Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK

ORAL HYGIENE

Disusun oleh :

Monica Marcela

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN

PRODI S1 KEPERAWATAN

TANGERANG SELATAN
BAB I
PENDAHULUAN

2.1. Latar Belakang


Kebutuhan dasar manusia merupakan fokus dalam asuhan keperawatan. Bagi pasien
yang mengalami gangguan kesehatan, maka kemungkinan ada satu atau beberapa
kebutuhan dasar pasien yang akan terganggu. Kebutuhan dasar manusia dibagi menjadi
kebutuhan fisik, psikologis dan sosial. Kebutuhan fisik harus dipenuhi lebih dahulu
karena merupakan kebutuhan yang terbesar meliputi nutrisi, istirahat, oksigen, eliminasi,
kegiatan seksual, oleh karena itu perawat harus memiliki kemampuan dan pengetahuan
cara pemenuhan kebutuhan dasar manusia, dengan memantau dan mengikuti
perkembangan kemampuan pasien dalam melaksanakan aktifitas kehidupan sehari-hari
untuk memenuhi kebutuhan dasar terutama pasien imobilisasi.
Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi
dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya. Melihat
hal itu personal hygiene diartikan sebagai hygiene perseorangan yang mencakup semua
aktivitas yang bertujuan untuk mencapai kebersihan tubuh, meliputi membasuh, mandi,
merawat rambut, kuku, gigi, gusi dan membersihkan daerah genital. Jika seseorang sakit,
biasanya masalah kesehatan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena mengganggap
masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut kurang diperhatikan
dapat mempengaruhi kesehatan secara umum terutama pasien imobilisasi.
2.1. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan oral hygiene ?
2. Kenapa oral hygiene itu penting ?
3. Apa saja bahaya kurangnya menjaga kebersihan mulut ?
4. Apa saja cara menjaga kebersihan mulut ?
2.1. Tujuan
1. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami pengertian oral hygiene.
2. Agar pembaca dapat mengetahuhi dan memahami pentingnya oral hygiene.
3. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami bahaya kurangnya menjaga
kebersihan mulut.
4. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami cara menjaga kebersihan mulut.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi
Oral Hygiene atau hygiene mulut merupakan suatu usaha untuk membantu
mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, dan gusi. Menggosok membersihkan gigi
dan partikel – partikel makanan, plak, dan bakteri, memasage gusi dan mengurangi
ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa tidak nyaman.

2.2. Pentingnya Oral Hygiene


Oral hygiene atau hygiene mulut sangat penting dilakukan karena beberapa hal di
antaranya :
1. Mengurangi kehilangan gigi akibat gigi yang rusak atau penyakit periodontal bagi
orang yang berusia 35 sampai 44 tahun.
2. Mengurangi jumlah lansia yang kehilangan gigi alami mereka
3. Mengurangi prevalensi ginggivitas
4. Pada klien yang tidak sadar lebih rentan terkena kekeringan sekresi air liur pada
mukosa yang tebal karena mereka tidak mampu makan atau minum, sering bernapas
melalui mulut, dan seringkali memperoleh terapi oksigen. Klien yang tidak sadar
juga tidak dapat menelan sekresi air liur yang mengumpul dalam mulut. Sekresi ini
sering terdiri dari bakteri gram-negatif yang dapat menyebakan pneumonia jika
sampai masuk paru-paru. Dengan demikian kita harus melindungi mereka dari
hambatan dan aspirasi sehingga pembersihan dan pembilasan secara teratur pada
rongga mulut adalah mutlak harus dilakukan.

2.3. Bahaya kurangnya menjaga kebersihan mulut


Ada macam-macam masalah pada mulut yang dapat timbul akibat kurangnya kebersihan
mulut. Masalah – masalah tersebut, diantaranya :
1. Karies gigi
Merupakan masalah mulut paling umum dari orang muda. Perkembangan lubang
merupakan proses patologis yang melibatkan kerusakan email gigi pada akhirnya
melalui kekurangan kalsium. Kekurangan kalsium adalah hasil dari akumulasi musin,
karbohidrat, basilus asam laktat pada saliva yang normal yang ditemukan pada mulut.
2. Plak gigi
Lapisan gigi yang transparan dan melekat pada gigi, khususnya dekat dasar kepala
gigi pada margin gusi. Plak mencegah dilusi asam normal dan netralisasi yang
mencegah disolusi bakteri pada rongga mulut.
3. Penyakit periodontal
Penyakit jaringan sekitar gigi, seperti peradangan membrane periodontal atau
ligament periodontal. Gejalanya adalah gusi berdarah, bengkak, jaringan yang
radang, garis gusi yang meyusut, dengan pembentukan celah atau kantong antara gigi
dan gusi, serta kehilangan gigi tiba-tiba.
4. Halitosis (bau napas)
Merupakan masalah umum rongga mulut. Hal ini diakibatkan hygiene mulut yang
buruk, pemasukan makanan tertentu atau proses infeksi atau penyakit. Hygiene mulut
yang tepat dapat mengeliminasi bau kecuali penyebabnya adalah kondisi sistemik
seperti penyakit liver atau diabetes.
5. Keilosis
Gangguan termasuk bibir yang retak, terutama pada sudut mulut. Defisiensi
riboflavin, napas mulut dan salivasi yang berlebihan dapat menyebabkan keilosis.
Pemberian minyak atau madu pada bibir mempertahankan kelembaban, dan salep
anti jamur atau antibakteri memperkecil perkembangan mikroorganisme.
6. Ginggivitas
Peradangan gusi, biasanya karena perawatan hygiene mulut yang buruk atau terjadi
tanda leukemia, defisiensi vitamin, atau diabetes mellitus.

2.4. Cara menjaga oral hygiene


Menurut denstisty (2010), cara-cara yang dapat dilakukan sendiri dan efektif dalam
menjaga oral hygiene, adalah sebagai berikut :
1. Sikat gigi
Pengenalan teknik sikat gigi yang tepat, memotivasi untuk sikat gigi secara teratur
dan pemilihan pasta gigi dengan tepat. Teknik sikat gigi yang secara horisontal
adalah umum dilakukan dan itu merupakan suatu kesalahan karena dengan cara
demikian lambat laun dapat menimbulkan resesi gingval dan abrasi gigi. Pada pasien
yang tidak sadar, sikat gigi diganti dengan kain pembungkus handuk atau kassa pada
ujung jari. Pasta gigi membantu tetapi tidak perlu.
2. Kumur-kumur antiseptik
Terdapat berbagai bahan aktif yang sering digunakan sebagai kumur-kumur, seperti
metal salisilat, chlorhexidine 0,20% dan H2O2 1,5% atau 3,0%. Kumur – kumur
yang lebih murah dan cukup efektif adalah dengan air garam hangat.
3. Dental flos atau benang gigi
Cara ini mulai banyak diperkenal dan cukup ampuh untuk membersihkan di sela-sela
gigi.
4. Pembersih lidah
Tumpukan debris di dorsum lidah penuh dengan kuman-kuman oportunis serta
candida yang bermukim sebagai flora normal maupun transiet.

2.5. SOP Oral Hygiene


Definisi Merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan pada pasien yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan untuk merawat gigi
dan mulut secara mandiri maupun pasien
yang mampu melakukan sendiri.
Tujuan 1. Mencegah infeksi gusi dan gigi.
2. Mempertahankan kenyamanan rongga
mulut.
Alat dan bahan 1. Perlak
2. 2 buah bengkok
3. Kasa tebal lembab yang dibasahi
dengan Nacl 0,9% atau air garam
4. Sudip lidah yang telah dibalut dengan
kassa
5. Pinset anatomi 1 buah
6. Tisu pada tempatnya
7. Boraks gliserin (jika perlu)
8. Gentian violet (jika perlu)
9. Lidi kapas (jika perlu)
10. Air untuk berkumur dalam gelas
11. Sarung tangan (handscoon)
Prosedur 1. Kaji kebutuhan pasien
2. Jelaskan perihal tindakan yang akan
dilakukan
3. Siapkan alat-alat sesuai kebutuhan
pasien pada troli
4. Dekatkan alat-alat ke tempat tidur
5. Cuci tangan
6. Pasang handscoon
7. Atur posisi
8. Pasang pengalas dibawah dagu
9. Letakkan bengkok dibawah pasien
10. Ambil kasa tebal yang telah
dilembabkan dengan NaCl 0,9% atau
air garam
11. Minta pasien untuk membuka
12. Membersihkan mulut
13. Bersihkan langit-langit mulut dengan
cara menariknya dari arah dalam ke
luar
14. Bersihkan gusi bagian dalam atas
sebelah kanan dan kiri
15. Bersihkan gigi bagian dalam atas
sebelah kanan dan kiri
16. Gusi bagian dalam bawah sebelah
kanan dan kiri
17. Gigi bagian dalam bawah sebelah
kanan dan kiri
18. Gusi bagian luar atas sebelah kanan
dan kiri
19. Gigi bagian luar atas sebelah kanan
dan kiri
20. Gusi bagian luar bawah sebelah kanan
dan kiri
21. Gigi bagian luar bawah sebelah kanan
dan kiri
22. Dinding mulut
23. Lidah bagian atas dan bawah
24. Berikan air agar pasien berkumur
25. Keringkan bibir dengan tisu
26. Angkat bengkok dan pengalas
27. Atur posisi pasien
28. Rapikan alat
29. Cuci tangan
30. Lepas handscoon
31. Observasi keadaan pasien
32. Catat tindakan yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, 2000. Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta : EGC Kedokteran

Tarwoto & Wartonah, 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proes Keperawatan. Edisi 4.
Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai