Kelompok 2 : 1. Santi wilamtika 2. Ledy ervita 3. Rizka nur islamiah 4. Renyta septiariani 5. Dina noviana 6. Marfirah 7. Aisyah 8. Margaretha 9. Syahrul ramadhan 10. Bondhan Fisiologi penyembuhan luka
Tubuh berupaya memulihkan kerusakan jaringan dan organ
kembali menjadi struktur dan fungsi yang normal dengan cara membuang sel yang sangat rusak sehingga tidak dapat berfungsi kembali dan menggantinya dengan sel baru. Proses fisiologi penyembuhan luka dapat dibagi ke dalam 4 fase utama:
1. Respons inflamasi akut terhadap cedera: mencakup hemostasis,
pelepasan dari mediator (histamin untuk melebarkan pembuluh darah atau vasodilatasi) dari sel-sel yang rusak dan migrasi sel darah putih (leukosit polimorfonuklear dan makrofag) ke tempat yang rusak tersebut. 2. Fase destruktif adalah fase pembersihan jaringan yang mati dan yang mengalami devitalisasi oleh leukosit polimorfonuklear dan makrofag. 3. Fase proliferatif, yaitu pada saat fibroblas meletakan substansi dasar dan serabutserabut kolagen, serta pembentukan pembuluh darah kapiler baru oleh tunas endotelial (angiogenesis); tanda-tanda inflamasi berkurang dan muculnya jaringan granula yang merupakan penyokong substansi dasar dan serabut kolagen. 4. Fase maturasi mencakup re-epitelisasi, kontraksi luka oleh myofibroblas dan reorganisasi jaringan ikat oleh fibrosit. Fase Penyembuhan Luka
Fase Penyembuhan Waktu Sel
Homeostasis Segera Platelets
Inflamasi Hari 1-4 Neutrofil, Makrofag
Proliferasi Hari 4-21 Makrofag, Limfosit,
Angiosit Neutrosit, Fibroblast, Keratinosit Remodeling Hari 21-2 tahun Fibrosit Faktor-faktor penghambat penyembuhan luka 1. Eksudat Eksudat merupakan cairan yang keluar dari luka yang mengandung berbagai substansi seperti air, elektrolit, nutrisi, sel mediator inflamasi, leukosit, protease, dll. Dalam jumlah sedikit, eksudat bermanfaat untuk proses penyembuhan luka. Eksudat diperlukan untuk menjaga lingkungan yang optimal bagi penyembuhan luka dan bermanfaat memberikan efek menenangkan (smoothing effect) ujung saraf yang terpanjang pada luka sehingga membantu mengurangi nyeri luka. Tetapi jika jumlah eksudat pada luka berlebihan, dapat menyebabkan peningkatan risiko infeksi dan maserasi. Kulit di sekitar luka. Selain itu, di dalam eksudat luka kronik, jumlah sel mediator inflamasi dan protease meningkat. Oleh karena itu eksudat yang berlebihan harus dihilangkan dari luka, misalnya dengan penggunaan suatu dressing penyerap eksudat. 2. Infeksi Infeksi tidak hanya menghambat penyembuhan tetapi juga dapat memperbesar ukuran luka. 3. Usia Makin lanjut usia, luka akan makin lama sembuh karena respons sel dalam proses penyembuhan luka akan lebih lambat. Gangguan suplai nutrisi dan oksigen pada luka. Gangguan suplai nutrisi dan oksigen juga dapat menghambat penyembuhan luka. 4. Status Gizi Gizi buruk akan memperlambat penyembuhan luka karena kekurangan vitamin, mineral, protein dan zat-zat lain yang diperlukan dalam proses penyembuhan luka. 5. Penyakit yang Mendasari Luka pada penderita diabetes melitus, anemia, uremia, arteriosklerosis, biasanya akan sulit sembuh atau bahkan dapat memburuk. 6. Merokok Suatu studi menunjukkan bahwa rokok dapat memperlambat penyembuhan karena dapat merusak fibroblas yang penting dalam proses penyembuhan luka. 7. Stress Stress yang berlangsung lama juga akan menghambat penyembuhan luka. 8. Obat-obatan Penggunaan steroid atau imunosupresan jangka panjang dapat menurunkan daya tahan tubuh yang dapat menghambat penyembuhan luka. Terima kasih ..