Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

ORAL HYGIENE

DISUSUN OLEH :
NURFADHILLAH 14220190022

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDOENSIA
2022/2023
A. Pengertian
Mulut merupakan bagian pertama dari saluran makanan dan bagian dari
sistem pernafasan (Wolf, 2018). Mulut juga merupakan gerbang masuknya
penyakit (Adam, 2019). Di dalam rongga mulut terdapat saliva yang berfungsi
sebagai pembersih mekanis dari mulut (Taylor, 2019).
Di dalam rongga mulut terdapat berbagai macam mikroorgnisme
meskipun bersifat komensal, pada keadaan tertentu bisa bersifat patogen apabila
respon penjamu terganggu. (Roeslan, 2020). Pembersihan mulut secara alamiah
yang seharusnya dilakukan oleh lidah dan saliva, bila tidak bekerja dengan
semestinya dapat menyebabkan terjadinya infeksi rongga mulut, misalnya
penderita dengan sakit parah dan penderita yang tidak boleh atau tidak mampu
memasukkan sesuatu melalui mulut mereka (Bouwhuizen, 2020).
Pada penderita yang tidak berdaya perawat tidak boleh lupa memberikan
perhatian khusus pada mulut pasien. Pengumpulan lendir dan terbentuknya kerak
pada gigi dan bibir dikenal sebagai sordes. Jika terbentuk sordes atau lidahnya
berlapis lendir menunjukan kalau kebersihan rongga mulutnya kurang. (Wolf,
2020).
            Sepanjang masa hidup seseorang, perubahan fisiologi mempengaruhi
kondisi dan penampilan struktur dalam rongga mulut. Anak dapat tejadi karies
gigi pada gigi susu karena pola makan atau kurangnya perawatan gigi. Gigi
remaja adalah permanen dan memerlukan perhatian teratur untuk diet dan
perawatan gigi dan mencegah masalah pada tahun-yahun berikutnya. Pada saat
orang bertambah tua, praktek hygiene mulut berubah untuk mempengaruhi gigi
dan mukosa lebih lanjut. Usia yang berhubunga dengan perubahan di dalam
mulut, dikombinasi dengan penyakit kronis, ketikmampuan fisik, dan medikasi
yang diresepkan memiliki efek samping pada mulut, menyebabkan perawatan
mulut yang buruk.

B. Pengkajian
Pada proses pengkajian tentang oral hygiene perawat memeriksa bibir,
gigi, mukosa buccal, gusi, langit-langit dan lidah klien. Perawat memeriksa semua
daerah ini dengan hati-hati tentang warna, hidrasi, tekstur, dan lukanya. Klien
yang tidak mengikuti praktek hygiene mulut yang teratur akan mengalami
penurunan jaringan gusi yag meradang, gigi yang hitam (khususnya sepanjang
margin gusi), karies gigi, kehilangan gigi, dan halitosis.
Rasa sakit yang dilokalisasi adalah gejala umumdari penyakit gusi atau
gangguan gigi tertentu. Infeksi pada mulut melibatkan organism seperti
Treponema pallidum, Neisseria gonorrhoeae, dan Hominisvirus herpes. Jika klien
hendak memperoleh radiasi atau kemoterapi sangat penting mengumpulkan data
dasar mengenai keadaan rongga mulut klien. Hali ini berfungsi sebagai dasar untu
perawatan preventif bagi klien saat mereka melewati pengobatan.

Data objektif
1.   Klien mengatakan Xerostoma (mulut kering)
2.   Klien menyatakan Ketidaknyamanan mulut
3.   Klien menyatakan Saliva kental
4.   Klien menyatakan Penurunan produksi saliva
5.   Klien menyatakan Bibir imflamasi
6.   Klien menyatakan Lidah kering dan pecah
Data subjektif
1. Mulut klien berbau
2. Klien memperlihatkan pada mulut banyak plak
3. Klien kelihatan sulit untuk bicara
4. Klien mengatakan nafsu makan berkurang

C. Diagnosa
            Pengkajian rongga mulut klien dapat menunjukkan perubahan actual atau
potensial dalam integritas struktur mulut. Diagnose keperawatan yang
berhubungan dapat merefleksikan masalah atau komplikasi akibat perubahan
rongga mulut. Penemuan perawat juga menunjukkan kebutuhan kien untuk
bantuan perawatan mulut karena divisit perawatan diri. Identifikasi diagnose yang
akurat memerlukan seleksi factor yang berhubungan yang menyebabkan masalah
klien.
            Perubahan pada mukosa mulut akibat pemaparan radiasi misalnya kan
memerlukan intervensi berbeda daripada kerusakan mukosa akibat penempatan
selang endotrakea.
Contoh Diagnose Keperawatan Nanda Untuk Masalah Hygiene
Perubahan membrane mukosa mulut yang berhubungan dengan :
a. Trauma oral
b. Asupan cairan yang terbatas
c. Hygiene mulut yang tidak efektif
d. Trauma yang berhubungan dengan kemoterapi atau terapi radiasi pada
kepala dan leher.
e. Nyeri yang berhubungan dengan :
f. Gingivitis
g. Kehilangan gigi
h. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan:
Gigi palsu yang tidak pas
i. Gingivitis
j. Devisit perawatan diri mandi/hygiene oral yang berhubungan dengan :
k. Perubahan tingkat kesadaran
l. Kelemahan ektremitas atas
m. Gangguan gambaran diri yang berhubungan dengan :
n. Halitosis
o. Ketidakadaan gigi
p. Kurang pengetahuan tentang hygiene oral yang berhubungan dengan :
Kesalahpahaman praktek hygiene
q. Resiko infeksi yang berhubungan dengan :Trauma mukosa oral
D. Intervensi
1.      Tujuan
Oral hygiene merupakan tindakan untuk membersihkan dan
menyegarkan mulut, gigi dan gusi (Clark, 2018). Menurut Taylor et al
(1997), oral hygiene adalah tindakan yang ditujukan untuk :
(1) menjaga kontiunitas bibir, lidah dan mukosa membran mulut,
(2) mencegah terjadinya infeksi rongga mulut dan
(3) melembabkan mukosa membran mulut dan bibir.
      Sedangkan menurut Clark ( 2018), oral hygiene bertujuan untuk :
(1) mencegah penyakit gigi dan mulut,
(2) mencegah penyakit yang penularannya melalui mulut,
(3) mempertinggi daya tahan tubuh, dan
(4) memperbaiki fungsi mulut untuk meningkatkan nafsu makan.
Secara umum dapat di simpulkan tujuan dari hygiens mulut meliputi :
1) Klien akan memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik
2) Klien mampu melakukan sendiri perawatan hygiene mulut dengan benar
3) Klien akan memahami praktek hygiene mulut
4) Klien akan mencapai rasa nyaman.

2.      Hasil yang Di harapkan


            Mukosa mulut dan lidah terlihat merah muda, lembab, utuh. Gusi
basah dan utuh, gigi terlihat bersih, dan licin. Lidah berwarna merah muda
dan tidak kotor. Bibir lembab, mukosa dan pharynx tetab bersih.
            Peradangan, kerak, luka, dan kotoran yang keras akan tidak ada.
Dan gigi bebas dari partikel makanan. Dan diharapkan klien secara verbal
menyatakan kenyamanan dan perasaannya tentang kebersihan mulut.
Sehingga klien akan menelan dan berbicara lebih nyaman.

3.      Persiapan Alat


Adapun persiapan alat yang di gunakan dalam oral hygiene adalah :
1.      Pencuci mulut atau larutan antiseptik
2.      Spatel lidah dengan bantalan/spons
3.      Handuk wajah, handuk kertas
4.      Baskom
5.      Gelas air dengan air dingin
6.      Jeli larut air
7.      Spuit ber-bulb kecil (opsional)
8.      Kateter penghisap yang dihubungkan dengan alat pengisap
9.      Sarung tangan sekali pakai.

4.      Persiapan Pasien


Persiapan pasien :
·         Memberitahukan pada pasien tindakan yang akan di lakukan
·         Menjelaskan prosedur yang akan di lakukan

5.      Prosedur dan Rasional


Melakukan intervensi perawatan mulut untuk pasien yang tidak sadar atau lemah
Langkah Rasional
1. Kaji adanya refleks Menunjukkan klien beresiko aspirasi. Membuat
muntah. Posisikan klien sekresi mengalir dari mulut daripada menumpuk
dalam posisi Sims atau dibelakang faring dan mencegah aspirasi.
miring dengan kepala
diputar kea rah sisi yang
terkena.
2. Jelaskan prosedur kepada Klien yang tidak sadar masih mampu
klien. mendengar.
3. Persiapkan peralatan dan                                                                               
bahan yang diperlukan; Menghilangkan enkrustrasi dan bertindak
a. larutan anti infeksi sebagai anti infeksi.
b. sikat gigi spon atau spatel Sikat membersihkan gigi dengan efektif. Spon
lidah dibungkus kasa atau swab menstimulasi dan membersihkan gigi
tunggal;sikat gigi kecil dan mukosa.
c. spatel lidah berbantalan Mempertahankan mulut terbuka dan gigi
d. handuk wajah terpisah selama prosedur tanpa membuat trauma
e. mangkok piala ginjal struktur mulut.
f. handuk kertas
g. gelas air dengan air dingin
h. jeli larut air Melubrikasi bibir
i. mesin pengisap portable Mengangkat sekresi mulut yang tertinggal
dengan kateter suksion selama membersihkan rongga mulut.,
j. sarung tangan sekali pakai Rongga mulut berisi mikroorganisme
     penginfeksi yang tinggi.

4. Cuci tangan dan gunakan Mengurangi transmisi perpindahan


sarung tangan sekali pakai. mikroorganisme.
5. Letakkan handuk kertas di Mencegah atas meja menjadi kotor. Peralatan
atas meja tempat tidur dan yang dipersiapkan sebelumnya memastikan
atur peralatan. Hidupkan prosedur lancar dan aman.
mesin pengisap dan
hubungkan selang ke kateter
pengisap.
6. Tarik tirai sekitar tempat Memberikan privasi
tidur atau tutup pintu
ruangan.
7. Tinggikan tempat tidur Penggunaan mekanika tubuh yang baik denga
pada tingkat horizontal tempat tidur pada posisi tinggi mencegah cedera
tertinggi;turunkan pagar pada perawat dank lien.
tempat tidur.
8. Pindahkan klien Pengaturann posisi kepala yang sesuai
mendekati sisi tempat tidur mencegah aspirasi.
dank e dekat
perawat;pastikan kepala
klien diputar ke arah matras.
9. Letakkan handuk di Mencegah linen tempat tidur menjadi kotor.
bawah wajah klien dan
mangkok piala ginjal di
bawah dagu.
10. Secara hati-hati retraksi Mencegah klien dari menggigit jari dan
gigi bagian atas dan bawah menyediakan kemudahan ke rongga mulut.
klien dengan spatel lidah
yang berbantalan dengan
memasukkan spatel dengan
cepat tetapi lembut diantara
geraham belakang.
Masukkan saat klien rileks.
11. Bersihkan mulut dengan Tindakan penggosokkan mengangkat partikel
menggunakan sikat atau makanan diantara gigi dan sepanjang
spatel lidah yang permukaan pengunyahan. Pengusapan
dilembabkan dengan anti membantu pengangkatan sekresi dan enkrustasi
infeksi dan air. Minta dari mukosa dan melembabkan mukosa.
perawat kedua mengisap Suksion mengangkat sekresi dan cairan yang
sekresi yang mengumpul berkumpul pada faring posterior. Pengulangan
selama pembersihan. pembilasan mengangkat kotoran yang terlepas
Bersihkan permukaan dan peroksida yang mengiritasi mukosa.
mengunyah dan bagian
dalam pertama kali.
Bersihkan permukaan luar
gigi. Usapkan bagian dasar
mulut dan sebelah dalam
pipi. Secara lembut usap
atau sikat lidah tetapi hindari
menstimulasi reflex
muntah(jika ada).
Lembabkan lidi kapas yang
bersih dengan air untuk
membilas. Ulangi membilas
beberapa kali, isap semua
sekresi yang tersisa.

12. Berikan jeli larut air Melubrikasi bibir untuk mencegah kering dan
pada bibir. retak.
13. Jelaskan bahwa prosedur Menyediakan stimulasi yang bermakna pada
telah selesai klien yang tidak sadar atau kurang responsive.
14 .Lepaskan sarung tangan Mencegah transmisi muikroorganisme.
dan letakkan pada tempat
yang sesuai.
15. Atur kembali posisi klien Mempertahankan kenyamanan dan keamanan
yang nyaman, naikkan klien.
penghalang tempat tidur, dan
kembalikan tempat tidur
pada posisi semula.
16. Bersihkan peralatan dan Pembuangan peralatan kotor yang tepat
kembalikan pada tempatnya mencegah tranmisi infeksi.
yang sesuai. Letakkan linen
kotor ke dalam tempat yang
sesuai.
17. Cuci tangan. Mengurangi tranmisi mikroorganisme.
18. Inspeksi rongga mulut. Menntukan kemanjuran pembersihan. Setelah
sekresi tebal terangkat maka dapat terlihat
inflamasi atau lesi dibawahnya.
19. Catat prosedur, termasuk Mencatat respons klien terhadap terapi
observasi yang berhubungan keperawatan. Perdarahan dapat menunjukkan
(mis. Perdarahan gusi, masalah sistemik yang lebih serius. Lesi rongga
mukosa kering, ulserasi, atau mulut mungkin menjadi kanker.
krusta pada lidah) dan
laporkan setiap temuan yang
tidak umum kepada perawat
penanggung jawab atau
dokter.

            Melakukan intervensi perawatan mulut pada klien yang menggunakan gigi
palsu
Langkah Rasional
1. Tanyakan klien apakah gigi Gigi palsu yang tidak pas bergesekan
palsunya tidak pas dan apakah ada dengan gusi, dan membrane mukosa.
gilisah atau membrane mukosa yang Daerah iritasi mungkin memerlukan
nyeri atau iritasi. Setelah gigi palsu perawatan khusus.
dilepas, inspeksi rongga mulut dan
permukaan gigi palsu.
2. Jelaskan prosedur dan pastikan Meningkatkan pemahaman dan
klien bahwa akan menggunakan kerjasama klien.
praktik pilihan pribadi(jika sesuai).
3. Persiapkan peralatan dan bahan
yang diperlukan :
a. Sikat gigi berbulu lembut Digunakan untuk menggosok gusi dan
b. Sikat gigi untuk gigi palsu lidah.
c. Mangkok piala ginjal atau westafel
d. Detrifikasi gigi palsu atau  pasta
gigi
e. Gelas air (untuk air hangat dan Digunakan untuk mengangkat gigi
dingin) palsu.
f. Kasa tunggal 4x4
g. Waslap
h. Cangkir plastic gigi palsu
i. Sarung tangan sekali pakai Mencegah kontak dengan
mikroorganisme di dalam saliva.
4. Cuci tangan Mengurangi transmisi mikroorganisme
5. Atur bahan-bahan di meja tempat Menjamin prosedur lancar dan
tidur atau dekat wastafel. terorganisir.
6. Isi mangkok piala ginjal setengah Membantu mendistribusi dentrifikasi
penuh dengan air biasa atau letakkan di atas permukaan gigi palsu. Kain
waslap pada wastafel dan nyalakan air melindungi gigi palsu menjadi patah.
sampai terisi kurang lebih 2,5 cm. Air panas menyebabkan gigi palsu
menjadi melengkung atau lunak.

7. Kenakan sarung tangan sekali Mengurangi transmisi infeksi.


pakai.
8. Minta klien untuk melepas gigi Kassa mencegah tergelincir secara
palsu dan letakkan gigi pada mangkok tidak sengaja saat menangani gigi
piala ginjal. Jika klien tidak mampu palsu. Permutaran gigi palsu pada
melepas gigi palsu, pegang piringan sudut mengurangi penarikan bibir
bagian atas di depan dengan ibu jari selama pelepasan gigi.
dan jari telunjuk yang di bungkus
dengan kassa. Gunakan tarikan yang
mantap dan ke arah bawah. Secara
lembut angkat gigi palsu sebelah
bawah dari dagu dan rotasikan ke satu
sisi arah bawah untuk mengeluarkan
dari mulut. Letakkan gigi palsu
mangkok.
9. Gunakan detrifikasi pada gigi palsu Mencegah makanan dan bakteri yang
dan sikat permukaan gigi palsu. menumpuk pada permukaan gigi palsu
Pegang sikat secara horizontal dan dan mencegah baud an terbentuknya
gunakan gerakan kebelakang dan ke noda. Memegang gigi palsu dekat
depan untuk membersihkan dengan air mengurangi peluangretak
permukaan penggigit. Pegang sikat karena air akan mencegah keluar jika
secara horizontal dan gunakan gigi palsu tergelincir.
gosokan pendek dari atas gigi palsu
pada permukaan penggigit gigi untuk
membersihkan permukaan gigi
sebelah luar. Pegang sikat secara
vertical dan gunakan gosokan pendek
untuk membersihkan permukaan
dalam gigi. Pegang sikat secara
horizontal dan gunakan gerakan ke
belakang dan ke depan untuk
membersihkan permukaan bawah gigi
palsu.
10. bilas gigi palsu dengan teliti dalam Air hangat bercampur dan membilas
air biasa. dentrifikasi lebih efektif dari pada air
dingin.
11. kembalikan gigi palsu pada pasien Penyimpanan melindungi gigi palsu
atau simpan dalam air biasa di dalam tetap lembab untuk memudahkan saat
cangkir plastic. pemasukan. Gigi palsu plastic menjadi
rapuh dan melengkung jika tidak
dipertahankan untuk tetap lembab.
12. kosongkan mangkok piala ginjal Membantu menstimulasi sirkulasi gusi
dan tambahkan air dingin yang segar. dan mengangkat sisa-sisa lapisan
Berikan pasta gigi pada sikat gigi kotoran gusi dan mukosa.
lembut, dan sikat gusi dan langit-
langit, dan lidah dengan lembut.
13. Minta klien untuk berkumur Berkumur mengangkat semua partikel
dengan teliti. makanan dan sekresi.
14. masukkan kembali gigi palsu jika Bagian terbesar dari gigi palsu sebelah
klien menginginkan, ayau biarkan atas lebih mudah untuk dimasukkan
klien melakukan sendiri. Mulai pertama kali jika klien mempunyai
dengan lembut memasukkan gigi poringan sebelah atas dan bawah.
palsu sebelah atas yang lembab. Minta Pelembaban melubrikasikan gigi palsu
klien untuk menggunakan jari untuk agar mempermudah insersi.
menekan gigi palsu melekat pada Penggunaan tekanan yang lembut pada
tempatnya, dan kemudian masukkan gigi palsu sebelah atas memperkuatnya
gigi palsu sebelah bawah yang menempel pada langit-langit.
lembab.
15. Buang sarung tangan pada tempat Mengontrol penyebaran infeksi.
yang sesuai dan simpan bahan-bahan.
Cuci tangan.
16. Tanya klien jika gigi palsu terasa Pembersihan mengangkat sumber
nyaman atau tidak. iritasi.
17. Catat prosedur pada flowsheet atau Dokumentasi yang akurat dan tepat
catatan perawat. waktu mempertahankan keakuratan
catatan klien.

Contoh Rencana Asuhan Keperawatan untuk Perubahan Membrane


Mukosa Mulut
Diagnosa Keperawatan : Perubahan membrane mukosa mulut yang
berhubungan dengan radiasi rongga mulut.
Defenisi : perubahan membrane mukosa mulut adalah keadaan individu
mengalami gangguan pada lapisan rongga mulut.
Hasil yang
Tujuan Intervensi Rasional
diharapkan
Klien akan Mukosa, lidah, Membangun Menggosok yang
memiliki dan bibir akan aturan perawatan- konsisten
mukosa utuh menjadi merah mulut setelah meningkatkan
yang terhidrasi muda, lembab, makan dan waktu jaringan gusi,
baik pada waktu dan utuh. tidur. mengurangi
pulang. Peradangan, ▪ menggosok kotoran, dan
kerak, luka, dan dengan sikat gigi menghasilakan
kotoran yang yang lembut pengontrolan plak.
keras akan tidak menggunakan Sikat gigi yang
ada. gerakan horizontal. lembut dengan
Gigi bebas dari ▪ bilas dengan gerakan horizontal
partikel garam atau larutan membantu
makanan. baking soda (1/2 jaringan gusi yang
Klien secara sendok teh dengan lembut dan
verbal 473 ml air) mencegah
mengatakan ▪ Flossing dengan perdarahan.
kenyamanan dan flos gigi yang tidak Membilas
perasaannya berlilin dua kali melarutkan
tentang sehari. Hindari keasaman mulut,
kebersihan flossing  dengan mengangkat
mulut. keras dekat garis debris; dan
Klien akan gusi. membantu
menelan dan mengurangi mulut
berbicara dengan yang kering yang
nyaman. terjadi pada terapi
untuk mengurangi
produksi saliva.

Klien akan Teknik hygiene Minta klien untuk Larutan soda dan
melakukan mulut akan melakukan garam
secara mandiri didemontrsi hygiene mulut. meningkatkan
hygiene oral dengan tepat. penyembuhan dan
dengan benar. membantu
pembentukan
jaringan granulasi.
Mereka bertindak
sebagai penyegar
dan menekan
pertumbuahn
bakteri.
Flossing sistemik
mengurangi
produksi
pertumbuhan
bakteri yang
hancur pada
permukaan gigi
dan dekat garis
gusi.
Menggunakan
flossing yang
tidak berlilin dan
menghindari
flossing yang
keras, untuk
mencegah
perdarahan.

D.    IMPLEMENTASI
Hygiene Mulut
            Hygiene mulut yang baik termasuk kebersihan, kenyamanan dan
kelembaban struktur mulut. Perawatan yang tepat mencegah penyakit mulut dan
kerusakan gigi. Klien di rumah sakit atau fasilitas jangka panjang seringkali tidak
menerima perawatan agresif yang mereka butuhkan. Perawatan mulut harus
diberikan teratur dan setiap hari.

Diet
Untuk mencegah kerusakan gigi klien harus mengubah kebiasaan makan,
mengurangi asupan karbohidrat, terutama kedupan manis diantara makanan.
Makanan manis atau yang mengandung tepung akan menempel pada permukaan
gigi. Setelah memakan yang manis, klien harus menggosok gigi dalam waktu 30
menit untuk mengurangi aksi plak.
Gosok gigi
            Gosok gigi dengan teliti sedikitnya empat kali sehari (setelah makan dan
waktu tidur) adalah dasar program hygiene mulut yang efektif. Sikat gigi harus
mempunyai pegangan yang lurus, dan bulunya harus cukup kecil untuk
menjangkau semua bagian mulut. Sikat gigi harus diganti setiap tiga bulan.
Penggunaan Fluorida
            Pada kebanyakan komunitas persediaan air terdiri dari fluoride. Rosier dan
Beck (1991) melaporkan ringkasan studi epidemiologi yang menunjukkan bahwa
pemberian fluor pada air minum telah memainkan peranan yang dominan dalam
menurunkan karies gigi.
Flossing
                Flossing gigi adalah penting untuk mengangkat plak dan tartar dengan
efektif diantara gigi. Flossing melibatkan insersi floss  gigi, satu per satu.
Hygiene Mulut Khusus
            Beberapa klien memerlukan metode hygiene mulut yang khusus karena
tingkat ketergantungan mereka pada perawat atu ada kelainan mukosa mulut.
Klien yang tidak sadar. Lebih rentan terkena kekeringan sekresi air liur pada
mukosa yang tebal karena mereka tidak mampu untuk makan, atau minum, sering
bernapas melalui mulut, dan seringkali memperoleh terapi oksigen.
Melakukan Implementasi Perawatan mulut untuk klien yang tidak sadar
Langkah Rasional
1. Mengkaji adanya refleks Menunjukkan klien beresiko aspirasi. Membuat
muntah. Memposisikan  sekresi mengalir dari mulut daripada menumpuk
klien dalam posisi Sims atau dibelakang faring dan mencegah aspirasi.
miring dengan kepala
diputar kea rah sisi yang
terkena.
2. Menjelaskan prosedur Klien yang tidak sadar masih mampu
kepada klien. mendengar.
3. Mempersiapkan peralatan                                                                               
dan bahan yang diperlukan; Menghilangkan enkrustrasi dan bertindak
a. larutan anti infeksi sebagai anti infeksi.
b. sikat gigi spon atau spatel Sikat membersihkan gigi dengan efektif. Spon
lidah dibungkus kasa atau swab menstimulasi dan membersihkan gigi
tunggal;sikat gigi kecil dan mukosa.
c. spatel lidah berbantalan Mempertahankan mulut terbuka dan gigi
d. handuk wajah terpisah selama prosedur tanpa membuat trauma
e. mangkok piala ginjal struktur mulut.
f. handuk kertas
g. gelas air dengan air dingin
h. jeli larut air Melubrikasi bibir
i. mesin pengisap portable Mengangkat sekresi mulut yang tertinggal
dengan kateter suksion selama membersihkan rongga mulut.,
j. sarung tangan sekali pakai Rongga mulut berisi mikroorganisme
     penginfeksi yang tinggi.

4. Mencuci tangan dan Mengurangi transmisi perpindahan


menggunakan sarung tangan mikroorganisme.
sekali pakai.
5. Meletakkan handuk kertas Mencegah atas meja menjadi kotor. Peralatan
di atas meja tempat tidur dan yang dipersiapkan sebelumnya memastikan
atur peralatan. prosedur lancar dan aman.
Menghidupkan  mesin
pengisap dan hubungkan
selang ke kateter pengisap.
6. Menarik tirai sekitar Memberikan privasi
tempat tidur atau menutup
pintu ruangan.
7. Meninggikan tempat tidur Penggunaan mekanika tubuh yang baik denga
pada tingkat horizontal tempat tidur pada posisi tinggi mencegah cedera
tertinggi;menurunkan pagar pada perawat dank lien.
tempat tidur.
8. Memindahkan klien Pengaturann posisi kepala yang sesuai
mendekati sisi tempat tidur mencegah aspirasi.
dan ke dekat
perawat;memastikan kepala
klien diputar ke arah matras.
9. Meletakkan handuk di Mencegah linen tempat tidur menjadi kotor.
bawah wajah klien dan
mangkok piala ginjal di
bawah dagu.
10. Secara hati-hati Mencegah klien dari menggigit jari dan
meretraksi gigi bagian atas menyediakan kemudahan ke rongga mulut.
dan bawah klien dengan
spatel lidah yang
berbantalan dengan
memasukkan spatel dengan
cepat tetapi lembut diantara
geraham belakang.
Masukkan saat klien rileks.
11. Membersihkan mulut Tindakan penggosokkan mengangkat partikel
dengan menggunakan sikat makanan diantara gigi dan sepanjang
atau spatel lidah yang permukaan pengunyahan. Pengusapan
dilembabkan dengan anti membantu pengangkatan sekresi dan enkrustasi
infeksi dan air. Meminta dari mukosa dan melembabkan mukosa.
perawat kedua mengisap Suksion mengangkat sekresi dan cairan yang
sekresi yang mengumpul berkumpul pada faring posterior. Pengulangan
selama pembersihan. pembilasan mengangkat kotoran yang terlepas
Membersihkan permukaan dan peroksida yang mengiritasi mukosa.
mengunyah dan bagian
dalam pertama kali.
Membersihkan permukaan
luar gigi. Menusapkan
bagian dasar mulut dan
sebelah dalam pipi. Secara
lembut mengusap atau
menyikat lidah tetapi hindari
menstimulasi reflex
muntah(jika ada).
Melembabkan lidi kapas
yang bersih dengan air untuk
membilas. Ulangi membilas
beberapa kali, mengisap
semua sekresi yang tersisa.

12. Memberikan jeli larut air Melubrikasi bibir untuk mencegah kering dan
pada bibir. retak.
13Menjelaskan bahwa Menyediakan stimulasi yang bermakna pada
prosedur telah selesai klien yang tidak sadar atau kurang responsive.
14 Melepaskan sarung Mencegah transmisi muikroorganisme.
tangan dan letakkan pada
tempat yang sesuai.
15. Mengatur kembali Mempertahankan kenyamanan dan keamanan
kembali posisi klien yang klien.
nyaman, naikkan
penghalang tempat tidur, dan
kembalikan tempat tidur
pada posisi semula.
16. Membersihkan peralatan Pembuangan peralatan kotor yang tepat
dan kembalikan pada mencegah tranmisi infeksi.
tempatnya yang sesuai.
Letakkan linen kotor ke
dalam tempat yang sesuai.
17.Mencuci tangan. Mengurangi tranmisi mikroorganisme.
18. Menginspeksi rongga Menntukan kemanjuran pembersihan. Setelah
mulut. sekresi tebal terangkat maka dapat terlihat
inflamasi atau lesi dibawahnya.
19. Mencatat prosedur, Mencatat respons klien terhadap terapi
termasuk observasi yang keperawatan. Perdarahan dapat menunjukkan
berhubungan (mis. masalah sistemik yang lebih serius. Lesi rongga
Perdarahan gusi, mukosa mulut mungkin menjadi kanker.
kering, ulserasi, atau krusta
pada lidah) dan laporkan
setiap temuan yang tidak
umum kepada perawat
penanggung jawab atau
dokter.

Melakukan Implementasi Perawatan mulut untuk klien menggunakan gigi palsu


Langkah Rasional
1. Menanyakan kepada klien apakah Gigi palsu yang tidak pas bergesekan
gigi palsunya tidak pas dan apakah dengan gusi, dan membrane mukosa.
ada gilisah atau membrane mukosa Daerah iritasi mungkin memerlukan
yang nyeri atau iritasi. Setelah gigi perawatan khusus.
palsu dilepas, menginspeksi rongga
mulut dan permukaan gigi palsu.
2. Menjelaskan prosedur dan pastikan Meningkatkan pemahaman dan
klien bahwa akan menggunakan kerjasama klien.
praktik pilihan pribadi(jika sesuai).
3. Mempersiapkan peralatan dan
bahan yang diperlukan :
a. Sikat gigi berbulu lembut Digunakan untuk menggosok gusi dan
b. Sikat gigi untuk gigi palsu lidah.
c. Mangkok piala ginjal atau westafel
d. Detrifikasi gigi palsu atau  pasta
gigi
e. Gelas air (untuk air hangat dan Digunakan untuk mengangkat gigi
dingin) palsu.
f. Kasa tunggal 4x4
g. Waslap
h. Cangkir plastic gigi palsu
i. Sarung tangan sekali pakai Mencegah kontak dengan
mikroorganisme di dalam saliva.
4. Mencuci tangan Mengurangi transmisi mikroorganisme
5. Mangatur bahan-bahan di meja Menjamin prosedur lancar dan
tempat tidur atau dekat wastafel. terorganisir.
6. Mengisi mangkok piala ginjal Membantu mendistribusi dentrifikasi
setengah penuh dengan air biasa atau di atas permukaan gigi palsu. Kain
meletakkan waslap pada wastafel dan melindungi gigi palsu menjadi patah.
menyalakan air sampai terisi kurang Air panas menyebabkan gigi palsu
lebih 2,5 cm. menjadi melengkung atau lunak.

7. Mengenakan sarung tangan sekali Mengurangi transmisi infeksi.


pakai.
8. Meminta klien untuk melepas gigi Kassa mencegah tergelincir secara
palsu dan letakkan gigi pada mangkok tidak sengaja saat menangani gigi
piala ginjal. Meletakkan gigi palsu palsu. Permutaran gigi palsu pada
mangkok. sudut mengurangi penarikan bibir
selama pelepasan gigi.
9. Menggunakan detrifikasi pada gigi Mencegah makanan dan bakteri yang
palsu dan sikat permukaan gigi palsu. menumpuk pada permukaan gigi palsu
Memegang sikat secara horizontal dan dan mencegah baud an terbentuknya
menggunakan gerakan kebelakang dan noda. Memegang gigi palsu dekat
ke depan untuk membersihkan dengan air mengurangi peluangretak
permukaan penggigit. memegang sikat karena air akan mencegah keluar jika
secara horizontal dan menggunakan gigi palsu tergelincir.
gosokan pendek dari atas gigi palsu
pada permukaan penggigit gigi untuk
membersihkan permukaan gigi
sebelah luar. memegang sikat secara
vertical dan menggunakan gosokan
pendek untuk membersihkan
permukaan dalam gigi. memegang
sikat secara horizontal dan
menggunakan gerakan ke belakang
dan ke depan untuk membersihkan
permukaan bawah gigi palsu.
10. Membilas gigi palsu dengan teliti Air hangat bercampur dan membilas
dalam air biasa. dentrifikasi lebih efektif dari pada air
dingin.
11. Mengembalikan gigi palsu pada Penyimpanan melindungi gigi palsu
pasien atau simpan dalam air biasa di tetap lembab untuk memudahkan saat
dalam cangkir plastic. pemasukan. Gigi palsu plastic menjadi
rapuh dan melengkung jika tidak
dipertahankan untuk tetap lembab.
12. kosongkan mangkok piala ginjal Membantu menstimulasi sirkulasi gusi
dan tambahkan air dingin yang segar. dan mengangkat sisa-sisa lapisan
Berikan pasta gigi pada sikat gigi kotoran gusi dan mukosa.
lembut, dan sikat gusi dan langit-
langit, dan lidah dengan lembut.
13. Minta klien untuk berkumur Berkumur mengangkat semua partikel
dengan teliti. makanan dan sekresi.
14. Memasukkan kembali gigi palsu Bagian terbesar dari gigi palsu sebelah
Mulai dengan lembut memasukkan atas lebih mudah untuk dimasukkan
gigi palsu sebelah atas yang lembab. pertama kali jika klien mempunyai
Meminta klien untuk menggunakan poringan sebelah atas dan bawah.
jari untuk menekan gigi palsu melekat Pelembaban melubrikasikan gigi palsu
pada tempatnya, dan kemudian agar mempermudah insersi.
masukkan gigi palsu sebelah bawah Penggunaan tekanan yang lembut pada
yang lembab. gigi palsu sebelah atas
memperkuatnya menempel pada
langit-langit.
15. Membuang sarung tangan pada Mengontrol penyebaran infeksi.
tempat yang sesuai dan simpan bahan-
bahan. mencuci tangan.
16. Menanyakan klien jika gigi palsu Pembersihan mengangkat sumber
terasa nyaman atau tidak. iritasi.
17. Mencatat prosedur pada flowsheet Dokumentasi yang akurat dan tepat
atau catatan perawat. waktu mempertahankan keakuratan
catatan klien.

E.     EVALUASI
            Hasil yang diharapkan dari hygiene mulut tidak terlihat dalam beberapa
hari. Pembersihan yang berulang-ulang seringkali diperlukan untuk mengangkat
enkrustasi tebal pada lidah dan memperbaiki hidrasi mukosa yang normal.
Perawat mengevaluasi keberhasilan intervensi untuk memelihara integritas
mukosa.Perawat mengantisipasi kebutuhan untuk mengubah intervensi selama
evaluasi. Hal ini memerlukan beberapa minggu dari hiegine yang teliti untuk
mengurangi kejadian karies gigi.
Contoh evaluasi intervensi untuk masalah hygiene mulut
Tujuan Tindakan Evaluatif Hasil yang Diharapkan
Klien akan memiliki Inspeksi kondisi lidah, Mukosa, lidah, dan bibir
mukosa mulut utuh dan gusi, dan garis pipi. akan menjadi lembab,
terhidrasi baik saat Observasi kondisi bibir merah, muda, dan utuh.
pulang Inspeksi permukaan gigi Inflamasi, krusta, lesi dan
kotoraan yang keras akan
tetap tidak ada.
Gigi bebas dari partikel
makanan dan plak.
Klien akan melakukan Observasi pernampilan Teknik hygiene mulut
perawatan hygiene klien saat menyikat gigi, akan didemonstrasikan
mulut secara mandiri flossing, dan perawatan dengan tepat.
dengan benar gigi palsu. Klien akan menjelaskan
Minta klien untuk langkah-langkah yang
menjelaskan teknik harus diikuti dalam
hygiene mulut. penggosokkan, flossing,
atau perawatan gigi palsu
dengan tepat.

(Verdi et al., 2018)(Setianingsih, 2017)(Fitriasari et al., 2020)


DAFTAR PUSTAKA
Fitriasari, E., Sjattar, E. L., & Kadar, K. S. (2020). Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan
Perawat tentang Oral Care pada Pasien Tidak Sadar. Jurnal Penelitian Kesehatan
“SUARA FORIKES” (Journal of Health Research “Forikes Voice”), 11(2), 133.
https://doi.org/10.33846/sf11205

Setianingsih. (2018). Gambaran Pelaksanaan Tindakan Oral Hygiene. Jurnal Perawat


Indonesia, 1(2), 48–53.

Verdi, R., Rizali, E., & Rodian, M. (2018). <p>Dental hypnosis terhadap tingkat
kebersihan mulut pada pasien dewasa</p><p>Dental hypnosis for the oral hygiene
level in adult patients</p>. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, 30(3),
195. https://doi.org/10.24198/jkg.v30i3.20003

Anda mungkin juga menyukai