Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ainun Putri Nabilah

NIM : P27820719002

Prodi : Tingkat 2 Pendidikan Profesi Ners

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PERAWATAN KOLOSTOMI

A. PENGERTIAN
Penyakit tertentu dapat menyebabkan keadaan yang mencegah pengeluaran
feses secara normal melalui rektum. Terapi untuk gangguan ini menyebabkan
perlunya dibuat jalur pengeluaran secara permanen atau temporer (stoma) pada
dinding abdomen. Pembedahan untuk membuat jalan keluar feses dapat dilakukan
pada ileum (ileostomi) atau kolon (kolostomi) dengan ujung usus dibawa ke dinding
abdomen dan membentuk stoma.
Kolostomi merupakan kolokutaneostomi yang disebut juga anus preternaturalis
yang dibuat untuk sementara atau menetap. Kolostomi sementara dibuat, misalnya
pada penderita gawat perut dengan peritonitis yang telah dilakukan reseksi sebagian
kolon
Kolostomi adalah suatu operasi untuk membentuk suatu hubungan
buatanantara colon dengan permukaan kulit pada dinding perut. Hubungan ini
dapatbersifat sementara atau menetap selamanya. (llmu Bedah, Thiodorer
Schrock,MD, 1983)
Kolostomi dapat berupa secostomi, colostomi transversum, colostomi sigmoid,
sedangkan colon accendens dan descendens sangat jarang dipergunakan untuk
membuat colostomi karena kedua bagian tersebut terfixir retroperitoneal.
Kolostomi pada bayi dan anak hampir selalu merupakan tindakan gawat
darurat, sedang pada orang dewasa merupakan keadaan yang pathologis. Kolostomi
pada bayi dan anak biasanya bersifat sementara.
Perawatan Kolostomi merupakan tindakan pembersihan stoma kolostomi, kulit
sekitar stoma, dan mengganti kantong kolostomi secara berkala sesuai kebutuhan

B. INDIKASI
1. Pada kasus keganasan meliputi:
a. Kanker kolon distal,
b. Kanker ekstrakolon yang menyebabkan kolon distal tersumbat/tidak berfungsi
(kanker pada pelvis),
c. Perforasi kolon distal karena kanker.
2. Pada kasus non keganasan meliputi:
a. sumbatan di lumen rectum,
b. anus karena infeksi berat lama,
c. fibrosis pasca infeksi,
d. sumbatan di luar lumen (proses infeksi pada pelvis),
e. trauma anus-rektum

C. KONTRAINDIKASI
Pada umumnya kolostomi dikerjakan pada kasus gawat darurat untuk
menyelamatkan jiwa sehingga tidak ada kontraindikasi yang mutlak untuk dilakukan
kolostomi.
Kontraindikasi tindakan operasi apabila ada kendala pada proses anestesi dan
operasi, seperti gagal jantung berat, gagal nafas, atau kegagalan multi organ. Operasi
juga dapat tidak dilakukan jika pasien menolak.
Akan tetapi, pada perawatan kolostomi terdapat kontraindikasi yaitu :
1. Irritable bowel syndrom
2. Stoma pada kolon asenden dan tranversum
3. Stoma prolaps dan hernia peristoma
4. Pasien dengan urostomi dan ileostomi

D. ALAT DAN BAHAN


1. Colostomy bag atau cincin tumit, bantalan kapas, kain berlubang, dan kain
persegi empat
2. Kapas sublimate/kapas basah, NaCl
3. Kassa steril
4. Cairan fisiologis
5. 1 pasang sarung tangan bersih
6. Kantong untuk balutan kotor
7. Baju ruangan / celemek
8. Bethadine (bila perlu) bila mengalami iritasi
9. Zink salep
10. Perlak dan alasnya
11. Plester dan gunting
12. Bila perlu obat desinfektan
13. Bengkok
14. Set ganti balut
15. Handscoen bersih dan steril
16. Pispot

E. PROSEDUR TINDAKAN
a. Persiapan Klien
1. Memberi penjelasan pada klien tujuan tindakan yang dilakukan
2. Menyiapkan lingkungan klien dan menjaga privasi pasien (menutup gorden,
jendela, memasang penyekat tempat tidur, mempersilahkan keluarga untuk
menunggu di luar kecuali jika diperlukan untuk belajar merawat luka
kolostomi)
3. Mengatur posisi tidur klien
b. Prosedur Kerja
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan bersih
3. Letakkan perlak dan alasnya di bagian kanan atau kiri pasien sesuai letak
stoma
4. Meletakkan bengkok di atas perlak dan didekatkan ke tubuh pasien
5. Mengobservasi produk stoma (warna, konsistensi, dll)
6. Membuka kantong kolostomi secara hati-hati dengan menggunakan pinset dan
tangan kiri menekan kulit pasien. Saat membuka perawat menggunakan
sarung tangan bersih, Bila feses penuh dibuang pada pispot
7. Meletakan colostomy bag kotor dalam bengkok
8. Melakukan observasi terhadap kulit dan stoma :
a) Tampilan stoma
b) Kondisi kulit peristoma
9. Cuci tangan
10. Menggunakan sarung tangan steril
11. Rawat luka kolostomi menggunakan prinsip steril, dengan cara :
a) Membersihkan luka dengan kasa steril dengan menggunakan sarung tangan
steril dan pinset
b) Luka dibersihkan dengan cairan fisiologis dan dikeringkan dan bekas
kotoran dibuang di bengkok.
12. Membersihkan stoma colostomy dan kulit disekitarnya dengan kapas
sublimat / kapas hangat (air hangat)/ NaCl
13. Mengeringkan kulit sekitar stoma colostomy dengan sangat hati - hati
menggunakan kassa steril
14. Memberikan zink salep (tipis-tipis) jika terdapat iritasi pada kulit sekitar stoma
15. Menyesuaikan lubang colostomy bag dengan stoma colostomy. Bisa di gunting
sesuai ukuran yang pas dengan stoma agar stoma bisa masuk ke dalam
colostomy bag.
16. Menempelkan kantong kolostomi dengan posisi vertical/horizontal/miring
sesuai kebutuhan pasien
17. Memasukkan stoma melalui lubang kantong kolostomi
18. Merekatkan/memasang colostomy bag dengan tepat tanpa udara didalamnya.
Bila menggunakan kantong yang siap pakai dipasang kemudian direkatkan
pada kulit, jika menggunakan kantong buatan direkatkan menggunakan
plester.
19. Bila pasien bayi tutup stoma diberikan dengan kasa dan dilindungi dengan
Gurita / kain pelindung.
20. Merapikan klien dan lingkungannya
21. Membereskan alat-alat dan membuang kotoran
22. Melepas sarung tangan
23. Mencuci tangan
24. Evaluasi respon klien
25. Dokumentasikan :
a) Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada lembar
catatan klien.
b) Catat tanggal dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang
melakukan dan tanda tangan/paraf pada lembar catatan klien.

F. EVALUASI
1. Evaluasi respon dan kenyamanan klien
2. Evaluasi kebersihan stoma, colostomy bag, dan sekitarnya

G. REFERENSI
Anonimous. 2011. Perawatan Kolostomi pada Pasien. Diakses pada tanggal 5 November
2020 di https://thefuturisticlovers.wordpress.com/2011/10/08/kmb-
perawatan-kolostomi-pada-pasien/

Anda mungkin juga menyukai