.00 WIB

I. Tujuan Umum :

Setelah mengikuti penyuluhan mengenai Oral Hygiene selama 30 menit, keluarga


pasien di ruang 26 HCU dapat memahami tentang Oral Hygiene.

II. Tujuan Khusus :

1. Mampu menjelaskan pengertian Oral Hygiene.

2. Mampu menjelaskan pentingnya Oral Hygiene.

3. Mampu menjelaskan bahaya kurangya menjaga kebersihan mulut

4. Mampu menjelaskan cara menjaga oral hygiene

5. Mampu menjelaskan tata cara oral hygiene pada pasien dengan penurunan
kesadaran

III. Materi :
Pokok Bahasan :
Oral Hygiene (Materi Terlampir)
Sub Pokok Bahasan :

1. Pengertian Oral Hygiene.

2. Pentingnya Oral Hygiene.

3. Bahaya kurangya menjaga kebersihan mulut

4. Cara menjaga oral hygiene

5. Tata cara Oral Hygiene pada pasien dengan penurunan kesadaran

https://blogakpermasohi.blogspot.co.id/
IV. Metode :

1. Ceramah

2. Diskusi.

V. Media / Alat :

1. Leaflet

2. Laptop

3. LCD

VI. Kegiatan Pembelajaran

No Tahap Waktu Kegiatan PJ

1. Pembukaan 3 menit Perkenalan Penyaji


Menyampaikan tujuan
Kontrak waktu
Peraturan
2. Isi 15 menit Menggali dan menjelaskan Penyaji
pengetahuan tentang :

 Pengertian Oral Hygiene


 Pentingnya Oral Hygiene
 Bahaya kurangnya
menjaga kebersihan mulut
 Cara menjaga oral hygiene
 Tata cara Oral Hygiene
pada pasien dengan
penurunan kesadaran
5 menit Memberikan kesempatan pada Fasilitator
peserta untuk bertanya

5 menit Menyimpulkan materi bersama Moderator


peserta
3. Penutupan 2 menit Evaluasi

VII. Pengorganisasian

a. Penyuluh : Selfi Safrida

b. Moderator dan MC : Lilia Vivianita dan Lince

c. Observer : Marista, Ali, Aprilia, Alfiah

https://blogakpermasohi.blogspot.co.id/
VIII. Evaluasi

a. Evaluasi Struktur

 Semua peserta hadir dalam kegiatan.

 Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa bekerja sama


dengan Ruangan 26 HCU RSSA Malang.

 Pengorganisasian dilakukan 2 hari sebelum pelaksanaan penyuluhan.

b. Evaluasi Proses

 Peserta antusias terhadap materi yang disampaikan pemateri.


 Peserta tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan berlangsung.
 Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan.

c. Evaluasi Hasil

 Peserta memahami materi yang telah disampaikan.

 Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab pertanyaan
yang diajukan pemateri.

 Jumlah peserta 7-10 orang.

Daftar Pustaka

Potter & Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik.
Ed 4, vol 2. Jakarta : EGC.
http://www.simplyteeth.com/category/sections/adult/CaringTeethGums/OralHygieneProgr
amme.asp?category=null&section=4&page=2 diakses tanggal 22 November 2010
pukul 15.00 WIB.

Carpenito, Lynda. Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan. Aplikasi pada praktik klinis edisi 6.
Jakarta : EGC

Doengoes, Marilynn E, dkk. 2006. Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri. Jakarta :


EGC.

MATERI PENYULUHAN

https://blogakpermasohi.blogspot.co.id/
A. DEFINISI
Oral hygiene atau hygiene mulut merupakan suatu usaha untuk membantu
mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, dan gusi. Menggosok membersihkan
gigi dari partikel – partikel makanan, plak, dan bakteri; memasase gusi; dan
mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa tidak nyaman.

B. PENTINGNYA ORAL HYGIENE


Oral hygiene atau hygiene mulut sangat penting dilakukan karena beberapa
hal, diantaranya:
1. Mengurangi kehilangan gigi akibat gigi yang rusak atau penyakit periodontal
bagi orang yang berusia 35 sampai 44 tahun;
2. Mengurangi jumlah lansia yang kehilangan gigi alami mereka;
3. Mengurangi prevalensi gingivitis;
4. Mengurangi penyakit periodontal dekstruktif di antara individu berusia 35
sampai 44 tahun;
5. Pada klien yang tidak sadar lebih rentan terkena kekeringan sekresi air liur
pada mukosa yang tebal karena mereka tidak mampu makan atau minum,
sering bernapas melalui mulut, dan seringkali memperoleh terapi oksigen. Klien
yang tidak sadar juga tidak dapat menelan sekresi air liur yang mengumpul
dalam mulut. Sekresi ini sering terdiri dari bakteri gram-negatif yang dapat
menyebabkan pneumonia jika sampai masuk ke paru – paru. Dengan demikian
kita harus melindungi mereka dari hambatan dan aspirasi sehingga
pembersihan dan pembilasan secara teratur pada rongga mulut adalah mutlak
harus dilakukan.

C. BAHAYA KURANGNYA MENJAGA KEBERSIHAN MULUT


Ada bermacam – macam masalah pada mulut yang dapat timbul akibat
kurangnya kebersihan mulut. Masalah – masalah tersebut, diantaranya:
1. Karies gigi
Merupakan masalah mulut paling umum dari orang muda. Perkembangan
lubang merupakan proses patologis yang melibatkan kerusakan email gigi pada
akhirnya melalui kekurangan kalsium. Kekurangan kalsium adalah hasil dari
akumulasi musin, karbohidrat, basilus asam laktat pada saliva yang normal
yang ditemukan pada mulut.

2. Plak gigi

https://blogakpermasohi.blogspot.co.id/
Lapisan gigi yang transparan dan melekat pada gigi, khususnya dekat dasar
kepala gigi pada margin gusi. Plak mencegah dilusi asam normal dan
netralisasi, yang mencegah disolusi bakteri pada rongga mulut.
3. Penyakit periodontal
Penyakit jaringan sekitar gigi, seperti peradangan membrane periodontal atau
ligament periodontal. Gejalanya adalah gusi berdarah, bengkak, jaringan yang
radang, garis gusi yang menyusut, dengan pembentukan celah atau kantong
antara gigi dan gusi, serta kehilangan gigi tiba – tiba.
4. Halitosis (bau napas)
Merupakan masalah umum rongga mulut. Hal ini diakibatkan hygiene mulut
yang buruk, pemasukan makanan tertentu, atau proses infeksi atau penyakit.
Hygiene mulut yang tepat dapat mengeliminasi bau kecuali penyebabnya
adalah kondisi sistemik seperti penyakit liver atau diabetes.
5. Keilosis
Gangguan termasuk bibir yang retak, terutama pada sudut mulut. Defisiensi
riboflavin, napas mulut dan salivasi yang berlebihan dapat menyebabkan
keilosis. Pemberian minyak atau madu pada bibir mempertahankan
kelembaban, dan salep anti jamur atau antibakteri memperkecil perkembangan
mikroorganisme.
6. Stomatitis
Merupakan kondisi peradangan pada mulut karena kontak dengan pengiritasi,
seperti: tembakau; defisiensi vitamin; infeksi oleh bakteri, virus atau jamur; atau
penggunaan obat kemoterapi.
7. Glositis
Merupakan peradangan lidah akibat penyakit infeksi atau cidera, seperti luka
bakar atau gigitan.
8. Gingivitis
Peradangan gusi, biasanya karena perawatan hygiene mulut yang buruk atau
terjadi tanda leukemia, defisiensi vitamin, atau diabetes mellitus.

D. CARA MENJAGA ORAL HYGIENE

https://blogakpermasohi.blogspot.co.id/
Menurut Denstisty (2010), cara-cara yang dapat dilakukan sendiri dan efektif
dalam menjaga oral hygiene, adalah sebagai berikut:
a. Sikat gigi
Pengenalan teknik sikat gigi yang tepat, memotivasi untuk sikat gigi secara teratur
dan pemilihan pasta gigi dengan tepat. Teknik sikat gigi yang secara horisontal
adalah umum dilakukan dan itu merupakan suatu kesalahan karena dengan cara
demikian lambat laun dapat menimbulkan resesi gingival dan abrasi gigi. Pada
pasien yang tidak sadar, sikat gigi diganti dengan kain pembungkus handuk atau
kasa pada ujung batang jari. Pasta gigi membantu tetapi tidak perlu.
b. Kumur-kumur antiseptik
Terdapat berbagai bahan aktif yang sering digunakan sebagai kumur-kumur,
seperti metal salisilat, chlorhexidine 0,20% dan H2O2 1,5% atau 3,0%. Kumur-
kumur yang lebih murah dan cukup efektif adalah dengan air garam hangat.
c. Dental flos atau benang gigi
Cara ini mulai banyak diperkenalkan dan cukup ampuh untuk membersihkan di
sela-sela gigi.
d. Pembersih lidah
Tumpukan debris di dorsum lidah penuh dengan kuman-kuman oportunis serta
candida yang bermukim sebagai flora normal maupun transient.

E. TATA CARA ORAL HYGIENE PADA PASIEN DENGAN PENURUNAN


KESADARAN
Menurut Perry (2005), adapun perawatan oral hygiene pada pasien dengan
penurunan tingkat kesadaran, sebagai berikut:
a. Peralatan
1. Air bersih
2. Spatel lidah dengan bantalan atau spons
3. Handuk wajah, handuk kertas
4. Kom kecil
5. Bengkok
6. Gelas dengan air dingin
7. Spuit ber-bulb kecil
8. Kateter pengisap dihubungkan dengan alat pengisap
9. Sarung tangan sekali pakai
10. Pinset
11. Depper
b. Prosedur tindakan

https://blogakpermasohi.blogspot.co.id/
1. Dekatkan alat-alat
2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
3. Uji adanya reflex muntah dengan menempatkan spatel lidah diatas bagian
belakang lidah (pasien dengan gangguan reflex menelan memerlukan
perawatan khusus)
4. Inspeksi rongga mulut
5. Posisikan klien dekat ke sisi tempat tidur, balik kepala pasien ke arah
matras, bila perlu nyalahkan mesin pengisap dan sambungkan slang ke
kateter pengisap.
6. Tempatkan handuk dibawah wajah pasien dan bengkok di bawah dagu.
7. Secara hati-hati regangkan gigi atas dan bawah pasien dengan spatel lidah
dengan memasukkan tong spatel secara cepat tetapi lembut, diantara molar
belakang. Masukkan bila pasien relaks. (Jangan memaksa).
8. Bersihkan mulut pasien menggunakan spatel lidah yang dibasahi dengan air
segar. Isap sesuai kebutuhan selama pembersihan. Bersihkan permukaan
penguyah dan permukaan dalam pertama. Bersihkan atap mulut dan bagian
dalam pipi dan bibir. Gosok lidah tetapi hindari menyebabkan reflex muntah
bila ada. Basahi aplikator bersih dengan air dan gosok mulut untuk mencuci.
Ulangi sesuai kebutuhan.
9. Isap sekresi bila terakumulasi.
10. Lepaskan sarung tangan.
11. Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman.
12. Bersihkan peralatan dan kembalikan pada tempatnya.

https://blogakpermasohi.blogspot.co.id/

Anda mungkin juga menyukai