Anda di halaman 1dari 21

ABNORMALITAS BIBIR, GUSI DAN GIGI

Fasilitator:IsniLailatu M, S.Kep., Ns., M.Kep

Kelas:4CKeperawatan

OlehKelompok1:

1. NadianWilisRahmawati (15.02.01.1913)
2. AfifatulFitriani (17.02.01.2435)
3. AizatunNisa (17.02.01.2439)
4. Ayu Nita Sari (17.02.01.2443)
5. EkaDevyNurlina (17.02.01.2447)
6. Hanifah Arum Sakinah A. (17.02.01.2451)
7. IntanNurRoudlotul J. (17.02.01.2454)
8. Irma AyuFitria (17.02.01.2456)
9. KhusnulKhotimah (17.02.01.2458)
10. Mahfudoh Indah Yusriana (17.02.01.2462)
11. Nana AnggiFebriyanti (17.02.01.2464)
12. NindyaPutriRahmmadhany (17.02.01.2468)
13. Puput Rika Sandi (17.02.01.2471)
14. RirinNurDwiJayanti (17.02.01.2475)
15. WahyuNikmahTurrohmania (17.02.01.2481)
16. WilujengPuspitasari (17.02.01.2484)
17. ZahrotinNisa (17.02.01.2487)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Keperawatan Medikal Bedah tentang abnormalitas bibir,
gusi dan gigi.

Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan


tentunya dengan bantuan berbagai media, sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak kelompok yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini dan dapat selesai tepat pada waktuya.

Semoga makalah ini memberikan informasi pengetahuan bagi pembaca


dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.

Lamongan, 20 Maret 2019

Penyusun,

Kelompok 1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………..…………. i

2
DAFTAR ISI……………………………………………………,…..………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang…………………………………….…….…..……..…… 1
2. Rumusan Masalah……………………………….……..…...………....... 2
3. Tujuan……………………………….…………………..…...…………. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. ABNORMALITAS GIGI
1. Pengertian abnormalitas gigi........................................................... 3
2. Faktor penyebab arnomalitas gigi................................................... 3
3. Macam-macam abnormalitas gigi................................................... 3
B. ABNORMALITAS BIBIR
1. Pengertian abnormalitas bibir.................................................... 7
2. Macam-macam abnormalitas bibir............................................ 7
C. ABNORMALITAS GUSI
1. Pengertian abnormalitas gusi................................................... 13
2. Macam-macam abnormalitas gusi........................................... 13

BAB III PENUTUP

5.1 Kesimpulan…………………………………………………….…..…. 17
5.2 Saran……………………………………………………………..….... 17

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….….……. 18

3
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Mulut merupakan tempat yang ideal untuk tumbuh dan
berkembangnya mikroorganisme karena mulut memiliki kelembaban serta
memiliki asupan makanan yang teratur. Mikroba mulut adalah ragam
mikroorganisme yang ada dan terdapat di dalam mulut.Mikroba-mikroba
yang terdapat di mulut tersebut bisa bermanfaat atau pun bisa
menimbulkan penyakit/masalah. Upaya kesehatan bibir, gusi dan gigi
perlu ditinjau dari aspek lingkungan,pengetahuan dan pendidikan.
Abnormalitas bibir dan gigi merupakan kelainan dari bibi, gusir dan gigi,
misal lesi bibir, maloklusi, agenesis (tidak terbentuknya benih gigi)
Bibir bukan hanya sebagai pintu untuk masuknya makanan dan
minuman, tetapi fungsi bibir lebih banyak yang orang tidak ketahui. Bibir
merupakan bagian yang terpenting dari tubuh dan dapat dikatakan bahwa
mulut adalah cerminan dari kesehatan gigi. Ketua Umum Pengurus Besar
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), mengatakan, kondisi bibir, gusi
dan gigi bisa mengungkapkan gejala-gejala awal penyakit berbahaya
bahkan sampai memprediksi kelahiran premature. Adanya penyakit atau
kelainan pada bibir,gusi dan gigi akan mempengaruhi kesehatan secara
umum, walaupun tidak berdampak secara langsung menyebabkan
kematian. Kesehatan bibir dan gigi dapat mempengaruhi kondisi kesehatan
umum yang tentunya akan berdampak pada kulitas hidup segnifikan atau
masalah kesehatan bibir, gusi dan gigi akan mempengaruhi kualitas
kehidupan manusia.

2. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian dari abnormalitas bibir, gusi dan gigi
2) Apa yang menyebabkan abnormalitas bibir, gusi dan gigi
3) Macam- macam abnormalitas bibir,gusi dan gigi

4
3. Tujuan
1) Menjelaskan tentang abnormalitas bibir,gusi dan gigi
2) Penyebab abnormalitas bibir,gusi dan gigi
3) Menyebutkan dan menjelaskan macam-macam abnormalitas bibir,
gusi dan gigi

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. ABNORMALITAS GIGI
1. Pengertian
Abnormalits gigi adalah penyimpangan dari bentuk normal akibat
gangguan pada stadium pertumbuhan dan perkembangan.

2. Faktor penyebab
1) Faktor Hereditas
2) Gangguan waktu pertumbuhan, perkembangan gigi
3) Gangguan Metabolisme

3. Macam-macam abnormalitas jumlah gigi


1) Anodonsia
a) True Anadonsia / anodonsia total
Suatu istilah yang di gunakan untukmenunjukkan ada tidaknya
seluruh gigi permanen ataugigi susu disebabkan :
- Gagalnya benih gigi untuk berinisiasi
- Inisiasi berlangsung pada benih mengalami

b) .False Anadonsia / anadonsia sebagian


Suatu istilah yang digunakan untuk gigi secara klinik tidak
tampak.Keadaan ini di sebabkan adanya gigi impaksi atau ankilosis
yang gagal untuk erupsisehingga tampak adanya ruang kosong

6
pada lengkung gigi-gigi terdapat padarahang tapi tidak erupsi,
misalnya impaksi. Urutan gigi geligi yang mengalami anodonsia :
1) Gigi yang paling sering absen adalah gigi molar ketiga,
denganmolar ketiga atas absen lebih sering daripada molar
ketiga bawah
2) Gigi yang ke dua paling sering absen ialah gigi insisif
lateral ataspermanen ( ± 1-2% dari populasi mengalami
absen salah satu atau kedua insisif atas)
3) Gigi yang ke tiga paling sering absen ialah gigi premolar
kedua bawah ( dengan 1% populasi mempunyai satu atau
dua permolar kedua bawah yangabsen )
4) Gigi insisif lateral bawah dapat kehilangan satu atau
keduaduanya gigi tersebut, bisa gigi susu yang hilang atau
gigi tetap
2) Gigi ekstra atau supernumerari Gigi lebih dapat terjadi pada 0,3-3,8% dari
penduduk.Ditemukan pada gigi tetap dan gigi susu, 90% terjadi pada
rahang atas. Lokasinya pada area insisif atas atau regio molar ketiga atas.
Gigi mempunyai kecenderungan untuk membuatduplikatnya sendiri dan
keadaan ini bersifat herediter. Gigi supernumerari bervariasi dalam bentuk
dan ukuran.

4. Macam-Macam Abnormalitas Morfologi Gigi


a. Morfologi Mahkota Abnormal
1) Malformasi molar ketiga
Gigi molar ketiga atas mempunyai bentuk mahkota yang
palingbervariasi dibanding gigi permanen lainnya, di ikuti oleh

7
molar ketiga bawah.Anomali ini dapat berupa mahkota berbentuk
pasak yang kecil sampai versimalformasi multitonjol dari molar
pertama dan molar kedua
2) Insisif lateral berbentuk pasak
Anomali ini disebut juga konus merupakan yang paling
seringterjadi ( ± 1-2% dari populasi ). Gigi berbentuk konus,
melebar ke arah servikal danmeruncing ke arah insisal membentuk
ujung tumpul
3) Geminisi atau gigi kembar
Geminasi atau gigi kembar merupakan akibat dari
pemisahansebuah gigi. Karena pembelahangigi tidak sempurna,
mahkota yang kembar nampakdobel lebarnya dibanding gigi
tunggal dan kemungkinan bertaki

4) Fusi
Fusi adalah penyatuan dua benih gigi yang berdekatan selaludan
melibatkan dentin.
5) Insisif hutchinson dan Molar mulberry
Insisif atas dan bawah mungkin berbentuk obeng,lebar padabagian
servikal dan sempit di bagian insisal, dengan tepiinsisal yang
bertakik, kondisi ini disebut Hutchinson insisif.

8
6) Tonjolan Aksesoris, Tuberkel, tau Lingir
Tonjolan email aksesoris dapat berasal dari hiperplasia
perkembangan yang terlokalisir atau kondisi berjejal sebelum
erupsi dapat menyebabkan fusi gigi supernumerari, yang mungkin
terlihat mirip seperti tonjol ekstra.
7) Variasi ukuran gigi
Makrodonsia: Ukuran gigi yang melampaui batas nilai normal
pada satu atau lebih ukuran dan satu sampai semua elemen gigi-
geligi. Pada umumnya tidak ada penyimpangan bentuk
lainnya.Makrodonsia (gigi I dan C).bisa terjadi pada satu gigi,
beberapa gigi atau seluruh gigi.

Mikrodonsia/Dwarfism : Kebalikan makrodonsia tetapi dapat juga


terjadi reduksi sampai gigi-gigi berbentuk kerucut. Gigi pendek
sekali misal pada : I2 atas (insisiflateral superior ) dan M3 atas
(molar ketiga atas).

9
B. ABNORMALITAS BIBIR

1. Pengertian
Abnormalitas bibir adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh
beerapa faktor meliputi genetik, penyakit, dll.

2. Macam-macam abnormalitas bibir


a. Cheilitis Glanduralis
Definisi: Cheilitis glandularis adalah inflamasi kronis yang jarang
terjadi pada kelenjar saliva minor, terutama terdapat pada bibir bawah.
Etiologi :tidak diketahui
Gambaran klinis : Lesi tampak sebagai pembengkakan pada bibir
bawah akibat hyperplasia dan inflamasi kelenjar. Ciri khas lesi adalah
muara kelenjar saliva mengalamai dilatasi , dan tekanan yang terjadi
pada bibir dapat menimbulkan cairan mukus atau mukopustular dari
muara duktus. Kemungkinan juga dapat terjadi krusta atau erosi.
Pemeriksaan Laboratorium : pemeriksaan histopatogi
Diagnosis banding :Chelitis Granulomatosa, syndrome melkersson
Rosenthal, penyakit Crohn , sarkoidosis, fibrosis kistik
Perawatan: Suportif, vermilionektomi hanya untuk khusus yang
parah.

10
b. Cheilitis Granulomatosa
Definisi :Cheilitis Granulomatosa adalah kelainan kronis yang
langkah pada bibir.
Etiologi :Tidak diketahui
Gambaran Klinis : lesi ini tampak sebagai pembengkakan difus pada
salah satu atau kedua bibir, tidak nyeri dan persisten. Gambaran lain
yang dapat dijumpai adalah terbentuknya beberapa vesikel, erosi, dan
bersisik. Selama ini diketahui bahwa Cheilitis Granulomatosa
merupakan bentuk monosimtomatik dari sindrom melkersson
Rhosental.
Pemeriksaan Laboratorium : Pemeriksaan histopatologi
Diagnosis Banding :Cheilitis Grandularis, penyakit Crohn,
Sarkoidosis, Fibrosis kistik, Lifangioma, edema angioneurotik.
Perawatan :Steroid Topikal atau sistemik, tetrasiklin. Bedah plastic
dilakukan untuk kasus yang salah.

c. Sindrom Melkersson Rosenthal


Sindrom Melkersson Rosenthal merupakan kelainan langkah yang
memiliki ciri khas berupa cheilitis granulamatosa, paralisis fasial,
fisura lidah.Sedangkan edema intraoral dan fasial lebih jarang
ditemukan.Istilah granulomatosis orofasial akhir akhir ini diusulkan
telah mencakup kondisi dan penyakit yang memiliki ciri berupa

11
inflamasi granulomatosa diregio oral da fasial (cheilitis granulomatosa,
sindrom melkersson Rosenthal, penyakit Crohn, sarkoidosis).
Diagnose banding dan perawatannya serupa dengan cheilitis
granulomatosa.

d. Cheilitis Eksfoliatifa
Definisi :Cheilitis Eksfoliatifa adalah kelainan berupa inflamasi kronis
pada bibir
Etiologi : Tidak diketahui
Gambaran Klinis : lesi ini tampak sebagai sisik, krusta , dan iritema
pada tepi vermilion bibir. Mola ini berulang, sehingga menyebabkan
penebalan hiperkeratotik, krusta, dan visura yang berwarna
kekuningan.Lesi lebih banyak ditemukan pada wanita mudah, biasanya
bertahan pada keparahan yang bervariasi selam beberapa bulan atau
beberapa tahun, dan dapat menimbulkan masalah kosmetik.Diagnosis
dibuat berdasarkan gambaran klinis.
Diagnosis banding : cheilitis kontak, cheilitis aktimik.
Perawatan :simtomatik. Bahan pelembab dan steroid topical dapat
membantu. Salep tacrolimus 0,1% yang diberikan secara topikal dapat
membantu.

12
e. Cheilitis Kontak
Definisi : cheilitis kontak merupakan kelainan berupa inflamasi akut
pada bibir.
Etiologi : kontak topikal dengan berbagai bahan kimia.
Gambaran klinis : cheilitis kontak memiliki ciri khas berupa edema
dan eritema ringan, diikuti dengan iritasi dan pembentukan sisik. Lesi
ini biasanya hanya terdapat di perbatasan vermilion kedua bibir.
Diagnosis dibuat berdasarkan gambaran klinis dan uji tempel pada
kulit.
Perawatan : menghentikan kontak dengan bahan kimia: steroid
topical.

f. Cheilitis Aktinik
Definisi : cheilitis Aktinik adalah kelainan berupa degenerasi kronis
pada bibir bawah.

13
Etiologi : terpapar sinar matahari dalam jangka waktu lama.
Gambaran Klinis : gambaran yang ditemukan adalah : di tahap awal,
ada eritema ringan dan edema,diikuti dengan kekeringan dan sisik
halus pada tepi vermilion bibir bawah. Ketika perjalanan lesi berlanjut,
epitel menjadi tipis dan halus, disertai area putih kelabu diselingi
warna merah dan pembentukan sisik.Erosi dan noduli kecil mulai
berkembang.Lesi ini bersifat praganas, dan biasanya terjadi pada laki-
laki berusia di atas 50 tahun.
Pemeriksaan laboratorium: pemeriksaan histopatologi.
Diagnosis Banding : Leukoplakia, lichen planus, lupus eritematosus,
karsinoma sel skuamosa tahap awal, cheilitis akibat radiasi.
Perawatan : melindungi bibir dari sinar matahari. Vermilionektomi
untuk kasus yang parah.

g. Cheilitis Angularis
Definisi : cheilitis Angularis atau perleche adalah kelainan yang
umumnya terjadi di sudut mulut.
Etiologi : reduksi dimensi vertikel, trauma mekanis,candida
albicans,staphylococci,streptococci,anemia defisiensi Fe, defisiensi
riboflavin.
Gambaranklinis: kondisi ini memiliki ciri khas berupa
eritema,maserasi,fisura,erosi, dan krusta di sudut bibir. Ciri klasik lesi
ini adalah tidak meluas di luar batas mukokutan.Rasa panas seperti
terbakar dan rasa kering dapat terjadi.Remisi dan eksaserbasi juga
sering terjadi.Diagnosis dibuat berdasarkan gambaran klinis.

14
Perawatan : memperbaiki dimensi vertical, steroid topikal, dan salep
anti jamur.

h. Dermatitis akibat menjilat bibir


Definisi : dermatitis akibat enjilat bibir adalah kondisi berupa kontak
dengan iritan yang umumnya terjadi pada anak-anak.
Etiologi : kebiasaan menjilat bibir yang dilakukan dengan kronis.
Gambaran klinis : pada bibir dan kulit perioral terjadi eritema, terkait
dengan terbentuknya sisik, krusta, dan fisura dengan berbagai tingkat
keparahan. Sensasi panas seperti terbakar merupakan gejala yang
sering ditemukan.Diagnosis dibuat berdasarkan gambaran klinis.
Diagnosis banding : dermatitis peroral, cheilitis kontak, dan
dermatitis.
Perawatan : menghentikan kebiasaan menjilat bibir. Steroid topikal
dan salep tacrolimus.

15
C. ABNORMALITAS GUSI

1. Pengertian
Abnormalits gusi adalah penyimpangan dari bentuk normal akibat
gangguan pada penyakit lokal,lesi karena obat, penyakit sistemik.

2. Macam- macam abnormalitas gusi


a. Gingivitis hiperplastika
Definisi: gingivitis hiperplastika adalah proses inflamasi kronis yang
menimbulkan pembesaran gingiva.
Etiologi: plak gigi. Faktor lokal dan sistematis dapat terlihat pada
kerentanan jaringan terhadap flora mikrobial dalam mulut,serta
respom dari hos.
Gambaran Kkinis: dari gambaran klinis nampak papilla interdental
dan marginal gingiva yang difus,merah,membengkak,dan ukurannya
bertambah akibat vibro matosis,serta edema pada jaringan ikat.gejala
yang umum ditemukan adalah stippling normal
menghilang,perdarahan di gingiva saat dilakukan sentuhan ringan dan
terbentuknya pseudopocket bahkan setelah stimulasi lokal ringan.
Diagnosis dibuat berdasarkan gambaran klinis.
Diagnosis Banding: gingivitis karna kehamilan,pembesaran gingiva
karna obat,gingivitis karna bernafas melalui mulut,leukimia.
Perawatan: meningkatkan kesehatan mulut,menghilangkan faktor
penyebab,bedah reikontruksi untuk hiperplasia yang parah.

16
b. Gingivitia karna bernafas melalui mulut
Definisi : gingivitis karna bernafas melalui mulut (mouth breathing
gingivitis) merupakan bentuk unik dari gingivitis hiperplastika.
Etiologi : bernafas melalui mulut atau penutupan bibir yang tidak
sempurna.
Gambaran Klinis : tipe gingivitis ini menyerang bagian anterior
gingiva fasial pada orang muda.gambaran klinis lesi ini berupa
gingiva yang membengkak,merah,kering,mengkilap,dan menutup
sebagian mahkota gigi.diagnosis dibuat berdasarkan gambaran klinis.
Diagnosis Bandingan : pembesaran gingiva karna obat,gingivitis
hiperplastika.
Perawatan : gingivektomi dan menghentikan kebiasaan bernafas
melalui mulut.

c. Granuloma piogenikum
Devinisi: granuloma piogenikum merupakan pertumbuhan jaringan
granulasi yang menyerupai tumor pada jaringan lunak sebagai reaksi
terhadap iritasi ringan.
Etiologi: iritasi ringan bersifat lokal atau trauma .
Gambaran Klinis: granuloma piogenikum tampak sebagai masa
nodular eksofitik yang tidak sakit,biasanya bertangkai (pedunculated)
atau lebar dasarnya (sessile),dan berwarna merah tua.permukaan lesi
dapat halus atau berlobus, tetapi sering kali mengalami ulserasi, dan
tertutup oleh membran fibrinosa yang berwarna kekuningan.
Pemeriksaan laboratorium: Pemeriksaan histopatologi

17
Diagnosis banding : Granuloma sel raksasa perifer, peripheral ossifying
fibroma, hemangioma, sarkoma kaposi, angiomatosis basilar, leiomioma,
hemangioendotelioma, neoplasma metastik.
Perawatan : Bedah eksisi

d. Granuloma Sel-Raksasa Perifer


Definisi : granuloma sel raksa perifer merupakan tumor reaktif rongga mulut
yang relatif langka.
Etiologi : iritasi lokal atau trauma.diduga penyakit ini timbul dari ligamen
periodentium dari ligamen periodentium atau periosteum.
Gambaran klinis : lesi ini terjadi secara eksklusif pada gingiva atau
lingiralveola tak bergigi. Gambaran klinisnya berupa massa bertangkai,
berwarna merah tua, mudah berdarah, dapat disertai ulserasi.
Pemeriksaan laboraturium : pemeriksaan histopatologi
Diagnosis banding : granuloma piogenikum, periperalossyifing figroma,
tumor sel raksasa berwarna cokelat pada hiperparatiroidisme, sarkomapakosi.
Perawatan : bedah eksisi

18
e. Peripheral ossifying fibroma
Definisi : merupakan pertumbuhan relaktif yang relatif umum terjadi pada
gingiva, dengan ciri khas berupa pola histomorfologi.
Etiologi : tidak diketahui. Lesi ini diduga berasal dari ligamen periodentium
atau periosteum
Gambaran klinis : lesi ini terjadi secara eksklusif pada gingiva, dan lebih
umum terjadi pada anak – anak dan usia dewasa muda, dengan predileksi
pada wanita. Lesi ini tampak sebagai massa yang kenyal, berbatas jelas
sesile atau bertangkai, biasanya tertutup epitel yang halus.
Pemeriksaan laboraturium : pemeriksaan histopatologi
Diagnosis banding : granulomapiogenikum, granuloma sel raksasa
periver,fibroma tumor, tumor odontogenik periver.
Perawatan : bedah eksisi

19
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
1) Abnormalits gigi adalah penyimpangan dari bentuk normal akibat
gangguan pada stadium pertumbuhan dan perkembangan.
Abnormalitas bibir adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh
beberapa faktor meliputi genetik, penyakit, dll.
Abnormalits gusi adalah penyimpangan dari bentuk normal akibat
gangguan pada penyakit lokal,lesi karena obat, penyakit sistemik.
2) Macam abnormalitas gigi: Malformasi molar ketiga, insisif lateral
berbentuk pasak, geminisi.
Macam abnormalitas bibir: cheilitis glanduralis, cheilitis
granulomatosa, sindrom melkersson Rosenthal.
Macam abnormalitas gusi: Peripheral ossying fibroma, granuloma
sel-sel raksasa, granuloma piogenikum

2. Saran
1) Mahasiswa mampu memahami tentang abnormalitas bibir dan gigi
dengan baik
2) Mahasiswa mampu mempraktekkan tentang pemhaman
abnormalitas bibir dan gigi dalam praktik keperawatan dengan
baik.

20
DAFTAR PUSTAKA

Laskaris, George. 2014. Atlas Saku Penyakit Mulut. Jakarta:EGC

Lewis, Michael. A.O. 2015.Penyakit Mulut Diagnosis dan Terapi. Jakarta:EGC

Nuari Afirian. 2015. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sistem
Gastrointestinal. Jakarta: CV. Trans Info Media

21

Anda mungkin juga menyukai