Anda di halaman 1dari 25

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Gastritis

Gastritis atau dyspepsia atau istilah yang sering dikenal oleh masyarakat sebagai maag atau

penyakit lambung adalah kumpulan gejalayang dirasakan sebagai nyeri ulu hati, orang yang terserang

penyakit ini biasanya sering mual, muntah, rasa penuh, dan rasa tidak nyaman. Biasanya keluhan yang

diajukan penderita tersebut ringan dan dapat diatasi dengan mengatur makanan, tetapi kadang-kadang

dirasakn berat, sehingga penderita terpaksa meminta pertolongan dokter bahkan sampai terpaksa di

beri perawatan khusus. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa

kondisi yang semuanya mengakitkan perdangan pada lambung (Hirlan, 2012).

Pola makan adalah kebiasaan dari setiap individu manusia mengkonsumsi jumlah dan jenis

makanan yang bernutrisi dan sehat dengan frekuensi 3 kali sehari juga diselingi dengan makanan

tambahan atau snack pada sore hari. Menerapkan pola makan yang sehat dan bernutrisi sangat penting

karena sesuatu yang kita makan akan mempengaruhi kesehatan tubuh. Beberapa cara pola makan yang

baik dan sehat adalah kurangi camilan yang mengandung bahan pengawet, hindari terlalu sering order

makanan di luar/go food, hindari minum soda, hindari minuman alkohol, hindari konsumsi makanan

pedas terlalu sering (Silvia et al., 2020).

2.1.1 Etiologi

Penyebab dari gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut:

1. Gastritis akut

Penyebab dari gastritis akut adalah obat analgetic, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang

dosisin rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung). Bahan-bahan kimia seperti:

lisol, alcohol, merokok, kafein, steroid dan digitalis. Gastritis juga dapat disebabkan oleh obat-

obatan terutama aspirin dan obat anti inflamasi non steroid (AINS), juga dapat disebabkan oleh

gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung seperti trauma, luka bakar dan sepsis (Silvia et al.,

2020).

2. Gastritis kronik

Penyebab dari gastritis kronis pada umumnya belum diketahui. Gastritis ini merupakan

kejadian biasa pada orang tua, tapi diduga pada peminuman alcohol, dan merokok (Silvia et al.,

2020)
Perbedaanya gejala gastritis akut terjadi secara tiba-tiba dalam waktu yang relatif singkat.

Gastritis kronik selain penyebabnya pola kebiasaan mengkonsumsi makan yang tidak sehat juga

berkaitan erat dengan infeksi kuman helicobacter pylori dan biasanya gejala sakit gastritis atau maag

sudah berlangsung lama lebih dari 6 bulan (Silvia et al., 2020)

2.1.2 Pathofisiologi

Obat-obatan, alkohol, garam empedu atau enzim- enzim pankreas dapat merusakmukosa

lambung (gastritis erosif), mengganggu pertahanan mukosa lambung dan memungkinkan difusi

kembali, asam dan pepsin ke dalam jaringan lambung, hal ini menimbulkan peradangan respons

mukosa terhadap kebanyakan penyebab iritasi tersebutdengan regenerasi mukosa, karena itu

gangguan-gangguan tersebut seringkali menghilang dengan sendirinya.Dengan iritasi yang terus

menerus, jaringan menjadi meradang dan dapat terjadi perdarahan.Masuknya zat-zat seperti asam dan

basa yang bersifat korosif mengakibatkan peradangan dan nekrosis pada dnding lambung.Gastritis

kronis dapat menimbulkan keadaan dengan atropi kelenjar-kelenjar lambung dan keadaan mukosa

terdapat bercak-bercak penebalan warna abu-abu. Hilangnya mukosalambung akhirnya akan berakibat

kurangnya sekresi lambung (Misnadiarly, 2016).

2.1.3 Tanda Dan Gejala

Menurut (Misnadiarly, 2016) gejala gastritis atau maag diantaranya yaitu:

Tanda Dan Penyebab

Gejala
Mual HCL meningkat
Muntah Adanya penekanan terhadap saraf vagus, dan

memberikan refleks ingin muntah


Tidak nafsu Karena lambung banyak terisi HCL maka lambung

makan akan terasa penuh, selain itu rasa mual juga dapat

menyebabkan tidak nafsu makan


Nyeri Peradangan oleh agen iritasi lambung terhadap

lambung
Hematesis Perdarahan lambung akibat erosi oleh agen iritasdi

lambung yang mengenai pembuluh darah di lambung


Dalam tinja Perdarahan lambung akibat erosi oleh agen iritasi

terdapat darah lambung yangmengenai pembuluh darah di lambung


Mulut resa asam Lambung yang terisi HCL yang penuh dapat

menyebabkan HCL terasa sampai di rongga mulut


2.1.4 Komplikasi

Menurut (Wijaya, 2013) komlikasi dari penyakit gastritis adalah:

1. Komplikasi gastritis akut

Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena, dapat dapat

berakhir sebagai syok hemoragik. Khusu untuk perdarahan (SCBA), perlu dibedakan dengan

tukak peptic penyebab utamanya adalah infeksi Helicobacteri pyloro, sebeb 100% pada tukak

deudenum dan 60-90% pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan sebagai

sitoprotektor, berupa sukralfat dan prostaglandin.

2. Komplikasi gastritis kronik

Perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi, dan anemia karena gangguan absorpsi

vitamin B12.

2.1.5 Pemeriksaan Penunjang

Menurut (Ardiansyah, 2010) pemeriksaan penunjang pada pasien gastritis adalah:

1. Pemerksaan darah lengkap, yang bertujuan untuk mengetahui anemia.

2. Pemeriksaan serum vitamin B12, yang bertujuan untuk mengetahui adanya defisiensi B12.

3. Analisi fases, yang bertujuan untuk mengetahui adanya darah dalam fases.

4. Analisis gaster, yang bertujuan untuk mengetahui kandungan HCL lambung.

5. Achlorhidra (kurang/tidak adanya produksi asam lambung) menunjukkan adanya gastritis

atropi.

6. Uji serum antibody, yang bertujuan untuk mengetahui adanya antibody sel pariental dan

factor intrinsic lambung.

7. Endoscopy, biopsy dan pemeriksaan urine biasanya dilakukan bila ada kecurigaan

berkembangnya ulkus peptikum.

8. Sitologi bertujuan untuk mengetahui adanya keganasan sel lambung.

2.1.6 Pemeriksaan Medis

Menurut (Ardiansyah, 2010) pemeriksaan medis dari penyakit gastritis adalah:

1. Gastritis Akut

Pemberian obat-obatan H2 blocking (Antagonis reseptor H2). Inhibitor pompa proton,

ankikolinergik dan antacid (Obat-obatan ulkus lambung yang lain). Fungsi obat tersebut untuk

mengatur sekresi asam lambung.

2. Gastritis Kronik
Pemberian obat-obatan atau pengobatan empiris berupa antacid, antagonis H2 atau inhibitor

pompa proton.

BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

I. Pengkajian
A. Data Biografi
a. Nama : Ny. S
b. Jenis kelamin :P
c. Usia : 48 Tahun
d. Pendidikan terakhir : SD
e. Agama : islam
f. Status perkawinan : Kawin
g. Tinggi badan/Berat badan : 157/60
h. Penampilan : bersih, rapi
i. Alamat : Ds. Badurame, Kec. Turi
j. Orang yang mudah dihubungi : Nn. D
k. Alamat & Telp : Ds. Badurame, Kec.Turi

B. Riwayat keluarga
Genogram

C. Riwayat pekerjaan
a. Pekerjaan saat ini : Ibu Rumah Tangga
b. Alamat pekerjaan :-
c. Berapa jarak dari rumah :-
d. Alamat transportasi :-
e. Pekerjaan sebelumnya :-
f. Berapa jarak dari rumah :-
g. Alat transportasi :-
h. Sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan : penghasilan suami

D. Riwayat Lingkungan Hidup


a. Type Tempat tinggal : rumah pribadi
b. Kondisi Kamar : bersih
c. Kondisi tempat tinggal : bersih
d. Jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah :3
e. Derajat privasi : mempunyai privasi karena menempati kamar pribadi masing2
f. Tetangga terdekat : Ny. A
g. Alamat dan telepon : Ds. Badurame, Kec. Turi/082302086937

E. Riwayat rekreasi
a. Hobi/minat : memasak
b. Keanggotaan dalam organisasi : ibu-ibu yasinan
c. Liburan/perjalanan :-

F. Sistem pendukung
a. Perawat/Bidan/Dokter/Fisoterapi : bidan
Jarak dari rumah : 2 Km
b. Klinik : 3Km
c. Pelayanan kesehatan di rumah :-
d. Makanan : Padat
e. Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga : membantu px makan
f. Lain-lain :-

G. Deskripsi kekhususan
a. Kebiasaan ritual :
b. Yang lainnya :

H. Status kesehatan
a. Status kesehatan umum selama lima tahun yang lalu : hipertensi, gastritis

b. Keluhan utama :
- Provokatif/palliative : nyeri epigastric
- Quality/quantity : perih di daerah ulu hati, nyeri hilang timbul
- Region : epigastric
- Severity scale : skala nyeri 5
c. Obat-obatan

No Nama Obat Dosis Ket


1 lansoprazole 30 mg (3x1 hari) Menghambat produksi asam
lambung
2 sucralfate 3x1 hari Mengatasi gastritis
3 domperidone 10mg (3x1) Anti emetik

d. Status imunisasi : tidak imunisasi


e. Alergi : Ya/Tidak
a) Obat-obatan :-
b) Makanan :-
c) Faktor lingkungan :-
d) Penyakit yang diderita :-

I. Aktivitas Sehari-hari (ADL)


a. ADL
a) Indeks Katz Skor :B

b. Fungsi kognitif dan intelektual


a) Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ):

b) Mini-Mental state exam (MMSE) :

c. Fungsi sosial dan emosional


a) Inventaris depresi Beck :
b) APGAR keluarga :

d. Kebutuhan Dasar Manusia


a) Oksigen cairan & elektrolit : tidak memakai alat bantu nafas ataupun
obat untuk memperlancar pernafasan,
minum ± 3L perhari
b) Nutrisi : Makan 2x sehari porsi sedikit. Nafsu
makan menurun saat gastritis kambuh

c) Eliminasi : BAB 1x/2 hari, BAK ± 5x/hari

d) Aktivitas :saatsakit aktivitas ringan, mengeluh detak


jantung meningkat setelah beraktifitas

e) Istirahat & tidur :px megeluh sulit tidur karena perut terasa
nyeri

f) Personal Hygiene : mandi 1x sehari

g) Seksual :-

h) Rekreasi :-

i) Psikologis :
 Persepsi klien : segala macam penyakit yang diderita
adalah takdir dari Allah
 Konsep diri : memiliki konsep diri yang positif
 Emosi :stabil
 Adaptasi :mampu mengontrol emosi, apa beradaptai
dengan lingkungannya
 Mekanisme pertahan diri :dzikir

J. Tinjauan Sistem
a. Keadaan Umum :compos mentis, tampak lemas
b. Tingkat kesadaran
GCS :456

c. Tanda-tanda vital : Tensi: 110/88 mmhg N: 95x/mnt Suhu :36,6˚C


RR: 20X/mnt

d. Pemeriksaan Fisik
a) Kepala : normal, tidak ada benjolan
b) Mata-telinga-hidung :
 Penglihatan :
normal
 Pendengaran :
normal
 Hidung, pembau :
normal
c) Leher :tidak ada distensi vena jugularis
d) Dada dan punggung :simetris, tidak ada krepitasi, tidak ada lesi
 Paru-paru : vesikuler di semua
lapang paru
 Jantung :tidak ada bunyi jantung
tambahan

e) Abdomen dan pinggang


 System pencernaan : tidak nafsu makan, mual, nyeri epigastric
skala 5

 System genetaurinaria : normal

f) Ekstrimitas atas dan bawa : normal, tidak ada nyeri saat digerakkan
g) Sistem immune : baik

h) Genetalia :normal, tidak terdapat masalah

i) Reproduksi :normal, tidak ada masalah

j) Persyarafan :normal tidak ada masalah

k) Pengecapan :normal

l) Kulit :kering, tidak ada lesi

K. Data Penunjang
a. Laboratorium :-

b. Radiologi :-

c. EKG :-

d. USG :-
e. CT-Scan :-

f. Obat-obatan : lansoprazole, sucralfate, domperidone

Lamongan, 2021

(Perawat)
II. ANALISA DATA
NO Tgl DATA ETIOLOGI MASALAH
1. 19/07/2 DS : Faktor penyebab gastritis Nyeri Akut
021 pasien mengeluh nyeri
epigastric dengan skala 5, nyeri (Kafein)
digambarkan sebagai rasa perih
sejak 2 hari lalu. Pasien
megatakan nyeri disebabkan
karena beliau telat makan dan
minum kopi.
DO : Gastritis
Mayor
- pasien tampak meringis
- Pasien nampak gelisah
- Pasien bersikap protektif
- Sulit tidur
Minor Inflmasi
- Nafsu makan berkurang
- Menarik diri
- diaforesis

Nyeri Epigastrik

Nyeri Akut

2. 19/07/20 DS : Faktor Penyebab Gastritis Nausea


21 Mayor
- Pasien mengeluh mual (Kafein)
- Pasien merasa ingin muntah
- Pasien mngatakan nafsu
makan menurun
Minor Iritasi Lambung
- Pasien mengatakan merasa
asam di mulut
DO : Gastritis
Minor
- Saliva meningkat
- Pasien nampak sedikit pucat
- Diaforesis Erosi Mukosa Lambung
Menurunkan Tonus &
Peristaltik Lambung

Refluks Isi Duodenum Ke


Lambung

Mual

3. 19/07/20 DS: Faktor penyebab gastritis Keletihan


21 Mayor
- Pasien mengeluh lelah setelah (Kafein)
beraktivitas
- Pasien merasa kurang
bertenaga Gastritis
- Pasien merasa energi tidak
pulih meskipun telah
beristirahat Inflmasi
DO:
Mayor
- Pasien tidak mampu Nyeri Epigastrik
mempertahankan aktivitas
rutin
- Pasien Nampak lesu Anoreksia
Minor
- Kebutuhan istirahat pasien
meningkat Penurunan pembentukan
ATP

Kelelahan
III. PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri akut b.d. pencedera fisiologis (inflamasi)
2. Nausea b.d. iritasi lambung
3. Keletihan b.d. kondisi fisiologis
IV. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI


TUJUAN/KRE INTERVENSI TGL
TERIA HASIL
1 Nyeri akut b.d. Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri 19/07/202 1. Mengidentifikasi S:
pencedera keperawatan selama 3x24 jam 1 lokasi, Pasien mengatakan
fisiologis diharapkan tingkat nyeri 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, nyeri epigastik skala
(inflamasi) pasien menurun dengan karakteristik, durasi, durasi, frekuensi, 4
kriteria hasil : frekuensi, kualitas, kualitas, skala, O:
- Keluhan nyeri menurun (5) skala, intensitas nyeri intensitas nyeri - TD: 130/80 N:
- Sikap gelisah menurun (5) 2. Ajarkan teknik 2. Memberikan 84X/mnt Suhu:
- Meringis menuurun (5) non-farmakologis untuk teknik non- 36,7oC
- Anoreksia menurun (5) mengurangi nyeri farmakologis - Pasien tampak
- Menarik diri menurun (5) 3. Berikan teknik untuk meringis
- Diaphoresis menurun (5) non-farmakologis untuk mengurangi rasa - Anoreksia
mengurangi rasa nyeri nyeri (kompres - diaforesis
4. Kolaborasikan hangat) A:
pemberian analgetik 3. Mengajarkan Masalah belum
jika perlu teknik non- teratasi
farmakologis P:
untuk Lanjutkan intervensi
mengurangi nyeri no 1, 2, 3, dan 4
(kompres hangat)
4. Mengkonsumsi
obat antasida
2 Nausea b.d. iritasi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Mual 19/07/202 1. Mengientifikasi S:
lambung keperawatan selama 3x24 jam 1 faktor penyebab Pasien mengatakan
diharapkan tingkat nausea 1. Identifikasi faktor mual masih mual
pasien menurun dengan penyebab mual 2. Memberikan O:
kriteria hasil : 2. Anjurkan makan makanan dalam - Pasien tampak
- Keluhan mual menurun (5) sedikit tapi sering jumlah kecil dan pucat
- Perasaan ingin muntah 3. Berikan makanan menarik - Diaphoresis
menurun (5) dalam jumlah kecil dan 3. Menganjurkan - Nafsu makan
- Nafsu makan meningkat (5) menarik pasien untuk belum membaik
- Perasaan asam di mulut 4. Kolaborasi makan sedikit A:
menurun (5) pemberian antiemetik tapi sering Masalah Belum
- Jumlah saliva menurun (5) jika perlu 4. Mengkonsumsi Teratasi
obat antasida P:
Lanjutkan Intervensi
no. 2,3,4
3 Intoleransi aktifitas Setelah dilakukan tindakan Manajemen Energi 19/07/202 1. mengidentifikasi S:
b.d. kelemahan keperawatan selama 3x24 jam 1 gangguan fungsi Pasien mengatakan
diharapkan tingkat keletihan 1. Identifikasi gangguan tubuh yang lelah setelah
menurun dengan kriteria fungsi tubuh yang mengakibatkan beraktifitas ringan
hasil: mengakibatkan kelelahan O:
kelelahan 2. meletakkan tempat - Pasien tidak
- Kemampuan melakukan 2. Fasilitasi duduk di duduk di sisi Nampak pucat
aktivitas rutin meningkat sisi tempat tidur, jika tempat tidur, - TD: 130/80 N:
(5) tidak dapat berpindah 3. menganjurkan tirah 84X/mnt Suhu:
- Verbalisasi lelah menurun atau berjalan baring 36,7oC
(5) 3. Anjurkan tirah baring 4. menganjurkan A:
- Lesu menurun (5) 4. Anjurkan melakukan melakukan Masalah belum
aktivitas secara aktivitas secara teratasi
bertahap bertahap P:
Lanjutkan Intervensi
no. 2,3,4
NO DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI
TUJUAN/KRE INTERVENSI TGL
TERIA HASIL
1 Nyeri akut b.d. Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri 20/07/202 1. Mengidentifikasi S:
pencedera keperawatan selama 3x24 jam 1 lokasi, Pasien mengatakan
fisiologis diharapkan tingkat nyeri 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, nyeri epigastrik skala
(inflamasi) pasien menurun dengan karakteristik, durasi, durasi, frekuensi, 2
kriteria hasil : frekuensi, kualitas, kualitas, skala, O:
- Keluhan nyeri menurun (5) skala, intensitas nyeri intensitas nyeri - TD: 125/85 N:
- Sikap gelisah menurun (5) 2. Ajarkan teknik non- 2. Memberikan 80X/mnt
- Meringis menuurun (5) farmakologis untuk teknik non- - Pasien tampak
- Anoreksia menurun (5) mengurangi nyeri farmakologis lebih tenang
- Menarik diri menurun (5) 3. Berikan teknik non- untuk - Nafsu makan
- Diaphoresis menurun (5) farmakologis untuk mengurangi rasa sedikit membaik,
mengurangi rasa nyeri nyeri (kompres porsi makan
4. Kolaborasikan hangat) sedang
pemberian analgetik 3. Mengajarkan A:
jika perlu teknik non- Masalah belum
farmakologis teratasi
untuk P:
mengurangi nyeri Lanjutkan intervensi
(kompres hangat) no 2, dan 4
4. Mengkonsumsi
obat antasida
2 Nausea b.d. iritasi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Mual 20/07/202 1. Memberikan S:
lambung keperawatan selama 3x24 jam 1 makanan dalam Pasien mengatakan
diharapkan tingkat nausea 1. Identifikasi faktor jumlah kecil dan masih sedikit mual
pasien menurun dengan penyebab mual menarik O:
kriteria hasil : 2. Anjurkan makan 2. Menganjurkan - Nafsu makan
sedikit tapi sering
- Keluhan mual menurun (5) 3. Berikan makanan pasien untuk sedikit membaik,
- Perasaan ingin muntah dalam jumlah kecil makan sedikit porsi makan
menurun (5) dan menarik tapi sering sedang
- Nafsu makan meningkat (5) 4. Kolaborasi pemberian 3. Mengkonsumsi A:
- Perasaan asam di mulut antiemetik jika perlu obat antasida Masalah Belum
menurun (5) Teratasi
- Jumlah saliva menurun (5) P:
Lanjutkan Intervensi
no. 1,2,3
3 Intoleransi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Energi 20/07/202 1. meletakkan tempat S :
aktifitas b.d. keperawatan selama 3x24 jam 1 duduk di sisi Pasien mengatakan
kelemahan diharapkan tingkat keletihan 1. Identifikasi gangguan tempat tidur, lelah setelah
menurun dengan kriteria fungsi tubuh yang 2. menganjurkan tirah beraktifitas ringan
hasil: mengakibatkan baring O:
kelelahan 3. menganjurkan - Pasien tidak
- Kemampuan melakukan 2. Fasilitasi duduk di melakukan Nampak pucat
aktivitas rutin meningkat sisi tempat tidur, jika aktivitas secara - TD: 125/85 N:
(5) tidak dapat berpindah bertahap 80X/mnt
- Verbalisasi lelah menurun atau berjalan A:
(5) 3. Anjurkan tirah baring Masalah belum
- Lesu menurun (5) 4. Anjurkan melakukan teratasi
aktivitas secara P:
bertahap Lanjutkan Intervensi
no. 1,2, 3
NO DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI
TUJUAN/KRE INTERVENSI TGL
TERIA HASIL
1 Nyeri akut b.d. Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri 21/07/202 1. Memberikan S:
pencedera keperawatan selama 3x24 jam 1 teknik non- Pasien mengatakan
fisiologis diharapkan tingkat nyeri 1. Identifikasi lokasi, farmakologis tidak ada nyeri
(inflamasi) pasien menurun dengan karakteristik, durasi, untuk epigastrik
kriteria hasil : frekuensi, kualitas, mengurangi rasa O:
- Keluhan nyeri menurun (5) skala, intensitas nyeri nyeri (kompres - TD: 124/83 N:
- Sikap gelisah menurun (5) 2. Ajarkan teknik non- hangat) 84X/mnt
- Meringis menuurun (5) farmakologis untuk 2. Mengkonsumsi - Pasien tampak
- Anoreksia menurun (5) mengurangi nyeri obat antasida tenang
- Menarik diri menurun (5) 3. Berikan teknik non- - Nafsu makan
- Diaphoresis menurun (5) farmakologis untuk membaik, porsi
mengurangi rasa nyeri makan sedang.
4. Kolaborasikan Makan 3x sehari
pemberian analgetik A:
jika perlu Masalah teratasi
P:
Hentikan intervensi
2 Nausea b.d. iritasi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Mual 21/07/202 1. Memberikan S:
lambung keperawatan selama 3x24 jam 1 makanan Pasien mengatakan
diharapkan tingkat nausea 1. Identifikasi faktor dalam jumlah tidak mual
pasien menurun dengan penyebab mual kecil dan O:
kriteria hasil : 2. Anjurkan makan menarik - Nafsu makan
- Keluhan mual menurun (5) sedikit tapi sering 2. Menganjurka membaik, porsi
- Perasaan ingin muntah 3. Berikan makanan n pasien makan sedang.
menurun (5) dalam jumlah kecil untuk makan Makan 3x sehari
- Nafsu makan meningkat (5) dan menarik sedikit tapi A:
4. Kolaborasi
- Perasaan asam di mulut pemberian sering Masalah Teratasi
menurun (5) antiemetik jika perlu 3. Mengkonsum P:
- Jumlah saliva menurun (5) si obat Hentikan intervensi
antasida
3 Intoleransi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Energi 21/07/202 1. meletakkan S:
aktifitas b.d. keperawatan selama 3x24 jam 1 tempat duduk Pasien mengatakan
kelemahan diharapkan tingkat keletihan 1. Identifikasi gangguan di sisi tempat tidak lelah setelah
menurun dengan kriteria fungsi tubuh yang tidur, beraktifitas ringan
hasil: mengakibatkan 2. menganjurkan
kelelahan tirah baring O:
- Kemampuan melakukan 2. Fasilitasi duduk di 3. menganjurkan - Pasien tidak
aktivitas rutin meningkat sisi tempat tidur, jika melakukan Nampak pucat
(5) tidak dapat berpindah aktivitas secara - TD: 124/83 N:
- Verbalisasi lelah menurun atau berjalan bertahap 84X/mnt
(5) 3. Anjurkan tirah baring A:
- Lesu menurun (5) 4. Anjurkan melakukan Masalah teratasi
aktivitas secara P:
bertahap Hentikan intervensi
INDEKS KATZ
(Indeks Kemandirian Pada Aktivitas Sehari-Sehari )

Nama klien : Ny. S Tanggal 19 Juli 2021


Jenis kelamin :P Umur : 48 Tahun TB/BB : 157Cm/60.kg
Agama :Islam Suku : Jawa
Pendidikan :SD
Alamat : Ds. Badurame Kec.Turi Kab. Lamongan

No Aktivitas Mandiri Bergantung

1 MANDI (BATHING)
Mandiri:
Memandikan diri sepenuhnya atau memerlukan bantuan utnuk
memandikan hanya satu bagian tubuh saja seperti punggung,

area genital atau ekstremitas yang cacat
Bergantung:
Perlu bantuan untuk mandi sepenuhnya atau lebih dari satu
bagian tubuh, masuk atau keluar kamar mandi

2 BERPAKAIAN (DRESSING)
Mandiri:
Mengambil pakaian dari lemari dan mengenakan pakaian baik
dalam maupun luar secara lengkap termasuk dapat memasang

alas kaki
Bergantung:
Perlu bantuan dalam berpakaian secara total atau melengkapi
pakaian

3 MERAWAT DIRI (TOILETTING) √

Mandiri:
Pergi ke toilet, mengatur pakaian dan membersihkan area
genital tanpa bantuan
Bergantung:
Memerlukan bantuan dalam berpindah ke toilet, membersihkan
diri atau menggunakan pispot/ toilet

4 BERPINDAH (TRANSFERRING)
Mandiri:
Bergerak dan berpindah dari dan ke tempat tidur atau kursi
tanpa bantuan atau menggunakan alat bantu mekanik √

Bergantung:
Perlu bantuan dalam bergerak dari dan ke tempat tidur atau
kursi atau memerlukan bantuan berpindah secara total

5 KONTROL SFINGTER (CONTINENCE)


Mandiri:
Pergi ke toilet, mengatur pakaian dan membersihkan area
genital tanpa bantuan √

Bergantung:
Kadang-kadang atau selalu tidak dapat menahan buang air kecil
(mengompol) atau buang air besar

6 MAKAN (FEEDING)
Mandiri:
Memasukkan makanan dari piring ke dalam mulut tanpa
bantuan, persiapan makanan dapat dilakukan oleh orang lain √

Bergantung:
Membutuhkan bantuan sebagian atau total untuk pemberian
makan atau kebutuhan makanan parenteral

Interpretasi:
Nilai A: Kemandirian dalam hal makan, kontrol sfingter, berpindah, merawat diri, mandi dan
berpakaian
Nilai B: Kemandirian dalam semua aspek kecuali 1 dari fungsi tersebut
Nilai C: Kemandirian dalam semua aspek, kecuali mandi dan 1 fungsi lainnya
Nilai D: Kemandirian dalam semua aspek kecuali mandi, berpakaian dan 1 fungsi tambahan
Nilai E: Kemandirian dalam semua aspek kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil, dan 1
fungsi tambahan
Nilai F: Kemandirian dalam semua aspek kecuali mandi, berpakaian, kekamar kecil, berpindah
dan 1 fungsi tambahan
Nilai G: Ketergantungan pada 6 fungsi tersebut

BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Kompres Hangat

Masalah utama yang perlu ditangani pada penderita gastritis adalah nyeri. Cara

mengurangi nyeri gastritis terdapat dua tindakan yaitu secara farmakologis dan non

farmakologis. Salah satu intervensi keperawatan untuk menurunkan nyeri adalah kompres

hangat, yaitu memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan kantung

berisi air hangat yang menimbulkan rasa hangat pada bagian tubuh yang memerlukan.

Kompres Cara mengurangi nyeri gastritis terdapat dua tindakan yaitu secara farmakologis

dan non farmakologis. Salah satu intervensi keperawatan untuk menurunkan nyeri adalah

kompres hangat, yaitu memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan

kantung berisi air hangat yang menimbulkan rasa hangat pada bagian tubuh yang

memerlukan. Kompres hangat dengan suhu 45°C – 50,5°C dapat dilakukan dengan

menempelkan kantung karet yang diisi air hangat ke daerah tubuh yang nyeri. Tujuan dari

kompres hangat adalah pelunakan jaringan fibrosa, membuat otot tubuh lebih rileks,

menurunkan rasa nyeri, dan mempelancar pasokan aliran darah serta memberikan

ketenangan pada pasien (Utami & Kartika, 2018)

Penelitian berupa studi kasus yang dilakukan oleh Amin (2017) menunjukkan bahwa

kompres hangat terbukti mampu untuk mengurangi nyeri epigastric pada pasien gastritis.

Pasien yang diberikan intervensi mengalami penurunan nyeri dari skala 6 ke nyeri skala 3

setelah diberikan kompres hangat. Hal ini dikarenakan kompres hangat dapat mengaktifkan

(merangsang) serat-serat nonnosiseptif yang berdiameter besar ( A-α dan A-β) untuk

‟menutup gerbang‟' bagi serat- serat yang berdiameter kecil ( A-δ dan C) yang berperan

dalam menghantarkan nyeri, sehingga nyeri dapat dikurangi (Utami & Kartika, 2018).

4.2 Manajemen Mual


Mual yang dialami pasien gastritis disebabkan karena adanya erosi mukosa lambung.

Manajemen mual yang dapat diberikan pada pasien gastritis yakni mengidentifikasi dan

mengendalikan faktor penyebab mual, mengendalikan keadaan penyebab mual misalnya

kecemasan, dan memberikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik serta pemberian

antasida.

Penelitian yang dilakukan oleh Li et al. (2020) ketidakteraturan pola makan merupakan

faktor utama penyebab terjadinya nausea pada pasien gastritis. Oleh karena itu, perbaikan

pola makan menjadi hal yang penting dilakukan untuk mengatasi nausea. Modifikasi pola

makan yang dimaksud adalah sebagai berikut: saat mual, pasien dianjurkan untuk makan

dalam porsi yang sedikit namun dengan frekuensi yang sering. Selain itu, bisa juga dengan

menciptakan kondisi lingkungan yang nyaman untuk makan, serta memberikan makan

tersebut pada saat masih hangat (Marhabang et al., 2018).

4.3 Manajemen Energi

Manajemen energi yang dapat dilakukan pada pasien gastritis yang mengalami fatigue

diantaranya adalah dengan mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan

kelelahan, melakukan latihan rentang gerak aktif atau pasif, menganjurkjan tirah baring dan

mengajurkan melakukan aktivitas secara bertahap. Kelelahan atau fatigue membutuhkan

manajemen energi yang baik sehingga pasien dapat kembali beraktifitas dengan normal.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hutagaol et al. (2020) manajemen energi

berupa melakukan latihan Range Of Motion (ROM) dapat menurunkan tingkat fatigue pada

responden. Latihan range of motion yang dilakukan secara teratur memiliki keuntungan

untuk memperbaiki kesehatan otot dan menurunkan tingkat kelelahan.


DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. . (2017). Penerapan Terapi Kompres Hangat Untuk Mengurangi Nyeri Pada Pasien

Gastritis Di RSUD Dr. Soedirman Kebumen. Karya Tulis Ilmiah Program Studi Profesi

NERS STIKes Muhammadiyah Samarinda.

Hutagaol, R., Gamayana, Y., & Aji, T. (2020). Pengaruh Latihan Range Of Motion ( ROM )

terhadap tingkat fatigue pada pasien hemodialisis di Rumah Sakit Angkatan Udara

( RSAU ) dr Esnawan Antariksa. Jurnal Keperawatan Cikini, 1(1), 6–10.

Li, Y., Su, Z., Li, P., Li, Y., Johnson, N., Zhang, Q., Du, S., Zhao, H., Li, K., Zhang, C., & Ding,

X. (2020). Association of Symptoms with Eating Habits and Food Preferences in Chronic

Gastritis Patients: A Cross-Sectional Study. Hindawi Evidence-Based Complementary and

Alternative Medicine, 2020. https://doi.org/10.1155/2020/5197201

Marhabang, R., Kastubi, & Subagyo, B. H. (2018). Faktor Dominan Yang Mempengaruhi

Penurunan Nafsu Makan Pada Pasien Gastritis. Jurnal Penelitian Kesehatan, 9–14.

Utami, A. D., & Kartika, I. R. (2018). Terapi Komplementer Guna Mnurunkan Nyeri Pasien

Gastritis : Literatur Review. REAL in Nursing Journal (RNJ), 1(3), 123–132.

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Hasil Keperawatan, Edisi

1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan,

Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Hasil Keperawatan, Edisi 1.

Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai