Anda di halaman 1dari 44

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK


DAN KELUARGA BERENCANA
UPT PUSKESMAS AIRGEGAS

Jl. Raya Airgegas Kode Pos : 33782 E-mail : puskesmasairgegas06@gmail.com

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan


masyarakat di wilayah kerja UPT Puskesmas Airgegas telah di bangun puskesmas.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten / kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja tertentu. Puskesmas berfungsi sebagai :

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan .


2. Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upayanya, puskesmas


dilengkapi dengan instrumen manajemen yang terdiri dari :

1. Perencanaan tingkat Puskesmas


2. Lokakarya Mini Puskesmas
3. Penilaian Kinerja Puskesmas Dan Manajemen Sumber Daya termasuk alat,
obat, keuangan dan Tenaga serta didukung dengan manajemen sistem
pencatatan dan pelaporan disebut sistem informasi manajemen Puskesmas
(SIMPUS) dan upaya peningkatan mutu pelayanan ( antara lain melalui
penerapan quality assurance ).

Mempertimbangkan rumusan pokok-pokok program dan program-program


unggulan sebagaimana disebutkan dalam Rencana Strategis Departemen
Kesehatan dan program spesifik daerah, maka area program yang akan menjadi
prioritas di suatu daerah, perlu dirumuskan secara spesifik oleh daerah sendiri
demikian pula strategi dalam pencapaian tujuannya, yang harus disesuaikan
dengan masalah, kebutuhan serta potensi setempat.
Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan
kesehatan, mempunyai peran cukup besar dalam upaya mencapai pembangunan
kesehatan. Untuk mengetahui tingkat kinerja Puskesmas, perlu diadakan
Penilaian Kinerja Puskesmas.

B. PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA PUSKEMAS

Penilaian kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan


penilaian hasil kerja / prestasi Puskesmas. Pelaksanaan penilaian dimulai dari
tingkat Puskesmas sebagai instrumen mawas diri karena setiap Puskesmas
melakukan penilaian kinerjanya secara mandiri, kemudian Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota melakukan verifikasi hasilnya. Adapun aspek penilaian meliputi
hasil pencapaian cakupan dan manajemen kegiatan termasuk mutu pelayanan
(khusus bagi Puskesmas yang telah mengembangkan mutu pelayanan) atas
perhitungan seluruh Puskesmas. Berdasarkan hasil verifikasi, dinas kesehatan
kabupaten / kota bersama Puskesmas dapat menetapkan Puskesmas kedalam
kelompok (I,II,III) sesuai dengan pencapaian kinerjanya. Pada setiap kelompok
tersebut, dinas kesehatan kabupaten/ kota dapat melakukan analisa tingkat
kinerja puskesmas berdasarkan rincian nilainya, sehingga urutan pencapian
kinerjanya dapat diketahui, serta dapat dilakukan pembinaan secara lebih
mendalam dan terfokus.

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

1. Tujuan

a. Tujuan Umum
Tercapainya tingkat kinerja puskesmas yang berkualitas secara optimal
dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten
/ kota.
b. Tujuan Khusus
1) Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu
kegiatan serta manajemen puskesmas pada akhir tahun kegiatan.
2) Mengetahui tingkat kinerja puskesmas pada akhir tahun berdasarkan
urutan peringkat kategori kelompok puskesmas.
3) Mendapatkan informasi analisis kinerja puskesmas dan bahan
masukan dalam penyusunan rencana kegiatan puskesmas dan dinas
kesehatan kabupaten/kota untuk tahun yang akan datang.

2. Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas :


a. Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian (prestasi) kunjungan
dibandingkan dengan target yang harus dicapai.
b. Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari
penyebab dan latar belakang serta hambatan masalah kesehatan di
wilayah kerjanya berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja
puskesmas (out put dan out come)
c. Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan
tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun
yang akan datang berdasarkan prioritasnya.
d. Dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan dan mendukung
kebutuhan sumber daya puskesmas dan urgensi pembinaan puskesmas.

D. RUANG LINGKUP PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS


Ruang lingkup kinerja puskesmas meliputi penilaian pencapaian hasil
pelaksanaan pelayanan kesehatan, manajemen puskesmas dan mutu pelayanan.
Penilaian terhadap kegiatan upaya kesehatan wajib puskesmas yang telah
ditetapkan di tingkat kabupaten/kota dan kegiatan upaya kesehatan
pengembangan dalam rangka penerapan tiga fungsi puskesmas yang
diselenggarakan melalui pendekatan kesehatan masyarakat, dengan tetap
mengacu pada kebijakan dan strategi untuk mewujudkan visi ” Indonesia Sehat
2021.
BAB II
PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA

A. BAHAN DAN PEDOMAN


Bahan yang dipakai pada penilaian kinerja puskesmas adalah hasil
pelaksanaan pelayanan kesehatan, manajemen puskesmas dan mutu pelayanan.
Sedangkan dalam pelaksanaannya mulai dari pengumpulan data, pengolahan
data, analisis hasil / masalah sampai dengan penyusunan laporan berpedoman
pada Buku Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas dari Direktorat Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan R.I. tahun 2006.

B. TEKNIS PELAKSANAAN
Teknis pelaksanaan penilaian kinerja UPT Puskesmas Airgegas tahun 2021,
sebagaimana berikut di bawah ini:
1. Pengumpulan Data.
Pengumpulan data dilaksanakan dengan memasukkan data hasil kegiatan
puskesmas tahun 2021 ( Januari s.d Desember 2021 ) dengan variabel dan sub
variabel yang terdapat dalam formulir penilaian kinerja puskesmas tahun 2021.
2. Pengolahan Data.
Setelah proses pengumpulan data selesai, dilanjutkan dengan penghitungan
sebagaimana berikut di bawah ini :

a. Penilaian Cakupan Kegiatan Pelayanan Kesehatan


Cakupan sub variabel (SV) dihitung dengan membagi hasil
pencapaian (H) dengan target sasaran (T) dikalikan 100 atau SV (%) = H/T x
100%
Cakupan variabel (V) dihitung dengan menjumlah seluruh nilai sub variabel
(ΣSV ) kemudian dibagi dengan jumlah variabel ( n ) atau V (%) = Σ SV/n,
Jadi nilai cakupan kegiatan pelayanan kesehatan adalah rerata per jenis
kegiatan. Kinerja cakupan pelayanan kesehatan dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu :

1) Kelompok I (kinerja baik)     : Tingkat pencapaian hasil ≥ 91 %


2) Kelompok II (kinerja cukup)     : Tingkat pencapaian hasil 81 – 90 %
3) Kelompok III (kinerja kurang) :Tingkat pencapaian hasil ≤ 80 %
b. Penilaian Kegiatan Manajemen Puskesmas
Penilaian kegiatan manajemen puskesmas dikelompokkan menjadi tujuh
kelompok :
1) Manajemen Umum
2) Manajemen Sumber Daya
3) Manajemen keuangan
4) Manajemen ketenagaan
5) Manajemen Program
6) Data Informasi
7) Manajemen Pemberdayaan Masyarakat

Penilaian kegiatan manajemen puskesmas dengan mempergunakan skala


nilai sebagai berikut :

 Skala 1 nilai 4
 Skala 2 nilai 7
 Skala 3 nilai 10

Nilai masing-masing kelompok manajemen adalah rata-rata nilai kegiatan


masing-masing kelompok manajemen.

Cara Penilaian :

1) Nilai manajemen dihitung sesuai dengan hasil pencapaian Puskesmas dan


dimasukkan ke dalam kolom yang sesuai.
2) Hasil nilai skala di masukkan ke dalam kolom nilai akhir tiap variable
3) Hasil rata – rata dari penjumlahan nilai variabel dalam manajemen
merupakan nilai akhir manajemen
o Hasil rata-rata dikelompokkan menjadi :

Baik         : Nilai rata – rata > 8,5


Cukup        : Nilai 5,5 – 8,4
Kurang        : Nilai < 5
c. Penilaian mutu pelayanan
Cara Penilaian :
1. Nilai mutu dihitung sesuai dengan hasil pencapaian Puskesmas dan
dimasukkan ke dalam kolom yang sesuai.
2. Hasil nilai skala di masukkan ke dalam kolom nilai akhir tiap variable
3. Hasil rata – rata nilai variabel dalam satu komponen merupakan nilai
akhir mutu

o Nilai mutu dikelompokkan menjadi :


* Baik         : Nilai rata – rata > 8,5
* Cukup    : Nilai 5,5 – 8,4
* Kurang    : Nilai < 5,
BAB III
HASIL KINERJA UPT PUSKESMAS SIMBARWARINGIN
TAHUN 2017

Hasil Kinerja Puskesmas UPT Puskesmas Airgegas Tahun 2022 berdasarkan


data tahun 2021 dapat kami sajikan sebagaimana berikut ini:
A. Hasil kinerja pelayanan kesehatan

1. Upaya Kesehatan Wajib

Tabel 1. Hasil Pencapaian Kinerja Upaya Kesehatan Wajib/Essensial UPT


Puskesmas Airgegas Tahun 2021
TINGKAT
NO KOMPONEN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN WAJIB/ESSENSIAL HASIL CAKUPAN (%) KETERANGAN
KINERJA

1 UPAYA PROMOSI KESEHATAN 75% Kurang Baik ≥ 91 %

2 UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN 67% kurang Cukup ≥81-90 %

3 UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK TERMASUK KB 72% Kurang Kurang≤ 80%

4 UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 73% Kurang

UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT


5 95% Cukup
MENULAR

6 UPAYA PENGOBATAN 77% Kurang

Rata-rata Kinerja Kurang


76,5%

2. Upaya Kesehatan Pengembangan

Tabel 2. Hasil Pencapaian Kinerja Upaya Kesehatan Pegembangan UPT Puskesmas


Airgegas Tahun 2021

KOMPONEN KEGIATAN HASIL


UPAYA KESEHATAN CAKUPAN TINGKAT
NO PENGEMBANGAN (%) KINERJA KETERANGAN
1 Upaya Kesehatan Usia Lanjut 67% Kurang Baik ≥ 91 %
Upaya Kesehatan Kekerasan Cukup ≥81-90
33%
2 Dalam Rumah Tangga Kurang %
3 Upaya Kesehatan Olahraga 80% Kurang Kurang≤ 80%
4 Kesehatan Jiwa 34% Kurang
Pencegahan dan
5 73% Kurang
penanggulangan penyakit gigi
Perawatan Kesehatan
48%
6 Masyarakat Kurang
7 Upaya Kesehatan Sekolah 71% Kurang
Rata-rata Kinerja 58% Kurang

Nilai cakupan kinerja pelayanan kesehatan adalah : rata – rata nilai upaya
kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan, atau dengan kata lain nilai
pencapaian upaya kesehatan wajib + pengembangan dibagi dua.
Jadi Nilai Kinerja cakupan pelayanan kesehatan UPT Puskesmas Simbarwaringin
adalah : 71,5 % (kurang)

B. Hasil Kinerja Kegiatan Manajemen UPT Puskesmas Simbarwaringin


Tabel 3. Hasil Pencapaian Kinerja Manajemen UPT Puskesmas Simbarwaringin
Tahun 2018
KOMPONEN MANAJEMEN CAKUPAN TINGKAT
NO. PUSKESMAS KEGIATAN KINERJA KETERANGAN
1 MANAJEMEN UMUM 5 KURANG Baik ≥ 8,5
MANAJEMEN SUMBER Cukup ≥ 5,5 –
2 DAYA 9,5 BAIK 8,4
3 MANAJEMEN KEUANGAN 10 BAIK Kurang < 5,5
MANAJEMEN
4 KETENAGAAN 6,25 CUKUP
5 MANAJEMEN PROGRAM 4 KURANG
6 DATA DAN INFORMASI 10 BAIK
MANAJEMEN
PEMBERDAYAAN
7 MASYARAKAT 10 BAIK
Rata-rata 7,8 CUKUP

Jadi hasil kinerja kegiatan manajemen puskesmas Simbarwaringin tahun 2017


adalah : 7,8 (Kinerja Cukup )

1. Hasil Kinerja Mutu Pelayanan Kesehatan UPT Puskesmas


Simbarwaringin

Tabel. 4. Hasil Pencapaian Kinerja Mutu Pelayanan Kesehatan UPT


Puskesmas Simbarwaringin Tahun 2017

Tingkat
No JENIS KEGIATAN Cakupan Nilai
Kinerja
1 Setiap ibu hamil mendapat pelayan ANC
sesuai standar 10
99% Baik
2 Drop OUT Pelayanan ANC (K1 - K4) 7
14% Cukup
3 Persalinan di fasyankes 10
86% Baik
4 Setiap bayi baru lahir mendapat pelayan
sesuai standar 10
86% Baik
5 Setiap anak pada usia pendidikan dasar
kelas 1 dan 7 mendapat skrining atau
penjaringan kesehatan sesuai standar 0
37% kurang
6 Setiap warga umur 15 -59 tahun mendapat 0
skrining kesehatan sesuai standar minimal
satu tahun/satu kali
13,4% Kurang
7 Setiap warga umur >60 tahun mendapat
skrining kesehatan sesuai standar 0
41% Kurang
8 tingkat kesembuhan pasien TB paru 10
97% Baik
9 kepatuhan terhadap pemeriksaan standar TB 97% 10 Baik
paru

10 error rate pemeriksaan BTA 10


0% Baik
11 penanganan bumil KEK 0
41,5% Kurang
12 penanganan balita gizi kurang 10
100% Baik
13 setiap penderita hipertensi mendapat
pelayanan sesuai standar 10
100% Baik
14 setap penderita diabetes melitus mendapat
pelayanan sesuai standar 10
100% Baik
15 rujukan pasien BPJS non spesialistik
(penanganan 144 penyakit) 0
11,4% Kurang
16 setiap penderita ODGJ mendapat pengobatan
sesuai standar 0
28% Kurang

Rata-rata nilai
59% 6,5 Cukup

Dengan melihat tabel diatas hasil kinerja mutu pelayanan kesehatan


Puskesmas Simbarwaringin tahun 2017 adalah 6,5 ( termasuk kinerja Cukup )

1. Hasil Total Kinerja Kegiatan di UPT Puskesmas Simbarwaringin Tahun


2017

Tabel. 5. Hasil Total Kinerja Kegiatan UPT Puskesmas Simbarwaringin


Tahun 2017
No
. Komponen Kegiatan Pencapaian Tingkat Kinerja Keterangan
1 Pelayanan Kesehatan 72,5 % Kurang
2 Manajemen 7,8 Cukup
3 Mutu 6,5 Cukup
BAB IV
ANALISIS HASIL KINERJA

1. Hasil Kinerja UPT Puskesmas Simbarwaringin Tahun 2017


1. Hasil Kinerja Kegiatan (Upaya Kesehatan Wajib Dan Upaya
Kesehatan Pengembangan) UPT Puskesmas Simbarwaringin
Tahun 2017
Dari grafik diatas semua kegiatan belum mencapai 100 %, termasuk
kurang yaitu : upaya kesehatan essensial (76,5 %) dan upaya
kesehatan pengembangan (58%).
Kemudian dapat kita jabarkan lagi ke dalam pencapaian kinerja per
kegiatan.

GRAFIK CAKUPAN LAYANAN PUSKESMAS


CAKUPAN( % )

PROMKES

100

75
PENGEMBANGAN KIA

50 72
58

77 67
PENGOBATAN KESLING

73

95

GIZI P2M
Promkes

1. presentasi rumah tangga ber PHBS (75%) rumah


100%
8. jumlah organisasi masyarakat yg memanfaatkan sumberdaya utk mendukung kesehatan (0%) organisasi 2. presentasi desa siaga aktif (0%) desa
50%

0%
7. jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR nya utk program kesehatan (0%) 3. presentasi SD yang mempromosikan kesehatan (33%) SD

6. persentasi desa yang memanfaatkan dana desa 10% untuk UKBM (75%) desa 4. Jumlah posyandu purnama (100%) posyandu
5. poskesdes beroperasi aktif (50%) poskesdes

Dari grafik di atas terlihat bahwa untuk kegiatan presentasi rumah


tangga ber PHBS sudah 75%,presentasi desa siaga aktif masih
0%,dan presentasi SD yang mempromosikan kesehatan baru tercapai
33%,dan poskesdes beroperasi aktif sudah 50% yang berarti bahwa
sudah 4 kampung/desa dari 8 kampung/desa yang ada di wilayah
kerja UPT Puskesmas Simbarwaringin. Kemudian posyandu yang ada
di wilayah kerja Puskesmas Simbarwaringin sudah 100% posyandu
punama dan presentasi desa yang memanfaatkan dana desa 10%
untuk UKBM sudah 75%,yang artinya sudah 6 desa yang
memanfaatkan dana desa.
KESLING

Pengawasan dan pembinaan pengelolaan air minum (83%)

Pemeriksaan penyehatan jamban keluarga (82%) 100% Pelaksanaan kampung STBM (100%)

50%
Pelaksanaan kampung ODF (100%) Pengawasan dan pembinaan TPM (95%)

0%

Inspeksi sanitasi sarana pembuangan sampah dan limbah (48%) Pengawasan rumah sehat (41%)

Inspeksi sanitasi air minum (70%) Inspeksi sanitasi TTU(60%)

Terlihat bahwa kegiatan STBM sudah 100% (2 desa dari 8 desa yang
ditargetkan sudah tercapai semua),pengawasan dan pembinaan TPM
juga sudah baik yaitu 95%,namun pengawasan rumah sehat baru
41% masih kurang dan inspeksi sanitasi TTU juga masih kurang
yaitu 60% ,inspeksi sanitasi air minum
KIA KB
capaian Series2

1. Setiap bumil mendapatkan pelayanan K1 sesuai standar 99%


12. Akseptor KB aktif di Puskesmas 65% 2. setiap bumil mendapat peayanan k4 sesuai standar 85%
100%

11. kegiatan P4K 15% 3. DO bumil kurang dari 20% 71%


50%

10. Setiap ibu hamil resti mendapatkan pelayanan 62% 0% 4. Persalinan oleh tenaga kesehatan di Fasyankes 86%

9. Setiap bumil diperiksa HbsAg dan HIV 50% 5. Pelayanan KN1 sesuai standar 86%

8. Setiap bumil resti mendapatkan pendampingan 62% 6. Semua bayi dan balita terdeteksi secara dini tumbangnya 56%
7. Setiap neonatus resti mendapatkan pelayanan 31%

Untuk kegiatan KIA dan KB,terlihat kegiatan bumil K1 99% dan K4


sesuai standar 85% dan DO Bumil yang seharusnya di bawah 20%
ini masih tinggi 71%,persalinan oleh tenaga di fasyankes
86%,pelayanan KN 1 sesuai standar 86%,setiap bumil resti mendapat
pendampingan 96 dari 156 bumil resti yang ada atau sekitar
62%,dan kegiatan P4K baru tercapai 15%,pemeriksaan HbsAg bumil
dan HIV 50%,semua bayi dan balitaterdeteksi secara dini
tumbangnya 56%,dan neonatus resti yang mendapakan pelayanan
31%,akseptor KB aktif di puskesmas 65% sesuai target dari dinas
kesehatan.
GIZI

Pemberian kapsul Vit A dosis 200.000 UI pada balita 2 x /tahun (84%)


Cakupan bayi baru lahir yang mendapatkan Inisiasi Menyusu Dini (43%) Pemberian tablet Fe 90 hari pada bumil (84%)
200%
Pemberian PMT Pemulihan pada balita gizi kurang (22%) Pemberian PMT pemulihan pada balita gizi buruk ( 100%)
100%

Pemberian tablet Fe pada remaja putri (2,7%) 0% Balita naik berat badannya (84,2)

Pemberian ASI Ekskusif (81%) Penemuan balita bawah garis merah (200%)

Penanganan balita gizi buruk (100%) Kegiatan penanganan bumil KEK (41,5%)
Kegiatan sosialisasi penggunaan garam beryodium di desa (100%)

Untuk program gizi pemberian PMT pemulihan pada balita gizi buruk
100%,balita naik berat badannya 84,2%,dan penemuan balita bawah
garis merah mencapai 200% atau sekitar 68 anak dari 34 anak yang
ditargetkan,kemudian pemberian tablet Fe 90 hari pada bumil
84%,kegiatan penanganan bumil KEK 41,5%,kegiatan sosialisasi
penggunaan garam beryodium di desa sudah 100%,pemberian ASI
eksklusif 81%,pemberian tablet Fe pada Remantri masih rendah yaitu
2,7%,pemberian PMT pemulihan pada balita gizi kurang
22%,cakupan bayi baru lahir yang mendapatkan inisiasi menyusu
dini 43%. Masih banyak target yang belum tercapai pada program
gizi.

P2M
capaian Column1
P2 Imunisasi 94%
100%

PTM 50% P2 TB Paru 67 %


50%

0%

P2 Surveilans 63% P2 ISPA 100 %

P2 Diare 84%

Kinerja P2M yang sudah mencapai 100% adalah ISPA,dan yang belum
mencapai 100% P2 TB Paru 67%,Diare 84%,surveilan 63%,PTM 50%,dan P2
Imunisasi sudah mendekati 100% yaitu 94%.

Pencapaian kinerja Upaya Kesehatan Pengembangan yang sudah mencapai


100 % yaitu program Pengobatan Tradisional(Batra), adalah Upaya kesehatan
Usila 67% hal ini dikarenakan tidak semua kelompok usila yang
dibina,dipantau kesehatannya oleh nakes. Kesehatan Jiwa 34%,usaha
kesehatan kerja 57%,pelayanan keluarga rawan sesuai standar 48%, dan
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi 73 %. Seperti dijabarkan pada
grafik di bawah ini :
essensial pengembangan
capaian Column1
lansia 67%
100%

Batra 100% keswa 34%


50%

0%

kesgilut 73% UKK 57%

Perkesmas 48%

1. Hasil Kinerja Kegiatan Manajemen Puskesmas


Kinerja Manajemen dibagi menjadi 4 variabel, yaitu : manajemen
operasional puskesmas, manajemen alat dan obat, manajemen
keuangan, dan manajemen ketenagaan. Berikut ini gambaran
pencapaian kinerja manajemen di UPT Puskesmas Simbarwaringin 2018.

GRAFIK KEGIATAN MANAJEMEN PUSKESMAS

NILAI

M.Umum 5
10
M.Keuangan 10 M. Sumber Daya 9
10
5 9
5

0
6
M. Pemberdayaan Masy.10 10 M.Ketenagaan 6
4

10
Data dan Informasi 10 M.Program 4

Terlihat bahwa pencapaian kinerja sebagian besar cukup (7,6), tetapi


masih ada yang kurang yaitu manejemen program 4 .
Pada manajemen puskesmas,Puskesmas Simbarwaringin belum
mempunyai Renstra Lima Tahunan,tidak menyusun RPK dan RUK ,dan
minilok tribulanan dilaksanakan kurang dari 2x setahun,kemudian
membuat PKP tapi tidak mengirimkan ke dinas kabupaten.
Pada manajemen sumber daya,kegiatan mencatat penerimaan dan
pengeluaran obat di setiap unit pelayanan baru sebagian besar,kegiatan
yang lain seperti inventarisasi,struktur organisasi dan pembagian tugas
sudah baik semua.
Pada manajemen Keuangan sudah baik semua.
Pada manajemen ketenagaan baru sebagian besar pegawai yang
melaksanakannya.
Pada manajemen Program baru beberapa yang mempunyai analisa dan
perumusan masalah.
Sistem Pencatatan dan Pelaporan sudah berjalan baik seperti e-
puskesmas.
Manajemen pemberdayaan masyarakat juga sudah baik.

1. Hasil Kinerja Mutu Pelayanan Kesehatan

Untuk kinerja mutu pelayanan kesehatan semua variabel bernilai cukup


(6,5%).

1. Hasil Kinerja UPT Puskesmas Simbarwaringin Tahun 2018

Tabel 6. Trend Pencapaian Kinerja UPT Puskemas Simbarwaringin

Pencapaian
NO Jenis Kegiatan Trend
Tahun 2016 Tahun 2017

1 Cakupan Pelayanan Kesehatan 80% 77 %

2 Manajemen Puskesmas 7,2 7,8

3 Mutu Pelayanan Kesehatan 8,3 6,5

Dari tabel di atas terlihat cakupan pelayanan kesehatan dan manajemen


puskesmas mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya,tapi pada mutu
pelayanan kesehatan tahun 2017 mengalami penurunan. Dan ini yang menjadi
fokus untuk tahun 2018 meningkatkan mutu pelayanan kesehatan menjadi lebih
baik lagi.
GRAFIK MUTU PELAYANAN PUSKESMAS
NILAI 10
KIA; 9

KESWA; 7
5

PTM; 7

BP; 0UKS;
0 0 0
LANSIA;

GIZI; 5

LAB; 10 P2M; 10

Seperti terlihat pada grafik di atas kegiatan UKS,BP,LANSIA nilainya masih 0


karena capaian kinerjanya masih dibawah 60%,untuk kegiatan GIZI nilainya 5,dan
kegiatan PTM dan KESWA nilainya 7,KIA 9 dan kegiatan P2M dan Lab sudah
mencapai nilai 10.

1. IDENTIFIKASI MASALAH DAN ALTERNATIF


IDENTIFIKASI MASALAH
Dengan melihat gambaran di atas hasil kinerja kegiatan UPT Puskesmas
Simbarwaringin 2017 memprioritaskan masalah sebagai berikut:
1. Desa siaga 0%
2. Kegiatan P4K 15%
3. Penanganan Bumil KEK 41,5%
4. Pembinaan Inspeksi TTU 60%
5. P2 Hepatitis 50%
6. P2 DBD 31%
7. Kegiatan KESWA 34%
Dalam mengidentifikasi dan menganalisa masalah UPT Puskesmas
Simbarwaringin menggunakan fish bone.
Target Pencapaian Desa Siaga Aktif

MANUSIA METODE

FMD tidak aktif Dukungan lintas sektoral tidak


maksimal

Advokasi Lintas Sektoral


Petugas dan kader kurang
aktif

Target desa siaga


aktif tidak tercapai
50%

-media informasi utk Terbatasnya dana


Banyak masyarakat
sosialisasi kurang operasioanal untuk
yang tidak
- perlengkapan kunjungan
kurang memanfaatkan
- bangunan poskesdes
poskesdes belum
ada di semua desa

SARANA DANA LINGKUNGAN


ANALISA MASALAH
PROGRAM PROMKES
PRIORITAS ALTERNATIF
NO INDIKATOR MASALAH PRIORITAS MASALAH PENYEBAB MASALAH PENYEBAB PEMECAHAN RENCANA TINDAK LANJ
MASALAH MASALAH
Semua desa di 1. M
Target a. Dukungan lintas
wilayah kerja E
pembentukan sektoral tidak Advokasi Sosialisasi tentang
puskesmas T a. Advokasi lintas
1 desa siaga aktif maksimal berjenjang dengan pemanfaatan poskesde
simbarwaringin O sektoral kurang
tidak tercapai b. Advokasi lintas lintas sektor
menjadi desa D
50% sektoral kurang
siaga aktif E
2. MANUSIA a. Petugas dan kader 2. Forum Masyarakat Pembentukan Pembentukan FMD di
kurang aktif Desa tidak aktif Forum Masyarakat kampung dan kelurah
Desa
b. FMD tidak aktif
3. SARANA a. Media informasi Bangunan Pengadaan gedung Pengadaan gedung
untuk sosialisasi poskesdes belum poskesdes di poskesdes melalui dan
kurang semua desa
ada di semua desa desa

b. Perlengkapan
kurang
c. Bangunan
poskesdes belum
ada di semua desa
4. LINGKUN Banyak masyarakat Banyak masyarakat Sosialisasi ke Pengadaan banner,leaflet
GAN yang tidak yang tidak masyarakat dan
memanfaaatkan memanfaaatkan pamong tentang
poskesdes poskesdes pemanfaatan
poskesdes
5. DANA Terbatasnya dana Terbatasnya dana Pengajuan Mengusulkan dana operas
operasional operaional anggaran untuk poskesdes dari dana desa d
pembinaan dana dari BOK
poskesdes

ANALISA MASALAH MENGGUNAKAN FISH BONE


PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK TAHUN 2017
PUSKESMAS SIMBARWARINGIN
Target Pencapaian kegiatan P4K

MANUSIA METODE

Kurangnya advokasi lintas sektoral


Pelatihan khusus tentang P4K
belum ada

Masih ada angka kematian Belum terbentuknya kader


ibu P4K

Keluarga belum mengetahui Penempatan stiker belum


tentang P4K memenuhi target

Kegiatan P4K
tercapai 15% dari
target 100%
Kurang keterlibatan
masyarakat dan
Stiker P4K Terbatasnya dana perangkat desa
Buku KIA operasioanal dengan program
Lokasi bumil yang jauh dari
P4K
jangkauan nakes

SARANA DANA LINGKUNGAN


ANALISA MASALAH
PROGRAM KIA
PRIORITAS PRIORITAS PENYEBAB UPAYA PEMECAHAN
NO INDIKATOR MASALAH PENYEBAB MASALAH RENCANA TINDAK LAN
MASALAH MASALAH MASALAH
a. kurangnya advokasi
Presentase desa Kegiatan P4K lintas sektoral
1. Belum terbentuknya kader
yang tercapai 15% b. belum terbentuknya Pembentukan kader Pelatihan kader P4K
1 M P4K
melaksanakan dari target kader P4K P4K di setiap desa
P4K 100% 100% c. pemasangan stiker belum
memenuhi target
2. M a. masih ada angka Masih ada angka kematian a. pendataan bumil Pendataan bumil da
AN kematian ibu (1 org) ibu (1 org) pada kelas ibu pemeriksaan ANC
US b. keluarga belum b. pemeriksaan ANC dilakukan secara ru
IA megetahui tentang P4K terpadu setiap bulan di desa
c. pelatihan khusus tentang fasyankes
P4K blm ada

3. SA a. stiker P4K Stiker P4K Pengadaan stiker P4K a. pemasangan stiker P4


RA b. buku KIA dan buku KIA depan rumah bumil
NA b. pengisian buku KIA s
bumil periksa

4. LI a. Kurang keterlibatan Kurang keterlibatan Melibatkan Peningkatan komitmen


N masyarakat dan perangkat masyarakat dan perangkat masyarakat dan bersama dan berjenjang
G desa dengan program P4K desa dengan program P4K perangkat desa dalam setiap elemen pemerinta
K b. lokasi bumil yang ajuh kegiatan P4K masyarakat
U dari jangkauan nakes
N
GA
N
5. DA Terbatasnya dana Terbatasnya dana Pengajuan anggaran Pengusulan anggaran m
NA operasional operaional kegiatan P4K dana BOK dan Dana Ds

ANALISA MASALAH MENGGUNAKAN FISH BONE


PROGRAM GIZI TAHUN 2017
PUSKESMAS SIMBARWARINGIN

Target Pencapaian Penanganan Bumil KEK

MANUSIA METODE

Kurangnya konseling dan penyuluhan


Kurang pengetahuan bumil tentang gizi bumil
gizi seimbang

Kapasitas petugas Pendataan bumil KEK kurang


dalam pemantauan Pelayanan bumil yang tidak valid
bumil KEK masih standar
kurang
Pola makan bumil yang
kurang teratur

Kegiatan
Penanganan Bumil
KEK 41,5% dari
target 100%
Sistem pencatatan dan Dukungan dari
pelaporan yang kurang keluarga dan
baku Terbatasnya dana masyarakat yang
operasioanal kurang
Lokasi bumil yang jauh dari
jangkauan nakes

SARANA DANA LINGKUNGAN

ANALISA MASALAH
PROGRAM GIZI
PRIORITAS PRIORITAS PENYEBAB UPAYA PEMECAHAN
NO INDIKATOR MASALAH PENYEBAB MASALAH RENCANA TINDAK LAN
MASALAH MASALAH MASALAH
1 Semua bumil Kegiatan 1. a. kurangnya konseling Pelayanan bumil yang a. Pelayanan bumil a. pendataaan bumil
KEK mendapat penanganan M dan penyuluhan gizi bumil kurang standar sesuai standar : di seluruh fasyankes
pelayanan bumil KEK b. pendataan bumil KEK 1.pengukuran BB kelas ibu
sesuai standar 41,5% dari kurang valid 2. Pengukuran TB b. pelayana ANC terp
100% target c. pelayanan bumil yang 3. Pengukuran LILA
capaian kurang standar 4. Pemberian tablet Fe
5. Penyuluhan dan
Konseling Gizi
b. Pendampingan
bumil KEK
2. MAN a. kurangnya Kapasitas petugas dalam Peningkatan kapasitas Mengadakan semina
USIA pengetahuan bumil pemantauan bumil KEK petugas dengan pelatihan petugas
tentang gizi seimbang masih kurang pelatihan dan seminar
b. kapasitas petugas alam
pemantauan bumil KEK
masih kurang
c. pola makan bumil yang
kurang teratur

3. SAR Sistem pencatatan dan Sistem pencatatan dan Buat sistem pencatatan Melanjutkan sistem
ANA pelaporan yang kurang pelaporan yang kurang pelaporan yang baku pencatatan dan pelapora
baku baku yabg sudah baku

4. DAN Terbatasnya dana Terbatasnya dana Pengajuan anggaran Mengusulkan anggaran d


A operasional operasional dana operasional melalui dana BOK dan da
operasional lain yang
mendukung
5. LING a. dukungan dari Dukungan dari keluarga Penyuluhan kepada Koordinasi dengan petug
KUN keluarga dan masyarakat dan masyarakat yang keluarga dan bidan desa dan aparat
GAN yang kurang kurang masyarakat tentang kampung/desa
b. lokasi bumil yang jauh gizi bumil
dari jangkauan nakes
ANALISA MASALAH MENGGUNAKAN FISH BONE
PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2017
PUSKESMAS SIMBARWARINGIN

Target Pencapaian Pengawasan Tempat Tempat Umum

MANUSIA METODE

Kurangnya koordinasi lintas sektoral


Kurangnya kesadaran dari para
pengusaha mengenai pentingnya
sanitasi TTU

Kurangnya Kurangnya penyuluhan


pengetahuan masyarakat tentang sanitasi TTU
tentang sanitasi TTU

Kegiatan
Pengawasan TTU
60% dari 100%
Sanitarian Kit belum Tempat pembuangan
dimiliki oleh petugas sampah dan limbah
Terbatasnya dana yang tidak standar
operasioanal
SARANA DANA LINGKUNGAN

ANALISA MASALAH
PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN
PRIORITAS PRIORITAS PENYEBAB UPAYA PEMECAHAN
NO INDIKATOR MASALAH PENYEBAB MASALAH RENCANA TINDAK LAN
MASALAH MASALAH MASALAH
pengawasan TTU :
Pasar
a. kurangnya koordinasi lintas Penyuluhan dan
Pengawasan Pengawasan 1. Kurangnya penyuluhan Pangkas rambut
sektoral pengawasan di semu
1 TTU di semua TTU 60% dari M tentang sanitasi TTU Salon
b. kurangnya penyuluhan TTU
tempat usaha target 100% Tempat-tempat
tentang sanitasi TTU
ibadah
Pertokoan,dll
2. MA a. kurangnya kesadaran dari kurangnya kesadaran Kerjasama lintas Menjalin kerjasama
NUS para pengusaha mengenai dari para pengusaha sektoral sektoral dengan par
IA pentingnya sanitasi TTU mengenai pentingnya pemilik TTU
b. kurangnya pengetahuan sanitasi TTU
masyarakat tentang sanitasi
TTU

3. SAR Belum dimilikinya sanitarian Belum dimilikinya Pengajuan sanitarian Buat permintaan sanitar
ANA Kit oleh petugas sanitarian Kit oleh petugas kit ke dinas kit
kesehatan
4. DAN Terbatasnya dana operasional Terbatasnya dana Pengajuan dana Pengusulan anggaran
A operasional operasional operasional melalui dana
dan dengan pihak terkai
5. LIN Tempat pembuangan sampah Tempat pembuangan Membuat aturan Mensosialisasikan atura
GKU dan limbah yang tidak sampah dan limbah yang baku tentang sudah baku
NGA memenuhi syarat standar tidak memenuhi syarat pembuangan
N standar sampah dan limbah
di TTU

ANALISA MASALAH MENGGUNAKAN FISH BONE


PROGRAM KESWA TAHUN 2017
PUSKESMAS SIMBARWARINGIN
Target Pencapaian Penyuluhan KIE Keswa dan Napza

MANUSIA METODE

Kurangnya sosialisasi penanganan


Pengetahuan masyarakat yang masih ODGJ
kurang Penanganan ODGJ
yang belum
Koordinasi Petugas jiwa dengan bidan maksimal
desa di wilayah kerja dan lintas Masih rendahnya kunjungan rumah
sektoral pasien ODGJ oleh petugas
Penjaringan ODGJ
Kurangnya kesadaran pentingnya penyuluhan belum di semua desa
kesehatan jiwa

Kurangnya pengetahuan / tenaga


Kegiatan kesehatan
terlatih keswa
jiwa tercapai 34%
dari target 100%
Belum adanya kader
keswa
Terbatasnya dana
Masyarakat dan
operasional untuk
Sebagian besar penderita keluarga belum
kunjungan ke desa
odgj tidak memiliki kartu JKN memahami
penanganan ODGJ

DANA
SARANA LINGKUNGAN
ANALISA MASALAH
PROGRAM KESWA
N INDIKATO MASALA PRIORITAS UPAYA PEMECAHAN RENCANA TINDAK
PRIORITAS MASALAH PENYEBAB MASALAH
O R H PENYEBAB MASALAH MASALAH LANJUT
a. Kurangnya sosialisasi
Kegiatan
penanganan ODGJ Melakukan a. penjaringan ODGJ
kesehata M
b. Masih rendahnya kunjungan sosialisasi program di semua desa
Berjalanny n jiwa E
rumah pasien ODGJ oleh petugas keswa dan Napza di b. penanganan
a kegiatan tercapai T Kurangnya sosialisasi
1 c. Penanganan ODGJ yang belum sekolah dan ODGJ spt :
kesehatan 34% dari O penanganan ODGJ
maksimal masyarakat serta pengawasan minum
jiwa target D
d. Penjaringan ODGJ belum di koordinasi dengan obat,konseling,pence
100% E
semua desa kader keswa gahan kekambuhan

2. a. Pengetahuan masyarakat yang Koordinasi Petugas a.Berkoordinasi dan Pelatihan tenaga


MANUSIA masih kurang jiwa dengan lintas bekerja sama dengan keswa dan bidan
b. Koordinasi Petugas jiwa dengan program,lintas Gasbinsa desa
lintas program,lintas sektoral,dan sektoral,dan jaringan b.Berkoordinasi dan
jaringan di wilayah kerja dalam di wilayah kerja dalam berkerjasama
penanganan ODGJ penanganan ODGJ dengan lintas
c. Kurangnya kesadaran program
pentingnya penyuluhan c.Berkoordinasi dan
kesehatan jiwa berkerjasama
dengan linsek
d.Kurangnya pengetahuan /
tenaga terlatih keswa

3. SARANA a. belum adanya kader keswa Belum adanya kader Pembentukan kader Pembinaan
b. sebagian besar penderita ODGJ keswa keswa di semua desa kader keswa
tidak mempunyai kartu JKN secara rutin

4. DANA Terbatasnya dana operasional Terbatasnya dana Pengajuan dana Pengusulan


untuk kunjungan ke desa operasional untuk operasional dana lewat BOK
kunjungan ke desa
5. Masyarakat dan keluarga belum Masyarakat dan Penyuluhan di Penyuluhan juga
LINGKUNG memahami penanganan ODGJ keluarga belum semua desa dilakukan saat
AN memahami penanganan ODGJ kunjungan
penanganan ODGJ rumah
1. Target Pencapaian DDHB/Pemeriksaan HBsAg ( Deteksi dini Hepatitis B ) Pada kelompok resti Bumil masih kurang

MANUSIA METODE

Kinerja petugas < Sosialisasi kader pentingnya


Bumil tidak melakukan Pemeriksaan DDHB pemeriksaan DDHB

Ibu Takut dilakukan


Pemeriksaan DDHB Koordinasi lintas program/sektoral<

Peran UKBM <


Penyuluhan kesehatan
Kurangnya Antusiasme Ibu Hamil untuk masyarakat tentang bahaya
melakukan pemeriksaan DDHB Hepatitis
Masih Kurangnya Cakupan
Pemeriksaan HBs Ag Pada
Kelompok Bumil Resti
- Media Edukasi dan Kurangnya dana
Tidak Adanya
Informasi < Sosialisasi kader
dukungan keluarga
-leflet tentang
-Kurangnya pemeriksaan DDHB untuk pemeriksaan
Buku panduan Tersebut
Hepatitis Kurangnya antusiasme masyarakat
Rapid HbsAg
tentang pemeriksaan DDHB bumil

SARANA DANA LINGKUNGAN

ANALISA MASALAH
PROGRAMER HEPATITIS
PRIORITAS
PENYEBAB UPAYA PEMECAHAN RENCANA TINDAK
NO INDIKATOR MASALAH PRIORITAS MASALAH PENYEBAB
MASALAH MASALAH LANJUT
MASALAH
Cakupan Cakupan Kerjasama lintas Menjalin kerjasama
1 1. METODE Sosialisasi kader 1. Penjaringan Bumil
pemeriksaan program program dengan program KIA
Hbs Ag Pada Jauh dari Kerjasama lintas 2. Pendataan Bumil di
Bumil sasaran program
Masih Kurang 49,8% Peran UKBM Wilayah Pkm
Sbw
2. MANUSIA Bumil tidak Bumil tidak Melakukan 3. Pemeriksaan HbsAg
melakukan melakukan pemeriksaan HbsAg
pemeriksaan DDHB pemeriksaan DDHB Bumil melalui kelas
ibu
Ibu takut
melakukan
pemeriksaan DDHB
Kurangnya
antusiasme bumil
Kinerja petugas
yang kurang
3. SARANA Media edukasi Rapid HbsAg Pengajuan / Pengadaan rapid
permintaan rapid tes HbsAg
ke dinkes
Rapid HbsAg
Buku panduan
4. DANA Kuangnya dana Kurangnya dana Pengajuan dana Dana kader melalui
sosialisasi kader sosialisasi kader kader melalui dana dana desa
desa
5. LINGKUNGAN Kurangnya Kurangnya Penyuluhan pada Penyuluhan yang rutin
dukungan keluarga dukungan keluarga keluarga khususnya
bumil
Kurangnya
antusiasme
masyarakat
Bab V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
UPT Puskesmas Simbarwaringin tahun 2018 telah melaksanakan penilaian kerja
tahun 2017 dengan hasil sebagai berikut :

1. Kinerja cakupan yankes dgn nilai 85 % termasuk kategori kinerja Cukup


2. Kinerja kegiatan manajemen puskesmas dgn nilai

7,3 termasuk kategori kinerja cukup

3. Kinerja mutu yankes dgn nilai 6,5 Termasuk

kategori kinerja cukup

1. Dengan melihat gambaran diatas hasil kinerja UPT Puskesmas


Simbarwaringin tahun 2017 dapat dikategorikan perjenis kegiatan sebagai
berikut :
1. Kategori Kinerja Cukup

– Upaya Kesehatan Lingkungan


– Upaya Kesehatan Ibu & Anak Termasuk KB
– Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
– Upaya Pengobatan
– Upaya Kesehatan Mata / Pencegahan Kebutaan
– Perawatan Kesehatan Masyarakat

1. Kategori Kinerja Cukup

– Upaya Kesehatan Usia Lanjut


– Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi

1. Kategori Kinerja Cukup

– Promosi Kesehatan
– Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
– Kesehatan Jiwa
5. Untuk kinerja manajemen puskesmas yang termasuk kinerja sedang adalah
manajemen alat dan obat.
B.Saran dan Usul

 Monitoring dan evaluasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten lebih diaktifkan.


o Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor serta

berbagai upaya untuk lebih meningkatkan partisifasi masyarakat

 Diharapkan untuk tahun – tahun ke depan, masing – masing program dapat


meningkatkan hasil kinerjanya, terutama untuk program – program yang hasil
pencapaian kegiatannya masih di bawah target sasaran.
 Untuk lebih meningkatkan kualiatas pelayanan dan mengantisipasi segala
dampak pembangunan perlu dibuat upaya baru dalam menanggulangi dan
menghadapi masalah – masalah yang timbul.
 Sumber daya kesehatan perlu terus ditingkatkan baik kualitas maupun
kuantitas.

Anda mungkin juga menyukai