ORAL HYGIENE
DISUSUN OLEH :
NURFADHILLAH 14220190022
B. Pengkajian
Pada proses pengkajian tentang oral hygiene perawat memeriksa bibir,
gigi, mukosa buccal, gusi, langit-langit dan lidah klien. Perawat memeriksa semua
daerah ini dengan hati-hati tentang warna, hidrasi, tekstur, dan lukanya. Klien
yang tidak mengikuti praktek hygiene mulut yang teratur akan mengalami
penurunan jaringan gusi yag meradang, gigi yang hitam (khususnya sepanjang
margin gusi), karies gigi, kehilangan gigi, dan halitosis.
Rasa sakit yang dilokalisasi adalah gejala umumdari penyakit gusi atau
gangguan gigi tertentu. Infeksi pada mulut melibatkan organism seperti
Treponema pallidum, Neisseria gonorrhoeae, dan Hominisvirus herpes. Jika klien
hendak memperoleh radiasi atau kemoterapi sangat penting mengumpulkan data
dasar mengenai keadaan rongga mulut klien. Hali ini berfungsi sebagai dasar untu
perawatan preventif bagi klien saat mereka melewati pengobatan.
Data objektif
1. Klien mengatakan Xerostoma (mulut kering)
2. Klien menyatakan Ketidaknyamanan mulut
3. Klien menyatakan Saliva kental
4. Klien menyatakan Penurunan produksi saliva
5. Klien menyatakan Bibir imflamasi
6. Klien menyatakan Lidah kering dan pecah
Data subjektif
1. Mulut klien berbau
2. Klien memperlihatkan pada mulut banyak plak
3. Klien kelihatan sulit untuk bicara
4. Klien mengatakan nafsu makan berkurang
C. Diagnosa
Pengkajian rongga mulut klien dapat menunjukkan perubahan actual atau
potensial dalam integritas struktur mulut. Diagnose keperawatan yang
berhubungan dapat merefleksikan masalah atau komplikasi akibat perubahan
rongga mulut. Penemuan perawat juga menunjukkan kebutuhan kien untuk
bantuan perawatan mulut karena divisit perawatan diri. Identifikasi diagnose yang
akurat memerlukan seleksi factor yang berhubungan yang menyebabkan masalah
klien.
Perubahan pada mukosa mulut akibat pemaparan radiasi misalnya kan
memerlukan intervensi berbeda daripada kerusakan mukosa akibat penempatan
selang endotrakea.
Contoh Diagnose Keperawatan Nanda Untuk Masalah Hygiene
Perubahan membrane mukosa mulut yang berhubungan dengan :
a. Trauma oral
b. Asupan cairan yang terbatas
c. Hygiene mulut yang tidak efektif
d. Trauma yang berhubungan dengan kemoterapi atau terapi radiasi pada
kepala dan leher.
e. Nyeri yang berhubungan dengan :
f. Gingivitis
g. Kehilangan gigi
h. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan:
Gigi palsu yang tidak pas
i. Gingivitis
j. Devisit perawatan diri mandi/hygiene oral yang berhubungan dengan :
k. Perubahan tingkat kesadaran
l. Kelemahan ektremitas atas
m. Gangguan gambaran diri yang berhubungan dengan :
n. Halitosis
o. Ketidakadaan gigi
p. Kurang pengetahuan tentang hygiene oral yang berhubungan dengan :
Kesalahpahaman praktek hygiene
q. Resiko infeksi yang berhubungan dengan :Trauma mukosa oral
D. Intervensi
1. Tujuan
Oral hygiene merupakan tindakan untuk membersihkan dan
menyegarkan mulut, gigi dan gusi (Clark, 2018). Menurut Taylor et al
(1997), oral hygiene adalah tindakan yang ditujukan untuk :
(1) menjaga kontiunitas bibir, lidah dan mukosa membran mulut,
(2) mencegah terjadinya infeksi rongga mulut dan
(3) melembabkan mukosa membran mulut dan bibir.
Sedangkan menurut Clark ( 2018), oral hygiene bertujuan untuk :
(1) mencegah penyakit gigi dan mulut,
(2) mencegah penyakit yang penularannya melalui mulut,
(3) mempertinggi daya tahan tubuh, dan
(4) memperbaiki fungsi mulut untuk meningkatkan nafsu makan.
Secara umum dapat di simpulkan tujuan dari hygiens mulut meliputi :
1) Klien akan memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik
2) Klien mampu melakukan sendiri perawatan hygiene mulut dengan benar
3) Klien akan memahami praktek hygiene mulut
4) Klien akan mencapai rasa nyaman.
12. Berikan jeli larut air Melubrikasi bibir untuk mencegah kering dan
pada bibir. retak.
13. Jelaskan bahwa prosedur Menyediakan stimulasi yang bermakna pada
telah selesai klien yang tidak sadar atau kurang responsive.
14 .Lepaskan sarung tangan Mencegah transmisi muikroorganisme.
dan letakkan pada tempat
yang sesuai.
15. Atur kembali posisi klien Mempertahankan kenyamanan dan keamanan
yang nyaman, naikkan klien.
penghalang tempat tidur, dan
kembalikan tempat tidur
pada posisi semula.
16. Bersihkan peralatan dan Pembuangan peralatan kotor yang tepat
kembalikan pada tempatnya mencegah tranmisi infeksi.
yang sesuai. Letakkan linen
kotor ke dalam tempat yang
sesuai.
17. Cuci tangan. Mengurangi tranmisi mikroorganisme.
18. Inspeksi rongga mulut. Menntukan kemanjuran pembersihan. Setelah
sekresi tebal terangkat maka dapat terlihat
inflamasi atau lesi dibawahnya.
19. Catat prosedur, termasuk Mencatat respons klien terhadap terapi
observasi yang berhubungan keperawatan. Perdarahan dapat menunjukkan
(mis. Perdarahan gusi, masalah sistemik yang lebih serius. Lesi rongga
mukosa kering, ulserasi, atau mulut mungkin menjadi kanker.
krusta pada lidah) dan
laporkan setiap temuan yang
tidak umum kepada perawat
penanggung jawab atau
dokter.
Melakukan intervensi perawatan mulut pada klien yang menggunakan gigi
palsu
Langkah Rasional
1. Tanyakan klien apakah gigi Gigi palsu yang tidak pas bergesekan
palsunya tidak pas dan apakah ada dengan gusi, dan membrane mukosa.
gilisah atau membrane mukosa yang Daerah iritasi mungkin memerlukan
nyeri atau iritasi. Setelah gigi palsu perawatan khusus.
dilepas, inspeksi rongga mulut dan
permukaan gigi palsu.
2. Jelaskan prosedur dan pastikan Meningkatkan pemahaman dan
klien bahwa akan menggunakan kerjasama klien.
praktik pilihan pribadi(jika sesuai).
3. Persiapkan peralatan dan bahan
yang diperlukan :
a. Sikat gigi berbulu lembut Digunakan untuk menggosok gusi dan
b. Sikat gigi untuk gigi palsu lidah.
c. Mangkok piala ginjal atau westafel
d. Detrifikasi gigi palsu atau pasta
gigi
e. Gelas air (untuk air hangat dan Digunakan untuk mengangkat gigi
dingin) palsu.
f. Kasa tunggal 4x4
g. Waslap
h. Cangkir plastic gigi palsu
i. Sarung tangan sekali pakai Mencegah kontak dengan
mikroorganisme di dalam saliva.
4. Cuci tangan Mengurangi transmisi mikroorganisme
5. Atur bahan-bahan di meja tempat Menjamin prosedur lancar dan
tidur atau dekat wastafel. terorganisir.
6. Isi mangkok piala ginjal setengah Membantu mendistribusi dentrifikasi
penuh dengan air biasa atau letakkan di atas permukaan gigi palsu. Kain
waslap pada wastafel dan nyalakan air melindungi gigi palsu menjadi patah.
sampai terisi kurang lebih 2,5 cm. Air panas menyebabkan gigi palsu
menjadi melengkung atau lunak.
Klien akan Teknik hygiene Minta klien untuk Larutan soda dan
melakukan mulut akan melakukan garam
secara mandiri didemontrsi hygiene mulut. meningkatkan
hygiene oral dengan tepat. penyembuhan dan
dengan benar. membantu
pembentukan
jaringan granulasi.
Mereka bertindak
sebagai penyegar
dan menekan
pertumbuahn
bakteri.
Flossing sistemik
mengurangi
produksi
pertumbuhan
bakteri yang
hancur pada
permukaan gigi
dan dekat garis
gusi.
Menggunakan
flossing yang
tidak berlilin dan
menghindari
flossing yang
keras, untuk
mencegah
perdarahan.
D. IMPLEMENTASI
Hygiene Mulut
Hygiene mulut yang baik termasuk kebersihan, kenyamanan dan
kelembaban struktur mulut. Perawatan yang tepat mencegah penyakit mulut dan
kerusakan gigi. Klien di rumah sakit atau fasilitas jangka panjang seringkali tidak
menerima perawatan agresif yang mereka butuhkan. Perawatan mulut harus
diberikan teratur dan setiap hari.
Diet
Untuk mencegah kerusakan gigi klien harus mengubah kebiasaan makan,
mengurangi asupan karbohidrat, terutama kedupan manis diantara makanan.
Makanan manis atau yang mengandung tepung akan menempel pada permukaan
gigi. Setelah memakan yang manis, klien harus menggosok gigi dalam waktu 30
menit untuk mengurangi aksi plak.
Gosok gigi
Gosok gigi dengan teliti sedikitnya empat kali sehari (setelah makan dan
waktu tidur) adalah dasar program hygiene mulut yang efektif. Sikat gigi harus
mempunyai pegangan yang lurus, dan bulunya harus cukup kecil untuk
menjangkau semua bagian mulut. Sikat gigi harus diganti setiap tiga bulan.
Penggunaan Fluorida
Pada kebanyakan komunitas persediaan air terdiri dari fluoride. Rosier dan
Beck (1991) melaporkan ringkasan studi epidemiologi yang menunjukkan bahwa
pemberian fluor pada air minum telah memainkan peranan yang dominan dalam
menurunkan karies gigi.
Flossing
Flossing gigi adalah penting untuk mengangkat plak dan tartar dengan
efektif diantara gigi. Flossing melibatkan insersi floss gigi, satu per satu.
Hygiene Mulut Khusus
Beberapa klien memerlukan metode hygiene mulut yang khusus karena
tingkat ketergantungan mereka pada perawat atu ada kelainan mukosa mulut.
Klien yang tidak sadar. Lebih rentan terkena kekeringan sekresi air liur pada
mukosa yang tebal karena mereka tidak mampu untuk makan, atau minum, sering
bernapas melalui mulut, dan seringkali memperoleh terapi oksigen.
Melakukan Implementasi Perawatan mulut untuk klien yang tidak sadar
Langkah Rasional
1. Mengkaji adanya refleks Menunjukkan klien beresiko aspirasi. Membuat
muntah. Memposisikan sekresi mengalir dari mulut daripada menumpuk
klien dalam posisi Sims atau dibelakang faring dan mencegah aspirasi.
miring dengan kepala
diputar kea rah sisi yang
terkena.
2. Menjelaskan prosedur Klien yang tidak sadar masih mampu
kepada klien. mendengar.
3. Mempersiapkan peralatan
dan bahan yang diperlukan; Menghilangkan enkrustrasi dan bertindak
a. larutan anti infeksi sebagai anti infeksi.
b. sikat gigi spon atau spatel Sikat membersihkan gigi dengan efektif. Spon
lidah dibungkus kasa atau swab menstimulasi dan membersihkan gigi
tunggal;sikat gigi kecil dan mukosa.
c. spatel lidah berbantalan Mempertahankan mulut terbuka dan gigi
d. handuk wajah terpisah selama prosedur tanpa membuat trauma
e. mangkok piala ginjal struktur mulut.
f. handuk kertas
g. gelas air dengan air dingin
h. jeli larut air Melubrikasi bibir
i. mesin pengisap portable Mengangkat sekresi mulut yang tertinggal
dengan kateter suksion selama membersihkan rongga mulut.,
j. sarung tangan sekali pakai Rongga mulut berisi mikroorganisme
penginfeksi yang tinggi.
12. Memberikan jeli larut air Melubrikasi bibir untuk mencegah kering dan
pada bibir. retak.
13Menjelaskan bahwa Menyediakan stimulasi yang bermakna pada
prosedur telah selesai klien yang tidak sadar atau kurang responsive.
14 Melepaskan sarung Mencegah transmisi muikroorganisme.
tangan dan letakkan pada
tempat yang sesuai.
15. Mengatur kembali Mempertahankan kenyamanan dan keamanan
kembali posisi klien yang klien.
nyaman, naikkan
penghalang tempat tidur, dan
kembalikan tempat tidur
pada posisi semula.
16. Membersihkan peralatan Pembuangan peralatan kotor yang tepat
dan kembalikan pada mencegah tranmisi infeksi.
tempatnya yang sesuai.
Letakkan linen kotor ke
dalam tempat yang sesuai.
17.Mencuci tangan. Mengurangi tranmisi mikroorganisme.
18. Menginspeksi rongga Menntukan kemanjuran pembersihan. Setelah
mulut. sekresi tebal terangkat maka dapat terlihat
inflamasi atau lesi dibawahnya.
19. Mencatat prosedur, Mencatat respons klien terhadap terapi
termasuk observasi yang keperawatan. Perdarahan dapat menunjukkan
berhubungan (mis. masalah sistemik yang lebih serius. Lesi rongga
Perdarahan gusi, mukosa mulut mungkin menjadi kanker.
kering, ulserasi, atau krusta
pada lidah) dan laporkan
setiap temuan yang tidak
umum kepada perawat
penanggung jawab atau
dokter.
E. EVALUASI
Hasil yang diharapkan dari hygiene mulut tidak terlihat dalam beberapa
hari. Pembersihan yang berulang-ulang seringkali diperlukan untuk mengangkat
enkrustasi tebal pada lidah dan memperbaiki hidrasi mukosa yang normal.
Perawat mengevaluasi keberhasilan intervensi untuk memelihara integritas
mukosa.Perawat mengantisipasi kebutuhan untuk mengubah intervensi selama
evaluasi. Hal ini memerlukan beberapa minggu dari hiegine yang teliti untuk
mengurangi kejadian karies gigi.
Contoh evaluasi intervensi untuk masalah hygiene mulut
Tujuan Tindakan Evaluatif Hasil yang Diharapkan
Klien akan memiliki Inspeksi kondisi lidah, Mukosa, lidah, dan bibir
mukosa mulut utuh dan gusi, dan garis pipi. akan menjadi lembab,
terhidrasi baik saat Observasi kondisi bibir merah, muda, dan utuh.
pulang Inspeksi permukaan gigi Inflamasi, krusta, lesi dan
kotoraan yang keras akan
tetap tidak ada.
Gigi bebas dari partikel
makanan dan plak.
Klien akan melakukan Observasi pernampilan Teknik hygiene mulut
perawatan hygiene klien saat menyikat gigi, akan didemonstrasikan
mulut secara mandiri flossing, dan perawatan dengan tepat.
dengan benar gigi palsu. Klien akan menjelaskan
Minta klien untuk langkah-langkah yang
menjelaskan teknik harus diikuti dalam
hygiene mulut. penggosokkan, flossing,
atau perawatan gigi palsu
dengan tepat.
Verdi, R., Rizali, E., & Rodian, M. (2018). <p>Dental hypnosis terhadap tingkat
kebersihan mulut pada pasien dewasa</p><p>Dental hypnosis for the oral hygiene
level in adult patients</p>. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, 30(3),
195. https://doi.org/10.24198/jkg.v30i3.20003