TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Gastritis
Gastritis atau dyspepsia atau istilah yang sering dikenal oleh masyarakat sebagai maag atau
penyakit lambung adalah kumpulan gejalayang dirasakan sebagai nyeri ulu hati, orang yang terserang
penyakit ini biasanya sering mual, muntah, rasa penuh, dan rasa tidak nyaman. Biasanya keluhan yang
diajukan penderita tersebut ringan dan dapat diatasi dengan mengatur makanan, tetapi kadang-kadang
dirasakn berat, sehingga penderita terpaksa meminta pertolongan dokter bahkan sampai terpaksa di
beri perawatan khusus. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa
Pola makan adalah kebiasaan dari setiap individu manusia mengkonsumsi jumlah dan jenis
makanan yang bernutrisi dan sehat dengan frekuensi 3 kali sehari juga diselingi dengan makanan
tambahan atau snack pada sore hari. Menerapkan pola makan yang sehat dan bernutrisi sangat penting
karena sesuatu yang kita makan akan mempengaruhi kesehatan tubuh. Beberapa cara pola makan yang
baik dan sehat adalah kurangi camilan yang mengandung bahan pengawet, hindari terlalu sering order
makanan di luar/go food, hindari minum soda, hindari minuman alkohol, hindari konsumsi makanan
2.1.1 Etiologi
Penyebab dari gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut:
1. Gastritis akut
Penyebab dari gastritis akut adalah obat analgetic, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang
dosisin rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung). Bahan-bahan kimia seperti:
lisol, alcohol, merokok, kafein, steroid dan digitalis. Gastritis juga dapat disebabkan oleh obat-
obatan terutama aspirin dan obat anti inflamasi non steroid (AINS), juga dapat disebabkan oleh
gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung seperti trauma, luka bakar dan sepsis (Silvia et al.,
2020).
2. Gastritis kronik
Penyebab dari gastritis kronis pada umumnya belum diketahui. Gastritis ini merupakan
kejadian biasa pada orang tua, tapi diduga pada peminuman alcohol, dan merokok (Silvia et al.,
2020)
Perbedaanya gejala gastritis akut terjadi secara tiba-tiba dalam waktu yang relatif singkat.
Gastritis kronik selain penyebabnya pola kebiasaan mengkonsumsi makan yang tidak sehat juga
berkaitan erat dengan infeksi kuman helicobacter pylori dan biasanya gejala sakit gastritis atau maag
2.1.2 Pathofisiologi
lambung (gastritis erosif), mengganggu pertahanan mukosa lambung dan memungkinkan difusi
kembali, asam dan pepsin ke dalam jaringan lambung, hal ini menimbulkan peradangan respons
mukosa terhadap kebanyakan penyebab iritasi tersebutdengan regenerasi mukosa, karena itu
menerus, jaringan menjadi meradang dan dapat terjadi perdarahan.Masuknya zat-zat seperti asam dan
kronis dapat menimbulkan keadaan dengan atropi kelenjar-kelenjar lambung dan keadaan mukosa
terdapat bercak-bercak penebalan warna abu-abu. Hilangnya mukosalambung akhirnya akan berakibat
Gejala
Mual HCL meningkat
Muntah Adanya penekanan terhadap saraf vagus, dan
makan akan terasa penuh, selain itu rasa mual juga dapat
lambung
Hematesis Perdarahan lambung akibat erosi oleh agen iritasdi
Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena, dapat dapat
berakhir sebagai syok hemoragik. Khusu untuk perdarahan (SCBA), perlu dibedakan dengan
tukak peptic penyebab utamanya adalah infeksi Helicobacteri pyloro, sebeb 100% pada tukak
deudenum dan 60-90% pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan sebagai
Perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi, dan anemia karena gangguan absorpsi
vitamin B12.
2. Pemeriksaan serum vitamin B12, yang bertujuan untuk mengetahui adanya defisiensi B12.
3. Analisi fases, yang bertujuan untuk mengetahui adanya darah dalam fases.
atropi.
6. Uji serum antibody, yang bertujuan untuk mengetahui adanya antibody sel pariental dan
7. Endoscopy, biopsy dan pemeriksaan urine biasanya dilakukan bila ada kecurigaan
1. Gastritis Akut
ankikolinergik dan antacid (Obat-obatan ulkus lambung yang lain). Fungsi obat tersebut untuk
2. Gastritis Kronik
Pemberian obat-obatan atau pengobatan empiris berupa antacid, antagonis H2 atau inhibitor
pompa proton.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian
A. Data Biografi
a. Nama : Ny. S
b. Jenis kelamin :P
c. Usia : 48 Tahun
d. Pendidikan terakhir : SD
e. Agama : islam
f. Status perkawinan : Kawin
g. Tinggi badan/Berat badan : 157/60
h. Penampilan : bersih, rapi
i. Alamat : Ds. Badurame, Kec. Turi
j. Orang yang mudah dihubungi : Nn. D
k. Alamat & Telp : Ds. Badurame, Kec.Turi
B. Riwayat keluarga
Genogram
C. Riwayat pekerjaan
a. Pekerjaan saat ini : Ibu Rumah Tangga
b. Alamat pekerjaan :-
c. Berapa jarak dari rumah :-
d. Alamat transportasi :-
e. Pekerjaan sebelumnya :-
f. Berapa jarak dari rumah :-
g. Alat transportasi :-
h. Sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan : penghasilan suami
E. Riwayat rekreasi
a. Hobi/minat : memasak
b. Keanggotaan dalam organisasi : ibu-ibu yasinan
c. Liburan/perjalanan :-
F. Sistem pendukung
a. Perawat/Bidan/Dokter/Fisoterapi : bidan
Jarak dari rumah : 2 Km
b. Klinik : 3Km
c. Pelayanan kesehatan di rumah :-
d. Makanan : Padat
e. Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga : membantu px makan
f. Lain-lain :-
G. Deskripsi kekhususan
a. Kebiasaan ritual :
b. Yang lainnya :
H. Status kesehatan
a. Status kesehatan umum selama lima tahun yang lalu : hipertensi, gastritis
b. Keluhan utama :
- Provokatif/palliative : nyeri epigastric
- Quality/quantity : perih di daerah ulu hati, nyeri hilang timbul
- Region : epigastric
- Severity scale : skala nyeri 5
c. Obat-obatan
e) Istirahat & tidur :px megeluh sulit tidur karena perut terasa
nyeri
g) Seksual :-
h) Rekreasi :-
i) Psikologis :
Persepsi klien : segala macam penyakit yang diderita
adalah takdir dari Allah
Konsep diri : memiliki konsep diri yang positif
Emosi :stabil
Adaptasi :mampu mengontrol emosi, apa beradaptai
dengan lingkungannya
Mekanisme pertahan diri :dzikir
J. Tinjauan Sistem
a. Keadaan Umum :compos mentis, tampak lemas
b. Tingkat kesadaran
GCS :456
d. Pemeriksaan Fisik
a) Kepala : normal, tidak ada benjolan
b) Mata-telinga-hidung :
Penglihatan :
normal
Pendengaran :
normal
Hidung, pembau :
normal
c) Leher :tidak ada distensi vena jugularis
d) Dada dan punggung :simetris, tidak ada krepitasi, tidak ada lesi
Paru-paru : vesikuler di semua
lapang paru
Jantung :tidak ada bunyi jantung
tambahan
f) Ekstrimitas atas dan bawa : normal, tidak ada nyeri saat digerakkan
g) Sistem immune : baik
k) Pengecapan :normal
K. Data Penunjang
a. Laboratorium :-
b. Radiologi :-
c. EKG :-
d. USG :-
e. CT-Scan :-
Lamongan, 2021
(Perawat)
II. ANALISA DATA
NO Tgl DATA ETIOLOGI MASALAH
1. 19/07/2 DS : Faktor penyebab gastritis Nyeri Akut
021 pasien mengeluh nyeri
epigastric dengan skala 5, nyeri (Kafein)
digambarkan sebagai rasa perih
sejak 2 hari lalu. Pasien
megatakan nyeri disebabkan
karena beliau telat makan dan
minum kopi.
DO : Gastritis
Mayor
- pasien tampak meringis
- Pasien nampak gelisah
- Pasien bersikap protektif
- Sulit tidur
Minor Inflmasi
- Nafsu makan berkurang
- Menarik diri
- diaforesis
Nyeri Epigastrik
Nyeri Akut
Mual
Kelelahan
III. PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri akut b.d. pencedera fisiologis (inflamasi)
2. Nausea b.d. iritasi lambung
3. Keletihan b.d. kondisi fisiologis
IV. INTERVENSI KEPERAWATAN
1 MANDI (BATHING)
Mandiri:
Memandikan diri sepenuhnya atau memerlukan bantuan utnuk
memandikan hanya satu bagian tubuh saja seperti punggung,
√
area genital atau ekstremitas yang cacat
Bergantung:
Perlu bantuan untuk mandi sepenuhnya atau lebih dari satu
bagian tubuh, masuk atau keluar kamar mandi
2 BERPAKAIAN (DRESSING)
Mandiri:
Mengambil pakaian dari lemari dan mengenakan pakaian baik
dalam maupun luar secara lengkap termasuk dapat memasang
√
alas kaki
Bergantung:
Perlu bantuan dalam berpakaian secara total atau melengkapi
pakaian
Mandiri:
Pergi ke toilet, mengatur pakaian dan membersihkan area
genital tanpa bantuan
Bergantung:
Memerlukan bantuan dalam berpindah ke toilet, membersihkan
diri atau menggunakan pispot/ toilet
4 BERPINDAH (TRANSFERRING)
Mandiri:
Bergerak dan berpindah dari dan ke tempat tidur atau kursi
tanpa bantuan atau menggunakan alat bantu mekanik √
Bergantung:
Perlu bantuan dalam bergerak dari dan ke tempat tidur atau
kursi atau memerlukan bantuan berpindah secara total
Bergantung:
Kadang-kadang atau selalu tidak dapat menahan buang air kecil
(mengompol) atau buang air besar
6 MAKAN (FEEDING)
Mandiri:
Memasukkan makanan dari piring ke dalam mulut tanpa
bantuan, persiapan makanan dapat dilakukan oleh orang lain √
Bergantung:
Membutuhkan bantuan sebagian atau total untuk pemberian
makan atau kebutuhan makanan parenteral
Interpretasi:
Nilai A: Kemandirian dalam hal makan, kontrol sfingter, berpindah, merawat diri, mandi dan
berpakaian
Nilai B: Kemandirian dalam semua aspek kecuali 1 dari fungsi tersebut
Nilai C: Kemandirian dalam semua aspek, kecuali mandi dan 1 fungsi lainnya
Nilai D: Kemandirian dalam semua aspek kecuali mandi, berpakaian dan 1 fungsi tambahan
Nilai E: Kemandirian dalam semua aspek kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil, dan 1
fungsi tambahan
Nilai F: Kemandirian dalam semua aspek kecuali mandi, berpakaian, kekamar kecil, berpindah
dan 1 fungsi tambahan
Nilai G: Ketergantungan pada 6 fungsi tersebut
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Kompres Hangat
Masalah utama yang perlu ditangani pada penderita gastritis adalah nyeri. Cara
mengurangi nyeri gastritis terdapat dua tindakan yaitu secara farmakologis dan non
farmakologis. Salah satu intervensi keperawatan untuk menurunkan nyeri adalah kompres
hangat, yaitu memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan kantung
berisi air hangat yang menimbulkan rasa hangat pada bagian tubuh yang memerlukan.
Kompres Cara mengurangi nyeri gastritis terdapat dua tindakan yaitu secara farmakologis
dan non farmakologis. Salah satu intervensi keperawatan untuk menurunkan nyeri adalah
kompres hangat, yaitu memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan
kantung berisi air hangat yang menimbulkan rasa hangat pada bagian tubuh yang
memerlukan. Kompres hangat dengan suhu 45°C – 50,5°C dapat dilakukan dengan
menempelkan kantung karet yang diisi air hangat ke daerah tubuh yang nyeri. Tujuan dari
kompres hangat adalah pelunakan jaringan fibrosa, membuat otot tubuh lebih rileks,
menurunkan rasa nyeri, dan mempelancar pasokan aliran darah serta memberikan
Penelitian berupa studi kasus yang dilakukan oleh Amin (2017) menunjukkan bahwa
kompres hangat terbukti mampu untuk mengurangi nyeri epigastric pada pasien gastritis.
Pasien yang diberikan intervensi mengalami penurunan nyeri dari skala 6 ke nyeri skala 3
setelah diberikan kompres hangat. Hal ini dikarenakan kompres hangat dapat mengaktifkan
(merangsang) serat-serat nonnosiseptif yang berdiameter besar ( A-α dan A-β) untuk
‟menutup gerbang‟' bagi serat- serat yang berdiameter kecil ( A-δ dan C) yang berperan
dalam menghantarkan nyeri, sehingga nyeri dapat dikurangi (Utami & Kartika, 2018).
Manajemen mual yang dapat diberikan pada pasien gastritis yakni mengidentifikasi dan
kecemasan, dan memberikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik serta pemberian
antasida.
Penelitian yang dilakukan oleh Li et al. (2020) ketidakteraturan pola makan merupakan
faktor utama penyebab terjadinya nausea pada pasien gastritis. Oleh karena itu, perbaikan
pola makan menjadi hal yang penting dilakukan untuk mengatasi nausea. Modifikasi pola
makan yang dimaksud adalah sebagai berikut: saat mual, pasien dianjurkan untuk makan
dalam porsi yang sedikit namun dengan frekuensi yang sering. Selain itu, bisa juga dengan
menciptakan kondisi lingkungan yang nyaman untuk makan, serta memberikan makan
Manajemen energi yang dapat dilakukan pada pasien gastritis yang mengalami fatigue
kelelahan, melakukan latihan rentang gerak aktif atau pasif, menganjurkjan tirah baring dan
manajemen energi yang baik sehingga pasien dapat kembali beraktifitas dengan normal.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hutagaol et al. (2020) manajemen energi
berupa melakukan latihan Range Of Motion (ROM) dapat menurunkan tingkat fatigue pada
responden. Latihan range of motion yang dilakukan secara teratur memiliki keuntungan
Amin, M. . (2017). Penerapan Terapi Kompres Hangat Untuk Mengurangi Nyeri Pada Pasien
Gastritis Di RSUD Dr. Soedirman Kebumen. Karya Tulis Ilmiah Program Studi Profesi
Hutagaol, R., Gamayana, Y., & Aji, T. (2020). Pengaruh Latihan Range Of Motion ( ROM )
terhadap tingkat fatigue pada pasien hemodialisis di Rumah Sakit Angkatan Udara
Li, Y., Su, Z., Li, P., Li, Y., Johnson, N., Zhang, Q., Du, S., Zhao, H., Li, K., Zhang, C., & Ding,
X. (2020). Association of Symptoms with Eating Habits and Food Preferences in Chronic
Marhabang, R., Kastubi, & Subagyo, B. H. (2018). Faktor Dominan Yang Mempengaruhi
Penurunan Nafsu Makan Pada Pasien Gastritis. Jurnal Penelitian Kesehatan, 9–14.
Utami, A. D., & Kartika, I. R. (2018). Terapi Komplementer Guna Mnurunkan Nyeri Pasien
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Hasil Keperawatan, Edisi
PPNI (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan,
PPNI (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Hasil Keperawatan, Edisi 1.