Anda di halaman 1dari 40

A.

Latar belakang

Akan tetapi isu dan perdebatan mengenai penilaian kualitas artikel

dalma scoping review disebut sebagai salah satu tantangan untuk

menginterpretasi hasil scoping review (1) Selain itu, banyaknya artikel

yang terbit di jumal ilmiah, mengharuskan peneliti untuk lebih waspada

akan kualitas artikel yang akan disitasi. Sehingga penilaian atas kualitas

artikel yang akan digunakan dalam scoping review, sebaiknya dilakukan.

(2)

Tinjauan pelingkupan adalah pendekatan yang relatif baru untuk

sintesis bukti dan saat ini terdapat sedikit panduan terkait keputusan untuk

memilih antara tinjauan sistematis atau pendekatan tinjauan pelingkupan

saat mensintesis bukti. Tujuan dari artikel ini adalah untuk menjelaskan

dengan jelas perbedaan indikasi antara tinjauan pelingkupan dan tinjauan

sistematis dan untuk memberikan panduan ketika tinjauan pelingkupan

sesuai (dan tidak)(3)

Tinjauan pelingkupan berguna untuk memeriksa bukti yang

muncul ketika masih belum jelas apa pertanyaan lain yang lebih spesifik

yang dapat diajukan dan secara berharga ditangani oleh tinjauan sistematis

yang lebih tepat (2)

Scoping Review memberikan alternatif yang berguna untuk

tinjauan pustaka ketika klarifikasi seputar konsep atau teori diperlukan (3)
Scoping review yang dilaksanakan dengan baik berpotensi untuk

menginformasikan praktik, kebijakan, pendidikan, dan penelitian praktisi

keperawatan (3)

B. Definisi Scoping Review

Scoping review merupakan metode yang digunakan untuk

mengidentifikasi literatur secara mendalam dan menyeluruh yang

diperoleh melalui berbagai sumber dengan berbagai metode penelitian

serta memiliki keterkaitan dengan topik penelitian(2). Scoping review

merupakan literature review untuk mensintesis hasil penelitian (3).

Scoping Review adalah tinjauan kepustakaan yang dilakukan

dengan tujuan memberikan 'peta' dari bukti yang tersedia yang dapat

dilakukan sebagai pendahuluan sebelum melakukan tinjauan sistematis.

Scoping review merupakan metode yang digunakan untuk

mengidentifikasi literatur secara mendalam dan menyeluruh yang

diperoleh melalui berbagai sumber dengan berbagai metode penelitian

serta memiliki keterkaitan dengan topik penelitian(4). Scoping review

bertujuan untuk menjawab pertanyaan dari topik penelitian yang telah

ditentukan dengan menggunakan berbagai sumber artikel penelitian serupa

lalu dikelompokkan dan membuat kesimpulan. Dalam menyusun scoping

review terdapat beberapa tahapan yang harus peneliti lakukan(3). Scoping

Review telah menjadi pendekatan yang semakin populer untuk mensintesis

bukti penelitian (4).


Scoping Review (tinjauan pelingkupan) adalah studi pendekatan

yang ideal untuk menentukan ruang lingkup atau cakupan kumpulan

literatur tentang topik tertentu dan memberikan indikasi yang jelas tentang

volume literatur dan studi yang tersedia serta gabaran umum (luas atau

terperinci) (3)

Scoping review merupakan literature review untuk mensintesis hasil

penelitian (5). Tujuan scoping review untuk memetakan literatur yang ada

dibidang yang menarik dalam hal volume, sifat, dan karakteristik dari

penelitian utama yang diteliti, dengan langkah menyusun, meringkas, dan

melaporkan hasil, yang memberikan ringkasan deskriptif dan numerik dari

data dan analisis tematik jurnal terpilih(2).

C. Tujuan Scoping Review

Tujuan scoping review untuk memetakan literatur yang ada dibidang

yang menarik dalam hal volume, sifat, dan karakteristik dari penelitian
utama yang diteliti, dengan langkah menyusun, meringkas, dan

melaporkan hasil, yang memberikan ringkasan deskriptif dan numerik dari

data dan analisis tematik jurnal terpilih (5). Scoping review memiliki

kegunaan yang besar untuk mensintesis bukti penelitian dan sering

digunakan untuk mengkategorikan atau mengelompokkan literatur yang

ada di bidang tertentu. Review jenis ini akan memperhatikan sifat, fitur dan

isi dari literatur. Bentuk Scoping review adalah penilaian awal ukuran

potensial dan ruang lingkup literatur penelitian yang tersedia. Bertujuan

untuk mengidentifikasi sifat dan tingkat bukti penelitian (biasanya

termasuk penelitian yang sedang berlangsung) (6).

Tujuan umum dari Scoping Review adalah untuk mengidentifikasi dan

memetakan bukti yang tersedia. Tinjauan pelingkupan berguna untuk

memeriksa bukti yang muncul ketika masih belum jelas apa pertanyaan

lain yang lebih spesifik yang dapat diajukan dan secara berharga ditangani

oleh tinjauan sistematis yang lebih tepat (6). Scoping review bertujuan

untuk memetakan literatur, menggali informasi mengenai aktivitas

penelitian terkait topik yang diteliti dan juga menginvestigasi adanya

permasalahan atau kesenjangan dalam area riset yang akan diteliti. Oleh

karenanya, scoping review dapat memberikan informasi dasar mengenai

kebutuhan penelitian yang mungkin bisa dilakukan (3). Berbanding

terbalik dengan systematic review, scoping review digunakan untuk

mengumpulkan informasi mengenai konsep yang luar yang

memungkinkan untuk mencari informasi umum yang bersifat topical.


Sehingga scoping review tidak bertujuan untuk menilai kualitas penelitian

dan artikel yang dipilih (2)

Tujuan :

1. Cakupan memungkinkan pertanyaan yang lebih umum dengan

mengeksplorasi literatur terkait

2. Memberikan lebih banyak fleksibilitas

3. Mampu menjelaskan keragaman literatur dan studi yang relevan

menggunakan metodologi yang berbeda, yang tidak layak dalam

tinjauan tradisional.

4. Pengetahuan saat ini mengenai topik yang diidentifikasi

5. Masalah klinis, dan pertanyaan penelitian yang diajukan dapat

mempengaruhi luasnya tinjauan

6. Menjadikannya teknik metodelogis yang sempurna untuk

mengeksplorasi topik baru atau ilmu pengetahuan yang berkembang

pesat

7. Untuk mengidentifikasi jenis bukti yang tersedia di bidang

8. tertentu

9. Untuk mengklarifikasi konsep kunci / definisi dalam literatur

10. Untuk memeriksa bagaimana penelitian dilakukan pada topik atau

11. bidang tertentu

12. Untuk mengidentifikasi karakteristik atau faktor kunci yang terkait

dengan suatu

13. konsep
14. Sebagai pendahulu untuk tinjauan sistematis

15. Untuk mengidentifikasi dan menganalisis kesenjangan pengetahuan

The indications for scoping reviews are (2)

1. Sebagai pendahulu tinjauan sistematis.

2. Untuk mengidentifikasi jenis bukti yang tersedia di bidang tertentu.

3. Untuk mengidentifikasi dan menganalisis kesenjangan pengetahuan.

4. Untuk memperjelas konsep/definisi kunci dalam literatur.

5. Untuk memeriksa bagaimana penelitian dilakukan pada topik atau

bidang tertentu.

6. Untuk mengidentifikasi karakteristik atau faktor kunci yang terkait

dengan suatu konsep.

D. Struktur tinjauan Scoping (7)

1. Identifikasi pertanyaan-pertanyan risetnya

2. mengidentifikasi pengkajian yang relevan

3. seleksi pembelajaran

4. penyusunan data ; mengumpulkan, meringkas, dan melaporkan data

5. Konsultasi (tahap oprasional)

E. Teknik dalam melakukan Scoping Review

Scoping Review

Pada bagian ini, penulis membaginya menjadi 2 bagian yaitu Framework

Scoping

Review dan metode seleksi sumber literatur Scoping Review.


a. Framework Scoping Review

Tahapan peninjauan pustaka Scoping Review menggunakan

framework yang dibuat oleh Arksey dan O’Malley(7) dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

1. Identifikasi pertanyaan penelitian (Identification Research

Question)

Pertanyaan penelitian sudah harus didefinisikan dengan jelas

sebelumnya dan biasanya bentuk pertanyaannya membutuhkan

jawaban yang cukup luas, tidak singkat.

2. Identifikasi sumber literatur yang sejenis/relevan

Strategi pencarian harus secara menyeluruh dan luas, bisa

didapatkan melalui electronic database, berbagai referensi yang

bisa dicari secara langsung ke tempat- tempat seperti

perpusatakaan, toko buku, hasil penelitian ilmiah yang belum

dipublikasikan misalnya, abstrak konferensi, hasil presentasi karya

ilmiah, data-data berkaitan dengan peraturan, bahkan paten karya

seseorang.

3. Seleksi sumber literatur

Sumber literatur yang sudah didapatkan melalui langkah ke-2

kemudian akan diseleksi berdasar kriteria inklusi dan eksklusi.

Kriteria inklusi menunjukkan ciri-ciri sumber literatur yang bisa

dijadikan rujukan, sedangkan kriteria eksklusi berkebalikan dengan

inklusi.
Kriteria inklusi yaitu ciri-ciri yang harus dipenuhi oleh setiap

masing-masing anggota populasi yang akan dijadikan sampel,

sedangkan kriteria eksklusi berkebalikan dengan kriteria inklusi

yaitu ciri-ciri yang tidak dipenuhi oleh masing- masing anggota

populasi sehingga tidak bisa dijadikan sampel(8). Contoh

penggunaan kriteria inklusi dan ekslusi dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Kriteria Inklusi dan Eksklusi (1)

Kriteria Inklusi Eksklusi

Jenis artikel Artikel penelitian Artikel penelitian

nasional dan nasional dan internasional

internasional yang yang tidak berkaitan

berkaitan dengan dengan permasalahan

permasalahan penelitan yang diteliti.

penelitian yang

diteliti

Durasi Artikel penelitian Artikel penelitian

penerbitan diterbitkan dalam diterbitkan telah lebih dari

artikel rentang waktu 10 10 tahun

tahun

Tipe artikel Review articles, Bukan review articles,

research articles research articles

Akses ke Artikel penelitian Artikel penelitian yang


artikel yang dapat diakses tidak dapat diakses secara

secara penuh penuh

1. Ekstraksi data

Proses ektraksi data menghasilkan informasi yang relevan dari sejumlah

literatur yang sudah diseleksi di langkah ke-3 biasanya ditampilkan dalam

bentuk diagram atau tabel.

2. Menyusun, merangkum dan melaporkan hasilnya

Untuk langkah ke-5 ini, adanya proses analisis dari langkah ke-4 sehingga

bisa diambil keputusan berkenaan dengan pertanyaan penelitian yang

sudah ditentukan di langkah 1.

3. Konsultasi dengan pihak kompeten

Langkah ini merupakan langkah opsional. Jika dilakukan, maka pihak

kompeten akan diminta pendapatnya berkaitan dengan langkah ke-5.

a. Metode Seleksi Sumber Literatur Scoping Review

Penulis menemukan pada beberapa publikasi ilmiah, baik yang

bersifat artikel maupun laporan disertasi, menggunakan metode tersendiri

untuk melakukan seleksi sumber literatur yang sudah dikumpulkan

sebelumnya di langkah ke-2 Scoping Review. Metode yang digunakan

yaitu PRISMA (The Preferred Reporting Items for Systematic Reviews

and Meta- Analyses)(4). Terdapat beberapa pendapat berkenaan dengan

PRISMA yaitu Liberati(2) seperti yang terlihat di bawah ini:

Liberati : ” The PRISMA statement for reporting systematic reviews…”


Yannascoli et al. : ”The most recent guidelines on conducting and

reporting systematic reviews are the PRISMA statement”

Sarkis-Onofre et al : ” This scoping review was reported according to the

Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses”

Adapun PRISMA sendiri memiliki protokol/tahapan tersendiri seperti

yang terlihat pada flow diagram usulan Liberati di gambar 4 dan flow

diagram yang telah dikembangkan hingga sekarang sudah mencapai versi

2020 pada gambar 5. Pada gambar 5 terlihat terdapat 3 tahapan yaitu

identification, screening dan included dan dapat dijelaskan (3) seperti di

bawah ini:

a. Identification

Dalam proses ini, dilakukan idenitifikasi hasil pencarian sumber

literatur yang telah didapatkan sebelumnya di langkah ke-2 Scoping

Review, yang bisa didapatkan melalui google scholar, science direct,

proquest dan lain sebagainya dan tentunya pencarian ini sudah

disesuaikan dengan judul penelitian, abstrak dan kata kunci yang berdasar

pada pertanyaan penelitian. Dilakukan pendataan dari tiap sumber yang

telah didapatkan serta juga dilakukan pengecekan apakah ada yang sama

(duplicate).

b. Screening

Tahap ini menujukkan adanya penyaringan atau pemilihan

sumber literatur yang sesuai dengan tujuan penelitian, topik maupun


pertanyaan penelitian. Sebelumnya ditentukan dahulu kriteria inklusi dan

eksklusi. Sumber literatur yang ternyata memenuhi syarat kriteria

eksklusi akan dikeluarkan.

c. Included

Semua sumber literatur yang sudah melewati tahap penyaringan

atau pemilihan sumber literatur kemudian akan dianalisis lebih lanjut.

Gambar 4. PRISMA Flow Diagram(2)


Gambar 5. PRISMA Flow Diagram(9)

F. Langkah-langkah menyusun Scoping Review

Penerapan Scoping Review

Penulis akan menunjukkan penerapan Scoping Review dari dua disertasi

dan satu jurnal publikasi, dan akan dijabarkan di bawah ini(12)

1. Disertasi dengan judul Proses Institusionalisasi dan Model

Penerimaan Pengguna terhadap Sistem Informasi Manajemen


Rumah Sakit (SIMRS) (9) Peneliti disertasi ini melakukan tahapan

literaturnya menggunakan PRISMA sebagai berikut :

a. Pendefinisian kriteria kelayakan literatur ditentukan dengan kriteria

inklusi (IC) dimana peneliti disertasi menentukan ada 2 IC yaitu IC1

dan IC2 serta Putu mendefinisikan IC1 dan IC2 sebagai berikut:

- IC1 : artikel yang akan ditinjau adalah riset asli yang telah dikaji

dan dituliskan wajib dalam Bahasa Inggris.

- IC2 : artikel memiliki tujuan untuk menyelidiki faktor yang

mempengaruhi niat pengguna dalam menggunakan atau

penggunaan aktual aplikasi kesehatan di rumah sakit.

Pada disertasinya, peneliti disertasi hanya menjelaskan proses

PRISMA untuk penerapan kriteria IC2 yang mana digunakan untuk

menjawab pertanyaan faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi

penerimaan pengguna dalam menggunakan SIMRS di rumah sakit

yang sudah terakreditasi JCI dan KARS serta bagaimana model

penerimaan pengguna terhadap SIMRS. Pengelompokkan

pengguna oleh peneliti disertasi ditentukan terdiri atas manajemen

rumah sakit, staf medis (misal dokter dan perawat), tenaga

administrasi, pasien dan mahasiswa kedokteran. Sedangkan untuk

faktor penerimaan, oleh peneliti disertasi dikelompokkan menjadi

kelompok faktor terkait dengan Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK), individu atau karakteristik profesional

kesehatan, lingkungan dan organisasi (10)


b. Pendefinisan sumber informasi

Pencarian literatur dilakukan oleh peneliti disertasi pada database

online yang memiliki repositori besar untuk studi akademis seperti

MEDLINE, ABI/Inform Complete, Academic Search Complete, ACM

Digital Library, Elsevier (SCOPUS), Emerald, IEEE Xplore,

ScienceDirect, dan IGI Global (2)

1) Pemilihan Literatur, dilakukan dalam tahapan oleh peneliti

disertasi, yakni :

i. Penggunaan kata kunci

Kata kunci yang digunakan oleh peneliti disertasi untuk

melakukan pencarian terkait dengan faktor-faktor penerimaan

SIMRS diantarnya yaitu ”faktor (factors)”, ”adopsi (adoption)”,

”tantangan (challenge)”, ”hambatan (barrier)”, ”penerimaan

(acceptance)”, ”jaminan (assurane)”, ”lesson learned”,

”motivasi”, ”hospital information system”, dan sebagainya.

ii. Eksporasi

Eksplorasi di sini yang dilakukan peneliti disertasi yaitu

pemilihan judul, abstrak dan kata kunci pada artikel yang

didapatkan dari hasil pencarian berdasarkan kriteria kelayakan

yang telah didefinisikan sebelumnya. Berdasarkan Gambar 6,

hasil pencarian dari kata kunci yang telah ditentukan pada tahap

pertama, peneliti disertasi mendapatkan sebanyak 1005 artikel.

Dari sejumlah 1005 artikel tersebut, oleh peneliti kemudian


disaring yang mana mengacu pada judul, abstrak dan kata kunci

dan akhirnya peneliti mendapatkan atau menghasilkan sekitar 271

artikel yang akan diproses kembali. Berdasarkan hasil

penyaringan terhadap IC2 didapatkan 729 artikel yang tidak dapat

diproses kembali(3). Disamping itu, sebagian besar artikel di

MEDLINE tidak dapat diakses secara penuh oleh peneliti

disertasi, maka artikel tersebut tidak akan disertakan dalam

penelitian ini di mana jumlah artikel yang tidak dapat diakses

secara menyeluruh atau full text sejumlah 5 artikel.

Gambar 6. PRISMA Flow Diagram


iii. Membaca lengkap atau parsial

Dalam proses ini, peneliti disertasi melakukan kegiatan

membaca lengkap (secara full text) atau parsial (tidak full text)

artikel yang belum tereliminasi pada tahapan sebelumnya untuk

menentukan apakah artikel tersebut harus dimasukkan dalam kajian

selanjutnya sesuai dengan kriteria kelayakan(13). Setelah 271

artikel disaring dengan melihat keseluruh teks maka didapatkan 56

artikel yang akan di proses kembali, sedangkan 215 artikel tidak

dapat diproses kembali seperti yang dilihat pada gambar 6.

iv. Pengkajian terhadap referensi dari artikel yang terpilih

Daftar referensi dari artikel terpilih dikaji kembali oleh

peneliti disertasi untuk kemudian digunakan peneliti disertasi

menemukan studi terkait lainnya. Artikel yang terdapat pada daftar

referensi yang berelasi dengan studi ini akan dikaji kembali dengan

melakukan tahapan 2 sampai dengan 4. Akan tetapi peneliti

disertasi tidak menemukan referensi yang terdapat kaitannya

dengan artikel yang akan diproses sehingga pada gambar 5 terdapat

murni 56 artikel yang akan diproses.

c. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti disertasi secara manual

dengan membuat formulir ekstraksi data yang terdiri dari tipe artikel,

nama jurnal atau konferensi, tahun, topik, judul, aplikasi kesehatan,

peserta, kata kunci, negara, metodologi penelitian dan faktor-faktor


penerimaan pengguna(14). Penilaian untuk artikel yang relevan

dengan studi ini dilakukan oleh peneliti disertasi dengan membaca

artikel secara menyeluruh.

1) Pemilihan Item Data

Pemilihan item data (ID) di sini menentukan jenis data yang

dilakukan oleh peneliti disertasi. Dua item data didapatkan peneliti

disertasi dari artikel terpilih yang terdiri dari demografi artikel

(ID1) dan faktor-faktor penerimaan pengguna terhdap SIMRS dan

teknologi terkait (ID2). Hasil demografi tersebut (ID1) dapat

membantu peneliti, manajemen rumah sakit maupun vendor

aplikasi rumah sakit dalam memberikan informasi terkait aplikasi

kesehatan yang paling banyak digunakan di rumah sakit dan negara

serta pihak mana yang paling banyak mengimplementasi aplikasi

tersebut. Hasil ID2 digunakan untuk memberikan informasi faktor-

faktor penerimaan pengguna terhadap aplikasi kesehatan(15).

2. Disertasi dengan judul Organizing The Workforce To Improve Child Well-

Being : A Scoping Review and Qualitative Study of Implementation

Support Teams(9) Tahapan Scoping Review yang digunakan oleh peneliti

disertasi adalah sebagai berikut :

1. Identifikasi pertanyaan penelitian

Peneliti disertasi memiliki beberapa pertanyaan penelitian dan scoping

review digunakan untuk menjawab pertanyaan 1 yaitu Why and how are
teams used to support implementation processes and outcomes in child

and family service systems(15). Oleh peneliti disertasi pertanyaan ini bisa

di-breakdown menjadi 5 tipe pertanyaan seperti yang terlibat pada tabel 3

di bawah ini

Tabel 3. Pertanyaan Penelitian yang di-Breakdown

Tipe Definisi Butir Pertanyaan

Rationale Alasan pemilihan tim Why was a team-based

approach selected?

What need(s) was the

team formed to address?

Structure Susunan anggota tim dan Who was on the team?

bagaimana To whom does the team

hubungan antar report? With whom did

anggotanya the team collaborate?

Core Activities Aktivitas tim yang akan What activities did the

dilakukan team undertake

to

accomplish its purpose?

Results Hasil kerja tim What was the team able

to achieve? What outputs

and outcomes are


reported?

Determinants Faktor-faktor yang What factors influenced

mempengaruhi the use of teams and the

performansi tim team’s ability to carry

out core activities?

2. Identifikasi sumber literatur yang sejenis/relevan

Pencarian referensi dimulai peneliti disertasi pada bulan Agustus

2017 dan yang dicari merupakan artikel publikasi selama 1 thn. Pencarian

dilakukan secara online/electronic search seperti MEDLINE/PubMed,

CINAHL, Web of Science, Business Source Premier, dan Embas. Adapun

cara pencarian yang dilakukan oleh peneliti disertasi dengan memasukkan

kata kunci seperti implementation team, implementation teams,

community development team, community development teams,

improvement teams, improvement team, interagency collaborative team,

interagency collaborative teams, community coalitions, community

coalition(16).

3. Seleksi sumber literatur

Peneliti disertasi menggunakan metode PRISMA dalam melakukan

seleksi sumber literatur. Di mana langkah pertama yaitu semua sumber

literatur yang sudah terkumpul di bagian b, akan dicocokkan mengacu

kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi mengacu pada tabel 4,

kemudian untuk kriteria eksklusi didasarkan pada abstrak


konferensi/disertasi, tidak ditulis dalam bahasa Inggris, penunjukan tim

tapi tidak ditentuka secara jelas pembagian perannya dan semuanya yang

di luar kriteria inklusi. Untuk keperluan seleksi, peneliti disertasi menunjuk

tim review yang terdiri atas dirinya sendiri ditambah dengan 5 orang, 2

orang adalah teman sejawat dan 3 orangnya merupakan mahasiswa

pascasarjana. Hasil langkah ke-2 Scoping review menunjukkan 3975

sumber literatur, dan setelah dilakukan seleksi awal berkaitan dengan

adakah sumber literatur yang identik/kembar, akhirnya teridentifikasi yang

sama sejumlah 1812 sumber literatur sehingga tersisa 2163. 2163 sumber

literatur yang tersisa kemudian dicek judul dan abstrak apakah sudah

sesuai dengan kriteria inklusi yang sudah ditentukan, dan ternyata

sebanyak 2011 yang harus dikeluarkan. Sumber literatur yang tersisa

sebesar 152 dan ini yang akan ditinjau secara keseluruhan (full text)

dengan tetap mengacu pada kriteria 1 dan hasilnya 97 sumber literatur

dikeluarkan sehingga yang tersisa untuk dianalisis selanjutnya sebesar 55

sumber literatur. Proses PRISMA dapat dilihat pada gambar 7.


Gambar 7. Flow Diagram PRISMA

1. Ekstraksi data

Sumber literatur yang terpilih sejumlah 55 kemudian diekstrak oleh

peneliti disertasi dengan cara disebutkan pengarang, tahun publikasi,

tujuan seperti contoh yang terlihat pada tabel 4 di bawah ini

Tabel 4. Ekstraksi Data

Authors Year Study (55 Total) Study Design Origin

Aaron et al. 2014 Collaboration, Negotiation, Qualitativ US

and Coalescence for e Study

Interagency- Collaborative

Teams to Scale-Up

Evidence -Based Practice

Alemi et al. 1993 Rapid Improvement teams Case Study US

Arbune et al 2017 Improvement through Small Case Study US

Cycles of Change: Lessons from


an Academic

Medical Center Emergency

Department

Bairer et al. 2003 Quality Improvement for Pressure Experiment US

Ulcer Care in the Nursing Home al Pre-Post

Setting: The

Northeast Pressure Ulcer Project

Brandrud 2011 Three success factors for Qualitative Europe

et al. continual improvement in

healthcare: an analysis of the

reports of improvement team

members

Brown et al. 2010 Determinants of Community Longitudinal US

Coalition Ability to Support Study

Evidence-Based (Quant)

Programs

Brown et al. 2015 Reciprocal Relations between Longitudinal US

Coalition Functioning and the Study

Provision of (Quant)

Implementation Support

Chaffin 2016 EBT Fidelity Trajectories Across Longitudinal US

et al. Training Cohorts Using the Study

Interagency (Quant)
Collaborative Team Strategy

Chamberlain 2012 Three Collaborative Models for Case Study Multiple

et al Scaling

Up Evidence-Based Practices

Chao et al. 2014 Workflow Enhancement (WE) Case Study US

Improves Safety in Radiation

Oncology: Putting

the WE and Team Together

Chavis & 2003 Pain management-Continuum of Case Study US

Duncan care for

surgical patients

Crosby et 2014 Using Quality Improvement Case Study US

al. Methods to Implement an

Electronic Medical Record (EMR)

Supported Individualized Home

Pain Management Plan for

Children with

Sickle Cell Disease

Drach- 2009 High quality diabetes care: testing Mixed Middle

Zahavy the Methods East


el al. effectiveness of strategies of

regional implementation teams

Fagan et 2009 If at First You Don’t Succeed … RCT US

al. Keep Trying: Strategies to

Enhance Coalition/School

Partnerships to Implement

School-Based Prevention

Programming

Fearing 2014 Clinical Transformation: Case Study Canada

et al. Manager’s Perspectives on

Implementation of

Evidence-Based Practice

1. Menyusun, merangkum dan melaporkan hasilnya

Untuk proses ini, peneliti disertasi melakukan analisis, merangkum

dan pada akhirnya membuat kategori pada sumber literatur yang

didapatkan melalui metode PRISMA dengan mengacu pada teori

pemikiran untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah ditentukan di

tahap awal(9).

2. Konsultasi dengan pihak kompeten

Untuk poin ini, peneliti disertasi tidak melakuakn kegiatan

konsultasi dengan pihak kompeten(17).

3. Artikel publikasi dengan judul artikel Menyusun Protokol Penelitian


dengan Pendekatan SETPRO : Scoping Review

Tahapan Scoping Review yang digunakan oleh penulis jurnal

adalah sebagai berikut :

a. Identifikasi pertanyaan penelitian

Pada tahap ini penulis jurnal melakukan identifikasi mengenai

pertanyaan penelitian untuk digunakan sebagai acuan dalam

pencarian artikel. Pengembangan protokol penelitian menurut

penulis jurnal merupakan salah satu cara untuk melakukan penelitian

yang berkualitas, dan juga digunakan untuk mencegah pengambilan

sumber-sumber yang tidak berkualitas. Hal tersebut dilakukan

sebagai pengawasan eksternal melalui peer-review. Berdasarkan hal

tersebut, maka penulis jurnal mengajukan pertanyaan

dalampenelitian ini yaitu “Apakah komponen dan langkah menyusun

protokol penelitian?

b. Identifikasi sumber literatur yang sejenis/relevan

Sumber literatur didapatkan penulis jurnal melalui pencarian

dengan menggunakan PUBMED, SCOPUS, dan Official Websites

dari Litbangkes dan WHO. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan format pertanyaan P (Population), E (Exposure), dan

O (Outcome) [PEO] dalam menentukan kata kunci pencarian

literatur(28). Elemen population dalam penelitian ini yaitu

penelitian/research. Exposure yaitu protokol/protocol, dan outcome

yaitu langkah-langkah/penulisan/practice guide/writing(18). Kata


kunci yang digunakan untuk pencarian literatur dalam Bahasa

Indonesia diantaranya langkah-langkah, penulisan, protokol,

penelitian, dan riset. Sedangkan kata kunci dalam Bahasa Inggris

diantaranya practice guide, writing, protocol, research(29).

Berdasarkan pencarian pada search engine menggunakan kata kunci

yang telah ditentukan sebelumnya, penulis jurnal menemukan 186

artikel berkaitan dengan topik penelitian. Rincian perolehan artikel

penulis jurnal yaitu dari PUBMED sebanyak 126 artikel, SCOPUS

sebanyak 58 artikel, dan Official Websites dari Litbankes sebanyak 1

panduan serta dari WHO sebanyak 1 panduan(4).

c. Seleksi sumber literatur

Dalam tahap ini penulis jurnal melakukan pemilihan terhadap

literatur yang diperoleh dari berbagai search engine yang telah

disebutkan sebelumnya berdasarkan kata kunci yang telah ditetapkan

dengan menggunakan Preferred Reporting Items for Systematic

Reviews and MetaAnalyses (PRISMA) (19) . Literatur yang didapat

akan dipilih penulis jurnal sesuai dengan kategori inklusi dan

eksklusi dari penelitian. Kategori inklusi yang ditetapkan oleh

penulis jurnal adalah artikel yang ditinjau adalah seluruh artikel dari

tahun 2016-2020 (5 tahun terakhir), menggunakan Bahasa Indonesia

atau Bahasa Inggris, tersedia full text, dan spesifik pada pertanyaan

utama yang menjadi fokus review yaitu langkah-langkah menyusun

protokol penelitian(20). Berdasarkan kriteria dan kesesuaian literatur


dengan topik penelitian didapatkan literatur sebanyak 186 artikel,

kemudian karena terdapat duplikasi, ada artikel yang dikeluarkan

sehingga menjadi 182 artikel. Dari 182 artikel kemudian dilakukan

skrining lanjut dengan membaca abstrak, dan fulltext. 5 artikel

terpilih dilakukan kritikal appraisal untuk menilai kualitasnya

khususnya kesesuaian dengan tujuan penelitian. Finalnya, didapatkan

sebanyak 3 artikel dan 2 panduan yang dianalisis lebih lanjut(30).

Proses PRISMA dapat dilihat pada gambar 8 di bawah ini

Gambar 8. PRISMA Flow Diagram

d. Ekstrasi data

Untuk proses ini, penulis jurnal melakukan analisis literatur dan

mengumpulkan literatur yang ditemukan sesuai dengan topik

penelitian yaitu langkah-langkah menyusun protokol penelitian(21).

Kemudian hasil pengelompokan literatur disajikan dalam bentuk

matriks tabel seperti terlihat pada tabel 5.

e. Menyusun, merangkum dan melaporkan hasilnya


Di tahap ini, penulis jurnal melakukan analisis, merangkum dan

menyusun literatur yang dipilih lalu melaporkan hasilnya dalam hasil

dan pembahasan(22).

f. Konsultasi dengan pihak kompeten

Konsultasi merupakan tahap akhir dalam penyusunan scoping

review. Pada tahap ini, penulis jurnal melakukan konsultasi kepada

ahli di bidangnya untuk memberikan saran dan masukkan mulai dari

pemilihan literatur, proses pencarian, hingga penyelesaian penyusunan

scoping review ini(23).

Tabel 5. Hasil Ektraksi Data

No Penulis, Tahun Judul Komponen Penulisan Protokol

Terbit, Penelitian

Nama Jurnal/Situs

1 Azzam Al-Jundi Protocol 1. Judul penelitian

dan Salah Sakka Writing in 2. Detail administratif

(2016) Journal of Clinical 3. Rangkuman penelitian


Clinical and Research
4. Pendahuluan: topik dan latar
Diagnostic
belakang berdasarkan
Research, 10(11),
tinjauan literatur
ZE10-ZE13.
5. Studi pendahuluan
https://doi.org/
6. Tujuan dan atau pertanyaan
10.7860/J
penelitian dan atau
CDR/2016/21426.8
865 perumusan masalah

7. Metodologi: desain, populasi,

metode pemilihan sampel,

daftar variabel, jumlah sampel,

metode pengumpulan data,

alat pengumpulan data,

rencana analisis data.

8. Manajemen penelitian:

Rencana kerja

(penjadwalan)

9. Kelebihan dan keterbatasan

penelitian

10. Masalah peninjauan dan

persetujuan etik

2 Ko Bando & Did you write a 1. Mendefinisikan desain

Tosiya Sato protocol before penelitian

General Thoracic starting your 2. Mendefinisikan populasi


and Cardiovascular project? 3. Menentukan titik akhir
Surgery DOI:
4. Menentukan ukuran sampel
10.1007/s11748-
5. Memilih analisis data yang tepat
014-0478-7

6. Melaporkan keterbatasan

penelitian
7. Menghindari ‘significantosis’

3 Matteo Cameli, How to Write a 1. Biodata peneliti utama secara

Giuseppina Novo, Research Protocol: terperinci

Maurizio Tusa, Tips and Tricks 2. Tunjukkan pusat referensi

Giulia Elena 3. Judul penelitian: IDE protokol


Mandoli, Giovanni (akronim)
Corrado, Frank
4. Desain penelitian
Benedetto,
5. Informed consent
Francesco Antonini
6. Nasihat keselamatan
Canterin,
7. Klasifikasi diperlukan
Rodolfo Citro (2018)
8. Dana yang diminta

http:// 9. Fitur tambahan

www.jcecho.org/ 10. Tentang konsep utama

DOI: penelitian

10.4103/

jcecho.jcecho_4 1_48

4 Mahmoud F. A Practical 1. Judul

Fathala (2004) Guide for Health 2. Ringkasan penelitianDeskripsi

World Health Researchers penelitian: rasional, objektif,

Organisation metode, analisis data

Regional 3. Pertimbangan etik

Publications, 4. Issue gender


Eastearn 5. Referensi

Mediterranian

Series: 30

5 Komisi Ilmiah Panduan Umum 1. Judul penelitian

Badan Litbangkes Penyusunan 2. Identitas pengusul penelitian

(2013) Pusat Proposal, 3. Daftar isi


Penelitian dan Protokol dan
4. Ringkasan penelitian
Pengembangan Laporan Akhir
5. Pendahuluan (latar belakang,
Kementerian Penelitian
masalah, pertanyaan
Kesehatan
penelitian, tujuan dan manfaat
Republik Indonesia
penelitian)

6. Metode penelitian (kerangka

teori/kerangka konsep,

hipotesis, definisi operasional

variabel, desain penelitian,

tempat dan waktu, populasi

dan sampel, instrumen

pengumpul data, bahan dan

prosedur kerja atau

pengumpulan data,

pengolahan dan analisis data)

7. Etik penelitian
8. Daftar kepustakaan

9. Lampiran

10. Susunan tim peneliti

11. Jadwal penelitian

12. Rekapitulasi biaya

(Rincian Rencana

Anggaran)

13. Persetujuan atasan yang

berwenang

14. Kesediaan anggota tim peneliti

G. Penerapan Scoping Review

Peneliti disertasi dalam negeri tidak menyebutkan metode apa yang

digunakan untuk melakukan literature review tapi menyebutkan

menggunakan PRISMA. Dengan menyebutkan PRISMA, penulis

mengasumsikan bahwa peneliti disertasi dalam negeri menerapkan metode

Scoping Review untuk melakukan studi literaturnya(24). Alasan penulis

berpendapat demikian karena mengacu pada salah satu tahapan Scoping

Review yang menggunakan PRISMA yaitu langkah seleksi sumber literatur.

Selain itu, adanya Sarkis- Onofre yang menuliskan di jurnal bahwa Scoping

Review itu pengerjannya mengacu pada framework PRISMA(11). Peneliti

disertasi luar negeri melakukan tahapan Scoping Review sudah sesuai dengan
teorinya bahkan telah mengerjakan tahap seleksi sumber referensinya melalui

PRISMA dengan menggunakan reviewer sejumlah 5 orang. Adanya

penunjukan 5 reviewer ini sesuai dengan langkah-langkah pemilihan metode

tinjauan pustaka yang mengacu pada Review Methodology Decision Tree di

atas. Langkah-langkah tinjauan pustaka yang dilakukan penulis artikel jurnal

dalam negeri sudah sesuai dengan tahapan yang disebutkan dalam teori

Scoping Review. Di mana untuk tahap ke-3 nya, juga menggunakan PRISMA.

Tinjauan pustakanya yang dilakukan dengan Scoping Review telah

menghasilkan 5 studi literatur. 5 studi literatur ini dianalisis, dirangkum dan

dibuat semacam laporan(27). Hasil akhir inilah yang digunakan untuk

menentukan protokol penelitian yang kemudian diberi nama SETPRO. Untuk

lebih detilnya perbedaan dan persamaan penerapan Scoping Review pada

ketiga karya ilmiah tersebut dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Hasil Review Penerapan Scoping Review

Kriteria Putu William Widiasih

Teori dan Sesuai tapi tanpa Sesuai tapi tanpa Sesuai sampai

Implementasi langkah-6 langkah-6 dengan langkah ke-6 tapi

Scoping Review menggunakan 5 tidak terlihat

reviewer di tahap penjelasannya.

ke-3.

Pemanfaatan Sebagai salah satu A stand-alone A stand-alone

metode penelitian review review


Pemanfaatan hasil Menjawab salah Menjawab Mengusulkan

tinjauan pustaka satu pertanyaan riset pertanyaan riset protocol penelitian

terhadap : faktor-faktor yang yang telah di- dengan nama

penelitian/penulisan mempengaruhi breakdown menjadi SETPRO dengan

ilmiah penerimaan 5 pertanyaan sistematika bawah

pengguna dalam rationale (alasan), ini

menggunakan structure, core Sistematika

SIMRS di RS JCI activities, result, Protokol

dan KARS certified determinants Penelitian

Memberikan Memberikan dengan

Theoretical rekomendasi teori Pendekatan

frameworkn yang berkaitan pertanyaan SETPRO

akan menjadi dasar riset : 1. Judul

pembuatan - Rationale : Chaffin Protokol

kuisioner. Hasil et al., Chamberlain Penelitia

pengolahan kuisioner et al., Higgins et al., n

nantinya akan Lammers et al., 2. Identitas

menjadi model Keene Woods et Pengusul

penerimaan al., 3. Ringkasan

pengguna yang - Structure : Metz Protokol

Nantinya akan bisa et al. 4. Daftar Isi

5. Pendahuluan

6. Kajian Pustaka
7. Metodologi

8. Jaminan

kualitas dan

pertimbangan

keamanan

partisipan

9. Antisipasi

masalah

10. Etik Penelitian

11. Desimina

si dan
memberikan - Core Activities

identifikasi variabel : Powell et al,

dan indikator Gackman et al.

penelitian yang pada - Results :

akhirnya akan Proctor et al.

menjadi faktor- - Determinants :

faktor penerimaan Damschroder et al

pengguna final

H. Kelebihan dan Kelemahan Scoping review

1. Kelebihan Scoping Review(26)

a) Scoping Review dapat memberi tahu pembuat kebijakan apakah

tinjauan sistematis penuh diperlukan.

b) Scoping Review mempunyai beberapa karakteristik tinjauan

sistematis dalam upaya untuk menjadi sistematis, transparan dan dapat

direplikasi.

2. Kelemahan scoping review

a) Scoping review biasanya tidak dapat dianggap sebagai hasil akhir,

terutama karena keterbatasan dalam ketelitian dan keterbatasan

durasinya dan memiliki potensi bias.

b) Proses penilaian kualitas masih lemah jika dibandingkan dengan

systematic review yang sangat rigid

c) kualitas digunakan sebagai dasar untuk kesimpulan.


d) Sebagai aconsequence, hasil review tidak dapat digunakan untuk

merekomendasikan kebijakan / praktik.


DAFTAR PUSTAKA

1. Utami C, Jahar AS. TINJAUAN SCOPING REVIEW DAN STUDI


KASUS. 2021;9(2):152–72.
2. Munn Z, Peters MDJ, Stern C, Tufanaru C, Mcarthur A, Aromataris E.
Systematic review or scoping review ? Guidance for authors when choosing
between a systematic or scoping review approach. 2018;1–7.
3. Pham MT, Greig JD, Sargeant JM, Mcewen SA. A scoping review of
scoping reviews : advancing the approach and enhancing the consistency.
2015;(February).
4. Widiasih R, Susanti RD, Windani C, Sari M, Hendrawati S. MENYUSUN
PROTOKOL PENELITIAN DENGAN PENDEKATAN SETPRO :
SCOPING REVIEW. 3(3):171–80.
5. Nurhayati E, Astuti AW, Fitriahadi E. SCOPING REVIEW TENTANG
PARTISIPASI SUAMI PADA MASA. 2020;5(2).
6. Putri AK, Rosida L, Ummah F. Factors Affecting Physical Activity During
Pregnancy : A Scoping Review. 2021;13(02):263–72.
7. Peters MDJ, Marnie C, Colquhoun H, Garritty CM, Hempel S, Horsley T,
et al. Scoping reviews : reinforcing and advancing the methodology and
application. 2021;1–6.
8. Scoping P. Modul 6.
9. Framework M, Reviews OFS, Of P, Review AS. Methods for Research
Evidence Synthesis: The Scoping Review Approach. 2019;14(7):416–8.
10. Micah A, Peters DJ, Marnie C, Tricco AC, Pollock D, Munn Z. Updated
methodological guidance for the conduct of scoping reviews .
2020;18(10):2119–26.
11. Pearson A. Balancing the evidence: incorporating the synthesis of
qualitative data into systematic reviews. JBI Reports. 2004;2:45–64.

12. Aromataris E, Pearson A. The systematic review: an overview. AJN The


American Journal of Nursing. 2014;114(3):53–8.

13. Liberati A, Altman DG, Tetzlaff J, et al. The PRISMA statement for
reporting systematic reviews and meta-analyses of studies that evaluate
healthcare interventions: explanation and elaboration. BMJ (Clinical
research ed). 2009; 339:b2700.
14. Higgins J, Green S, eds. Cochrane handbook for systematic reviews of
interventions. Version 5.1.0 [updated March 2011]. ed: The Cochrane
Collaboration 2011.

15. Munn Z, Porritt K, Lockwood C, Aromataris E, Pearson A. Establishing


confidence in the output of qualitative research synthesis: the ConQual
approach. BMC Med Res Methodol. 2014;14:108.

16. Pearson A, Jordan Z, Munn Z. Translational science and evidence-based


healthcare: a clarification and reconceptualization of how knowledge is
generated and used in healthcare. Nursing research and practice.
2012;2012: 792519.

17. Steinberg E, Greenfield S, Mancher M, Wolman DM, Graham R. Clinical


practice guidelines we can trust. Institute of Medicine. Washington, DC:
National Academies Press; 2011.

18. Gough D, Thomas J, Oliver S. Clarifying differences between review


designs and methods. Systematic Reviews. 2012;1:28.

19. Grant MJ, Booth A. A typology of reviews: an analysis of 14 review types


and associated methodologies. Health Inf Libr J. 2009;26(2):91–108.

20. Tricco AC, Tetzlaff J, Moher D. The art and science of knowledge
synthesis. J Clin Epidemiol. 2011;64(1):11–20.

21. Armstrong R, Hall BJ, Doyle J, Waters E. ‘Scoping the scope’ of a


cochrane review. J Public Health. 2011;33(1):147–50.

22. Anderson S, Allen P, Peckham S, Goodwin N. Asking the right questions:


scoping studies in the commissioning of research on the organisation and
delivery of health services. Health Research Policy and Systems.
2008;6(1):1.

23. Pearson A, Wiechula R, Court A, Lockwood C. The JBI model of


evidence- based healthcare. International Journal of Evidence-Based
Healthcare. 2005; 3(8):207–15.
24. Bragge P, Clavisi O, Turner T, Tavender E, Collie A, Gruen RL. The
global evidence mapping initia

25. Chambers D, Wilson PM, Thompson CA, Hanbury A,FarleyK,Light


K.Maximizing the impact of systematic reviews in health care decision
making: a systematic scoping review of knowledge-translation resources.
Milbank Q. 2011;89(1):131–56.

26. Challen K, Lee AC, Booth A, Gardois P, Woods HB, Goodacre SW. Where
is the evidence for emergency planning: a scoping review. BMC Public
Health. 2012;12:542.

27. Schaink AK, Kuluski K, Lyons RF, et al. A scoping review and thematic
classification of patient complexity: offering a unifying framework. Journal
of comorbidity. 2012;2(1):1–9.

28. Hines D, Modi N, Lee SK, Isayama T, Sjörs G, Gagliardi L, Lehtonen L,


Vento M, Kusuda S, Bassler D, Mori R. Scoping review shows wide
variation in the definitions of bronchopulmonary dysplasia in preterm
infants and calls for a consensus. Acta Paediatr. 2017;106(3):366–74.

29. Callary SA, Solomon LB, Holubowycz OT, Campbell DG, Munn Z, Howie
DW. Wear of highly crosslinked polyethylene acetabular components. Acta
Orthop. 2015;86(2):159–68.

30. Davy C, Harfield S, McArthur A, Munn Z, Brown A. Access to primary


health care services for indigenous peoples: a framework synthesis. Int J
Equity Health. 2016;15(1):163.

Anda mungkin juga menyukai