• Faktor risiko:
• Kekebalan tubuh lemah
• ODHIV
• Malnutrisi
• Sedang pengobatan kanker
• Sedang menjalani hemodialisis
• Sedang menggunakan steroid jangka panjang
TIDAK
TERINFEKSI TBC
TERINFEKSI TBC
60 – 70%
30 – 40 %
Uji tuberculin atau IGRA positif Uji tuberculin atau IGRA positif
Foto toraks normal Foto toraks abnormal tetapi bisa normal pada orang
imunokompromis atau TB ekstraparu
Hasil pemeriksaan mikrobiologi negative (BTA, kultur, Hasil pemeriksaan mikrobiologi dapat positif ataupun
dan TCM) negatif, termasuk pada kasus TB ekstraparu
Tidak dapat menularkan Tb ke orang lain Dapat menularkan kuman TB ke orang lain
Perlu terapi pencegahan pada kondisi tertentu Perlu pengobatan sesuai standar terapi TB
Sasaran TPT pada ILTB
1. Orang dengan HIV (ODHIV)
2. Kontak serumah dengan pasien TBC paru yang terkonfirmasi bakteriologis:
a. Anak usia <5 tahun
b. Anak usia 5-14 tahun
c. Remaja dan dewasa (usia ≥15 tahun)
3. Kelompok risiko lainnya dengan HIV negatif
a. Pasien immunokompromais lainnya (Pasien yang menjalani pengobatan kanker, pasien yang
mendapatkan perawatan dialisis, pasien yang mendapat kortikosteroid jangka panjang,
pasien yang sedang persiapan transplantasi organ, dll).
b. Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), petugas kesehatan, sekolah berasrama, barak militer,
pengguna narkoba suntik.
Apa syarat pemberian TPT ?
1. Kelompok risiko tinggi
2. Tidak sakit TBC
3. Infeksi laten TBC*
4. Tidak ada kontra indikasi pemberian TPT
Bagaimana menentukan seseorang tidak
sakit TB dan terindikasi pemberian
TPT ?
Bagaimana menentukan seseorang tidak sakit TBC dan terindikasi
pemberian TPT ?
Gejala
• Pada ODHIV dan anak kontak
Pastikan ada gejala TBC atau tidak: usia di bawah 5 tahun pemberian
• Batuk TPT dapat dilakukan dengan
• Demam skrining gejala TBC tanpa harus
dilakukan pemeriksaan TST atau
• BB turun atau tidak naik IGRA maupun rontgen thorax.
• Lesu
• Keringat malam
Uji Tuberkulin
Uji IGRA
Imunologi Diagnostik TBC
Andersen 2000
Mekanisme imunologi melibatkan sel T dan APC
23
Prosedur Uji Tuberkulin (TST)
Alat dan Bahan:
1. Kapas alkohol
2. Larutan PPD RT 23 – 2 TU atau PPD-S 5 TU
3. Disposable tuberculin syringe
4. Jarum Suntik 26-27 G
5. Medical disposal box
6. Non-Medical disposal box
7. Alcohol based hand rub
8. Model tangan/pasien
9. Penggaris transparan
10. Pena
Prosedur Uji Tuberkulin (TST)
PERSIAPAN
1. Sapa orangtua pasien /pasien dan perkenalkan diri. Berikan penjelasan pada orangtua/ pasien apa yang akan dilakukan dan
bila tidak jelas dapat mengajukan pertanyaan (informed consent)
PROSEDUR
2. Hand hygiene.
3. Ambil 0.1 ml larutan PPD RT-23 2 TU solution atau PPD-S 5 TU ke dalam disposable tuberculin syringe
4. Ganti jarum suntik dengan yang baru (ukuran 26-27 G)
5. Apus daerah yang akan dilakukan penyuntikan (permukaan volar lengan bawah 5-10 cm dibawah lipat siku) dengan kapas
yang dibasahi alkohol 70%. Pilih area kulit yang tidak ada kelainan.
6. Regangkan permukaan kulit.
7. Suntikan jarum dengan hati-hati secara intrakutan dengan bevel jarum menghadap keatas pada sudut 5-15°. Bevel jarum
harus tampak di bawah permukaan kulit.
8. Periksa tempat suntikan. Jika benar akan timbul wheal 6-10 mm pada tempat suntikan.
9. Jika tidak, lakukan penyuntikan ulang di tempat lain dengan jarak minimal 5 cm dari tempat semula.
10. Keluarkan jarum. Masukkan jarum dan syringe pada disposal box.
11. Hand hygiene
12. Catat waktu (tanggal dan jam) dan lokasi penyuntikan pada rekam medis
13. Beri penjelasan kepada orangtua agar membawa kembali anak pada 48-72 jam setelah penyuntikan untuk pembacaan
TST
Prosedur Uji Tuberkulin (TST)
PEMBACAAN TST
13. Metode palpasi: Palpasi/raba tepi lateral indurasi kemudian beri tanda dengan pena, atau
• Periksa tanggal
kadaluarsa pada
vial dan pastikan
vial mengandung
tuberculin
• Siapkan jarum
suntik yang telah
mengandung
tuberculin 0,1 ml.
30
https://www.cdc.gov/tb/publications/posters/images/Mantoux_wallchart.pdf
Injeksi Tuberkulin
Pencatatan tindakan
Catat waktu (tanggal dan jam) serta lokasi
penyuntikkan pada rekam medis
Bevel jarum dapat terlihat di bawah Setelah injeksi, akan timbul wheal pada
permukaan kulir tempat suntikan
https://www.cdc.gov/tb/publications/posters/images/Mantoux_wallchart.pdf 31
Pembacaan Hasil TST
Inspeksi lokasi injeksi
Tandai indurasi
Inspeksi dibawah pencahayaan yang baik
Eritema ((bagian kemerahan di kulit)- tidak diukur Gunakan ujung jari/pulpen sebagai penanda
indurasi
Indurasi – di ukur
https://www.cdc.gov/tb/publications/posters/images/Mantoux_wallchart.pdf 32
Simpulan
5. Studi kasus 1: Seorang laki-laki 37 tahun dengan keluhan batuk darah, bb turun, nafsu makan turun dan keringat malam. Hasil
pemeriksaan TCM sputum MTB Detected medium rifampicin resisten not detected. Pasien memiliki istri dan seorang anak usia 3 tahun
sebagai kontak serumah.Apa yang sebaiknya dilakukan pada istri dan anak pasien sesuai alur pemeriksaan ILTB ?
6. Studi kasus 2: Pasien laki-laki 60 tahun, adalah penderita kanker paru yang telah menjalani kemoterapi lini pertama. Saat ini pasien
mengalami progressive disease dan akan menjalani kemoterapi lini kedua. Pasien saat ini tidak ada keluhan respirasi dan tidak ada
keluhan sistemik seperti demam, keringat malam. Pasien akan discreening untuk ada tidaknya infeksi TBC sebelum menjalani
kemoterapi berikutnya. Tindakan apa yang dilakukan pada pasien ?
7. Studi kasus 3: Seorang laki-laki 50 tahun terdiagnosis TBC paru kasus baru terkonfirmasi bakteriologis dan sudah memulai pengobatan
OAT sejak 2 hari. Mereka tinggal di pegunungan daerah terpencil. Laki-laki itu tinggal bersama istrinya yang berusia 35 tahun dan
cucunya yang berusia 14 tahun. Apa yang bisa dilakukan oleh puskesmas pada istri dan cucu pasien jika fasilitas kesehatan sangat terbatas
dimana tidak tersedia foto thorax, TST/IGRA dan fasilitas TCM ?
Studi kasus 1:
Seorang laki-laki 37 tahun dengan keluhan batuk darah, bb turun, nafsu makan turun dan keringat
malam. Hasil pemeriksaan TCM sputum MTB Detected medium rifampicin resisten not detected.
Pasien memiliki istri dan seorang anak usia 3 tahun sebagai kontak serumah. Apa yang sebaiknya
dilakukan pada istri dan anak pasien sesuai alur pemeriksaan ILTB ?
Studi kasus 2:
Pasien laki-laki 60 tahun, adalah penderita kanker paru yang telah menjalani kemoterapi lini
pertama. Saat ini pasien mengalami progressive disease dan akan menjalani kemoterapi lini kedua.
Pasien saat ini tidak ada keluhan respirasi dan tidak ada keluhan sistemik seperti demam, keringat
malam. Pasien akan discreening untuk ada tidaknya infeksi TBC sebelum menjalani kemoterapi
berikutnya, tindakan apa yang dilakukan pada pasien ?
Studi kasus 3:
Seorang laki-laki 50 tahun terdiagnosis TBC paru kasus baru terkonfirmasi bakteriologis dan sudah
memulai pengobatan OAT sejak 2 hari. Mereka tinggal di pegunungan daerah terpencil. Laki-laki
itu tinggal bersama istrinya yang berusia 35 tahun dan cucunya yang berusia 14 tahun. Apa yang
bisa dilakukan oleh puskesmas pada istri dan cucu pasien jika fasilitas kesehatan sangat terbatas
dimana tidak tersedia foto thorax, TST/IGRA dan fasilitas TCM ?
Terima Kasih