Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONSEP BERBICARA
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Bahasa dan Sastra

Dosen Pengampuh:
Linaria Arofatul Ilmi Uswatun Khasanah, S.Pd. M.Pd.

Disusun oleh kelompok 1:


1. Alvia Delva Marsada P. (1904010024)
2. Asmaul Khusnah (1904010033)
3. Nuriyatul Hidayah (1904010003)
4. Puspita Dewi (1904010005)
5. Sarah Almaida (1904010010)
6. Septya Khusnia Putri (1904010028)

PRODI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS SAINS TEKNOLOGIDAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “Konsep Berbicara”.Penulisan makalah ini adalah
salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliahBahasa dan
Sastraprogram Studi S1- Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampuIbu Linaria Arofatul
Ilmi Uswatun Khasanah, S.Pd. M.Pd. Yang telah meluangkan waktunya dan
memberikan banyak masukan dalam penyusunan makalah ini sehingga penulis
dapat menyelesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik isi maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sebagai koreksi dalam penulisan
makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat, akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih.

Lamongan, 03 Oktober 2020

Kelompok 01
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................2
A. Proses Berbicara............................................................................2
B. Pengertian Berbicara......................................................................3
C. Jenis Berbicara...............................................................................4
D. Strategi Berbicara..........................................................................6
E. Keberhasilan dan Hambatan Berbicara..........................................8
BAB III PENUTUP..........................................................................................12
A. Kesimpulan....................................................................................12
B. Saran..............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................13
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berbicara adalah suatu kegiatan menyampaikan pesan atau maksud baik
itu ide, fikiran, ataupun isi hati menggunakan lisan.Kemampuan untuk
berbicara ini perlu dimiliki oleh setiap manusia guna untuk memudahkan
seseorang berkomununikasi dengan sesama manusia lainnya. Keterampilan
berbahasa memiliki 4 aspek utama yaitu: menyimak atau mendegarkan,
berbicara, membaca, dan yang terakhir menulis. Keterampilan tersebut secara
alamiah terdapat pada setiap manusia.Meskipun begitu keterampilan tersebut
masih memerlukan latihan secara intensif.
Dalam dunia pendidikan sendiri kemampuan berbicara adalah usaha
untuk mewujudkan proses kegiatan belajar mengajar yang bertujuan agar
siswa aktif mengembangkan potensi yang ada didalam dirinya. Siswa yang
mampu menguasai keterampilan berbicara dengan baik, dia akan mampu
mengekspresikan fikiran dan perasaanya dengan cerdas sesuai dengan materi
serta situasi saat ia sedang berbicara.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana Proses Berbicara?
b. Apa yang Dimaksud dengan Berbicara?
c. Apa Saja Jenis Berbicara?
d. Bagaimana Strategi Berbicara?
e. Menjelaskan Keberhasilan dan Hambatan Berbicara?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Dapat mengetahui dan memahami proses berbicara
b. Mengetahui pengertian berbicara
c. Mengetahui jenis berbicara
d. Dapat mengetahui dan memhami strategi berbicara
e. Dapat mengetahui dan memhami keberhasilan dan hambatan berbica.
BAB II
PEMBAHASAN

2.2 Proses Berbicara


Pengertian berbicara adalah proses berbahasa lisan untuk
mengekspresikan pikiran dan perasaan, mereflesikan pengalaman dan
berbagai informasi. berbicara merupakan proses yang kompleks karena
melibatkan berpikir, bahasa, dan keterampilan sosial. Oleh karena itu,
berbahasa lisan merupakan dasar utama dari pengajaran bahasa karena
kemampuan berbahasa lisan yaitu:
1. Merupakan mode ekspresi yang sering digunakan.
2. Merupakan bentuk kemampuan pertama yang biasanya dipelajari
anak-anak.
3. Merupakan tipe kemampuan berbahasa yang paling umum dipakai.
Anak-anak jika sudah memasuki sekolah mereka sudah mampu
berbicara untuk mengekspresikan kebutuhanya, mulai dari bertanya dan untuk
belajar tentang dunia yang akan mereka kembangkan di sekolah. Tetapi
mereka belum mampu untuk memahami dan mencerna kalimat-kalimat
kompleks dan belum bisa memahami variasi penggunaan bahasa pada situasi
yang berbeda. Hal ini merupakan tanggung jawab guru untuk mengajarkan
kepada muridnya kemampuan berbahasa yang baik, terutama kemampuan
berbahasa lisan dalam kaitannya dengan keadaan komunikasi yang berbeda-
beda.
Para pakar mendifinisikan kemampuan berbicara secara berbeda-beda.
Menurut Tarigan (1985), mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata yang mengekspresikan,
menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. batasan ini
di perluas sehingga berbicara merupakan sistem tanda yang dapat di dengar
(audioble) dan dapat di lihat (visible).
Dalam kegiatan berbicara biasanya diawali dengan suatu pesan yang
harus dimiliki oleh pembicara yang akan di sampaikan kepada penerima
pesan, agar penerima pesan dapat menerima dan memahami isi pesan tersebut.
Dalam hal menyampaikan pesan ini, seseorang menggunakan bahasa,
yaitu ragam bahasa lisan.Seseorang yang menyampaikan pesan tersebut
mengharapkan agar penerima pesan dapat mengerti atau memahaminya.
Apabila isi pesan itu dapat di ketahui oleh penerima pesan, maka akan terjadi
komunikasi antara pemberi pesan dan yang menerima pesan. Komunikasi
tersebut akan menimbulkan pengertian atau pemahaman terhadap isi pesan
bagi penerimanya.
Orang yang memberi pesan dimaksud pembicara, dan orang yang
menerima pesan disebut sebagai pendengar atau penyimak pesan, atau istilah
lainnya disebut dengan komunikan atau komunikator. Proses penyampaian
pesan tersebut dimaksud dengan berbicara. Dengan demikian, berbicara
adalah keterampilan penyampaian pesan melalui bahasa lisan.

2.2 Pengertian Berbicara


Berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud,
(ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain.
Pendapat lain dikemukakan oleh Taringan (1990), bahwa berbicra adalah
kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi kata-kata untuk
mengekspresikan, mengatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan,
perasaan.

Sementara itu Haryadi Zamzadi (1996/1997)menyataka bahwa


berbicara hakikatnya merupakan suatu proses berkomunikasi sebab
didalamnya terjadi pemindahan pesan dari suatu sumber ketempat lain.
Berbicara adalah saran untuk kita berkomumikasi dalam menyampaikan
gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
pendengar atau penyimak, berbicara merupakan instrumen (alat) yang
diungkapkan kepada penyimak. Konsep dasar berbicara sebagai sarana
berkomunikasi mencakup beberapa hal diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Berbicara adalah proses individu dalam berkomunikasi


2. Berbicara adalah ekspresi kreatif
3. Berbicara adalah tingkah laku
4. Berbicara adalah pancaran pribadi

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa berbicara


merupakan suatu proses komunikasi untuk menyampaikan pikiran , perasaan,
gagasan kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan.

2.3 Jenis Berbicara


Dalam kehidupan sehari-
harikitapastiseringmelihatataumemperhatikanbeberapainteraksi berbicara yang
terjadisepertidiskusi, percakapan, pidatomenjelaskan, pidatomenghibur,
ceramah, bertelepon, danmasihbanyaklagi.
Sedangkanberdasarkanruanglingkupnya berbicara
didepanumumterbagimenjadi 2 macam, yaknilingkupresmi, dantidakresmi.
Mungkinkitaseringbertanya-tanyamengapajenis-jenis kegiatan berbicara
sendiriterbagimenjadibeberapa bagian. Jawabannyaialah, karenaada 5
macamlandasan yang harusdigunakandalammengklasifikasikan berbicara,
anatara lain:

1. Berbicara berdasarkan tujuan


a. Berbicara memberitahukan melaporkan, dan menginformasikan
b. Berbicara menghibur
c. Berbicara membujuk, mengajak, meyakinkan, atau menggerakkan
2. Berbicara berdasarkan situasi
a. Berbicara formal, dalam situasi formal pembicara dituntut berbicara
secara formal misalnya dalam acara wawancara atau ceramah.
b. Berbicara informal, dalam situasi informal pembicara harus berbicara
secara tidak formal, misalnya tukar pengalaman, menyampaikan berita,
atau bertelepon.
3. Berbicara berdasarkan cara penyampaiannya
a. Berbicara mendadak, pembicaraan ini biasanya terjadi tanpa
direncanakan sebelumya harus dibicarakan dimuka umum
b. Berbicara berdasarkan catatan, biasanya berupa butir-butir penting
sebagai pedoman dalam berbicara
c. Berbicara berdasarkan hafalan, seseorang yang biasanya berbicara
dengan hafalan mereka akan menyiapkan dengan cermat dan menulis
dengan lengkap akan pembicaraannya.
d. Berbicara berdasarkan naskah, biasanya seseorang akan menyusun
naskah yang akan dibicarakan secara tertulis dan dibacakan pada saat
berbicara.
4. Berbicara berdasarkan jumlah pendengar,
a. Berbicara antarpribadi, situasi ini terjadi apabila dua pribadi
membicarakan percakapan, seperti berdiskusi atau masalah pribadi.
b. Berbicara dalam kelompok kecil, terjadi apabila seseorang pembicara
menghadapi sekelompok kecil pendengar misalnya 3 smpai 5 orang.
c. Berbicara dalam kelompok besar, terjadi apabila seorang pembicara
menghadap pendengar dengan jumlah yang besar, biasanya ini terjadi
padasaat seminar, acara ceramah, dan wisuda kelulusan.
5. Berbicara berdasarkan peristiwa khusus
Jenis berbicara inidapatdiklasifikasikanmenjadi 6 macam
a. Pidatopresentasi
b. Pidatopenyambutan
c. Pidatoperpisahan
d. Pidatojamuan (jamuanmalam)
e. Pidatoperkenalan
f. Pidatonominasi (mengunggulkan)
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis berbicara
mencakup banyak hal dari berbicara yang memiliki tujuan, berbicara yang harus
menempatkan situasi hingga berbicara dalam peristiwa khusus. Dengan kita
memahami jenis-jenis berbicara tersebut maka kita akan mampu menempatkan
bahan pembicaraan apa saja yang dapat kita bicarakan dalam melakukan proses
berbicara.

2.4 Strategi Berbicara


Untuk meningkatkan kemampuan seseorang dalam berbicara maka
diperlukan sebuah strategi agar seseorang tersebut dapat menguasai
kemampuan berbicara yang baik.Dalam kamus besar bahasa Indonesia,
strategi dapat diartikan sebagai rencana yang cermat mengenai sebuah
kegiatan untuk mencapai sasaran yang khusus. Strategi kompetensi dapat juga
diartikan sebagai strategi komunikasi atau communication strategies
(thornburry, 2006: 29). Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
strategi komunikasi yakni:

1. Menggunakan kata-kata yang banyak/tidak langsung


2. Mengubah kata-kata baru agar lebih dikenal seperti kata masjid yang
dirubah menjadi mesjid
3. Menggunakan kata-kata yang umum atau sudah dikenal
4. Menggunakan ekspresi atau alih kode, contoh: menggunakan bahasa
yang sopan pada orang yang lebih tua
5. Menggunakan gerak tubuh atau mimik untuk meyakinkan maksud
yang kita inginkan.
Strategi yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kemampuan
berbicara seseorang bisa dengan mengajak seseorang untuk melakukan
kegiatan-kegiatan seperti mendongeng, bermain peran, melakukan cerita
berantai, melakukan kegiatan seperti bercerita dengan menggunakan media
gambar juga dapat meningkatkan kamampuan berbicara seseorang dan masih
banyak pula kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan
berbicara seseorang. Namun dalam hal ini seseorang juga harus
melakukannya dengan langkah-langkah yang tepat agar seseorang tersebut
juga dapat menangkap apa yang sudah dipelajarinya.
Adapun Strategi berbicara menurut Modul untuk Profesional
Persiapan Pengajaran Asisten dalam Bahasa Asing (Grace Stovall Burkart, ed
1998 ; Pusat Linguistik Terapan,) adalah sebagai berikut.
1. Menggunakan minimal tanggapan
Bahasa peserta didik yang kurang percaya diri dalam kemampuan
mereka untuk berpartisipasi dengan sukses dalam interaksi lisan sering
mendengarkan dalam keheningan sementara yang lain yang bicara. Salah
satu cara untuk mendorong peserta didik tersebut untuk mulai
berpartisipasi adalah untuk membantu mereka membangun suatu
persediaan tanggapan minimal yang mereka dapat gunakan dalam berbagai
jenis pertukaran. Tanggapan tersebut dapat sangat berguna untuk pemula.
Tanggapan minimal dapat diprediksi bahwa peserta percakapan
digunakan untuk menunjukkan pemahaman, perjanjian, keraguan, dan
tanggapan lain untuk apa yang dikatakan pembicara lain. Memiliki stok
tanggapan tersebut memungkinkan pelajar untuk fokus pada apa yang
peserta lain katakan, tanpa harus secara simultan rencana tanggapan.
2. Menggunakan bahasa untuk berbicara tentang bahasa
Bahasa peserta didik sering terlalu malu atau malu untuk
mengatakan sesuatu ketika mereka tidak mengerti pembicara lain atau
ketika mereka menyadari bahwa mitra percakapan tidak mengerti mereka.
Guru dapat membantu siswa mengatasi keengganan ini dengan
meyakinkan mereka bahwa kesalahpahaman dan kebutuhan untuk
klarifikasi dapat terjadi pada berbagai tipe interaksi, apapun bahasa peserta
tingkat keterampilan. Guru juga dapat memberikan strategi siswa dan frase
yang digunakan untuk klarifikasi dan cek pemahaman.
Dengan mendorong siswa untuk menggunakan frase klarifikasi di
kelas saat terjadi kesalahpahaman, dan dengan menanggapi positif ketika
mereka melakukannya, guru dapat menciptakan lingkungan praktek
otentik di dalam kelas itu sendiri. Ketika mereka mengembangkan kontrol
dari strategi berbagai klarifikasi, siswa akan mendapatkan kepercayaan diri
dalam kemampuan mereka untuk mengelola berbagai situasi komunikasi
yang mungkin mereka hadapi di luar kelas.
Setelah mengetahui langkah-langkah atau strategi dalam
meningkatkan kemampuan berbicara, maka kemampuan berbicara
diharapkan dapat meningkat.Kemampuan berbicra sangat penting dalam
kehidupan manusia pada umumnya. Kemampuan berbicara yang baik
dapat menunjang segala aktifitas yang ada, contohnya:
1. Sebagai calon guru tentunya harus memiliki kemampuan berbicara
yang baik agar dalam menyampaikan materi kepada siswa akan
berjalan dengan baik.
2. Ketika dihadapkan pada suatu forum, seminar dan diskusi dipastikan
partisipan harus memiliki kemampuan berbicara yang sangat baik.
Karena di dalam forum tersebut tentunya partisipan diajak untuk
berargumen yang didukung dengan kemampuan berbicara yang baik.
3. Pada situasi wawancara, kemampuan berbicara yang baik tentu
diperlukan untuk menunjang kemampuan menjawab pertanyaan dalam
wawancara.
Dari ketiga contoh di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa
kemampuan berbicara yang baik sangat penting dalam setiap situasi
tertentu.

2.5 Keberhasilan dan Hambatan Berbicara


Berbicara yang berhasil tentu saja menjadi dambaan semua orang.
Dengan berbicara yang berhasil dengan baik, kita bisa mendapatkan atau
mencapai tujuan berbicara yang kita miliki dengan sempurna. Tidak hanya
itu, berbicara yang baik akan memberikan efek positif saat berbicara yang
akan di lakukan pada kesempatan selanjutnya. Oleh karena itulah, sangat
penting untuk mengetahui faktor keberhasilan dan kegagalan komunikasi
yang bisa berpengaruh terhadap komunikasi yang kita lakukan. Berikut
adalah faktor-faktor dalam berbicara:
1. Faktor Keberhasilan Berbicara
Aktifitas berbicara memerlukan hal-hal diluar kemampuan berbahasa dan
ilmu pengetahuan. Saat berbicara kita emerlukan penguasaa berbahasa,
bahasa, keberanian, dan ketenangan, kesanggupan menyampaikan ide
dengan lancar dan teratur. Faktor pendukung aktifitas kegiatan berbicara
ada 2 yaitu:
2.5 Faktor kebahasaan
meliputi:
2.5.1 ketetapan ucapan
2.5.2 penempatan tekanan nada, sendi atau durasi yang sesuai
2.5.3 pilihan kata, ketetapan penggunaan kalimat serta tata bahasanya
2.5.4 ketepatan sasaran pembicaraan
2.6 faktor non kebahasaan
meliputi:
1) sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku
2) pandangan harus diarahkan ke lawan bicara
3) kesediaan menghargai orang lain
4) gerak-gerik dan mimik yang tepat
5) kenyaringan suara
6) kelancaran
7) relevansi, penalaran
8) penguasaan topik
2. Faktor Hambatan Berbicara
Setelah mengetahui faktor keberhasilan di atas, tentu saja kita juga perlu
mengetahui apa saja hambatan dalam proses berbicara yang kita lakukan
mengalami kegagalan. Beberapa faktor hambatan berbicara tersebut, di
antaranya adalah sebagai berikut.
a. faktor fisik
yaitu faktor yang ada pada partisipan sendiri dan faktor yang berasal
dari luar partisipan. Saat tampil sebagai pembicara hal yang
diutamakan bagi audiens adalah hal yang didengarnya , bukan hal yang
dilihatnya. Secara sederhana, saat anda yakin materi yang akan
disampaikan menarik, seburuk apapun penampilan anda, audiens akan
melihat anda sebagai sosok yang mempesona. Penulis pernah
mewawancarai beberapa orang asing yang kebetulan menetap dan
menjadi ekspatriat di daerah jepara, jawa tengah, ternyata perempuan
yang dianggap ndeso (kulit gelap, hidung standar, dan bibir yang
ekstra tebal) terlihat eksotis dan memikat mereka. Jadi jangan pernah
merisaukan penampilan fisik. Tampil apa adanya justru adalah
kekuatan terbesar yang belum anda sadari sebelumnya
b. faktor media
yaitu faktor linguistic, misalnya lagu, irama, tekanan, ucapa, isyarat
gerak bagian tubuh
c. faktor psikologi
kondisi kejiwaan partisipasi komunikasi, misalnya dalam keadaan
marah, menangis dan sakit. Hambatan psikis adalah hambatan yang
dimunculkan oleh aspek kejiwaan atau peresaan diri. Secara biologis,
manusia memiliki syaraf tersendiri yang terhubung dengan perasaan
yang disebut amygdala. Sebagian perasaan-perasaan yang muncul
terkait dengan system biologis tubuh manusia, seperti perasaan takut,
gelisah, marah, dan sebagainya.
Contohnya ketika kita sudah memiliki keyakinan bahwa tidak mampu
berbicara didepan publik, hal itu akan benar terjadi. Keyakinan adalah
sesuatu yang dianggap benar. Keyakinan yang telah menancap sangat
kuat dan kurun waktu yang lama akan membentuk apa itu yang disebut
konsep diri (self concept).
Jadi dapat disimpulkan bahwa memahami apa saja faktor-faktor dalam
proses berbicara itu sangat penting. Dengan kita memahaminya maka kita
mampu menentukan dan mampu mengetahui bagaimana kita harus berbicara.
Dengan memahami hal tersebut kita juga akan dapat memahami interaksi
yang terjadi antara komunikan dan komunikator dengan berbagai macam
faktor tersebut. apabila faktor keberhasilan berjalan dengan sesuai maka
proses berbicara yang dilakukan akan mendapat respon yang baik dan pesan
yang disampaikan juga akan tersampaikan dengan jelas, namun apa bila
faktor hambatan juga terjadi maka dapat diktahui bahwa proses berbicara
yang dilakukan tidak akan berjalan lancar.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari makalah ini, dapat disimpulkan bahwa Kehidupan manusia tidak
dapat lepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi ini, dalam
rangka memenuhi sifat manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi
dengan sesama manusia. Berbicara adalah aspek yang penting di kehidupan
manusia. Dengan tujuan untuk berinteraksi atau berkomunikasi antar sesama
individu maupun kelompok. Manusia tidak lepas dari kegiatan berkomunikasi,
dengan komunikasi kita semua dapat berhubungan satu sama lain. Seseorang
yang mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik akan lebih mudah
bergaul terutama dengan lingkungan masyarakat.
Dari berbicara kita bisa menentukan bagaimana sikap dan tingkah laku
seseorang. Cara berbicara dengan baik dan benar didepan umum harus
dipertimbangkan dan dipahami juga. Dengan mempertimbangkan bagaimana
cara menyampaikan informasi tersebut dan menggunakan bahasa yang baik
dan benar karena dengan itu tujuan berbicara dapat tersampaikan dengan baik
oleh pendengar maupun lawan berbicara.
3.2 Saran
Kami mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT karena telah
memberikan kami kesehatan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah
ini.Jika ada kesalahan baik dari ketikan atau dari penulisannya kami mohon
maaf.
Kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang
membaca makalah ini, yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah
ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Saleh,Abbas. 2006.Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektf di SD. Jakarta:


Departemen Pendidikan Nasional
Moch. Tolhah, dkk.Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Surabaya: PT
Revka Petra Media
Tarigan, Djago. 1994. Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Tarigan, Henry Guntur. 1980. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: FKSS – IKIP
Krisna, Bayu. 2008.Mendulang Rupiah Lewat Kemampuan Berbicara. Jakarta:PT.
Tangga Pustaka
Subhayni, Sa’adiah, danArmia. 2017. Keterampilan Berbicara. Banda Aceh:
Syiah Kuala Universitas Press
http://nofkyputyiuntari.blogspot.com/2016/10/v-behavioturdefaultvmlo.html?m=1
https://etaaprilia.blogspot.com/2017/10.metode-dan--strategi-berbicara.html?m=1
http://yudha-ganyonk.blogspot.com/2012/04/strategi-meningkatkan-
kemampuan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai