Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Oral hygiene pada pasien dengan penurunan kesadaran

Sasaran : Keluarga Pasien

Hari/tanggal :

Tempat : Ruang Azalea

Pukul : 08.00 – 08.25

Presenter : Kelompok 4 Mahasiswa Profesi Ners

STIKep PPNI JABAR

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum:
Setelah mengikuti penyuluhan mengenai Oral Hygiene selama 30 menit,

keluarga pasien di ruang Azalea dapat memahami tentang Oral Hygiene.

Tujuan Khusus
1 Mengetahui pengertian Oral Hygiene.
2 Mengetahui pentingnya Oral Hygiene.
3 Mengetahui bahaya kurangya menjaga kebersihan mulut
4 Mengetahui cara menjaga oral hygiene
5 Mengetahui tata cara oral hygiene pada pasien dengan penurunan

kesadaran

B. MATERI (TERLAMPIR)
1.Pengertian Oral Hygiene.
2 Pentingnya Oral Hygiene.
3 Bahaya kurangya menjaga kebersihan mulut
4 Cara menjaga oral hygiene
5 Tata cara Oral Hygiene pada pasien dengan penurunan kesadaran
C. MEDIA
1.Leaflet
2.Alat peraga

D. METODE PENYULUHAN
Ceramah Dan Tanya Jawab

E. PENGORGANISASIAN

1. Penyuluh :

2. Moderator

3. Observer :

4.Peraga

E. KEGIATAN PENYULUHAN
No Tahapan waktu Kegiatan pembelajaran Respon Peserta

1 Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab


2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
(5 menit)
3. Kontrak waktu memperhatikan
4. Menjelaskan 3. Menyetujui
tujuan pembelajaran 4. Mendengarkan dan
memperhatikan

2 Kegiatan Inti 1. Menjelaskan 1. Mendengarkan dan


tentang pengertian memperhatikan
( 15 menit )
oral hygiene
2. Menjelaskan
2. Mendengarkan dan
tentang pentingnya
memperhatikan
oral hygiene
3. Menjelaskan
bahaya kurangnya
menjaga
3. Mendengarkan dan
kebersihan mulut
memperhatikan
4. Menjelaskan
bagaimana cara
menjaga oral
hygiene
5. Menjelaskan tata
cara oral hygiene
pada pasien
dengan penurunan
kesadaran
3 Penutup 1. Mengajukan 1 1. Menjawab
pertanyaan tentang 2. Mendengarkan
5 menit
materi dan
pembelajaran. memperhatikan
2. Kesimpulan dari 3. Mendengarkan,
pembelajaran dan menjawab
3. Salam penutup

MATERI PENYULUHAN “ORAL HYGIENE”

A. DEFINISI

Oral hygiene atau hygiene mulut merupakan suatu usaha untuk membantu

mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, dan gusi. Menggosok

membersihkan gigi dari partikel – partikel makanan, plak, dan bakteri; memasase

gusi; dan mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa tidak

nyaman.

B. PENTINGNYA ORAL HYGIENE

Oral hygiene atau hygiene mulut sangat penting dilakukan karena beberapa

hal, diantaranya:
1. Mengurangi kehilangan gigi akibat gigi yang rusak atau penyakit

periodontal bagi orang yang berusia 35 sampai 44 tahun

2. Mengurangi jumlah lansia yang kehilangan gigi alami mereka

3. Mengurangi prevalensi gingivitis

4. Mengurangi penyakit periodontal dekstruktif di antara individu berusia 35

sampai 44 tahun

5. Pada klien yang tidak sadar lebih rentan terkena kekeringan sekresi air liur

pada mukosa yang tebal karena mereka tidak mampu makan atau minum, sering

bernapas melalui mulut, dan seringkali memperoleh terapi oksigen. Klien yang

tidak sadar juga tidak dapat menelan sekresi air liur yang mengumpul dalam

mulut. Sekresi ini sering terdiri dari bakteri gram-negatif yang dapat

menyebabkan pneumonia jika sampai masuk ke paru – paru. Dengan demikian

kita harus melindungi mereka dari hambatan dan aspirasi sehingga pembersihan

dan pembilasan secara teratur pada rongga mulut adalah mutlak harus dilakukan.

C. BAHAYA KURANGNYA MENJAGA KEBERSIHAN MULUT

Ada bermacam – macam masalah pada mulut yang dapat timbul akibat

kurangnya kebersihan mulut. Masalah – masalah tersebut, diantaranya:

1. Karies gigi

Merupakan masalah mulut paling umum dari orang muda. Perkembangan

lubang merupakan proses patologis yang melibatkan kerusakan email gigi pada

akhirnya melalui kekurangan kalsium. Kekurangan kalsium adalah hasil dari

akumulasi musin, karbohidrat, basilus asam laktat pada saliva yang normal yang

ditemukan pada mulut.


2. Plak gigi

Lapisan gigi yang transparan dan melekat pada gigi, khususnya dekat dasar

kepala gigi pada margin gusi. Plak mencegah dilusi asam normal dan netralisasi,

yang mencegah disolusi bakteri pada rongga mulut.

3. Penyakit periodontal

Penyakit jaringan sekitar gigi, seperti peradangan membrane periodontal atau

ligament periodontal. Gejalanya adalah gusi berdarah, bengkak, jaringan yang

radang, garis gusi yang menyusut, dengan pembentukan celah atau kantong antara

gigi dan gusi, serta kehilangan gigi tiba – tiba.

2. Halitosis (bau napas)

Merupakan masalah umum rongga mulut. Hal ini diakibatkan hygiene mulut

yang buruk, pemasukan makanan tertentu, atau proses infeksi atau penyakit.

Hygiene mulut yang tepat dapat mengeliminasi bau kecuali penyebabnya adalah

kondisi sistemik seperti penyakit liver atau diabetes.

3. Keilosis

Gangguan termasuk bibir yang retak, terutama pada sudut mulut. Defisiensi

riboflavin, napas mulut dan salivasi yang berlebihan dapat menyebabkan keilosis.

Pemberian minyak atau madu pada bibir mempertahankan kelembaban, dan salep

anti jamur atau antibakteri memperkecil perkembangan mikroorganisme.

4. Stomatitis
Merupakan kondisi peradangan pada mulut karena kontak dengan

pengiritasi, seperti: tembakau; defisiensi vitamin; infeksi oleh bakteri, virus atau

jamur; atau penggunaan obat kemoterapi.

5. Glositis

Merupakan peradangan lidah akibat penyakit infeksi atau cidera, seperti

luka bakar atau gigitan.

6. Gingivitis Peradangan gusi,

biasanya karena perawatan hygiene mulut yang buruk atau terjadi tanda

leukemia, defisiensi vitamin, atau diabetes mellitus.

C. CARA MENJAGA ORAL HYGIENE

Menurut Denstisty (2010),cara-cara yang dapat dilakukan sendiri dan

efektif dalam menjaga oral hygiene, adalah sebagai berikut:

a. Sikat gigi

Pengenalan teknik sikat gigi yang tepat, memotivasi untuk sikat gigi

secara teratur dan pemilihan pasta gigi dengan tepat. Teknik sikat gigi yang secara

horisontal adalah umum dilakukan dan itu merupakan suatu kesalahan karena

dengan cara demikian lambat laun dapat menimbulkan resesi gingival dan abrasi

gigi. Pada pasien yang tidak sadar, sikat gigi diganti dengan kain pembungkus

handuk atau kasa pada ujung batang jari. Pasta gigi membantu tetapi tidak perlu.

b. Kumur-kumur antiseptik

Terdapat berbagai bahan aktif yang sering digunakan sebagai kumur-

kumur, seperti metal salisilat, chlorhexidine 0,20% dan H2O2 1,5% atau 3,0%.
Kumurkumur yang lebih murah dan cukup efektif adalah dengan air garam

hangat.

c. Dental flos atau benang gigi

Cara ini mulai banyak diperkenalkan dan cukup ampuh untuk

membersihkan di sela-sela gigi.

d. Pembersih lidah

Tumpukan debris di dorsum lidah penuh dengan kuman-kuman oportunis serta

candida yang bermukim sebagai flora normal maupun transient.

D. TATA CARA ORAL HYGIENE PADA PASIEN DENGAN

PENURUNAN KESADARAN

Menurut Perry (2005), adapun perawatan oral hygiene pada pasien dengan

penurunan tingkat kesadaran, sebagai berikut:

a. Peralatan

1. Air bersih

2. Spatel lidah dengan bantalan atau spons

3. Handuk wajah, handuk kertas

4. Kom kecil

5. Bengkok

6. Gelas dengan air dingin

7. Spuit ber-bulb kecil

8. Kateter pengisap dihubungkan dengan alat pengisap

9. Sarung tangan sekali pakai

10. Pinset
11. Depper

b. Prosedur tindakan

1. Dekatkan alat-alat

2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan

3. Uji adanya reflex muntah dengan menempatkan spatel lidah diatas

bagian belakang lidah (pasien dengan gangguan reflex menelan memerlukan

perawatan khusus)

4. Inspeksi rongga mulut

5. Posisikan klien dekat ke sisi tempat tidur, balik kepala pasien ke arah

matras, bila perlu nyalahkan mesin pengisap dan sambungkan slang ke kateter

pengisap.

6. Tempatkan handuk dibawah wajah pasien dan bengkok di bawah dagu.

7. Secara hati-hati regangkan gigi atas dan bawah pasien dengan spatel

lidah dengan memasukkan tong spatel secara cepat tetapi lembut, diantara

molar belakang. Masukkan bila pasien relaks. (Jangan memaksa).

8. Bersihkan mulut pasien menggunakan spatel lidah yang dibasahi dengan

air segar. Isap sesuai kebutuhan selama pembersihan. Bersihkan

permukaan penguyah dan permukaan dalam pertama. Bersihkan atap

mulut dan bagian dalam pipi dan bibir. Gosok lidah tetapi hindari

menyebabkan reflex muntah bila ada. Basahi aplikator bersih dengan air

dan gosok mulut untuk mencuci. Ulangi sesuai kebutuhan.

9. Isap sekresi bila terakumulasi.

10. Lepaskan sarung tangan.


11. Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman.

12. Bersihkan peralatan dan kembalikan pada tempatnya.

DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan

Praktik. Ed 4, vol 2. Jakarta : EGC.

http://www.simplyteeth.com/category/sections/adult/CaringTeethGums/OralHygie

neProgra mme.asp?category=null&section=4&page=2 diakses tanggal 22

November 2010 pukul 15.00 WIB. Carpenito, Lynda. Juall. 2000. Diagnosa

Keperawatan. Aplikasi pada praktik klinis edisi 6. Jakarta : EGC Doengoes,

Marilynn E, dkk. 2006. Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai