BERNUNG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Sebagai pedoman untuk melaksanakan kegiatan program TB sehingga menurunkan
angka kesakitan dan kematian akibat TB dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
C. Sasaran
Sasaran dari pedoman ini adalah
1. Petugas TB
2. Petugas poli dan dokter yang berkaitan dengan kegiatan TB
3. Pasien yang terdiagnosa TB
E. Batasan Operasional
1.) Berhubungan dengan pasien
- Pasien datang dengan mendaftar di loket.
- Penjaringan suspek dilakukan di semua poli terkait yang menemukan pasien
dengan gejala TB, yaitu : batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih, diikuti
gejala tambahan yakni batuk bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan
lemas, nafsu makan turun, berat badan turun, berkeringat malam hari tanpa
kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan. Setiap orang yang datang ke
Puskesmas dengan gejala tersebut dianggap sebagai suspek pasien TB.
- Pemeriksaan dahak dilakukan dengan mengumpulkan 3 spesimen berupa SPS.
S (sewaktu) : dahak dikumpulkan saat datang berkunjung pertama kali.
P (pagi) : dikumpulkan di rumah pada pagi hari kedua,segera setelah bangun
tidur.
S (sewaktu) : dahak dikumpulkan di UPK hari kedua, saat menyerahkan dahak
pagi.
- Spesimen dikirim ke PRM untuk diperiksa dan hasilnya akan disampaikan ± 1
minggu setelah dahak di berikan.
- Poli P2TB bagi pasien yang sudah terdiagnosa TB di buka setiap hari pada jam
pelayanan pukul 08.00 – 10.00 WIB.
- Bagi pasien TB yang datang dengan membawa rujukan TB 09 dari RS atau
Puskemas lain bisa langsung diterapi OAT sesuai klasifikasi dan ketentuan yang
sudah jelas tanpa harus melalui pemeriksaan dahak lagi.
2.) Berhubungan dengan pengobatan
- Pasien TB di terapi OAT sesuai klasifikasi dan kategorinya. Petugas TB
menyediakan OAT untuk langsung diberikan kepada pasien.
- Bagi pasien yang membutuhkan konsultasi dokter untuk keluhan yang terjadi,
maka petugas membawa ke dokter pemeriksa tanpa antri terlalu lama untuk
menghindari terjadinya infeksi nosokomial terhadap pengunjung di poli.
- Pasien yang mendapat resep obat di kamar obat diberi tulisan Cito pada pojok
atas resep, supaya petugas kamar obat segera mendahulukan untuk menghindari
terjadinya infeksi nosokomial terhadap pengunjung di yang antri di kamar obat.
3.) Berhubungan dengan petugas
- Sebelum menghadapi penderita, petugas harus menggunakan masker khusus N95
untuk melindungi diri
- Pasien menggunakan masker biasa untuk mencegah penularan pada petugas.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Petugas pengelola program TB ada 1 orang. Dengan kualififikasi SDM sebagai berikut :
Distribusi Ketenagaan
Petugas TB 1 orang dengan standar minimal sudah melaksanakan pelatihan TB
DOTS.
Kategori :
1 orang perawat
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. KETENTUAN UMUM
Pasien datang dengan hasil laborat dan atau rujukan BTA / Rontgen / PA yang
menyatakan pasien sakit TB, oleh petugas dicatat pada status Rekam Medis dan
TB01
Petugas memberikan konseling tentang penyakit TB, lamanya pengobatan, efek
samping obat, serta pentingnya kepatuhan dalam pengobatan.
Petugas anamnesa keluhan pasien saat ini dan melakukan pemeriksaan TTV
Petugas menimbang berat badan pasien untuk menentukan jumlah OAT yang
akan diminum
Petugas konsultasikan pada dokter bahwa pasien tersebut menjalani pengobatan
TB dan dokter memberi resep obat lain sesuai keluhan pasien.
Petugas mengambilkan OAT di kamar obat
Petugas kamar obat menyediakan obat tambahan dan diberikan pada pasien /
keluarga
B. PETUGAS PENANGGUNG JAWAB P2TB
- Perawat
C. TATA LAKSANA PELAYANAN P2TB
1.) Petugas menyiapkan alat tulis dan TB 01 kunjungan dan masker
2.) Petugas mengambil rekam medis penderita TB di loket bagi pasien kontrol
3.) Petugas memakai APD masker N95 dan masker surgical untuk pasien
4.) Petugas memanggil nama pasien TB dan mempersilahkan duduk
5.) Petugas meminta kartu TB 02 yang dibawa pasien / PMO untuk dilihat kembali
ketepatan tanggal kontrol dan OAT habis
6.) Mengisi Rekam Medis ; anamnesa keluhan pasien, TTV, timbang badan ( tiap
bulan ) dan identitas pada resep dokter
7.) Memberikan OAT yang sudah disediakan sesuai nama dan jumlah yang diminum
penderita
8.) Menuliskan berapa hari OAT diberikan, tanggal kontrol pada RM dan TB 02
serta memberi tanda pada TB 01
9.) Bagi pasien yang tidak mepunyai keluhan, cukup diberikan OAT dan motivasi
agar pasien banyak makan ( kecuali DM ) yang bergizi
10.) Bagi pasien yang akan di periksa follow up, petugas menuliskan blangko
pemeriksaan dahak ulang pada tanggal yang ditentukan.
11.) Bagi pasien yang mempunyai keluhan sehingga membutuhkan obat yang lain
maka petugas mengkonsulkan pada dokter untuk diperiksa dan diberi obat
tambahan
BAB V
LOGISTIK
A. Logistik OAT
Program menyediakan paket OAT dewasa dan anak dalam bentuk Kombinasi
Dosis Tetap ( KDT ) atau Fixed Dose Combination ( FDC )
B. Logistik Non OAT
Cetakan seperti buku pedoman, formulir pencatatan dan pelaporan ( TB 01, 02,
03, 05, 06 ) serta bahan KIE
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
c. Pelaporan
- Setiap adanya kesalahan pelayanan poli P2TB dilaporkan kepada Tim Mutu
Puskesmas Industri
- Pengaduan dan keluhan pasien terkait dengan pelayanan poli P2TB
dilaporkan kepada Tim Mutu Puskesmas Industri
d. Penanganan/tindak lanjut
- Hasil identifikasi, temuan audit internal, pelaporan dan keluhan atau pengaduan
dibahas dan ditindaklanjuti oleh Tim Mutu dalam Rapat Tinjauan Manajemen
Hasil rapat dilakukan umpan balik kepada penanggung jawab P2TB
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Tujuan
- Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat melindungi
diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
- Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai
resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya, untuk
menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip
“Universal Precaution”.
PENGENDALIAN MUTU
Indikator mutu yang digunakan program P2TB Puskesmas Industri dalam memberikan
pelayanan adalah Kesembuhan pasien TB BTA (+) ≥80 %. Yang dimaksud Kesembuhan
pasien TB BTA (+) adalah dari penderita TB BTA (+) yang diobati, semua terpantau
pengobatan dari awal sampai akhir ditunjukkan denga adanya hasil sputum follow up F-2 (2
bulan pengobatan), F-5 (bulan ke-5 pengobatan) dan F-AP (Akhir pengobatan) dengan hasil
laborat mikroskopis negatif Indikator mutu akan dipantau oleh Tim Mutu Puskesmas
melalui monitoring dan evaluasi pelaksanaan. Pencapaian indikator mutu dibahas dalam
pertemuan tinjauan manajemen dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas.
BAB IX
Pemantapan Mutu P2TB adalah suatu keadaan tentang kualitas penatalaksanaan TB yang
meliputi penemuan pasien TB dan pengobatan dengan strategi DOTS.
A. Penemuan pasien TB
Dilakukan di UPK dengan gejala utama TB Paru adalah batuk berdahak selama 2-3
minggu atau lebih. Diikuti gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk
darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun,
malaise, berkeringat malam hari tanpa aktifitas, demam mriang lebih dari satu bulan.
Maka, perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung (SPS).
B. Diagnosis TB
Suspek TB Paru
Kategori 2 diberikan pada pasien BTA positif yang telah diobati sebelumnya
Berat badan Tahap intensif tiap hari RHZE + S Tahap lanjutan 3 x seminggu
Selama 56 hari Selama 28 hari Selama 20 minggu
30 – 37 kg 2 tablet 4KDT 2 tablet 4KDT 2 tablet 2KDT
+ 500 mg streptomicin inj. + 2 tablet Etambutol
38 – 54 kg 3 tablet 4KDT 3 tablet 4KDT 3 tablet 2KDT
+ 750 mg streptomicin inj. + 3 tablet Etambut
55 – 70 kg 4 tablet 4KDT 4 tablet 4KDT 4 tablet 2KDT
+ 1000 mg streptomicin inj. + 4 tablet Etambut
≥ 71 kg 5 tablet 4KDT 5 tablet 4KDT 5 tablet 2KDT
+ 1000 mg streptomicin inj. + 5 tablet Etambut
E. Tatalaksana TB Anak
Diagnosa sistem skoring ditegakkan oleh dokter
Pasien dengan jumlah skor yang lebih atau sama dengan 6 ( ≥6 ), harus ditatalaksana
sebagai pasien TB dan mendapat OAT.
Parameter 0 1 2 3 Jumlah
Kontak TB Tidak jelas Laporan BTA positif
klg,
BTA (-)
atau tdk
tahu,
BTA
tdk jelas
Uji Tuberkulin Negatif Positif (≥10
mm, atau ≥5
mm pd
keadaan
imunosupresi
Berat badan / KMS BGM Klinis
keadaan gizi atau BB/U gizi
<80% buruk
(BB/U
<60%)
Demam tanpa ≥2 minggu
sebab jelas
Batuk ≥3 minggu
Pembesaran ≥1 cm, jumlah
kelejar limfe >1, tidak nyeri
Pembengkakan Ada
tulang/sendi pembengkakan
panggul, lutut,
falang
Foto toraks Normal/tidak Kesan TB
jelas
Jumlah
b. Tugas PMO
Mengawasi pasien TB agar menelan obat secara teratur
sampai selesai pengobatan
Memberi dorongan kepada pasien agar mau berobat teratur
Mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada waktu
yang telah ditentukan
Memberi penyuluhan pada anggota keluaga pasien TB yang
mempunyai gejala mencurigakan TB untuk segera memeriksakan
diri ke Unit Pelayanan Kesehatan
- Lacak pasien
- Diskusikan dengan pasien untuk mencari penyebab berobat tidak teratur
- Lanjutkan pengobatan sampai seluruh dosis selesai